Anda di halaman 1dari 21

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI

KELOMPOK 5

M. Hidayat Nasution 1411211042

Irma Widia Sari 1411211066

Agustina Yubelina Wakum 1411219002

Iskaini Zulkaham 1411212012

Isma Febriany Adithya 1411212057

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini

dalam rangka memenuhi salah satu tugas perkuliahan Epidemiologi Kesehatan

Reproduksi. Dalam penyusunan makalah ini, kelompok tentunya mendapat

banyak bimbingan ataupun saran dan koreksian. Untuk itu, terima kasih kelompok

ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah bekerja sama

dalam kelompok belajar. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan

bagi kelompok dan juga pembaca.

Kelompok menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam

makalah ini. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Maret 2017

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2

2.1. Konsep Epidemiologi Kesehatan Reproduksi...............................................2

2.1.1 Pengertian Epidemiologi.........................................................................2

2.1.2 Pengertian Kesehatan Reproduksi...........................................................4

2.1.3 Pengertian Epidemiologi Kesehatan Reproduksi....................................5

2.1.4 Tujuan Epidemiologi Kesehatan Reprouksi............................................5

2.1.5 Metode-Metode Epidemiologi Kesehatan Reproduksi............................7

2.1.6 Penggunaan Metoda Epidemiologi dalam Kespro.................................11

2.2. Desain Epidemiologi Kesehatan Reproduksi..............................................11

2.2.1 Pengertian Desain Studi.........................................................................11

2.2.2 Kegunaan Desain Studi..........................................................................12

2.2.3 Langkah Memilih Desain Epidemiologi................................................12

2.2.4 Komponen-Komponen dalam Desain Penelitian...................................13

2.3. Data Epidemiologi Kesehatan Reproduksi..................................................14

2.3.1 Pengertian Data......................................................................................14

2.3.2 Pembagian Sumber Data........................................................................14

ii
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Jenis Data berdasarkan Sumbernya..........15

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1. Kesimpulan..................................................................................................16

3.2. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah

1.3. Tujuan Penulisan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

2.1.1 Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu epi yang artinya

pada, demos yang artinya penduduk dan logos yang artinya ilmu. Epidemiologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi pada masyarakat.

Berikut pengertian epidemiologi dari beberapa ahli :

1. Menurut Mausner dan Kramer epidemiologi adalah studi tentang distribusi

dandeterminan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

2. Menurut Omran epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya

didtribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk,

begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok

penduduk

3. Menurut Mac Mahon dan Pugh epidemiologi adalah cabang ilmu yang

mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan

terjadinya penyakit pada manusia.

4. Menurut W.H. Frost epideniologi adalah suatu ilmu yang mempelajari

timbulnya, distribusi dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan

tempat.

5. Menurut Azrul Azwar epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia

serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

2
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 komponen yang

ada dalam epidemiologi :

1. Frekuensi masalah kesehatan.

Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan besarnya masalah kesehatan yang

terdapat pada sekelompok manusia/ masyarakat. Artinya bila dikaitkan

dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat

yang terserang penyakit, untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang

terjadi pada sekelompok orang atau masyarakat, harus dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menentukan masalah kesehatan, melalui cara :

- Pasien yang berobat ke Puskesmas, terutama penyakit menular yang

berbahaya dapat menimbulkan wabah penyakit.

- Laporan dari masyarakat yang datang ke Puskesmas

- Kunjungan rumah, dalam rangka perawatan keluarga

a. Penelitian/ survey kesehatan

b. Studi kasus

2. Penyebaran (distribusi) masalah kesehatan

Menunjukkan pengelompokkan masalah menurut keadaan waktu, tempat dan

menrurut orang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan (determinan)

Menunjukkan faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang

menerangkan frekuensi, penyebaran atau yang menerangkan penyebab dari

suatu masalah kesehatan itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi masalah

kesehatan adalah:

3
a. Mempelajari timbulnya penyakit pada masing-masing kelompok

penduduk terhadap faktor resiko yang ada

b. Menyususn hipotesis

c. Menguji hipotesis untuk membuktikannya

d. Menarik kesimpulan

2.1.2 Pengertian Kesehatan Reproduksi

Menurut BKKBN (2001), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan

secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang

berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya

kondisi yang bebas dar penyakit dan kecacatan.

Menurut ICPD (1994), kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir

keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari

penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi, serta

proses reproduksi.

Maka kespro didefinisikan sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan

prosesnya.”

Di Indonesia saat ini, disepakati ada empat komponen prioritas kespro,

yaitu:

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2. Keluarga berencana

3. Kespro remaja

4. PMS dan HIV/AIDS

4
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas diatas disebut

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan

Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usia Lanjut, maka pelayanan yang

diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).

2.1.3 Pengertian Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

Studi mengenai distribusi dan determinan status/ kejadian terkait kesehatan

pada populasi manusia dan aplikasi studi ini untuk meningkatkan kesejahteraan

fisik, mental, dan sosial yang sempurna karena berkaitan dengan sistim reproduksi

dan fungsi serta prosesnya.

