Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam
pembelajaran IPA. Di dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang
mendukung percobaan yang dilakukan oleh siswa agar alat laboratorium bisa
digunakan dalam jangka panjang maka peralatan memerlukan perawatan dan
perbaikan secara berkala.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di sekolah dasar
(SD). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar
siswa mempunyai pengetahuan, gagasan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Pada
prinsipnya mempelajari IPA merupakan cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan serta membantu siswa untuk memahami alam
sekitar secara lebih mendalam untuk itu, pembelajaran IPA di SD lebih
menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan
“berbuat”. Perbedaan pembelajarn IPA dengan pelajaran lainnya adalah
terdapat kegiatan praktik yang dilakukan langsung oleh siswa sehingga siswa
dapat mencari tahu sendiri tentang materi yang akan dipelajarinya.
Metode pembelajaran yang paling tepat untuk mempelajari IPA adalah
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode praktikum. Hal ini
mencerminkan bahwa keberadaan laboratorium IPA di sekolah dasar
sangatlah penting dalam menunjang proses pembelajaran IPA di sekolah.
Keberadaan laboratorium sangatlah diperlukan untuk memberikan
pengalaman langsung dari aplikasi teori yang diterima melalui kegiatan
praktikum untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kurikulum 2013?
2. Apa yang dimaksud laboratorium IPA?
3. Bagaimana kedudukan dan peran laboratorium IPA dalam kurikulum
2013?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui laboratorium IPA
3. Untuk mengetahui kedudukan dan peran laboratorium IPA dalam
kurikulum 2013

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam
bidang pendidikan yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan
persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia kedepan. Perubahan yang
mendasar pada kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya adalah perubahan pada tingkat satuan pendidikannya di mana
implementasi kurikulum ini di lakukan pada tingkat satuan pendidikan mulai
dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas
atau sekolah menengah kejuruan.
Kurikulum dalam hal ini di harapkan dapat memberikan keseimbangan
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor secara berimbang,
sehingga pembelajaran yang terjadi di harapkan dapat berjalan dengan
menyeimbangan kegita aspek tersebut, tidak seperti selama ini terjadi di mana
pembelajaran lebih cenderung mengutamakan aspek kognitif saja. Akibat dari
konsep kurikulum 2013 itu, maka penilian dalam pembelajaraan tentunya
harus disesuaikan dengan konsep kurikulum itu sendiri, sehingga penilaiannya
juga harus didasarkan pada ketiga aspek tersebut yaitu harus menilai aspek
kognitifnya, menilai aspek afektifnya dan menilai aspek psikomotornya.
Pembelajaran yang terjadi akibat implementasi dari kurikulum 2013 ini
adalah pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pembelajaran lebih
banyak berpusat pada aktifitas siswa. Karena pembelajaran lebih banyak
berpusat pada siswa akibatnya pembelajaran tidak lagi menjadi satu arah tetapi
lebih bersifat interaktif. Kurikulum 2013 juga menuntut agar dalam
pembelajaran terjadi aktifitas aktif dan menyelidik dan diharapkan juga guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran dapat merancang pembelajaran agar

3
siswa mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kontekstual
dan nyata.

B. Laboratorium IPA
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai
tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang
didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Sedangkan
berdasarkan PERMENPAN No 3 tahun 2010 laboratorium adalah unit
penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelolah secara sistematis untuk
kegiatan pengujian kalibrasi atau produksi dalam sekala terbatas dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu
dalam rangka pelaksaan pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada
masyarakat. Sedangkan menutut KBBI laboratorium adalah tempat atau kamar
tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan,
penyelidikan. Menurut (Depdikbud : 1995, 2003) laboratorium adalah suatu
tempat dilakukannya penelitian, percobaan, eksperimen. Tempat ini dapat
merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan tempat proses belajar
mengajar melalui metode praktikum dimana siswa berinteraksi dengan
berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati
secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang telah
dipelajarinya. Laboratorium IPA disekolah merupakan salah satu tempat
belajar bagi siswa untuk menghasilkan proses belajar yang berkualitas.

C. Kedudukan dan Peran Laboratorium IPA dalam Kurikulum 2013


Pada dasarnya, laboratorium merupakan salah satu sarana pembelajaran
selayaknya sebuah kelas yang dipakai untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar, sama halnya seperti yang dinyatakan oleh (Rahmawati,2010).

4
Laboratorium dapat berubah fungsi menjadi kelas jadi semua fasilitas yang
ada bisa digunakan secara optimal.
Salah satu indikator dari kualitas sebuah lembaga pendidikan, dapat dilihat
melalui ketersediaan fasilitas dana sarana penunjang pembelajaran, hal ini
sesuai dengan pernyataan bahwa :“kualitas sebuah lembaga pendidikan diukur
berdasarkan ketersediaan fasilitas dan sarana pembelajaran” (Rizki, 2013:
110). Lebih lanjut Hafiar et all., (2017: 83) menjelaskan bahwa ketersediaan
fasilitas belum dianggap mencukupi, mengingat ketersediaan fasilitas, masih
membutuhkan adanya pengawasan dan perawatan agara kondisi fasilitas dapat
tetap terjaga dalam kondisi layak.
Pembelajaran IPA untuk menerapkan metode ilmiah dibutuhkan
laboratorium sebagai sarana atau tempat untuk melakukan kegiatan praktikum.
Pemanfaatan laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan bagian dari
proses belajar mengajar. Menurut Muna (2016 : 3) melalui kegiatan
praktikum, siswa dapat membuktikan konsep atau teori yang sudah ada dan
dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian mengambil
kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Dalam hal ini, jika siswa lebih paham terhadap materi pembelajaran
diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat.
Kegiatan praktikum IPA adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip baru bagi siswa yang didasarkan pada
konsep atau prinsip IPA yang telah ada dan dirumuskan oleh pada ahli bidang
IPA. Apabila ditinju dari segi siswa, maka kegiatan praktikum ini adalah
kegiatan untuk menemukan konsep atau prinsip, dan bila ditinjau dari segi
ahli, maka kegiatan ini adalah proses verifikasi konsep
Laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar
khususnya pada pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak
hanya sekedar mendengarkan keterangan guru dari pelajaran yang telah
diberikan, tetapi harus dilakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan
lebih lanjut tenang ilmu yang dipelajarinya. Dengan adanya laboratorium,
maka diharapkan proses pembelajaran IPA yang menggunakan tahapan

5
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan menyajikan dapat
dilaksanakan seoptimal mungkin, meskipun bukan berarti IPA tidak dapat
diajarkan tanpa laboratorium. Dari sisi ini betapa penting peranan kegiatan
laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA dalam kurikulum 2013.
Peran laboratorium dalam pembelajaran IPA sesuai dengan kurikulum 2013,
antara lain :
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA peserta didik. Dalam
praktikum, peserta didik dapat belajar dengan melibatkan hampir seluruh
indra dalam pengamatan dan percobaan yang dilakukan sehingga
mempengaruhi motivasinya. Peserta didik yang termotivasi untuk belajar
akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari teori, konsep, hukum dan
sikap ilmiah sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA sesuai dengan
pendekatan saintifik. Melalui kegiatan laboratorium , peserta didik diberi
kesempatan untuk memenuhi dorongan sikap disiplin, kecermatan,
tanggungjawab, rasa ingintahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang
kegiatan praktikum agar peserta didik menemukan pengetahuan melalui
eksplorasi.
2. Praktikum mengembangkan keterampilan ilmiah dasar dalam melakukan
eksperimen. Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak
dilakukan oleh ilmuan dalam penemuannya. Untuk melakukan eksperimen
diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi,
mengukur, membandingkan, memanipulasi peralatan laboratorium, dan
keterampilan lainnya. Dengan adanya kegiatan praktikum dilaboratorium
akan melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi
dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana
atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman,
merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen dan sekaligus
mengkomunikasikannya.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan-pendekatan saintifik sesuai
dengan kurikulum 2013. Para ahli meyakini bahwa cara terbaik untuk

6
belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan peserta didik sebagai
ilmuan. Pembelajarn IPA sebaiknya dilaksanakan melalui pendekatan
inkuiri ilmiah (saintifik inkuiri) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung mealui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
4. Praktikum menunjang penjelasan yang lebih realistik dari materi pelajaran.
Praktikum memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan
teori, hukum, konsep dan membuktikan teori, hukum atau konsep ilmiah
tersebut. Selain itu praktikum dalam pembelajaran IPA dapat membentuk
ilustrasi bagi konsep dan prinsip ilmiah yang tadinya abstarak menjadi
lebih konkrit. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa praktikum
dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.

Selanjutnya secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa, laboratorium


IPA berperan penting dalam kegiatan pembelajaran yakni dengan
menumbuhkan dan mengembangkan aspek-aspek antara lain :

1. Keterampilan dalam pengamatan, pengukuran dan pengumpulan data.


2. Kemampuan menyusun data dan menganalisis serta menafsirkan hasil
pengamatan.
3. Kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
eksperimen, mengembangkan model dan menyusun teori.
4. Kemampuan mengomunikasikan secara jelas dan lengkap hasil-hasil
percobaan.
5. Keterampilan merancang percobaan, urutan kerja dan pelaksanaannya.
6. Keterampilan dalam memilih dan mempersiapkan peralatan dan bahan
untuk percobaan.
7. Keterampilan dalam menggunakan peralatan dan bahan.
8. Kedisiplinan dalam mamatuhi peraturan dan tata tertib demi keselamatan
kerja.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pembelajaran terjadi aktifitas aktif
dan menyelidik dan diharapkan juga guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran dapat merancang pembelajaran agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kontekstual dan nyata.
Dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan tempat proses belajar
mengajar melalui metode praktikum dimana siswa berinteraksi dengan
berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati
secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang telah
dipelajarinya. Laboratorium IPA disekolah merupakan salah satu wahana
belajar bagi siswa untuk menghasilkan proses belajar yang berkualitas.
Dengan adanya laboratorium, maka diharapkan proses pembelajaran IPA
yang menggunakan tahapan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan
menyajikan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin, meskipun bukan berarti
IPA tidak dapat diajarkan tanpa laboratorium. Dari sisi ini betapa penting
peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA dalam
kurikulum 2013.

B. Saran
Bagi seorang pendidik diharapkan dapat memanfaatkan laboratorium yang
ada dalam proses pembelajaran dengan baik, sehingga peran kegiatan
laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan dalam kurikulum 2013 dapat
terlaksana.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai