Anda di halaman 1dari 21

ASKEP GANGGUAN

KEHAMILAN DENGAN
ASMA
PENGERTIAN
ASMA ADALAH KEADAAN KLINIS YANG DI TANDAI OLEH
MASSA PENYEMPITAN BRONKUS YANG REVERSIBLE, DI
PISAHKAN OLEH MASSA DI MANA VENTILASI JALAN NAFAS
TERJADAP BERBAGAI RANGSANG (SYLVIA Anderson ( 1995 :
149 )

ASMA ADALAH RADANG KRONIS PADA JALAN NAFAS YANG


BERKAITAN DENGAN OBSTRUKSI REVERSIBLE DARI SPASME,
EDEMA DAN PRODUKSI MUKOS DAN RESPON YANG
BERLEBIHAN TERHADAP STIMULI. ( VARNEY, HELEN 2003 )
ETIOLOGI

ALERGEN ALERGI

OTOT SALURAN NAFAS


MENGKERUT

SELAPUT LENDIR MENEBAL


SESAK
/ ASMA
DINDING SALURAN NAFAS
BENGKAK

SALURAN NAFAS MENYEMPIT


Perubahan sistem pernafasan selama
kehamilan

a.Perubahan hormonal

b. Faktor Mekanik
GEJALA ASMA
 wheezing bronkokonstriksi
berat.
 Hipoksia ringan dikompensasi dengan
hiperventilasi.

 Jika bertambah berat kelelaha retensi O2.


Tanda gagal nafas

 asidosis,
 hiperkapnea,
 adanya pernapasan dalam,
 takikardi,
 pulsus paradoksus,
 ekspirasi memanjang,
 penggunaan otot asesoris pernapasan,
 sianosis sentral,
 sampai gangguan kesadaran.
MANIFESTASI KLINIS

# dispnea,
# kesesakan dada,
# wheezing,
# batuk malam hari
# gangguan tidur
# nyeri dada.

BATUKKK ASMAA
PATOFISOLOGI

ALERGI

https://player.slideplayer.info/10/280155
8/data/images/img11.png
DERAJAT ASMA

 TINGKAT PERTAMA
secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor pencetus

 TINGKAT KEDUA
penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik tanpa
kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas

 TINGKAT KETIGA
penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik maupun
maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.

 TINGKAT KEEMPAT penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan


nafas berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan
dijumpai tanda-tanda obstruksi jalan napas.

 TINGKAT KELIMA status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat


medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter
terhadap pengobatan yang biasa dipakai
Pengaruh kehamilan terhadap
asma

HIPERTENSI
PADA
KEHAMILAN
ABRUPSIO
PLASENTA

KELAHIRAN
PREMATUR
ASMA

SC

USIA KEHAMILAN
MUDA
KORIOAMNIONITIS
Penalaksanaan asma pada kehamilan

Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala.


Pengobatan untuk mencegah serangan dan
penanganan dini bila terjadi serangan.
Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk
menghindari efek sistemik pada janin.
Pemeriksaan fungsi paru ibu.
Pada pasien yang stabil, NST dilakukan pada
akhir trimester II/awal trimester III.
Konsultasi anestesi untuk persiapan
persalinan.
Penatalaksanaan asma kronis pada kehamilan harus mencakup :

Penilaian obyektif fungsi paru


dan kesejahteraan janin
Menghindari faktor pencetus
asma
EdukasiTerapi farmakologi
selama kehamilan (asma
intermiten, asma persisten ringan,
asma persisten sedang, dan asma
persisten berat)
KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Riwayat asthma atau alergi dan serangan


asthma yang lalu, alergi dan masalah
pernapasan
2. Kaji pengetahuan tentang penyakit dan
pengobatan
3. Riwayat psikososial: factor pencetus, stress,
latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan
sebelumnya
4. Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan


napas b.d. bronkospasme dan udema mukosa
Kelelahan b.d. hipoksia dan peningkatan kerja
pernapasan
Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan b.d.
distress GI
Resiko kekurangan volume cairan b.d.
meningkatnya pernapsan dan menurunnya intake
oral
Kecemasan b.d. hospitalisasi dan distress
pernapasan
Perubahan proses keluarga b.d. kondisi kronik
Kurang pengetahuan b.d. proses penyakit dan
pengobatan]
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN
Gangguan KLIEN akan a. Kaji RR, auskultasi bunyi napas
pertukaran gas, menunjukkan perbaikan
tidak efektif pertukaran gas ditandai b. Beri posisi high fowler atau semi-
bersihan jalan dengan : fowler
napas b.d. tidak ada wheezing dan
bronkospasme retraksi c. Ajarkan latihan napas dalam dan
dan udema batuk menurun batuk efektif
mukosa warna kulit kemerahan
- KLIENtidak
menunjukkan gangguan e.Kolaborasi dengan Lakukan
ketidakseimbangan fisioterapi
asam basa yang
ditandai dengan f. Berikan oksigen sesuai program
saturasi oksigen ± 95 %
G.Monitor peningkatn pengeluaran
sputum

h. Berikan bronchodilator sesuai


indikasi
Kelelahan b.d. KLIEN menunjukkan Kaji tanda – tanda
hipoksia dan penurunan kelelahan hipoksia /
peningkatan kerja ditandai dengan tidak hypercapnea ;
pernapasan iritabel, dapat kelelahan, agitasi,
berpartisipasi dan peningkatan HR,
peningkatan peningkatan RR
kemampuan dalam Hindari seringnya
beraktifitas melakukan intervensi
yang tidak penting
yang dapat membuat
lelah, berikan
istirahat yang cukup
Minta klg untuk
selalu menemani
Berikan istirahat
cukup dan tidur 8 – 10
jam tiap malam
Ajarkan teknik
manajemen stress
Perubahan  klien akan A Berikan porsi makan kecil
status nutrisi menunjukkan tapi sering 5 – 6 kali sehari
kurang dari penurunan dengan makanan yang
kebutuhan b.d. distress GI disukainya
distress GI ditandai dengan: b. Berikan makanan halus,
Penurunan rendah lemak, gunakan
nausea dan warna
vomiting, adanya c. Anjurkan menghindari
perbaikan makanan yang menyebabkan
nutrisi / intake alergi
Resiko klien dapat a. Kaji turgor kulit, monitor urine,
kekurangan mempertahankan output tiap 4 jam
volume cairan hidrasi yang b. Pertahankan terapi parenteral
b.d. adekuat ditandai sesuai indikasi dan monitor
meningkatnya dengan turgor kelebihan cairan
pernapsan dan kulit elastis, c. Setelah fase akut, anjurkan untuk
menurunnya membrane minum 3-8 gelas / hari
intake oral mukosa lembab,
intake cairan
sesuai dengan usia
dan berat badan,
output urine : 1-2
ml/kg BB/jam
Kecemasan b.d. Kecemasan menurun, a. Ajarkan teknik
hospitalisasi dan ditandai tenang dan relaksasi; latihan
distress pernapasan dapat mengekspresikan napas dalam
perasaannya b. Ajarkan managemen
pernafasan dalam stress sesuai indikasi
batas normal c. Informasikan
tentang perawatan,
pengobatan dan
kondisi pasien
evaluasi

1.      Pasien dapat bernafas dengan baik


2.      Pasien tidak cemas
3.      Pasien dapat menoleransi peningkatan
aktivitas progresif
4.      Pasien memahami penyakit dan tindakan
5.      Hipoksia janin tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai