1, Maret 2014
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ternyata banyak peserta didik yang tidak mampu atau kesulitan
dalam menyelesaikam kasus dan melakukan praktik dari kasus yang diberikan, padahal pada saat responsi
lancar dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan Dosen. Selain itu pada saat diterjurkan ke lahan untuk
Praktik lapangan (PL) peserta didik mengalami kebingungan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
demonstrasi dan ilustrasi tentang pengelolaan rekam medik secara umum di Rumah Sakit. Maka perlu adanya
perubahan tentang model pembelajaran di laboratorium yaitu dengan adanya visualisasi. Penelitian ini
bertujuan Mengetahui pembelajaran SPRM saat ini, Mengetahui prosedur pengembangan model pembelajaran
berbasis visualisasi assembling
pembelajaran di laboratorium.
Metode penelitian pengembangan/Research & Development (R&D). Prosedur penelitian pengembangan
yaitu pra pengembangan model, pengembangan model dan evaluasi model. Uji coba produk yaitu validasi
ahli materi dan ahli media, uji coba peserta didik meliputi uji coba satu-satu dan uji coba kelompok kecil
yang terdiri dari 10 anak. Jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data ahli materi, ahli
media, peserta didik. Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara, kuesioner dan tehnik tes. Instrumen
pengumpulan data yaitu pedoman wawancara, kuesioner dan tes. Tehnik analisis data adalah analisis data
visualisasi.
Kata kunci: Metode Pengembangan, SPRM, Visualisasi
32
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
Kegiatan praktikum ditujukan untuk membantu pada saat praktikum SPRM. Dengan adanya inovasi
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tersebut diharapkan peserta didik lebih antusias
kompetensi yang diharapkan. Praktikum di dalam mengikuti praktik, peserta didik mampu
laboratorium APIKES Mitra Husada dilaksanakan mempraktikkan kasus dengan mudah dan ketika
setelah materi di kelas selesai, dalam pembelajaran praktik di lahan juga lebih memahami dan siap karena
praktik di laboratorium dilakukan melalui 4 tahap mata kuliah SPRM adalah salah satu mata kuliah
yaitu responsi, penyelesaian kasus, praktik sesuai kompetensi bagi seorang perekam medis. Selain itu
kasus dan pembuatan laporan. juga membantu Dosen mendemonstrasikan kegiatan
pengelolaan rekam medik sesuai teori.
Responsi dilakukan dengan maksud untuk mengukur
seberapa paham peserta didik memahami materi
yang disampaikan oleh Dosen ketika di kelas, hal kerangka konseptual yang digunakan sebagai
ini dilakukan sebagai syarat apakah peserta didik pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
boleh mengikuti praktik atau tidak. Jika peserta demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
didik tersebut tidak bisa menyelesaikan soal yang konseptual yang melukiskan prosedur yang
diberikan maka akan diulang-ulang sampai bisa baru sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
boleh mengikuti praktik. belajar untuk mencapai tujuan menurut Joyce&Weil
(dalam Santyasa, 2007)
Setelah responsi selesai maka siswa akan diberi
kasus sesuai dengan teori yang disampaikan, setiap Adapun usulan untuk model pembelajaran
peserta didik akan mendapatkan kasus yang berbeda- yang ditawarkan adalah menggunakan model
beda sehingga penyelesaikannya juga akan berbeda. pembelajaran kontekstual dengan visualisasi tentang
Jika kasus yang diberikan sudah selesai maka dari pengelolaan rekam medik dari salah satu Rumah
kasus tersebut dipraktikkan dan diakhir praktik ada Sakit yang sudah menjalankan sistem pengelolaan
pembuatan laporan yang dikumpulkan. rekam medik dengan benar sesuai dengan standar
dari DepKes. Visualisasi merupakan penyampaian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ternyata suatu informasi dengan menggunakan video ataupun
banyak peserta didik yang tidak mampu atau gambar.
kesulitan dalam menyelesaikan kasus dan melakukan
praktik dari kasus yang diberikan, padahal pada saat Dengan adanya visualisasi tentang pengelolaan
responsi lancar dalam menjawab pertanyaan yang rekam medik dapat digunakan sebagai pengganti
dilontarkan Dosen. Selain itu pada saat diterjurkan kegiatan demonstrasi yang seharusnya dilakukan
ke lahan untuk Praktik lapangan (PL) peserta oleh dosen sebelum praktik dilaksanakan.
didik mengalami kebingungan. Materi yang sering
membuat peserta didik mengalami kesulitan untuk Jadi untuk kegiatan praktik laboratorium setelah
praktik adalah pada materi Assembling. responsi dilakukan maka dilanjutkan dengan
pemutaran video sesuai dengan materi setelah
Assembling merupakan salah satu bagian unit rekam itu baru dilakukan praktik sesuai dengan materi
medis yang mempunyai tugas pokok (1) merakit yang diberikan, penyelesaian kasus, praktik dan
kembali Dokumen Rekam Medik (DRM) rawat pembuatan laporan.
jalan, rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai
dengan kronologi penyakit yang bersangkutan (2) Dari latar belakang diatas maka peneliti mengusulkan
meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat adanya penelitian dengan judul “Model Pembelajaran
di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus SPRM Berbasis Visualiasasi Assembling untuk
penyakitnya (3) meniliti kebenaran pencatatan Meningkatkan Kompetensi Praktik Laboratorium”
data rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya
(4) mengendalikan DRM yang dikembalikan ke
METODE PENELITIAN
unit pencatat data karena isinya tidak lengkap (5)
mengendalikan penggunaan nomor rekam medis (6) Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode
mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan penelitian dan pengembangan atau Research &
formulir rekam medis (Shofari, 2004). Development (R&D).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu ada suatu Produk yang dihasilkan dari penelitian dan
inovasi tentang model pembelajaran yang diterapkan pengembangan ini adalah visualisasi kegiatan
33
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
pengelolaan rekam medik unit assembling, 1. Validasi ahli materi dan ahli media
dengan adanya visualisai ini diharapkan mampu 2. Uji coba peserta didik
membantu dosen pengampu praktikum dalam hal Prosedur uji coba peserta didik adalah:
mendemonstrasikan materi yang akan dipraktikkan. a. Uji coba dilakukan dengan uji coba
Visualisasi ini juga diharapkan peserta didik lebih satu-satu, kemudian dilakukan uji coba
mudah dalam menyelesaikan dan mempraktikkannya kelompok kecil dengan jumlah peserta
sehingga dapat meningkatkan kompetensi praktik didik 10 orang.
laboratorium. b. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa
adanya pengembangan model pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbasis visualisasi agar membantu mereka
meliputi metode deskriptif untuk menghimpun dalam menyelesaikan kasus
kondisi yang ada di lapangan. Sedangkan metode c. Menjelaskan bahwa peserta didik bebas
evaluatif dipergunakan untuk mengevaluasi mengemukakan pendapat terkait dengan
keefektifan kelayakan bahan ajar dan proses kelebihan dan kekurangan dari visualisai
pengembangan. Dengan adanya evaluasi maka dapat yang telah dibuat
diperoleh masukan tentang kekurangan dari produk d. Menampilkan visualisasi yang telah dibuat
yang dibuat sehingga dapat dilakukan revisi sebelum e. Membagikan lembar kuesioner tentang
tangga pan pe serta didik terh adap
visualisasi yang sudah ditampilkan
Tabel 1 Tahapan Pengembangan Model f. Menganalisis informasi dan temuan-
temuan yang terkumpul
Tahap Langkah
g. Melakukan revisi berdasarkan data dan
Pra informasi yang diperoleh
pengembangan 1 2. Analisa kebutuhan
model 3. Perancangan model Data yang dikumpulkan dalam penelitian
1. Memilih RS yang pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu data
akan digunakan kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing
dalam pembuatan adalah sebagai berikut :
visualisasi 1. Data kualitatif
2. Prosedur kerja yang Data kualitatif adalah data yang berbentuk
akan dibutuhkan kata-kata, data diperoleh dari penelitian awal
untuk visualisai tentang pelaksanaan proses pembelajaran
Pengembangan 3. Membuat visualisasi SPRM dalam praktik materi assembling di
2
model kegiatan Assembling laboratorium. diperoleh dengan cara observasi
di RS dan wawancara.
4. Kajian model 2. Data kuantitatif
pembelajaran kepada Data kuantitatif diperoleh dari peserta didik.
ahli materi, media Data kuantitatif dipergunakan untuk menilai
dan peserta didik
5. Perbaikan/ Revisi
Sumber data dalam penelitian pengembangan model
6. Produk akhir
pembelajaran berbasis visualisasi ini dikelompokkan
menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal
model pembelajaran
Evaluasi Model 3
dengan menggunakan uji
Sumber data tersebut meliputi: Ahli materi, Ahli
independent t-test
media dan Peserta didik.
Pelaksanaan uji coba produk penelitian dilakukan di Adapun teknik pengumpulan data adalah wawancara,
APIKES Mitra Husada Karanganyar, sebagai bahan kuesioner dan tehnik tes berupa kasus.
evaluasi awal penerapan model pembelajaran SPRM
sebelum diterapkan di pembelajaran laboratorium. Instrumen yang dipergunakan dalam pengumpulan
Uji coba produk dilakukan oleh ahli materi, ahli data pada penelitian ini meliputi pedoman
media dan perwakilan dari peserta didik. Adapun wawancara, kuesioner dan tes berupa kasus.
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
34
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
Teknik analisis data yang dilakukan meliputi sebagai Skor maksimal ideal = 5
berikut : Skor minimal ideal = 1
a. Analisis data kondisi awal
Tabel 3 Panduan konversi data kuantitatif
b. Analisis data kelayakan produk
ke data kualitatif dengan skala 5
Dalam angket disediakan lima pilihan jawaban
untuk memberikan tanggapan tentang kualitas Nilai Skor Kriteria
produk yang dikembangkan yaitu: A X > 4,21 Sangat baik
5 : Sangat baik B 3,40 < Baik
4 : Baik
C 2,60 < Cukup
3 : Cukup
D 1,79 < Kurang
2 : Kurang
1 : Sangat kurang E Sangat kurang
35
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
36
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
37
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
38
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
b) Tulisan penjelasan tentang IMR adanya responsi. Menurut Brown and Atkins (1988
dan DMR diperjelas pertanyaan atau daftar pengecekan evaluasi diri
- atau di APIKES Mitra Husada Karanganyar disebut
bangkan Dalam Pembelajaran di Laborato- dengan responsi ini adalah salah satu upaya yang
rium dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
praktik di laboratorium, karena peserta didik
telah dbuat, maka dari 60 mahasiswa dibagi
menjadi 2 kelompok yang satu diberi perlakuan aktivitas di laboratorium. Responsi yang dilakukan
dengan metode lama dan kelompok yang lain di APIKES Mitra Husada Karanganyar yaitu dengan
menggunakan metode baru. memberikan pertanyaan kepada peserta didik satu
Hasil pengerjaan kasus dengan menggunakan per satu, pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
model pembelajaran yang lama, dimana dalam materi yang disampaikan dosen ketika perkuliahan
pengerjaan kasus pada hasil perhitungan tidak di kelas.
ada satuan, buku, catatan dan dokumen yang Setelah selesai responsi ada Dosen yang melakukan
digunakan untuk praktik tidak disebutkan
review materi, ada yang demostrasi dengan membagi
contohnya buku ekspedisi, lembar kekurangan
menjadi menjadi beberapa kelompok kecil namun
dokumen RM dll, alur dokumen rekam medik
ada juga yang tidak melakukan demonstrasi. Hal ini
tidak disebutkan secara lengkap. Sedangkan
dilakukan karena kegiatan demonstrasi ini memakan
hasil pengerjaan kasus dengan menggunakan
waktu yang banyak yaitu 20-30 menit, padahal untuk
motode baru menggunakan visualiasasi, dimana
untuk hasil perhitungan lengkap dengan satuan, praktik hanya 100 menit. Sehingga alokasi waktu
alur dokumen rekam medik ditulis secara urut untuk pengerjaan kasus dan praktik juga kurang,
dan lengkap serta buku, catatan dan dokumen tidak jarang praktik laboratorium yang dilakukan
yang digunakan juga disertakan sesuai dengan melebihi jam raktik yang ditentukan yaitu 3-4 jam
penggunaannya. padahal waktu praktik 1 jam 40 menit.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil Demonstrasi yang selama ini dilakukan juga kurang
pengerjaan kasus maka diuji menggunakan uji efektif karena tidak semua mahasiswa mendapatkan
statistik independent t-tes untuk mengetahui demonstrasi, sehingga mahasiswa juga mengalami
keefektian dari visualisasi yang dibuat. Sebelum
kesulitan ketika mengerjakan kasus yang dampaknya
menghambat praktik yang akan dilakukan karena
normalitas data, diketahui bahwa nilai Z hitung
dosen harus mengulang kembali demonstrasi yang
adalah 1, 230. Sedangkan nilai signifikasi
telah dilakukan kepada setiap mahasiswa. Selain itu
(Asymp. Sig) besarnya 0, 97 dibandingkan
demonstrasi yang dilakukan juga tidak memberikan
dengan
dengan demikian Ho diterima yang artinya data gambaran yang nyata di lahan praktik ataupun
berdistribusi normal. Rumah Sakit sehingga ketika mereka melakukan
praktik di lapangan juga merasa canggung.
Setelah diketahui data merupakan data
berdistribusi normal, maka dari data tersebut Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
dilakukan uji efektifitas menggunakan uji kurang memadai dan tidak disesuaikan dengan
statistik independent t-test. nilai t hitung perkembangan, hal ini juga akan menghambat proses
praktikum karena mahasiswa harus bergantian dalam
adalah 0,000 hal ini menunjukkan Ho ditolak menggunakan sarana dan prasarana yang ada serta
Dosen dalam menggunakan sarana dan prasarana
antara mahasiswa yang menggunakan visualisasi
untuk demostrasi. Adanya perbedaan sarana dan
dan yang tidak menggunakan visualisai dalam
prasarana yang ada di laboratorium juga akan
menyelesaikan kasus.
menghambat mahasiswa ketika praktik di lahan.
39
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
Setelah demonstrasi atau review yang dilakukan sendiri dipersiapkan lebih awal untuk mengenal
oleh Dosen dilanjutkan dengan pengerjaan kasus. dunia kerja, ketika praktik lapanganpun mereka
Setiap anak akan mendapatkan kasus yang berbeda. tidak akan merasa canggung atau kesulitan.
Kasus merupakan suatu contoh masalah yang ada
di Rumah Sakit atau suatu contoh kejadian yang Adapun cara pengkaitan materi dengan dunia kerja
ada di Rumah Sakit berkaitan dengan pengelolaan dilakukan dengan cara, demonstrasi yang biasanya
DRM. Dalam pengerjaan kasus mahasiswa harus dilakukan dengan manual atau yang biasa dilakukan
mengerjakan kasus secara urut sesuai dengan diganti dengan cara memfasilitasi mahasiswa berupa
prosedur pengelolaan rekam medik disetiap unit visualisasi yang diputar menggunakan komputer
rekam medik dan setiap prosedur yang dituliskan ataupun laptop.
juga harus sarana dan prasarana yang akan digunakan Seperti menurut Brown and Atkins (1988) salah satu
dalam praktik. cara peningkatan pembelajaran di laboratorium yaitu
Kasus yang telah diselesaikan akan dikoreksi oleh dengan cara memfasilitasi mahasiswa. Pembelajaran
dosen pengampu mata kuliah, jika sudah benar di laboratorium sedapat mungkin dapat membuat
maka langsung dilanjutkan dengan praktik namun mahasiswa belajar secara mandiri dan saling belajar
jika ada prosedur yang masih kliru ataupun ada dengan temannya.
prasarana yang digunakan belum disebutkan maka Fasilitas tersebut berupa visualisasi tentang
harus dibenarkan dulu sampi benar baru dilanjutkan pengelolaan Rekam Medik di Rumah Sakit berupa
praktik. video yang isinya tentang pengenalan buku, catatan
Mahasiswa yang telah melaksanakan praktik maka dan dokumen yang digunakan, video tentang
harus membuat laporan dari praktik yang telah prosedur pengelolaan DRM, materi serta contoh
dilakukan di buku folio bergaris. Hasil laporan ini kasus dan pengerjaannya.
digunakan sebagai evaluasi, laporan akan dikoreksi Visualisasi tersebut berdurasi sekitar 15-20 menit,
oleh dosen yang meliputi dasar teori, kasus, hasil dengan adanya visualisasi ini diharapkan mahasiswa
pengerjaan kasus, kesimpulan, daftar pustaka dan tahu tentang gambaran alur dokumen rekam medik
pengesahan. di Rumah Sakit dan cara pengerjaan kasus. Dosen
Sedangkan evaluasi di tengah semester dan juga terbantu karena tidak perlu menjelaskan ulang
akhir semester dilakukan dengan memberikan materi atau sebagai pengganti demonstrasi serta
kasus kepada setiap mahasiswa secara acak. menghemat alokasi waktu.
Setelah pengerjaan kasus selesai, maka mahasiswa Dengan adanya visualisasi juga dapat digunakan
mempraktikkan kasus tersebut. Maka mahasiswa untuk belajar di rumah karena bisa dicopy
harus mempelajari semua materi karena kasus yang menggunakan flasdisk dan dapat diputar ulang
diberikan secara acak. menggunakan laptop, komputer ataupun tablet.
Namun dari hasil evaluasi yang dilakukan dapat Prosedur Pengembangan Model Pengembangan
diketahui bahwa model pembelajaran yang diterapkan Visualisasi Assembling
belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal, hal
itu dapat diketahui dari hasil pengerjaan kasus oleh Tahapan pembuatan visualisasi dimulai dengan
mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa yang sama
sekali tidak tau kasus tersebut harus diapakan. Maka
disarankan adanya perubahan model pembelajaran menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami
yang diterapkan, yaitu model pembelajaran kesulitan ketika mengerjakan kasus dan mengalami
kontekstual yaitu suatu proses pembelajaran yang kebingungan ketika praktik di lahan/ Rumah Sakit.
mengkaitkan antara materi pembelajaran dengan Maka dilakukan pengembangan yaitu mengganti
kehidupan sehari-hari sehingga mahasiswa mampu demonstrasi yang dilakukan dengan pemutaran
membuat hubungan antara pengetahuan dalam visualisasi yang telah dibuat.
kehidupan nyata (Trianto, 2007).
Sebelum pembuatan visualisasi yang pertama
Kehidupan nyata yang dimaksud pada pembelajaran dilakukan adalah memilih Rumah Sakit yang
yang dimaksud adalah mengkaitkan materi yang digunakan sebagai tempat pengambilan gambar dan
diajarkan dengan dunia kerja. Sehingga mahasiswa unit yang dipilih. Pada uji coba yang dipilih adalah
40
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar terhadap visualisasi yang telah dibuat. Skor dari hasil
dengan unit bagian assembling. uji satu-satu yaitu 4,75 maka termasuk pada kategori
sangat baik karena nilai X > 4,21. Kesimpulan dari
Setelah tempat dipilih maka dilakukan pengambilan hasil penilaian uji satu-satu layak untuk diproduksi
gambar yaitu tentang catatan, buku, formulir yang namun ada beberapa yang harus direvisi.
digunakan, prosedur pengendalian formulir rekam
medik, prosedur dokumen rekam medik di bagian Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu setelah
assembling. revisi dari uji coba satu-satu dilakukan maka
dilakukan uji coba kelompok kecil. Produk yang
Gambar yang sudah diambil maka digabung telah dibuat diuji kesepuluh anak. Prosedur yang
menjadi satu untuk dibuat menjadi video. Dalam dilakukan sama dengan uji coba satu-satu, adapun
video tersebut berisi tentang kompetensi dasar, skor yang diperoleh adalah 3,98 masuk dalam
kategori baik karena nilai X berada diantara nilai
digunakan, prosedur pengendalian formulir rekam 3,40-4,21. Kesimpulan layak untuk diproduksi
medik dan contoh susunan dokumen rekam medik namun masih ada beberapa hal yang harus direvisi.
untuk kasus anak, prosedur dokumen rekam medik
di bagian assembling, materi incomplete medical Masukan atau hal-hal yang harus direvisi pada
record (IMR) dan delique medical record (DMR), uji coba kelompok kecil tidak semua direvisi dan
contoh kasus, contoh soal dan cara penyelesaian. disajikan pada hasil penilaian. Hal ini dikarenakan
ada beberapa saran yang menyimpang atau tidak
Menurut Heinich (dalam Pribadi dan Putri 2001) berkaitan dengan materi assembling. Sebagai
video termasuk media yang diproyeksikan. Video contoh ketikan lembar masuk dan keluar lebih baik
menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) ditulisa tangan daripada diketik karena tidak teratur
secara bersamaan sehingga mampu mengungkapkan dengan yang ditepatkan. Hal itu tidak mungkin
obyek atau peristiwa secara sesungguhnya. Dengan direvisi karena selain tidak berkaitan dengan materi
perancanaan yang baik maka akan membuat proses juga merupakan kebijakan dari Rumah Sakit yang
komunikasi (pembelajaran) menjadi efektif. bersangkutan.
Visualisasi yang berupa video tersebut divalidasi ke Selain itu ada yang memberikan saran untuk
ahli materi yaitu Tri Lestari, SKM. Hasil validasi pengambilan gambar seharusnya lebih diperjelas
dari ahli materi dapat diperoleh skor 4,6 maka pada poin-poinnya, misalkan pada gambar lembar
termasuk dalam kategori sangat baik karena nilai resume pulang seharusnya pada tulisan lembar
X > 4,21. Kesimpulan dari hasil validasi yaitu layak resume ikut diambil dan diperjelas untuk bukti
namun ada beberapa hal yang harus direvisi. Hasil bahwa lembar tersebut benar-benar lembar resume
revisi tidak semua dapat dilakukan yaitu tentang pulang, sebagian gambar sudah jelas. Hal ini tidak
dokumen yang dikembalikan diberi map dokumen bisa dilakukan karena dokumen rekam medis itu
rekam medik, hal ini tidak dapat dilakukan karena rahasia maka isi dari dokumen rekam medis harus
di Rumah Sakit yang berkaitan untuk berkas yang dijaga kerahasiaanya. Jika hal itu dilakukan maka
dikembalikan ke bangsal tidak dimap. termasuk melanggar kode etik perekam medis karena
Selain divalidasi ahli materi maka divalidasi ke ahli telah menyebar luaskan isi dokumen rekam medis
media yaitu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, skor dari ahli pasien. Contoh yang lain bisa dilihat dari lampiran.
media yaitu 4,57 maka masuk kategori sangat baik Menyimpangnya saran yang diberikan oleh
karena nilai X > 4,21. Kesimpulan dari hasil validasi mahasiswa dikarena mahasiswa bingung tentang
ahli media yaitu layak diproduksi dengan revisi. apa yang harus mereka sampaikan, namun produk
Setelah selesai direvisi maka tahap selanjutnya masih dapat dilanjutkan untuk revisi dikarena skor
dilakukan uji kelayakan ke salah satu mahasiswa yang diperoleh masuk kategori baik dengan nilai
yang telah menempuh praktik SPRM. Uji coba B karena produk layak diproduksi minimal adalah
dilakukan dengan menjelaskan dahulu kepada mendapatkan nilai C.
mahasiswa tersebut tentang pengembangan yang Saran dari uji coba kelompok kecil direvisi, setelah
dibuat, setelah itu video diputarkan dan mahasiswa selesai revisi maka burning di CD dan siap untuk
diminta untuk memberikan penilaian dan saran
41
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
Visualisasi yang telah selesai dilakukan uji coba Menurut Witara (2010) manfaat adanaya media
kelompok kecil dan telah direvisi, maka tahap pembelajaran ini adalah penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses
terhadap 60 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,
eksperimen.
kualitas hasil belajar siswa, media memungkinkan
Kelompok kontrol terdiri dari 30 anak dari kelas proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan
A semester III (Tiga) APIKES Mitra Husada saja, media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap proses belajar, mengubah peran guru ke
mengumpulkan mahasiswa, selanjutnya dilakukan arah yang lebih positif dan produktif.
sesi tanya jawab secara lisan dan review materi
yang berkaitan dengan assembling. Selanjutnya
anak-anak diberi kasus yang berkaitan dengan materi PENUTUP
assembling untuk dikerjakan.
Simpulan
Sedangkan kelompok eksperimen terdiri dari 30
anak dari kelas B semester III (Tiga) APIKES Mitra Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
Husada Karanganyar. Uji efektifitas dilakukan pengembangan. Adapun tujuan penelitian ini adalah
dengan cara mengumpulkan mahasiswa, selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi praktik mahasiswa
pada mata kuliah Sistem Pengelolaan Rekam Medik
dilakukan sesi tanya jawab dan pemutaran video
(SPRM) di APIKES Mitra Husada Karanganyar.
tentang materi assembling. Setelah selesai anak-
anak diberi kasus materi assembling yang sama Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil
seperti kelompok kontrol untuk dikerjakan. kesimpulan:
Hasil pengerjaan kelompok kontrol dan ekperimen 1. Pembelajaran SPRM
dikoreksi dan dibandingkan. Dari hasil pengerjaan Pembelajaran SPRM di laboratorium APIKES
2 kelompok tersebut dapat diketahui bahwa hasil Mitra Husada Karanganyar masih banyak
pengerjaan kelompok eksperimen lebih lengkap kekurangan yaitu ada beberapa dosen yang
karena menyertakan buku, catatan dan dokumen tidak menggunakan demonstrasi, sehingga
yang digunakan serta prosedur setiap langkah detail mahasiswa kesulitan untuk menyelesaikan
disebutkan. kasus dan praktik.
Walaupun ada dosen yang melakukan
Nilai hasil pengerjaan diuji menggunakan kolmogrov demonstrasi namun masih terdapat kekurangan
sminrov untuk mengetahui normalitas data yaitu tidak semua mahasiswa dapat mengikuti
menggunakan spss 15, hasilnya data normal dengan demonstrasi dikarenakan sistem demonstrasinya
nilai t hitung 0,97. Selanjutnya diuji efektifitas hanya dilakukan pada mahasiswa yang berada
menggunakan independent t-test dengan hasil dikelompok awal, sedangkan kelompok
yang pertengahan atau sampai akhir tidak
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. mengetahui demonstrasi yang dilakukan.
Proses demonstrasi yang seperti itu juga
untuk pembelajar di laboratorium diganti menghabiskan waktu yang banyak sekitar
20-30 menit, padahal alokasi waktu untuk
menggunakan model pembelajaran konstektual
praktik 100 menit dan setelah demonstrasi
berbasis visualisasi. Mahasiswa lebih merasa
masih pengerjaan kasus dan praktik satu per
senang dengan adanya video sebelum dilakukan
satu mahasiswa. Selain itu demonstrasi tidak
pengerjaan kasus, selain mempermudah pemahaman
memberikan gambaran tentang pengelolaan RM
materi, juga dapat memberikan gambaran tentang
di Rumah Sakit.
pelaksanaan assembling di Rumah Sakit serta dapat
Maka pada penelitian ini disarankan untuk
mempersingkat waktu. Dengan adanya video juga
adanya perubahan model pembelajaran yaitu
membantu dosen untuk melaksanakan demonstrasi,
model pembelajaran kontekstual
42
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling
Angkowo, R & Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Shofari, B. 2004. PSRM1 Pengelolaan Sistem Rekam
Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo Medik. Semarang: PORMIKI
Azwar, S. 2011. Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem
Pengukuran Prestasi Belajar: Yogyakarta: Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Pustaka Belajar Media Group
Brown and Atkins. 1988. Effective Teaching in Sukmadinata, NS. 2010. Pengembangan Kurikulum.
Higher Education. London: Mathuen Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Borg, W. R& Gall, M, D. 1983. Education Research: Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta
An Introduction, Fourth Edition. New York:
Longman
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual dalam
Prestasi Pustaka
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
43
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014
Yang, Ming-Ying, Manlai You, Fei- Chuan Chen. Sucita, T. Pengembangan Model Pembelajaran
2005. Praktikum Berbasis Software Komputer.
Industrial Design Jobs: Implication for Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Design Practice, Education, and Student
Career Guidance. Elsevier Ltd. Suartama, I. K. 2010. Pengembangan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Hartati, B. 2010. Pengembangan Alat Peraga Gaya
pada Mata Kuliah Media Pembelajaran.
Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran,
Berpikir Kritis Siswa SMA. Dalam Jurnal
Jilid 43. Nomor 3, Oktober 2010 Hlm 253-
Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2000) 128- 262. Universitas Pendidikan Ganesha
132 ISSN: 1693:1246. Jawa Tengah: SMAN
2 Pekalongan Witara, Dyah. 2008. Aplikasi Media Flash Untuk
Meningkatkan Prestasi Siswa dalam http://
Kibrani, Budiyono dan Sutanto. 2012. Pengembangan
repository-usu.ac.id/media/prestasi diakses
tanggal 18 April 2013 Jam 08.00 WIB
Penilaian Teman Sejawat untuk Pembelajaran
Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Wati, U. A. 2010. Pengembangan Multimedia
Garis Lurus di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pembelajaran untuk Mata Kuliah
Pesantren Modern Islam As salam Sukoharjo. Pembelajaran Terpadu. Dalam Jurnal
Surakarta: PPs Universitas Sebelas Maret Penelitian Ilmu Pendidikan Tahun 1 Volume
1 September 2010. Yogyakarta: UNY
Salirawati, Das. 2007. Media Kartu Sebagai Sarana
Belajar Kimia Secara Mudah dalam http:// Wirawan, I. M. A dan Ratnaya, I. G. 2011.
uny.ac.id/mediakartu-kimia diakses tanggal Pengembangan Desain Pembelajaran
19 April 2013 Jam 19.00 WIB Mobile Learning Management System pada
Materi Pengenalan Komponen Jaringan.
Supriatna. 2007. Pengaruh Media Pembelajaran Dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Pendidikan. Lembaga Pendidikan Undiksha
di SMP N 1 Lampung dalam http://repository-
usu.ac.id/tesis/media+motivasi+prestasi
diakses tanggal 22 April 2013 Jam 08.00 WIB
44