Studi epidemiologi reproduksi sangat berperan dalam kesehatan

masyarakat dengan:

1. Mengidentifikasi faktor risiko

2. Mengidentifikasi individu dan populasi yang berisiko paling tinggi

3. Memberi pemahaman mengenai jendela kritis kerentanan

4. Mengidentifikasi tempat terjadi masalah kesmas yang paling besar

5. Memantau luas masalah kesmas

6. Mengidentifikasi kedaruratan penanganan masalah

7. Mengevaluasi keefisienan dan keefektifan program pencegahan dan terapi

8. Memberi informasi yang bermanfaat dalam keluarga berencana dan

manajemen pelayanan kesehatan.

2.1.4 Tujuan Epidemiologi Kesehatan Reprouksi

1. Menentukan besarnya masalah kesehatan reproduksi. Langkah yang diambil

dalam menentukan besarnya masalah dengan menggunakan pertanyaan

sebagai berikut :

5
- Pada populasi spesifik mana maslah tersebut terjadi?

- Apa penyebabnya?

- Faktor resiko yang menyebabkan masalah tersebut?

- Bagaimana peran surveilans?

- Reduksi faktor resiko berdasarkan intervensi yang aman dan efektif?

2. Mengenal faktor penyebab dan transmisi. Untuk mengenal terjadinya

penyebab masalah perlu dipikirkan bahwa :

- Penyakit merupakan salah satu gangguan dalam kehidupan manusia dan

kejadian sakit tidak terjadi secara acak

- Penelusuran sistematik dan cermat kelompok penduduk yang berbeda

dapat mengenal faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya

penyakit.

3. Menjadi dasar untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Contoh, untuk

menurunkan insiden preeklampsia/eklampsia dan kematian prenatal

dilakukan intervensi penyuluhan kesehatan tentang nutrisi, tanda-tanda

preeklampsia/ eklampsia dan perlunya antenatal care (ANC) bagi ibu hamil.

Evaluasi program, pada tahun 2003 sampai 2006 dilakukan surveilans untuk

menilai efek intervensi. Hasilnya preeklampsia/ eklampsia menurun dari 18

% menjadi 4 %. Kematian perinatal 10,8/1000 kelahiran menjadi 2/1000

kelahiran. Kesimpulan, intervensi berhasil menurunkan komplikasi kehamilan

yang disebabkan preeclampsia/ eklampsia.

4. Uji intervensi.

Contoh pada identifikasi masalah ditemukan 1 dari 3 wanita di Amerika

merokok, 1 diantara 4 wanita tetap merokok pada masa hamil dan

6
prevalensinya terus meningkat. Pada tahun 1988 dilakukan surveilans di 4

negara bagian Amerika dengan pregnancy risk assessment monitoring system.

Intervensi: uji efek penghentian kebiasaan merokok melalui konseling pada

wanita yang ingin berhenti merokok, dibandingkan wanita yang masih tetap

merokok. Hasil: wanita yang berhenti merokok sejak 5 bulan kehamilannya

akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal yang sama dengan ibu

yang tidak merokok, tetapi ibu yang tidak berhenti merokok pada saat hamil

akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.1.5 Metode-Metode Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

Terdapat 2 tipe pokok pendekatan (metode) dalam epidemiologi yaitu

epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik.

1. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang bagaimana frekuensi peyakit

berubah menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang

(person), tempat (place), dan waktu (time).


a) Orang (person)
- Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan

epiemiologi. Angka kesakitan dan kematian hampir semua keadaan

menunjukkan hubungan dengan umur.


- Jenis kelamin
Angka pada data di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan

lebih tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di

kalangan pria pada semua golongan umur. Tapi untuk Indonesia hal

tersebut masih perlu dipelajari lebih lanjut.


- Kelas sosial

7
Kelas sosial adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan

angka kesakitan atau kematian, variable ini menggambarkan tingkat

kehidupan seseorang.
- Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui

beberapa jalan. Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola

kesakitan banyak dikerjaan di Indonesia terutama pola penyakit kronis,

misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kanker.


- Penghasilan
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin

oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat,

membayar transport, dsb.


- Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,

susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan

perbedaan angka kesakitan dan kematian.


- Status perkawinan
Dalam penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin,

cerai, dan duda/janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu

maupun kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan

tertentu.
- Besarnya keluarga
Pada keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena

penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.


- Struktur keluarga
Struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (penyakit

menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.


b) Tempat (place)

8
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna

untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan

mengenai etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:


- Batas daerah pemerintahan
- Kota dan pedesaan
- Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut

atau padang pasir)


- Negara –negara, dan
- Regional.

Dalam memperbandingkan angka kesakitan atau kematian antar daerah

(tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat):

- Susunan umum
- Susunan kelamin
- Kualitas data, dan
- Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.
c) Waktu (time)

Mempelajari hubungan antra waktu dan penyakit merupakan kebutuhan

dasar di dalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan

penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiojlogis.

Melihat panjangnya waktu terjadinya perubahan angka kesakitan, maka

dibedakan:

1. Fluktuasi jangka pendek


Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya epidemi

keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influenza (beberapa

hari/minggu). Epidemi cacar (beberapa bulan). Fluktuasi jangka pendek atau

epidemik ini memberikan petunjuk bahwa: penderita terserang penyakit yang

sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan waktu inkubasi rata-

rata pendek.
2. Perubahan-perubahan secara siklus

9
perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan timbul dan

memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang

tiap beberapa bulan, tiap tahun atau tiap beberapa tahun, peristiwa semacam

ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan

infeksi. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam

periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun yang disebut

secular trends.
2. Epidemiologi analitik

Pendekatan/metode ini digunakan untuk menguji data dan informasi-

informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif. Pada epidemiologi

reproduksi, dalam proses penelitiannya mencakup masalah kesehatan, pertanyaan

mengenai masalah yang ada, bagaimana masalah dapat dicegah dan dikendalikan,

perumusan hipotesis, dan desain studi yang tepat serta metode statististik untuk

mengkaji hipotesis.

2.1.6 Penggunaan Metoda Epidemiologi dalam Kespro

Epidemiologi memiliki manfaat yang sangat penting dalam kesehatan

reproduksi. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. ebagai tool (alat), selalu menanyakan siapa yang terkena, dimana dan

bagaimana

b. Sebagai metode/pendekatan dalam penyelesaian masalah kesehatan,

khususnya kesehatan reproduksi

c. Diagnosis komunitas untuk menentukan penyebab mortalitas dan

morbiditas

10
d. Melihat resiko individu dan pengaruhnya pada populasi atau kelompok

kejadian (misalnya: flu burung, SARS).

2.2. Desain Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

2.2.1 Pengertian Desain Studi

Desain adalah model atau cara untuk mencapai tujuan studi yang telah

ditetapkan. Desain studi atau rancangan penelitian adalah suatu bentuk

rencana/rancangan untuk mengatur atau mengarahkan peneliti serta proses

sistematik dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi hasil penelitian dengan

pendekatan ilmiah dan penyelidikan/ investigasi keilmuan, melalui penilaian

pengamatan (observasional) atau penilaian percobaab (experimental).

2.2.2 Kegunaan Desain Studi

1. Menuntun cara mengumpulkan data

2. Alat mengontrol dan mengendalikan variabel yang berpengaruh dalam suatu

penelitian

3. Alat untuk mengarahkan cara menganalisis dan menyimpulkan data.

2.2.3 Langkah Memilih Desain Epidemiologi

1. Disesuaikan dengan tujuannya

a. Kualitatif (nilai, teori, konsep)

b. Kuantitatif (frekuensi, distribusi, determinan)

2. Bila mau melakukan intervensi (eksperimen) atau hanya melakukan

pengamatan saja tanpa intervensi .

3. Bila hanya observasi ditentukan lama observasi

a. Apakah sesaat (cros sectional)

11
b. Seri/ follow up

4. Bila eksperimen :

a. Murni atau kuasi

b. Diklinik, lab, atau komunitas

5. Disesuaikan dg cara melakukan pengumpulan data:

a. Sesaat (cros sectional)

b. Kebelakang (restropektif)

c. Kedepan (prospektif)

6. Disesuaikan dengan kemampuan peneliti (dana, waktu, dan tenaga yang ada)

2.2.4 Komponen-Komponen dalam Desain Penelitian

Komponen yang umumnya terdapat dalam rancangan penelitian adalah :

1. Tujuan penelitian

2. Jenis penelitian yang akan digunakan

3. Unit analisis atau populasi penelitian

4. Rentang waktu dan tempat penelitian dilakukan

5. Teknik pengambilan sampel

6. Teknik pengumpulan data

7. Definisi operasional variabel penelitian

8. Pengukuran

9. Teknik analisis data.

10. Instrumen pencarian data (mis. Kuesioner)

12
Gambar 1. Rancangan Penelitian Epidemiologi

2.3. Data Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

2.3.1 Pengertian Data

Aktivitas penelitian tidak akan terleoas dari keberadaan data yang

merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesfik mengenai

obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data

penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan

menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.

2.3.2 Pembagian Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data

13
asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,

wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran

kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan

dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Jenis Data berdasarkan Sumbernya

1. Data primer

a. Kelebihan

- Data yang diperoleh langsung dari lapangan penelitian

- Data terjamin mutunya

b. Kekurangan

- Membutuhkan waktu dan

- Tenaga dan biaya yang besar

2. Data sekunder

a. Kelebihan

- Mudah dilakukan

- Membutuhkan waktu dan biaya yang relatif sedikit.

b. Kekurangan

14
- Terkadang data tidak lengkap

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Menyadari bahwa kelompok masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

kelompok akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber – sumber serta referensi buku yang lebih baik dan banyak, serta

semoga pembuatan makalah dengan judul yang sama dengan makalah ini dapat

dibuat lebih baik dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara.

2. Merril, Ray M. 2014. Epidemiologi Reproduktif. Jakarta: EGC.

3. Timmerck,Thomas C . 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.

Jakarta:EGC

4. Skrining Kelainan Bawaan Janin. http://www.national-

hospital.com/en/articles/skrining-kelainan-bawaan-janin. Diakses 13

Februari 2016

17

Anda mungkin juga menyukai