DI LABORATORIUM
i
Pengantar
Penyusun.
ii
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
PENDAHULUAN
3
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
4
Pembelajaran di Laboratorium
PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN
DI LABORATORIUM
5
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
7
Pembelajaran di Laboratorium Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
Ketrampilan afektif
l Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
l Belajar bekerja sama
l Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
l Belajar menghargai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
l Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
l Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
8
Contoh tujuan instruksional pembelajaran di laboratorium
dirumuskan dalam tabulasi sebagai berikut:
9
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
B
INFORMA 1. Mengumpul- l Mengetahui di mana dapat
SI kan. dicari
l Memperkirakan
l relevansinya· Mencari bahan
l bacaan
Memperoleh input dari
percobaan yang kasar
2. Mengana- l Menilai keterandalan dan
lisis relevansi untuk suatu
problema
3. Mengarah- l Menilai apakah memberi
kan. penjelasan tentang problema
l Menurunkan model teoritik
dan menghubungkan dengan
problema.
C
HIPOTESIS 1. Menyusun l Menilai apakah hipotesis atau
fakta
l Menyusun hipotesis
yang dapat diuji
2. Menyeleksi l Memilih yang berguna dan
yang dapat diuji dalam waktu
tertentu dengan peralatan
yang ada
3. Kriteria l Menentukan apakah hasil
percobaan cukup utuk
membuktikan kebenaran
hipotesis
l Menurunkan kriteria
untuk percobaan
10
Pembelajaran di
Laboratorium
D
PERCOBAA 1. Rencana l Menyusun percobaan yang
N dapat membuktikan
kebenaran hipotesis
l Memperkirakan apakah
kriteria (C-3) dipenuhi
l Memperkirakan keterbatasan
alat-alat, alat ukur, dan
ketrampilan
l Membuat rencana kerja yang
lengkap
l Memperbaiki ketrampilan bila
perlu
l Merencanakan percobaan
untuk mengontrol hasil
percobaan
2. Mengerjakan l Mengerjakan rencana
l Memakai peralatan
l Mengukur dengan
ketelitian yang dikehendaki
l Mencatat data/pikiran
secara sistematis
3. Statistik l Menyusun data secara logis
l Membagi data sesuai dengan
relevansi
l Memperkirakan keter-
andalan/keseksamaan
l Memakai metode
statistik untuk
menghitung keterandalan
11
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
l Mengektrapolasi/intrapolasi
data, dan memperkirakan
apakah diperbolehkan
l Membandingkan dengan
informasi yang lain
l Menilai hasil sementara
secara kritis
4. Optimalisasi l Atas dasar evaluasi menyusun
rencana kerja yang lebih baik
untuk membuktikan
kebenaran hipotesis
E
KESIMPULAN 1. Hipotesis l Membedakan relevansi yang
kebetulan dan yang sebab-
akibat.
l Menentukan apakah ada
cukup data
l Melihat hubungan-
hubungan yang ada
l Merumuskan kesimpulan
tentang hipotesis-
hipotesis
2. Problema l Menilai kesimpulan terhadap
kriteria, teori-teori
l Bila penilaian itu negatif
bersedia mengulang
prosedur
l Mencari alasan bila ada
kesimpulan kurang
menentu
12
Pembelajaran di
Laboratorium
F
LAPORAN 1. Catatan l Mencatat semua pikiran yang
berhubungan dengan
aktivitas pada tahapan lain
2. Laporan l Melaporkan metode dan
prosedur, data dan
interpretasi
q Supaya kebenaran
dapat dibuktikan dan
dikontrol
q Supaya dengan mudah
pokok permasalahan
dapat dimengerti
q Supaya pembaca dapat
melihat guna atau
manfaat.
14
Pembelajaran di
Laboratorium
15
Pusat Pengembangan
kegunaan tersebut. Oleh karena itu tiap-tiap modul/ topik/Pendidikan
program
UGM
16
Pembelajaran di
Laboratorium
17
Pembelajaran di Laboratorium
15
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
16
Pembelajaran di
Laboratorium
17
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Pengalaman
Nyata
aktif
melakukan Pengungkapan
percobaan Pengamatan
Pengintisarian
Pemahaman
17
pengalaman dalam proses pembelajaran dituliskan sebagai berikut:
18
Pembelajaran di
Laboratorium
Mahasiswa Dosen/instruktur
v Secara aktif mencari v Merencanakan dan
pengalaman membagi tugas-tugas
v Menggambarkan/menguji v Mengamati, memberi
ide dan asumsi-asumsi umpan balik, membimbing,
v Membagi pengalaman, dan membantu
menjelaskan, memilih v Memberi bantuan jika
cara kerja diperlukan dan membantu
v Membangun rasa percaya menghubungkan dengan
diri kenyataan
v Mendorong, mendukung,
dan memastikan
Dipilih
Pengoperasian Percobaan rutin Bahan oleh
Pembelajaran peralatan untuk terprogram mahasiswa
pemahaman dengan membuktikan ada format
pemahaman teori operasionalnya
Kegiatan
1. Peragaan (demonstration)
Peragaan umumnya dirancang untuk mengilustrasikan garis besar
prinsip-prinsip teoritik dalam perkuliahan. Peragaan sebaiknya dilakukan
secara singkat di akhir kuliah. Dengan peragaan ini prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan materi perkuliahan dapat tidak mudah dilupakan. Oleh
karena itu peragaan/demonstrasi sebaiknya tidak dilakukan di awal
kuliah, karena prinsip-prinsip dari materi tersebut belum diketahui oleh
mahasiswa.
2. Latihan (Exercises)
Latihan adalah percobaan terstruktur agar mahasiswa dapat mengikuti
suatu instruksi dengan tepat, memperoleh kemampuan observasi, dan
menjadi trampil. Latihan dimaksudkan juga untuk menegaskan teori dan
dengan sarana yang relatif terbatas dapat menanamkan informasi ilmu
pengetahuan baru. Latihan yang diulang-ulang secara terus menerus
dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti tujuan pembelajaran
tersebut.
3. Penyelidikan terstruktur (Structured enquiries)
Penyelidikan terstruktur merupakan bagian dari percobaan terstruktur
di mana mahasiswa diminta mengembangkan prosedur sendiri dan
menginterpretasikan hasilnya. Mereka harus trampil dalam pemecahan
masalah juga terampil dalam interpretasi, observasi, dan pekerjaan tangan
(manual).
4. Pernyelidikan secara terbuka (Open ended enquiries)
Penyelidikan secara terbuka dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi sebuah problema, memformulasikan penyelesaian,
mengembangkan/menyusun pelaksanaan percobaan, menginter-
pretasikan hasil, dan mengetahui penerapannya. Beberapa batasan dapat
diberikan pada pelaksanaan penyelidikan ini misalnya waktu, peralatan,
dan bahan. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan
ketrampilan pemecahan masalah dengan derajad lebih tinggi dan untuk
peningkatkan keahlian meneliti dengan derajad yang lebih rendah.
5. Proyek (Project)
Proyek didasarkan pada percobaan dengan skala waktu panjang,
belajar di lapangan, atau rangkaian percobaan yang biasanya sebagai
tugas akhir untuk syarat lulus. Dengan kegiatan ini mahasiswa menjadi
mampu:
v Menggali lebih dalam bidang yang diamati
v Mengembangkan insiatif dan pemberdayaan akal
v Meningkatkan keingintahuan intelektual
v Mengembangkan inovasi dengan sepenuhnya
PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI
LABORATORIUM
4. Cara memfasilitasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, metode pembelajaran di
laboratorium sedapat mungkin membuat mahasiswa belajar mandiri dan
saling belajar dengan temannya. Banyak cara untuk memfasilitasi agar
25
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
hal tersebut dapat tercapai. Fasilitas yang disediakan ini sebaiknya secara
eksplisit berisi tujuan percobaan, perintah yang jelas, dan diagram
carakerja yang jelas. Fasilitas tersebut dapat disajikan dalam bentuk:
l Serangkaian slide untuk memperlihatkan proses, prosedur
yang kompleks, atau peralatan yang rumit.
l Tape recorder berisi instruksi, penjelasan, dan cara
penghitungan
l Gambar di dinding untuk memajang instruksi, demonstrasi,
dan deskripsi peralatan.
l Video untuk menyediakan instruksi, cara kerja peralatan, dan
peragaan teknis atau prosedur.
l Program-program komputer untuk menjelaskan percobaan,
menyediakan petunjuk, untuk menggambarkan hasil hitungan,
dan menulis pertanyaan-pertanyaan.
l Video interaktif untuk simulasi di laboratorium (video
dan komputer).
27
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Metodologi praktikum
Metode praktikum mencakup semua kegiatan yang harus dipelajari
dalam praktikum, seperti: menganalisis problema, mengumpulkan
informasi, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, dan menarik
kesimpulan. Pada akhir studi mahasiswa harus memiliki semua
ketrampilan itu. Ini berarti bahwa ketrampilan-ketrampilan itu selama
proses pembelajaran harus mendapat perhatian secara bertahap dan
teratur. Mahasiswa harus melakukan tugas-tugas praktikum secara
berangsur meningkat dalam kesukaran dan kerumitan. Dengan tugas-
tugas tersebut mahasiswa melatih diri. Dalam berlatih mahasiswa akan
memerlukan petunjuk-petunjuk yang heuristik (Dikti, 1982)
Organisasi praktikum
Praktikum harus berhubungan dengan teori yang sudah dipelajari,
yang bertujuan untuk mendalaminya. Untuk mengikuti sesuatu praktikum
sebaiknya ada persyaratan seperti sudah lulus kuliah-kuliah yang
berhubungan dengan praktikum tersebut. Karena itu dimungkinkan tidak
perlu mengadakan ujian masuk praktikum. Tugas praktikum harus
sedemikian sehingga dapat diselesaikan dalam beberapa perioda
praktikum. Per perioda praktikum (4 jam), diharapkan mahasiswa bekerja
sendiri sekitar 1,5 jam untuk persiapan, perhitungan atau laporan. Karena
itu bagian persiapan, bagian diskusi kesalahan dan ketelitian dan bagian
pembuatan laporan harus dilakukan selama praktikum. Hal ini penting
terutama pada tingkat studi yang rendah.
28
Pembelajaran di
membimbing
Laboratorium
dan mengarahkan proses belajar para mahasiswa.
29
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
31
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
Ya Ya
Persiapan Ujian PRAKTIKUM Lulus
Ujian
Tidak Tidak
Formatif
Waktu Sumatif
Penilaian praktikum
Di dalam praktikum, penilaian dapat digunakan untuk memenuhi
berbagai fungsi. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan bentuk
penilaian yang sangat informal oleh asisten. Bentuk penilaian yang lain
ialah penilaian sikap awal. Telah dikemukakan bahwa tugas-tugas
biasanya harus mempunyai hubungan dengan teori yang telah dibahas
sebelumnya. Untuk mendorong agar mahasiswa mempelajari kembali
bahan pelajaran, mempersiapkan diri dengan baik dan untuk memeriksa
apakah mahasiswa cukup mengetahui bahannya untuk dapat turut ambil
bagian secara bermakna dalam praktikum, dapat diadakan suatu ujian
awal. Ujian ini harus segera dinilai dan bila tidak memenuhi persyaratan,
32
Pembelajaran diharus segera
mahasiswa diberi tugas. Tugas yang seharusnya
Laboratorium
dilakukan dapat berupa
33
mempelajari kembali sebagian dari teori atau tidak diperkenankan
mengikuti praktikum. Dengan ujian ini dapat diatur supaya mahasiswa-
mahasiswa yang kurang rajin tidak meminta waktu terlalu banyak dari
dosen/asisten. Ada juga bentuk penilaian yang didasarkan atas penilaian
sikap akhir. Pada penilaian ini perlu ditelusuri apakah tujuan telah
tercapai. Penilaian itu harus dilakukan pada akhir praktikum dan ada
dua konsekuensinya. Pertama untuk mahasiswa: suatu penilaian negatif
berarti bahwa ia harus melakukan kegiatan belajar tambahan, kadang-
kadang juga ia harus mengulangi praktikumnya. Konsekuensi kedua ialah
terhadap pendidikan, bila banyak mahasiswa tidak memenuhi syarat
berarti, bahwa pendidikan tidak menuntun mahasiswa tersebut ke arah
tingkatan yang dikehendaki. Mungkin prosedur pendidikan harus
diperbaiki. Mungkin pula seleksi sebelumnya tidak benar sehingga
mahasiswa-mahasiswa yang tidak mampu turut ambil bagian. Untuk
penilaian yang sumatif ini, kita tidak mengindahkan sikap mahasiswa
selama praktikum. Bila dia dapat membuktikan tercapainya tujuan-
tujuan praktikum, misalnya terhadap suatu tugas akhir yang representatif,
dia akan lulus. Untuk menghindarkan suatu tugas yang tidak cukup
representatif, kita dapat menggunakan berbagi tugas, unruk menguji
ketrampilan yang berbeda atau dapat juga yang sebagian sama. Dengan ini
dapat pula dihindari pengaruh-pengaruh yang tidak dikehendaki, seperti
kondisi badan mahasiswa pada hari itu. Di samping itu dapat pula
diminta beberapa penilai untuk memberi penilaian. Ini berarti bahwa kita
menilai berdasarkan satu tugas yang ditempatkan pada akhir suatu
praktikum dan mahasiswa-mahasiswa dinilai oleh dosen atau asisten yang
tidak membimbingnya selama praktikum.
Penyusunan
laporan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kebanyakan dari
mahasiswa lambat dalam kegiatan studinya pada tahun-tahun terakhir, di
mana harus ditulis skripsi, laporan-laporan praktikum, dan penelitian.
Keterlambatan ini disebabkan oleh keragu-raguan mahasiswa dalam
menulis laporannya. Keragu-raguan ini disebabkan oleh tidak jelasnya
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu laporan, dan tidak pernah
dipelajarinya cara membuat laporan. Oleh karena itu mahasiswa perlu
dilatih tentang pembuatan laporan. Untuk mempelajari pembuatan laporan
berikan dua petunjuk
Pertama-tama tatacara pembuatan laporan harus dipelajari setahap-
demi setahap. Ini berarti bahwa dalam tahun pertama mahasiswa sudah
harus mulai diminta membuat suatu laporan ringkas, atau pelajaran
mahasiswa pada tahap pertama harus diarahkan kepada:
1. Penyusunan dan pembagian suatu laporan;
2. Kemudian mengisi berbagai paragraf, setelah itu menghubung-
hubungkan paragraf-paragraf tersebut, dan akhirnya;
3. Mengisi prakata, pendahuluan, abstrak, daftar isi, dan susunan.
Jadi pertama-tama harus terlebih dahulu direncanakan bagaimana
susunan dan pembagian yang akan dibuat, sebelum menyelesaikan
selengkapnya.
Penilaian
laporan
Penilaian suatu laporan biasanya harus dilakukan dua kali, pertama
oleh pembimbing yang bertugas meneliti apakah laporan sudah lengkap
dan sesuai dengan yang seharusnya dilaksanakan. Laporan juga harus
dinilai segi-segi pembuatan laporannya, yaitu konsistensi, isi, pembagian,
bentuk , dan penggunaan bahasa. Karena penilaian melibatkan beberapa
orang, harus dapat diargumentasikan pada mahasiswa, harus diberikan
petunjuk untuk perbaikan. Juga karena penilaian harus menunjukkan ada
tidaknya kemajuan dalam prestasi bealjar, maka diperlukan suatu
formulir penilaian.
Pembelajaran di Laboratorium
A. Bahan
kimia
Setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut
beker ja dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepa t untuk
menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya ialah dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit atau
luka, merusak, menyebabkan korosi, dan sebagainya. Jenis bahan kimia
berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada kemasannya. Dari
data ter sebut, tingka t bahaya bahan kimia dan upaya
35
penanggulangannya harus diketahui bagiPusat Pengembangan
mereka Pendidikan
yang menggunakan
UGM
bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda
bahaya pada satu jenis bahan kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang
36
Pembelajaran di
Laboratorium
38
Pembelajaran di
Laboratorium
C. Langkah-langkah praktis
Sebagai asisten di laboratorium, yang bertugas membimbing
mahasiswa untuk bekerja dengan baik dan aman, maka perlu persiapan
sebelum bekerja. Asisten perlu datang lebih awal untuk memeriksa lokasi
dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja. Selanjutnya asisten harus
mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan digunakan pada
percobaan hari tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi kecelakaan
karena bahan atau peralatan tersebut. Di sini kehadiran asisten men-
dampingi mahasiswa yang sedang bekerja merupakan tugas mulia dalam
menjaga keselamatan kerja. Pada akhir praktikum, biasakanlah menutup
kran air dan gas, mematikan listrik dan api serta mencuci tangan dan
meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih. Ini dilakukan oleh
asisten agar menjadi panutan bagi mahasiswa. Masih banyak hal penting
yang belum diungkapkan, untuk itu disarankan agar asisten
berkomunikasi dengan ketua laboratoriumnya masing-masing dalam
meningkatkan kewaspadaan kerja di laboratorium.
40
Pembelajaran di
Laboratorium
41
Pusat Pengembangan Pendidikan
UGM
42
Pembelajaran di
Laboratorium
43
Pusat Pengembangan Pendidikan
apabila memungkinkan). UGM
44
Pembelajaran di
Laboratorium
Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO 2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.
5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat
(jangan dikunci).
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi pemadam kebakaran.
Gempa bumi
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja,
kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,
tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
45
Pembelajaran di
Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Brown and Atkins, 1988, Effective Teaching in Higher Eduation.
London: Mathuen, 1988
Djulia Onggo, PhD, 2002 http://www.c hem.itb/safety/ Tim keselamat
kerja
Departemen Kimia, Institute Technologi Bandung.
Direktorat Pendidikan Tinggi, 1982, Praktikum, Jakarta
Hachette, 1989, Le Dictionnaire Practique du Francais, hlm.
621.
Hegarty,1978, E.H. Levels of Scientific Enquiry in University Science
Labo-
ratory Classes : Implications for Curriculum Deliberations’, Research
in
Science Education, Vol. 8, 1978.
Horabin and Williams, 1992, Active Learning in Field Work and Project
Work’, In Effective Teaching and Learning in Higher Eduation by P.
Cryer (ed). Sheffield : CVCP USTDU, 1992.
Matiru, B., Mwangi, A., and Schlette, R., 1995, Teach Your Best: A
Hand- book for University Lectures, pp.185-197, Institute for Socio-
Cultural Studies University of Kassel, Germany.
Surat Keputusan Rektor UGM nomor: 259/P/SK/HT/2004, hlm.38 – 42.
Teaching Improvement Workshop Batch 11, 2001, Workshop
Material,
Faculty of Engineering, Gadjah Mada University.
Yorke, 1981, D.M. Patterns of Teaching. London: CET, 1981.
46