Anda di halaman 1dari 10

Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

ANALISIS PENGETAHUAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN


BIOLOGI IKIP GUNUNGSITOLI TENTANG PERALATAN
LABORATORIUM DAN FUNGSINYA
Oleh:

Natalia Kristiani Lase


Dosen Tetap YAPERTI Nias pada IKIP Gunungsitoli

Abstrak

This study aims to describe the knowledge of the sixth semesters’ students’ year 2018/2019
of Biology Study Program at IKIP Gunungsitoli on the laboratory equipments and their
functions. The instruments used were tests and questionnaires. Research results (1)
students' knowledge of laboratory equipment and their functions were relatively sufficient
and needed to be improved, (2) questionnaire results (a) interest in practicum activities 86,
96% were strongly agreed, 13.04% agreed ; (b) the state of the laboratory improvements
revealed that 78.26% strongly agreed and 21.74% agreed to be improved, (c) the time for
practicum implementation and preparation for practicum was 100% good; (d) 76.09%
practicum report and evaluation are good, 23.91% are sufficient.

Keywords: knowledge, laboratory equipment

PENDAHULUAN menumbuhkan sikap ilmiah serta


Pendidikan biologi sangat erat meningkatkan motivasi belajar siswa.
kaitannya dengan proses mencari tahu dan Sehingga mahasiswa pendidikan biologi
penemuan, dimana proses pembelajaran yang merupakan calon guru biologi masa
menekankan pada pemberian pengalaman depan dituntut untuk memiliki
langsung melalui penggunaan dan pengetahuan yang memadai tentang alat-
pengembangan ketrampilan proses dan alat laboratorium beserta fungsinya.
sikap ilmiah. Proses pembelajaran biologi Sebelum melaksanakan kegiatan
harus membuat siswa memperoleh praktikum, biasanya mahasiswa program
pengetahuan, ketuntasan keterampilan dan studi pendidikan biologi terlebih dahulu
pengembangan sikap ilmiah dan nilai-nilai dibekali dengan kegiatan pelatihan
mulia dalam cara terintegrasi. pengenalan alat-alat laboratorium.
Mempelajari biologi menjadi kurang Pengenalan alat-alat laboratorium penting
optimal apabila tidak ditunjang dengan dilakukan untuk keselamatan kerja saat
pengalaman nyata kepada siswa, salah melakukan penelitian. Alat-alat
satunya dengan praktikum. Praktikum laboratorium biasanya dapat rusak atau
merupakan salah satu metode bahkan berbahaya jika penggunaannya
pembelajaran yang mampu menumbuh tidak sesuai dengan prosedur.
kembangkan rasa ingin tahu, aktif, kreatif, Pengenalan alat-alat laboratorium
inovatif dan memiliki kejujuran dalam sangat penting dilakukan agar mahasiswa
menghadapi suatu masalah dalam realita mengetahui cara-cara penggunaan alat
kehidupan. Melalui praktikum siswa tersebut dengan baik dan benar, sehingga
memperoleh pengetahuan konkrit untuk dapat meminimalisir kesalahan prosedur
melengkapi teori yang diperoleh di kelas pemakaian alat. Untuk memudahkan
yang bersifat verbalistik, melatih dalam memahami alat-alat laboratorium
keterampilan ilmiah, mananamkan dan yang dapat digunakan dalam waktu relatif
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2377
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

lama dan dalam keadaan baik, maka Proses pembelajaran biologi


diperlukan pemeliharaan dan menekankan pada pemberian pengalaman
penyimpanan yang memadai langsung untuk mengembangkan
(Wirjosoemarto, 2004). kompetensi agar menjelajahi dan
Untuk itu penting bahwa mahasiswa memahami alam sekitar secara ilmiah.
program studi pendidikan biologi yang Pendidikan biologi diarahkan untuk
merupakan calon guru biologi harus inkuiri dan berbuat sehingga dapat
mengenal dan mengetahui nama alat serta membantu siswa untuk memperoleh
spesifikasi alat tersebut. Bukan hanya itu pemahaman yang lebih mendalam tentang
saja, mahasiswa pun harus memahami alam sekitar.
bagaimana cara kerja alat tersebut dan apa Pembelajaran biologi yang efektif
prinsip kerjanya. dan menarik dapat meningkatkan minat
Sebagai seorang calon guru biologi siswa dalam belajar. Pembelajaran harus
masa depan, diharapkan mahasiswa Prodi melibatkan anak aktif secara penuh (active
Pendidikan Biologi di IKIP Gunungsitoli learning) dengan cara merealisasikan
tidak hanya memiliki kemampuan dalam pembelajaran yang mampu memberi
aspek kognitif saja, melainkan harus kesempatan pada siswa untuk melakukan
memiliki keterampilan dalam hal keterampilan proses meliputi: mencari,
pengelolaan kegiatan laboratorium. menemukan, menyimpulkan,
Kompetensi yang dimaksud diantaranya mengkomunikasikan sendiri berbagai
adalah penguasaan materi praktikum, pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman
pengelolaan kelas, pengetahuan tentang yang dibutuhkan. Semua hal tersebut
alat dan bahan dan lain-lain. dapat dilakukan dengan kegiatan
Penelitian ini bertujuan untuk praktikum.
mendeskripsikan pengetahuan mahasiswa Ada empat alasan pentingnya
Prodi Pendidikan Biologi IKIP kegiatan praktikum biologi yang
Gunungsitoli tentang peralatan dikemukakan oleh Hariyatmi (2012).
laboratorium dan fungsinya. Pertama, praktikum dapat
membangkitkan motivasi belajar biologi.
KAJIAN PUSTAKA Kedua, praktikum mengembangkan
Pada hakikatnya pendidikan biologi, keterampilan dasar melakukan
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi
ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, wahana belajar pendekatan ilmiah.
pendidikan biologi dipandang pula Keempat, praktikum menunjang materi
sebagai proses, sebagai produk, dan pelajaran.
sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan Keterampilan proses IPA/biologi
semua kegiatan ilmiah untuk sendiri meliputi: mengamati, menafsirkan,
menyempurnakan pengetahuan tentang mengklasifikasikan, menggunakan alat
alam maupun untuk menemukan dan bahan, menerapkan konsep,
pengetahuan baru. Sebagai produk merencanakan percobaan, berkomunikasi
diartikan sebagai hasil proses, berupa dan mengajukan pertanyaan (Rustaman,
pengetahuan yang diajarkan dalam 2003).
sekolah atau di luar sekolah atau pun Laboratorium berasal dari kata
bahan bacaan untuk penyebaran atau laboratory yang memiliki pengertian
dessiminasi pengetahuan. Sebagai yaitu : (1) tempat yang dilengkapi
prosedur dimaksudkan adalah metodologi peralatan untuk melangsungkan
atau cara yang dipakai untuk mengetahui eksperimen di dalam sains atau
sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim melakukan pengujian dan analisis (2)
disebut metode ilmiah (scientific method) bangunan atau ruangan yang dilengkapi
(trianto 2010). peralatan untuk melangsungkan penelitian

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2378
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

