Anda di halaman 1dari 8

J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......

15 Edisi 2 Tahun 2015


ISSN 2088.9011

Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi

Wazni Adila
Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh peran perawat professional dalam pelayanan
keperawatan masih rendah. Praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di
Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan professional. Terlihat dari hasil nilai
ujian praktik comprehensive try out, masih belum memuaskan, karena yang mendapat
nilai diatas 3 (kategori baik) hanya sekitar 18% dari tiap angkatan.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang peran pembimbing klinik
keperawatan dalam pelaksanaan membimbing praktik klinik keperawatan.
Metode penelitian: penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan stategi penelitian yang
digunakan adalah studi kasus terpajang (embedded case studi research). Analisa data
dilakukan melalui analisis kualitatif. Sumber data penelitian para pembimbing praktik
klinik dan mahasiswa DIII keperawatan An-Nur Purwodadi yang praktik di rumah sakit
umum dr.Raden Soedjati Purwodadi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat metode bimbingan yang masih monoton,
kurangnya motivasi dan kurangnya dukungan dari pembimbing klinik. Pemberian
reinforment yang kurang dan masih rendahnya perhatian bimbingan dalam membedakan
kemampuan mahasiswa. Pembimbingan yang dilaksanakan masih terkesan seadanya.
Pembimbing praktik klinik mempunyai tugas ganda sebagai perawat ruangan yang
tingkat kesibukannya tinggi, sehingga pelaksanaan pre dan post conference sering kali
tidak dapat dilaksanakan. Pembimbing menilai kemampuan mahasiswa juga tidak
berdasarkan kualitas. Pembimbing belum mempunyai modul pribadi. Pembimbing hanya
melaksanakan standar operasional prosedur dan masih ada pembimbing yang belum
sesuai dengan klasifikasi sebagai pembimbing klinik serta masih kurangnya alat-alat
diruangan untuk melaksanakan tindakan keperawatan.
Kesimpulan: dukungan yang diberikan oleh pembimbing dalam memberikan persiapan
laboratorium dan pemberian umpan balik sebelum praktik di lahan masih dianggap
monoton dan belum cukup oleh mahasiswa. Belum tercipta iklim belajar yang kondusif
untuk perkembangan kemampuan, keterampilan dan sikap mahasiswa. Praktik yang
dilaksanakan masih berfokus pada rutinitas dan berorientasi pada perintah.

Kata kunci : Peran, Pembimbing, Praktik Klinik, Keperawatan

Latar Belakang praktik keperawatan, dan juga melalui


Praktik klinik merupakan sebagian dari praktik lapangan mahasiswa dapat
kurikulum pendidikan keperawatan yang menerapkan prinsip-prinsip kesituasi nyata
memberikan kesempatan kepada peserta yang dihadapi dalam pemberian pelayanan
didik untuk menerapkan ilmunya di kelas keperawatan pada pasien. Untuk mencapai
secara terintegrasi, mengembangkan kompetensi/keterampilan dilahan praktik
sikap dan keterampilan sesuai dengan ditunjang oleh kualitas tenaga pembimbing

Page 65
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

di lahan praktik dan di pendidikan serta Dari uraian latar belakang ini peneliti
sarana dan prasarana yang menunjang berkeinginan untuk meneliti Peran
Pusdiknakes (1999). Jackson (2009) pembimbing Praktik Klinik pada Praktik
menemukan adanya peningkatan nilai Klinik keperawatan Diploma III
terhadap pengaruh keterampilan pra-klinis keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi.
yang difokuskan pada pengajaran di klinik
dibawah bimbingan mentor fakultas Metode Penelitian
khususnya pada mahasiswa pemula. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif
Karakteristik instruktur klinik yang efektif dengan rancangan studi kasus, dalam
adalah yang mempunyai pengetahuan dan penelitian ini dimaksudkan untuk lebih
kompetensi klinik mempunyai keterampilan menggali informasi sehingga dapat
mengajar, hubungan interpersonal yang diketahui bagaimana peran pembimbinhg
baik dengan mahasiswa dan mempunyai dalam pelaksanakan praktik klinik
personal yang dinamik dan penuh keperawatan di Rumah Sakit Umum
antusias. Daerah dr. Raden Suedjati Purwodadi
secara mendalam terhadap pembimbing
Hasil nilai ujian praktik comprehensive try klinik keperawatan dan mahasiswa yang
out akhir program yang sudah melaksnakan praktik.
dilaksanakan pada bulan maret 2011,
masih belum memuaskan, karena yang Sampel yang akan digunakan oleh peneliti
mendapat nilai diatas 3 (kategori baik) dengan teknik proposive sampling. Dalam
hanya sekitar 18% dari tiap angkatan, dan menentukan imforman akan dilakukan
pada tahun 2011, dari 64 mahasiswa yang wawancara yang mempunyai kriteria
mengikuti ujian praktik akhir program, yang tertentu yaitu 1) pembimbing telah diangkat
mendapat nilai diatas 3,5 (kategori amat oleh institusi melalui SK pengangkatan, 2)
baik) hanya 3 mahasiswa dan nilai 2,75-3,4 pendidikan sarjanan keperawatan dengan,
terdapat 12 mahasiswa, dengan demikian 3) sudah pernah mengikuti pelatihan, 4)
masih jauh perolehan hasil pembelajaran lama kerja lebih dari 2 tahun. Imforman
praktik dari yang diharapkan. Hasl ini mahasiswa dengan tehnik snow ball
menjukkan hasil yang didapatkan belum sampling (Sugiono, 2010)
memuaskan. Padahal dimasa mendatang
memasuki era globalisasi lulusan Data primer diperoleh melalui wawancara
keperawatan tidak hanya hanya bersaing atau indep-interview dengan menggunakan
dengan tenaga kerja dari dalam negeri panduan wawancara mendalam yang
tetapi juga akan bersaing dengan tenaga berisi pertanyaan terbuka semi terstruktur
kerja asing. Merupakan tantangan apakah yang dapat mengekplorasi lebih mendalam
profesionalisme proses pembelajaran ini tentang gambaran peran pembimbing
sanggup mencetak lulusan yang mampu praktik klinik keperawatan dan observasi
bersaing dipasar global?. Untuk mengenai peran pembimbing praktik klinik
menjawabnya maka program DIII dilakukan pada saat dilakukan bimbingan
keperawatan ini sudah mulai bergeser dari praktik keperawatan. Data sekunder
paradigma teaching centered learning ke diperoleh dengan data yang menunjang
student-centered learning baik dalam pelaksanaan program praktik klinik
proses pembelajaran kelas maupun keperawatan/data dokumentasi (rencana
pembelajaran klinik. harian bimbingan praktik, formulir penilaian
san laporan kegiatan peserta didik)
Dalam ranngka meningkatkan (Sugiyono, 2010).
keterampilan praktik klinik keperawatan
peran pembimbing praktik merupakan
masalah yang sangat penting untuk dikaji.

Page 66
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3. Peran dalam mengenali (pengamatan)


1. Kepuasan pelajar mahasiswa terhadap kemampuan mahasiswa
pembimbing Penilaian terhadap sikap mahasiswa
Terdapat perbedaan kemampuan tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya,
mahasiswa yang melaksanakan praktik ini dikarenakan karena kesibukan
di Rumah Sakit. Perbedaan pembimbing disamping membimbing
kemampuan ini diakibatkan oleh mahasiswa juga melaksanakan tugas
berbagai penyebab, salah satunya sebagai perawat ruangan bahkan
karena bimbingan yang diberikan banyak pembimbing yang bertugas
terhadap mahasiswa. Mahasiswa yang sebagai kepala ruang/bangsal atau
mengeluhkan bimbingan di rumah sakit wakil kepala bangsal.
tertentu tidak bagus, sehingga Penilaian keterampilan yang
mahasiswa menyatakan kalau mau dilaksanakan oleh pembimbing selama
berangkat dinas rasanya jadi malas ini hanya terbatas pembimbing tersebut
banget. Bahkan terdapat mahasiswa pada saat dinas/piket pada saat
yang membolos sewaktu mahasiswa bersamaan dengan mahasiswa.
tersebut praktik di rumah sakit. Sedangkan tidak semua mahasiswa
Dampak dari ketidak puasan dapat bertemu atau bersamaan dinas
mahasiswa dapat dilihat dari juga dari dengan pembimbing. Sehingga
tugas yang dibebankan yaitu membuat penilaian keterampilan yang diberikan
suatu asuhan keperawatan dalam satu tidak menunjukkan kualitas mahasiswa
ruangan. Tugas ini harus diselesaikan yang sebenarnya. Pembimbing klinik
sebelum mahasiswa berpindah ruangan dari institusi biasanya hanya melhat
selanjutnya. Tugas ini dikumpulkan ke target kompetensi secara kuantitas dan
pembimbing klinik sebagai syarat telah tidak melihat secara kualitas.
menyelesaikan tugas di bangsal
tersebut. Mahasiswa banyak yang tidak 4. Peran dalam membuat perencanaan
mengerjakan tugas ini tepat waktu, pembelajaran yang melibatkan
tugas yang dikumpulkan tersebut harus mahasiswa dan pembimbing pada
di konsulkan terlebih dahulu oleh kenyataannya sangat jarang ada
pembimbing. Disamping itu pembimbing yang member kan
ketercapaian target kompetensi juga kesempatan kepada mahasiswa untuk
kurang, seharusnya target tersebut di diberi pasien kelolaan dan jika ada
haruskan mencapai minimal 80%. biasanya pembimbing tidak mengikuti
Mahasiswa dapat memenuhi target proses keperawatannya dan hanya
kompetensi keterampilan hanya rata- melihat hasil dari laporan kasus yang
rata 65%. dibuat oleh mahasiswa. Kebanyakan
mahasiswa tidak diberi kesempatan
2. Peran dalam pemberian dukungan untuk mengelola pasien untuk
kepada mahasiswa melakukan pengkajian/anamnesa,
Pembimbing telah memberikan latihan- diagnose keperawatan, intervensi,
latihan yang intensive di laboraturium implementasi dan evaluasi. Mahasiswa
keperawatan sebelum memasuki dalam melaksnakan kegiatan/tindakan
praktik. Tetapi pelaksanaannya masih selalu terputus-putus. Mahasiswa
dirasakan mahasiswa hanya mengeluh hanya diperintah oleh senior
kuantitasnya, serta masih monoton. hanya untuk mengambil obat di
Pembimbing masih kurang dalam apotek,mengantar pasien ke ruang
memberikan dukungan, kepercayaan, operasi, mengambil hasil rongent dan
kesempatan, bimbingan dan melakukan tindakan vital sign dengan
memberikan reinsforcement. terputus-putus atau pada pasien yang

Page 67
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

berbeda. Mahasiswa menjadi tidak (lost customer analysis). Jadi masih


mendapat kesempatan melaksnakan rendahnya penilaian yang berorientasi
tindakan tersebut dengan tidak terhadap kepuasan mahasiswa dalam
terintegrasi pada pelaksanaan proses pelaksanaan praktik klinik keperawatan.
keperawatan/tahap keperawatan.
Pemberian dukungan kepada mahasiswa
5. peran dalam memberi pengembangan dengan mengurangi rasa takut dan stress
pembelajaran klinik berdasarkan pada mahasiswa masih dirasakan masih
pengalaman pembimbing. berorientasi pada pembimbing sebagai
Pengembangan pembelajaran yang pusat peran dalam pencapaian hasil
diterima mahasiswa selama ini hanya pembnelajaran/tutorial belum sebagai
pengalaman pembimbing pada saat motivator yang memotivasi dan
dirumah sakit dan disampaikan tidak menimbulkan kesadaran tentang belajar
disertai dengan modul yang dibuat dari mahasiswa. Dalam pemberian dukungan
pembimbing. Pembimbing tidak seharusnya dapat melakukan bimbingan
mempunyai kumpulan pengembangan dengan berkelanjutan karena dukungan ini
pembelajaran dari pengalamannya. akan mempengaruhi motivasi dan percaya
Pembimbing mengikuti SOP yang telah diri mahasiswa dan merupakan kunci dari
ada dan pelaksanaan di lahan sangat keseimbangan situasi kerja sehingga dapat
berbeda jauh dengan yang ada di tools. mendorong dan menstimulasi agar bisa
Sebagai contoh peralatan untuk tumbuh bersama seperti yang telah
mempersiapkan injeksi pada pasien disampaikan oleh Mills (2005). Rasa
yang digunakan berbeda dengan yang kepercayaan yang timbul ini akan
ada di tools. Dalam memberikan membuat hubungan anatara mahasiswa
bimbingan pembelajaran mahasiswa dan pembimbing lebih dekat sehingga
tidak di ajak berdiskusi tentang model mahasiswa akan lebih berani dalam
pembelajaran yang disukai oleh mengungkapkan permasalahan kepada
mahasiswa. Pembimbing lebih pembimbing. Suarli (2010) menyatakan
cenderung monoton dalam supervisi harus dilakukan dengn frekuensi
menyampaikan bimbingan, apabila yang berkala. Supervisi yang dilakukan
mahasiswa tidak mengetahui tentang hanya sekali, bias dikatakan bukan
apa yang disampaikan kemudian supervisi yang baik karena
ditayakan dari mana mahasiswa organisasi/lingkungan selalu berkembang.
tersebut. Masih terdapat juga beberapa Pelaksanaan supervisi pada lembaga ini
pembimbing yang masih baru lulus masih terbatas pada pemenuhan tugas
jenjang pendidikannya sehingga administrative dan masih merupaka
pembimbing tersebut belum mempunyai kegiatan yang bersifat inspeksi dan belum
pengalaman di klinik. mampu memberikan dukungan untuk
meningkatkan pengetahuan praktik dan
Pembahasan belum menimbulkan rasa yang aman pada
Penelitian ini menunjukan bahwa peran saat praktik.
pembimbing klinik akan berdampak pada
kepuasan mahasiswa, sehingga ketercapai Bentuk dukungan lain yang dilakukan oleh
kompetensi akan sulit untuk dapat dicapai. pembimbing adalah menumbuhkan rasa
Seperti yang di ungklapkan oleh kolter percaya diri dengan meningkatkan
(1997) menyebutkan beberapa metode keterampilan dilaboratorium yang
untuk mengukur kepuasan pemakai, dilakukan institusi. Tetapi selama ini praktik
anatara lain: a). system keluhan dan saran laboratorium belum dapat mendorong
. b). survey kepuasan pemakai. c) ghoset mahasiswa untuk memiliki motivasi dalam
shopping. d) analisis kehilangan pemakai diri mereka sendiri untuk berupaya keras

Page 68
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

mencapai kompetensi yang diinginkan Mini-hospotal dan praktik dilahan ini


karena pelaksanaannya masih di anggap merupakan upaya untuk mempermudah
monoton dan gambaran prakrtik dilahan dalam upaya meningkatkan kemampuan
belum merasakan cukup sehingga masih dan daya tanggap dari mahasiswa
membuat mahasiswa kurang percaya diri berbeda-beda. Mestinya seorang
untuk terjun dilahan. Persiapan pembimbing mampu mengidentifikasi
laboratorium ini sesuai dengan kekampuan mahasiswa tersebut. Tetapi
Pusdiknakes (2007) yang menyatakan selama ini pembimbing mengaggap
pengalaman belajar teori dan praktik kemampuan mahasiswa sama karena
dilaboratorium merupakan proses sudah lulus target di laboratorium ini belum
pembelajaran yang penting untuk sejalan dengan Nurhayati (2011).
mempersiapkan mahasiswa dalam Perbedaan kemampuan mahasiswa,
melaksankan pembelajaran praktik klinik. menangani permasalahan perbedaan
Dari penelitian yang dilakukan oleh Griscti kemampuan dari mahasiswa ada beberapa
(2004), menemukan bahwa pembimbing stategi yang dapat digunakan untuk
mengingikna mahsiwa untuk lebih mengembangkan keterampilan dalam
mempersiapkan teori dan keterampilan memahami, anatara lain
laboratorium di institusi. Pembimbing tidak :1) melatih presentasi bergiliran didepan
menyadari tidak bias membimbing dengan kelas,
maksimal karena waktu yang minimal dan 2) memberikan kesempatan untuk
sibuk oleh beban kerja. Agar pelaksanaan mengulang pembicaraan saat terjadi
praktik laboratorium ini dapat sesuatu yang tidak terduga,
meningkatkan motivasi dan tidak di anggap 3)mendorong mahasiswa merespon
menonton oleh mahasiswa mestinya selama pembicaraan untuk mengetahui
pembimbing memodifikasi metode-metode apakah mereka benar-benar mengetahui,
pembelajaran dilaboratorium. Menurut 4) melibatkan mahasiswa dalam
Stockwell dalam Dryden (2000) pembicaraan, secara langsung maupun
menyatakan untuk pembelajaran sesuatu tidak langsung,
dengan cara efektif, mahasiswa harus 5) meminta mahasiswa menulis,
melihat, mendengar dan merasakan menceritakan, mendiskusikan,
secara terus menerus. Untuk memecahkan masalah, mencari kasus
menumbuhkan rasa percaya diri sejenis, meresume materi,
mahasiswa ketika melaksanakan praktik 6) mencari bimbingan untuk meningkatkan
dilahan, seharusnya institusi keterampilan menyimak, pernyataan
menyesuaikan perlengkapan laboratorium tersebut diperkuat oleh Abbatt (1998) cara
yang menyerupai/mendekati situasi yang mengajar mahasiswa dengan kemampuan
menyerupai situasi yang sama dengan yang berbeda, antara lain;
lahan praktik atau institusi mempersiapkan 1) pastikan bahwa terdapat cukup waktu
mini-hospital . adanya mini hospital mahasiswa untuk belajar mandiri.
mahasiswa akan mendapatkan Mahasiswa diberi waktu 2 jam untuk
keterampilan sesuai dengan standar belajar mandiri. Mahasiswa diberi waktu 2
kompetensi yang ada dalam kurikulum dan jam untuk belajar mandiri setiap 1 jam
sesuai dengan program peningkatan perkuliahan.
sumber daya manusia melalui program 2) gunakan metode mengajar yang
sertifikasi tenaga kesehatan (Dinkes berbeda.
propinsi jabar, 2011). Dilembaga ini 3) lebih banyak latihan.
laboratorium telah memenuhi kriteria 4) berbicara dengan mahasiswa secara
standar yang ada, tetapi individu.
gambaran/penataan laboratorium dibuat 5) gunakan metode intruksi diri sendiri. Jika
seperti mini-hospotal. memungkinkan gunakan program slide

Page 69
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

kaset atau program tertulis. Jika ini tidak (2001) menemukan factor-faktor yang
memungkinkan karena keterbatasan dapat mendukung atau menghambat
peralatan bisa memberikan mahasiswa prestasi dari tim supervise adalah
catatan tertulis. komitment, motivasi dan interaksi. Selain
hal tersebut pemberian reward juga akan
Disamping pembimbing harus dapat mempengaruhi. Penelitian Brunero
menambah motivasi lain dengan menemukan ada bukti yang menunjukkan
pemberian reinforcement. Reinforcement bahwa clinical supervise dapat
secara verbal masih belum familier memberikan dukungan dan menghilngkan
diterima oleh mahasiswa langsung, tetapi stress serta sarana mempromosikan
biasanya lewat teman. Ini belum sejalan akuntabilitas professional, keterampilan,
dengan pernyataan menurut Gagne dalam pengembangan pengetahuan. Kesempatan
Dahar (2011) secara garis besar ada ini merupakan kegiatan pembelajaran
beberapa fase dalam satu tindakan belajar dimana pembimbing memberikan informasi
(learning act), dan fase terakhir yaitu dan membahas kasus-kasus terpilih dan
memberikan umpan balik. Didukung tersedia di lahan praktiksesuai dengan
dengan pernyataan Abbatt (1998) kompetensi yang ditetapkan.
memberikan umpan balik harus diberikan
terhadap mahasiswa, dan umpan balik Pertemuan pasca klinik merupakn
harus mengandung 3 bagian; kombinasi dari debriefing, belajar dan
1) umpan balik harus memberikan membuat rancangan. Pertemuan ini
dorongan dan menghargai apa yang telah merupakan kesempatan bagi para
dilakukan dengan baik. mahasiswa dalam berbagi pengalaman
2) umpan balik harus memberikan petunjuk dari hari itu dan mendiskusikannya secara
keseluruh nilai standar pekerjaannya, terbuka setiap kesulitan yang ditemui, hal
3) umpan balik harus dapat menujukkan ini juga merupakan kesempatan mentor
mana yang salah dan bagaimana untuk memuji mahasiswa yang memiliki
kinerjanya dapat ditingkatkan. Smith (2001) kinerja yang biak dan mengidentifikasi
menyatakan lingkungan yang positif dan aspek-aspek pelayanan yang dapat di
pemberian umpan balik yang jelas akan tingkatkan. Mahasiswa harus
mempengaruhi belajar peserta didik. meninggalkan pertemuan pasca klinik
dengan perasaan menghormati dan
Pemberian umpan balik ini dapat mendapat dukungan untuk upaya belajar
dilaksanakan pada semua kegiatan mereka (Pusdiknakes, 2007)
pembelajaran pada saat mahasiswa di
tempat praktik. Baik pada saat tindakan Pendidik harus memperhatikan siswa demi
keperawatan maupun pelaksanaan pre dan siswa dalam perkembangan belajarnya.
post conference. Pre dan post conference Peran pendidik dapat dilihat dalam
masih sulit dilaksankan karena kesibukan memperhatikan serta membimbing siswa
pembimbing. Dan hanua berorientasi pada yang kurang berprestasi atau memberikan
perkenalan bertugas yang lain dan perhatian bagi siswa yang berprestasi baik.
orientasi lingkungan bangsal padahal Hal ini semua bertujuan agar siswa merasa
seharusnya ini bisa untuk menggali diperhatikan tanpa adanya perbedaan
perkembangan kemampuan untuk lebih anatara siswa yang satu dengan siswa
kreatif dan kritis. Ini belum sejalan dengan yang lainnya (Umiarso, 2010).
pernyataan lichtman dalam Gruendemenn Pelaksanaan pre dan post test conference
(2006) pertemuan-pertemuan pre dan untuk mengidentifikasi perkembangan
pasca klinik sering kali di anggap sebagai mahasiswa hanya dilakukan hanya
salah satu komponen paling berharga dilaksanakan pada beberapa bimbingan.
dalam pengajaran klinik. Penelitian Hyrkas Seharusnya pembimbing tidak sekedar

Page 70
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

untuk mentransfer ilmu namun lebih dari itu metode pembelajaran pada saat ini belum
juga berperan sebagai agen pencerahan. dapat mengasah analisis mahasiswa,
melatih pemecahan masalah serta
Kesibukan pembimbing akan mengevaluasi permasalahan secara
mengakibatkan intensitas/frekuensi menyeluruh.
bimbingan dengan mahasiswa berkurang.
Mahasiswa yang seharusnya belajar di Simpulan
klinik dengan melaksnakan proses Pembimbing melakukan penilaian hasil
keperawatan menjadi berfokus pada belajar mahasiswa dibuat berdasarkan
rutinitas dan berorientasi pada perintah pertimbangan personal dan pertimbangan
pembimbing maupun perawat senior yang administrasi. Mahasiswa melaksanakan
lain. Pembimbing beranggapan bahwa pembelajaran klinik belum ada seorang
model pembelajaran yang diberikan ahrus mentoring khusus yang diharapkan mampu
menyesuaikan dirinya, ini tidak sejarah untuk mengawasi, menilai dan
dengan Puetz (1987) dalam Gruendemann memfasilitasi proses belajar mahasiswa.
(2006) mengatakan jika gaya pembelajaran Pembimbing belum mampu untuk
yang disukai peserta didik dijadikan dasar menciptakan iklim belajar yang kondusif
dalam pengajaran, hasil terbesar yaitu untuk perkembangan kemampuan,
kepuasan dengan pengalaman keterampilan dan sikap mahasiswa.
pembelajaran akan tercapai. Jadi selama Pembimbing belum memahami kebutuhan
ini perencanaan pembelajaran yang belajar mahasiswa yang meliputi
melibatkan mahasiswa belum dapat kompetensi yang harus dicapai.
dilaksanakan sepenuhnya.
Pembimbimbing melaksanakan proses
Perencanaan pembelajaran pada umum pembelajran didorong hanya pengalaman
nya berhubungan dengan pengalaman dirinya bukan berorientasi pada temuan
pembimbing. Bimbingan yang disampaikan mahasiswa dan permasalahan mahasiswa
tidak disertai modul pembelajaran. Metode dan permasalahan mahasiswa.
pembelajaran. Metode bimbingan dilahan Pembimbing belum menyadari dampak
masih monoton. Ini belum sejalan dengan dari bimbingan yang selama ini di berikan
Pusdiknakes (1996) metode bimbingan ke mahasiswa akan sangat berpengaruh
dapat dilaksanakan secara berikut: terhadap kepuasan mahasiswa,
1) bimbingan tidak langsung antara lain kemampuan mahasiswa, mutu lulusan dan
dengan penugasan diberikan secara keberlangsungan profesi mereka.
kelompok perorangan tentang kasus atau
tindakan keperawatan yang terjadi sehari- Saran
hari dengan maksud mendapatkan Pentingnya adanya pelatihan clinical
pengalaman secara komprehensif. instruktur secara berkala. Membuat
2) bimbingan langsung meliputi; perencanaan praktik mahasiswa secara
a) ward class ward teaching, comprehensive dan mencoba membuat
b) ward clinics, terobosan untuk pelaksanaan praktik di
c) ward conference, rumah sakit rujukan serta membuat
d) nursing round, perencanaan dengan melibatkan
e) studi case, pembimbing dari luar institusi (meminta
f) bedside teaching, pembimbing dari luar rumah sakit tersebut
g) supervise .. yang membuat mahasiswa dilahan secara
teruas menerus).
jadi pembimbing belum dapat
menunjukkan modul untuk membantu
mahasiswa dalam proses bimbingan. Jadi

Page 71
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi
J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume......15 Edisi 2 Tahun 2015
ISSN 2088.9011

Daftar Pustaka Umiarso. Gojali, I. (2010) Managemen


Mutu Sekolah Di Era Otonomi
Abbatt, F.R.(1998) Pengajaran Yang Pendidikan, Ircisod; Yogyakarta.
Efektif: Pedoman Bagi Pembinaan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Dahar, R.W.(2011) Teori-Teori Belajar Dan
Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Griscti, O. Jacono, J (2004) The Nurse
Educators Clinical Role. Blackwell
Publishing.No.84-91.
Gruendemann, B.J Fermsebner, B. (2006)
Keperawatan Perioperatif,
Jakarta:EGC.
Hyrkas, K. Schmidleherner, K.A. illmonen,
M.P. (2001) Expert Supervisiors
View Of Clinical Supervision: A
Study Of Factors Promoting And
Inhibiting The Achiements Of
Multiprofesional Team Supervision.
Blackwell Science. No. 387-396.
Jakso, MB. Keen, M. Wenrich, D.C Robins,
L. Goldisteins, E.A (2009) impact
of a Pre-Clinical Skill Curriculum
On Student Performance In Third-
Year Clerkships, University Of
Woshington.
Pusdiknakes. (1999) Juknis Pelenggaran
Perguruan Tinggi D-III
Keperawatan, Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Departemen
Kesehatan RI: Jakarta
Pusdiknakes. (1996). Petunjuk Teknis
Pengajaran Klinik Bagi Instruktur
Klinik Ppb, pusat pendidikan
tenaga kesehatan departemen
kesehatan RI: Jakarta.
Pusduknakes. (2007) Panduan
Pembelajaran Praktek Klinik
Pendidikan D-Iii Keperawatan
Berbasis Komunitas : Jakarta
Smith, L.s. Mcallister, L.E. Crawford, C.S.
Mentoring Benefit And Issue For
Public Health Nurses, J Public
Health Nursing (2001) Vol. 18
No.2, pp 101-107.
Sugiyono. (2010) metode Penelitian
Kunatitatif Kualitatif Dan R Dan
D.Bandung: Alfabet

Page 72
Peran Pembimbing Praktik Klinik Pada Praktik Klinik Keperawatan Diploma III
Keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi

Anda mungkin juga menyukai