PENDAHULUAN
1
Rumusan masalah berdasarkan PICO :
No Kriteria Pembenaran & Critical thinking
.
1 P 1. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu
(Problem/Population) mahasiswa prodi keperawatan magelang.
2. Bagaimana
Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
terdiri dari 20 mahasiswa menggunakan metode peta
konsep dan 20 mahasiswa metode konferensi.
3.
2 I 1. Intervensi yang diberikan pada mahasiswa yang
(Intervention) sedang melakukan praktik klinik keperawatan adalah
metode peta konsep dan metode konferensi.
2. Dimana metode peta konsep adalah pembelajaran
efektif untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan
merupakan tehnik yang sangat baik untuk
mengevaluasi proses berfikir kritis mahasiswa karena
merupakan visual representattif terhadap pemikiran
mahasiswa.
3. Metode Pembelajaran dengan pendekatan konferensi
dimaksudkan agar mahasiswa didik dapat mempelajari
lebih dalam tentang kasusnya dengan menulis laporan
pendahuluan.
2
siswa telah berfokus pada masalah utama pasien dan erea
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan untuk
meyakinkan keselamatan monitoring pasien secara
menyeluruh selama sehari.
4 O Dari 40 mahasiswa yang sedang melakukan praktik klinik
(Outcome) keperawatan, 20 mahasiswa menggunakan metode peta
konsep dan 20 mahasiswa menggunakan metode
konferensi. Rata-rata bagi mahasiswa yang
menggunakan metode peta konsep, sebanyak 19
responden ( 95 %) berada dalam kategori lulus,
sedangkan 1 responden ( 5% ) berada dalam kategori
tidak lulus. Rata-rata bagi mahasiswa yang menggunakan
metode konferensi sebanyak 16 responden ( 80 %) berada
dalam kategori lulus, sedangkan 4 responden ( 20% )
berada dalam kategori tidak lulus. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran peta konsep
efektif dan signifikan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran klinik.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB III
5
6) Ukuran sampel cukup berdasarkan teori yang mendukung
penelitian ini. Karena terdapat kriteria melalui studi pendahuluan
yang sudah dilakukan didapatkan pada tahun ajaran 2011/2012
untuk pemeriksaan leopold didapat 31 dari 90
mahasiswa dinyatakan tidak lulus, yang metode
pembelajarannya menggunakan demonstrasi.
7) Pengumpulan data : cara pengumpulan data dalam
jurnal dijelaskan yaitu pengumpulan data dengan
mengukur tingkat kemampuan atau kompetensi
mahasiswa melakukan leopold, melalui design posttest
Only Control Group Design didapatkan jumlah mahasiswa tertentu
yang tidak lulus dalam ujian leopold dengan menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi. metode pembelajaran demonstrasi dan
coaching yang telah dilakukan dibedakan ke efektifitasannya
melalui posttest.
8) Instrument pengumpulan data dijelaskan dalam jurnal yaitu
menggunakan checklist.
9) Uji instrumen dalam jurnal dijelaskan yaitu menggunakan t-test.
10) Didalam jurnal tidak dijelaskan coufounding factors(faktor
perancu).
11) Didalam jurnal tidak dijelaskan tentang validitas dan reliabilitas
instrumen
12) Pertimbangan etik: ethical approval dari komite etik di dalam jurnal
tidak dilampirkan dan dalam jurnal tidak dijelaskan tentang
informed consent.
13) Keterbatasan dalam penelitian ini tidak dijelaskan.
2.5.2 Importance (kepentingan)
Penelitian dalam jurnal ini dapat diterapkan untuk kepentingan
institusi pendidikan kesehatan aisyiyah yogyakarta agar dapat
mengubah metode pembelajaran yang kurang efektif untuk
meningkatkan kompetensi praktik melakukan leoplod pada
mahasiswa kebidanan melalui metode pembelajaran coaching.
2.5.3 Applicable (bermanfaat atau dapat digunakan)
6
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk metode pembelajaran
klinik mahasiswa kebidanan yang selama ini melakukan praktek
leoplod dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
agar institusi pendidikan kesehatan khususnya stikes aisyiyah
yoygyakarta dapat mulai menerapkan metode pembelajaran
coaching dalam melakukan praktek leoplod pada mahasiswa
kebidanan.
7
yang diajarkan kepada mahasiswa sehingga dapat
coaching membantu mahasiswa mengatasi hambatan
keterampilan tersebut, berdasarkan gambaran dari teori
tersebut maka dapat dikatakan penerapan metode
pembelajarn coaching dalam rangka meningkatkan
kompetensi mahasiswa melakukan praktik leoplod di
institusi pendidikan kesehatan khususnya stikes aisyiyah
memerlukan sistem regulasi yang baik, tepat, dan harus
terkoordinir.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran coaching, dari jurnal
tersebut terbukti bahwa metode pembelajaran coaching lebih efektif
daripada metode pembelajaran demonstrasi. Dibuktikan setelah diberikan
metode demonstrasi dalam kategori kurang yaitu 13 responden (50%) dari
26 mahasiswa kelompok kontrol. Kemampuan mahasiswa pada kelompok
eksperimen melakukan pemeriksaan leopold pada mahasiswa semester II
STIKES Yogyakarta setelah diberikan metode coaching dalam kategori
baik yaitu 20 responden (76,9%) dari 26 mahasiswa pada kelompok
eksperimen.
3.2 Saran
1) Bagi tenaga pendidik
Dari hasil penelitian tersebut diharapakan tenaga pendidik memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk menerapkan metode pembelajaran
coaching melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
dan pengetahuan tentang metode pembelajaran coaching.
2) Bagi institusi pendidikan
Disarankan agar Agar Institusi Pendidikan kesehatan khususnya
STIKES Yogyakarta untuk mengirimkan tenaga pengajarnya mengikuti
kegiatan misalnya, worksop atau pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang
lebih up to date dan dalam hal ini metode coaching dan menyiapkan
sistem regulasi yang baik jika ingin menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Lestari Dwi. 2012. Jurnal Perbedaan Pembelajaran Dengan Metode Coaching
Dan Demonstrasi Terhadap Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Leopold
Pada Mahasiswa Semester II Stikes Yogyakarta.
10