Anda di halaman 1dari 27

Konsep Dasar Preseptorsip

dan
Bimbingan Klinik Berbasis
Kompetensi

Dr Novy H.C Daulima, SKp., MSc

Disampaikan pada WORKSHOP PRECEPTORSHIP


di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Oktober 2015

PROSES PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN
AKADEMIK PROFESIONAL
AKADEMIK

KELAS

AKADEMIK/ PRA-PROF PRAKTEK PROF

LAB

KLINIK

PEMBIMBING KLINIK:

Preseptor

PEMBIMBING KLINIK:
Preseptor
PRAKTE
K

PERAWAT
PROFESIONAL

KLINIK/
LAPANGAN
METODA
BIMBINGAN
KLINIK

KRITERIA :

*Preseptor
* METODA PENGAJARAN
* KLINIK/LAHAN PRAKTEK

METODA PENGAJARAN KLINIK


1. PENGALAMAN
a. Penugasan Klinik
b. P.Klinik tertulis
c. Simulasi/permainan

2. PENYELESAIAN
MASALAH
a. Penyelesaian
masalah/diskusi
kasus
b. Pengambilan
keputusan
c. Proses kejadian

3. KONFERENSI
a.
b.
c.
d.

Awal dan Akhir


Peer Review
Isyu
Multidisiplin

4. MEDIA

5. OBSERVASI
a.
b.
c.
d.

Observasi Lapangan
Kunjungan
Ronde Keperawatan
Demonstrasi/bedside
teaching

6. SELF-DIRECTED
a.
b.
c.
d.

Kontrak belajar
Belajar Mandiri
Modul
Instruksi melalui
komputer

7. PRESEPTOR
8. FOKUS PADA PRAKTEK
a. Externship
b. Work Study
c. Intership

Preseptorsip
Preceptorship is a method to bridge the gap
between the classroom and the clinical area
where nursing is practiced (Flynn & Stack,
2006)
The student develops the practicum
schedule based on the preceptors
established work schedule.
Metode pembelajaran yang menggunakan
perawat sebagai role model klinik
Rasio preseptor dan presepti = 1:1-2

SYNERGY MODEL OF PRECEPTORSHIP FOR LEARNING AND CARE (Zilembo &

PRESEPTOR
Preceptor is
An appropriately qualified and experienced registered
nurse/midwife - Registered General Nurse (RGN)
Registered Psychiatric Nurse (RPN) Registered Nurse for
the Mentally Handicapped (RNMH), who has undertaken a
course to develop his/her skills in assessing and judging
the student's level of attainment related to the stated
learning outcomes (Neary 2000), therefore the
preceptor is the assessor.
The associate preceptor is a delegated associate who
acts in the absence of the preceptor
Seorang perawat/bidan yang dipersiapkan secara khusus
untuk menuntun dan mengarahkan mahasiswa selama
praktik klinik atau seorang perawat, bidan atau perawat
komunitas di wahana praktik yang berperan sebagai role
model dan sumber bagi seorang peserta didik yang
ditunjuk untuk rentang waktu atau pengalaman tertentu
(Nursing Education Forum 2000).

Peran Preseptor

Contoh peran

Mentor

Nara Sumber

Berpartisipasi dalam
Mempersiapkan peran

Berminat dalam
Pendidikan keperawatan
Kualifikasi
pendidikan

Keahlian
praktek klinik

Alur Peran Preseptor

Kriteria Preseptor
Memiliki pengalaman klinik minimal 2 tahun
Memiliki ketrampilan kepemimpinan
Memiliki keinginan untuk menumbuhkan
profesionalisme
Memiliki kepribadian tulus, hangat, penuh
perhatian dan fleksibel
Memiliki pemahaman tentang prinsip
pembelajaran dewasa
Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
Memiliki kualifikasi pendidikan diatas
presepti/mahasiswa

Tanggung Jawab Preseptor


Membantu mahasiswa menetapkan obyektif
Memberikan verbal feedback kepada
mahasiswa setiap selesai praktik, melakukan
tindakan/prosedur, dan bila dibutuhkan.
Memberikan written evaluation terhadap
penampilan klinik mahasiswa pada tengah
semester (jika dibutuhkan) dan akhir
semester.
Menginformasikan kepada pembimbing
akademik progress mahasiswa dan semua hal
yang terkait penampilan klinik mahasiswa.

