Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SKILLS LAB

KEPERAWATAN DI STIKES PKU MUHAMMADIYAH


SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

IKA KUSUMA WARDANI


20141050054

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SKILLS LAB KEPERAWATAN DI
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Ika Kusuma Wardani1*, Sri Sundari2, Moh.Afandi3


1Magister Keperawatan, UMY (penulis 1)
2Magister Keperawatan, UMY (penulis 2)
3Magister Keperawatan, UMY (penulis 3)

*Email: ikakusuma89 @yahoo.co.id

Kata Kunci Abstrak


Pelaksanaan, Skills Pembelajaran skill lab sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
Lab, Keperawatan kemampuan dan kompetensi keperawatan. Penelitian ini
bertujuan menggambarkan bagaimana pelaksanaan,
pembelajaran skills lab di di STIKES PKU Muhammadiyah
Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualititaf dengan
menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan data
dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu: Focus group discussion
melibatkan 12 mahasiswa keperawatan semester 2; wawancara
dengan 7 informan; Observasi pembelajaran skill lab dan studi
dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis dengan metode analisis
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pelaksanaan
pembelajaran skills lab dimulai dengan dosen melakukan
pengkondisian awal, mengkaji pengetahuan dengan pretest,
menjelaskan teori tindakan, melakukan metode demonstrasi dan
mendampingi mahasiswa selama proses redemonstrasi.
Kesimpulan penelitian bahwa pelaksanaan pembelajaran skills
lab telah dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pembelajaran
skills lab harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan keterampilan mahasiswa keperawatan.
THE IMPLEMENTATION OF NURSING SKILL LABORATORY AT
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Key Words: Abstract


Implementation, skills Skill laboratory learning is crucial to be evaluated and improved
lab, nursing due to its importance role in achieving nursing competencies. This
research purposed qualitatively to describe skill laboratory learning
on these planning at STIKES PKU MuhammadiyahSurakarta.

Qualitative method with descriptive approach was used in this


study. Data was retreived through several method which were:
Focus discussion group involved 12 nursing students of second
semester; Interview was done to 3 lecturers of skill laboratory, 2
curriculum staffs, skill laboratory coordinator and laboratory
staffs; observation was conducted on skill laboratory class. The
data further was analyzed using qualitative method.
Results : The implementation of skill lab learning was started by
initial preparation, knowledge review through pre test, explaining
theory of nursing treatment, conducting demonstration and leading
the student during replying the demonstration.
.
1. PENDAHULUAN [Times tahapan proses pembelajaran yang
New Roman 11 bold] penting dalam memberikan bekal
Permasalahan yang ditemukan dan mempersiapkan peserta didik
di lahan praktek berhubungan sebelum melaksanakan praktik pada
dengan pembelajaran laboratorium situasi nyata di rumah sakit.
diantaranya dikemukakan oleh Roni Kelebihan sistem pembelajaran
(2011) yang menyatakan bahwa laboratorium menurut Musiana
mahasiswa Akper belum (2015) antara lain peserta didik
mempunyai kemampuan yang dapat berlatih keterampilan dengan
cukup dalam menerapkan cara trial and error sampai betul-
keterampilan keperawatan yang betul terampil dan keterampilan
diperoleh selama pendidikan, yang sulit serta panjang prosesnya
mahasiswa Akper memiliki dapat dipecah menjadi beberapa
pengetahuan tapi kurang dalam tahap kemudian dilatih tahap demi
keterampilan. Sejalan dengan tahap.
penelitian yang dilakukan oleh Dalam kegiatan pembelajaran,
Syahreni (2007) yang menunjukan termasuk pembelajaran skills lab
bahwa dalam praktek klinik terdapat tiga persoalan pokok yaitu
keperawatan di rumah sakit, input, proses dan output. Proses
mahasiswa mengalami kesulitan adalah hal yang menyangkut
dalam berhadapan dengan masalah- mekanisme terjadinya perubahan
masalah yang nyata. kemampuan pada diri subyek
Pendidikan keperawatan belajar. Proses tidak terlepas dari
merupakan lembaga pendidikan tiga fungsi dalam manajemen yaitu
yang dituntut untuk dapat perencanaan, pelaksanaan dan
mengkombinasikan antara evaluasi. Beberapa hal yang perlu
pembelajaran secara teori dan diperhatikan agar tujuan
praktek yang bertujuan untuk pembelajaran di laboratorium dapat
mempersiapkan dan melengkapi tercapai dengan optimal, yaitu:
siswa dengan pengetahuan, jumlah peserta didik dalam satu
keterampilan, perilaku yang kelompok, rasio instruktur dengan
dibutuhkan untuk latihan dalam peserta didik, kesempatan yang
bidangnya sebagai perawat (Budgen diberikan pada peserta didik untuk
dkk, 2008; Nabolsi dkk, 2012). melaksanakan praktek sesuai dengan
Pembelajaran praktek merupakan jumlah jam pembelajaran, pemilihan
unsur penting untuk memfasilitasi metode yang sesuai, dan
siswa dalam menguasai ketersediaan materi ajar praktek di
keterampilan dalam profesi laboratorium berupa pedoman
keperawatan. praktik atau modul praktik
(Pusdiknakes, 2009).
Pengalaman belajar praktek di
laboratorium yang lebih STIKES PKU Muhammadiyah
menekankan pada penguasaan Surakarta program studi diploma
aspek keterampilan merupakan keperawatan menerapkan
pembelajaran skills lab keperawatan
mulai dari semester 1 sampai berupa rencana pembelajaran
dengan semester 4. Dari hasil semester (RPS). Rencana
observasi masih banyak masalah pembelajaran perkuliahan (RPP),
yang timbul diantaranya hasil buku panduan, jurnal perkuliahan
evaluasi mahasiswa praktek di skills lab dan dokumen OSCE.
rumah sakit banyak yang belum Seluruh data yang diperoleh
maksimal dalam melakukan dianalisis dengan metode kualitatif.
tindakan keperawatan. Dalam
3. HASIL DAN
proses pembelajaran skills lab juga
PEMBAHASAN
ada masalah yang timbul
diantaranya beberapa SOP yang ada Hasil penelitian diperoleh dari
dalam buku modul belum hasil wawancara, FGD, observasi
diperbaharui dan hasil uji OSCE dan studi dokumentasi. Setelah
menunjukan banyak mahasiswa dilakukan analisis data maka
yang harus remidiasi yaitu sebanyak diperoleh gambaran pelaksanaan
32%. pembelajaran skills lab keperawatan
di STIKES PKU Muhammadiyah
Mengingat pentingnya Surakarta.
pembelajaran skills lab keperawatan
bagi tercapainya kompetensi a. HASIL
keperawatan maka perlu evaluasi
pelaksanaan pembelajaran skills lab 1) Dosen melakukan
dalam instansi pendidikan pengkondisian awal agar
keperawatan. Penelitian yang akan dapat melakukan
dilaksanakan bertujuan untuk pembelajaran skill lab
menggambarkan pelaksanaan dengan baik
pembelajaran skills lab keperawatan
STIKES PKU Muhammadiyah Dosen melakukan
Surakarta. pengkondisian awal agar dapat
2. METODE PENELITIAN melakukan pembelajaran skill
lab dengan baik yaitu dengan
Metode penelitian melakukan cek alat dan bahan,
menggunakan disain kualitatif menghimbau agar mahasiswa
dengan pendekatan deskriptif yang serius, teliti dan konsentrasi,
cara pengumpulan datanya melalui mematikan HP dan melakukan
focus group discussion melibatkan 12 absensi mahasiswa. Ketika
mahasiswa keperawatan semester 2, pelaksanaan skills lab kelompok
wawancara mendalam terhadap 3 mahasiswa terlebih dahulu
dosen pengampu skills lab, 2 orang menyiapkan diri dan
penyusun kurikulum, koordinator menyiapkan alat di ruang skills
skills lab dan staff laboratorium, lab. Mahasiswa tampak duduk
observasi terhadap pelaksanaan di kursi membaca buku
pembelajaran skills lab dengan pedoman sambil menunggu
menggunakan checklist, dan studi dosen pengampu datang.
dokumentasi pembelajaran skills lab
Beberapa pengampu datang Dosen mengkaji pengetahuan
sesuai dengan waktu yang awal mahasiswa dengan
dijadwalkan. Namun terdapat melakukan pretest secara lisan.
beberapa pengampu yang Sebelum memulai pengampu
terlambat 10 sampai 15 menit. terlebih dahulu melihat
Pengampu terlebih dahulu kesiapan mahasiswa dengan
mengkondisikan mahasiswa melakukan pretest. Pretest
mulai dengan menyapa, berdoa, dilakukan secara lisan yaitu
mengabsen, meminta dengan bertanya langsung ke
mahasiswa untuk beberapa mahasiswa tentang
memperhatikan pembelajaran pengertian, tujuan dan prosedur
dengan memusatkan perhatian, tindakan. Kemudian dosen
mematikan HP dan serius. akan menjelaskan secara
lengkap tentang teori tindakan
“ya.... ada yang ontime ada juga meliputi pengertian, prinsip
yang terlambat 10-15 menit kesterilan, tujuan, indikasi dan
mbak ... masih wajar lah ya.. lain-lain. Dari hasil observasi
kadang dosen ada jam di kelas peneliti terhadap skills lab
dulu, trus ada keperluan lain tindakan hecting, NGT, dan
kadang, tapi biasanya pas perawatan luka tampak bahwa
kontrak waktu dengan di awal pembelajaran dosen
perwakilan kelompok itu dosen terlebih dahulu melakukan
sudah menyampaikan akan prestest, pretest yang dilakukan
memulai skills lab jam berapa.” dalam bentuk lisan.
(Inf.1)
“Pelaksanaan pembelajaran
“Rata-rata dosen datang 5-15 dimulai dengan pengampu
menit dari jadwal bu”. (P10) melakukan pretest terlebih
dahulu tentang hal-hal yang
“Membangun komitmen terkait tindakan seperti
bersama sebelum proses pengertian, tujuan, indikasi,
pembelajaran dimulai, seperti prosedur, dll” (Inf.1)
Keseriusan, ketelitian,
konsentrasi, mematikan HP “Pre tes dilakukan semacam
selama proses pembelajaran. apersepsi atau kalau materi
Memberikan penekanan pada konsep sdh dibagikan dilakukan
point penting seperti kesterilan, kuis terkait tindakan prosedur.
risiko yang terjadi akibat Pretest yang dilakukan cukup
tindakan”. (Inf.2) lisan saja” (Inf.2)

2) Dosen mengkaji “Hanya secara lisan bu, ditanya-


pengetahuan awal tanya terkait tindakan misalnya
mahasiswa dengan tujuan sampai ke prosedur”
melakukan pretest secara (P.3)
lisan
3) Dosen menjelaskan tentang mahasiswa. Mahasiswa tampak
teori tindakan dengan menyimak dengan baik dan
lengkap antusias dengan membawa
pegangan buku pedoman skills
Dosen menjelaskan secara lab. Beberapa pengampu
lengkap tentang teori tindakan memberikan tambahan materi
meliputi pengertian, prinsip selain dari buku panduan
kesterilan, tujuan, indikasi dan sehingga tampak mahasiswa
lain-lain. Mahasiswa tampak mencatat tentang informasi
memperhatikan dan beberapa tambahan yang disampaikan
mencatat di buku panduan. pengampu.
Teori yang dijelaskan oleh
dosen sebenarnya sudah “untuk hecting menurut saya
tertuang di dalam buku sudah sesuai , tapi tetap saya
panduan tetapi ada beberapa jelaskan ke mahasiswa tentang
hal yang menjadi tambahan benang yang dipakai jenis
seperti anatomi tubuh dan lain- benang apa saja, yang tidak ada
lain. di buku saya beri tambahan
penjelasan ke mahasiswa.”
“Prosedur pembelajaran skill (Inf.2)
lab, diawali dengan appersepsi,
pengantar singkat tentang “Kadang ada penjelasan yang
konsep materi yang akan tidak ada di buku panduan bu,
dilakukan tindakan” (Inf.2) jadi kita catet...” (P7)

“untuk mencapai kejelasan 4) Dosen melakukan metode


tujuan skill lab maka dosen pembelajaran demonstrasi
perlu sedikit mereview konsep untuk pembelajaran skills lab
dasar yang telah disampaikan
saat pembelajaran klasikal Dosen melakukan metode
sehingga akan dapat pembelajaran demonstrasi
mengetahui dan menyesuaikan untuk pembelajaran skills lab.
masalah dengan intervensi yang Dosen memperagakan prosedur
akan dilakukan” (Inf.3) tindakan sesuai SOP.
Selanjutnya mahasiswa diberi
“Yang dijelaskan tentang kesempatan untuk melakukan
tindakan itu apa, untuk apa, tindakan (redemonstrasi)
cara-caranya, alatnya” (P.2) dengan pendampingan dosen.
Setiap mahasiswa diberi
Pengampu tampak cukup jelas kesempatan satu kali untuk
menyampaikan tujuan melakukan redemonstrasi.
pembelajaran dan memberikan
penjelasan tindakan. Bahasa “kemudian dosen melakukan
yang digunakan mudah demonstrasi , setelah itu
dipahami dan memperhatikan mahasiswa diberi kesempatan
per orang untuk melakukan tepat dalam mengukur panjang
demonstrasi. Disitu nanti selang NGT, lupa menutup
dosen memberikan respon lubang selang NGT, dan
terhadap mahasiswa ketika komunikasi yang kurang. Dosen
mempraktekan tindakan. dan mahasiswa yang lain
Sebagian besar metode yang tampak memperhatikan dan
dilakukan adalah demonstrasi” sesekali mengingatkan prosedur
(Inf.1) yang terlewatkan atau
dilupakan.
“Pertama pembimbing
mendemonstrasikan atau 5) Proses pendampingan oleh
simulasi tindakan sesuai SOP dosen selama pembelajaran
tindakan prosedur, mahasiswa skill lab dengan memberikan
memperhatikan tahap demi feedback terhadap
tahap, berikutnya mahasiswa mahasiswa yang
mencoba melakukan redemonstrasi.
tindakan...” (Inf.2)
Pendampingan selama
“dosen yang praktek bu, lalu mahasiswa redemonstrasi
kita mencoba satu per satu” adalah hal yang sangat penting.
(P.1) Dosen bersama dengan
mahasiswa yang lain
Pada saat mahasiswa memperhatikan ketika
redemonstrasi melakukan temannya melakukan
tindakan hecting, pemasangan redemonstrasi dan saling
NGT dan perawatan luka memberikan koreksi atau
tampak berusaha mencoba evaluasi. Dalam proses latihan
melakukan sesuai prosedur. mandiri mahasiswa dalam
Fase pra interaksi dan orientasi pendampingan dosen sehingga
dapat dilakukan dengan baik. ada umpan balik dari
Mahasiswa umumnya mampu pengampu.
melakukan dengan sistematis.
Ketika masuk ditahap kerja “…Setelah itu dosen melakukan
mahasiswa tampak masih kaku demonstrasi. Dan seterusnya
dan kadang ada prosedur yang mahasiswa diberi kesempatan
dilupakan seperti tidak demonstrasi. Disitu nanti dosen
memperhatikan prinsip steril, memberikan respon”. (Inf. 1)
lupa memasang perlak pengalas,
lupa menyiapkan alat dan bahan “Ya didampingi bu trus
yang tidak steril sebelum dikoreksi yang salah, yang
menggunakan hand schoon, kurang apa aja.” (Inf.9)
salah melilit benang pada saat
hecting, salah melakukan Waktu yang disediakan untuk
pengusapan pada waktu pembelajaran skills lab yaitu
membersihkan luka, kurang 3x50 menit (150 menit). Selama
observasi alokasi waktu yang individual. Beberapa hal perlu
disediakan tampak cukup untuk dipertimbangkan dalam tahap
menyelesaikan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran,
skills lab. Semua mahasiswa diantaranya pengelolaan kelas
memperoleh kesempatan untuk dan penyampaian informasi/
melakukan latihan mandiri ketrampilan tertentu dengan
dengan pendampingan dosen. menggunakan metode
pengajaran yang sesuai
Dosen menutup pelaksanaan (Cornners, 1980). Pada
pembelajaran dengan pembelajaran laboratorium
memberikan kesimpulan dan terjadi proses aplikasi berbagai
menyarankan mahasiswa untuk konsep dari komponen teori
dapat mengulang kembali dalam praktek klinik dan
tindakan yang sudah diajarkan. memberikan kesempatan
Setelah itu pembelajaran kepada peserta didik untuk
ditutup dengan doa penutup mendapatkan kemampuan baik
majelis. sikap, tingkah laku,
pengetahuan dan keterampilan
Pelaksanaan pembelajaran skills dasar professional sebagai
lab keperawatan persiapan melakukan
didokumentasikan dalam pembelajaran klinik
bentuk jurnal kuliah yang diisi keperawatan (White, 1992
oleh dosen setelah selesai dikutip dalam Nursalam dan
mengajar. Di dalamnya tertulis Efendi, 2009).
waktu pertemuan, pokok
bahasan/ materi, jenis kegiatan, Skill laboratory merupakan
metode, jumlah mahasiswa wahana bagi mahasiswa untuk
hadir, tanda tangan dosen dan belajar keterampilan klinis yang
tanda tangan mahasiswa. Hasil mereka perlukan dengan setting
observasi jurnal perkuliahan seperti antara perawat-pasien
skill lab menunjukan bahwa namun dilakukan dalam suasana
beberapa pertemuan kelompok latihan. Pembelajaran di skill
sesuai dengan jadwal yang laboratory bukan dimaksudkan
disusun oleh koordinator. untuk menggantikan praktik
klinik, tetapi menyiapkan
b. PEMBAHASAN mahasiswa agar lebih siap ketika
melaksanakan asuhan
Dalam tahap pelaksanaan keperawatan secara nyata di
pembelajaran di laboratorium tatanan klinik (Mahmoud,
berlangsung interaksi antara 2014).
guru/ dosen dengan siswa/
mahasiswa, siswa/ mahasiswa Dari hasil wawancara dengan
dengan siswa/ mahasiswa, dosen pengampu dan
siswa/ mahasiswa group atau mahasiswa serta hasil observasi
siswa/mahasiswa secara dalam pelaksanaan
pembelajaran dosen pengampu pembelajaran demonstrasi.
atau pembimbing mengawali Dalam proses demonstrasi
dengan mengucapkan salam, terdapat proses komunikasi dua
menjelaskan tujuan, melakukan arah anatara dosen dan
pretest, memberikan penjelasan mahasiswa. Mahasiswa dapat
tentang materi dan melakukan bertanya langsung jika ada hal
demonstrasi. Hal ini tentunya yang kurang jelas. Perhatian
memiliki tujuan agar mahasiswa mahasiswa focus pada dosen
terfokus dan tahu apa yang ketika melakukan demonstrasi.
menjadi tujuan dari pada Gambaran pelaksanaan
pembelajaran. Membuka demonstrasi ini sesuai dengan
pembelajaran adalah usaha yang pendapat Adrian dalam
dilakukan guru untuk djamariah (2002)
menciptakan prekondisi bagi mengemukakan bahwa banyak
siswa agar mental mupun kelebihan penggunaan metode
perhatian terpusat pada demonstrasi untuk
pengalaman belajar yang meningkatkan hasil belajar
disajikan, sehingga akan mudah peserta didik antara lain
mencapai kompetensi yang komunikasi dua arah (pendidik
diharapkan (Sanjaya, 2005). dan peserta didik dapat secara
Menurut George dan Frank langsung melakukan Tanya
(2001) pendahuluan dalam jawab), perhatian siswa dapat
metode mengajar penting lebih dipusatkan, proses belajar
dilakukan. Pendahuluan siswa lebih terarah pada materi
dilakukan untuk memotivasi yang sedang dipelajari serta
mahasiswa dalam mempelajari pengalaan dan kesan sebagai
suatu keterampilan tertentu, hasil pembelajaran lebh melekat
seorang mahasiswa harus dalam diri peserta didik.
memahami pentingnya Pengalaman dan kesan belajar
keterampilan tersebut dilakukan ini diperoleh karena peserta
dan cara penerapannya dalam didik dapat melihat secara
pelayanan klinis. langsung suatu proses atau cara
melakukan sesuatu. Menurut
Pemilihan metode demonstrasi Akbiyik (2012) metode
dan redemonstrasi dalam demonstrasi lebih sesuai untuk
pembelajaran ketrampilan mengajarkan bahan-bahan
tehnik juga merupakan metode pelajaran yang merupakan suatu
yang tepat. Metode demonstrasi gerakan dengan menggunakan
yang dilakukan dalam metode demonstrasi diharapkan
pembelajaran skill lab di peserta didik berkesempatan
STIKES PKU Muhammadiyah mengembangkan kemampuan
Surakarta adalah demonstrasi dalam mengamati segala benda
langsung yang diperagakan oleh yang sedang terlibat dalam
dosen. Proses demonstrasi proses serta dapat mengambil
sudah sesuai dengan prosedur
kesimpulan-kesimpulan yang dosen memberikan evaluasi
diharapkan. terkait tindakan yang dilakukan
mahasiswa. Disini terlihat
Demonstrasi merupakan hubungan yang interaktif antara
metode pembelajaran dengan dosen dan mahasiswa. Hal ini
cara memperagakan suatu sangat positif dampaknya
prosedur menggunakan alat kepada mahasiswa karena dapat
dengan disertai suatu menumbuhkan rasa percaya diri
penjelasan. Metode demonstrasi pada diri mahasiswa. Hal ini
juga merupakan alat dengan sesuai dengan pendapat yang
disertai penjelasan. Metode mengatakan bahwa interaksi
demonstrasi juga merupakan mahasiswa dengan pendidik
metode mengajar sangat efektif baik di dalam dan di luar kelas
menolong siswa mencari merupakan faktor yang penting
jawaban atas pertanyaan seperti untuk memotivasi keterlibatan
bagaimana cara mengatur dan mahasiswa dalam pembelajaran
bagaimana cara mengerjakan. (Seright, 2006).
Keuntungan metode
demonstrasi dalam Tugas instruktur dalam proses
pembelajaran praktek pendampingan yaitu mengamati
diantaranya adalah peserta didik mahasiswa dalam belajar,
bisa memperoleh persepsi yang mengantisipasi dan mengenali
jelas dari pembelajaran dan kesulitan umum dari proses
memperoleh pengalaman pemahaman, memberi
praktek kecakapan dan pandangan umum, menguraikan
ketrampilan (Hasibuan dan dengan jelas proses dan
Moedjiono, 2003). Sejalan prosedur praktikum, memberi
dengan pendapat di atas, Syaiful petunjuk atau perintah,
& Aswan (2006) menyatakan memberi pertanyaan untuk
bahwa metode demonstrasi klarifikasi kesulitan dan
dapat merangsang peserta didik mengarahkan mahasiswa ke
untuk aktif dalam mengamati, seluruh aktifitas, menjawab
menyesuaikan antara teori pertanyaan mahasiswa secara
dengan kenyataan dan mencoba sederhana, langsung dan tidak
melakukan sendiri. Dengan mengkritik, memberikan
demikian peserta didik akan dukungan dan dorongan,
dapat memehami penjelasan bertindak dengan tepat saat
dengan lebih baik dan memberi bantuan ke mahasiswa
memperkecil kemungkinan (Claramita, 2007).
terjadinya kesalahpahaman.
Berlatih keterampilan di bawah
Pada proses pendampingan supervise merupakan salah satu
pada pembelajaran skills lab fase dalam teori akuisisi
keperawatan di STIKES PKU keterampilan yaitu pada fase
Muhammadiyah Surakarta, asosiasi. Mahasiswa sulit untuk
bisa mahir jika tidak diberikan menit untuk melakukan
kesempatan untuk berlatih. demonstrasi. Waktu yang
Mahasiswa juga harus diberikan digunakan ini belum cukup
feedback bagaimana cara untuk melatih mahasiswa
melakukan keterampilan yang menjadi terampil.
dipelajari secara benar.
Feedback dapat membuat 4. SIMPULAN
mahasiswa makin memperbaiki Perencanaan pembelajaran
kesalahannya menuju laboratorium di STIKES PKU
kemahiran. Muhammadiyah Surakarta sudah
dilakukan dengan baik dan sitematis
Kondisi lain yang tampak pada berupa sumber daya manusia
pelaksanaan pembelajaran skills (SDM), kurikulum, perangkat
lab di STIKES PKU pembelajaran, fasilitas, subyek
Muhammadiyah Surakarta pembelajaran, dan sosialisasi.
adalah pengampu mendorong STIKES PKU Muhammadiyah
mahasiswa lain untuk diharapkan meningkatkan fasilitas
memperhatikan dan saling pembelajaran skills lab berupa ruang
sharing jika mahasiswa memiliki pembelajaran agar dapat dibangun
pengalaman baik di lingkungan lebih luas sesuai dengan standar.
keluarga dan komunitas terkait
tindakan yang dilakukan. Hal ini 5. REFERENSI
sangat baik dilakukan
Alfes, C. M. (2011). Evaluating the
mengingat bahwa dalam
use of simulation with
pembelajaran aktif mahasiswa
beginning nursing students.
harus mampu menjelaskan
Journal of Nursing Education.
materi yang dipelajari, ditulis
50(2), 89-93.
dan mengaitkan dengan
Andreatta, P.B., Bullough, A.S.,
pengalaman masa lalu dan
Marzano, D., 2010.
mengaplikasikan (Seright,
Simulation and team
2006).
training clinic Obstetric.
Journal of obstetric and
Waktu pelaksanaan
Gynecology. 53, 532–544.
pembelajaran skills lab di
Anwar, G. M. Hanna, M.A, dkk
STIKES PKU Muhammadiyah
(2013). “Establishment of
Surakarta adalah 150 menit. 30
first skill lab in pediatric
menit pertama dosen
department- Kasr Alainy
melakukan pengkodisian awal,
School of Medicine”.
menjelaskan prosedur dan
Egyptian Pediatric Association
melakukan demonstrasi. Sisa
Gazette. 60:1-6
waktu 120 menit digunakan
Billings, D. M., & Halstead, J. A.
mahasiswa melakukan
(2009). Teaching in
redemonstrasi dengan
Nursing: A guide for
pendampingan dosen. Setiap
mahasiswa memiliki waktu 10
faculty (3rd ed.). Saint Hays, R. (2006). Teaching and learning
Louis: Elsevier. in clinical setting. Radcliffe
Bland, M., dan Ousey, K., (2010). publishing.
The effectiveness of Kana, T., Utz, B., dan Broek,
simulation in preparing N.(2015). Practical Aspects
student nurses to of Setting up Obstetric
competently measure blood Skills Laboratories-A
pressure in the real world literature review and
environment: a comparison proposed model. Midwifery.
between new zealand and 31: 400-408.
the united kingdom (pilot Kartono, Kartini. (1990). Metode
study). Ako Aoteara report. Penelitian Kualitatif.
University of Bandung: Mandor Maju
Hunddersfield. Kemenkes RI (2010). Standart
Claramita, M., & Widyandana. Laboratorium Keperawatan
(2008). The skills- Pnedidikan Tenaga Kesehatan.
laboratory Faculty of Jakarta: Badan PPSDM
Medicine Gadjah Mada Kesehatan
University Yogyakarta- Mahmoud. (2014). Clinical skills
Indonesia Edisi 1. Lab Faculty of Medicine
Yogyakarta: Faculty of Suez Canal University.
Medicine Gadjah Mada http://csl.nelc.edu.eg. 21
University Juli 2016
Faisol. R (2011). Analisa Mishmash, L. RN. BSN (2015).
Pembelajaran Skill Lab Student perceptions of an
Keperawatan Medikal innovative evaluation
Bedah Semester III Akper method in a nursing skill
Bahrul Ulum Tambakberas laboratory. Colorado State
Jombang. Universitas University
Sebelas Maret Surakarta Moleong, Lexy. 1990. Metode
George, J.H., & Frank, X.D. (2011). Penelitian Kualitatif.
A simple five steps method Bandung: PT Remaja
for teaching clinical skills. Rosdakarya
Journal of Family and Nabolsi, M., Zumot, A., dkk.
Community Medicine. 33 (8): (2012). The Experiences of
577-78 Jordanian Nursing Students
Habib, F. Sayed, Y. E, dan Alfozan, in Their Clinical Practice.
H. (2015). Designing, Procedia-Social and Behavioral
Implementing and Sciences. 46: 5849-5857.
Evaluating Preclinical Nursalam &
Simulation Lab for Effendi.(2008).Pendidikan
Maternity Nursing Course. dalam Keperawatan. Salemba.
Journal of Education and Medika. Jakarta.
Practice.16(12). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia no. 73 tahun Program Studi D-III
2013 tentang Penerapan Keperawatan Sekolah
Kerangka Kualifikasi Tinggi Ilmu Kesehatan An-
Nasional Indonesia Bidang Nur Purwodadi.
Pendidikan Tinggi. Universitas Sebelas Maret
Prideaux, D., Alexander, H., Bower, Surakarta.
A., Dacre J, Haist, S., Jolly, Sutopo, H. B. (2002). Metodologi
B., et al. (2000). Clinical Penelitian Kualitatif.
teaching: maintaining an Surakarta: UNS Press.
educational role for doctors Syaiful, B.D & Aswan, Z. 92006).
in the new helath care Strategi Belajar Mengajar.
environment. Medical Jakarta: PT.Rineka Cipta
Education, 820-826. Wina, S. (2006). Strategi Pembelajaran
Seright, T.J., (2006). Nurse Berorientasi Standar Proses
Educator Portofolio. Pendidikan. Jakarta:
Department of Nursing: Kencana Persada.
Minot State University
Susanti, M. M. (2010). Implementasi
Pembelajaran Skill
Laboratory (Studi Kasus di

Anda mungkin juga menyukai