PENDAHULUAN
dkk, 2010). Hal ini pula yang tidak terlepas dari tujuan pembelajaran fisika itu
dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan
2006).
1
menggunakan sarana pembelajaran lainnya, seperti laboratorium,
begitu jarang untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi belajar.
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum sehingga sebagian besar dari siswa
yang diberikan oleh guru lebih banyak pada pendekatan matematis yang
memberikan efek negatif pada minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran
sains khususnya fisika. Hal ini timbul karena bagi mereka pelajaran IPA
pemecahan masalah masih jauh dari perhatian. Selain itu, kesulitan dalam
2
memahami pelajaran fisika menjadi masalah yang sering di hadapi oleh siswa
yang cenderung untuk malas berpikir, apatis, kurang peduli, dan masa bodoh
suatu permasalahan yang terkait dengan pelajaran fisika itu sendiri. Bila
semua permasalahan di atas terus dan terus dibiarkan bukan tidak mungkin
jika minat siswa untuk mempelajari sains menjadi minim dan tujuan dari
untuk menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis, kreatif, cerdas,
dan terbuka. Dalam konteks yang lebih luas pembelajaran IPA (Fisika) tidak
dihadapi pada proses pembelajaran fisika maka perlu ada perubahan pada
proses pembelajaran yang berpusat kepada guru menjadi berpusat pada siswa,
3
perlu dikembangkan pengalaman belajar melalui pendekatan dan inovasi yang
(Santyasa, 2007). Salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah pembelajaran
Selcuk, dkk (2008), Hideki Muneyoshi (2004), Gerard J. Puccio (2004) dan
atas tiga macam komponen penting, yaitu: ketekunan, masalah dan tantangan.
4
pendidik sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar baik secara
di luar kelas
sebagai bukti empiris tentang model CPS yang nantinya dapat digunakan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu cara berpikir dan bertindak.
Creative : Suatu gagasan yang mempunyai suatu unsur corak baru atau
suatu perhatian.
Solving : sebuah jalan pemikiran untuk menjawab, untuk temu, atau untuk
Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu proses, metoda, atau sistem
untuk mendekati suatu masalah di dalam suatu jalan/cara yang imajinatif dan
melalui solusi kreatif. Creative Problem Solving (CPS)dibangun atas tiga macam
6
pelbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu, dalam
fasilitator, motivator dan dinamisator belajar baik secara individu maupun secara
KEGIATAN
PROSES TAHAP CPS
PEMBELAJARAN
Informasi pengolahan
7
(Information informasi/data dan fakta
dalam memecahkan
masalah
Menyusun Pernyataan-
Tahap ketiga:
pernyataan masalah
Pencarian
yang selanjutnya dipilih
Masalah
untuk dipecahkan
(Problem
melalui diskusi
Search)
kelompok
Menghasilkan beragam
8
Berbagi solusi atas
masalah yang
dipecahkan melalui
Tahap
presentasi.
Keenam:
Memberi tanggapan atas
Penerimaan
solusi yang disampaikan
(Acceptance)
kelompok lain untuk
dikoreksi bersama-
sama.
konvergen dalam setiap langkahnya yang membentuk sistem yang dinamis dan
menghasilkan banyak ide atau solusi kreatif dalam proses CPS (fakta, definisi
keterampilan untuk menghasilkan solusi atau ide yang paling menjanjikan untuk
9
3. Menerima seluruh ide
6. Mencoba mengkombinasikan
4. Mencari kejelasan
sedangkan berpikir konvergen adalah pola berpikir yang mengumpul atau dengan
kata lain Berpikir divergen adalah berpikir yang beragam (bervariasi), berbagai
ide dari pengertian sudut pandang yang berbeda-beda. Berpikir konvergen adalah
memilih atau mengambil satu yang terbaik dari berbagai ide tersebut (Isrok’atun,
2012).
10
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan menggunakan literatur, baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil
Data yang dikelola pada penelitian ini adalah adalah data kualitatif dan
sumber data penelitian terdiri atas data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
dengan penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,
hanya mendapatkan data yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat kita
dilaksanakan.
Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu, khususnya
berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa
11
kualitas data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data
tersebut dapat kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti.
untuk menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk
menjawab masalah, maka pencarian data harus dilakukan lagi dengan strategi
yang sama.
identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, jurnal, web (internet)
atau informasi lainnya yang berhubungan dengan penulisan untuk mencari hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku, artikel yang berkaitan dengan kajian
Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dimana metode
12
3.3.2 Analisis Isi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi, dimana
data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya. Analisis isi adalah teknik
13
BAB IV
4.1 Hasil
pada siswa, seperti dampak siswa terhadap sikap pembelajaran, sikap siswa
Puccio (2004) mengungkapkan bahwa aspek berbeda dari CPS melibatkan peserta
didik dalam pemikiran yang imajinatif yang menyenagkan dan pula proses
divergen sebagai aspek yang banyak memegang nilai terbesar dan Cahyono
signifikan.
itu, dalam implementasinya pun lebih banyak menempatkan para pendidik sebagai
14
fasilitator, motivator dan dinamisator belajar baik secara individu maupun secara
4.2 Pembahasan
Creative problem solving berasal dari kata creative, problem, dan solving.
Creative artinya banyak ide baru dan unik dalam mengkreasi solusi serta
mempunyai nilai dan relevan; problem artinya suatu situasi yang memberikan
merencanakan suatu cara untuk menjawab atau menemukan jawaban dari suatu
problem (Mitchell dan Kowalik, 1999). Secara harfiah, CPS dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam merencanakan suatu cara/ide yang baru dan unik guna
penemuan berbagai alternatif ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam
kemungkinan tindakan pada setiap langkah dari proses pemecahan masalah yang
dihadapkan pada problem yang bersifat complex problem, yang harus sesegera
mungkin diselesaikan. Problem ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan proses
problem solving yang sudah kita kenal, tetapi siswa dituntut untuk membuat
hubungan baru dari konsep yang ada untuk dapat membuat rencana penyelesaian.
problem tersebut terasa tertutup dari solusi yang diharapkan. Oleh karena itu,
penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan creative problem solving ini.
Masalah yang sama seringkali diselesaikan dengan solusi yang berbeda karena
15
situasi yang semakin dinamis. Hal ini membutuhkan kreativitas dalam
menemukan solusi pemecahan masalah yang tepat. Kunci utama dari kreativitas
pada siswa, seperti dampak siswa terhadap sikap pembelajaran, sikap siswa
Puccio (2004) mengungkapkan bahwa aspek berbeda dari CPS melibatkan peserta
didik dalam pemikiran yang imajinatif yang menyenagkan dan pula proses
divergen sebagai aspek yang banyak memegang nilai terbesar dan Cahyono
signifikan.
16
pembelajaran CPS tahap pelaksanaannya di dalam kelas secara singkat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Memahami masalah
Pada fase ini guru memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah dan menggali pengetahuan awal siswa melalui tanya jawab yang
Contohnya:
2. Konfirmasi informasi
Pada fase ini guru mengorganisasikan kegiatan belajar siswa dengan membagi
Contohnya:
3. Pencarian masalah
masalah serta memfasilitasi siswa untuk bertukar pandangan atau ide dalam
diskusi kelompok.
Contohnya:
4. Penemuan masalah
Pada fase ini guru menciptakan suasana adu argumen, sebagai fasilitator
17
Contohnya:
5. Pemilihan solusi
Pada fase ini guru memfasilitasi siswa untuk menyeleksi solusi yang
Contohnya:
6. Penerimaan
Pada fase ini guru mengevaluasi atas alternatif solusi dan kinerja setiap
kesimpulan
Contohnya:
itu, guru memberikan kuis untuk mengevaluasi siswa atas pembelajaran yang
dilakukan.
18
BAB V
5.1 Kesimpulan
(4) penemuan masalah, siswa melakukan adu argument. (5) pemilihan solusi,
5.2 Saran
sebagai berikut:
CPS.
19
banyak waktu, guru hendaknya mampu mengatur kesesuaian waktu yang
3. Guru sebaiknya mengelola persentasi siswa lebih optimal dan tepat waktu
20