Anda di halaman 1dari 25

METODE PENGAJARAN DAN

PEMBELAJARAN KLINIK

Pelatihan Preceptorship Penata Anestesi


PEMBELAJARAN

KELAS

KLINI
K
• Dosen sebagai pusat pembelajaran
• Contoh Metode : Ceramah
STUDENT CENTERED
1. Problem Based Learning
2. Simulasi ex : Role Play, Pembelajaran lab
3. Discovery Learning
4. Self Directed Learning
5. Cooperative learning : Problem solving
6. Project Based Learning ex: mengerjakan proyek
yang telah dirancang
METODE PEMBELAJARAN KLINIK

Salah satu metode mendidik peserta


didik di klinik yang memungkinkan
pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan tujuan dan
karakteristik individual peserta didik.
• Merupakan salah satu metode mendidik peserta didik
di klinik yang memungkinkan pendidikan memilih
dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan
objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta
didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran
(Nursalam, 2002).
Jenis-jenis Metode Pembelajaran Klinik

1. EKSPERENSIAL
2. KONFERENSI
3. OBSERVASI/RONDE
KEPERAWATAN
4. BED-SIDE
TEACHING
Jenis-jenis Metode Pembelajaran Klinik

1. Eksperensial suatu
metode yang
dipergunakan pembimbing
akademik dalam membatu
peserta didik menyelesaikan
masalah & mengambil
keputusan terhadap kasus
yang terjadi dengan pasien
atau keluarga pasien
PERAN PEMBIMBING

1. Membantu menganalisa situasi klinik melalui


pengidentifikasian masalah.
2. Menentukan tindakan yang akan diambil.
3. Mengimplementasikan pengetahuan dalam
masalah klinik.
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar
lalu dan pengalaman terhadap masalalu lalu.
• Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian
masalah (membantu peserta didik meningkatkan sikap
profesional, mampu menerapkan masalah konseptual
keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah
aktual, menggambarkan secara tertulis kejadian atau
peristiwa klinik) dan situasi pengambilan keputusan
(pengujian data yang ada, pengidentifikasian alternatif
tindakan, penentuan prioritas tindakan, pembuatan
keputusan)
2. Konferensi

• Dirancang melalui diskusi kelompok


• Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah
dalam kelompok, melalui analisis kritikal, pemilihan
alternatif pemecahan masalah, dan pendekatan kreaktif.
• Memberikan kesempatan mengemukakan
pendapat dalam menyelesaikan masalah.
• Menerima umpan balik dari kelompok atau
pengajar.
2. Konferensi

• Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi


kepedulian, issue, dan penyelesaian masalah oleh
disiplin lain.
• Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai
narasumber.
• Meningkatkan kemampuaan memformulasikan
idea.
• Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.
• Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi
dengan kelompok.
2. Konferensi

• Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai- nilai


yang mempengaruhi praktik.
• Mengembangkan keterampilan beragumentasi.
• Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
• Jenis konferensi adalah pre dan post konferensi, peer
review, issue dan multidisiplin. (Nursalam, 2002)
2. Konferensi
• Konferen hari pertama
Pembimbing menjelaskan tentang karakteristik ruang
rawat, staf dan tim pelayanan kesahatan lain dimana
para peserta didik akan ditempatkan.
Pembimbing mengkaji kembali persiapan peserta
didik untuk menghadapi dan memberikan asuhan
keperawatan dengan klien secara baik. mengingatkan
peserta didik untuk membawa perlengkapan dasar.
• Sedangakan konferensi paska praktik klinik dimana
Pembimbing diskusi dengan peserta didik untuk
membahas tentang klien, pembimbing memberikan
kesempatan untuk peserta didik dalam mengutarakan
pendapat, diskusi dilakukan ditempat khusus atau
terpisah.
2. Konferensi

• Konferen hari ke dua dan selanjutnya


pembimbing membahas tentang perkembangan klien
dan rencana tinakan dihari kedua dan selanjutnya,
menyiapkan kasus lain apabila kondisi klien tidak
mungkin untuk diintervensi. Sedangkan konferen pasca
praktik klinik dilakukan segera setelah praktik, konferen
ini berguna untuk memperoleh kejelasan tentang asuhan
yang telah diberikan, membagi pengalaman antar peseta
didik, dan mengenali kualitas keterlibatan peserta didik.
3. Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatu


metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik
menstranfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis kedalam praktik
keperawatan langsung
Karakteristik

1. Klien dilibatkan langsung


2. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
3. Pesrta didik dan pembimbing melakukan diskusi
4. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik
adanya ide-ide baru.
5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengatasi masalah.
TUJUAN RONDE KEPERAWATAN

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis.


2. Menumbuhkan pemikiran bahwa
tindakankeperawatan berasal dari masalah klien.
3. Meningkatkan pola pikir sistematis.
4. Meningkatkan validitas data klien.
5. Menilai kemampuan menentukan
diagnosakeperawatan.
6. Meningkatkan kemampuan membuat jastifikasi,
menilai hasil kerja, danmemodifikasi Renpra.
Tugas Pembimbing

 Membantu peserta didik untuk belajar.

 Mendukung dalam proses pembelajaran

 Memberikan justifikasi

 Memberikan

 Reinforcement
4. Bed Side Teaching

Bed Side Teaching merupakan metode mengajar


pada peserta didik, dilakukan disamping tempat tidur
klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan
asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien
Manfaat

Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan


mendidik peserta didik untuk menguasai
 keterampilan prosedural,
 menumbuhkan sikap profesional,
 mempelajari perkembangan biologis/fisik,
 melakukan komunikasi melalui pengamatan
langsung
Tantangan Pembelajaran Klinik

• Di batasi oleh waktu.


• Berorientasi pada tuntutan klinik (jumlah klien
danmahasiswa).
• Meningkatnya jumlah mahasiswa.
• Jumlah klien yang sedikit (hari rawat inapnya
pendek,ada klien yang menolak inform consent).
• Lingkungan klinik terkadang kurang kondusif
bagipembelajaran (sarana dan prasarana).
• Reward yang di terima oleh pembimbing klinik
kurangmemenuhi standar
Masalah Pembelajaran Klinik

• Belum jelasnya tujuan yang ingin di capai.


• Lebih cenderung untuk fokus pada aspek
pengetahuanberdasar fakta daripada
pengembangan sikap sertaketerampilan
memecahkan masalah.
• Peserta didik lebih banyak melakukan observasi
pasif dibandingkan partisipasi aktif.
• Supervisi yang belum adekuat dan kurangnya
masukandari pembimbing klinik.
• Kesempatan untuk berdiskusi masih kurang

Anda mungkin juga menyukai