Anda di halaman 1dari 51

PANDUAN

PEMBELAJARAN KLINIK
BAGI INSTITUSI TENAGA KESEHATAN

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan


LATAR BELAKANG

• Tuntutan masyarakat akan pelayanan


kesehatan berkualitas
• Mutu tenaga kesehatan
• Era globalisasi
• Perkembangan IPTEK
• Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Permasalahan

• Institusi Diknakes semakin banyak


• Lahan praktek terbatas
• Jumlah kasus kurang
• Perubahan manajemen di lahan praktek
• Minat dan kemampuan pembimbing
• Kebijakan yang kurang mendukung
• Perbedaan persepsi
• Penilaian Pencapaian kompetensi lulusan belum
terstandar
Upaya pemecahan

• Advocacy kepada para pengambil kebijakan


• Pengemb. kemitraan dengan lahan praktek
• Pengembangan kemampuan pembimbing
• Peningkatan kerjasama dan koordinasi
antar institusi diknakes
• Pengelolaan pembelajaran klinik
• Peningkatan kemampuan pembimbing
akademi dan klinik
Pembelajaran klinik

Reilly & Oemann, 1992,


• Bagian penting dari proses pendidikan tenkes
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik
dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh kedalam situasi nyata.
Pembelajaran klinik

Reilly & Oemann, 1992,


• Mengembangkan kemampuan dalam mengambi
keputusan klinik sebagai manifestasi dari
keterpaduan kemampuan menalar, dan etik yang
bertolak dari masalah nyata.
• Pengalaman ini juga merupakan kesempatan
untuk melatih “ Professional Judgment” bagi
peserta didik
Pembelajaran klinik
Reilly Oemann, 1992,
• Bagian dari proses pendidikan
yang kompleks serta harus terintegrasi
dalam program pendidikan secara menyeluruh
dengan mengacu pada kurikulum khususnya
tujuan akhir yang harus dicapai
Pengalaman belajar di lahan praktek

• Penekanannya lebih kearah penerapan sikap


dan tingkah laku, pengetahuan, serta keterampilan
dasar profesional melalui penciptaan kondisi belajar
yang memberi kesempatan untuk berfikir kritis dan
analisis sambil melakukan tindakan berdasarkan
pengetahuan, teori, konsep dan prinsip yang telah
didapat melalui pengalaman belajar teori dan
laboratorium
SIKLUS PEMBELAJARAN KLINIK
Persiapan
Teori

Evaluasi & Laboratorium


Tindak Lanjut

Pertemuan Pertemuan
Pascaklinik Pra klinik

Praktik Klinik

Sumber: White,Ewan, Higg, Hickey & Baker (1988)


TUJUAN PEMBELAJARAN KLINIK

Tujuan Umum

Peserta didik memperoleh pengalaman belajar


dalam menerapkan ilmu dan keterampilan
yang dipelajari di kelas dan di lab.
dari berbagai disiplin ilmu
secara terintegrasi dalam situasi nyata
Tujuan Khusus

Mengembangkan sikap professional dan keterampilan yang


diperlukan untuk praktek yang bermutu melalui pemberian
pengalaman belajar di berbagai tempat pelayanan kesehatan

Memberikan kesempatan dan pengalaman belajar


kepada peserta didik untuk bekerja sama dalam suatu tim
kesehatan .

Memberikan pengalaman awal dan memperkenalkan


kepada peserta didik dunia kerjanya.
PEMBIMBING KLINIK

Seseorang yang melaksanakan pembelajaran klinik


dalam bentuk tindakan edukatif dalam bentuk
memberikan pengalaman nyata serta membantu
peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan

Pembimbing klinik merupakan tim yang terdiri dari


institusi pendidikan dan lahan praktek

Rasio yang disarankan adalah 1:5


Dari Institusi Pendidikan :
-Latar belakang profesi sama
-Pengalaman klinik > 3 tahun
-Pendidikan I tingkat lebih tinggi
-Memiliki sertifikat pembimbing klinik
-Memiliki Komitmen

Dari lahan praktek


-Latar belakang profesi sama
-Pengalaman klinik > 5 tahun
-Pendidikan minimal sama dgn program yang
dilaksanakan
-Memiliki sertifikat pembimbing klinik
-Memiliki komitmen
PERAN PEMBIMBING

Perencana
Sebagai
Fasilitator

Motivator.

