Anda di halaman 1dari 5

RSU Harapan Bangsa STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Kabupaten Banyumas PADA PASIEN DENGAN ASMA


Universitas
Harapan Bangsa
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
ASUHAN 1/4
KEPERAWATAN DITETAPKAN
Tanggal Terbit Rektor Universitas Harapan Bangsa
Kabupaten Banyumas

dr. Pramesti Dewi, M.Kes


NIK. 100109020472

PENGERTIAN Suatu standar dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas (hiperaktifitas
bronkus) terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik
berulang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada
malam atau dini hari.

TUJUAN Sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan asma.

KEBIJAKAN Setiap perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada


pasien dengan asma sesuai dengan standar.

ETIOLOGI 1. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)


a. Reaksi antigen-antibodi
b. Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
2. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
a. Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
b. Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
c. Iritan : kimia
d. Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
e. Emosional : takut, cemas dan tegang
f. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

PATOFISIOLOGI Patofisiologi asma meliputi beberapa komponen: inflamasi jalan nafas,


obstruksi jalan nafas yang intermiten, hiperresponsif bronkus. Pemicu yang
berbeda akan menyebabkan eksaserbasi asma oleh karena inflamasi saluran
nafas atau bronkospasme akut atau keduanya. Beberapa hal di antaranya adalah
alergen, polusi udara, infeksi saluran nafas, kecapaian, perubahan cuaca,
makanan, obat, atau ekspresi emosi yang berlebihan. Asma alergi biasanya
berkaitan dengan adanya riwayat alergi dari keluarga atau individu, reaksi
positif pada tes kulit dengan ekstrak antigen dan meningkatnya kadar IgE dalam
serum, sedangkan asma idiosinkrasi tidak dapat dijelaskan karena proses
imunologi, tetapi karena abnormalitas system saraf parasimpatis.
MANIFESTASI KLINIS 1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c. Whezing belum ada
d. Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Whezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan parsial O2

2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer


PENUNJANG 2. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
3. Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
4. Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hipereaktivitas
bronkus.
5. Uji Alergi (Tes tusuk kulit /skin prick test) untuk menilai ada tidaknya
alergi.
6. Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit
selain asma

PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan Medis :


a. Agonis adrenergik – beta 2 kerja –pendek.
b. Antikolinergik.
c. Kortikosteroid : inhaler dosis – terukur (MDI)
d. Inhibitor pemodifikasi leukotrien / antileukotrien.
e. Metilxatin.

2. Penatalaksanaan non farmakologis


a. Berhenti merokok.
b. Aktifitas fisik secara teratur.
c. Mencegah paparan alergen ditempat kerja, di dalam maupun di luar
ruangan.
d. Mencegah penggunaan obat yang dapat memperberat asma.
e. Tekinik pernapasan yang benar (Breathing Exercise, yoga dan senam
asma).
f. Diet sehat dan menurunkan berat badan.
g. Mengatasi stres emosional.
h. Imunoterapi allergen

PENGKAJIAN 1. Anamnesa
a. Identitas
Biasanya menimpa pada remaja dan dewasa
b. Keluhan Utama
Termasuk dalam keluhan utama pada pasien pernapasan yaitu sesak
napas, dan nyeri dada.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien asma mengalami sesak napas, batuk disertai sputum,
dada terasa berat, nyeri dada, terdapat suara tambahan wheezing, pasien
juga sering mengeluh kelelahan.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami sakit yang sama ataupun penyakit
pernafasan lainnya
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dengan head to toe
4. Pemeriksaan Pola Fungsi Kesehatan
Pemeriksaan pola fungsi kesehatan artinya pemeriksaan klien di setiap pola
sistem kesehatan, seperti pola persepsi, pola nutrisi dan metabolism, pola
eliminasi, pola istirahat dan tidur, dll.
5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Radiologi

DIAGNOSA 1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi – perfusi d.d
KEPERAWATAN Asma, takikardi, bunyi nafas tambahan, PCO2 meningkat/menurun, PO2
menurun, pusing, penglihatan kabur, sianosis, gelisah, nafas cuping hidung,
pola nafas abnormal, kesadaran menurun
2. Gangguan Ventilasi Spontan b.d kelelahan otot pernapasan, gangguan
metabolisome d.d PPOK, Asma, Cedera kepala, Infeksi saluran nafas

RENCANA INTERVENSI 1. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, masalah


pertukaran gas (L.01003) nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil:
a. Bunyi napas tambahan menurun (5)
b. PCO2 membaik (5)
c. PO2 membaik (5)
d. Takikardia membaik (5)
e. Ph arteri membaik (5)

Terapi Oksigen (I. 01026)


Observasi:
 Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
 Monitor efektifitas terapi oksigen (mis: oksimetri, analisa gas darah),
jika perlu
 Monitor kemampuan pelepasan oksigen saat makan
Terapeutik:
 Berikan kepatenan jalan nafas
 Berikan oksigen tambahan, jika perlu
 Gunakan perangkat oksigen sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi:
 Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi:
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/ atau tidur

2. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, masalah


Gangguan Ventilasi spontan (L.01007) nafas dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
a. Dispnea menurun (5)
b. Penggunaan otot bantu (5)
c. PCO2 membaik (5)
d. PO2 membaik (5)

Pemantauan Respirasi (I. 01014)


Observasi:
 Monitor frekeunsi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, Ataksi)
 Monitor kemampuasn batuk efektif
 Monitor adanya sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Palapasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunyi nafas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor AGD
 Monitor hasil X-ray thoraks
Terapeutik:
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
 Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
 Informasikasn hasil pemantauan,jika perlu
SOP
MEMASANG NEBULIZER
No. Kode : Ditetapkan Oleh
STANDAR Terbitan : Rektor Universitas
OPERASIONAL No. Revisi : Harapan Bangsa
PROSEDUR Tgl... Mulai Berlaku :

Halaman : 1/1 dr. Pramesti Dewi, M.Kes


NIK. 100109020472

Pengertian Tata cara pemasangan nebulizer kepada pasien asma untuk mengurangi
sesak napas
Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang nebulizer
Kebijakan - Ada instruksi dokter
- Ada perawat pelaksana
- Ada satu set peralatan pemasangan nebulizer
Unit Terkait IGD, Rawat Inap
Alat dan Bahan 1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter
2. Humidifier
3. Masker Nebulizer
4. Obat yang akan diberikan
5. Spuit 3 cc
Prosedur A. TAHAP PRAINTERAKSI
1. Cek catatan perawatan dan catatan medik
2. Menyiapkan alat
B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, memanggil klien dengan namanya
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan waktu
4. Menanyakan kesiapan klien
C. TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Memposisikan klien semifowler/fowler
3. Memakai sarung tangan
4. Mengambil obat sesuai terapi dan memasukkannya ke dalam tabung
masker nebulizer
5. Menyalakan mesin nebulizer
6. Memasang masker sesuai wajah klien
7. Rapikan klien
8. Cuci tangan
D. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi tindakan
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Membereskan alat
5. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai