Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.

1, Maret 2014

MODEL PEMBELAJARAN SPRM BERBASIS VISUALISASI


ASSEMBLING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PRAKTIK LABORATORIUM

Harjanti1, Hermanu Joebagio2, Ambar Mundigdo3


Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS

ABSTRAK

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ternyata banyak peserta didik yang tidak mampu atau kesulitan
dalam menyelesaikam kasus dan melakukan praktik dari kasus yang diberikan, padahal pada saat responsi
lancar dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan Dosen. Selain itu pada saat diterjurkan ke lahan untuk
Praktik lapangan (PL) peserta didik mengalami kebingungan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
demonstrasi dan ilustrasi tentang pengelolaan rekam medik secara umum di Rumah Sakit. Maka perlu adanya
perubahan tentang model pembelajaran di laboratorium yaitu dengan adanya visualisasi. Penelitian ini
bertujuan Mengetahui pembelajaran SPRM saat ini, Mengetahui prosedur pengembangan model pembelajaran
berbasis visualisasi assembling
pembelajaran di laboratorium.
Metode penelitian pengembangan/Research & Development (R&D). Prosedur penelitian pengembangan
yaitu pra pengembangan model, pengembangan model dan evaluasi model. Uji coba produk yaitu validasi
ahli materi dan ahli media, uji coba peserta didik meliputi uji coba satu-satu dan uji coba kelompok kecil
yang terdiri dari 10 anak. Jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data ahli materi, ahli
media, peserta didik. Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara, kuesioner dan tehnik tes. Instrumen
pengumpulan data yaitu pedoman wawancara, kuesioner dan tes. Tehnik analisis data adalah analisis data

menggunakan independent t-test.


Pembelajaran SPRM di laboratorium APIKES Mitra Husada Karanganyar antar Dosen tidak sama. Ada yang
pakai demonstrasi ada yang tidak. Skor validasi ahli materi 4,6 kategori sangat baik, validasi ahli media
4,57 kategori sangat baik, uji coba satu-satu 4,78 kategori baik, uji coba kelompok kecil 3,98 kategori baik

visualisasi.
Kata kunci: Metode Pengembangan, SPRM, Visualisasi

PENDAHULUAN Penyelenggaraan rekam medis di bagian pelayanan


medis di Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP),
Sistem Pengelolaan Rekam Medik (SPRM) Pengelolaan rekam medis di bagian Assembling,
merupakan salah satu mata kuliah kompetensi Koding Indeksing, Analising Reporting dan Filing.
seorang perekam medis. Adapun kompetensi dasar
yang harus dicapai dalam mata kuliah SPRM SPRM memiliki beban 4 SKS, 2 SKS berupa
meliputi Pencatatan data rekam medis di Tempat teori di kelas sedangkan 2 SKS dilakukan praktik
Pendaftaran Rawat Jalan (TPPRJ), Penyelenggaraan di Laboratorium. Akademi Perekam Medis dan
rekam medis di bagian pelayanan medis di Unit Informatika Kesehatan (APIKES) Mitra Husada
Rawat Jalan (URJ), pencatatan data rekam medis di untuk pembelajaran teori di kelas diampu oleh 2
Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD) dosen mata kuliah sedangkan untuk pembelajaran
dan Unit Gawat Darurat (UGD), Pencatatan data praktik di laboratorium dibagi menjadi 4 kelompok
rekam medis di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat yang diampu oleh 8 dosen dengan setiap kelompok
Inap (TPPRI), Penyelenggaraan rekam medis di 1 dosen dan 1 asisten dosen.
bagian pelayanan medis di Unit Rawat Inap (URI),

32
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

Kegiatan praktikum ditujukan untuk membantu pada saat praktikum SPRM. Dengan adanya inovasi
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tersebut diharapkan peserta didik lebih antusias
kompetensi yang diharapkan. Praktikum di dalam mengikuti praktik, peserta didik mampu
laboratorium APIKES Mitra Husada dilaksanakan mempraktikkan kasus dengan mudah dan ketika
setelah materi di kelas selesai, dalam pembelajaran praktik di lahan juga lebih memahami dan siap karena
praktik di laboratorium dilakukan melalui 4 tahap mata kuliah SPRM adalah salah satu mata kuliah
yaitu responsi, penyelesaian kasus, praktik sesuai kompetensi bagi seorang perekam medis. Selain itu
kasus dan pembuatan laporan. juga membantu Dosen mendemonstrasikan kegiatan
pengelolaan rekam medik sesuai teori.
Responsi dilakukan dengan maksud untuk mengukur
seberapa paham peserta didik memahami materi
yang disampaikan oleh Dosen ketika di kelas, hal kerangka konseptual yang digunakan sebagai
ini dilakukan sebagai syarat apakah peserta didik pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
boleh mengikuti praktik atau tidak. Jika peserta demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
didik tersebut tidak bisa menyelesaikan soal yang konseptual yang melukiskan prosedur yang
diberikan maka akan diulang-ulang sampai bisa baru sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
boleh mengikuti praktik. belajar untuk mencapai tujuan menurut Joyce&Weil
(dalam Santyasa, 2007)
Setelah responsi selesai maka siswa akan diberi
kasus sesuai dengan teori yang disampaikan, setiap Adapun usulan untuk model pembelajaran
peserta didik akan mendapatkan kasus yang berbeda- yang ditawarkan adalah menggunakan model
beda sehingga penyelesaikannya juga akan berbeda. pembelajaran kontekstual dengan visualisasi tentang
Jika kasus yang diberikan sudah selesai maka dari pengelolaan rekam medik dari salah satu Rumah
kasus tersebut dipraktikkan dan diakhir praktik ada Sakit yang sudah menjalankan sistem pengelolaan
pembuatan laporan yang dikumpulkan. rekam medik dengan benar sesuai dengan standar
dari DepKes. Visualisasi merupakan penyampaian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ternyata suatu informasi dengan menggunakan video ataupun
banyak peserta didik yang tidak mampu atau gambar.
kesulitan dalam menyelesaikan kasus dan melakukan
praktik dari kasus yang diberikan, padahal pada saat Dengan adanya visualisasi tentang pengelolaan
responsi lancar dalam menjawab pertanyaan yang rekam medik dapat digunakan sebagai pengganti
dilontarkan Dosen. Selain itu pada saat diterjurkan kegiatan demonstrasi yang seharusnya dilakukan
ke lahan untuk Praktik lapangan (PL) peserta oleh dosen sebelum praktik dilaksanakan.
didik mengalami kebingungan. Materi yang sering
membuat peserta didik mengalami kesulitan untuk Jadi untuk kegiatan praktik laboratorium setelah
praktik adalah pada materi Assembling. responsi dilakukan maka dilanjutkan dengan
pemutaran video sesuai dengan materi setelah
Assembling merupakan salah satu bagian unit rekam itu baru dilakukan praktik sesuai dengan materi
medis yang mempunyai tugas pokok (1) merakit yang diberikan, penyelesaian kasus, praktik dan
kembali Dokumen Rekam Medik (DRM) rawat pembuatan laporan.
jalan, rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai
dengan kronologi penyakit yang bersangkutan (2) Dari latar belakang diatas maka peneliti mengusulkan
meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat adanya penelitian dengan judul “Model Pembelajaran
di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus SPRM Berbasis Visualiasasi Assembling untuk
penyakitnya (3) meniliti kebenaran pencatatan Meningkatkan Kompetensi Praktik Laboratorium”
data rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya
(4) mengendalikan DRM yang dikembalikan ke
METODE PENELITIAN
unit pencatat data karena isinya tidak lengkap (5)
mengendalikan penggunaan nomor rekam medis (6) Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode
mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan penelitian dan pengembangan atau Research &
formulir rekam medis (Shofari, 2004). Development (R&D).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu ada suatu Produk yang dihasilkan dari penelitian dan
inovasi tentang model pembelajaran yang diterapkan pengembangan ini adalah visualisasi kegiatan

33
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

pengelolaan rekam medik unit assembling, 1. Validasi ahli materi dan ahli media
dengan adanya visualisai ini diharapkan mampu 2. Uji coba peserta didik
membantu dosen pengampu praktikum dalam hal Prosedur uji coba peserta didik adalah:
mendemonstrasikan materi yang akan dipraktikkan. a. Uji coba dilakukan dengan uji coba
Visualisasi ini juga diharapkan peserta didik lebih satu-satu, kemudian dilakukan uji coba
mudah dalam menyelesaikan dan mempraktikkannya kelompok kecil dengan jumlah peserta
sehingga dapat meningkatkan kompetensi praktik didik 10 orang.
laboratorium. b. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa
adanya pengembangan model pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbasis visualisasi agar membantu mereka
meliputi metode deskriptif untuk menghimpun dalam menyelesaikan kasus
kondisi yang ada di lapangan. Sedangkan metode c. Menjelaskan bahwa peserta didik bebas
evaluatif dipergunakan untuk mengevaluasi mengemukakan pendapat terkait dengan
keefektifan kelayakan bahan ajar dan proses kelebihan dan kekurangan dari visualisai
pengembangan. Dengan adanya evaluasi maka dapat yang telah dibuat
diperoleh masukan tentang kekurangan dari produk d. Menampilkan visualisasi yang telah dibuat
yang dibuat sehingga dapat dilakukan revisi sebelum e. Membagikan lembar kuesioner tentang
tangga pan pe serta didik terh adap
visualisasi yang sudah ditampilkan
Tabel 1 Tahapan Pengembangan Model f. Menganalisis informasi dan temuan-
temuan yang terkumpul
Tahap Langkah
g. Melakukan revisi berdasarkan data dan
Pra informasi yang diperoleh
pengembangan 1 2. Analisa kebutuhan
model 3. Perancangan model Data yang dikumpulkan dalam penelitian
1. Memilih RS yang pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu data
akan digunakan kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing
dalam pembuatan adalah sebagai berikut :
visualisasi 1. Data kualitatif
2. Prosedur kerja yang Data kualitatif adalah data yang berbentuk
akan dibutuhkan kata-kata, data diperoleh dari penelitian awal
untuk visualisai tentang pelaksanaan proses pembelajaran
Pengembangan 3. Membuat visualisasi SPRM dalam praktik materi assembling di
2
model kegiatan Assembling laboratorium. diperoleh dengan cara observasi
di RS dan wawancara.
4. Kajian model 2. Data kuantitatif
pembelajaran kepada Data kuantitatif diperoleh dari peserta didik.
ahli materi, media Data kuantitatif dipergunakan untuk menilai
dan peserta didik
5. Perbaikan/ Revisi
Sumber data dalam penelitian pengembangan model
6. Produk akhir
pembelajaran berbasis visualisasi ini dikelompokkan
menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal
model pembelajaran
Evaluasi Model 3
dengan menggunakan uji
Sumber data tersebut meliputi: Ahli materi, Ahli
independent t-test
media dan Peserta didik.
Pelaksanaan uji coba produk penelitian dilakukan di Adapun teknik pengumpulan data adalah wawancara,
APIKES Mitra Husada Karanganyar, sebagai bahan kuesioner dan tehnik tes berupa kasus.
evaluasi awal penerapan model pembelajaran SPRM
sebelum diterapkan di pembelajaran laboratorium. Instrumen yang dipergunakan dalam pengumpulan
Uji coba produk dilakukan oleh ahli materi, ahli data pada penelitian ini meliputi pedoman
media dan perwakilan dari peserta didik. Adapun wawancara, kuesioner dan tes berupa kasus.
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

34
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

Teknik analisis data yang dilakukan meliputi sebagai Skor maksimal ideal = 5
berikut : Skor minimal ideal = 1
a. Analisis data kondisi awal
Tabel 3 Panduan konversi data kuantitatif
b. Analisis data kelayakan produk
ke data kualitatif dengan skala 5
Dalam angket disediakan lima pilihan jawaban
untuk memberikan tanggapan tentang kualitas Nilai Skor Kriteria
produk yang dikembangkan yaitu: A X > 4,21 Sangat baik
5 : Sangat baik B 3,40 < Baik
4 : Baik
C 2,60 < Cukup
3 : Cukup
D 1,79 < Kurang
2 : Kurang
1 : Sangat kurang E Sangat kurang

Tabel 2 Konversi data kuantitatif ke data


kualitatif dengan skala 5 Sumber: Miyarso, 2009
Nilai Skor Kriteria
A Sangat baik
Data yang akan diuji diperoleh dari hasil
B Xi + 0,6 Sbi < Baik pengerjaan kasus tentang assembling oleh
1,8 Sbi peserta didik. Peserta didik sejumlah akan
C Xi – 0,6 Sbi < Cukup dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sebagai
0,6 Sbi kelompok kontrol dan sebagai kelompok
D Xi – 1,8 Sbi < Kurang eksperimen.
-0,6 Sbi Data dianalisis menggunakan SPPS dengan
E Sangat kurang menggunakan rumus independent t-tes.
Selanjutnya hasil t hitung dibandingkan dengan
Sumber: Miyarso, 2009 t tabel, tabel t yang digunakan dengan derajat
Keterangan: bebas (df = db= dk) = n -1. Apabila t hitung >
t tabel, maka Ho ditolak, dan menerima Ha.
Rerata skor ideal (Xi) : ½ (skor maksimal ideal
Artinya ada beda secara signifikan antara
+ skor minimal ideal)
rata-rata kelompok kontrol dengan kelompok
Simpangan baku skor ideal (Sbi) : 1/6 (skor eksperimen (Riwidikdo, 2009).
maksimal ideal – skor minimal ideal)
X Ideal : skor impiris
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dikatakan produk layak
jika hasil penilaian dari ahli materi, ahli media Hasil
dan peserta didik minimal nilai C dengan
kategori cukup. 1. Deskripsi Pembelajaran SPRM
1. Lokasi Penelitian
Untuk menghitung skor rata-rata dari penilaian Penelitian dilakukan di dua lokasi
antara ahli media, ahli materi dan peserta didik yaitu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
yang tealh dikembangkan maka menggunakan Karanganyar yang digunakan untuk pengam-
rumus: bilan data berupa visualisasi dan Akademi
Perekam Medis dan Informatika Kesehatan
Keterangan: (APIKES) Mitra Husada Karanganyar yang
digunakan untuk uji coba produk dan uji
X : Skor rata-rata
efektivitas dari produk yang diterapkan.
2. Deskripsi Pembelajaran SPRM di
N : Jumlah butir pernyataan
Laboratorium
Kemudian skor yang diperoleh di konversikan 1) Persepsi mahasiswa terhadap proses
menjadi data kualitatif skala lima. pembelajaran
Berdasarkan rumus tersebut untuk mengubah Berikut adalah hasil kutipan wawan-
data kuantitatif menjadi kualitatif menggunakan cara tentang kesan mahasiswa terha-
pedoman sebagai berikut: dap proses pembelajaran:

35
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

“.....Kalau dari pembelajarannya itu.. 4) Minat Mahasiswa terhadap pembela-


ya...kadang...ya..tegantung suasana jaran SPRM
sih bu...kalau ngepasi materinya itu Berikut adalah hasil kutipan wawan-
dipegang apa..dhelalah gampang ya cara tentang minat mahasiswa terha-
menyenangkan tapi kalau materi...apa dap pembelajaran SPRM:
namanya susah ya..tidak menyenang- “......Seneng sih...karena berguna
kan...” (Mahasiswa 1) banget buat praktek...yang ada diteori
“......Sistem pembelajarannya sudah emang benar-benar ada semua...Cuma
enak, tidak terlalu cepat, ada tanya penggunaan yang masih belum diter-
jawab satu per satu..jadi tau dimana apkan di Rumah Sakit...” (Mahasiswa
letak kesalahanya...”(Mahasiswa 2) 1)
“......Kalau apa..menjelaskan enak... “.....Minat...lebih memilih praktek
tapi kadang terlalu cepat...pokoknya daripada di kelas karena saya suka
gini...pokoknya gini....jadinya rancu.. belajar...sistem ada tanya jawab
kadang yang diresponsi Cuma barisan suka...mengetes sejauh mana kita tau
depan saja..tidak semua diresponsi....” materi...” (Mahasiswa 2)
(Mahasiswa 3) “.....Minat ke materi... tapi prakteknya
2) Persepsi mahasiswa terhadap media kurang....( Mahasiswa 3)
pembelajaran 5) Persepsi mahasiswa terhadap metode
Berikut adalah kutipan hasil wawa- pembelajaran SPRM
ncara tentang persepsi mahasiswa Berikut adalah hasil kutipan wawan-
terhadap media pembelajaran: cara tentang metode pembelajaran di
“ ....Kalau untuk formulirnya send- laboratorium:
iri itu yo sudah lumayan lengkap... “.....Kalau sistemnya dipisah...re-
tetapikan kalau kita Rekam Medik sponsi hari sendiri....praktek hari
dan Informatika Kesehatan...disesuai- sendiri...jadi nanti 1x responsi 2x
kan sama informatikanya...punya kita materi...misalnya hari ini responsi
kayaknya jadi rancu...” (Mahasiswa 1) 1 materi, besok responsi 2 materi
“....Jauh beda sama di sana...kayak prakteknya langsung, dikumpulkan
2 responsi itu. Jadi kadang Dosennya
di sini...” (Mahasiswa 2) sendiri, yang penting sudah ngelakuin
“....Kurang kayaknya..sudah lama- prakteknya....kalau demonstrasinya
lama formulirnya...padahal sekarang ngedemoinnya enak aja sih, ketika
sudah komputerisasi....”(Mahasiswa prakteknya masih bingung...apa na-
3) manya yang dikenalin cuma kelom-
3) Persepsi mahasiswa terhadap kom- pok pertama, kalau datang kelompok
petensi Dosen SPRM terakhir tidak dikenalin....jadinya gak
Berikut adalah hasil kutipan wawa- semua pegang...harusnya ngerakit
ncara tentang persepsi mahasiswa tapi tidak, 1 dapat ngerakit, 1 dapat
terhadap kompetensi Dosen SPRM: neliti kelengkapan...prosesnya masuk
“......Kalau dari Dosennya sendiri enak 2..2..kelompok tengah-tengah yang
bu neranginnya...kompetensinya men- ngajari teman...” (Mahasiswa 1)
cukupi...dari dosennya enak dpraktek- “.....Demonstrasi ada 1 untuk 1 kelas,
kan....ini cara ngisinya...kurang waktu baru responsi...teori...praktek kayak
dan kurang tenaga tapi gak tau.... di Rumah Sakit...biasanya gini..
”(Mahasiswa 1) anak-anaknya paham...tapi gitu bu
“.....Kompetensi Dosen yang di lab... rame karena bercanda...misal kasus
sudah mencukupi tapi kalau yang di selesai ditanya satu-satu...kasus..di-
kelas belum...”(Mahasiswa 2) kasih satu-satu trus praktek lagi yang
banyak teori....” (Mahasiswa 3)
“ ....Sudah...kalau jelasinnya jelas....
prakteknya satu per satu jadi pada “....menyelesaikan kasus banyak
paham....” (Mahasiswa 3) kendala bahkan ada mahasiswa yang
tidak tau sama sekali...jadi butuh

36
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

demosntrasi soalnya Dosennya send- Berikut adalah kutipan wawancara


iriyang di kelas terlalu cepat...” (Ma- dengan dosen berkaitan dengan media
hasiswa 2) pembelajaran:
6) Persepsi mahasiswa terhadap pening- “....Biasanya didemokan dikenalkan
katan kompetensi SPRM bahan-bahannya dulu..kalau misal
Berikut adalah hasil kutipan wawan- assembling...formulir-formulir ses-
cara tentang persepsi mahasiswa ter- ungguhnya ditunjukkan dulu kepada
hadap upaya peningkatan kompetensi mereka..kalau di kelas hanya ditun-
SPRM: jukkan in saja...apa presentasi PP aja...
kalau dilaboratorium kita sudah bisa
“.....Mungkin adakan tambahan kayak
menunjukkan barangnya seperti apa..
kuliah perdana dibahas semua materi
cara ngisinya bagaimana....”
lagi dari awal sampai tengah semes-
3) Metode pembelajaran SPRM
ter.. dibahas lagi mana kekurangan,
Tahapan pertama yaitu dilakukan
dipilah-pilah..kalau dari Dosen udah
dengan responsi. Berikut kutipan
enak, ditambah lagi pengajarnya..
wawancaranya:
sehingga semua dapat tidak cuma ke-
lompok awal...kelengkapan formulir, “.....Tahapan pertahapan responsi...
responsi lebih menekankan pada ma-
masih kekur kelengkapan disesuaikan
teri...apa namanya...ada proses tanya
sama standarisasi RS...” (Mahasiswa
jawab....harapannya mahasiswa di lab
1)
tau dulu materinya apa saja...SOPnya
“....Jam praktek ditambah...ada seperti apa...buku, catatan dan doku-
demonstrasi sebelum praktik...di- mennya apa saja di bagian itu atau
agnosa yang digunakan yang umum materi yang sedang dipraktekkan...”
karena mahasiswa bingung seperti “...Mahasiswa akan diberikan kasus,
singkatan-singkatan CRF...adanya dalam menyelesaikan kasus biasanya
sistem komputerisasi...” (Mahasiswa didemokan, dikenalkan bahan-bahan-
2) nya...Kasusnya secara tertulis untuk
“....Mungkin media ditambah kom- kemudian kita cek untuk penyelesa-
puter..jadi sama dengan RS karena ian kasusnya..Kita contohkan satu
RS sudah komputerisasi..ditambah contoh kasus..karena mahasiswa akan
Dosen..formulirnya..buku ekspedisi menerima kasus yang berbeda..jadi
kalau satu nunggunya lama....” (Ma- kita contoh kasus memperhatikan...
hasiswa 3) menyelesaikan..”
3. Deskripsi Pembelajaran SPRM dari Dosen “....untuk kemudian mempraktekkan
sesuai panduan kita...dalam arti ada
di Laboratorium
proses pembenaran...mereka mem-
praktekkan kasus..baru...satu persatu
Berikut adalah kutipan wawancara kita cek, tidak efektif butuh waktu
dengan Dosen yang bersangkutan lama....”
tentangblatar belakang atau profil 4) Sistem evaluasi pembelajaran SPRM
dosen: Berikut kutipan wawancara tentang
“.....E..mulai di MH februari 2005... sistem evaluasi SPRM:
terus ngajarnya SPRM...iya di labo- “.....Wawancara kepada mereka kalau
ratorium 2005...latar belakang pen- mata kuliah SPRM saling berkai-
didikan D3 Rekam Medik...terus S1... tan...contoh assembling, koding in-
sekarang S2...trus..e..mengajar sudah deksing...kita harus bisa memastikan
7 tahun masuk tahun ke 8...yang dulu bahwa mereka memahami materi
mahasiswanya sedikit sampai maha- tersebut..selain itu mahasiswa harus
siswanya banyak...” membuat laporan dari parktik itu...
2) Kemampun dosen dalam meman- biasanya dari laporan juga akan ter-
faatkan dan mengkreasikan media pantau paham atau belum...tes praktik
pembelajaran akhir semester pasti ada..biasanya

37
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

disetiap ujian...tidak hanya ujian tulis d) Penambahan pengisian kartu


tapi ada ujian praktik, tidak harus kendali menggunakan format
mempraktikkan semua materi tapi dari Departemen Kesehatan
secara undian, bisa dapat koding, as- (DepKes), sedangkan yang di-
sembling dan lain-lain, mereka harus tempel pada dokumen yang tidak
siap semua materi...” lengkap adalah lembar ketidak-
2. Prosedur Pengembangan Model Pembelaja- lengkapan
ran Visualisasi Assembling e) Slide buku dan catatan dibuat
Pengembangan model pembelajaran dilakukan satu persatu agar terbaca dan
dengan cara demonstrasi yang dilakukan terlihat
dengan cara manual, diganti dengan pemutaran f) Slide ke 2 (kompetensi dan indi-
visualisasi dengan durasi 15-20 menit, untuk kator) diperlambat agar terbaca
materi assembling yang dibuat dengan durasi dan terlihat
17 menit 48 detik. Visualisasi tersebut berupa g) Durasi waktu kurang lebih 15 menit
video yaitu gabungan antara teks, gambar h) Dokumen yang dikembalikan
bergerak, animasi, efek dan audio. ke bangsal/ bagian koding harus
Adapun isi dari visualisasi assembling yang sudah di map
dibuat yaitu: 2) Ahli media
a. Merakit kembali Dokumen Rekam Adapun hasil validasi dari ahli materi
Medik (DRM) menjadi urut atau runtut yaitu 4,57 masuk dalam kategori san-
sesuai dengan kronologi penyakit yang gat baik.
bersangkutan Berikut adalah komentar dan saran
b. Meneliti kelengkapan data yang seharusnya umum dari ahli media:
tercatat di dalam formulir rekam medis
a) Pada tampilan standar kom-
c. Mengendalikan penggunaan formulir
petensi, kompetensi dasar dan
rekam medis
indikator diperpanjang durasinya
d. Alur dokumen rekam medik yang lengkap
b) Pada tampilan selalu ada audio
dan tidak lengkap
c) Gambar di ruangan diterangkan
Berikut adalah hasil validasi ahli materi dan
ahli media: d) Narasi diperbaiki
a. Validasi Ahli Materi dan Ahli Media b. Uji Coba Peserta Didik
1) Ahli materi 1) Uji coba satu-satu
Adapun hasil validasi dari ahli materi Adapun hasil uji coba satu-satu yaitu
yaitu 4,6 masuk dalam kategori san- 4,75 masuk dalam kategori sangat
gat baik. baik.
Berikut adalah komentar dan saran Berikut adalah komentar dan saran
umum dari ahli materi: umum dari peserta didik:
a) Penambahan materi tentang a) Lebih diperjelas lagi dalam pen-
perakitan dokumen baru dibuat gisian audio atau dubbing
perkasus (narasi) b) Pada slide materi, pemberian soal
b) Penekanan materi assembling atau contoh soal, perhitungan
yaitu pada perakitan dokumen IMR/ DMR dalam menampilkan
baru (kata kunci: surat persetu- videonya diperlambat 2-3 detik.
juan rawat inap dan surat per- 2) Uji coba satu-satu
intah rawat inap) dan perakitan Adapun hasil uji coba satu-satu yaitu
dokumen setelah dipakai (RM 3,98 masuk dalam kategori baik.
1: Ringkasan masuk dan keluar),
Berikut adalah komentar dan saran
dokumen siap simpan.
umum dari peserta didik:
c) Penekanan pada batas waktu
a) Komposisi dan warna sedikit
kelengkapan pengisian dokumen
mencolok sehingga warnanya
rekam medik dan pengembalian
lebih baik diterangkan atau se-
dokumen rekam medik dari bang-
dikit dicerahkan
sal ke bagian assembling (narasi)

38
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

b) Tulisan penjelasan tentang IMR adanya responsi. Menurut Brown and Atkins (1988
dan DMR diperjelas pertanyaan atau daftar pengecekan evaluasi diri
- atau di APIKES Mitra Husada Karanganyar disebut
bangkan Dalam Pembelajaran di Laborato- dengan responsi ini adalah salah satu upaya yang
rium dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
praktik di laboratorium, karena peserta didik
telah dbuat, maka dari 60 mahasiswa dibagi
menjadi 2 kelompok yang satu diberi perlakuan aktivitas di laboratorium. Responsi yang dilakukan
dengan metode lama dan kelompok yang lain di APIKES Mitra Husada Karanganyar yaitu dengan
menggunakan metode baru. memberikan pertanyaan kepada peserta didik satu
Hasil pengerjaan kasus dengan menggunakan per satu, pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
model pembelajaran yang lama, dimana dalam materi yang disampaikan dosen ketika perkuliahan
pengerjaan kasus pada hasil perhitungan tidak di kelas.
ada satuan, buku, catatan dan dokumen yang Setelah selesai responsi ada Dosen yang melakukan
digunakan untuk praktik tidak disebutkan
review materi, ada yang demostrasi dengan membagi
contohnya buku ekspedisi, lembar kekurangan
menjadi menjadi beberapa kelompok kecil namun
dokumen RM dll, alur dokumen rekam medik
ada juga yang tidak melakukan demonstrasi. Hal ini
tidak disebutkan secara lengkap. Sedangkan
dilakukan karena kegiatan demonstrasi ini memakan
hasil pengerjaan kasus dengan menggunakan
waktu yang banyak yaitu 20-30 menit, padahal untuk
motode baru menggunakan visualiasasi, dimana
untuk hasil perhitungan lengkap dengan satuan, praktik hanya 100 menit. Sehingga alokasi waktu
alur dokumen rekam medik ditulis secara urut untuk pengerjaan kasus dan praktik juga kurang,
dan lengkap serta buku, catatan dan dokumen tidak jarang praktik laboratorium yang dilakukan
yang digunakan juga disertakan sesuai dengan melebihi jam raktik yang ditentukan yaitu 3-4 jam
penggunaannya. padahal waktu praktik 1 jam 40 menit.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil Demonstrasi yang selama ini dilakukan juga kurang
pengerjaan kasus maka diuji menggunakan uji efektif karena tidak semua mahasiswa mendapatkan
statistik independent t-tes untuk mengetahui demonstrasi, sehingga mahasiswa juga mengalami
keefektian dari visualisasi yang dibuat. Sebelum
kesulitan ketika mengerjakan kasus yang dampaknya
menghambat praktik yang akan dilakukan karena
normalitas data, diketahui bahwa nilai Z hitung
dosen harus mengulang kembali demonstrasi yang
adalah 1, 230. Sedangkan nilai signifikasi
telah dilakukan kepada setiap mahasiswa. Selain itu
(Asymp. Sig) besarnya 0, 97 dibandingkan
demonstrasi yang dilakukan juga tidak memberikan
dengan
dengan demikian Ho diterima yang artinya data gambaran yang nyata di lahan praktik ataupun
berdistribusi normal. Rumah Sakit sehingga ketika mereka melakukan
praktik di lapangan juga merasa canggung.
Setelah diketahui data merupakan data
berdistribusi normal, maka dari data tersebut Sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
dilakukan uji efektifitas menggunakan uji kurang memadai dan tidak disesuaikan dengan
statistik independent t-test. nilai t hitung perkembangan, hal ini juga akan menghambat proses
praktikum karena mahasiswa harus bergantian dalam
adalah 0,000 hal ini menunjukkan Ho ditolak menggunakan sarana dan prasarana yang ada serta
Dosen dalam menggunakan sarana dan prasarana
antara mahasiswa yang menggunakan visualisasi
untuk demostrasi. Adanya perbedaan sarana dan
dan yang tidak menggunakan visualisai dalam
prasarana yang ada di laboratorium juga akan
menyelesaikan kasus.
menghambat mahasiswa ketika praktik di lahan.

PEMBAHASAN Pada dasarnya demonstrasi sangat membantu


mahasiswa dalam mengerjakan kasus dan
Deskripsi Pembelajaran SPRM memberikan gambaran tentang praktik yang
dilakukan karena demonstrasi akan memberikan
Pelaksanaan pembelajaran SPRM di laboratorium
ilustrasi materi dan dilakukan setelah perkuliahan.
APIKES Mitra Husada Karanganyar dimulai dengan

39
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

Setelah demonstrasi atau review yang dilakukan sendiri dipersiapkan lebih awal untuk mengenal
oleh Dosen dilanjutkan dengan pengerjaan kasus. dunia kerja, ketika praktik lapanganpun mereka
Setiap anak akan mendapatkan kasus yang berbeda. tidak akan merasa canggung atau kesulitan.
Kasus merupakan suatu contoh masalah yang ada
di Rumah Sakit atau suatu contoh kejadian yang Adapun cara pengkaitan materi dengan dunia kerja
ada di Rumah Sakit berkaitan dengan pengelolaan dilakukan dengan cara, demonstrasi yang biasanya
DRM. Dalam pengerjaan kasus mahasiswa harus dilakukan dengan manual atau yang biasa dilakukan
mengerjakan kasus secara urut sesuai dengan diganti dengan cara memfasilitasi mahasiswa berupa
prosedur pengelolaan rekam medik disetiap unit visualisasi yang diputar menggunakan komputer
rekam medik dan setiap prosedur yang dituliskan ataupun laptop.
juga harus sarana dan prasarana yang akan digunakan Seperti menurut Brown and Atkins (1988) salah satu
dalam praktik. cara peningkatan pembelajaran di laboratorium yaitu
Kasus yang telah diselesaikan akan dikoreksi oleh dengan cara memfasilitasi mahasiswa. Pembelajaran
dosen pengampu mata kuliah, jika sudah benar di laboratorium sedapat mungkin dapat membuat
maka langsung dilanjutkan dengan praktik namun mahasiswa belajar secara mandiri dan saling belajar
jika ada prosedur yang masih kliru ataupun ada dengan temannya.
prasarana yang digunakan belum disebutkan maka Fasilitas tersebut berupa visualisasi tentang
harus dibenarkan dulu sampi benar baru dilanjutkan pengelolaan Rekam Medik di Rumah Sakit berupa
praktik. video yang isinya tentang pengenalan buku, catatan
Mahasiswa yang telah melaksanakan praktik maka dan dokumen yang digunakan, video tentang
harus membuat laporan dari praktik yang telah prosedur pengelolaan DRM, materi serta contoh
dilakukan di buku folio bergaris. Hasil laporan ini kasus dan pengerjaannya.
digunakan sebagai evaluasi, laporan akan dikoreksi Visualisasi tersebut berdurasi sekitar 15-20 menit,
oleh dosen yang meliputi dasar teori, kasus, hasil dengan adanya visualisasi ini diharapkan mahasiswa
pengerjaan kasus, kesimpulan, daftar pustaka dan tahu tentang gambaran alur dokumen rekam medik
pengesahan. di Rumah Sakit dan cara pengerjaan kasus. Dosen
Sedangkan evaluasi di tengah semester dan juga terbantu karena tidak perlu menjelaskan ulang
akhir semester dilakukan dengan memberikan materi atau sebagai pengganti demonstrasi serta
kasus kepada setiap mahasiswa secara acak. menghemat alokasi waktu.
Setelah pengerjaan kasus selesai, maka mahasiswa Dengan adanya visualisasi juga dapat digunakan
mempraktikkan kasus tersebut. Maka mahasiswa untuk belajar di rumah karena bisa dicopy
harus mempelajari semua materi karena kasus yang menggunakan flasdisk dan dapat diputar ulang
diberikan secara acak. menggunakan laptop, komputer ataupun tablet.
Namun dari hasil evaluasi yang dilakukan dapat Prosedur Pengembangan Model Pengembangan
diketahui bahwa model pembelajaran yang diterapkan Visualisasi Assembling
belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal, hal
itu dapat diketahui dari hasil pengerjaan kasus oleh Tahapan pembuatan visualisasi dimulai dengan
mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa yang sama
sekali tidak tau kasus tersebut harus diapakan. Maka
disarankan adanya perubahan model pembelajaran menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami
yang diterapkan, yaitu model pembelajaran kesulitan ketika mengerjakan kasus dan mengalami
kontekstual yaitu suatu proses pembelajaran yang kebingungan ketika praktik di lahan/ Rumah Sakit.
mengkaitkan antara materi pembelajaran dengan Maka dilakukan pengembangan yaitu mengganti
kehidupan sehari-hari sehingga mahasiswa mampu demonstrasi yang dilakukan dengan pemutaran
membuat hubungan antara pengetahuan dalam visualisasi yang telah dibuat.
kehidupan nyata (Trianto, 2007).
Sebelum pembuatan visualisasi yang pertama
Kehidupan nyata yang dimaksud pada pembelajaran dilakukan adalah memilih Rumah Sakit yang
yang dimaksud adalah mengkaitkan materi yang digunakan sebagai tempat pengambilan gambar dan
diajarkan dengan dunia kerja. Sehingga mahasiswa unit yang dipilih. Pada uji coba yang dipilih adalah

40
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar terhadap visualisasi yang telah dibuat. Skor dari hasil
dengan unit bagian assembling. uji satu-satu yaitu 4,75 maka termasuk pada kategori
sangat baik karena nilai X > 4,21. Kesimpulan dari
Setelah tempat dipilih maka dilakukan pengambilan hasil penilaian uji satu-satu layak untuk diproduksi
gambar yaitu tentang catatan, buku, formulir yang namun ada beberapa yang harus direvisi.
digunakan, prosedur pengendalian formulir rekam
medik, prosedur dokumen rekam medik di bagian Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu setelah
assembling. revisi dari uji coba satu-satu dilakukan maka
dilakukan uji coba kelompok kecil. Produk yang
Gambar yang sudah diambil maka digabung telah dibuat diuji kesepuluh anak. Prosedur yang
menjadi satu untuk dibuat menjadi video. Dalam dilakukan sama dengan uji coba satu-satu, adapun
video tersebut berisi tentang kompetensi dasar, skor yang diperoleh adalah 3,98 masuk dalam
kategori baik karena nilai X berada diantara nilai
digunakan, prosedur pengendalian formulir rekam 3,40-4,21. Kesimpulan layak untuk diproduksi
medik dan contoh susunan dokumen rekam medik namun masih ada beberapa hal yang harus direvisi.
untuk kasus anak, prosedur dokumen rekam medik
di bagian assembling, materi incomplete medical Masukan atau hal-hal yang harus direvisi pada
record (IMR) dan delique medical record (DMR), uji coba kelompok kecil tidak semua direvisi dan
contoh kasus, contoh soal dan cara penyelesaian. disajikan pada hasil penilaian. Hal ini dikarenakan
ada beberapa saran yang menyimpang atau tidak
Menurut Heinich (dalam Pribadi dan Putri 2001) berkaitan dengan materi assembling. Sebagai
video termasuk media yang diproyeksikan. Video contoh ketikan lembar masuk dan keluar lebih baik
menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) ditulisa tangan daripada diketik karena tidak teratur
secara bersamaan sehingga mampu mengungkapkan dengan yang ditepatkan. Hal itu tidak mungkin
obyek atau peristiwa secara sesungguhnya. Dengan direvisi karena selain tidak berkaitan dengan materi
perancanaan yang baik maka akan membuat proses juga merupakan kebijakan dari Rumah Sakit yang
komunikasi (pembelajaran) menjadi efektif. bersangkutan.
Visualisasi yang berupa video tersebut divalidasi ke Selain itu ada yang memberikan saran untuk
ahli materi yaitu Tri Lestari, SKM. Hasil validasi pengambilan gambar seharusnya lebih diperjelas
dari ahli materi dapat diperoleh skor 4,6 maka pada poin-poinnya, misalkan pada gambar lembar
termasuk dalam kategori sangat baik karena nilai resume pulang seharusnya pada tulisan lembar
X > 4,21. Kesimpulan dari hasil validasi yaitu layak resume ikut diambil dan diperjelas untuk bukti
namun ada beberapa hal yang harus direvisi. Hasil bahwa lembar tersebut benar-benar lembar resume
revisi tidak semua dapat dilakukan yaitu tentang pulang, sebagian gambar sudah jelas. Hal ini tidak
dokumen yang dikembalikan diberi map dokumen bisa dilakukan karena dokumen rekam medis itu
rekam medik, hal ini tidak dapat dilakukan karena rahasia maka isi dari dokumen rekam medis harus
di Rumah Sakit yang berkaitan untuk berkas yang dijaga kerahasiaanya. Jika hal itu dilakukan maka
dikembalikan ke bangsal tidak dimap. termasuk melanggar kode etik perekam medis karena
Selain divalidasi ahli materi maka divalidasi ke ahli telah menyebar luaskan isi dokumen rekam medis
media yaitu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, skor dari ahli pasien. Contoh yang lain bisa dilihat dari lampiran.
media yaitu 4,57 maka masuk kategori sangat baik Menyimpangnya saran yang diberikan oleh
karena nilai X > 4,21. Kesimpulan dari hasil validasi mahasiswa dikarena mahasiswa bingung tentang
ahli media yaitu layak diproduksi dengan revisi. apa yang harus mereka sampaikan, namun produk
Setelah selesai direvisi maka tahap selanjutnya masih dapat dilanjutkan untuk revisi dikarena skor
dilakukan uji kelayakan ke salah satu mahasiswa yang diperoleh masuk kategori baik dengan nilai
yang telah menempuh praktik SPRM. Uji coba B karena produk layak diproduksi minimal adalah
dilakukan dengan menjelaskan dahulu kepada mendapatkan nilai C.
mahasiswa tersebut tentang pengembangan yang Saran dari uji coba kelompok kecil direvisi, setelah
dibuat, setelah itu video diputarkan dan mahasiswa selesai revisi maka burning di CD dan siap untuk
diminta untuk memberikan penilaian dan saran

41
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

- jadi dosen tidak perlu mengulang lagi kesetiap anak


bangkan Dalam Pembelajaran di Laboratorium dan semua anak dapat menyaksikan demonstrasi.

Visualisasi yang telah selesai dilakukan uji coba Menurut Witara (2010) manfaat adanaya media
kelompok kecil dan telah direvisi, maka tahap pembelajaran ini adalah penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses
terhadap 60 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,
eksperimen.
kualitas hasil belajar siswa, media memungkinkan
Kelompok kontrol terdiri dari 30 anak dari kelas proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan
A semester III (Tiga) APIKES Mitra Husada saja, media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap proses belajar, mengubah peran guru ke
mengumpulkan mahasiswa, selanjutnya dilakukan arah yang lebih positif dan produktif.
sesi tanya jawab secara lisan dan review materi
yang berkaitan dengan assembling. Selanjutnya
anak-anak diberi kasus yang berkaitan dengan materi PENUTUP
assembling untuk dikerjakan.
Simpulan
Sedangkan kelompok eksperimen terdiri dari 30
anak dari kelas B semester III (Tiga) APIKES Mitra Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
Husada Karanganyar. Uji efektifitas dilakukan pengembangan. Adapun tujuan penelitian ini adalah
dengan cara mengumpulkan mahasiswa, selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi praktik mahasiswa
pada mata kuliah Sistem Pengelolaan Rekam Medik
dilakukan sesi tanya jawab dan pemutaran video
(SPRM) di APIKES Mitra Husada Karanganyar.
tentang materi assembling. Setelah selesai anak-
anak diberi kasus materi assembling yang sama Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil
seperti kelompok kontrol untuk dikerjakan. kesimpulan:
Hasil pengerjaan kelompok kontrol dan ekperimen 1. Pembelajaran SPRM
dikoreksi dan dibandingkan. Dari hasil pengerjaan Pembelajaran SPRM di laboratorium APIKES
2 kelompok tersebut dapat diketahui bahwa hasil Mitra Husada Karanganyar masih banyak
pengerjaan kelompok eksperimen lebih lengkap kekurangan yaitu ada beberapa dosen yang
karena menyertakan buku, catatan dan dokumen tidak menggunakan demonstrasi, sehingga
yang digunakan serta prosedur setiap langkah detail mahasiswa kesulitan untuk menyelesaikan
disebutkan. kasus dan praktik.
Walaupun ada dosen yang melakukan
Nilai hasil pengerjaan diuji menggunakan kolmogrov demonstrasi namun masih terdapat kekurangan
sminrov untuk mengetahui normalitas data yaitu tidak semua mahasiswa dapat mengikuti
menggunakan spss 15, hasilnya data normal dengan demonstrasi dikarenakan sistem demonstrasinya
nilai t hitung 0,97. Selanjutnya diuji efektifitas hanya dilakukan pada mahasiswa yang berada
menggunakan independent t-test dengan hasil dikelompok awal, sedangkan kelompok
yang pertengahan atau sampai akhir tidak
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. mengetahui demonstrasi yang dilakukan.
Proses demonstrasi yang seperti itu juga
untuk pembelajar di laboratorium diganti menghabiskan waktu yang banyak sekitar
20-30 menit, padahal alokasi waktu untuk
menggunakan model pembelajaran konstektual
praktik 100 menit dan setelah demonstrasi
berbasis visualisasi. Mahasiswa lebih merasa
masih pengerjaan kasus dan praktik satu per
senang dengan adanya video sebelum dilakukan
satu mahasiswa. Selain itu demonstrasi tidak
pengerjaan kasus, selain mempermudah pemahaman
memberikan gambaran tentang pengelolaan RM
materi, juga dapat memberikan gambaran tentang
di Rumah Sakit.
pelaksanaan assembling di Rumah Sakit serta dapat
Maka pada penelitian ini disarankan untuk
mempersingkat waktu. Dengan adanya video juga
adanya perubahan model pembelajaran yaitu
membantu dosen untuk melaksanakan demonstrasi,
model pembelajaran kontekstual

42
Harjanti, dkk. Model Pembelajaran SPRM Berbasis Visualisasi Assembling

2. Prosedur pengembangan -------------. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta:


Pertama dilakukan yaitu memilih Rumah Sakit Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Tenaga
yang digunakan untuk contoh pengelolaan Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Dokumen Rekam Medik, selanjutnya dilakukan Tinggi
pengambilan data yang berupa gambar dan
video, setelah itu digabung dengan teks, narasi, Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan &
instrument diberi efek untuk digabung menjadi Prosedur Rekam Medik Rumah Sakit. Jakarta:
Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik
video. Setelah video selesai maka divalidasi
ke ahli media dengan skor 4,57 kesimpulan
Joko, Y. S. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas.
layak diproduksi dengan revisi, ahli materi Jakarta: Grasindo
skor 4,6 kesimpulan layak diproduksi dengan
revisi, setelah direvisi dilakukan uji coba satu Januszewski, A & Molenda, M. 2008. Educational
satu dengn skor 4,75 dengan kesimpulan layak Technology. New York: Lawrance Erlbaum
diproduksi dengan revisi, selanjutnya setelah Associates
direvisi maka dilakukan uji coba kelompok
kecil dengan 10 orang dengan skor rata-rata Jacobsen, et all. 2009. Metode-metode pengajaran.
3,98 dengan kesimpulan layak diproduksi Jakarta: Pustaka Pelajar.
dengan revisi.
Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung.
Surabaya: Unesa: University Press
Pembelajaran di laboratorium dilakukan dengan
menguji visualisasi tersebut ke 60 anak yang di Nurhadi, Y. B& Senduk, A. G. 2004. Pembelajaran
bagi menjadi 2 kelompok yaitu yang diputarkan Kontekstual (Contextual Teaching and
video dan hanya direview materi. Berdasarkan Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam
hasil uji independent t-test diketahui nilai KBK. Malang: UM Press
0,000 yang berarti Ho ditolak yang artinya
ada perbedaan rata-rata signifikasi antara Pribadi, B. A & Putri, D. P. 2001. Media Pembelajaran
mahasiswa yang menggunakan visualisasi Interaktif. Jakarta : Maju Jaya Press
dan yang tidak menggunakan visualisai dalam
menyelesaikan kasus. Ra hay un ing sih , E & Dwiy an to, J. 2 00 5.
Pembelajaran di Laboratorium. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Pusat Pendidikan Pengembangan UGM

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Riwindikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

Angkowo, R & Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Shofari, B. 2004. PSRM1 Pengelolaan Sistem Rekam
Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo Medik. Semarang: PORMIKI

Azwar, S. 2011. Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem
Pengukuran Prestasi Belajar: Yogyakarta: Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Pustaka Belajar Media Group

Brown and Atkins. 1988. Effective Teaching in Sukmadinata, NS. 2010. Pengembangan Kurikulum.
Higher Education. London: Mathuen Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Borg, W. R& Gall, M, D. 1983. Education Research: Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta
An Introduction, Fourth Edition. New York:
Longman
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual dalam
Prestasi Pustaka
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

43
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

Yang, Ming-Ying, Manlai You, Fei- Chuan Chen. Sucita, T. Pengembangan Model Pembelajaran
2005. Praktikum Berbasis Software Komputer.
Industrial Design Jobs: Implication for Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Design Practice, Education, and Student
Career Guidance. Elsevier Ltd. Suartama, I. K. 2010. Pengembangan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Hartati, B. 2010. Pengembangan Alat Peraga Gaya
pada Mata Kuliah Media Pembelajaran.
Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran,
Berpikir Kritis Siswa SMA. Dalam Jurnal
Jilid 43. Nomor 3, Oktober 2010 Hlm 253-
Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2000) 128- 262. Universitas Pendidikan Ganesha
132 ISSN: 1693:1246. Jawa Tengah: SMAN
2 Pekalongan Witara, Dyah. 2008. Aplikasi Media Flash Untuk
Meningkatkan Prestasi Siswa dalam http://
Kibrani, Budiyono dan Sutanto. 2012. Pengembangan
repository-usu.ac.id/media/prestasi diakses
tanggal 18 April 2013 Jam 08.00 WIB
Penilaian Teman Sejawat untuk Pembelajaran
Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Wati, U. A. 2010. Pengembangan Multimedia
Garis Lurus di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pembelajaran untuk Mata Kuliah
Pesantren Modern Islam As salam Sukoharjo. Pembelajaran Terpadu. Dalam Jurnal
Surakarta: PPs Universitas Sebelas Maret Penelitian Ilmu Pendidikan Tahun 1 Volume
1 September 2010. Yogyakarta: UNY
Salirawati, Das. 2007. Media Kartu Sebagai Sarana
Belajar Kimia Secara Mudah dalam http:// Wirawan, I. M. A dan Ratnaya, I. G. 2011.
uny.ac.id/mediakartu-kimia diakses tanggal Pengembangan Desain Pembelajaran
19 April 2013 Jam 19.00 WIB Mobile Learning Management System pada
Materi Pengenalan Komponen Jaringan.
Supriatna. 2007. Pengaruh Media Pembelajaran Dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Pendidikan. Lembaga Pendidikan Undiksha
di SMP N 1 Lampung dalam http://repository-
usu.ac.id/tesis/media+motivasi+prestasi
diakses tanggal 22 April 2013 Jam 08.00 WIB

Santyasa, I. W. 2007. Model-Model Pembelajaran


Inovatif. Makalah. Disajikan dalam pelatihan
tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-
Guru SMA&SMP di Nusa Penida tanggal 29
Juni s.d 1 Juli 2007

44

Anda mungkin juga menyukai