LITERATURE REVIEW
17.03.033
MAKASSAR 2020
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Latar belakang: Pengembalian berkas rekam medis meruapakan awal kegiatan pengolahan berkas
rekam medis pasien. Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis lebih dari 2x24 jam dapat
menghambat pelayanan, kegiatan pengolahan data pasien dan kegiatan pelaporan. Semakin cepat
berkas tersebut dikembalikan ke unit rekam medis, maka semakin cepat pula pelaksanaan kegiatan
pengolahan berkas rekam medis yang dapat mempengaruhi kualitas ke4ja unit rekam medis. Tujuan:
ingin menjelaskan keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap. Metodologi: dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pencarian artikel menggunakan Google Scholar dan
Garuda untuk menemukan artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian
dilakukan review. Hasil: penelitian di beberapa jurnal yang telah dianalisis menyatakan bahwa
presentase keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap sebesar 86%, 72,41%,
65,54%, 62,59%, 53,3%, 47,25%, 34,833%, 25%, 21%. Diskusi: Man, Methode, dan Material
Kesimpulan: pengembalian berkas rekam medis rawat inap masih melebihi 2x24 jam.
vi
vii
ABSTRACT
Background: Returning medical record files is the beginning of processing patient medical record
files. Delay in returning medical record files for more than 2x24 hours can hinder services, patient
data processing activities and reporting activities. The sooner the files are returned to the medical
record unit, the faster the processing of medical record files will be carried out which can affect the
quality of the medical record unit's performance. Purpose: want to explain the delay in returning
inpatient medical record files. Methodology: This research was conducted by searching for articles
using Google Scholar and Garuda to find articles that match the inclusion and exclusion criteria and
then doing a review. Results: research in several journals that have been analyzed states that the
percentage of delay in returning inpatient medical record files is 86%, 72.41%, 65.54%, 62.59%,
53.3%, 47.25%, 34.833% , 25%, 21%. Discussion: Man, Method, and Material Conclusion: file
return of inpatient medical records still exceeds 2x24 hours.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
Rawat Inap”.
pendidikan jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada Prodi D3 RMIK
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung., maka karya tulis ilmiah ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda Nurdin Djabir dan Ibunda Hamriah Hamid
dan dukungan kepada penulis. Serta yang terhormat Bapak Dr. H. Darwis, S.Pd.
M.Kes Selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ns. H. Muh. Thabran Talib, SKM,
Dengan tersusunnya karya tulis ilmiah ini tak lupa penulis mengucapkan
viii
ix
Selatan.
3. Syamsuddin A.Md.PK, SKM, M.Kes, Selaku Ketua Prodi D-III Rekam Medis
yang telah membimbing dan mengajar pada program studi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan.
5. Keluargaku tercinta atas dukungan dan doa yang selalu diberikan sehinggah
memberi semangat.
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
sempurna, maka penulis mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang sangat
ix
x
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan................................................................................... 4
x
xi
A. Hasil ...................................................................................................... 20
B. Pembahasan .......................................................................................... 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 35
B. Saran .................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Faktor yang menghambat keterlambatan pengembalian BRM rawat inap 24
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik indonesia
UU : Undang-undang
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat Kepmenkes RI
No.340 Tahun 2010. Berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 pada pasal
medis, sehingga salah satu indikator untuk menilai mutu suatu pelayanan
kesehatan adalah dengan tersedianya suatu rekam medis yang lengkap dan akurat.
merupakan kumpulan segala kegiatan para pelaksana kesehatan yang ditulis dan
yang menyatakan “Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
lain yang telah diberikan kepada pasien”. Proses pelayanan kesehatan berjalan
dengan lancar apabila didukung oleh sistem pengolahan rekam medis yang baik
1
2
perawatan rawat inap untuk diolah datanya menjadi informasi untuk selanjutnya
Menurut Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 dalam Arimbi et al, (2020)
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit, rekam medis yang lengkap
adalah rekam medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu maksimal
1x24 jam setelah pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan
Rekam medis menyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi dalam
menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis yang harus di buat
pengisian berkas rekam medis pasien menjadi salah satu penyebab keterlambatan
rekam medis yaitu pengembalian berkas rekam medis pasien yang telah selesai
mendapat pelayanan kesehatan dari unit rawat inap. Pengembalian berkas rekam
medis merupakan awal kegiatan pengolahan berkas rekam medis pasien. Semakin
cepat berkas tersebut dikembalikan ke unit rekam medis, maka semakin cepat
medis dengan tepat waktu merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan
3
pengembalian berkas rekam medis lebih dari 2x24 jam dapat menghambat
pelayanan, kegiatan pengolahan data pasien dan kegiatan pelaporan. Selain itu,
rekam medis rawat inap ke instalasi rekam medis bulan februari-april 2019
sebanyak 63 atau 72,41% dari 87 berkas rekam medis. Hasil penelitian (Berkas et
al, 2019) menyebutkan bahwa keterlambatan berkas rekam medis dari 45 sampel
terlambat. Dan pengembalian berkas rekam medis masih terlambat sebanyak 21%
perawatan ke instalasi rekam medis akan menjadi hambatan bagi pasien tersebut
yang datang kembali untuk control. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
literature review ini menggunakan format Pico yaitu P: Berkas Rekam Medis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
inap
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat menambah ilmu dan wawasan yang akan dijadikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
yang baik maka tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berjalan
salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja unit rekam medis sehingga
6
7
medik pasien.
8
Unit rawat inap atau instalasi rawat inap merupakan inti kegiatan
satu hari atau lebih dengan berbagai jenis didalam suatu ruangan dengan
dapat berbeda jenis dan isi formulir sesuai dengan kebutuhan informasi
menjadi sangat penting artinya agar efisien dapat dijaga. Namun jenis
a. Identitas pasien
lainnya
e. Persetujuan tindakan/pengobatan
f. Pengobatan/tindakan
g. Catatan konsultasi
identitas pasien yang masuk, pindahan dari ruang lain, pasien yang
keluar, yang dirawat intensif, OK, VK, dan lain-lain yang keluar serta
rekam medis yaitu pengembalian berkas rekam medis pasien yang telah
rekam medis yang dapat mempengaruhi kualitas kerja unit rekam medis.
Pengembalian berkas rekam medis dengan tepat waktu merupakan salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan manajemen rekam medis yang
B. 2018)
a. Man
pengembalian berkas rekam medis karena jika berkas rekam medis belum
dilengkapi maka akan semakin lama waktu yang diperlukan untuk berkas
tersebut kembali ke instalasi rekam medis terlebih jika ada dokter dan
b. Methode
berkas rekam medis rawat inap yaitu dengan acuan dari spo mengenai
atau acuan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan fungsi
c. Material
Material terdiri atas alat dan bahan termasuk juga sarana dan prasarana.
tidak bergerak Daryanto, 2011. Dalam hal ini jarak antara instalasi rekam
medis dan ruang rawat inap sangat berpengaruh, terlebih tidak ada alat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mencapai referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang
B. Pencarian Literature
1. Kata kunci
2. Database Pencarian
(GARUDA).
13
14
3. Strategi Pencarian
atau artikel yang dicari sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
NOT pada kata kunci, maka hal ini berarti memberikan perintah untuk
Tabel 3.1
Strategi Pencarian Jurnal
Rawat Inap, maka kriteria Inklusi dan Eksklusi yang digunakan seperti ini
yaitu:
15
Tabel 3.2
Kriteria Insklusi dan Eksklusi
INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2015-2020 Keterlambatan Pengembalian
Berkas Rekam Medis Rawat
Jalan
Keterlambatan Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat Inap
Metode yang digunakan dalam penelitian
Faktor yang mempengaruhi
keterlambatan pengembalian berkas
rekam medis
ini di dapatkan hasil 12 jurnal dengan rincian yaitu 11 jurnal pada Google
rekam medis pasien rawat inap ke unit kerja rekam medis di rumah
E. Ekstraksi Data
Tabel 3.3
BAB IV
A. HASIL
melakukan pencarian dan pengumpulan jurnal ilmiah pada periode 2015 sampai
20
21
Tabel 4.1
Presentase keterlambatan pengembalian BRM rawat inap
rawat inap 62,59% terdapat pada hasil penelitian (Kristina, I., & Maulana, F. I.
berkas rekam medis 65,54% terdapat pada hasil penelitian (Al Aufa, B. 2018).
pengembalian berkas rekam medis rawat inap 53,3% terdapat pada hasil
rawat inap 72,41% terdapat pada hasil penelitian (Imelda, 2019). Keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap 21% terdapat pada hasil penelitian
2. Faktor yang menghambat keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap
Tabel 4.2
Faktor keterlambatan pengembalian BRM rawat inap
5 (Berkas et Vol. 01 Faktor yang Deskriptif a. Man : Dokter belum melengkapi Google
al, 2019) No. 02 berhubungan pendekata BRM pasien rawat inap, sehingga Scholar
dengan n belum bisa dikembalikan ke
keterlambatan kuantitatif, instalasi rekam medis
pengembalian 45 brm ri
berkas rekam b. Methode : Kurangnya job
medis pasien rawat describtion sehingga terjadi
inap saling lempar tugas antara
perawat dalam pengembalian
BRM
rawat inap akibat dokter dan perawat yang belum melengkapi berkas rekam
medis sehingga terjadi keterlambatan terdapat pada penelitian Berkas et al, 2019,
Risdian Nur khayatur rohman, 2019, Al Aufa, B. 2018, Imelda, 2019, Rusdiana
inap akibat petugas diruang perawatan tidak mengetahui pasti kapan lama waktu
berkas rekam medis rawat inap akibat spo tidak tersosialisasikan dan tidak
dijalankan dengan baik terdapat pada penelitian Al Aufa, B. 2018, Risdian Nur
khayatur rohman, 2019, , Rusdiana 2018, Arimbi et al, 2020. Faktor penyebab
job describtion sehingga terjadi saling lempar tugas antara perawat dalam
pengembalian berkas rekam medis terdapat pada penelitian Berkas et al, 2019.
akibat jarak antara ruangan rawat inap dengan instalasi unit rekam medis yang
lumayan jauh terdapat pada penelitian Risdian Nur khayatur rohman, 2019, Al
B. PEMBAHASAN
kategori tidak baik dimana dari 7 penelitian semuanya lebih dari 2x24 jam
yaitu pada hasil penelitian Kristina, I., & Maulana, F. I. 2015, Rusdiana.
2018, Al Aufa, B. 2018, Risdian Nur khayatur rohman. 2019, Berkas et al,
2019, Imelda, 2019, Arimbi al, 2020. Hal ini menunjukkan bahwa
jam.
dalam Al Aufa, B. 2018) Salah satu faktor yang mendukung dalam kegiatan
pasien yang telah selesai mendapat pelayanan kesehatan dari unit rawat inap.
berkas rekam medis rawat inap di rumah sakit yang ada di Indonesia masih
melebihi 2x24 jam dan presentase pengembalian berkas rekam medis dari
tahun 2015 sampai 2019 mengalami naik turun dengan rata-rata presentase
54,56%.
a. Man
terlebih jika ada dokter dan perawat yang tidak mematuhi spo yang
sakit.
berkas rekam medis yaitu dokter dan perawat yang tidak melengkapi
khayatur rohman, 2019, Kristina, I., & Maulana, F. I. 2015 bahwa faktor
rekam medis tersebut. Menurut depkes RI, 2006 Berkas rekam medis
berkas rekam medis pada faktor man yaitu diakibatkan oleh dokter yang
karena itu diharapkan dokter lebih teliti dalam mengisi berkas rekam
medis agar tidak ada formulir variabel yang tidak terisi dan diharapkan
b. Methode
berkas rekam medis rawat inap yaitu dengan acuan dari spo mengenai
Risdian Nur khayatur rohman, 2019, Rusdiana, 2018, Arimbi et al, 2020
rekam medis dengan tepat waktu yaitu 2x24 jam dan perawat sebaiknya
setiap perawat dapat dijalankan dengan baik dan tidak ada lagi saling
melempar tugas.
c. Material
Material terdiri atas alat dan bahan termasuk juga sarana dan
maupun tidak bergerak Daryanto, 2011. Dalam hal ini jarak antara
34
instalasi rekam medis dan ruang rawat inap sangat berpengaruh, terlebih
penyimpanan ruang rekam medis tepisah jauh dengan gedung rawat inap
medis. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ina, Y.T. dan
jauh suatu berkas berubah posisi melalui tempat tertentu, jarak antara
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tergolong dalam kategori tidak baik karena belum sesuai dengan prosedur
rawat inap dari 7 penelitian semuanya memiliki faktor man sedangkan pada
berkas.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit, sebaiknya lebih menekankan spo yang berlaku tentang
2. Bagi rumah sakit, sebaiknya melakukan sosialisasi kepada dokter dan perawat
unit rawat inap dalam kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap.
35
36
3. Bagi rumah sakit, sebaiknya jarak antara instalasi rekam medis dan ruangan
rawat inap tidak terlalu jauh agar petugas tidak menjadikan jarak sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Rusdiana. (2018). Rawat Inap Ke Unit Rekam Medis Dirumah Sakit X Jakarta Timur
2018. 5(01), 32–38.
Rustiyanto, Ery. 2009. Etika profesi perekam medis & informasi kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syiti Rommalla (2020) apa perbedaan job desribtion dan job specification
(http://empolyers.glints.id/resources diakses 16 Desember 2020)
Undang-undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Novia Widya Utami (2017) mengenal manfaat cara pembuatan dan contoh SOP
(http://www.jurnal.id/id/blog diakses 16 Desember 2020)
39
L
A
M
P
I
R
A
N
40
41
42
43
44
Kabupaten Pinrang.
Negeri 25 Pinrang mulai pada tahun 2006 dan tamat tahun 2011, setelah itu
2011 dan selesai pada tahun 2014. Kemudian menempuh sekolah menengah atas
di MAN Pinrang pada tahun 2014 dan lulus tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis