Tugas 2
Tugas 2
A. Latar Belakang
Perempuan sebagai salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
perkembangan bangsa dan negara ini, sangat perlu mendapat perhatian khusus
dari semua pihak, baik hak ataupun kewajibannya dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat, kondisi dan posisinnya yang adil dan setara dengan laki-laki.
Pemberdayaan perempuan yang dikenal dengan pemberdayaan gender,
yakni perbedaan fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan
sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat berubah-ubah ataupun diubah sesuai
dengan perubahan zaman. Secara seksologi, antara laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan organ biologis terutama pada bagian-bagian reproduksi.
Perempuan atau pemberdayaan gender memiliki bias yang akan
mempengaruhi peranannya dalam lingkungan sosialnya, bias gender
merupakan perbedaan pemberian atribut, perlakuan, peranan, fungsi dan
kesempatan kepada laki-laki dan perempuan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada dasarnya yang menjadi akar permasalahan dari terpinggirnya
perempuan adalah sosialisasi gender terinternasionalisasikan menjadi sesuatu
yang diyakini sebagai yang benar dan menjadi tolak ukur, yang bukan kodrat
dianggap kodrat, sistem nilai bersifat patriarkhi dan pelestarian generasi ke
generasi kontruksi sosial terus-menerus.
B. Tujuan
C. Keutuhan keluarga
Keluarga sebagai sebuah sistem sosial mempunyai sejumlah fungsi, seperti
fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi,
sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, pembinaan lingkungan (Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994). Keluarga dapat terpecah atau tidak
berfungsi secara normal apabila salah satu atau lebih anggota keluarga tidak
atau gagal menjalankan tugas dan fungsinya. Salah satu contohnya adalah
hubungan antar anggota keluarga yang tidak harmonis atau ikatan emosi antar
anggota keluarga kurang terjalin dengan baik. Kondisi seperti ini sangat
berpengaruh pada kesinambungan fungsi sosial keluarga dan akhirnya
berpengaruh pada keberlangsungan kehidupan keluarga.
Dalam banyak kasus, fungsi sosialisasi tersebut harus diambil alih oleh
orang lain atau lembaga lain. Untuk menjamin keberlangsungan fungsi sosial
tersebut maka setiap anggota keluarga harus tinggal bersama dalam satu atap,
dengan ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya. Itulah alasan mengapa keutuhan keluarga menjadi salah
satu komponen dari ketahanan keluarga. Peluang terjadinya kegagalan fungsi
keluarga akan semakin besar ketika salah satu anggota keluarga, terutama
suami atau istri tidak tinggal bersama dalam satu rumah.
Namun sering kali terdapat suatu kondisi yang memaksa pasangan suami-
istri untuk tinggal terpisah. Contohnya, suami-istri yang harus tinggal terpisah
karena tuntutan pekerjaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Suami-istri
yang tinggal terpisah dalam waktu cukup lama beresiko tinggi untuk
mengalami rasa curiga dan pertengkaran yang lebih sering dan berujung pada
kehidupan keluarga yang tidak harmonis. Pada tahun 2015, tercatat 81,45
persen rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang berstatus kawin dan
hampir semua kepala rumah tangga yang berstatus kawin tersebut tinggal
bersama dalam satu rumah dengan pasangannya . Pasangan suami-istri yang
tinggal bersama dalam satu rumah memiliki waktu kebersamaan yang lebih
banyak daripada mereka yang tidak tinggal serumah. Sehingga, pasangan
suami-istri yang tinggal serumah memiliki ketahanan keluarga yang lebih kuat
daripada mereka yang tidak tinggal serumah.
Oleh karena 95 persen rumah tangga di Indonesia kepala rumah tangga
dan pasangannya tinggal bersama dalam satu rumah, maka dapat dikatakan
bahwa sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki ketahanan keluarga
yang kuat . Apabila dilihat menurut klasifikasi wilayahnya, ternyata di
perkotaan persentase rumah tangga yang kepala rumah tangganya tinggal
bersama dalam satu atap lebih tinggi daripada di perdesaan. Meskipun
demikian, perbedaan persentase antara perdesaan dan perkotaan ini tidak besar.
Pada tahun 2015, persentase rumah tangga yang kepala rumah tangganya
tinggal bersama dalam satu atap di perkotaan sebesar 95,5 persen .
Sedangkan, di perdesaan persentase rumah tangga yang kepala rumah
tangganya tinggal bersama dalam satu atap sebesar 95,1 persen . Hal ini
menunjukkan bahwa baik di wilayah perkotaan maupun di perdesaan, sebagian
besar rumah tangganya memiliki ketahanan keluarga yang kuat.
D. Kemitraan gender
menyangkut perbedaan peran, fungsi, tanggungjawab, kebutuhan dan
status sosial antara laki-laki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi
dari budaya masyarakat. Kemitraan gender merupakan kerjasama secara setara
dan berkeadilan antara suami dan istri serta anak-anak, baik anak laki-laki
maupun anak perempuan, dalam melakukan semua fungsi keluarga melalui
pembagian pekerjaan dan peran, baik peran publik, domestik maupun sosial
kemasyarakatan (Puspitawati, 2013).
Kemitraan dalam pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan
aktivitas kehidupan keluarga menunjukkan adanya transparansi penggunaan
sumberdaya, rasa saling ketergantungan berdasarkan kepercayaan dan saling
menghormati sehingga terselenggaranya kehidupan keluarga yang harmonis.
Dalam pembahasan selanjutnya kemitraan gender dalam keluarga dijelaskan
melalui kemitraan suami-istri, keterbukaan pengelolaan keuangan, serta
pengambilan keputusan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sebagai sebuah unit terkecil dalam sistem sosial mempunyai peranan
penting dalam mencapai kesejahteraan masayarakat. Kelaurga mempunyai peran
dalam memperkenalkan cinta kasih, moral keagamaan, sosial budaya dan
sebagainya. Keluarga juga menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal
berbagai pengaruh negatif dari dinamika sosial yang ada. Hanya keluarga dengan
tingkat ketahanan keluarga tinggi yang dapat menyaring pengaruh negatif
dinamika sosial.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA