Anda di halaman 1dari 12

Keputusan supervisi

klinis
FATIMA HATTA (22222046)
FATMAWATI (22222047)
YETI DERAUKIN (22222049)
KETSIA IBAIGADJIR (22222055)
AKMAL SARI (22222057)
ST.NURANNISA AR-RAFSAND (22222059)
SAIUN (22222058)
DEFINISI
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai
dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif
terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.

Beberapa alasan mengapa supervisi klinis diperlukan,


diantaranya:
1. Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana
praktik profesional telah memenuhi standar kompetensi dan
kode etik
2. Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
3. Kehilangan identitas profesi
4. Kejenuhan profesional (bornout)
5. Pelanggaran kode etik yang akut
6. Mengulang kekeliruan secara masif
7. Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan
prajabatan (PT)
8. Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan
Sebagaimana mestinya
9. Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan
pemberi pekerjaan
Apa tujuan supervisi klinis?
Secara umum tujuan supervisi klinis untuk :
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung
jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah yang muncul dalam proses pembelajaran
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan
masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif
dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:
“Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru
mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku
berdasarkan keterampilan tersebut”
Sementara fungsi utama supervisor adalah menginformasikan
beberapa keterampilan, seperti:
a. Keterampilan menganalisis proses pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan,
b. Keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama
bahan pembelajaran,
c. Keterampilan dalam proses pembelajaran.
Dan fokus supervisi klinis adalah:
a. Perbaikan proses pembelajaran,
b. Keterampilan penampilan pembelajaran yang memiliki arti
bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan
memungkinkan untuk dilaksanakan, dan
c. Didasarkan atas kesepakatan bersama dan pengalaman masa
lampau.

Apa prinsip-prinsip dalam supervisi klinis?


Beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan
supervisi klinis, adalah:
1.Hubungan antara supervisor dengan guru, kepala sekolah
dengan guru, guru dengan mahasiswa PPL adalah mitra
kerja yang bersahabat dan penuh tanggung jawab.
2. Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan
didasarkan pada data hasil pengamatan.
3. Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tiidak bersifat
menyalahkan.
4. Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan
bersama.
5. Hasil tidak untuk disebarluaskan
6. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi
guru, dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.
7. Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap
siklus balikan.
Bagaimana prosedur supervisi klinis?
Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus
yang terdiri dari tiga tahap berikut :
1. Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah:
a. Menciptakan suasana yang intim dan terbuka,
b. Mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan,
metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-
lain yang terkait dengan pembelajaran,
c. Menentukan fokus obsevasi,
d. Menentukan alat bantu (instrumen) observasi, dan
e. Menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.
2. Tahap pelaksanaan observasi. Pada tahap ini beberapa hal
yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Harus luwes, Tidak mengganggu proses pembelajaran,
b. Tidak bersifat menilai,
c. Mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam
proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama,
dan
d. Menentukan teknik pelaksanaan observasi
3. Tahap akhir (diskusi balikan).
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain:
a. Memberi penguatan;
b. Mengulas kembali tujuan pembelajaran;
c. Mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama,
d. Mengkaji data hasil pengamatan
e. Tidak bersifat menyalahkan,
f. Data hasil pengamatan tidak disebarluaskan,
g. Penyimpulan, h. Hindari saran secara langsung, dan
i. Merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan
sebagai tindak lanjut proses perbaikan.
Kesimpulan

 Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa


supervisi mengandung arti yang luas dan demokratis,
dengan paradigma baru yang tidak hanya melihat
kinerja kepala sekolah guru dan pegawai sekolah saja
akan tetapi juga mencari jalan keluar apabila terjadi
permasalahan. Para supevisor berkewajiban memberi
bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang
diawasi lebih bersifat kemitraan, hubungan
komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi
menjadi two way traffic.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai