Anda di halaman 1dari 42

PENATALAKSANAAN

ASMA EKSASERBASI
DAN STABIL

PM-ID-FLP-PPT-210004 AD:03/2021 ED:03/2023


Pasien
• Pasien wanita, mahasiswa berusia 24 tahun, datang ke dokter umum
dengan sesak napas yang meningkat, kesulitan menyelesaikan
kalimat lengkap dan mengi selama 6 jam terakhir
• Catatan klinis menunjukkan bahwa ia telah dirawat di rumah sakit
pada beberapa kesempatan dengan eksaserbasi asma. Namun, dia
tidak melanjutkan janji temu berikutnya
• Obat asma yang biasa diresepkan adalah kombinasi ICS-LABA dua
kali sehari dan salbutamol inhalasi sesuai kebutuhan. Dia mengakui
bahwa dia terkadang lupa untuk menggunakan inhalernya selama 2
hari terakhir, dia meningkatkan dosis salbutamolnya menjadi 8
hingga 10 kali / hari tetapi dia masih tidak bisa tidur karena sesak
napas dan mengi
• Dia menyebutkan dia baru saja pindah dan sekarang tinggal dengan
teman serumah yang memiliki seekor kucing

Ini adalah studi kasus hipotetis yang mencerminkan pengalaman dunia nyata
• Eksaserbasi asma adalah
keadaan yang ditandai
dengan peningkatan
progresif gejala sesak napas,
batuk, mengi atau dada
tertekan dan penurunan
progresif fungsi paru, yang
terlihat pada perubahan
keadaan kesehatan pasien
sehingga membutuhkan
perubahan pengobatan

Definisi menurut GINA


From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2019
Eksaserbasi merupakan perubahan gejala dan fungsi paru yang terjadi akibat paparan agen
eksternal

From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2019
Klasifikasi
eksaserbasi
asma

From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2019
PENILAIAN AWAL Apakah ada gejala berikut?
A: airway B: breathing C: circulation Mengantuk, kebingungan, Silent chest

TIDAK
IYA

Kirim ke TRIAGE SESUAI STATUS KLINIS Konsul ICU, mulai SABA dan O2,
berdasarkan perburukan kondisi dan persiapkan pasien untuk intubasi

RINGAN / SEDANG BERAT


Bicara dalam frasa Bicara kata per kata
Memilih duduk daripada terlentang Memilih membungkuk ke depan
Tidak agitasi Agitasi
Frekuensi napas meningkat Frekuensi napas >30 x/min
Tidak menggunakan otot bantu napas Menggunakan otot bantu napas
Frekuensi nadi 100–120 x/menit Frekuensi nadi >120 x/menit
Saturasi O2 90–95% (udara ruangan) Saturasi O2 < 90% (udara ruangan)
APE >50% dari nilai prediksi / terbaik APE ≤50% dari nilai prediksi/terbaik

PDPI,ASMA-Pedoman Diagnosis GINA 2017, Box 4-4di(2/4)


dan Penatalaksanaan Indonesia, 2019
RINGAN / SEDANG BERAT
Bicara dalam frasa Bicara kata per kata
Memilih duduk daripada terlentang Memilih membungkuk ke depan
Tidak agitasi Agitasi
Frekuensi napas meningkat Frekuensi napas >30 x/min
Tidak menggunakan otot bantu napas Menggunakan otot bantu napas
Frekuensi nadi 100–120 x/menit Frekuensi nadi >120 x/menit
Saturasi O2 90–95% (udara ruangan) Saturasi O2 < 90% (udara ruangan)
APE >50% dari nilai prediksi / terbaik APE ≤50% dari nilai prediksi/terbaik

Pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi 93-95% Pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi 93–95%
(anak-anak 94-98%) (anak-anak 94-98%)
Agonis beta 2 kerja singkat Agonis beta 2 kerja singkat
Pertimbangkan Ipratropium bromid Ipratropium bromid
Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau kortikosteroid oral Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau kortikosteroid
intravena atau oral
Pertimbangkan magnesium IV

PDPI,ASMA-Pedoman Diagnosis GINA 2017, Box 4-4di(3/4)


dan Penatalaksanaan Indonesia, 2019
Pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi 93- Pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi 93–
95% (anak-anak 94-98%) 95% (anak-anak 94-98%)
Agonis beta 2 kerja singkat Agonis beta 2 kerja singkat
Pertimbangkan Ipratropium bromid Ipratropium bromid
Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau kortikosteroid oral Inhalasi kortikosteroid dosis tinggi atau kortikosteroid
intravena atau oral
Pertimbangkan magnesium IV

Apabila perburukan berlanjut, tatalaksana sebagai asma


berat dan nilai ulang untuk perawatan ICU

NILAI PERKEMBANGAN KLINIS DENGAN SERING


MENGUKUR FUNGSI PARU
Pada semua pasien satu jam setelah terapi awal

VEP1 atau APE 60-80% prediksi / terbaik dan perbaikan VEP1 or APE <60% prediksi / terbaik dan tidak ada
gejala respons klinis
DERAJAT SEDANG DERAJAT BERAT
Pertimbangkan rencana pulang Lanjutkan terapi di atas dan evaluasi ulang lebih sering

PDPI,ASMA-Pedoman Diagnosis GINA


dan Penatalaksanaan
2017, Box 4-4di(4/4)
Indonesia, 2019
SABA inhalasi adalah obat pelega pilihan untuk
meredakan obstruksi aliran udara dengan cepat
• Pedoman saat ini merekomendasikan SABA sebagai obat pelega pilihan
untuk pengobatan awal asma eksaserbasi akut1,2
• Efek pada fungsi paru-paru:3,4
• Bronkodilator dengan mula kerja obat cepat: mula kerja obat bronkodilatasi dalam 5
menit
• Puncak efek bronkodilatasi dalam 10 menit
• Durasi kerja pendek (4-6 jam)
• Profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik
• Penggunaan Ipatropium pada ekaserbasi ringan-sedang dapat
dipertimbangkan apabila penggunaan SABA tunggal tidak memberikan
efek.
1. Global Initiative for Asthma. Global strategy for asthma management and prevention. 2018. Tersedia pada: https://www.ginasthma.org; 2. NHLBI. EPR-3 Report. Guidelines for the diagnosis and management of asthma 2007.
Tersedia pada: https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/guidelines-for-diagnosis-management-of-asthma/ Diakses Agustus 2018; 3. Salbutamol (formulasi inhalasi) Global Datasheet. GSK, Version Number 26: 29th April 2016; 4. Price
AH, Clissold SP. Drugs 1989;38(1):77-122.
Salbutamol
• Selective β2 adrenergic agonist (SABA): obat pelega pilihan sesuai kebutuhan1,2,3
• Tersedia dalam berbagai rute pemberian seperti oral, inhalasi, dll2,3
• Efek pada fungsi paru-paru:1,3
• Mula kerja obat cepat sebagai bronkodilator: mula kerja obat bronkodilatasi dalam 5 menit
• Puncak bronkodilatasi dalam 10 menit
• Durasi kerja pendek (4-6 jam)
• Profil keamanan dapat ditoleransi dengan baik1,3
• Direkomendasikan GINA4
• Pada segala usia
• Pada semua tahapan manajemen asma
• SABA seperti salbutamol juga direkomendasikan oleh GOLD5
• Sebagai pilihan pengobatan untuk semua tahapan COPD stabil
• Sebagai obat pelega untuk eksaserbasi akut

1. Ventolin Prescribing Information, Indonesia. Version GDS25/IPI09. 29th April 2016; 2. Sanders M. Prim Care Respir J 2007;16(2):71-81; 3. Price AH, Clissold SP. Drugs 1989;38(1):77-122; 4. Global Initiative for Asthma. Global strategy
for asthma management and prevention. 2018. Tersedia pada: https://www.ginasthma.org; 5. Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD (GOLD) 2018. Tersedia pada http://www.goldcopd.org
Salbutamol inhalasi
memiliki mula kerja
obat yang cepat dan
efek samping yang
lebih sedikit
dibandingkan
salbutamol oral

Barnes PJ. In: Goodman & Gilman’s: The Pharmacological Basis of Therapeutics. Chapter 36 Pulmonary Pharmacology 2011; Salbutamol (formulasi inhalasi) Global Datasheet. GSK, Version Number 26: 29th April 2016.
Efek
Salbutamol
inhalasi
dibandingka
n oral pada
Arus Puncak
Ekspirasi

Hasil yang sama pertama kali diterbitkan pada Grimwood K et al. Br Med J 1981;282:105-106. Grafik ini telah dibuat secara independen oleh GSK dari data asli.
Kortikosteroid inhalasi

Dosis tinggi

Setara dengan 500-1600 BDP-HFA

1000-1500mcg fluticasone propionate

Pemberian ICS dosis tinggi selama 7-14 hari pada serangan akut
memberikan efek sama baiknya dengan kortikosteroid oral

Panduan Penatalaksanaan Asma 2019 - PDPI


Perbandingan efikasi fluticasone propionate
dengan metilprednisolon IV
Studi open-label dan acak untuk menentukan efikasi Flixotide Nebules dibandingkan
metilprednisolon IV pada 73 orang dewasa yang dirawat di UGD karena serangan asma akut
60 60
Rata-rata APE (% prediksi)

51.7
50 47.4 50 47.8*

Memerlukan Rawat Inap (%)


42.4
39.3 38.9 40
40
35.2

30 30
20.8 19.2
20
20

10
10

0
0 FP MP FP+MP
FP MP FP+MP
*P = 0,05 vs FP, FP+MP
Awal terapi Setelah 2 jam
Pada 2 jam setelah pengobatan di UGD, nilai APE pada grup FP signifikan Angka rawat inap signifikan lebih tinggi pada grup
meningkat dibandingkan kedua grup lainnya (p = 0,021 dan p=0,009) metilprednisolon (MP) dibandingkan FP dan kombinasi FP+MP

Starobin D. et al. IMAJ 2008; 10: 568–571


Pasien
• Dokter merujuknya ke IGD di mana pemeriksaan
mengungkapkan bahwa APE-nya 40% dan kadar SpO2-nya 83%
(eksaserbasi sedang hingga berat)
• Penatalaksanaan segera termasuk oksigen tambahan untuk
mencapai saturasi oksigen > 94%, dan nebulasi salbutamol 5 mg
(dengan penambahan nebulasi SAMA jika pasien gagal merespon
SABA). Juga diberikan prednisolon oral 40 mg.
• Pasien terus menerima nebulasi salbutamol dan mulai membaik
dalam waktu satu jam, oleh karena itu tidak memerlukan SAMA.
Setelah empat jam terapi, dia bernapas dengan lebih nyaman
dan bisa berbaring, beristirahat dan dapat tidur.

Ini adalah studi kasus hipotetis yang mencerminkan pengalaman dunia nyata
Pasien
• Setelah keluar dari rumah sakit, dokter menyarankan untuk
memantau gejala dan APE, serta menilai teknik penggunaan
inhaler (yang mungkin berkontribusi terhadap kontrol asma yang
buruk).
• Rencana asma tertulis harus disetujui oleh pasien dan dokter
guna memungkinkan intervensi dini jika gejala-gejalanya
memburuk di masa yang akan datang serta untuk mengatasi
kontributor potensial lain yang dapat dicegah dalam memicu
rawat inap.
• Catatan penting bagi Anna adalah dia perlu untuk melanjutkan
pengontrol LABA / ICS dan hanya menggunakan salbutamol bila
diperlukan (misalnya gejala yang memburuk)

Ini adalah studi kasus hipotetis yang mencerminkan pengalaman dunia nyata
Penatalaksanaan Asma Stabil
Tujuan Pengobatan Asma Jangka Panjang

Tujuan asma jangka panjang

Mencapai kontrol penuh asma Mengurangi resiko kematian


dan mempertahankan level krn asma, eksaserbasi, limitasi
aktivitas normal aliran napas dan efek samping

Sangat penting untuk membuat pasien memperhatikan tujuan jangka panjang asma

16x9 core template Insert your date / confidentiality text here 19


Pilihan pengobatan
Pengontrol (controller) Pelega (reliever)

• Kortikosteroid inhalasi • Agonis beta 2 kerja singkat (SABA)


• Kortikosteroid sistemik • Kortikosteroid sistemik
• Metilsantin • Kortikosteroid sistemik digunakan sebagai
• Agonis beta 2 kerja lama (LABA) inhalasi obat pelega bila penggunaan
dikombinasi dengan kortikosteroid inhalasi bronkodilator yang lain sudah optimal
(ICS) tetapi hasil belum tercapai, penggunaan
• Leukotriene modifiers atau antagonis dikombinasikan dengan bronkodilator
leukotriene • Anti muskarinik/anti kolinergik kerja
• Anti muskarinik/antikolinergik kerja lama singkat (SAMA)
• Anti IgE • Aminofilin
• adrenalin

PDPI,ASMA-Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2019


GINA 2021 untuk asma dewasa
STARTING TREATMENT
in adults and adolescents with diagnosis of asthma

Track 1 is preferred if the patient is likely to be poorly adherent with daily controller
ICS-containing therapy is recommended even if the symptoms are infrequent,
as it reduces the risk of severe exacerbations and need for OCS
Short course OCS
Daily symptoms, may also be needed
or waking with for patients
FIRST Symptoms most asthma once a presenting with
ASSESS: days, or waking week or more, severely uncontrolled
START and low lung
Symptoms less with asthma once asthma
HERE IF function
than 4-5 days a week or more STEP 5
a week STEP 4 Add-on LAMA
Medium dose Refer for phenotypic
– Confirm diagnosis STEP 3 assessment ± anti-lgE,
CONTROLLER and maintenance
– Symptom control and STEPS 1 – 2 Low dose anti-IL5/5R, anti-IL4R
PREFERRED RELIEVER maintenance ICS-formoterol
modifiable risk factors, As needed low dose ICS-formoterol Consider high dose
(Track 1). Using ICS-formoterol ICS-formoterol ICS-formoterol
including lung function as reliever reduces the risk of
RELIEVER: As-needed low-dose ICS-formoterol
– Comorbidities exacerbations compared with
using a SABA reliever
– Inhaler technique
and adherence Short course OCS may
Daily symptoms, also be needed for
– Patient preferences START or waking with patients presenting with
HERE IF Symptoms most asthma once a severely uncontrolled
and goals Symptoms twice a days, or waking with week or more, asthma
month or more, asthma once and low lung
Symptoms less but less than 4-5 function
a week or more
CONTROLLER and than twice days a week STEP 5
a month
ALTERNATIVE RELIEVER STEP 4 Add-on LAMA
Medium/high Refer for phenotypic
(Track 2). Before considering a STEP 3 assessment ± anti-lgE,
STEP 2 dose maintenance
regimen with SABA reliever, STEP 1 Low dose maintenance ICS-LABA anti-IL5/5R, anti-IL4R
Low dose maintenance ICS-LABA Consider high dose
check Take ICS whenever ICS ICS-LABA
SABA taken
if the patient is likely to be
adherent with daily controller RELIEVER: As-needed short-acting β2-agonist
therapy

1. Global Initiative for Asthma (GINA). Global Strategy for Asthma Management and Prevention 2021. Available at: http://www.ginasthma.org/
Pemberian dosis teratur ICS pada asma

1. The same results were first published in Woolcock AJ. Clin Exper Allergy Rev 2001;1:62−64. This graph has been independently created by GSK from the original; 2. Reddel HK et al. Eur Respir J 2000;15:226-235.
Regimen Proaktif Regular Dosing diperlukan untuk mencapai target kontrol
asma yang baik

Kontrol baik

Step up

Step up
Kontrol
Asma

Asma terkontrol baik


Contoh ACT ≥20
Kontrol buruk
Waktu

Information on this slide is based on the personal opinion of the presenter 23


SFC mengurangi jumlah penggunaan pelega
dalam seminggu
SFC FP
Week 1-52 adjusted mean change in asthma symptom score -1.0 -0.8
Week 1-52 median % symptom-free days 72.5 54.5
Odds ratio for symptom-free days during week 1-52 1.69
Week 1-52 median % rescue-free days 87.3 74.7
Odds ratio for rescue-free days during week 1-52 1.91

Pasien dengan SFC memiliki:

5 dari 7 6 dari 7
Hari bebas gejala Hari bebas pelega
Woodcock, et al. Primary Care Respiratory Journal 2007;16(3):151-161
75% pasien mencapai kontrol asma menurut definisi
GINA tetap terkontrol setelah 1 tahun terapi dosis reguler
Studi Gaining Optimal Asthma control (GOAL)1-3: 585 pasien dengan asma sedang yang diterapi
dengan fluticasone/salmeterol dievaluasi berdasarkan kontrol asma sesuai definisi GINA 4

Kontrol Kontrol
Parameter
total baik
Tidak terkontrol
25.5% Terbangun di malam Tidak
Terkontrol total hari krn asma Tidak
43.9%
Eksaserbasi Tidak Tidak

≤2x
Penggunaan pelega Tidak
seminggu
30.6%
Terkontrol baik ≤2x
Gejala siang hari Tidak
seminggu

Kunjungan ke UGD Tidak Tidak


(well controlled 74.5% - total control 43.9% = 30.6%)
Ini merupakan pengukuran kontrol mingguan. PEF pagi hari  80% Normal N/A
Pada kondisi awal, semua pasien memiliki asma yang tidak terkontrol (sesuai definisi GINA); rerata angka eksaserbasi 0.6 kejadian dalam 1 tahun terakhir
Eksaserbasi: Asma yang membutuhkan rawat inap dan/atau pengobatan kortikosteroid oral atau antibiotik
Efek samping
1. Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Bateman E et al. Eur Respir J 2007;29(1):56–63 and 2. Bateman E, et al. Am J Respir Crit Care pengobatan Tidak N/A
Med 2004;170:836-44. Grafik ini dibuat secara terpisah oleh GSK berdasarkan grafik aslinya. 3. GSK DoF RF/SFC/0031/17. 4. Global Strategy for 25
Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2018, tersedia dari www.ginasthma.org.
Pasien dengan SFC mencapai kontrol baik dan kontrol parsial lebih banyak dibandingkan FP tunggal (FP, n=577; SFC, n=583)

Bateman, et al. Ann Allergy Asthma Immunol 2019;123:57-63


Bateman, et al. Ann Allergy Asthma Immunol 2019;123:57-63
Hasil studi real world selama 3 tahun: Kontrol asma

SAL tunggal tidak direkomendasikan sebagai terapi pada asma 2,3


Reprinted from Lundbäck et al. Respir Med. 2009;103:348-355 with permission from Elsevier
MENGAPA PENTING UNTUK MENCAPAI KONTROL ASMA?

KONTROL ASMA YANG


BURUK MEMBERIKAN
RESIKO EKSASEBASI
YANG MENINGKAT

Bateman, et al. Ann Allergy Asthma Immunol 2019;123:57-63


Terapi SFC jangka panjang lebih superior dibandingkan Form/Bud untuk mengurangi eksarsebasi sedang/berat

Rata-rata kejadian eksaserbasi sedang/berat pada pasien asma

Angka eksaserbasi OR: 0.70 (95% CI OR: 1.01 (95% CI


0.61, 1.67)
OR: 0.78 (95% CI
0.45, 1.35)
OR: 0.43 (95% CI
0.23, 0.79)
0.3 0.48, 1.01)
sedang/berat yang

sedang/berat dalam 1 tahun


p=0.059 p=0.96 p=0.371 p=0.006

Rerata angka eksaserbasi


0.25
disesuaikan, sesuai
0.2
dengan definisi
0.15
protokol berdasarkan
0.1
interval penelitian.
0.05
Perbedaan terapi
0
keseluruhan: p=0.059 Minggu 1-24 Minggu 1-8 Minggu 9-16 Minggu 17-24

Interval penelitian
SFC (n=694) Form/Bud (n=697)

Hasil ini pertama kali dipublikasikan di Dahl et al. Respir Med. 2006;100:1152-1162. Grafik ini dibuat secara indepaenden oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
Selektifitas β2:β1 Salmeterol lebih tinggi dibandingkan Formoterol
sehingga efek samping kardiovaskular (β1-reseptor) lebih minimal

Potensi relatif Rasio selektivitas


Reseptor β1 Reseptor β2 Reseptor β3
β2-agonis (atria; (aktivitas (adiposit;
aktivitas relaksasi aktivitas β2 : β1 β2:β3
inotropik) bronkus) lipolisis)

Isoprenalin        1.0         1.0         1.0         1.0      1.0


Salbutamol        0.0004         0.55         0.002     1375   275
Fenoterol        0.005         0.6         0.02       120     30
Formoterol        0.05       20.0         0.065       400   305
Salmeterol        0.0001         8.5         0.009   85,000   945
(Johnson M et al. Life Sciences 1993;52:2131-2143)
Dibandingkan dengan ICS lain, flutikason propionate memliki potensi sebagai anti inflamasi yang lebih tinggi serta bioavailabilitas yang
rendah

Bioavailability

45
40
35
30
25

Bioavailability (%)
20
15
10
5
0

e
e

te

de

P
IC
at

id

M
na

-C

ni
ro

ol

/B
io

so
es

is
fu

P
op

un
de
/d
e

BD
pr
on

de

Fl
Bu
as

ni
on

so
ic

as
ut

le
Fl

ic

ic
ut

C
Fl
– 1. Phillips G. Resp Med. 1990; 84:19-23.; 2. Daley-Yates PW et al. Br J Clin Pharmacol. 2015;80: 372–380
Bagaimana rekomendasi
nebulisasi di masa pandemi
COVID-19?

09/19/2022 32
Rekomendasi PDPI

Pada pasien Suspek / Terkonfirmasi COVID-19: 4. Jika nebulisasi terpaksa dilakukan pada pasien-pasien
1. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ini, misalnya akibat adanya suatu kegawatan seperti pada
bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan serangan asma, maka:
nebulisasi dapat meningkat-kan risiko transmisi virus, a. Tindakan nebulisasi dilakukan di ruang khusus
karena aerosol yang timbul dari penggunaan bertekanan negatif
nebulisasi berasal dari cairan obat-obatan yang b. Petugas mengenakan APD standar airborne
digunakan di dalam chamber nebulizer, bukan dari precaution:  Masker N-95  Googles / kacamata
tubuh pasien. pelindung  Gaun bedah / apron / scoret  Pelindung
2. Meski demikian, risiko penularan melalui aerosol kepala / surgical cap  Sarung tangan biasa / non-
dalam jarak dekat (close proximity) tetap masih steril.
memungkinkan. c. Petugas menerapkan physical distancing (tidak
3. Pada pasien-pasien dengan kecurigaan atau mendekati pasien selama prosedur berlangsung dan
terkonfirmasi COVID-19, metode pemberian obat- menjaga jarak setidaknya 1-2 meter dengan pasien)
obatan perinhalasi yang dianjurkan adalah 5. Pertimbangkan untuk memberikan obat-obatan dalam
menggunakan inhaler dosis terukur (metered dose sediaan lain, seperti melalui peroral atau injeksi.
inhaler/MDI) personal yang diberikan kepada
masingmasing pasien.

Pada pasien tanpa kecurigaan COVID-19 / Negatif COVID-19:


Pada pasien-pasien tanpa kecurigaan kearah COVID-19 atau telah diperiksa dan negatif, tindakan nebulisasi tetap dapat
dilakukan seperti biasa dengan memperhatikan kewaspadaan standar termasuk APD standar (Masker bedah, sarung tangan)
PDPI-Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Kesimpulan
• Eksaserbasi asma akut merupakan gejala terselubung perburukan penyakit
• SABA inhalasi adalah obat pelega pilihan untuk meredakan obstruksi aliran udara
dengan cepat
• Pemberian ICS dosis tinggi selama 7-14 hari pada serangan akut memberikan efek
sama baiknya dengan kortikosteroid oral
• Setelah stabil, pasien dengan ICS/LABA dapat mencapai kontrol asma sesuai
Kriteria GINA
• Pada pasien-pasien tanpa kecurigaan kearah COVID-19, tindakan nebulisasi tetap
dapat dilakukan seperti biasa dengan memperhatikan kewaspadaan standar
termasuk APD standar
Terima kasih
Seretide™ : Informasi Keamanan
• Kontraindikasi: Seretide™ kontraindikasi bagi pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap salah satu atau kedua zat aktif
Seretide™
• Peringatan dan perhatian khusus:
•Seretide Diskus tidak untuk digunakan untuk mengobati serangan asma akut dan sebaiknya tidak digunakan ketika mengalami
eksaserbasi, atau serangan asma yang berat.
•Ketika gejala asma dirasa terkontrol, gunakanlah Seretide™ dengan dosis yang terendah
•Pengobatan dengan Seretide pada pasien asma sebaiknya tidak dihentikan secara langsung
•Untuk pasien dengan penyakit tuberculosis paru dan jamur, atau infeksi saluran napas lainnya sebaiknya berhati-hati dalam
menggunakan Seretide
•Paradoxical bronchospasm mungkin muncul disertai dengan mengi yang meningkat dan kesulitan bernapas ketika baru
menggunakan Seretide
•Penting untuk meninjau perkembangan pasien secara rutin dan dosis ICS diturunkan hingga dosis terendah dimana kontrol
asma dapat tetap terjaga. Terapi jangka panjang dengan dosis ICS yang tinggi pada pasien dapat mengakibatkan supresi adrenal
•Terdapat peningkatan risiko efek samping sistemik ketika mengkombinasikan salah satu dari flutikason propionate atau salmeterol
dengan inhibitor poten CYP3A.
•Efek farmakologis dari pengobatan β2-agonist seperti tremor, palpitasi dan sakit kepala sudah dilaporkan akan tetapi efek tersebut
berkurang seiring rutinnya pengobatan.

1. Seretide Inhaler PI BPOM GDS36/IPI20


2. Seretide Diskus PI BPOM GDS36/IPI21
Informasi keamanan Ventolin (Salbutamol
Sulphate)
• Bronkodilator tidak boleh menjadi terapi tunggal atau utama pada pasien dengan asma persisten.
• Pada pasien dengan asma persisten yang tidak berespon dengan salbutamol, pengobatan dengan inhaled corticosteroids (ICS) direkomendasikan untuk
mencapai dan menjaga kontrol.
• Peningkatan penggunaan agonis β2 dapat merupakan tanda perburukan asma yang mungkin memerlukan penilaian ulang terapi pasien; terapi bersama
dengan ICS perlu dipertimbangkan.
• Perburukan mendadak dan progresif pada kontrol asma berpotensi untuk mengancam jiwa dan pertimbangan medis perlu diberikan untuk memulai atau
meningkatkan terapi kortikosteroid.
• Semua formulasi inhalasi salbutamol dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap salbutamol atau komponen formulasi
lainnya
• Formulasi Salbutamol dry powder inhaler dikontraindikasikan pada pasien dengan alergi protein susu sapi berat atau dengan riwayat hipersensitivitas
terhadap salbutamol atau komponen formulasi lainnya
• Efek samping yang berhubungan dengan penggunaan Ventolin mencakup:
Umum (≥1/100 to <1/10) Tremor, nyeri kepala, takikardia
Tidak umum (≥1/1000 to <1/100) Palpitasi, iritasi mulut dan tenggorokan, kram otot
Jarang (≥1/10,000 to <1/1000) Hipokalemia, vasodilatasi perifer

Mohon merujuk pada informasi peresepan lokal untuk deskripsi lengkap dari efek samping, peringatan, dan perhatian khusus yang berhubungan dengan
penggunaan Ventolin.
Informasi keamanan Flixotide (Fluticasone
Propionate)
Fluticasone propionate (FP) dikontraindikasikan jika terdapat hipersensitivitas terhadap salah satu kandungan dalam sediaan.
Efek samping yang berkaitan dengan penggunaan FP mencakup:
Sangat umum (>1/10) Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan
Umum (≥1/100 hingga <1/10) Pneumonia (pada pasien PPOK), suara serak, dan memar
Adverse events associated with FP use include:
Efek sistemik dapat terjadi pada inhaled corticosteroid (ICS) manapun, khususnya pada dosis tinggi yang diresepkan untuk periode yang
panjang; efek ini lebih jarang daripada efek pada kortikosteroid oral. Oleh karena itu, penting agar dosis ICS dititrasi ke dosis terendah di
mana efek kontrol tetap terjaga.
Direkomendasikan agar tinggi anak yang mendapatkan terapi jangka panjang dengan ICS dipantau secara berkala.
Sebagaimana dengan semua ICS, perhatian khusus diperlukan pada pasien dengan tuberkulosis paru aktif atau laten.
Pertimbangkan pengobatan kortikosteroid yang sesuai pada situasi yang sangat mungkin menyebabkan stres (misalnya, pembedahan)
karena adanya kemungkinan gangguan respons adrenal pada saat penggunaan FP inhalasi. Terapi dengan FP tidak boleh dihentikan
mendadak.
Fluticasone propionate nebules tidak untuk digunakan sendiri pada bronkospasme akut ketika bronkodilator inhalasi kerja pendek
(misalnya, salbutamol) juga diperlukan. Obat ini ditujukan untuk pengobatan harian secara teratur dan sebagai terapi anti-inflamasi pada
asma eksaserbasi akut.
Mohon merujuk pada informasi peresepan lokal untuk deskripsi lengkap dari efek samping, peringatan, dan perhatian khusus yang
berhubungan dengan penggunaan Flixotide.
Seretide™(Salmeterol Xinafoate /Fluticasone Propionate)
Abbreviated product information
Zat Aktif Salmeterol Xinafoate (SALM) dan Fluticasone Propionate (FP); Indikasi Seretide™ diindikasikan untuk
Reversible Obstructive Airways Disease (ROAD), termasuk asma pada anak-anak dan dewasa dimana penggunaan kombinasi (bronkodilator dan kortikosteroid inhalasi) layak
diberikan; Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)/ Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)- bronkitis kronik dan emfisema. 
Rekomendasi Dosis:
Seretide Diskus Seretide Inhaler / MDI
ASMA (ROAD): ASMA (ROAD):
•Usia ≥ 4 tahun: 1 (satu) inhalasi 50/100 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari. •Usia ≥ 4 tahun: 2(dua) inhalasi 25/50 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari.
•Usia ≥ 12 tahun: 1 (satu) kali inhalasi 50/100 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari atau 1 (satu) kali inhalasi •Usia ≥ 12 tahun: 2 (dua) inhalasi 25/50 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari atau 2 (dua) inhalasi 25/125 mcg
50/250 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari atau 1 (satu) kali inhalasi 50/500 mcg SALM/FP 2 (dua) kali sehari SALM /FP 2 (dua) kali sehari

PPOK / COPD: PPOK / COPD:


Untuk pasien dewasa: 1 (satu) inhalasi 50/250 mcg SALM/FP atau 50/500 mcg SALM/FP sebanyak 2 kali Untuk pasien dewasa: 2(dua) inhalasi 25/50 mcg SALM/FP (dua) kali sehari atau 2(dua) inhalasi 25/125 mcg
sehari SALM/FP (dua) kali sehari.

Seretide™ tidak membutuhkan penyesuaian dosis untuk penggunaan pada orang tua atau pasien dengan gangguan ginjal atau kerusakan hati. Kontraindikasi Hipersensitif
terhadap komponen Seretide™.Peringatan dan Perhatian: Seretide™ tidak direkomendasikan untuk pengobatan akut. Efek sistemik yang mungkin terjadi: cushing’s syndrome,
cushingoid feature, supresi adrenal, growth retardation, penurunan kepadatan mineral tulang, katarak dan glaukoma. Terdapat laporan peningkatan pneumonia dalam studi
pasien dengan PPOK yang memakai Seretide. Dokter harus tetap waspada untuk kemungkinan perkembangan pneumonia pada pasien dengan PPOK sebagai gambaran klinis
pneumonia dan eksaserbasi. Penurunan sementara serum kalium dapat terjadi pada semua obat simpatomimetik pada dosis terapi yang lebih tinggi.Perhatian harus dilakukan
ketika inhibitor CYP3A4 yang kuat (misalnya ketokonazol) digunakan bersamaan dengan Salmeterol.Kehamilan dan Menyusui
Penggunaan Seretide™ selama kehamilan dan proses menyusui hanya boleh diberikan jika pertimbangan manfaat pada ibu lebih besar daripada resiko pada fetus atau
anak.Adverse event (Efek simpang) Tidak terdapat kejadian efek simpang baru yang terpantau pada penggunaan kombinasi SALM dan FP. Frekuensi yang diambil dari data
klinik  23 studi  asma dan 7 studi COPD diperoleh sakit kepala sangat umum terjadi,  kandiasis esofagus pada mulut dan tenggorokan umum terjadi, tapi pneumonia  umum
terjadi pada pasien PPOK. Efek simpang lainnya seperti,  tremor, palpitasi, dan iritasi tenggorokan  tidak umum terjadi sementara reaksi anafilaktik umumnya jarang terjadi.
Interaksi ObatHindari penggunaan secara bersamaan dengan obat-obatan beta-blocker kecuali ada alasan kuat yang mendasari. Studi interaksi obat pada subjek sehat telah
menunjukan bahwa ritonavir (inhibitor kuat sitoktom P450 3A4) dapat meningkatkan kadar plasma FP yang berakibat menurunnya konsentrasi serum kortisol. Penggunaan
bersamaan ketokonazol dan Salmeterol menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam paparan salmeterol plasma (1,4 kali lipat Cmax dan 15 kali lipat AUC) dan ini dapat
menyebabkan perpanjangan interval QTc.
PI Based on version GDS36/IPI20 (inhaler) & GDS36/IPI21 (diskus)
Before prescribing,please consult to PI which is available upon request.
Informasi Produk Singkat
Ventolin
Informasi Produk Singkat untuk Ventolin Nebules dan Ventolin Inhaler CFC Free;

Ventolin Nebules Ventolin Inhaler


KOMPOSISI VENTOLIN Nebules 2.5 mg: mengandung salbutamol konsentrasi 0.1% (1 mg VENTOLIN Inhaler adalah inhaler bertekanan dengan penghitung dosis yang
salbutamol dalam sulfat, dalam 1 mL). Tiap Nebule mengandung 2.5 mg salbutamol menghasilkan 100 mikrogram salbutamol (sebagai sulfat) tiap semprotan ke lubang
dalam 2,5 mL NaCl dari alat yang telah dirancang khusus. Inhaler juga mengandung CFC-free propellant
HFA 134a. Setiap kanister berisi 200 semprotan.
INDIKASI Digunakan untuk manajemen dan pencegahan terhadap serangan asma. Obat pelega asma ringan, sedang dan berat. Digunakan untuk manajemen dan
Penanganan rutin untuk bronkospasme kronis tidak responsif terhadap terapi pencegahan terhadap serangan asma.
konvensional; asma berat akut (status asthmaticus).
DOSIS DAN Digunakan menggunakan nebuliser, dibawah pengawasan dokter. Peningkatan Peningkatan penggunaan beta2 agonis dapat merupakan tanda perburukan asma,
PENGGUNAAN penggunaan beta2 agonis dapat dikatakan merupakan tanda perburukan asma, dan dan mungkin membutuhkan penilaian ulang terapi asma; maka pemberian
mungkin membutuhkan penilaian ulang terapi asma; maka pemberian penambahan penambahan terapi glukokortikosteroid harus dipertimbangkan. Dapat terjadi efek
terapi glukokortikosteroid harus dipertimbangkan. Dapat terjadi efek samping samping terkait dosis berlebih, peningkatan dosis dan frekuensi penggunaan harus
terkait dosis berlebih, peningkatan dosis dan frekuensi penggunaan harus berdasarkan rekomendasi dokter. Pelega bronkospasme akut Dewasa 1 atau 2
berdasarkan rekomendasi dokter. Dewasa dan Anak Dosis awal adalah 2,5 mg dapat semprot. Anak 1 semprot; dapat ditingkatkan menjadi 2 semprot jika perlu.
ditingkatkan menjadi 5 mg. Terapi dapat diulang 4 kali per hari. Gangguan Pencegahan terjadinya bronkospasme akibat kegiatan fisik Dewasa 2 semprot
pernafasan berat Dewasa Hingga 40 mg/hari. Efek klinis VENTOLIN nebules pada sebelum melakukan kegiatan fisik. Anak 1 semprot sebelum melakukan kegiatan
anak di bawah 18 bulan kurang dapat dipastikan. Kadang dapat menimbulkan fisik (dapat ditingkatkan menjadi 2 semprot bila diperlukan). Terapi asma kronis
hipoksemia sementara. Terapi oksigen tambahan kadang juga diperlukan. Dewasa dan anak 1-2 semprot sehari, dapat diberikan hingga 4 kali sehari.

KONTRAINDIKASI: *1,2Pada pasien yang hipersensitif terhadap salah satu komponen dalam VENTOLIN Nebules dan VENTOLIN Inhaler. Tidak boleh digunakan untuk menahan persalinan prematur
tanpa komplikasi atau aborsi. PERINGATAN DAN PERHATIAN *1VENTOLIN Nebules hanya boleh diberikan melalui inhalasi, dihirup melalui mulut dan tidak untuk disuntikkan atau ditelan. Pasien
yang menggunakan VENTOLIN Nebules di rumah harus diberi peringatan bahwa jika kelegaan yang biasa berkurang atau durasi efek obat berkurang, maka pasien tidak boleh menaikkan dosis
atau frekuensi penggunaan tanpa rekomendasi dari dokter. VENTOLIN Nebules harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang telah menggunakan obat simpatomimetik lain dalam dosis
besar. *1,2Hati-hati digunakan pada pasien tirotoksikosis. *1,2Berpotensi terjadi hipokalemia serius pada terapi beta2 agonis terutama pemberian parenteral dan nebulasi. *1Sama dengan beta
adrenoreseptor agonis lainnya, VENTOLIN Nebules dapat menyebabkan perubahan metabolik yang reversible, misalnya peningkatan kadar gula darah. INTERAKSI *1,2Salbutamol sebaiknya tidak
dikombinasikan dengan obat-obatan beta bloker yang non selektif seperti propranolol. KEHAMILAN DAN MENYUSUI *1,2Kehamilan Penggunaan obat selama kehamilan hanya dilakukan jika
manfaat yang diharapkan bagi sang ibu lebih besar dibandingkan dengan resiko pada janin. Menyusui Salbutamol kemungkinan disekresi pada susu ibu, penggunaannya tidak dianjurkan kecuali
jika manfaat yang diharapkan melebihi potensi resiko. EFEK SAMPING *1,2Sering: Tremor, sakit kepala, takikardi. OVERDOSIS *1,2Hipokalemia mungkin terjadi pada overdosis. Kadar kalium serum
harus dimonitor. Asidosis laktat dilaporkan terkait dengan dosis terapetik yang tinggi serta overdosis terapi SABA, maka diperlukan pemantauan peningkatan kadar serum laktat dan asidosis
metabolik yang terjadi mengindikasikan terjadinya overdosis. PENYIMPANAN *1Simpan di bawah suhu 30oC dan terlindung dari sinar. *2Simpan di bawah suhu 30oC. Terlindung dari beku dan
sinar matahari langsung. PRESENTASI *1Tiap nebules mengandung larutan 2.5 mL Reg. No. DKI9282000368A1. *2Tiap canister mengandung 200 semprotan Reg. No. DKI0382001939A1.

*1InformasiProduk Singkat Ventolin Nebules berdasarkan GDS25/IPI09 -14 Apr 2014


*2InformasiProduk Singkat Ventolin Inhaler berdasarkan GDS25/IPI09 -14 Apr 2014
Before prescribing, please consult to PI (Product Information) which is available on request
Adverse Events should be reported GlaxoSmithKline Indonesia by email to yqq68540@gsk.com
Version 04 – December 2018
Informasi Produk Singkat Flixotide
Informasi Produk FLIXOTIDE INHALER Informasi Produk FLIXOTIDE NEBULE

ZAT AKTIF Fluticasone propionate KOMPOSISI KUANTITATIF FLIXOTIDE 50 Inhaler adalah inhaler ZAT AKTIF Fluticasone propionate KOMPOSISI KUANTITATIF FLIXOTIDE Nebule (ampul plastik)
dosis terukur yang melepaskan 50 mikrogram Fluticasone propionate per aktuasi. INFORMASI KLINIK ditujukan untuk nebulisasi dan mengandung 0.5 mg Fluticasone propionate (micronized) dalam 2 mL
Indikasi Mengurangi gejala asma pada pasien yang telah menggunakan bronkondilator ataupun terapi NaCl. INFORMASI KLINIK Indikasi Memberikan efek anti inflamasi yang signifikan di paru-paru.
profilaktik lainnya. Rekomendasi Dosis Mengurangi gejala dan eksaserbasi pasien asma yang sebelumnya diterapi menggunakan
Anak-anak usia 1 hingga 4 tahun 100 mikrogram dua kali sehari, diberikan menggunakan bronkodilator saja atau dengan terapi profilaksis. Dewasa dan remaja usia 16 tahun ke atas:
alat bantu dengan facemask (seperti BABYHALER)
Manajemen profilaksis pada asma berat. Pengobatan asma eksaserbasi akut. Anak-anak dan remaja
Anak-anak usia di atas 4 tahun 50 hingga 100 mikrogram dua kali sehari
Dewasa dan anak-anak usia di atas 16 100 hingga 1000 mikrogram dua kali sehari usia 4 hingga 16 tahun: Pengobatan asma eksaserbasi akut derajat ringan dan sedang. Rekomendasi
tahun Asma ringan: 100 hingga 250 mikrogram dua kali sehari Dosis Dewasa dan remaja usia 16 tahun ke atas: 500 hingga 2000 mikrogram dua kali sehari. Anak-
Asma sedang: 250 hingga 500 mikrogram dua kali sehari anak dan remaja usia 4 hingga 16 tahun: 1000 mikrogram dua kali sehari. Kelompok pasien khusus:
Asma berat: 500 hingga 1000 mikrogram dua kali sehari Tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk pasien lansia atau pasien dengan gangguan hati atau ginjal.
Tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk pasien lansia atau pasien dengan gangguan hati atau ginjal. Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hipersensitifitas terhadap komponen FLIXOTIDE Nebule.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap komponen FLIXOTIDE Inhaler Peringatan dan Perhatian Efek Peringatan dan Perhatian Efek sistemik dapat muncul dengan penggunaan inhalasi kortikosteroid,
sistemik dapat muncul dengan penggunaan inhalasi kortikosteroid, terutama pada dosis tinggi dengan terutama pada dosis tinggi dengan penggunaan jangka panjang; efek -efek tersebut akan lebih jarang
penggunaan jangka panjang; efek-efek tersebut akan lebih jarang muncul pada pemberian secara muncul pada pemberian secara inhalasi dibandingkan pemberian secara oral. Efek sistemik yang
inhalasi dibandingkan pemberian secara oral. Efek sistemik yang mungkin terjadi termasuk Cushing’s mungkin terjadi termasuk Cushing’s syndrome, fenomena Cushingoid, katarak dan glaukoma. Oleh
syndrome, fenomena Cushingoid, katarak dan glaukoma. Oleh karena itu, penggunaan kortikosteroid
karena itu, penggunaan kortikosteroid inhalasi harus dititrasi ke dosis terendah yang tetap memberikan
inhalasi harus dititrasi ke dosis terendah yang tetap memberikan kontrol yang efektif. Tinggi badan dari
kontrol yang efektif. Tinggi badan dari anak-anak yang menggunakan inhalasi kortikosteroid dalam
anak-anak yang menggunakan inhalasi kortikosteroid dalam jangka panjang direkomendasikan untuk
jangka panjang direkomendasikan untuk dimonitor secara berkala. Seperti terapi inhalas i lainnya,
dimonitor secara berkala. Seperti terapi inhalasi lainnya, brokonspasme paradoksal dapat terjadi
dengan gejala peningkatan mengi setelah pemberian obat. Interaksi Obat Studi interaksi obat pada
brokonspasme paradoksal dapat terjadi dengan gejala peningkatan mengi setelah pemberian obat.
subjek sehat telah menunjukan bahwa ritonavir (inhibitor poten dari sitokrom P450 3A4) dapat Interaksi Obat Studi interaksi obat pada subjek sehat telah menunjukan bahwa ritonavir (inhibitor poten
meningkatkan konsentrasi plasma Fluticasone propionate, yang mengakibatkan menurunnya kadar dari sitokrom P450 3A4) dapat meningkatkan konsentrasi plasma Fluticasone propionate, yang
serum kortisol. Perhatian harus dilakukan ketika penggunaan bersama inhibitor P450 3A4 (misalnya mengakibatkan menurunnya kadar serum kortisol. Perhatian harus dilakukan ketika penggunaan
Ketokonazol) karena dapat meningkatkan paparan sistemik terhadap Fluticasone propionate. bersama inhibitor P450 3A4 (misalnya Ketokonazol) karena dapat meningkatkan paparan sistemik
Kehamilan dan Menyusui Penggunaan Fluticasone propionate selama kehamilan dan menyusui terhadap Fluticasone propionate. Kehamilan dan Menyusui Penggunaan Fluticasone propionate
hanya boleh diberikan jika pertimbangan manfaat pada ibu lebih besar daripada risiko pada fetus atau selama kehamilan dan menyusui hanya boleh diberikan jika pertimbangan manfaat pada ibu lebih besar
anak. Hasil dari penelitian retrospektif epidemilogikal tidak menemukan peningkatan risiko congenital daripada risiko pada fetus atau anak. Hasil dari penelitian retrospektif epidemilogikal tidak menemukan
malformations (MCM) dengan penggunaan Fluticasone propionate dibandingkan ICS lainnya pada peningkatan risiko congenital malformations (MCM) dengan penggunaan Fluticasone propionate
trimester awal kehamilan. Adverse Event (Kejadian Tidak Diinginkan) Event sangat umum, umum, dibandingkan ICS lainnya pada trimester awal kehamilan. Adverse Event (Kejadian Tidak
dan tidak umum ditentukan dari data percobaan klinik. Event jarang dan sangat jarang ditentukan dari Diinginkan) Event sangat umum, umum, dan tidak umum ditentukan dari data percobaan klinik. Event
data spontanitas. jarang dan sangat jarang ditentukan dari data spontanitas.
Sangat umum Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan Sangat umum Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan
Umum Pneumonia (pada pasien PPOK), suara serak, memar pada kulit Umum Suara serak, memar pada kulit
Tidak umum Reaksi hipersensitivitas kulit
Tidak umum Reaksi hipersensitivitas kulit
Jarang Kandidiasis esofagus
Jarang Kandidiasis esofagus
Sangat jarang Angioedema (terutama udem wajah dan orofaring), gejala gangguan pernapasan
(sesak napas dan/atau bronkospasme), reaksi anafilaksis, Cushing’s syndrome, Sangat jarang Angioedema (terutama udem wajah dan orofaring), gejala gangguan pernapasan
Cushingoid features, supresi adrenal, keterlambatan pertumbuhan, penurunan (sesak napas dan/atau bronkospasme), reaksi anafilaksis, Cushing’s syndrome,
kepadatan mineral tulang, katarak, glaukoma, hiperglikemia, merasa cemas, Cushingoid features, supresi adrenal, keterlambatan pertumbuhan, penurunan
gangguan tidur dan perubahan sikap, termasuk hiperaktif dan mudah marah kepadatan mineral tulang, katarak, glaukoma, hiperglikemik, merasa cemas,
(terutama pada anak-anak), bronkospasme paradoksal gangguan tidur dan perubahan sikap, termasuk hiperaktif dan mudah marah
Overdosis Inhalasi akut Flixotide pada dosis melebihi dosis rekomendasi dapat mengakibatkan (terutama pada anak-anak), bronkospasme paradoksal
penekanan secara sementara HPA-aksis (hypothalamic-pituari-adrenal axis). Hal ini biasanya tidak Overdosis Inhalasi akut Flixotide pada dosis melebihi dosis rekomendasi dapat mengakibatkan
memerlukan penanganan segera karena fungsi adrenal akan pulih setelah beberapa hari. penekanan secara sementara HPA-aksis (hypothalamic-pituari-adrenal axis). Hal ini biasanya tidak
memerlukan penanganan segera karena fungsi adrenal akan pulih setelah beberapa hari.
Abbreviated PI based on GDS32/IPI10
Abbreviated PI based on GDS32/IPI10
Hanya Untuk Profesional Kesehatan
Sebelum meresepkan, harap merujuk pada Informasi Produk yang dapat disediakan sesuai permintaan
Laporkan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) ke GlaxoSmithKline Indonesia melalui email ke
yqq6854@gsk.com atau telpon ke +6221 25532350 (pada jam kerja 8.30-17.30)

Merek dagang terdaftar dimiliki atau dilisensikan kepada grup perusahaan GSK
©️2019 Grup perusahaan GSK atau pemberi lisensi

GlaxoSmithKline Indonesia
Menara Standard Chartered 35th floor, Jl. Prof. DR. Satrio
No.164, Jakarta 12930
Tel (62-21)2553 2350 Fax (62-21)2553 2360

Anda mungkin juga menyukai