Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM MIN 2 POSO

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN POSO
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 POSO
Jl. H. Adam Malik No. 9 Pandajaya Kode Pos 94664
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
A. Pengertian Laboratorium IPA.................................................................4
B. Fungsi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar...........................................5
C. Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar..................................8
1. Desain Laboratorium IPA di Sekolah Dasar.....................................9
2. Struktur Organisasi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar...............15
D. Penataan Peralatan dan Bahan Laboratorium IPA di Sekolah
Dasar...................................................................................................21
E. Sistem Dokumentasi, Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA
di Sekolah Dasar.................................................................................23
BAB III PENUTUP.....................................................................................27
A. Kesimpulan...........................................................................................27
B. Saran....................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................29

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran terdapat banyak komponen-


komponen yang saling berkaitan satu sama lain seperti guru, peserta
didik, media pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran. Berhasilnya
suatu pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yaitu
faktor guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran di
kelas, sebab guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina
dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta didik.
Peran guru di dalam proses pembelajaran sangatlah penting dan
guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan pada siswa agar siswa dapat memahami materi dengan
baik sehingga terciptanya pembelajaran yang bermakna (Meaningful
Learning).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di
sekolah dasar (SD).Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran yang bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Pada prinsipnya,
mempelajari IPA merupakan cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan serta membantu siswa untuk
memahami alam sekitar secara lebih mendalam Untuk itu,
pembelajaran IPA di SD lebih menekankan pada pengalaman

1
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan
“berbuat”. Perbedaan pembelajaran IPA dengan pelajaran lainnya
adalah terdapat kegiatan praktik yang dilakukan langsung oleh siswa
sehingga siswa dapat mencari tahu sendiri tentang materi yang akan
dipelajarinya.
Metode pembelajaran yang paling tepat untuk mempelajari
IPA adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
praktikum. Hal ini mencerminkan bahwa keberadaan laboratorium
IPA di sekolah dasar sangatlah penting dalam menunjang proses
pembelajaran IPA di sekolah. Laboratorium merupakan bagian yang
integral tak dapat dipisahkan dari suatu pembelajaran di dalam
kelas.Keberadaan laboratorium sangatlah diperlukan untuk
memberikan pengalaman langsung dari aplikasi teori yang diterima
melalui kegiatan praktikum untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar di kelas.Laboratorium IPA di sekolah dasar dikelola
langsung oleh guru. Sehingga seorang guru tidak hanya dituntut
mampu untuk mengajarkan atau menyampaikan materi IPA kepada
siswa, tetapi juga harus mampu dalam mengelola laboratorium
dengan baik agar proses pembelajaran IPA menjadi lebih bermakna
dan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik.

2
BAB II

LABORATORIUM IPA

A. Pengertian Laboratorium IPA

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan


penyelidikan dilakukan.Dalam pengertian sempit laboratorium sering
diartikan sebagai tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh
dinding dan atap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan
praktikum.Sedangkan berdasarkan PERMENPAN No. 3 Tahun
2010, Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen
atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,
kalibrasi atau produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada
masyarakat. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang
dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan,
penyelidikan. Menurut (Depdikbud : 1995, 2003) Laboratorium
adalah suatu tempat dilakukannya penelitian, percobaan,
eksperimen. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar
atau ruangan terbuka.
Dalam dunia pendidikan, laboratorium merupakan tempat
proses belajar mengajar melalui metode praktikum dimana siswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat
membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari olehnya.
Laboratorium IPA adalah tempat bekerja untuk mengadakan

3
percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti
fisika, biologi, kimia.Laboratorium IPA di sekolah merupakan salah
satu wahana belajar bagi siswa untuk menghasilkan proses belajar
yang berkualitas. Laboratorium perlu dilengkapi dengan sarana
prasarana yang menunjang sesuai dengan standar sarana
laboratorium.Umumnya laboratorium itu merupakan tempat tertutup,
tetapi hal itu tidak mutlak karena kebun atau kolam percobaan biologi
misalnya merupakan ruangan yang terbuka. Depdikbud (1999: 111)
menyatakan bahwa sejak berlakunya kurikulum 1994, ditegaskan
agar dalam pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan
pendekatan keterampilan proses. Implikasinya peranan laboratorium
IPA menjadi sangat penting dan strategis, karena laboratorium
merupakan pusat proses pembelajaran untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan dan penelitian dalam bidang IPA.

B. Fungsi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Laboratorium IPA sangat berperan penting dalam kegiatan


pembelajaran yakni dengan menumbuhkan dan mengembangkan
aspek-aspek antara lain: (1) keterampilan dalam pengamatan,
pengukuran, dan pengumpulan data, (2) kemampuan menyusun
data dan menganalisis serta menafsirkan hasil pengamatan, (3)
kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
eksperimen, mengembangkan model dan menyusun teori, (4)
kemampuan mengkomunikasikan secara jelas dan lengkap hasil-
hasil percobaan, (5) keterampilan merancang percobaan, urutan
kerja, dan pelaksanaannya, (6) keterampilan dalam memilih dan
mempersiapkan peralatan dan bahan untuk percobaan, (7)
keterampilan dalam menggunakan peralatan dan bahan, (8)

4
kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan tata tertib demi
keselamatan kerja.
 Menurut Sukarso (2005), secara garis besar fungsi
laboratorium IPA dalam proses pendidikan adalah sebagai
berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan


keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,
pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan
bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-
alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari
hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam
lingkungan alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan
dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

 Rustaman (1995) mengemukakan empat alasan pentingnya


kegiatan praktikum IPA, yaitu:

1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA


Belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang
termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam
mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, siswa
diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin
tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan

5
praktikum di mana siswa menemukan pengetahuan melalui
eksplorasinya terhadap alam.

2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar


melakukan eksperimen
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang
banyak dilakukan oleh ilmuwan.Untuk melakukan
eksperimen diperlukan beberapa keterampilan dasar
seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan
memanipulasi peralatan laboratorium. Kegiatan praktikum
melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan
bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam
mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat
dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih,
menggunakan dan menangani alat secara aman,
merancang, melakukan dan menginterpretasikan
eksperimen.

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah


Para pakar pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang
terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan
menjadikan siswa sebagai scientis. Pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup.

4. Praktikum menunjang materi pelajaran


Praktikum memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menemukan teori, dan membuktikan teori.Selain itu
praktikum dalam pembelajaran IPA dapat membentuk

6
ilustrasi bagi konsep dan prinsip IPA.Dari kegiatan tersebut
dapat disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

C. Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Menurut Rumilah (2006: 84), pengelolaan Laboratorium IPA dinilai


efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Adanya perencanaan program kerja laboratorium IPA


- Adanya rencana program kerja yang terencana dengan
baik.
- Adanya bahan masukan dari hasil kegiatan laboratorium
untuk menyusun program kerja tahun berikutnya.
- Adanya perencanaan pengadaan alat dan bahan yang
sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya penyusunan jadwal penggunaan laboratorium.
- Adanya program perencanaan perbaikan/peningkatan
sarana prasarana laboratorium yang sesuai dengan kondisi
sekolah.
- Adanya perencanaan penggunaan dana untuk program
kerja laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya keikutsertaan pengelolaa laboratorium dalam
penyusunan program kerja laboratorium.

a. Adanya perencanaan kegiatan praktikum.


- Adanya jadwal penggunaan laboratorium dan sesuai
dengan jadwal pembelajaran harian IPA.
- Adanya semua guru IPA menggunakan media laboratorium
untuk kegiatan praktik dalam pembelajaran.

7
1. Desain Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

Laboratorium sebagai wahana pendidikan harus memiliki


kelengkapan, baik dalam hal tata bangunan, fasilitas,
perlengkapan, bahan, personil, dan sistem tata kelola yang
memadai. Pada dasarnya hal-hal yang harus diperhatikan
dalam perencanaan pembangunan laboratorium IPA,
diantaranya : (1) arsitektur bangunan, (2) persyaratan ruang,
(3) pengaturan spasial peralatan dan bangku, (4) jalan keluar
darurat, (5) persyaratan penyimpanan, (6) instalasi pengelolaan
limbah, (7) kontrol akses, (8) fitur pengamanan, dan (9)
pencahayaan serta ventilasi. Laboratorium sekolah yang baik
harus mampu menampung siswa sesuai dengan
kelayakannya. Idealnya, setiap siswa di laboratorium memiliki
ruang gerak seluas ± 2,5 m 2 (termasuk area meja dan kursi)
dengan tinggi langit-langit minimal 4 m. Hal ini dimaksudkan
agar siswa mudah bergerak dan mempermudah proses
penyelamatan diri apabila terjadi kecelakaan. Selain itu ventilasi
laboratorium harus cukup sehingga udara di laboratorium
senantiasa mengalir agar udara segar selalu mengalir
menggantikan udara laboratorium. Untuk mempermudah
proses evakuasi pada saat terjadi kecelakaan, laboratorium IPA
setidaknya memiliki dua pintu, yakni pintu masuk dan keluar.
Bangunan laboratorium IPA sekolah hendaknya
dibangun di tempat yang agak jauh dari ruang kelas agar tidak
mengkontaminasi lingkungan.Peralatan dan bahan di
laboratorium IPA harus memenuhi standar minimal sarana
laboratorium IPA. Selain peralatan dan bahan yang karakteristik
untuk setiap laboratorium IPA, sarana kelengkapan umum yang
harus tersedia di laboratorium adalah meja dan kursi siswa,
meja dan kursi guru, meja demonstrasi, wastafel, lemari alat

8
dan bahan, papan tulis, serta peralatan penunjang
pembelajaran lainnya.

Standar laboratorium IPA sesuai dengan Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional No.24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana di SD/MI yaitu:

a) Laboratorium  IPA dapat memanfaatkan  ruang kelas.


b) Sarana  laboratorium  IPA  berfungsi  sebagai  alat 
bantu  mendukung  kegiatan dalam bentuk percobaan.
c) Setiap  SD/MI  dilengkapi   sarana  laboratorium   IPA 
seperti  tercantum   pada Tabel berikut:

9
No Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Lemari 1 buah/ Kuat, stabil, dan aman.

sekolah Ukuran    memadai    untuk


menyimpan alat peraga.

Tertutup  dan dapat dikunci.

Dapat  memanfaatkan
lemari  yang
terdapat di ruang kelas.

2 Peralatan

Pendidikan

2.1 Model  1 buah/ Tinggi minimum 125cm. 

kerangka sekolah Mudah dibawa.


manusia

2.2 Model tubuh 1 buah/ Tinggi minimum 125 cm.


manusia
sekolah Dapat diamati dengan  muda
h  

oleh seluruh peserta didik.

Dapat dibongkarpasang. 

Mudah dibawa.

2.3 Globe 1 buah/ Diameter  minimum  40 cm.

sekolah Memiliki  penyangga  dan 

Dapatdiputar.

Dapat memanfaatkan  globe
yangterdapat di ruang 

perpustakaan.

2.4 Model tata  1 buah/ Dapat mendemonstrasikan


terjadinya
surya sekolah fenomena  gerhana.

2.5 Kaca  6 buah/

pembesar sekolah

2.6 Cermin  6 buah/

datar sekolah

2.7 Cermin  6 buah/


10
cekung sekolah

2.8 Cermin  6 buah/


C

Contoh Desain laboratorium IPA di Sekolah Dasar:

11
Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika
menata ruang laboratorium IPA, adalah:

1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin

Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata


angin atau arah kemana angin bertiup akan
mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin
dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan
laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap
bahkan bahaya dari zat-zat yang beracun.

2. Jarak terhadap sumber air

Keberadaan sumber air akan sangat membant


kelancaran kegiatan di laboratorium. Dengan demikian,
para pengguna laboratorium tidak akan merasa kesulitan
jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air atau ingin
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air.

3. Saluran pembuangan

Maksudnya adalah penataan laboratorium harus


memperhatikan apakah saluran pembuangan, baik yang
berasal dari ruang/gedung laboratorium maupun dari luar.
Saluran pembuangan adalah saluran untuk membuang
sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan
diproses, seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran
mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya.

4. Jarak dengan gedung lain

12
Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada
urgensi dari gedung lain karena dapat mengganggu
aktivitas disana.

5. Mudah dikontrol

Ruang laboratorium yang baik adalah ruang yang


mudah dikontrol, baik oleh manajer laboratorium,
pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol,
ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan
ruang manajer.

6. Luas ruangan per personel

Ruang laboratorium perlu didesign sesuai dengan


daya tampungnya yang diinginkan.Karena setiap individu
yang melakukan kegiatan dilaboratorium harus merasa
leluasa dan bisa bebas bergerak.

7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan


mengarah keluar

Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa


gerah/penat bagi para pengguna laboratorium saat tengah
beraktivitas di dalamnya dan sebagai penetralisir suara di
dalam ruangan.

8. Lantai rata dan tidak licin

Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar


tidak mengganggu aktivitas di dalam laboratorium.

2. Struktur Organisasi Laboratorium IPA di Sekolah Dasar

13
Dalam sebuah laboratorium terdapat struktur organisasi
laboratorium yang akan mengatur dan mengelola laboratorium
di sekolah. Organisasi laboratorium IPA adalah suatu sistem
kerja sama dari kelompokorang, barang, atau unit tertentu
tentang laboratorium IPA. Mengorganisasikan laboratorium IPA
berarti menyusun sekelompok orang atau petugas dan
sumberdaya yang lain untuk melaksanakan suatu rencana atau
program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara yang paling berdaya guna terhadap laboratorium IPA.
Pada laboratorium sekolah, seorang guru harus menjabat
sebagai kepala laboratorium dan pelaksana kegiatan lainnya.
Tenaga laboratorium yang lain adalah tenaga ahli yang dapat
dilakukan oleh guru-guru bidang studi yang sejenis dan
sekaligus sebagai teknisi atau analisis. Menurut Pemendiknas
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah. Terdapat 3 tenaga laboratorium yaitu: 1) Kepala
Laboratorium, 2) Teknisi Laboratorium, dan 3) Tenaga Laboran.

Struktur organisasi laboratorium IPA di Sekolah Dasar


dapat digambarkan sebagai berikut :

14
Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan
pemeliharaan alat dan bahan laboratorium, pengadaan alat dan
bahan laboratorium dan menjaga kedisiplinan serta
keselamatan laboratorium. Orang-orang yang terlibat langsung
dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Urusan Kurikulum dan Sarana Prasarana, koordinator
laboratorium IPA, laboran, dan guru-guru mapel IPA. Adapun
tugas pokok pengelola dalam organisasi laboratorium IPA yaitu:

1) Kepala Sekolah
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun
1990 Pasal 22 Ayat 1 yang berbunyi “Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan lainnya dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana”. Dengan demikian
seorang Kepala Sekolah di Sekolah Dasar bertindak
sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan sekolah
termasuk laboratorium yang dalam pelaksanaannya
dibantu oleh wakil kepala sekolah. Tugas pokok Kepala
Sekolah dalam pengelolaan laboratorium IPA di Sekolah
Dasar:
a. Memberi tugas kepada penangung jawab teknis
laboratorium IPA, penanggung jawab mata
pelajaran (Guru IPA), dan laboran.
b. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan
evaluasi kepada petugas-petugas laboratorium IPA.
c. Membuat laporan tentang inventaris alat dan
barang milik negara kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten atau Kota
d. Menyediakan dana keperluan operasional
laboratorium sesuai dengan program kerja yang

15
telah disusun.
e. Mengesahkan program kerja laboratorium dan
mendisposisikan program yang dapat dilaksanakan
dan tidak dapat dilaksanakan dengan memberikan
masukan dan pertimbangan terhadap program
yang diajukan.

2) Kepala Laboratorium

Koordinator atau kepala laboratorium berwenang dan


bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan,
mengembangkan, mengevaluasi dan menindaklanjuti
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
Laboratorium IPA. Permennegpan & RB Nomor 16 Tahun
2009 BAB VII Pasal 13 ayat 4 dijelaskan bahwa guru
selain melaksanakan kegiatan utamanya dapat
melaksanakan tugas tambahan atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah sebagai kepala
laboratorium, bengkel, unit produksi atau yang sejenisnya
pada sekolah atau madrasah. Berdasarkan Permendiknas
No.26 tahun 2008 menerangkan, bahwa syarat Kepala
Laboratorium Sekolah atau Madrasah adalah guru yang:

- Berkualifikasi Pendidikan minimal sarjana (S1)


- Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum
- Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah atau
madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain
yang telah ditetapkan oleh pemerintah

Tugas pokok koordinator atau kepala laboratorium :

I. Perencanaan dan Pengembangan Laboratorium

16
a. Menyusun Rencana Pengembangan
Laboratorium
b. Merencanakan Pengelolaan Laboratorium
c. Mengembangkan Sistem Administrasi
Laboratorium
d. Menyusun Prosedur Operasional Standar
(POS) Kerja Laboratorium yang terintegrasi
dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta
penanganan bahan berbahaya dan beracun
II. Pengelolaan Kegiatan Laboratorium
a. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan
guru mata pelajaran IPA untuk menyusun buku
pedoman pelaksanaan praktikum, ataupun
membuat publikasi karya ilmiah
b. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
c. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
d. Mengevaluasi kegiatan laboratorium
e. Menyusun laporan kegiatan laboratorium
III.Pembagian tugas teknisi dan laboran Laboratorium
a. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
b. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
c. Mensupervisi teknisi dan laboran
d. Membuat laporan secara periodik (tiap
semester)
IV. Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium
a. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta
alat laboratorium
b. Memantau kondisi keamanan bangunan
laboratorium
c. Mendesain ruangan laboratorium

17
d. Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk
pengadaan alat dan bahan praktek
V. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran dalam
kegiatan laboratorium
a. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
b. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
c. Menilai kegiatan laboratorium
d. Mengevaluasi program laboratorium untuk
perbaikan selanjutnya.

3) Guru Mata Pelajaran IPA


Berwenang dan bertanggung jawab secara teknis
dalam pemanfaatan peralatan laboratorium. Tugas pokok
guru mata pelajaran IPA :
I. Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah
a. Membuat daftar dan merencanakan kebutuhan
bahan peralatan dan suku cadang laboratorium
b. Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam
merencanakan bahan, peralatan, dan suku
cadang laboratorium
II. Mengatur Penyimpanan bahan, peralatan perkakas
dan suku cadang laboratorium
a. Bersama laboran mengkoordinir penataan
ruang laboratorium IPA berdasarkan desain
yang dibuat kepala laboratorium.
b. Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium dengan memanfaatkan peralatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
c. Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan
fasilitas laboratorium IPA
III.Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum

18
a. Mendampingi dan mengawasi peserta didik
ketika melakukan praktikum
b. Memandu peserta didik untuk menggunakan
peralatan dan bahan-bahan yang ada di
laboratorium sesuai aturan
c. Berkoordinasi dengan laboran untuk
menyiapkan paket bahan dan rangkaian
peralatan yang siap pakai untuk kegiatan
praktikum serta mengecek paket bahan dan
rangkaian peralatan setelah selesai praktikum.

4) Laboran
Laboran adalah tenaga kependidikan yang membantu
guru dalam mempersiapkan, melasanakan dan mengelola
kegiatan praktikum atau peragaan dalam suatu proses
pembelajaran. Seorang laboran juga berwenang dan
bertanggung jawab secara teknis dalam penyiapan
praktikum, penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan
alat dan bahan Laboratorium IPA

5) Teknisi Laboratorium
Umumnya di seorang teknisi laboratorium bertugas
untuk merawat peralatan dan bahan di laboratorium,
mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan
laboratorium serta memperbaiki kerusakan peralatan
laboratorium.

B. Penataan Peralatan dan Bahan Laboratorium IPA di Sekolah


Dasar

19
Penataan (ordering) alat adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut
berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing)
maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance).
Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan memerlukan cara
tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan
cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada
kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan
demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut
tersusun secara teratur, mudah dan aman dalam pengambilan dalam
arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara
identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya.Alat dan bahan
yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan
menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan
kerusakan alat dan bahan dan terjadinya kecelakaan kerja.Cara
memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat
dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan


alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :

1. Mengenali alat dan fungsinya


2. Mengenali sifat bahan
3. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian alat
4. Keperangkatan
5. Nilai atau harga alat
6. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
7. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
8. Bahan dasar penyusun alat, dan
9. Bentuk dan ukuran alat

20
10. Bobot atau berat alat

Prinsip tata letak dan penataan peralatan dan bahan


laboratorium IPA:

 Prinsip Keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan,
atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya
seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.Aman
juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan
sehingga fungsinya berkurang.

 Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat
dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label
pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

 Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya
disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

 Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis
alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat
alat :
a) Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok
bahasannya seperti Gaya dan Usaha (Mekanika),
Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik

21
b) Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan
percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi
dan Morfologi.
c) Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan
pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen,
plastik dan karet.

C. Sistem Dokumentasi, Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA


di Sekolah Dasar

Laboratorium IPA sekolah bertanggung jawab baik terhadap


proses maupun produk kegiatan laboratorium. Hal ini dipahami
karena laboratorium sekolah berperan sebagai pengganti
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, laboratorium IPA sekolah
harus dikelola secara sungguh-sungguh, sistematik, tepat sasaran,
sehingga tujuan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan
produk pembelajaran melalui praktikum tercapai. Agar tujuan
praktikum di laboratorium tercapai, maka diperlukan sistem tata
kelola atau manajemen yang mencerminkan kualitas atau mutu
proses atau kegiatan laboratorium dengan senantiasa
memperhatikan kepuasan siswa. Untuk itu, perlu dikembangkan
sistem dokumentasi laboratorium IPA sekolah.

Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pemilihan,


pengolahan, dan penyimpanan informasi. Dengan dikembangkannya
sistem dokumentasi laboratorium IPA sekolah, maka semua kegiatan
perencanaan, implementasi, dan evaluasi semua kegiatan
laboratorium dapat mudah ditelusur. Dengan kata lain, sistem
dokumentasi laboratorium IPA sekolah akan memudahkan siapa saja
yang berkepentingan untuk mengakses informasi tentang
laboratorium dan kegiatannya. Dokumentasi laboratorium terdiri dari

22
dokumen pengelolaan dan dokumen kegiatan laboratorium.
Dokumentasi pengelolaan laboratorium sebaiknya mengacu pada
dokumen sistem ISO yang telah diakui sebagai standar internasional
yang digunakan oleh berbagai laboratorium baik laboratorium
pengujian, kalibrasi, produksi maupun laboratorium pendidikan

Monitoring adalah istilah lain dari audit, yaitu suatu kegiatan


pemeriksaan sistematik dan tidak memihak untuk menetapkan
bahwa kegiatan sistem manajemen mutu dan hasilnya telah sesuai
dengan rencana, diterapkansecara efektif, dan telah sesuai dalam
pencapaian tujuan. Laboratorium sekolah juga perlu melaksanakan
kegiatan audit ini, baik secara internal (oleh laboratorium sendiri)
maupun secara eksternal oleh tim audit dari luar laboratorium. Untuk
laboratorium yang baru saja mengembangkan mutu, maka audit
internal akan sangat membantu laboratorium dalam melakukan
peningkatan kinerjanya.

 Monitoring kinerja laboratorium sangat bermanfaat terutama


untuk:

1. Menetapkan kecukupan dan kesesuaian sistem


manajemen mutu laboratorium
2. Menetapkan keefektifan sistem manajemen mutu
3. Mengadakan kesempatan untuk analisis sistem
manajemen mutu
4. Membantu mengatasi masalah yang berhubungan
dengan laboratorium
5. Memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan
6. Membantu meningkatkan keterlibatan semua personil
laboratorium
7. Memastikan ketaatan laboratorium terhadap
persyaratan yang berlaku

23
8. Membantu komunikasi dan mempermudah
memutuskan kebutuhan pelatihan

Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat


dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat
menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring.
Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan
sebagai kegiatan yang lengkap.Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan.Evaluasi
berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan
gambaran tentang manfaat suatu kebijakan.Istilah evaluasi ini
berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan
penilaian.valuasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu
mencapai sasaran yang diharapkan atau tidak.Evaluasi lebih
menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru
bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu
periode (tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis
program yang dibuat dalam perencanaan dan dilaksanakan.

Untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dapat


dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut:

a. Laporan
Laporan merupakan rekaman atas apa yang dilakukan
siswa selama melalui kegiatan praktikum. Tujuan adanya
laporan ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi praktikum dan kemampuan siswa
dalam merangkai data hasil percobaan serta analisisnya.
b. Tes kegiatan laboratorium
Tes kegiatan laboratorium digunakan sebagai bahan untuk
evaluasi.

24
c. Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa
pada saat melakukan kegiatan praktikum, misalnya untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memilih alat yang
sesuai, merangkai alat, menggunakan alat, sikap siswa
pada saat melakukan praktikum. Hal ini menunjukkan
bahwa suatu penilaian tidak hanya dilakukan dengan
melihat hasil akhir seperti laporan, tetapi harus mencakup
hasil akhir dan proses untuk mencapai hasil itu, termasuk di
dalamnya kinerja siswa, sehingga guru dapat memiliki
informasi yang lengkap tentang siswa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode


praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung
dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Fungsi dan
manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan,

25
sebagai prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran ruang
praktikum harus memenuhi dan menaati asas-asas yang ditentukan,
dari kelengkapan peralatan, pemahaman peralatan, bahan, dan
proses, menaati segala tata tertib yang ada sehingga mencegah
terjadinya kecelakaan dalam proses praktikum.

Dalam pengelolaan laboratorium semua aspek sekolah turut


membantu proses pengelolaan seperti gedung, ruangan praktikum,
dan kelengkapan peralatan. Organisasi laboratorium yang baik akan
dapat membantu kelancaran kegiatan laboratorium. Hal ini
sehubungan dengan tugas organisasi tersebut yaitu mengelola
laboratorium, menjaga disiplin laboratorium, mengadakan dan
memelihara alat dan bahan serta menjaga keselamatan
laboratorium.

B. Saran

Dalam melakukan kegiatan ataupun dalam melakukan


praktikum di laboratorium, pengguna laboratorium sebaiknya
mengikuti asas-asas yang telah ditetapkan. Karena untuk mencegah
terjadinya kecelakaaan pada proses pembelajaran. Selain itu, dalam
proses pengelolaan laboratorium hendaknya seluruh aspek sekolah
seperti kepala sekolah, guru, dan siswa dapat membantu untuk
merawat laboratorium sehingga akan terciptanya laboratorium yang
baik dan nyaman.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kancono. 2010. Managemen Laboratorium IPA. Bengkulu:Universitas


Bengkulu.

Munandae, Kukuh. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah.


Bandung: PT Refika Aditama

Nyeyeng, I Dewa Putu. 2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium


IPA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sutrisno. 2010. Modul: Laboratorium Fisika Sekolah I. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai