Anda di halaman 1dari 10

RESUME PADA PASIEN HIPERTENSI PROFESI NERS STASE

GERONTIK DIPANTI PNIEL BINTARO KOTA TANGERANG


SELATAN

Disusun Oleh

NABILA APRILIA

202107052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMC BINTARO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TANGERANG SELATAN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kemurahan-Nya laporan kegiatan praktik Stase Keperawatan Gerontik ini dapat
saya selesaikan sesuai yang diharapkan.

Dalam laporan makalah ini saya membahas tentang “Asuhan keperawatan dengan
Hipertensi”, laporan ini dibuat dalam rangka memperdalamkan pemahaman mahasiswa/i
dalam pengkajian asuhan keperawatan yang dapat diterapkan secara langsung kepada
klien.

Dalam hal ini, tentunya saya mengucapkan terimaa kasih atas bimbingan dan arahan.
Untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada:

Ns. Royani, M.Kep selaku pembimbing stase Gerontik.

Demikian laporan ini saya buat sebaik-baiknya, semoga bermanfaat, dan dapat
terus diaplikasikan kepada klien.

Tangerang Selatan, Oktober 2021

Penyusun,

Nabila Aprilia, S.Kep


RESUME PADA PASIEN

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Tn. L

Umur : 73 tahun

Alamat : Bumi mutiara indah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku : Indonesia

Agama : Kristen

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMP

Keluarga Terdekat : Adik

Diagnosa Medis : Hipertensi

Tanggal pengkajian : 07 Desember 2021

Tempat pengkajian : Panti Pniel Bintaro

2. Riwayat Kesehatan Klien

Klien mengatakan agak pusing, berjalan harus menggunakan pegangan (tongkat


dll), berjalan tidak bisa cepat-cepat.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan punya hipertensi sudah lama, dan mengonsumsi obat.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien Tn.L mengatakan lupa, dan tidak menderita penyakit menular.

5. TTV

TD : 140/90mmHg
N : 89 X /menit
RR : 20 X/menit
S : 36.4 C

6. Pengkajian Fungsional
a. KATZ Indeks
Klien termasuk dalam kategori skor F karena Makan,
Inkontinensia,berpindah posisi, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
Dibantu.
b. Barthel Indeks
Score : 80 Ketergantungan sebagian
c. Pengkajian Status Mental Lansia (SPMSQ)
Jumlah Kesalahan total : 4
Hasil : Kerusakan intektual ringan
d. Mini Mental Status Exam (MMSE)
Penilaian MMSE : 24 Tidak ada gangguan kognitif
e. Pengkajian Skala Depresi
Score : 0
f. Pengkajian Keseimbangan
Score : 6 (resiko jatuh sedang)

B. Intervensi

No Diagnosa SLKI SDKI

1. Risiko perfusi serebral Setelah dilakukan Manajemen


tidak efektif b.d tindakan keperawatan peningkatan
hipertensi 1x24 jam diharapkan tekanan darah
tekanan darah kembali intrakranial
normal L.02014 1.06194
KH:
Definisi
- Sakit kepala menurun
- Gelisah menurun Mengidentifikasi dan
- Tekanan darah diastolik mengelola peningkatan
membaik tekanan dalam rongga
kranial
- Tekanan darah sistolik
membaik Tindakan

Observasi

- Observasi penyebab
peningkatan TIK (mis.
Lesi, gangguan
metabolisme, edema
serebral)

- Monitor tanda/ gejala


peningkatan TIK (mis.
Tekanan darah
meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardia,
pola napas ireguler,
kesadaran menurun)

- Monitor MAP (mean


arterial pressure)

- Monitor gelombang ICP

- Monitor status
pernafasan

- Monitor intake dan


outpute cairan

Terapeutik

- Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang

- Berikan posisi semi


fowler

- Hindari manuver valsava

- Cegah terjadinya kejang

- Hindari terjadinya PEEP

- Hindari pemberian
cairan IV hipotonik

- Pertahankan suhu tubuh


normal

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu

- Kolaborasi pemberian
deuretik osmosis, jika
perlu

- Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu

2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukanintervensi Dukungan ambulasi


fisik b.d kekakuan keperawatan 1x24 jam
Definisi
sendi dan penurunan mobilitas fisik meningkat
otot D.0054 L.05042 Memfasilitasi pasien

KH: utnuk meningkatkan


aktivitas berpindah.
- Pergerakan ekstremitas
meningkat (5) Tindakan
- Kekuatan otot meningkat (5)
Observasi
- Kaku sendi menurun (5)
- Kelemahan fisik menurun (5) - Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik
lainnya

- Identifikasi toleransi
fisik melakukan
ambulasi

- Monitor frekuensi
jantung dan tekanan
darah sebelum memulai
ambulasi

- Monitor kondisi umum


selama melakukan
ambulasi

Terapeutik

- Fasilitas aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. Tongkat,
kruk)

- Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu

- Libatkan keluarga untuk


membant pasien dalam
meningkatkan ambulasi

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan


prosedur ambulasi

- Anjurkan melakukan
ambulasi dini

- Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke
kamar kursi roda,
berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
3. Resiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh I.14540
penggunaan alat bantu keperawatan selama 1x24 jam,
Observasi :
berjalan D.143 diharapkan tingkat jatuh dengan
ekspetasi menurun dengan 1. Identifikasi factor
kriteria hasil: risiko jatuh (mis. Usia
>65 tahun, penurunan
- Jatuh dari tempat tidur
tingkat kesadaran,
menurun
defesit kognitif,
-Jatuh saat berdiri menurun hipotensi ortostatik,
gangguan
-Jatuh saat duduk menurun
keseimbangan,
-Jatuh saat berjalan menurun gangguan
penglihatan,
-Jatuh saat dipindahkan
neuropati)
menurun
2. Identifikasi resiko
-Jatuh saat naik tangga jatuh sebaiknya sekali
menurun setiap shift atau sesuai
dengan kebijakan
-Jatuh saat dikamar mandi
institusi.
menurun
3. Identifikasi faktor
-Jatuh saat membungkuk lingkungan yang
menurun meningkatkan resiko
jatuh (mis: lantai
licin, penerangan
kurang)
4. Hitung resiko jatuh
dengan menggunakan
skala (mis: Fall Morse
scale, Humpty
Dumpty scale), jika
perlu.
5. Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda
dan sebaliknya

Terapeutik :

1. Orientasikan ruangan
pada pasien dan
keluarga
2. Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda
selalu dalam keadaan
terkunci
3. Pasang handrail
tempat tidur.
4. Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah
5. Tempatkan pasien
beresiko tinggi jatuh
dekat dengan
pantauan perawat dari
nurse station
6. Gunakan alat bantu
berjalan (mis kursi
roda, walker)
7. Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien

Edukasi :

1. Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
2. Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak licin
3. Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat.
4. Anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki
untuk meningkatkan
keseimbangan saat
berdiri
5. Ajarkan cara
menggunakan
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat

Anda mungkin juga menyukai