Oleh:
AGUS MIANTA, S.Si
MA. Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jl S. Parman 68 Yogyakarta,
telepon (0274)373122, fax (0274)385516, email: muallimin_muhyk@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki manajemen praktikum IPA di
Laboratorium IPA Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA MA Muallimin
Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 siswa kemudian diambil 30 siswa
sebagai sampel penelitian menggunakan teknik accidental sampling. Kuesioner
digunakan untuk mengumpulkan data sebelum dianalisis menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Untuk melengkapi dan memperjelas data, kepala
laboratorium IPA diwawancarai. Ditemukan bahwa ada beberapa kelemahan yang
terkait dengan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana laboratorium dan model
pengelolaan praktikum.
Kata Kunci: analisis manajemen, praktikum IPA, laboratorium IPA
PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia
pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang
sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem
pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah adalah laoratorium sebagai
tempat kegiatan praktikum (Wita Sutrisno, 2007: 5).
Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa
pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan,
karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi
pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif,
afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium (Rahayuningsih &
Dwiyanto, 2005). Secara teoretis keberadaan laboratorium diharapkan mampu
menunjang kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pengembangan keterampilan
tertentu, antara lain keterampilan proses, keterampilan motorik dan pembentukan
sikap ilmiah, khususnya pengembangan minat untuk melakukan penyelidikan,
penelitian dan minat mempelajari alam secara lebih mendalam (Hudha, 2002:2).
Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan pendidikan
sains. Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa
Ya
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Uraian
Pelaksanaan praktikum sesuai
harapan
Ruang laboratorium kondusif
Materi praktikum sesuai teori di
kelas
Semua materi di buku panduan
dapat dipraktikumkan
Materi praktikum tidak terlaksana
karena waktu
Materi praktikum tidak terlaksana
karena keterbatasan alat/bahan
Pelaksanaan praktikum sinergis
waktunya dengan teori di kelas
Rendahnya penguasaan materi
praktikum
akibat
tidak
sinergisnya waktu sajian materi di
kelas
dengan
pelaksanaan
praktikum
Tidak
Frekuensi
Frekuensi
26.7
22
73.3
14
20
46.7
66.7
16
10
53.3
33.3
16
53.3
14
46.7
17
56.7
13
43.3
12
40
18
60
17
56.7
13
43.3
22
73.3
26.7
Dari data pada tabel 1 di atas dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ya
tidak
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Uraian
Kondisi alat-alat praktikum yang sangat layak
dan relevan untuk kegiatan prkatikum
Kondisi alat-alat yang cukup layak dan
relevan untuk kegiatan praktikum
Kondisi alat-alat yang kurang layak dan tidak
relevan untuk kegiatan praktikum
Kondisi alat-alat praktikum yang sudah rusak
Jenis alat yang tidak sesuai dengan praktikum
Jumlah alat-alat praktikum yang sesuai
dengan rasio jumlah siswa praktikan
jumlah alat-alat praktikum yang tidak
mencukupi dengan rasio jumlahnya praktikan
Jumlah bahan-bahan praktikum yang sesuai
dengan rasio jumlahnya siswa praktikan
Jumlah bahan-bahan praktikum yang tidak
mencukupi dengan rasio jumlahnya siswa
praktikan
Jumlah rata-rata
Frekuens
i
3
Persentase
%
10
19
63.3
23.3
12
14
8
40
46.7
26.7
22
73.3
24
80
10
12.4
41.48
kondisi alat-alat
praktikum yang cukup
layak dan re levan untu k
kegiata n praktikum
kondisi alat-alat
praktikum yang kurang
layak dan tidak relevan
untuk praktikum
kondisi alat-alat
praktikum yang sudah
rusak
No
.
1.
Uraian
Frekuens
i
16
Persentase
%
53.3
46.7; 47%
53.3; 53%
Penjelasan praktikum
demonstrasi dan
dicontohkan oleh
praktikan
Menjelaskan
pelaksanaan praktikum
pada buku panduan dan
langsung pelaksanaan
praktikum dengan
mendampingi praktikan
Gambar 3. Tanggapan Responden (Siswa) terhadap Model Praktikum yang Diharapkan Siswa
Praktikan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap persentase jawaban responden
pada setiap item pertanyaan dalam kuesioner dapat dilakukan pembahasan sebagai
berikut:
1. Tanggapan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Praktikum IPA di
Laboratorium IPA MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta
Secara umum siswa kelas XI Jurusan IPA MA Muallimin menganggap,
bahwa pelaksanaan praktikum IPA di Laboratorium IPA MA Muallimin belum
sesuai harapan (66,7%) karena hanya 33,3% saja yang menyatakan pelaksanaan
praktikum sudah sesuai harapan (sebagaimana terlihat pada tabel 1). Untuk
mempertegas tanggapan siswa praktikan bahwa pelaksanaan praktikum IPA di
Laboratorium IPA MA Muallimin belum sesuai harapan adalah: pertama, kurang
kondusifnya ruang laboratorium (53,3%); kedua, materi praktikum tidak sinergis
dengan teori di kelas artinya materi praktikum dilaksanakan tidak sama dengan
teori yang diajarkan, sehingga berakibat rendahnya penguasaan materi praktikum.
Menurut Rahayuningsih & Dwiyanto (2005) bekal pengetahuan awal
sebelum melakukan praktikum adalah penting oleh karena itu bekal ilmu
pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan siswa sulit mengikuti
proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Bila siswa baru saat masuk
memiliki pengertian yang keliru tentang fenomena ilmiah dan tidak mau
menanggalkan pola pikir lama mereka, serta secara kaku mengikuti tata cara
pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung menambah kelangsungan
ketidak efisiensian pembelajaran di laboratorium. Oleh karena itu kebebasan
untuk merancang percobaan dan menemukan ilmu pengetahuan baru di
laboratorium menjadi menurun.
Terhadap model praktikum yang diharapkan responden siwa, 16 responden
(53,3%) model praktikum yang dianggap efektif oleh praktikan adalah penjelasan
praktikum demontrasi dan dicontoh oleh praktikan, sedangkan 14 reponden siswa
(46,7%) menginginkan model praktikum dengan dijelaskannya bentuk praktikum
yang akan dilakukan dari buku panduan praktikum dan selanjutnya langsung
dilaksanakan praktikum dengan mendapat pendampingan dari guru pembimbing.
Menurut Suyanta (2010) agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam
laboratorium dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan sistem pengelolaan
operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi kondisi setempat.
Peran Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses pengelolaan
laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di
dalamnya. Oleh karena itu Suyanta (2010) menyarankan pengelola laboratorium
harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan
keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan
keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain.
2. Kondisi Peralatan dan Bahan Praktikum di Laboratorium IPA MA
Muallimin.
Terhadap kondisi peralatan dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan
praktikum sebanyak 19 responden (63.3%) sebagaimana terlihat pada tabel 2,
responden menyatakan cukup layak dan masih relevan digunakan praktikum,
meskipun sebanyak 7 responden (23,3%) menyatakan kurang layak digunakan
praktikum. Sebenarnya, keadaan cukup layak tersebut menurut 12 responden
(40%) keadaannya sudah banyak alat-alat praktikum yang rusak tetapi dipaksakan
untuk digunakan meskipun sementara ini responden bisa menerima hal itu.
Berdasarkan keadaan alat-alat praktikum yang demikian itu 22 responden (73,3%)
menyatakan tidak mencukupi jumlahnya dengan rasio siswa yang praktikum.
Ketersediaan bahan praktikum 3 responden siswa (10%) menyatakan bahan
praktikum tidak mencukupi jumlahnya untuk kegiatan praktikum dibanding
dengan rasio siswa praktikan (tabel 2).