Anda di halaman 1dari 28

METODE PEMBELAJARAN

KLINIK

DESSY LITFIASARI
PEMBELAJARAN KLINIK
(MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIK
KLINIK)
Merupakan model kerjasama dan kemitraan
antara institusi pendidikan dengan wahana
praktik, dimana pembimbing klinik dari
pendidikan dan pembimbing klinik dari wahana
praktik bersama-sama melaksanakan proses
pembelajaran praktik klinik (Billings,2005)
Karakteristik Model Clinical Teaching
Partnership
1. Adanya persepsi yang sama antara institusi pendidikan
dan pelayanan dalam hal kompetensi yang akan dicapai
peserta didik
2. Adanya keterlibatan antara institusi pendidikan dan
pelayanan dalam penyusunan program praktik
3. Adanya keterlibatan instrukrur klinik dalam
pembelajaran di kelas, laboratorium dan wahana praktik
4. Pedoman atau buku panduan praktik disusun bersama
pembimbing institusi pendidikan dan wahana praktik
5. Pencapaian kompetensi peserta didik menjadi tanggung
jawab bersama antara instruktur klinik dari pendidikan
dan instruktur klinik wahana praktik
Persyaratan penerapan model Clinical
Teaching Partnership
1. Adanya MoU
2. Adanya persepsi yang sama
3. Sarana dan prasarana di wahana praktik untuk
pencapaian kompetensi peserta didik memadai
4. Pemahaman yang sama tentang proses pembelajaran
klinik, panduan/SOP dan teknik evaluasi pencapaian
kemampuan praktik klinik
5. Jenis dan jumlah kasus, dan jumlah pembimbing sesuai
rasio dengan jumlah peserta didik
6. Manajemen praktik di wahana praktik dapat dijadikan
role model
Siapakah Pembimbing Klinik

Seseorang yang memiliki kompetensi untuk


melakukan kegiatan pembelajaran/pengajaran
: sebagai transformator ilmu, sikap dan
ketrampilan di suatu bidang keilmuan klinik

Seseorang yang melakukan pengajaran pada


setting klinik/lapangan
KRITERIA PEMBIMBING
KLINIK
• Memiliki profesi yg linier dg peserta didik
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai di bidangnya
• Memiliki kemampuan sebagai pendidik
• Memiliki sertifikat CI
KARAKTERISTIK PEMBIMBING KLINIK
YANG EFEKTIF

• Kompeten di bidangnya : clinical skill and


judgement
• Mengetahui bagaimana cara mengajar
• Mempunyai hubungan yang baik dengan kolega,
mahasiswa, pasien
• Supportive
KOMPENTENSI PEMBIMBING KLINIK

• Penguasaan Ilmu dan Tehnik


• Keterampilan pengajaran
• Keterampilan bimbingan
dan konseling
• Keterampilan interaksi dan
komunikasi
• Menjadi role model
Peran
: Pembimbing Klinik
•Fasilitator
•Perencana
•Penghubung
•Motivator
•Role Model
•Evaluator
•Supervisor
JENIS
METODE PEMBELAJARAN

• Penugasan klien
• Konferensi dan ronde
• Bed side teaching
• Field trip
• Model analog magang: mentorship
dan preceptorship
Penugasan Klien
• Metode dimana peserta didik diberi tanggung
jawab untuk merawat klien secara langsung
• Peserta didik dapat mengintegrasikan, analisis
dan sistesis pengetahuan yg diperoleh
sebelumnya dalam kondisi nyata
• Perorangan atau berkelompok
• Bentuk laporan sama seperti studi kasus
KONFERENSI
• Metode dimana peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok  pengembangan pikiran kritis
dan pengambilan keputusan
• Masalah yang dibahas adalah masalah yang
berkaitan dengan pengalaman belajar klinik
• Post conf  membantu PD melihat kembali dan
menganalisis yg telah dilakukan  reflektif
RONDE
• Jika konferensi dilakukan ditengah-tengah
praktek klinik  ronde
• Umumnya dilakukan di dekat klien
• Setiap PD melaporkan keadaan kliennya masing-
masing, PD lain memberi masukan
• Banyak dilakukan tenaga medis
• Harus diperhatikan aspek etis
BED SIDE TEACHING
• Pembimbing klinik memberi pengajaran langsung
pada klien
• Umumnya meliputi demonstrasi dan
redemonstrasi
• Setelah bed side  sesi pembahasan 
mendiskusikan apa yang telah dideminstrasikan
• Peserta didik dibatasi 4 orang
• Menjaga komunikasi
dengan pasien

• Tidak boleh
mengintervensi
peserta didik di
depan klien
FIELD TRIP
• Kunjungan ke institusi yang dianggap mampu
memberikan pengalaman belajar yang
diharapkan sesuai dengan tujuan
METODE ANALOG MAGANG
• PD memiliki pendamping selama proses belajar
• Pendamping dapat berupa mahasiswa senior
atau bidan di lahan praktek
Preseptorship dianggap dapat menjembatani perbedaan
antara teori dan praktik, meningkatkan kompetensi dan
kinerja, meningkatkan percaya diri dan sosialisasi peran

Preseptor adalah perawat ruangan/bidan/ahli gizi yang


memiliki pengetahuan dan keterampilan klinik serta mau
untuk mendampingi PD
Preseptor memberikan bimbingan perorangan,
support dan berperan sebagai role model

Preseptor harus bekerja sama dengan staff fakultas


dalam memberikan pengalaman belajar yang
dibutuhkan. Staff fakultas tetap memonitor dan
mengevaluasi
DASAR
PEMILIHAN METODE
Tujuan yang hendak dicapai
Kondisi lahan (sarana, filosofi, support,
manajemen)
Peserta didik
Kemampuan pembimbing
Pre Conference

Post •Observasi
Conference
•Supervisi

Bed Side Teaching


PRE CONFERENCE
KEGIATAN PEMBIMBING KEGIATAN PESERTA DIDIK

• Menanyakan dan mengkaji • Membuat laporan


kesiapan peserta didik dalam pendahuluan
pembelajaran klinik • Memahami isi laporan
• Aktif diskusi
OBSERVASI DAN SUPERVISI
KEGIATAN PEMBIMBING KEGIATAN PESERTA DIDIK

• Memberi kesempatan • Melakukan asuhan kebidanan


peserta didik untuk pada klien mulai adari
melaksanakan asuhan pengkajian sampai evaluasi
kebidanan
BED SITE TEACHING
KEGIATAN PEMBIMBING KEGIATAN PESERTA DIDIK

• Mendemonstrasikan • Meredemonstrasikan
ketrampilan yang belum ketrampiilan yang telah
dikuasai peserta didik didemontrasikan oleh
pembimbing
POST CONFERENCE
KEGIATAN PEMBIMBING KEGIATAN PESERTA DIDIK

• Melakukan evaluasi
pembelajaran (lisan) • Merespon jawaban dengan
• Membmeri kesempatan untuk benar
bertanya • Mendengar dan mencatat
• Merangkum hasil
pembelajaran
• Menutup kegiatan
pembelajaran
“Pembimbing klinik yang baik
adalah pembimbing yang
mampu memberi ruang anak
didik untuk memperoleh
kompetensi yang diharapkan”

Anda mungkin juga menyukai