Anda di halaman 1dari 31

METODE

PRESEPTORSHIP
DAN MENTORSHIP
DALAM BIMBINGAN
KLINIK
Praktik klinik yang efektif tergantung pada partisipasi dari
seorang preseptor klinik. Preseptor dapat merupakan dosen yang
merupakan staf di Prodi atau bidan di lokasi-lokasi praktik,.
COACHING/ bimbingan klinik

Definisi:
■ Proses membimbing mahasiswa dalam team kerja, dan proses
bagaimana mengembangkan kesadaran diri mahasiswa dengan
melakukan tatap muka/ praktik langsung

Tujuan :
■ Membantu mengatasai kesulitan mahasiswa didalam melakukan tugas
dalam bekerja atau performance yang tidak mencapai standart.
■ Meningkatkan keahlian atau ketrampilan tertentu peserta didik didalam
bekerja.
■ Peserta didik dapat dilimpahi kepercayaan yang lebih besar didalam
bekerja.
Prasyarat Coach/
Pembimbing klinik
■ Kemampuan melakukan observasi
■ Keahlian mendukung, mengurus, perhatian terhadap
mahasiswa
■ Keahlian untuk menyimak
■ Keahlian untuk berkomunikasi dengan peserta didik
■ mempunyai rasa emphaty yang kuat
■ harus mempunyai kesabaran
■ Memimpin tanpa menghakimi anggota team
Pembimbing klinik (Coach)

1. Preseptor
2. Mentor
Preseptor
Dean&Campbell (1985)
Adalah : Seseorang yang mendampingi peserta didik untuk
memahami peran dan tugas nya yang baru (pencapaian
kompetensi yang baru)

Pembimbing klinik (Clinical preceptor) adalah bidan praktisi yang


diangkat oleh perguruan tinggi menjadi pembimbing klinik dan
pembimbing praktikum skills lab
Preseptor ■ Seorang preceptor yang telah terlatih
membimbing mahasiswa disetiap saat
selama praktik, untuk mencapai tujuan
praktek klinik secara efektif.
■ Preseptor ini ditugaskan untuk sebuah
kelompok mahasiswa selama seluruh
rotasi klinik.
■ Jika mahasiswa bekerja dalam kelompok,
satu preseptor bekerja dengan tidak
lebih dari 5 mahasiswa.
■ Sedapat mungkin, mahasiswa dapat
memilih tipe lokasi praktik mana yang
mereka lebih sukai sebagai tempat
praktik.
Peran Preseptor
• Memberikan penugasan dan menciptakan kegiatan belajar
• Mengembangkan tujuan pembelajaran
• Membimbing dan mengajar
• Menilai kemajuan
• Mengajar tentang cara pengambilan keputusan klinis
• Mengkomunikasikan dengan staf lainnya; menfasilitasi
• Mengkomunikasikan dengan prodi
• Menciptakan kondisi yang kondusif bagi mahasiswa
• Memastikan bahwa siswa tidak mengganggu pelayanan yang sudah
efisien di klinik atau mengganggu staf dan tugasnya
• Memastikan bahwa asuhan yang diberikan siswa tidak melukai klien
atau menempatkan klien dalam situasi yang tidak aman
Kesempatan Pembelajaran Lain
 Penyuluhan dalam ruang tunggu

 Edukasi di masyarakat

 Pendidikan ibu di tempat kerja


Mentor

Morton-Cooper dan Palmer (2000)


- Definisi: seseorang yang menyediakan hubungan yang baik
yang memfasilitasi perkembangan hubungan antar personal.
Hubungan ini dinamis, dekat dan dapat terlibat secara
emosional.
- Mentor memfasilitasi perkembangan karir dan mendukung/
membimbing mentee (peserta didik yang dibimbing) tidak
hanya dalam kegiatan praktik klinik tetapi juga dalam
kegiatan organisasi sosial dan jejaring politk
…..Mentor

■ Mentor: Seorang Bidan yang sudah berpengalaman dan


mahir dalam melakukan praktik kebidanan yang berkualitas
yang berperan sebagai pendamping dan Role model yang
dapat dijadikan panutan mahasiswa . Ia juga diharapkan
dapat memfasilitasi , memandu , mengamati, menasehati,
membimbing dan menjadi konselor bagi mahasiswa.
Keuntungan dalam proses
bimbingan
 Kontinuitas
 Konsistensi
 Fokus pada kompetensi mahasiswa, bukan pada target
 Staf mungkin menjadi lebih menerima siswa
Kriteria Preseptor-mentor
 Menpunyai minat/interes dan komitmen
yang tinggi terhadap bimbingan praktik
mahasiswa (proses belajar/mengajar)
 Bersedia memfasilitasi proses
pembelajaran klinik sepanjang
mahasiswa praktik
 Mempunyai keterampilan klinis yang
kuat/role model untuk mahasiswa
■ Kualifikasi pembimbing klinik :
– Bidan praktisi pada KKNI setara level 8 dengan latar
belakang pendidikan minimal Diploma III Kebidanan
disertai pengalaman kerja sebagai bidan praktisi
minimal 10 tahun, atau
– Bidan praktisi pada KKNI setara level 8 dengan latar
belakang pendidikan profesi bidan disertai pengalaman
kerja sebagai bidan praktisi minimal 3 tahun
■ Memiliki sertifikat pelatihan perseptor-mentor
■ Anggota organisasi profesi (IBI)
■ Memiliki SIP Bidan
■ Memiliki pengalaman atau pendidikan lanjutan yang
berhubungan dengan praktik klinik kebidanan
Wahana Praktik

■ Wahana praktik bagi mahasiswa program sarjana dan profesi


bidan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang berupa
rumah sakit pendidikan, rumah sakit (PONEK), pusat
kesehatan masyarakat dan/atau PONED, PMB, komunitas,
klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
digunakan sebagai tempat penyelenggaraan praktik.
■ Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang
mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian,
dan pelayanan kesehatan secara terpadu yang memungkinan
terjadinya interaksi multiprofesi
■ Rumah Sakit (PONEK) yang memberikan pelayanan maternal
neonatal komprehensif yang memungkinkan mahasiswa
mendapatkan pengalaman praktik kebidanan secara
multiprofesi
■ Pusat kesehatan masyarakat dan/atau PONED, PMB, klinik
dan fasilitas kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan
primer maternal neonatal
■ Komunitas merupakan wilayah kerja Puskesmas yang
memungkinkan mahasiswa untuk mengenal masyarakat dan
program pelayanan kesehatan primer, serta melakukan
pemberdayaan perempuan dengan melibatkan masyarakat
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Prasyarat khusus untuk
wahana praktik:
■ Adanya dukungan dan komitmen yang kuat dari manajemen
wahana praktik yang dibuktikan dengan kesepakatan kerja sama
■ Jumlah dan jenis kasus
■ Jumlah peserta didik yang dapat diakomodasi di lokasi tersebut
■ Ketersediaan pembimbing klinik sesuai persyaratan pembimbing
klinik (clinical preceptor)
■ Wahana praktik terakreditasi dan terstandar
■ Model praktik yang sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan
■ Kesediaan tenaga kesehatan lain untuk membantu peserta didik
di wahana praktik sesuai capaian pembelajaran melalui
interprofessional education (IPE)
TEKNIK
COACHING/
MEMBIMBING
Proses Bimbingan

 Sebelum praktik
 Selama praktik
 Setelah praktik

19
PERTEMUAN PRA
DAN PASCA KLINIK
Pertemuan
Pra-Praktek Klinik #1
■ Tujuan pembelajaran untuk
periode praktik tertentu (kontrak
pembelajaran)
■ Tujuan pembelajaran untuk hari
yang bersangkutan
■ Setiap perubahan jadwal yang
mungkin perlu
■ Peran dan tanggung jawab
peserta untuk hari yang
bersangkutan
Pertemuan-pertemuan
Pra-Praktek Klinik #2
■ Tugas-tugas khusus yang harus diselesaikan pada
hari-hari yang bersangkutan
■ Topik untuk pertemuan pasca pelatihan klinik
■ Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
kegiatan pada hari-hari yang bersangkutan atau
dari hari sebelumnya
Pertemuan Pra-Klinik (jika tidak tiap harian
dilakukan)

■ Setiap awal praktik klinik


■ Setiap hari
■ Jika tidak setiap hari maka dapat dilakukan 2x/minggu contoh
Hari senin:
 Membahas kontrak belajar untuk 1 minggu

Hari rabu:
 Memberikan topik mingguan yang akan membahas satu
minggu kemudian
Pertemuan Pasca-Klinik

■ Setiap hari
 Melakukan evaluasi proses mencapaian tujuan hari itu
 Membahas kasus-kasus yang sulit atau menarik
 Membahas masalah umum yang dihadapi dalam
praktek pada hari itu
 Melakukan demonstrasi ulang sebisa mungkin, sesuai
dengan fasilitas yang tersedia
Pertemuan Pasca-Klinik

■ Atau Pada setiap hari rabu


- Membahas topik khusus

■ Pada setiap akhir pembelajaran klinik/ akhir rotasi


Pertemuan-pertemuan
Pasca Praktek Klinik #1
■ Pemberian Feedback
■ Kaji ulang tujuan pembelajaran untuk hari yang
bersangkutan dan evaluasi kemajuan menjelang
penyelesaian
■ Presentasikan kasus-kasus yang disaksikan pada
hari yang bersangkutan, khususnya kasus-kasus
yang menarik, luar biasa atau sulit
■ Jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai situasi
dan klien atau informasi didalam buku acuan
Pertemuan-pertemuan
Pasca Praktek Klinik #2
■ Buatkan rencana untuk sesi klinik selanjutnya, sambil
membuat perubahan dalam jadual bila perlu
■ Laksanakan praktek tambahan dengan menggunakan
model jika diperlukan
■ Kaji ulang dan diskusikan studi kasus, role-play atau
tugas-tugas yang sudah dipersiapkan sebelumnya
ROLE PLAY
Persiapan
KEGIATAN METODA DAN ALAT
BANTU
1. Menyapa dan menyambut mahasiswa dengan ramah Metode : diskusi
dan memberi salam tanya jawab
2. Menetapkan tujuan yang akan dicapai (sesuai dengan Alat :
learning objective) - Daftar Tilik
3. Kontrak waktu dengan mahasiswa - Buku
4. Mendiskusikan praktik sebelumnya dengan catatan
mahasiswa - Alat tulis
5. Mendiskusikan tekhnik prosedural skill yang akan
dilakukan dan menanyakan kesulitan mahasiswa
6. Menyiapkan daftar tilik dan penuntun belajar
7. Menyepakati kode/aba-aba apabila mahasiswa
melakukan tindakan yang salah dan dapat
membahayakan pasien
Proses
KEGIATAN METODA DAN ALAT
BANTU
1. Mendampingi mahasiswa bertemu dengan Metode : observasi
Alat :
pasien - daftar tilik, dan
2. Melaksanakan pendampingan saat - alat sesuai
kebutuhan
mahasiswa melakukan asuhan pada pasien
daftar tilik
3. Melakukan observasi keterampilan sesuai
daftar tilik dan mencatat nya
Pasca
KEGIATAN METODA DAN ALAT
BANTU
1. Mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Metode :
mahasiswa - Tanya jawab
2. Menanyakan perasaan mahasiswa setelah - Diskusi
melakukan tindakan
3. Memberi umpan balik yang efektif Alat :
4. Memberi saran perbaikan pada tindakan yang kurang - Daftar Tilik
tepat - Buku catatan
5. Memotivasi mahasiswa untuk mempertahankan - Alat tulis
tindakan yang sudah benar dan memperbaiki yang
belum/kurang tepat.
6. Memberi support untuk berlatih terus
7. Bersama mahasiswa untuk menentukan kegiatan
klinik berikutnya

Anda mungkin juga menyukai