Role Model

Evaluator
KRITERIA LAHAN PRAKTEK

Lahan yang mempunyai kasus sesuai


dengan kompetensi yang diharapkan.
Terakreditasi oleh unit terkait
Ada (MOU).
Mempunyai pembimbing klinik sesuai persyaratan
Tersedianya sarana dan prasarana Bimbingan
METODA PEMBELAJARAN KLINIK
Pemilihan metoda mengajar dalam pembelajaran klinik memiliki
kriteria sebagai berikut :

Sesuai dengan filosofi pemb. klinik


Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan
karakteristik peserta didik
Selaras dengan kemampuan pembimbing dalam
menerapkan metode
Sesuai dengan sumber-sumber dan keterbatasan
lahan praktek.
Sesuai dengan konsep pembelajaran klinik
Menggunakan metode yang bervariasi untuk
mencapai kompetensi
Metoda Pembelajaran Klinik

1. Pembelajaran Klinik di Laboratorium


a. Metoda Simulasi
Ada 4 macam simulasi yaitu :
1) Latihan Kasus
Menyajikan kasus nyata, dapat memanipulasi situasi untuk
mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan.
2) Model
Menggunakan alat peraga untuk kasus terpilih
3) Simulasi klien
Berguna untuk pemeriksaan fisik
4) Bermain peran
Dapat digunakan untuk mengembangkan hubungan
interpersonal.
b. Metoda Demonstrasi
Untuk memperagakan cara pelaksanaan suatu
prosedur dapat dilakukan di laboratorium
atau di lahan praktek.

Demonstrasi dapat dilakukan


langsung atau melalui media seperti video atau film.

Peserta dapat melihat prosedur, langkah-langkah


dan penjelasan-penjelasan yang mendasar.

Perlu ditekankan tujuan, pokok-pokok penting


yang merupakan fokus perhatian.
C. BELAJAR MANDIRI

Belajar mandiri menekankan bahwa pembelajaran


praktikum dilakukan peserta didik secara mandiri
tanpa bimbingan untuk mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan.
d. MULTI MEDIA TUTORIAL

Menggunakan audio visual dan petunjuk-petunjuk


pembelajaran atau manual, peserta didik belajar
mandiri.
Peserta didik melihat video atau mendengarkan tape ,
menjawab pertanyaan serta melakukan keterampilan
praktikum dan akhirnya melakukan penilaian secara
mandiri (self assessment)
Metoda Pembelajaran Klinik

2. Pembelajaran klinik di pelayanan

a.Metoda Pengalaman

Merupakan bentuk pengalaman langsung melalui


penugasan klinik yang melibatkan interaksi dengan
klien dan tim kesehatanlain.
b. Metoda Penugasan Tertulis.
Penugasan tertulis efektif untuk pemecahan masalah klien
dan masalah lain dalam tatanan klinik. Penugasan tertulis
sangat membantu peserta mengidentifikasi masalah serta
mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis
atau pembuatan laporan.
c. Metoda Penyelesaian Masalah
atau Problem Solving

Metoda penyelesaian masalah metoda


yang membantu peserta didik dalam :
- menganalisa situasi klinik
- mengidentifikasi pokok masalah,
- mencari penyelesaian masalah,
- merancang tindakan yang perlu
dilakukan
d. Metoda Konferensi

Konferensi klinik membantu penyelesaian


masalah belajar melalui kelompok diskusi yang
menekankan pada analisa kritis terhadap
masalah dan menggali alternatif dan pendekatan
yang kreatif

• Konferensi Awal
• KonferensiAkhir
• Peer Review
e. Metode peer review

Metode “peer review” digunakan untuk


meninjau dan menilai kembali praktik-
praktik yang sudah dilakukan dan
memungkinkan peserta didik memperoleh
pengalaman dan keterampilan dari
kelompok peer.
f. Metoda Observasi
Merupakan metoda dalam memberikan pengalaman
nyata di lapangan dengan mengamati dan berpartisipasi
dalam kegiatan

g. Visite

visite dilakukan bersama-sama antara penanggung


jawab ruangan, penanggung jawab klien,
pembimbing klinik dan peserta didik  sering disertai
demonstrasi kasus tertentu
h. Studi Kasus.
Metode pembimbingan di lahan praktek
dengan cara mempelajari kasus yang telah dipilih
oleh peserta didik dan kemudian didiskusikan
dengan pembimbing klinik

i. Field Trip
Merupakan metode pembelajaran klinik
dengan membawa peserta didik untuk
melakukan kunjungan ke institusi/
lahan praktek lain yang dapat menjadi model dalam
pembimbingan
i. Self Directed Learning (belajar mandiri

Pembelajaran berazaskan pada konsep pengalaman


individu yang dapat mendorong peserta didik
belajar aktif dan dapat merefleksikan
perbedaan individu dan kebutuhan
4 (empat) model belajar mandiri:

1. Leaning contract (kontak belajar)


2. Independent study (belajar mandiri)
3. Self paced module (modul penuntun)
4. Reflective practice journal (jurnal refleksi
praktek)
A. PERSIAPAN

1. Administrasi
2. Penentuan kompetensi
3. Peserta didik
4. Pembimbing Klinik
2. Pelaksanaan

a. Fase Persiapan

b. Fase Pelaksanaan

c. Fase Evaluasi
MONITORING DAN EVALUASI

Lingkup monitoring dan evaluasi :


1. Peserta didik
2. Jumlah dan Jenis kasus
3. Fasilitas klinik
4. Lingkungan pmbelajaran klinik
5. Dinamika dalam berkomunikasi
6. Unsur pendukung
Tujuan Monitoring dan Evaluasi :

1. Mendapatkan informasi yang terjadi selama proses PBK


2. Mendapatkan gambaran peran dari pembimbing klinik
baik dari institusi pendidikan maupun lahan praktik
3. Mendapatkan informasi mengenai unsur-unsur
yang kurang mendukung selama proses PBK
4. Mendapatkan informasi tentang keberhasilan
pelaksanaan PBK
SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN KLINIK

A. Pengembangan kurikulum berbasis


kompetensi melalui:

- proses analisa kebutuhan mengemban satu


pekerjaan
- Dimulai dari peran, jabaran pekerjaan dan
tugas serta tentukan kompetensi yg menunjang
- Kompetensi dapat terdiri dari unit
dan sub kompetensi
- Unit kompetensi dijabarkan
kedalam ranah pembelajaran (KAP)
Judul MK beban studi
Stuktur Program

- masing – masing sub kompetensi


ditetapkan KUK.

- KUK sebagai indikator keberhasila


pencapaian kompetensi
B. Strategi Penilaian
Pencapaian kompetensi
1. Penilaian pencapaian
kompetensi dengan pembobotan:

- tahap persiapan 30%


- tahap pelaksanaan 60%
(pengetahuan 20%, Sikap 20% dan
keterampilan 60%)
- tahap akhir 10%
Batas kelulusan : 2, 76 (B)
2. Penilaian kompetensi dengan standar kelulusan
berdasarkan kriteria kompeten dan tidak kompeten

• Mandiri / Independent (4):


Mandiri penuh dalam melakukan
praktek

• Mampu / Proficient (3):


Mandiri tapi dengan sedikit bimbingan
• Pemula Lanjut / Advanced Beginner (2):
Melaksanakan praktik secara aman,
akurat, terkoordinasi dan efektif dengan
bimbingan yang sering

• Pemula / Novice (1):


Melaksanakan praktik secara aman, bila
ada bimbingan terus menerus
• Tidak memuaskan / Unsatisfactory (0):
tidak dapat mendemonstrasikan praktik
yang aman, berdasarkan ilmu
pengetahuan yang adekuat, dan/atau
perilaku profesional yang tepat

• Tidak dapat dinilai / Not Aplicable:


tidak dapat diobservasi atau tidak
dapat dinilai
Penilaian kompetensi meliputi 5 aspek penilaian
yaitu:

• Praktik berdasarkan etika


• Praktik secara profesional
• Berpikir kritis
• Manajemen asuhan
• Praktek yg aman, komunikatif dan
promotif
 Praktek berdasarkan etika
(ethical practice)

- melaksanakan praktek berdasarkan etika


dan kode etik
 Praktek profesional
(professional practice):

- melaksanakan praktik sesuai dengan standar


dan kewenangan profesi

- menghargai hak-hak individu, keluarga dan


masyarakat
 Praktek profesional
(professional practice):
- bertanggungjawab dan bertanggung gugat
thd. Setiap tindakan yang dilakukan dalam
praktik profesi

- bertanggungjawab thd. Pengalaman belajar


dan pengembangan profesi, diri sendiri, serta
turut membantu pengembangan pengalaman
belajar dan pengembangan profesi serta
teman sejawat
 Berpikir kritis dan analisis
(critical thinking and analysis)

- Menerapkan IPTEK, berpikir kritis dan


ketrampilan pemecahan masalah sebagai
dasar dalam proses pembuatan keputusan

- Mempertimbangkan hasil-hasil penelitian dan


menerapkan konsep praktek berdasarkan bukti
(evidence based practice)
- mempertimbangkan hasil-hasil penelitian
dan menerapkan konsep praktek
berdasarkan bukti guna meningkatkan
standar praktek serta memberikan
pelayanan yang berkualitas
 Pengelolaan asuhan
(management of care)

- Melaksanakan pengkajian kepada individu,


keluarga dan masyarakat secara komprehensif
dan akurat di berbagai fasilitas kesehatan

- Menyusun rencana asuhan dalam kolaborasi


dengan individu, keluarga, masyarakat dan
profesi kesehatan lain
- Melaksanakan rencana asuhan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam ruang lingkup praktek di area klinis
maupun komunitas

- Mengevaluasi pencapaian tujuan,


meninjau kembali dan memperbaiki
perencanaan berdasarkan data evaluasi
- Mendokumentasikan proses asuhan
secara tepat, sesuai standar pelayanan

- Mengelola asuhan pada individu,


keluarga dan masyarakat secara efektif
 Praktek yang aman, komunikatif
dan promotif
(safety communication and health
promotion)

- memberikan kontribusi terhadap


pemeliharaan lingkungan yang
mendukung keselamatan, keamanan
dan integritas diri individu, keluarga dan
masyarakat

- berkomunikasi dengan individu,keluarga dan


masyarakat secara efektif.
- berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lain

- berpartisipasi dalam upaya promosi kesehatan


memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat

- mendemonstrasikan pemahaman akan


pentingnya praktik penyembuhan tradisional
yang aman sesuai dengan budaya dan
kepercayaan individu, keluarga dan
masyarakat
C. STRATEGI PENILAIAN PROGRAM
PEMBELAJARAN KLINIK

Penilaian dilakukan terus menerus selama PBK


yang meliputi tahap persiapan pelaksanaan dan
monitoring evaluasi

Cakupan penilaian meliputi :


- Peserta didik
- Pembimbing
- Lahan pratik
- Program
- Kendala-Kendala

Anda mungkin juga menyukai