ilmiah atau pun praktek pembelajaran (3) psikomotor) adalah pembelajaran di


tempat memproduksi bahan kimia atau (4) laboratorium.
tempat kerja untuk melangsungkan Secara teoretis keberadaan
penelitian (5) ruang kerja seorang laboratorium diharapkan mampu
ilmuwan dan tempat menjalankan menunjang kegiatan-kegiatan yang
eksperimen bidang studi sains (kimia, berpusat pada pengembangan
fisika, biologi). keterampilan tertentu, antara lain
Menurut A S Hornby, laboratory is keterampilan proses, keterampilan
a room or building used scientific motorik dan pembentukan sikap ilmiah,
research, experiments, testing, etc. khususnya pengembangan minat untuk
(Laboratorium adalah ruangan atau melakukan penyelidikan, penelitian dan
bangunan yang digunakan penelitian minat mempelajari alam secara lebih
ilmiah, eksperimen, pengujian, dll.) mendalam.
Sedangkan dalam kamus Cambridge Sukarso (2005) menyatakan secara
Advanced Leaner’s Dictionary, garis besar fungsi laboratorium dalam
laboratorium atau laboratory is a room or proses pendidikan adalah sebagai berikut:
building with scientific equipment for (1) Sebagai tempat untuk berlatih
teaching science, or a place where mengembangkan keterampilan intelektual
chemicals or medicines produced. melalui kegiatan pengamatan, pencatatan
(Laboratorium adalah ruang atau dan pengkaji gejala-gejala alam (2)
bangunan dengan peralatan ilmiah untuk Mengembangkan keterampilan motorik
melakukan tes ilmiah atau untuk mengajar siswa. Mahasiswa akan bertambah
ilmu pengetahuan, atau tempat dimana keterampilannya dalam mempergunakan
bahan kimia atau obat-obatan yang alat-alat media yang tersedia untuk
diproduksi) mencari dan menemukan kebenaran. (3)
Dari beberapa pengertian di atas, Memberikan dan memupuk keberanian
dapat disimpulkan bahwa laboratorium untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah
adalah suatu tempat dilakukan kegiatan dari sesuatu objek dalam lingkungan alam
percobaan dan penelitian. Tempat ini dan sosial. (4) Memupuk rasa ingin tahu
dapat merupakan ruangan yang tertutup, mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah
kamar atau ruangan terbuka. Pada seseorang calon ilmuan. (5) Membina rasa
pembelajaran Biologi siswa tidak hanya percaya diri sebagai akibat keterampilan
mendengarkan pembelajaran yang dan pengetahuan atau penemuan yang
diberikan guru mata pelajaran tertentu, diperolehnya.
tetapi ia harus melakukan kegiatan sendiri Di dalam laboratorium, siswa dapat
untuk mendapatkan dan memperoleh berlatih atau melakukan percobaan untuk
informasi lebih lanjut tentang ilmu meningkatkan keterampilan psikomotorik,
pengetahuan di laboratorium. kognitif, maupun afektifnya. Dengan
Hudha (2011) menyatakan bahwa demikian siswa yang belajar di
laboratorium dibangun berdasarkan suatu laboratorium akan menghayati sendiri
kesadaran penuh bahwa pembelajaran di berhadapan dengan obyek dan gejala yang
laboratorium mempunyai posisi penting timbul serta memecahkan masalah yang
dalam pendidikan, karena dalam rangka mereka temukan.
mencapai tujuan yang bersifat multi Fungsi laboratorium sesuai
dimensi dalam proses pembelajaran, Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980
diperlukan strategi pembelajaran yang (TENTANG APA) pasal 29 yaitu (1)
memadai. Salah satustrategi pembelajaran untuk mempersiapkan sarana penunjang
yang dianggap dapat mencakup tiga ranah pelaksanaan proses belajar bagi siswa
sekaligus (kognitif, afektif, dan dalam menemukan konsep dan/atau
prinsip-prinsip IPA; (2) untuk

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2379
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

mempersiapkan sarana penunjang Pada umumnya peralatan


pelaksanaan proses belajar bagi siswa laboratorium dapat dikelompokkan
dalam menemukan konsep dan/atau menjadi dua, yaitu: (1) peralatan
prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran consumable, yaitu peralatan laboratorium
IPA; (3) untuk mempersiapkan sarana yang digunakan sekali pakai rusak atau
penunjang pelaksanaan proses belajar dibuang atau dapat juga sekali pakai pecah
mengajar guru ataupun siswa dalam atau mudah pecah. Yang termasuk
mengembangkan pengetahuannya tentang peralatan ini adalah alat gelas, pipa gelas,
IPA sebagai disiplin ilmu; (4) untuk pipa karet, kertas saring, kertas
mempersiapkan sarana penunjang kromatografi, dan lain-lain; (2) peralatan
pelaksanaan proses belajar mengajar guru non-consumable, yaitu peralatan
ataupun siswa dalam mengembangkan laboratorium yang dapat digunakan terus
pengetahuannya mengenai pendidikan dan menerus dan bukan sekali pakai. Yang
pengajaran IPA. termasuk peralatan ini adalah pembakar
Keterampilan laboratorium gas, pompa vakum, mikroskop, peralatan
merupakan bagian terpenting ketika elektronik, dll. Sebaiknya mikroskop dan
melakukan penilaian dalam keterampilan peralatan elektronik disimpan terpisah.
psikomotorik. Menurut Australian Science Peralatan dasar yang dibutuhkan
Teachers Association, ASTA (Beasley W, untuk laboratorium biologi di sekolah
1987 dalam Maknun, 2012) keterampilan antara lain: (1) mikroskop siswa; (2) gelas
laboratorium mencakup : a) bekerja preparat dan cover gelasnya; (3) preparat
dengan peralatan dan bahan kimia, awetan (mikroskopis dan makroskopis);
meliputi : menangani prosedur, pemakaian (4) alat peraga tubuh lengkap dan organ-
dan pemeliharaan, dan sikap sadar untuk organya; (5) alat-alat gelas (seperti
keselamatan, b) bekerjasama dengan erlenmeyer, backer, cawan, gelas piala,
spesimen hidup, c) lingkungan kerja, gelas ukur, dll); (6) kaca pembesar; dan
mengembangkan bidang keterampilan. (7) buku identifikasi dan klasifikasi.
Selanjutnya Beasley menyatakan Sedangkan peralatan dasar yang
bahwa ragam keterampilan laboratorium dibutuhkan untuk laboratorium kimia
yang harus dimiliki oleh mahasiswa/siswa yang melayani preparasi sampel meliputi:
adalah (1) memilih, memasang, (1) rak pengering; (2) oven pengering; 3)
mengoperasikan, membuka, penghalus sampel; (4) kompresor; (5)
membersihkan dan mengembalikan kipas penghembus; (6) saringan; dan (7)
peralatan; (2) mencocokan peralatan; (3) rak penyimpan sampel.
membaca alat ukur dengan teliti; (4) Alat-alat laboratorium dapat
menangani, menyiapkan dan menyadari dikategorikan menjadi dua kelompok,
bahaya bahan kimia; (5) mendeteksi, yaitu: (1) Alat-alat dari gelas. Kaca (gelas)
mengkalibrasi dan memperbaiki kesalahan sering dianggap zat yang mulia karena
dalam mengatur peralatan; (6) tidak mudah mengalami korosi. (2) Alat-
menggambar peralatan dengan akurat. alat dari logam. Bila suatu alat terbuat dari
Maknun (2012) mengemukakan besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat
pendapat Sund & Trowbridge (1973) yang dari besi, maka tidak boleh disimpan
menyebutkan bahwa ada lima berdekatan dengan zat kimia, terutama
keterampilan yang dapat diperoleh siswa yang bersifat korosif. Bahan besi dengan
setelah belajar sains melalui praktikum, asam akan cepat berkarat. (3) Alat-alat
yaitu keterampilan memperoleh, bergerak. Pada alat-alat bergerak ada
keterampilan mengorganisasi, bagian-bagian alat yang bergesekan satu
keterampilan kreatif, keterampilan sama lain, seperti roda dengan poros, ulir
manipulasi, dan keterampilan komunikasi. dengan ulir, dan gerigi dengan gerigi.
Agar tidak mudah aus, bagian-bagian

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2380
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

yang bergesekan ini secara periodik harus bedakan. Menurut koesmaji, penyimpanan
diberi pelumas. Dengan demikian akan bahan kimia secara umum dapat dibagi
memperpanjang umur alat-alat tersebut. menjadi tiga cara, yaitu: (1) secara alfabet
Bahan-bahan laboratorium (alphabetical method) botol-botol
merupakan bahan kimia. Setiap bahan disimpan berdasarkan urutan huruf secara
kimia itu berbahaya, namun tidak perlu alfabet; (2) berdasarkan golongan (family
merasa takut bekerja dengan bahan kimia method), botol-botol bahan disusun
bila tahu cara yang tepat untuk berdasarkan klasifikasi sistem periodik,
menanggulanginya. Yang dimaksud misalnya semua golongan alkali
berbahaya ialah dapat menyebabkan dikelompokkan bersama, demikian juga
terjadinya kebakaran, mengganggu alkali tanah dsb; (3) secara kelompok
kesehatan, menyebabkan sakit atau luka, (group method), botol-botol bahan
merusak, menyebabkan korosi, dan disusun berdasarkan urutan dalam analisis
sebagainya. Jenis bahan kimia berbahaya kualitatif, yaitu perak, temah hitam dan
dapat diketahui dari label yang tertera garam-garam merkuri dikelompokkan
pada kemasannya. Dari data tersebut, bersama.
tingkat bahaya bahan kimia dan upaya
penanggulangannya harus diketahui bagi METODE PENELITIAN
mereka yang menggunakan bahan-bahan Metode yang digunakan dalam
tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau pelaksanaan penelitian ini adalah
tiga tanda bahaya pada satu jenis bahan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang adalah penelitian yang dilakukan untuk
bekerja dengan bahan tersebut harus lebih mengetahui nilai variable mandiri, baik
ditingkatkan. satu variabel atau lebih tanpa membuat
Contoh bahan kimia yang mudah perbandingan atau menghubungkan antara
meledak adalah kelompok bahan oksidator variabel satu dengan variabel yang lain.
seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Penelitian ini merupakan penelitian yang
Bahan-bahan ini bila bereaksi dengan berusaha untuk menjawab pertanyaan.
bahan organik dapat menghasilkan Lokasi penelitian dilaksanakan di
ledakan. Logam alkali seperti natrium, Laboratorium Pendidikan Biologi IKIP
Mudah bereaksi dengan air Gunungsitoli, Jalan Yos Sudarso No.
menghasilkan reaksi yang disertai dengan 118E/S Gunungsitoli.
api dan ledakan. Gas metana, pelarut Subjek penelitian ini adalah
organik seperti eter, dan padatan mahasiswa program studi pendidikan
anorganik seperti belerang dan fosfor biologi IKIP Gunungsitoli semester VI
mudah terbakar, maka ketika Tahun Akademik 2016/2017 berjumlah 46
menggunakan bahan-bahan tersebut, orang. Pemilihan subjek ini dengan
hendaknya dijauhkan dari api. Bahan pertimbangan bahwa mereka telah
kimia seperti senyawa sianida, mercuri melaksanakan hampir sebagian besar
dan arsen merupakan racun kuat, harap praktikum. Disamping itu, mereka akan
bahan-bahan tersebut tidak terisap atau terjun ke lapangan melalui Praktik Kerja
tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam Lapangan Terpadu (PPLT).
anorganik bersifat oksidator dan Objek penelitiannya adalah
menyebabkan peristiwa korosi, maka kompetensi mahasiswa dalam kegiatan
hindarilah jangan sampai asam tersebut laboratorium/praktikum terutama
tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. pengetahuan mahasiswa tentang peralatan
Mengingat sering terjadinya laboratorium dan fungsinya yang diukur
kecelakaan dalam kegiatan di dengan instrumen yang telah disiapkan
laboratorium, maka dalam penyimpanan yaitu (1) Tes dilakukan dengan
bahan-bahan laboratorium harus di memberikan tiga jenis soal essai (open

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2381
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

ended question) untuk mengetahui pertanyaan pertama sebagian besar yang


pemahaman mahasiswa tentang peralatan menjawab benar. Pada pertanyaan ketiga
laboratorium dan fungsinya secara lebih mahasiswa diberikan 7 (tujuh) gambar
mendalam. (2) Lembaran angket bertujuan peralatan laboratorium, kemudian
untuk mengungkap minat mahasiswa mahasiswa diminta menuliskan nama dan
dalam praktikum, mengetahui keadaan fungsi peralatan tersebut. Jawaban yang
laboratorium, waktu yang tersedia untuk diberikan mahasiswa sebagian besar yang
praktikum, persiapan dan pelaksanaan menjawab benar.
praktikum serta laporan dan evaluasi Pengetahuan tentang peralatan
praktikum di Program Studi Pendidikan laboratorium dan fungsinya merupakan
Biologi. hal yang penting bagi seorang calon guru
biologi. Karena ketika mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN mengajar di sekolah, maka mereka akan
Laboratorium yang dimiliki oleh melaksanakan kegiatan praktikum pada
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP pembelajarannya. Dapat diketahui bahwa
Gunungsitoli hanya terdiri dari satu ruang. jumlah peralatan laboratorium yang
Seluruh kegiatan praktikum dilaksanakan diketahui oleh mahasiswa sangat beragam.
pada ruang tersebut. Laboratorium Peralatan laboratorium yang
biologi tercatat hingga tahun 2016 dituliskan oleh semua mahasiswa adalah
memiliki kurang lebih 50 jenis alat mikroskop monokuler, mikroskop
laboratorium terdiri dari seperangkat alat binokuler, alat peraga, kancing genetika,
gelas, alat peraga, preparat, alat thermometer, rak tabung reaksi, kertas pH
elektronik, alat berbahan kayu mapun indicator, gunting bedah, pisau bedah,
plastik serta alat digital maupun kaca pembesar, sikat pembersih,
konvensional. Desain laboratorium masih stetoskop, tensimeter, kotak cacing tanah,
sangat sederhana, ruang hanya diisi aquarium. Alat-alat tersebut merupakan
dengan 3 meja kerja, 30 kursi kerja yang alat yang sangat familiar bagi mahasiswa.
masih belum sesuai dengan standar pada Dalam hal ini, ketika satu mahasiswa
laboratorium, 5 lemari penyimpanan alat menyebutkan 20 alat, mahasiswa yang
dan bahan, wastafel dan peralatan lain kadang hanya menyebutkan 15 alat
kebersihan. atau bahkan menyebutkan 10 alat dan
Laboratorium IKIP Gunungsitoli di ketika salah satu mahasiswa menyebutkan
pimpin oleh seorang kepala laboratorium. gelas ukur maka yang lain menyebutkan
Setiap pelaksanaan kegiatan praktikum, labu ukur dan sebagainya. Hal ini
praktikan senantiasa didampingi oleh menunjukan bahwa pengetahuan
asisten labroratorium dalam hal mahasiswa sangat bervariasi.
mempersiapkan alat dan bahan yang Dalam penelitian ini ditemukan
digunakan serta membantu mahasiswa beberapa kesalahan mahasiswa dalam
pada jalannya praktikum berdasarkan meyebutkan nama peralatan laboratorium.
modul praktikum yang digunakan. Kesalahan yang pertama, ditemukan
bahwa sebagian mahasiswa masih salah
a. Hasil Tes menyebutkan nama alat seperti alat buret
Pada pertanyaan pertama yaitu seringkali disebut biuret padahal keduanya
tuliskan sebanyak-banyaknya peralatan merupakan hal yang sangat berbeda. Buret
laboratorium yang kamu ketahui jawaban merupakan alat kimia yang biasanya
mahasiswa beragam. Rata-rata mahasiswa digunakan dalam titrasi yakni sebagai
menjawab jumlah alat laboratorium yang tempat larutan standar sekunder
mereka ketahui adalah 20 alat. Pada sedangkan biuret merupakan salah satu
pertanyaan ke dua mengenai fungsi dari larutan yang digunakan pada metode
alat-alat yang telah mereka tuliskan pada analisis kadar protein dalam suatu sampel.

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2382
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

Kesalahan kedua yang disebutkan kegiatan laboratorium, keadaan


mahasiswa adalah beberapa mahasiswa laboratorium, waktu yang tersedia untuk
seringkali tidak mengetahui bahwa satu praktikum, persiapan dan pelaksanaan
alat kadangkala memiliki nama yang sama praktikum, laporan dan evaluasi
(sinonim) seperti gelas kimia sama dengan praktikum maka diberikan angket tertutup.
gelas beker dan pipet gondok sama Data yang diperoleh dengan
dengan pipet volume. Kesalahan ketiga, angket tertutup dianalisis secara deskriptif
mahasiswa seringkali tidak bisa dan diperoleh persentase. Angket
membedakan bererapa peralatan yang mahasiswa ini terdiri dari 20 pertanyaan
fungsinya hampir sama akan tetapi yang terbagi menjadi lima point penting
penggunaannya berbeda seperti labu ukur, yaitu minat terhadap kegiatan
gelas ukur, pipet ukur. Meskipun laboratorium, keadaan laboratorium,
ketiganya dapat digunakan untuk waktu pelaksanaan praktikum, persiapan
mengukur volume suatu zat, namun dan pelaksanaan praktikum serta laporan
penggunaannya berbeda. Labu ukur dan evaluasi.
memiliki beberapa ukuran volume yang Informasi yang dapat diperoleh
biasa digunakan untuk pengenceran berdasarkan aspek minat mahasiswa
larutan, pembuatan larutan standar. Gelas terhadap praktikum antara lain bahwa
Ukur juga memiluki beberapa ukuran sebagian besar mahasiswa setuju (dan
volume, dan biasanya hanya digunakan sangat setuju) dengan kegiatan
untuk mengukur volume larutan saja pemanfaatan laboratorium/ praktikum.
sedangkan pipet ukur memiliki rentang Persentase mahasiswa yang setuju
ukuran volume lebih kecil. mencapai 86,96%. Mahasiswa merasa
Pengetahuan mahasiswa tentang praktikum penting untuk dilaksanakan
fungsi alat juga relatif cukup. Pada meskipun terkadang mahasiswa masih
pertanyaan nomor 2, ketika mahasiswa bingung ketika menghubungkan materi
diminta untuk menjelaskan fungsi kuliah di kelas dengan materi praktikum.
peralatan laboratorium yang sudah Aspek yang kedua adalah keadaan
mahasiswa sebutkan sendiri pada nomor laboratorium, yang berisi penilaian
1, ternyata sebagian besar mahasiswa terhahap kondisi laboratorium, keadaan
tidak mengetahui fungsinya. Ketika alat dan bahan, jumlah alat yang tersedia
mahasiswa menyebutkan 15 jenis alat dan lain-lain. Pada penelitian ini, 78,26 %
pada soal nomor 1, mereka hanya mahasiswa menganggap bahwa kondisi
menyebutkan 10 jenis fungsi alat, laboratorium program studi pendidikan
sementara 5 yang lain tidak dijawab (no biologi masih kurang ideal. Satu ruang
response). Di lain pihak, seringkali fungsi laboratorium digunakan untuk beberapa
yang dijelaskan masih salah. jenis praktikum meskipun waktu
Berdasarkan jawaban tentang praktikumnya berbeda. Sebagian besar
peralatan laboratorium dan fungsinya, mahasiswa berpendapat bahwa jumlah
dapat ditarik kesimpulan bahwa peralatan dan bahan masih belum
mahasiswa program studi pendidikan mancukupi. Ditambah lagi, sebagian alat
biologi yang kelak akan menjadi seorang dalam kondisi rusak.
guru biologi masih belum dapat
mengidentifikasi peralatan laboratorium
dan mengetahui fungsinya secara tepat.

b. Hasil Angket
Selanjutnya untuk mengetahui
minat mahasiswa pada pelaksanaan
praktikum, terutama pada pelaksanaan

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2383
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

Gambar 1
Grafik Presentase Hasil Angket Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

Minat siswa terhadap kegiatan laboratorium

100 Keadaan laboratorium

80 Waktu pelaksanaan praktikum

Persiapan dan pelaksanaan


60
Laporan dan evaluasi
40
Laporan dan evaluasi
20 Persiapan dan pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum
0 Keadaan laboratorium
Minat siswa terhadap kegiatan laboratorium

Faktor lain yang berpengaruh terhadap Aspek persiapan meliputi persiapan alat
waktu pelaksanaan praktikum. Aspek ini dan bahan, pembuatan jurnal praktikum.
berisi pertanyaan tentang jumlah Mahasiswa tidak menyiapkan peralatan
praktikum dalam satu semester, lama dan bahan sendiri, semua disiapkan oleh
praktikum, waktu tambahan praktikum asisten laboratorium. Dalam pelaksanaan
ketika praktikum belum selesai praktikum, berdasarkan hasil angket
dilaksanakan sesuai jadwal atau ada terdapat sebagian dosen yang
tidaknya waktu remidi praktikum. menyampaikan pendahuluan berupa
Seluruh mahasiswa (100%) merasa penjelasan singkat tentang praktikum,
cukup dan menyelesaikan praktikum cara kerja dan tujuan praktikum, tetapi
tepat waktu dan sebagian besar (kalimat ada sebagian dosen yang tidak
gantung). Namun sebaiknya waktu memberikan pengarahan dahulu, dosen
pelaksanaan praktikum ditambahkan dan selalu membimbing dan mengawasi
jadwal praktikum dan mata kuliah tidak pelaksanaan praktikum.
dilaksanakan di waktu yang beriringan. Aspek kelima yang menjadi
Apabila kegiatan praktikum dan mempengaruhi pengetahuan mahasiswa
pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan tentang peralatan laboratorium dan
pada waktu yang beriringan maka dapat fungsinya adalah laporan dan evaluasi
mengganggu pelaksanaan praktikum. praktikum. Berdasarkan analisa angket,
Ketika praktikum belum selesai, mereka semua mahasiswa membuat laporan
sudah harus masuk kelas untuk mengikuti praktikum secara individu setelah selesai
perkuliahan. Idealnya alokasi waktu melaksanakan praktikum. Laporan
untuk praktikum lebih lama dibandingkan praktikum tersebut dikumpulkan, dan
kuliah teori. dikembalikan pada siswa. Diskusi/
Faktor yang keempat yang pembahasan hasil praktikum tidak selalu
mempengaruhi praktikum adalah dilaksanakan, hal ini dipengaruhi oleh
persiapan dan pelaksanaan. Hal ini keterbatasan waktu. Evaluasi praktikum
sejalan dengan Adisendjaja (2010) yang meliputi tes pendahuluan (pre test), nilai
menyatakan bahwa pelaksanaan kerja, laporan dan tes akhir (post test).
praktikum dapat berjalan dengan baik Pre test dilakukan baik secara lisan
apabila dilakukan persiapan yang matang. maupun tertulis. Adapun post tes
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2384
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

dilakukan dengan ujian praktek atau Hendaknya sistem evaluasi dan laporan
presentasi hasil praktikum. praktikum serta pembahasan hasil diskusi
perlu ditingkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
yaitu : (1) Pengetahuan mahasiswa
1. Adijuwana, H. 1992. Manajemen
program studi pendidikan biologi tentang
Laboratorium. Departemen
peralatan laboratorium dan fungsinya
Pendidikan dan Kebudayaan.
relatif cukup dan perlu ditingkatkan. (2)
2. Adisendjaja, Y.H. 2012. Kegiatan
Hasil angket tertutup yang diberikan
Praktikum dalam Pembelajaran
kepada mahasiswa adalah (a) aspek minat
Sains, Jurnal Jurusan Pendidikan
terhadap kegiatan praktikum 86, 96 %
Biologi, Universitas Pendidikan
menyatakan sangat setuju dan 13,04%
Indonesia.
setuju; (b) keadaan laboratorium 78,26 %
3. Agustina, P., dkk. 2016. Kemampuan
menyatakan sangat setuju dan 21,74%
Mahasiswa Calon Guru Biologi
setuju perlu untuk ditingkatkan, (c) waktu
dalam Merancang Pembelajaran
pelaksanaan praktikum dan persiapan
Berbasis Praktikum: Studi Kasus
pelaksanaan praktikum 100% mahasiswa
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
setuju menyatakan sudah baik; (d)
UMS, Proceeding Biology Education
laporan dan evaluasi praktikum 76,09 %
Conference, Vol 13(1): 536-540.
mahasiswa setuju menyatakan sudah baik
4. Hariyatmi, dkk, 2012, Analisis Hasil
dan 23,91 % cukup. (3) Faktor yang
Praktikum Fisiologi Hewan
mempengaruhi pengetahuan mahasiswa
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
program studi pendidikan biologi tentang
UMS Berdasarkan Media dan
peralatan laboratorium dan fungsinya
Strategi yang digunakan pada
dapat dirangkum beberapa hal yaitu (a)
Pembekalan Praktikum, Prosseding
jumlah peralatan dan bahan masih belum
Seminar Nasional X
mencukupi ditambah lagi, sebagian alat
PendidikanBiologi FKIP UNS.
dalam kondisi rusak; (b) jumlah waktu
5. Hasruddindan S. Rezeqi. 2012.
yang terbatas; (c) mahasiswa kurang
Analisis Pelaksanaan Praktikum
terlibat aktif dalam penyiapan alat dan
Biologi dan Permasalahannya di
bahan; (d) sistem evaluasi dan laporan
SMA Negeri Se Kabupaten Karo.
praktikum juga masih kurang ideal dan
Jurnal Tabularasa PPS UNIMED
pembahasan hasil diskusi perlu
9(1): 17-32.
ditingkatkan
6. Herrani, C.R., 2015, Penggunaan
Saran dalam penelitian ini yaitu: (1)
Virtual Lab Untuk Meningkatkan
Hendaknya mahasiswa pendidikan
Keterampilan Mahasiswa Pendidikan
biologi terus meningkatkan pengetahuan
Biologi Dalam Menggunakan Alat-
dan keterampilan mereka tentang nama,
alat Mikrobiologi, Jurnal: Widya
fungsi dan cara penggunaan peralatan
Dharma Jurnal Kependidikan,
laboratorium agar mahasiswa semakin
27(2):160-174.
terampil dalam melaksanakan kegiatan
7. Huda, A.M, 2011, Analisis
praktikum. (2) Hendaknya peralatan dan
Pengelolaan Praktikum Biologi di
bahan yang dibutuhkan di laboratorium
laboratorium Biologi Universitas
dapat dicukupi, juga peralatan yang rusak
Muhammadiyah Malang, Jurnal
diganti agar kegiatan praktikum dapat
Penelitiandan Pemikiran Pendidikan,
dilaksanakan dengan lancar. (3)
1(1):37-51.
Hendaknya pada saat pelaksanaan
8. Kertiasa, N. 2006, Laboratorium
praktikum mahasiswa dilibatkan dalam
Sekolah dan Pengelolaannya, Pudak
mempersiapkan alat dan bahan. (4)
Scientific, Bandung.
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2385
Didaktik Volume 14, Nomor 1, April 2020 Natalia Kristiani Lase: Analisis Pengetahuan Mahasiswa

9. Maknun, D., 2012, Evaluasi


Keterampilan Laboratorium
Mahasiswa Menggunakan Asesmen
Kegiatan Laboratorium Berbasis
Kompetensi Pada Pelaksanaan
Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL), Jurnal: Holistik, 13 (01):121-
144
10. Munandar, K. 2008. Pengenalan
Laboratorium:Pengantar Pengelolaan
Laboratorium di Sekolah. Pandea,
Jember.
11. Peraturan Mendiknas RI. No. 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana Untuk SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA.
12. Plummer, David T. (1979), An
Introduction to Practical
Biochemistry, Second Edition, Tata
McGaraw-Hill Publishing Company,
New Delhi.
13. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
14. Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Terpadu, Jakarta: Kencana.
15. Wirjosoemarto, Koesmadji, 2004,
Teknik Laboratorium, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

2386

Anda mungkin juga menyukai