Tanggung Jawab Preseptor


Bantu mahasiswa merevisi obyektif
sesuai pengalaman klinik yang
didapatkan
Catat progress yang dicapai mahasiswa.
Berkolaborasi dengan pembimbing
akademik dalam mengidentifikasi
kebutuhan pengalaman klinik tambahan
bagi mahasiswa dan untuk
meningkatkan proses pembelajaran.

SISTIM BIMBINGAN KLINIK


BERBASIS KOMPETENSI

KEMAMPUAN
MINIMAL
PENGUASAAN
PENGETAHUAN,
KETRAMPILAN DAN
SIKAP SESUAI
SASARAN
KURIKULUM
PROGRAM STUDINYA
PENILAIAN OLEH
PERGURUAN TINGGI
SENDIRI
Sumber: Paulina Pannen dan Dina
Mustafa, Presentasi KBK-UI, Mei 2009

KOMPETENSI SESEORANG

UNTUK DAPAT MELAKUKAN


TINDAKAN CERDAS, PENUH
TANGGUNG JAWAB SEBAGAI
SYARAT UNTUK DIANGGAP
MAMPU OLEH MASYARAKAT

DALAM MELAKSANAKAN
TUGAS-TUGAS DI BIDANG
PEKERJAAN TERTENTU
PENILAIAN DILAKUKAN
OLEH MASYARAKAT
PEMANGKU KEPENTINGAN

KOMPETEN

Knowledge
(ilmu
pengetahuan)
Skill/ ketrampilan
(teknologi)

Intrapersonal
Interpersonal
Ekstrapersonal
(kemampuan ini masih kurang)

TIM DIKTI 2011

PENGERTIAN KOMPETENSI
( SK. Mendiknas
No.045/U/2002 ).
Seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

DEFINISI
KOMPETE
NSI

KOMPETENSI UTAMA:
Kemampuan untuk menampilkan
unjuk kerja yang memuaskan
sesuai dengan penciri program
studi.
KOMPETENSI PENDUKUNG:
Kemampuan yang gayut dan dapat
mendukung kompetensi utama serta
merupakan ciri khas Perguruan Tinggi
yang bersangkutan.

KOMPETENSI LAINNYA:
Kemampuan yang ditambahkan yang
dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup, dan ditetapkan berdasarkan
keadaan serta kebutuhan lingkungan
Perguruan Tinggi.

SK MENDIKNAS NO:

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA ( KKNI)


(NATIONAL QUALIFICATION FRAMEWORK)

Deskripsi Kualifikasi Dalam kerangka KKNI:


Merefleksikan capaian pembelajaran (Learning Outcomes) yang
diperoleh seseorang dari pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja dan
pembelajaran mandiri
Learning outcomes adalah pernyataaan mengenai apa yang harus
diketahui, dikuasai dan dapat dikerjakan lulusan sebagai hasil proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pengguna.
menjembatani antara kebutuhan pengguna lulusan dan apa yang
dapat dihasilkan oleh PT
Kompetensi adalah learning outcomes tertentu yang diperlukan
oleh pengguna.

17

Bahan Ban PT Fortei 2011

S-3
S-2
S-1

Spesiali
s
Profesi

D IV

D III

4
3
Sekolah
Menengah
Umum

2
1

Bahan Ban PT Fortei 2011

D II
DI
Sekolah Menengah
Kejuruan

LEVEL 5
Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang
sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu
dan kuantitas yang terukur.
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis
secara komprehensif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok

Jenjang
Kualifik
asi

Level 6

Uraian

Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan


memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau
seni
pada
bidangnya
dalam
penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi
terhadap situasi yang dihadapi.
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan
tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian
khusus dalam bidang pengetahuan tersebut
secara
mendalam,
serta
mampu
memformulasikan
penyelesaian
masalah
prosedural.
6
Mampu
mengambil
keputusan
yang
tepat
berdasarkan analisis informasi dan data, dan
mampu memberikan petunjuk dalam memilih
berbagai alternatif solusi secara mandiri dan
Lampiran Perpres
kelompok.
No. 08/2012

SIKLUS PRAKTEK KLINIK


PERSIAPAN
(TEORI)
FOLLOWUP
EVALUASI

LAB
SEKOLAH

DE
BRIEFING
(Post-Conf)

BRIEFING
(Pre-Conf)
PRAKTEK
KLINIK

RENCANAKAN
1. METODA BIMBINGAN DAN APLIKASINYA
2. KAITKAN METODA BIMBINGAN KLINIK DENGAN
KOMPETENSI DARI BIDANG KEILMUAN YANG AKAN
DICAPAI
Misal :
Untuk mahasiswa S1 yang sedang praktik di RS
Jiwa, maka kompetensi yang harus dicapai, misal:
Menguasai konsep teoritis keperawatan jiwa
secara umum dan konsep teoritis askep
pasien dewasa dengan perilaku kekerasan,
halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah,
waham, risiko bunuh diri, dan defisit perawatan
diri secara mendalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah
keperawatan pada pasien tersebut.
3. FOKUS TIAP METODA TIAP HARI PRAKTEK
LIHAT APLIKASI BERIKUT

CONTOH METODA BIMBINGAN


KLINIK
Metoda

Lama

Kegiatan

Target

Kompetensi

1. Konferensi
Awal

30 menit
(07.30-08.00)

Persiapan Praktek
(Rencana)
Laporan Pendahuluan
Analisa Tindakaan Kep.
Strategi Komunikasi

Kelompok
peserta didik

2. Bedside
Teaching

4 jam
(08.00-10.00)
&
(10.30-12.30)

Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
Dokumentasi

Individu
peserta didik

3. Diskusi Kasus

30 menit
(10.00-10.30)

Studi Kasus tiap peserta


didik

Kelompok
peserta didik

4. Konferensi
Akhir

1 jam
(13.30-14.30)

Evaluasi hasil praktek


Rencana tindak lanjut

Kelompok
peserta didik

Menguasai
konsep teoritis
keperawatan jiwa
secara umum dan
konsep teoritis
askep pasien
dewasa dengan
perilaku kekerasan
secara
mendalam, serta
mampu
memformulasikan
penyelesaian
masalah
keperawatan
pada pasien
dengan perilaku
kekerasan

METODA PRE & POST CONFERENCE


DALAM 10 HARI PRAKTEK
Hari
1

Fokus Pre & Post


Conference

Target

Ansietas peserta didik


Kontrak awal
Perilaku kekerasan

Terbina hubungan saling percaya dengan peserta

Perilaku kekerasan (prioritas)


Masalah lain (ASKEP)

Identifikasi sebab dan akibat PK


Implementasi dan dokumentasi diagnosa PK

Halusinasi (priorotas)
Masalah lain (ASKEP)

Pengkajian, rencana, implementasi untuk PSP :


Halusinasi

Halusinasi (priorotas)
Masalah lain (ASKEP)

Identifikasi sebab dan akibat halusinasi


Implementasi dan dokumentasi diagnosa
halusinasi

didik
Pengkajian, rencana implementasi untuk
diagnosa PK

Hari

Fokus Pre & Post


Conference
Isolasi sosial
Pendidikan kesehatan
keluarga

Target
Pengkajian, rencana, implementasi untuk
diagnosa isolasi sosial
Rencana tindakan keperawatan untuk
keluarga

Isolasi sosial
Pendidikan kesehatan
keluarga

Identifikasi sebab dan akibat isolasi sosial


Implementasi dan dokumentasi untuk
diagnosa isolasi sosial dan diagnosa terkait
keluarga
Latihan dokumentasi di RM klien

Progress Askep
Terapi aktivitas kelompok

Progress tiap diagnosa


Rencana TAK
Implementasi pada klien & keluarga
Dokumentasi tindakan

Progress Askep
Terapi aktivitas kelompok

Progress tiap diagnosa


Pelaksanaan TAK
Implementasi dan dokumentasi
Peran dan diskusi kasus dengan tim

Hari

10

Fokus Pre & Post


Conference
Kemajuan ASKEP
Terapi aktivitas kelompok
Evaluasi
Terminasi

Target
Progres tiap diagnosa
Pelaksanaan TAK
Implementasi dan dokumentasi
Peran dan diskusi kasus dengan tim
Hasil akhir asuhan terkaitan tiap diagnosa
Operan dengan perawat
Terminasi dengan klien dan perawat

Anda mungkin juga menyukai