Anda di halaman 1dari 112

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada
hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko-sosiospiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Keberhasilan seorang perawat professional dalam memberikan pelayanan
keperawatan sangat tergantung pada kemampuannya mensintesis berbagai ilmu
tersebut dan mengaplikasikannya kedalam suatu bentuk pelayanan professional.
Oleh karena itu sifat pendidikan keperawatan juga menekankan pemahaman
tentang keprofesian (Nurhidayah, 2009).
Pendidikan keperawatan bersifat akademik profesional. Dalam upaya
peningkatan mutu profesionalisme, sistem pendidikan harus mampu memberikan
landasan kemampuan untuk menanamkan keunggulan terhadap lulusannya
(Nursalam & Efendi, 2008). Langkah strategis penataan sistem pendidikan tinggi
keperawatan adalah dengan memantapkan struktur pendidikan tinggi keperawatan
menjadi pendidikan akademik dan profesi, membina kompetensi lulusan sehingga
lulusan mampu untuk berkompetisi, dan meningkatkan kemampuan melakukan
serta mengarahkan riset ilmiah keperawatan guna menopang upaya mengatasi
masalah keperawatan dan pengembangan keilmuan (Simamora, Roymond H.,
2009).
Penerapan pendidikan dalam keperawatan mengaplikasikan teori dan
praktik keperawatan. Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut
mempunyai kemampuan untuk menerapkan materi yang sudah dipelajari di kelas.
Tuntutan kompetensi ini dapat diwujudkan apabila peserta didik melakukan
pengalaman belajar di laboratorium (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Selain itu,
proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat teori-teori atau

pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain (Nursalam &
Efendi, 2008).
Laboratorium merupakan tempat melakukan aktifitas yang berbentuk
pengembangan peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran,
yaitu analisis, diskusi ilmiah, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui
serangkaian debat ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta
pengembangan metode, perangkat lunak, peraturan, dan prosedur praktikum
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Laboratorium adalah ruangan yang dirancang
sesuai kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fungsi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pusdiknakes, 2009;
dalam Musiana & Hussein, 2015).
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan pendidikan yang diharapkan
menghasilkan lulusan dengan keterampilan khusus (spesifik), untuk itu kurikulum
pendidikan tenaga kesehatan memuat kurikulum inti maksimal 80% dan
kurikulum institusi minimal 20%. Struktur program pendidikan tenaga kesehatan
memuat 40% kandungan materi teori dan 60% materi praktik, sehingga
laboratorium memegang peranan penting dalam pencapaian kompetensi yang
disyaratkan dalam kurikulum (Pusdiknakes, 2009; dalam Musiana & Hussein,
2015).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran di
laboratorium dapat tercapai dengan optimal, yaitu: jumlah peserta didik dalam
satu kelompok, rasio instruktur dengan peserta didik, rasio alat dan bahan praktik
dengan jumlah peserta didik, kesempatan yang diberikan pada peserta didik untuk
melaksanakan praktik sesuai dengan jumlah jam pembelajaran, pemilihan metode
yang sesuai, dan ketersediaan materi ajar praktik di laboratorium berupa pedoman
praktik atau modul praktik (Pusdiknakes, 2009; dalam Musiana & Hussein, 2015).
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember merupakan
salah satu instansi keperawatan yang berada di Kabupaten Jember, Jawa Timur
yang menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Keperawatan (S1), Program
Alih Jenis (AJ), dan Program Profesi (Ners). Peserta didik regular pada setiap
semesternya sebagian besar terdapat mata kuliah dengan muatan praktik

laboratorium. Beberapa laboratorium keperawatan yang terdapat di

Program

Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), salah satunya yaitu Laboratorium Dasar


Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD).
Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) memiliki
visi menjadi pusat pendidikan keperawatan dasar di wilayah regional Jawa Timur
bagian Timur yang memiliki nilai-nilai professional keperawatan. Laboratorium
ini memfasilitasi mahasiswa keperawatan untuk siap menjadi perawat
professional, baik secara keilmuan (knowledge), sikap (attitude), maupun
keterampilan (skill). Adapun kegiatan praktikum yang dilakukan di Laboratorium
Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) ini adalah sesuai dengan
Hierarki Maslow mulai dari kegiatan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri.
Mahasiswa semester VII Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
Universitas Jember yang menempuh matakuliah Manajemen Keperawatan
dibebankan untuk menyelesaikan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL). Pada
kegiatan PBL ini, kelompok mendapatkan Laboratorium Dasar Keperawatan
Keperawatan Dasar (DKKD) untuk mengkaji dan mengelola laboratorium mulai
dari ketenagakerjaan, sarana prasarana, metode, keuangan,

dan market yang

diterapkan di Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD).


1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Menganalisis sistem manajemen keperawatan yang diterapkan di

Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi


Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember.
1.2.2

Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi sistem manajemen keperawatan yang diterapkan di


Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember.

b. Menganalisis kualitas Laboratorium

Dasar Keperawatan Keperawatan

Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas


Jember melalui analisis SWOT.
c. Membuat Planning of Action (POA) sistem manajemen Laboratorium
Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) Universitas Jember.
d. Mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dalam sistem
manajemen Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar
(DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember.
1.3 Manfaat
1.3.1

Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa adalah memberikan rasa nyaman pada
mahasiswa dan membuat pembelajaran praktik di laboratorium menjadi

1.3.2

lebih kondusif.
Bagi Laboratorium
Manfaat bagi laboratorium adalah dapat menciptakan iklim sistem
manajemen keperawatan yang baik dan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan standard pelayanan keperawatan yang holistic sehingga

1.3.3

dapat meningkatkan kualitas laboratorium keperawatan.


Bagi Instansi Pendidikan
Manfaat bagi instansi pendidikan adalah sebagai pengembangan sistem
manajemen keperawatan yang profesional.

BAB 2
PENGKAJIAN
2.1

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 17-18 November 2015, meliputi

ketenagaan, sarana dan prasarana, metode, sumber keuangan dan pangsa pasar.
Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh
beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.1.1
1.
a.

Analisis Situasi
Ketenagaan (Man /M1)
Jumlah tenaga Laboratorium Dasar Keperawatan dan

Keperawatan Dasar (DKKD) sejumlah satu orang.


b.

Latar belakang pendidikan tenaga laboratorium DKKD


adalah D-III Keperawatan dengan masa kerja 8 bulan dan saat ini sedang
menjalani pelatihan prajabatan. Sedangkan standard tenaga kependidikan
menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan tinggi dan Badan Standar Nasional Pendidikan 2013 harus
memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik minimum yang
dinyatakan dengan ijazah sesuai kualifikasi tugas pokok dan fungsinya
2) Tenaga kependidikan khusu seperti pustakawan, laboran, teknisi, tenaga
keuangan, pengadaan barang, dan jasa wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai bidang tugansnya yang dikeluarkan oleh lembaga
sertifikasi yang diakui pemerintah
3) Dalam hal belum terdapat lembaga sertifikasi sebagaimana diamaksud
pada ayat (2), perguruan tinggi wajib melakukan uji kompetensi tenaga
kependidikan sesuai spesifikasi pekerjaan.

c.

Tidak ada struktur organisasi di laboratorium DKKD

d.

Tingkat pemakaian ruangan sesuai jadwal yang


ditetapkan akademik, sebanyak satu kali setiap kelas dengan waktu 100 menit
yang terjadwal dan terdapat 3 kelas yang memiliki jadwal tetap menggunakan

laboratorium DKKD. Praktikum mandiri dapat dilakukan apabila mahasiswa


dirasa kurang dengan praktikum yang telah terjadwal.
e.

Jumlah mahasiswa yang menggunakan Laboratorium


DKKD berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1
dan 2 melakukan praktikum pada hari yang sama sedangkan kelompok 3
melakukan praktikum pada hari berikutnya. Jumlah tersebut didapat dari
absensi akademik angkatan 2014 yang merupakan mahasiswa aktif yang
menempuh mata kuliah IKD 3B. hal ini dilakukan karena buku daftar
pengunjung laboratorium DKKD belum ditemukan hingga tanggal 18
November 2015. Terdapat beberapa mahasiswa yang akan melakukan
praktikum mandiri dan jumlahnya tidak tentu. Selain itu juga terdapat
mahasiswa pra profesi yang melakukan kegiatan kepaniteraan sebanyak 2 kali
dalam 1 tahun. 1 laboran di laboratorium DKKD. Berdasarkan jumlah
mahasiswa aktif yang menggunakan laboratorium yakni pada angkatan 201,
maka penghitungan jumlah laboran dengan jumlah mahasiswa adalah:
Rata-rata jumlah mahasiswa (131/ 3 kali pertemuan) = 43 tiap pertemuan.
Sedangkan jumlah tenaga laboran adalah 1. Untuk membandingkan
kesesuaian antara laboran dengan mahasiswa belum ada perhittungan secara
pasti. Namun, berdasarkan Menteri Pendidikan Nasional RI No 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan tinggi, perbandingan pengajar dengan
mahasiswa adalah 1:20 (IPA) dan 1:30-45 (IPS). Sedangkan berdasarkan hasil
wawancara terkait beban kerja yang dilakukan oleh mahasiswa Keperawatan
Universitas Jember, laboran mengatakan tidak merasa kelelahan dalam
melaksanakan tugas di laboratorium. Jumlah jam kerja maksimal dalam 1
minggu adalah 40 jam.

F. Alur masuk laboratorium DKKD


1. Sehari

sebelum

melakukan

praktikum,

perwakilan

mahasiswa

menghubungi teknisi laboratorium untuk kontrak laboratorium dan alat


2. Saat akan memasuki laborarium mahasiswa wajib untuk meletakkan tas
pada loker yang telah disediakan dan membawanya kuncinya ke dalam
ruangan

3. Mahasiswa meletakkan dan menata sepatu pada tempat yang disediakan


dengan rapi
4. Mahasiswa masuk ke ruangan dan mengisi daftar hadir pada buku
kunjungan laboratorium
5. Mahasiswa menaati peraturan laboratorium DKKD
f.

Analisis ketenagaan jumlah teknisi laboratorium sejumlah satu orang dengan


latar belakang pendidikan D3 Keperawatan. Berdasar Standar minimal
Laboratorium yang ditetapkan oleh BAN PT, sebegai berikut:
1) Laboran harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya D-III
(Ahli

Madya)

di

bidang

ilmu

kebidanan/keperawatan/analis

kimia/pendidikan MIPA;
2) Laboran harus memiliki ijazah yang berasal dari PT yang terakreditasi
BAN PT dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75;
3) Laboran harus berkebangsaan Indonesia, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berkelakuan baik dan sehat jasmani serta rohani;
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hal tersebut yaitu jumlah
laboran di laboratorium DKKD Universitas Jember telah sesuai dengan jumlah
pengunjung tiap harinya di laboratorium tersebut.
Analisa Masalah:
No
1.
2.

Masalah
Penyimpanan buku daftar pengunjung laboratorium kurang baik
Belum adanya struktur kepengurusan atau laboran

2.
a.

Sarana dan Prasarana (M2/ Material)


Lokasi dan Denah Ruangan

U
B

Gambar Denah Lokasi Laboratorium DKKD

S
Keterangan
A
B
C
D
E
F
G
H
I

: Tangga
: Waiting Room
: R. Dosen
: RK. VII
: R. GPM
: Mushola
: Lab DKKD R. Tindakan
: Lab DKKD R. Alat
: R. Loker
: R. GPM
Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember merupakan salah satu fasilitas dalam
bidang akademik yang disediakan untuk mahasiswa. Laboratorium DKKD berada
di lantai tiga gedung laboratorium Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember yang beralamat di Jl. Kalimantan No. 37 Tegal Boto, Jember, Jawa Timur
68121. Laboratorium DKKD berada di selatan Ruang Dosen DKKD, sebelah
timur Ruang Loker, dan disebelah barat tangga. Laboratorium DKKD terdiri dari

dua ruang yaitu ruang tindakan dan ruang alat. Ruang tindakan di laboratorium
DKKD berbasis ruang rawat inap yang diatur seperti ruang bangsal di rumah
sakit.
b.

Lingkungan Kerja
Menurut pengkajian, laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar

(DKKD) terdiri dari dua ruangan. Ruangan pertama adalah ruang penyimpanan
alat dan ruangan kedua adalah ruang tindakan atau ruang praktikum. Luas ruangan
penyimpanan alat adalah 30 m2 dan luas ruang praktikum adalah 66 m2. Menurut
surat edaran Ditjen Dikti Nomor 2920/DT/2007 Standart Laboratorium 2 m 2 /
mahasiswa. Luas ruang praktikum DKKD adalah 55 m 2 dengan jumlah rata-rata
mahasiswa yang praktikum adalah 44 orang. Dapat diperoleh area kerja masingmasing mahasiswa adalah 1,25 m2 atau kurang dari 2 m2. Sehingga aspek
laboratorium belum sesuai standart. Lingkungan kerja di laboratorium DKKD
cukup luas, jika ruangan digunakan untuk praktikum dengan jumlah mahasiswa
20-30 mahasiswa Tetapi jika ruangan digunakan melebihi kapasitas, kondisi
ruangan mennjadi tidak kondusif. Maka biasanya akan dilakukan system rolling
agar praktikum lebih kondusif. Terdapat satu laboran di laboratorium DKKD.
Jadwal kerja laboran dimulai pukul 07.00 16.00 WIB di hari Senin-Kamis dan
pukul 07.00 16.30 WIB di hari Jumat.
Menurut Standart Nasional Pendidikan Tinggi (2013) setiap perguruan
tinggi wajib memenuhi prasarana untuk melaksanakan Tridharma perguruan
tinggi salah satunya berupa laboratorium. Ruang laboratorium harus disediakan
dengan luas ruang yang memenuhi syarat gerak dan spesifikasi aktifitas praktikum
dan didasarkan pada efektifitas keberlangsungan proses pembelajaran untuk
ketercapaian pembelajaran praktik. kapasitas ruang kuliah paling banyak adalah
40 orang untuk program sarjana dan program profesi. Dan luas ruang kuliah tidak
kurang dari 20 m2 atau paling sedikit 1,5 m2 untuk setiap mahasiswa. Sedangkan
menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 234/U/2000 tentang
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi pasal 12 dinyatakan bahwa ruang kuliah
untuk setiap mahasiswa adalah 0,5 m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

10

lingkungan kerja di PSIK Universitas Jember kurang sesuai dengan Standart


Nasional Pendidikan Tinggi.
c.

Gambaran kapasitas tempat tidur di ruangan


Terdapat lima orthopaedic bed di laboratorium DKKD. Pemutar dan tombol

untuk mengatur tinggi rendahnya tempat tidur berfungsi dengan baik. Side rail
juga berfungsi dengan baik. Masing-masing tempat tidur terpasang sprei, perlak,
steek laken, selimut, bantal dan guling. Stand infus dan lemari pasien terdapat di
sebelah tempat tidur pasien.

11

d. Peralatan dan fasilitas


Laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember termasuk laboratorium tipe III. Menurut PLP (2013) Laboratorium Tipe III adalah
laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan
khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
NO

1.

KOMPETEN
SI

SUBSTANS
I KAJIAN

Mampu
1.1
cuci
melaksanaka tangan
n
asuhan bersih
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
pengontrolan
infeksi
1.2
mengenak
an sarung
tangan
steril

MATA
KULIA
H

ALAT
SMT

IKD
IIIB

IKD
IIIB

JENIS

a. Handuk
kering

JUMLAH
TERSEDIA

23

BAHAN HABIS PAKAI


JENIS
JUMLAH
TERSEDIA

STANDART
RASIO
ALAT:MHS

RASIO
ALAT:MHS
DI Lab.
DKKD
PSIK

KETERAN
GAN

1. Tissu
2. Sabun
biasa/desin
fektan

5 rol
15

1:5

23:44

Terpenuhi

1. Sarung
tangan
steril

Ukuran 7
sejumlah 3
pack, ukuran
7,5 sejumlah
1 pack,
ukuran 8
sejumlah 3
pack

1:5

7:44

Tidak
terpenuhi

12

1.3
mengguna
kan APD

IKD
IIIB

1.4
IKD
pengelolaa IIIB
n alat &
bahan
terkontami
nasi

1.5
pembuatan
larutan
desinfekta
n

IKD
IIIB

a. Gown/gaun
b. Pelindung
mata
a. Kain
pengering
b. Tromol/tople
s
c. Tablet
formalin
d. Bengkok

8
9
1
Kecil 4,
besar 5

1. Sarung
tangan
2. Masker

7 pack

1:5

8:44

9 pack

1:5

9:44

1. Sarung
tangan
2. Sabun
3. Lampu
spiritus

7 pack

1:5

4. Spiritus/al
kohol
5. Korek api
e. Korentang
4
6. Kapas
kecil
bulat
f. Tromol berisi
1
7. Lap
kasa steril
8. Sterilisato
g. kom
r
Kecil 3, besar 9. Kasa
6
10. Bensin
11. Spuit
a. Gelas
5
1. larutan
ukur/spuit
sabun
b. Timbangan
1
2. Sabun
c. Pisau/sendok 3. larutan
makan
lisol dan
d. Alat
kreolin
pengaduk
e. Ember kecil 4

Tidak
terpenuhi

15
1:5
Kecil 4, besar 1:5
1

1:44
5:44

Tidak
terpenuhi

1:5

9:44

terpenuhi

1 pack

1:5
1:5

4:44

1:5
1:5

1:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1 pack
28
15
-

1:5

9:44

1:5

5:44

1:5
1:5

1:44
-

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1:5

4:44

Tidak

13

Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebersihan
diri
dan
lingkungan

2.1
IKD
menyiapka IIIB
n tempat
tidur
tertutup

2.2
IKD
menyiapka IIIB
n tempat
tidur
terbuka

2.3
IKD
menyiapka IIIB
n tempat

f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
a.
b.

Baskom
Tempat tidur
kasur
bantal
sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung
bantal
Overlaken
Celemek
Tempat tidur
kasur
bantal
sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung
bantal
Celemek
Buli-buli
panas
Perlak

5
5
5
5
7
10
38
9
10
15
12

1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5

5:44
5:44
5:44
5:44
7:44
10:44
38:44
9:44
10:44
15:44
12:44

terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5

15:44
17:44
5:44
5:44
5:44
7:44
10:44
38:44
9:44
10:44
15:44
12:44

Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

17
9

1:5
1:5

17:44
9:44

Terpenuhi
Terpenuhi

38

1:5

38:44

Terpenuhi

15
17
5
5
5
7
10
38
9
10
15
12

1. Masker
2. Handscoe
nd

1. Masker
2. Handscoe
nd

9 pack
7 pack

9 pack
7 pack

Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

14

tidur untuk
pasca
bedah
(Aether
Bed)
2.4
IKD
memandik IIIB
an pasien
di tempat
tidur

c. Handuk
d. Selimut
extra/tambah
an

23
15

a. Baskom

b. Pengalas/perl 38
ak
c. Waslap
4

1. Sabun
mandi
2. Virgin
coconut
oil
3. Kapas
cebok
4. Handscoe
nd

1:5
1:5

23:44
15:44

Terpenuhi
Terpenuhi

15

1:5

5:44

1:5

38:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

1 pack

1:5

4:44

7 pack

1:5

23:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

d. Handuk

23

e. Selimut
mandi

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi

f. Pakaian
pasien
g. Tempat
pakaian
kotor/ember
h. Pot/urinal

1:5

6:44

1:5

4:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Perempuan 3,
laki-laki 14
38

1:5

17:44

Terpenuhi

1:5

38:44

Terpenuhi

1:5

8:44

Tidak
terpenuhi

i. Alas
bokong/perla
k
j. Sampiran/pe
nghalang

15

2.5
IKD
membantu IIIB
pasien
mandi
sendiri di
tempat
tidur

2.6
IKD
membantu IIIB
pasien
mandi
sendiri di

k. Apron
a. Baskom

17
5

b. Pengalas/perl 38
ak
c. Waslap
4

1. Sabun
mandi
2. Virgin
coconut
oil
3. Kapas
cebok
4. Handscoe
nd

15

1:5
1:5

17:44
5:44

1:5

38:44

1:5

4:44

Tidak
terpenuhi

1:5

23:44

Terpenuhi

1 pack

d. Handuk

23

e. Pakaian
pasien

1:5

6:44

Tidak
terpenuhi

f. Tempat
pakaian
kotor/ember
g. Pot/urinal

1:5

4:44

Tidak
terpenuhi

Perempuan 3,
laki-laki 14
38

1:5

17:44

Terpenuhi

38:44

Terpenuhi

8:44

17
5
38
4
5

17:44
5:44
38:44
4:44
5:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

h. Alas
bokong/perla
k
i. Sampiran/pe
nghalang
j. Apron
a. Baskom
b. Pengalas
c. Waslap
d. Selimut
mandi

1. Sabun
mandi
2. Handuk
3. Virgin
coconut

7 pack

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

15
23
-

1:5
1:5
1:5
1:5

16

kamar
mandi

2.7
Membantu
pasien
yang dapat
menggoso
k
gigi
sendiri
diatas
tempat
tidur
2.8
Membantu
pasien
yang tidak
dapat
menggoso
k
gigi
sendiri

IKD
IIIB

IKD
IIIB

2.9
IKD
Membantu IIIB
menggoso
k gigi pada

e. Pakaian
pasien
f. Tempat
pakaian
kotor
g. Apron
a. Handuk
b. Sikat gigi

1:5

6:44

1:5

4:44

1:5
1:5
1:5

17:44
23:44
8:44

1:5

7:44

20

1:5

20:44

e. Bengkok
dasar

1:5

7:44

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

c. Pasta gigi

d. Gelas plastik

a. Handuk

23

1:5

23:44

Terpenuhi

b. Sikat gigi

1:5

8:44

c. Gelas plastik
d. Bengkok
dasar

20
7

1:5
1:5

20:44
7:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

a. Gelas plastik
b. Sikat gigi

20
8

1:5
1:5

20:44
8:44

4
17
23
8

oil
4. Handscoe
nd

7 pack

1. Tissue
5 rol
2. Alat
7
pengisap/s
edotan

1. Tissue
5 rol
2. Alat
7
pengisap/s
edotan

1. kasa

1 pack

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

17

pasien
yang
bergigi
palsu
(PROTES
A)
2.10
IKD
memelihar IIIB
a
kebersihan
mulut dan
gigi pasien
yang
lemah/tida
k sadar

2.11
perineal
care

IKD
IIIB

c. tapal gigi

1:5

Tidak
terpenuhi

d. Kom

Kecil 3, besar
6

1:5

9:44

Terpenuhi

a. Bak
instrumen
steril

Kecil
sejumlah 8,
besar
sejumlah 5

1:5

13:44

Terpenuhi

b. Sudip lidah

1:5

c. Depper

1:5

d. Pinset
anatomis
e. Kom kecil

16

1:5

16:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

1:5

3:44

f. Bengkok

1:5

7:44

g. Perlak kecil
h. Gelas plastik
a. Mangkok

38
20
-

1:5
1:5
1:5

38:44
20:44
-

b. Pinset
chirurgis
c. Bengkok

14

1:5

14:44

1:5

7:44

1. Kain kasa
2. Lidi
berkapas
3. Cairan
antiseptik

1. Kapas
sublimet
2. Sarung
tangan
3. Larutan
lysol

1 pack
2

1 pack
7 pack
-

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

18

2.12
IKD
perawatan IIIB
kuku kaki
dan tangan

d. pot

a. gunting kuku

b. bengkok

c. baskom

d. handuk
e. pengalas/perl
ak
f. sikat kuku
g. kom

23
38

h. waslap
2.13
menyisir
rambut

IKD
IIIB

1. larutan
lysol 23%
2. handscoen
d
3. lotion/oil
4. kapas
5. aseton

1:5

4:44

1:5

1:44

7 pack
4
1 pack
-

1:5

7:44

1:5

5:44

1:5
1:5

23:44
38:44

1:5

1:5

9:44

1:5

4:44

1:5
1:5

38:44
1:44

1:5

Kecil 3, besar
6
4

a. pengalas
b. sisir biasa

38
1

1. larutan
lysol 23%
2. minyak
rambut

c. selstop

d. bengkok

1:5

7:44

e. kantong
plastik
f. karet
pengikat

1:5

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

19

g. peniti
2.14
IKD
mencuci
IIIB
rambut di
tempat
tidur

Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
kemanan
dan
keselamatan

Mampu

3.1
IKD
pemasanga IIIB
n restraint
fisik
(wrist/ankl
e restraint,
mitt
restraint,
elbow
restraint,
dan
belt
restraint

4.1 Range IKD

1. sampo
2. kain kassa

4
1 pack

1:5

1:5

2:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

a. handuk

b. perlak
c. kom kecil

38
3

1:5
1:5

38:44
3:44

d. gayung air
e. baskom

16
5

1:5
1:5

16:44
5:44

f. ember

1:5

4:44

1. wrist/ankle
restraint
2. mitt restraint

16

1:5

16:44

1:5

8:44

3. elbow
restraint
4. belt restraint

18

1:5

18:44

1:5

5:44

5. tali restraint
panjang
6. tali restraint
sedang
7. tali restraint
pendek
8. bantalan

28

1:5

28:44

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi

1:5
1:5

13:44
5:44

a. baki

1:5

5:44

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

13
5
1. lotion

20

melaksanaka Of Motion IIIB


n
asuhan (ROM)
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
mobilitas
dan
body
mechanic
4.2 teknik IKD
pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
telentang
(supinasi)

4.3 teknik IKD


pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
telungkup
(pronasi)

b. handuk kecil

20

a. bantal

2. minyak
telon

3
1:5

20:44

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. papan kaki

1:5

5:44

e. trochanter
rolls/sandbag
s bantal
a. bantal

1:5

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. papan kaki

1:5

5:44

terpenuhi
Terpenuhi

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

21

4.4 teknik IKD


pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
lateral
(miring)

4.5 teknik IKD


pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
semifowler

4.6 teknik IKD


pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
fowler

e. trochanter
rolls/sandbag
s
a. bantal

1:5

Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. sandbags

1:5

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. sandaran
punggung
e. selimut

1:5

5:44

1:5

5:44

f. orthopedic
bed
a. bantal

1:5

5:44

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

22

4.7 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
SIMS
(semi
telungkup)
4.8 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
trendelenb
urg

IKD
IIIB

IKD
IIIB

4.9 teknik IKD


pengaturan IIIB
posisi
pasien
pada posisi
dorsal
recumbent

d. sandaran
punggung
e. papan kaki

1:5

5:44

1:5

5:44

f. orthopedic
bed
a. bantal

1:5

5:44

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. sandbags

1:5

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

d. balok

1:5

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

23

4.10 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
lithothomy
4.11 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
genu
pectoral
(Knee
Chest)
4.12 teknik
meminggir
kan
dan
menengah
kan pasien

IKD
IIIB

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal kecil

1:5

c. bantal guling

1:5

8:44

IKD
IIIB

a. bantal

1:5

5:44

IKD
IIIB

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal guling

1:5

8:44

c. selimut

1:5

5:44

a. bantal

1:5

5:44

b. bantal guling

1:5

8:44

c. selimut

1:5

5:44

a. bantal

1:5

5:44

4.13 teknik IKD


menduduk IIIB
kan
dan
menidurka
n pasien

4.14 teknik IKD


membetulk IIIB

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

24

an
letak
pasien
yang
merosot
4.15 teknik
memindah
kan pasien
dari tempat
tidur
ke
kursi
4.16 teknik
memindah
kan pasien
dari kursi
roda
ke
tempat
tidur
4.17 teknik
memindah
kan pasien
dari
brangkar
ke tempat
tidur atau
sebaliknya
4.18
membantu
pasien

IKD
IIIB

IKD
IIIB

IKD
IIIB

IKD
IIIB

b. bantal guling

1:5

8:44

c. selimut

1:5

5:44

a. bantal

1:5

5:44

b. kursi

1:5

2:44

c. selimut

1:5

5:44

a. bantal

1:5

5:44

b. kursi roda

1:5

2:44

c. selimut

1:5

5:44

a. brangkar

1:5

b. pengalas
kereta
dorong
c. bantal

11

1:5

11:44

1:5

5:44

d. selimut

1:5

5:44

a. tongkat
berkaki
panjang lurus

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

25

bejalan
dengan
mengguna
kan
tongkat
(cane)

4.19
membantu
pasien
bejalan
dengan
mengguna
kan walker
4.20
membantu
pasien
bejalan
dengan
mengguna
kan kruk
Mampu
5.1
melaksanaka backrub
n
asuhan (pijat
keperawatan punggung)
dalam
pemenuhan
kebutuhan

(single
straight
legged)
b. tongkat
4
berkaki
empat (quat
cane)

1:5

4:44

Tidak
terpenuhi

IKD
IIIB

a. walker

1:5

3:44

Tidak
terpenuhi

IKD
IIIB

a. kruk aksila

1:5

2:44

b. kruk lengan 5
bawah
(lofstrand)

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

7 pack

1:5

2:44

IKD
IIIB

a. selimut
mandi
b. handuk
mandi

5
2

1. lotion/bed
ak
2. sarung
tangan

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

26

rasa nyaman
5.2
Pemeriksa
an fisik

IKD
IIIB

a. tensimeter
raksa
b. tensimeter
pegas
c. stetoskop
bilingual
d. stetoskop
single
e. termometer
raksa
f. termometer
anal
g. termometer
oral
h. reflek
hammer
i. tongue spatel
j. penlight

1:5

3:44

1:5

5:44

1:5

3:44

1:5

9:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

18

1:5

18:44

Terpenuhi

10

1:5

10:44

Terpenuhi

10

1:5

10:44

Terpenuhi

10

1:5

10:44

Terpenuhi

11
5

1:5
1:5

11:44
5:44

k. head lamp

1:5

l. pengukur TB

1:5

1:44

m. Timbangan

1:5

1:44

n. Snelen chart

1:5

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

27

o. Garpu tala

1:5

p. Cermin
mulut
q. Bak
instrumen
kecil
r. Bak
instrumen
besar
s. Spekulum
hidung
t. Spekulum
telinga
u. Trolly
v. Baki
w. Medline
x. Opthalmosko
p
y. Otoskop
z. Stopwatch
aa. Bengkok
bb. Kom kecil

1:5

3:44
-

1:5
1:5

8:44

5
1:5
5:44
5

1:5

1:5

5:44

1:5

1:5

5:44

1:5

5:44

1:5

1:44

1:5

5
5
1
5
4
7
3

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

28

1:5

5:44

1:5

4:44
7:44
3:44

5.3 guided IKD


imagery
IIIB

5.4 teknik
relaksasi
progresif
5.5
pemberian
kompres
panas
basah

a. tape
dan casset
instrumentali
a
b. tempat tidur
5

1:5

Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

1:5

11:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

1:5
1:5

13:44
30:44

Terpenuhi
Terpenuhi

1:5

Tidak

IKD
IIIB

a. tempat tidur

IKD
IIIB

a. baki

b. kom bertutup 11
steril
c. baki steril
13
d. pinset
30
e. gunting

1. kasa
2. plester
3. sarung
tangan
bersih
4. Kapas

1 pack
1 roll
7 pack
1 pack

29

5.6
pemberian
kompres
panas
kering
dengan
buli-buli
panas
5.7
pemberian
kompres
dingin
basah

5.8
pemberian

IKD
IIIB

IKD
IIIB

IKD
IIIB

plester
f. pengalas
g. bengkok

38
7

1:5
1:5

38:44
7:44

a. Baki

1:5

5:44

b. buli-buli
panas
c. termos

1:5

9:44

1:5

d. termometer
air panas
a. baki beralas

1:5

1:5

5:44

b. mangkok
bertutup
steril
c. baki steril
d. pinset
anatomis
e. perlak kecil
f. sampiran

1:5

9:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

13
16

1:5
1:5

13:44
16:44

Terpenuhi
Terpenuhi

22
8

1:5
1:5

22:44
8:44

g. baskom kecil

1:5

5:44

h. waslap

2 pasang

1:5

2:44

a. baki beralas

1:5

5:44

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1. cairan
rivanol/be
tadin
2. kain kasa
3. pembalut

terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

1 pack
-

30

kompres
dingin
kering

Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
kepada
pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
medikasi
(non
parenteral)

6.1
pemberian
obat
melalui
oral

IKD
IIIB

b. eskap/eskraa 3
g
dengan
sarungnya
c. baskom
5

1:5

3:44

Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

d. perlak kecil
a. baki beralas

1:5
1:5

22:44
5:44

6 pack
2 (expired)

1:5

1 (expired)

1:5

6:44

1 (expired)

1:5

7:44

1 (expired)

1:5

6:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

22
5

b. kartu catatan obat


c. mangkuk
6
obat
d. sedotan
7
e. alat
penggerus
obat

obat-obatan
a) dulkolax
b) combive
nt
c) cendo
xitrol
d) genoint
0,3 %
e) hydrocort
isone 2,5
%
f) chlorphe
niramine
1000
tablet
g) predniso
ne 1000
tablet
h) paraceta
mol
syrup 60
ml
i) protecal

1 pack
(expired)
1 pack
(expired)
1 pcs

1 pack

31

solid
j) novaxife
n sirup
k) puyer
bintang
toedjoe
l) glaucon
m) mylanta
n) nifedin
o) lidocain

6.2
pemberian
obat
melalui
sublingual

IKD
IIIB

a. baki beralas

b. kartu catatan obat


c. mangkuk
6
obat

1 pcs
1 (expired)
9 tablet
(expired)
6 pcs
3 (expired)
43 (20
expired)
41 tablet

p) cyanocob
alamine
500mcg/
ml
q) Epynepri 4 (expired)
ne
1
mg/ml
1. lap/tissue
5 roll
2. obat14
obatan
B12
cyanocoba
lamine
1000mg/m
l

1:5

5:44

1:5

1:5

6:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

32

6.3
pemberian
obat
melalui
bukal
6.4
pemberian
obat
melalui
slang
nasogastri
k (NGT)

IKD
IIIB

a. baki beralas

1:5

5:44

1:5

1:5

6:44

1:5

5:44

1:5

1:5

6:44

Tidak
terpenuhi

1:5

1:44

1:5

6:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

12
5

1:5
1:5

12:44
5:44

1:5

1:5
1:5

11:44
5:44

b. kartu catatan obat


c. mangkuk
obat
6
IKD
IIIB

6.5
IKD
pemberian IIIB
obat kulit
topikal

a. baki beralas

b. kartu
atau format
catatan obat
c. mangkuk/can 6
gkir
untuk
mencampur
obat
d. slang NGT
1

e. alat
penggerus
obat
f. stetoskop
a. baki beralas

b. kartu
atau format
catatan obat
c. spatel lidah
11
d. baskom
5

1. lap/tissue
2. obatobatan

1. lap/tissue
2. obatobatan
3. spuit
kateter-tip
ukuran
50-60 ml
4. sarung
tangan
5. cairan
pelarut

1. kain
perban
2. obat
topikal
a) genta
micin
0,1 %

5 roll
-

5 roll
7 pack
-

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

8
Terpenuhi
Tidak

33

e. lap/handuk

6.6
pemberian
obat mata

IKD
IIIB

6.7
IKD
pemberian IIIB
obat tetes
telinga

a. baki beralas

b. kartu
atau format
catatan obat
c. baskom
5

a. baki beralas

b. format atau catatan obat

b) genoi
nt 0,3
%
3. plastik
penutup
4. plester
5. sarung
tangan
1. penutup/pl
ester mata
2. botol obat
dengan
penetes
steril/salep
dalam tube
(erlamycet
in
chloramph
enicol)
3. sarung
tangan
4. tissue
5. kasa steril
6. bola kapas
1. lidi kapas
2. botol
obat atau
alat tetes
telinga

1 (expired)

terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1:5

2:44

1 roll

1:5

5:44

3 (expired)

1:5

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1 roll
7 pack
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

7 pack
5 roll
1 pack
1 roll
3

34

6.8
pemberian
obat nasal

IKD
IIIB

6.9
IKD
penggunaa IIIB
n inhaler
dosis

c. baskom

d. senter
(penlight)

a. baki beralas
5
b. format atau catatan obat
c. bantal kecil

d. kain lap

a. baki beralas

b. format atau catatan obat

(erlamyc
etin
chloramp
henicol)
3. bola
kapas
4. sarung
tangan
5. tissue

1:5

5:44

1:5

5:44

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

1 roll
7 pack
5 roll

1. tissue
wajah
2. sarung
tangan
3. obat yang
disiapkan
dengan
alat
tetes/obat
semprot/ta
mpon
hidung
(viks
inhaler)

1:5

5:44

7 pack

1:5

3 pack
(expired)

1:5

1:5

1. tissue
wajah
2. inhaler
dosis

1:5

5:44

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

35

terukur

6.10
IKD
pemberian IIIB
obat
per
vagina

6.11
IKD
pemberian IIIB
obat
per
rektal

Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
kepada

7.1
IKD
menyiapka IIIB
n obat dari
ampul

c. baskom

d. alat spacer

a. baki beralas

5
-

b. format atau
catatan obat
c. bantalan
perineum
d. aplikator
plastik
e. pembalut
perineum
a. baki beralas

5
-

b. kartu
atau
catatan
format obat
c. duk
2
3

a. baki beralas

b. gergaji
khusus
ampul

terukur
dengan
obat
(ventolin
inhaler)
1. sarung
tangan
bersih
2. serbet
kertas
3. obat
suppositori
a vagina
4. jeli
pelumas
1. sarung
tangan
2. tissue
3. obat
suppositori
a rectal
4. Jeli
pelumas
1. swap
antiseptik
2. obat
dalam
ampul

1:5

5:44

1:5

1:5

5:44

1:5

1:5

1:5

3 (expired)

1:5

7 pack

1:5

5:44

5 roll
-

1:5

1:5

2:44

Tidak
terpenuhi

1:5

5:44

12

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

7 pack
-

3 (expired)

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

36

pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
medikasi
(parenteral)
7.1
IKD
menyiapka IIIB
n obat dari
vial

7.3
pemberian
obat
melalui
injeksi
intraderma
l (ID)

IKD
IIIB

c. bengkok

d. bak spuit

e. kartu/buku
obat
a. baki beralas

b. bengkok

c. bak spuit

d. kartu/buku
obat

a. baki beralas

b. bak injeksi

c. bengkok

d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan

3. spuit 3 cc
4. spuit 5 cc
5. spuit
insulin 1
cc

14
14
7 (expired)

1:5

7:44

1:5

5:44

1:5

1. obat
dalam vial
2. pelarut
3. spuit 3 cc
4. spuit 5 cc
5. spuit
insulin 1
cc
6. jarum
7. swab
antiseptik
1. spuit
ukuran 1
ml/spuit
tuberkulin
2. jarum
sesuai
ukuran
(26-27 G)
3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan

12

1:5

5:44

14
14
7 (expired)

1:5

7:44

1:5

5:44

1:5

1:5

5:44

1:5

5:44

1:5

7:44

1:5
1:5

34:44
-

58
7 (expired)

7 pack

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

37

7.4
IKD
pemberian IIIB
obat
melalui
injeksi sub
cutan (SC)

a. baki beralas

b. bak injeksi

c. bengkok

d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan
pemberian
obat

7.5
IKD
pemberian IIIB
obat
melalui
injeksi
intramusku
lar (IM)

a. baki beralas

b. bak injeksi

c. bengkok

d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan
pemberian
obat

5. obat
ampul/via
l
1. spuit 1-3
ml
2. jarum (2527 G)
panjang
jarum 3/85/8 inchi
3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan
5. obat
ampul/via
l
1. spuit 2-5
ml
2. jarum
(dewasa
21-23 G)
panjang
jarum 11 inchi;
anak: 2527 G,
panjang
-1 inchi

12
21
21

1:5

5:44

1:5

5:44

1:5

7:44

1:5
1:5

34:44
-

28

1:5

5:44

28

1:5

5:44

1:5

7:44

1:5
1:5

34:44
-

7 pack
12

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

38

7.6
pemberian
obat
melalui
injeksi
intravena
(IV)

7.7
pemberian
obat
melalui
wadah
cairan
intravena

IKD
IIIB

a. baki beralas

b. bak injeksi

c. bengkok

d. perlak
e. torniquet

IKD
IIIB

34
3

f. kartu
obat atau catatan
a. baki beralas
5
b. bak spuit

c. bengkok

d. catatan
pemberian
obat

3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan
5. obat vial
1. spuit 3 cc
2. spuit 5 cc
3. spuit
insulin 1
cc
4. swab
antiseptik
5. sarung
tangan
6. obat
ampul/vial
1. vial atau
ampul
obat
2. spuit 1-20
ml
3. jarum
steril
ukuran 19
G-21 G,
panjang 11 inchi
4. aquades/n
ormal

7 pack
12
14
14
7 (expired)

1:5

5:44

1:5

5:44

1:5

7:44

7 pack

1:5
1:5

34:44
3:44

12

1:5

12

1:5

5:44

1:5

5:44

1:5

7:44

1:5

14
14

18

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

39

7.8
IKD
pemberian IIIB
obat (bolus
intravena)
melalui
slang infus

a. baki beralas

b. slang
IV 1
dengan port
injeksi (three
way)
c. bak spuit
5
d. bengkok

e. catatan
pemberian
obat

salin
5. wadah
cairan IV
500 ml1000 ml
6. swab
antiseptik/
alkohol
7. label
untuk
ditempelk
an pada
kantong/b
otol IV
1. vial/ampu
l obat
2. spuit 3-5
ml
3. jarum
steril
19G-25G
4. aquades/n
ormal
salin
5. swab
antiseptik

12

1:5

5:44

28
28

1:5

1:44

1:5

5:44

1:5

7:44

1:5

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

18
-

Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi

40

Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dengan
mengukur
tanda-tanda
vital pasien

8.1
IKD
pengukura IIIB
n
tandatanda vital

a. stetoskop
bilingual
b. stetoskop
single
c. termometer
raksa
d. termometer
anal
e. termometer
oral
f. termometer
digital
g. tensi meter
h. stopwatch

1. sarung
tangan

1:5

3:44

1:5

9:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi

18

1:5

18:44

Terpenuhi

10

1:5

10:44

Terpenuhi

10

1:5

10:44

Terpenuhi

1:5

7:44

10
4

1:5
1:5

10:44
4:44

Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi

(Sumber: Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan Tenaga Kesehatan 2010 )

7 pack

41

e.

Alur pengadaan barang


Alur pengadaan barang di laboratorium DKKD menggunakan sistem

pengajuan barang habis pakai. Misalkan kapas habis, maka laboran akan mengajukan
permintaan barang habis pakai kepada kepala laboratorium kemudian diteruskan ke
lembaga (PSIK UNEJ). Jika ada praktikum mendadak yang dilakukan mahasiswa
dan membutuhkan barang barang yang melebihi persediaan, maka laboran akan
melakukan subsidi silang barang habis pakai kepada laboratorium lain seperti
laboratorium KMB dan Maternitas Anak.
f.

Denah ruangan

Bed
3

Bed 2

Bed 1

Etalase

Meja

Etalase

Bed
4

G
Etalase

Almari

F
Bed 5

K.M

Etalase

Etalase

BALKON

Gambar Denah Ruangan Laboratorium DKKD


Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) memiliki dua
ruang yaitu ruang tindakan dan ruang alat. Ruang tindakan berbasis ruang rawat inap
dan diatur seperti ruang bangsal di rumah sakit. Ruang alat di laboratorium DKKD
digunakan untuk menyimpan alat dan bahan penunjang praktikum. Di ruang alat
tersedia almari dan etalase sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan. Alat dan
bahan tersusun rapi dan digolongkan sesuai jenisnya di dalam almari dan etalase.

42

g.

Analisis masalah pada bagian sarana dan prasarana


No
1.

Masalah
Lemari penyimpanan cukup banyak tetapi pada setiap lemari tidak
terdapat labelling yang jelas sehingga saat akan dibutuhkan masih

2.

mencari-cari lagi.
Terdapat beberapa barang yang sudah expired tetapi masih didisplay
di lemari penyimpanan, misalnya cairan infus, needle, spuit, dan

3.

obat-obatan.
Tidak terdapat kursi untuk mahasiswa yang menunggu giliran

4.

praktikum sehingga mahasiswa harus duduk di lantai.


Rak untuk sepatu mahasiswa juga tidak disediakan sehingga sepatu

5.

tidak tertata dengan rapi.


Banyak terdapat kunci loker yang gantungannya hilang sehingga
mahasiswa enggan menyimpan tas di dalam loker karena takut jika

6.

tidak ada kuncinya.


Alat peraga praktikum banyak yang tidak berfungsi dengan baik dan

7.

belum dilakukan perbaikan.


Fasilitas penunjang lainnya seperti pendingin ruangan atau AC tidak

8.

berfungsi sehingga mengganggu kenyamanan saat praktikum


Jika musim penghujan, plafon ruang praktikum menjadi bocor dan
belum ada perbaikan sehingga akan mengganggu kenyaman dan
keamanan semua mahasiswa, laboran, dan dosen.

3.
a.

Metode (M3/ Methode)


Visi, Misi, Tujuan Lab
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang laboratorium, tujuan-tujuan

laboratorium dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu
serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut (Depkes
RI,2003).
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh laboratorium
dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi laboratorium adalah tujuan dan alasan
mengapa laboratorium itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan
proses pencapaian tujuan (Depkes RI,2003).

43

Berdasarkan hasil pengkajian di Laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember


terdapat visi, misi serta tujuan laboratorium dimana visi dan misi tersebut sama
dengan visi dan misi PSIK Universitas Jember yaitu sebagai berikut:
Visi
Menjadi pusat pendidikan keperawatan dasar di wilayah regional jawa timur bagian
timur yang memiliki nilai-nilai profesional keperawatan
Misi
1. Menyelenggarakan pembelajaran tentang nilai dan praktik dasar keperawatan
yang berfokus pada pemenuhan kesehatan individu secara holistik meliputi
aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada kesehatan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Menyediakan lingkungan belajar yang inovatif dan kondusif yang berguna untuk
menyiapkan perawat yang memiliki kompetensi dasar klinis.
3. Mengembangkan kemitraan yang dirancang untuk menyediakan pelayanan
keperawatan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran yang menyerupai
lingkungan nyata.
4. Meningkatkan

ilmu

dan

disiplin

keperawatan

melalui

pengembangan,

diseminasi, dan penggunaan pengetahuan baru.


5. Melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
Tujuan
Tujuan laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember belum ada.
b.

Timbang terima
Timbang terima di rumah sakit merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan


pasien (Nursalam,2014). Timbang terima (operan) di laboratorium merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan kegiatan serta alat dan bahan yang digunakan. Tujuan dari timbang terima
diantanya yaitu teknisi dapat mengetahui kegiatan yang akan dilaksanakan
mahasiswa di laboratorium, meningkatkan komunikasi antar teknisi dan mahasiswa,
menjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggungjawab antara teknisi

44

laboratorium dengan mahasiswa, dan terlaksananya kegiatan praktikum secara


komprehensif.
Laboratorium Dasar Keperawatan dan Keperawatan (DKKD) Program Studi
Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember dilakukan setiap akan dilaksanakan
kegiatan praktikum, namun timbang terima hanya dilakukan satu kali ketika akan
melaksanakan kegiatan praktikum dan terkadang juga dilaksanakan setelah kegiatan
praktikum. Timbang terima dilakukan dengan metode pelaporan melalui mahasiswa
yang bertanggung jawab untuk mengontrak laboratorium kepada teknisi laboratorium
sehari sebelum kegiatan. Timbang terima di Lab. DKKD menggunakan lembar
peminjaman alat/bahan Lab. DKKD dengan diketahui oleh peminjam (perwakilan
mahasiswa), dosen pengajar dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Lab.
Keperawatan DKKD. Lembar untuk timbang terima secara khusus belum ada di Lab.
DKKD PSIK Universitas Jember. Pada timbang terima teknisi laboratorium
menjelaskan kepada perwakilan kelompok mengenai alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan praktikum. Adapun hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima
seperti: nama mata kuliah/nama tindakan, hari/tanggal/jam tindakan, dosen pengajar,
kelompok/nama ketua, nama alat/bahan, jumlah alat/bahan dan kondisi alat/bahan
pada saat peminjaman/pemulangan.
Menurut Nursalam (2014) standart prosedur timbang terima di rumah sakit
yaitu mencakup dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pos timbang terima. Jika
dilihat dari standart atau prosedur timbang terima yang dilakukan di rumah sakit
maka timbang terima yang dilakukan di Lab. DKKD ada yang memenuhi standart
dan prosedur yang ada tetapi ada juga yang belum memenuhi standart dan prosedur.
Standart prosedur timbang terima di rumah sakit yang dapat diterapkan di
laboratorium yaitu mencakup dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pos timbang
terima.
Pada tahap persiapan timbang terima setiap kegiatan praktikum kelompok
mahasiswa yang masuk laboratorium harus ada perwakilan yang melakukan timbang
terima dengan teknisi laboratorium. Mahasiswa menyerahkan lembar peminjaman
alat/bahan kepada teknisi laboratorium sehari sebelum kegiatan praktikum
berlangsung, hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima yaitu nama mata
kuliah/nama tindakan, hari/tanggal/jam tindakan, dosen pengajar, kelompok/nama

45

ketua, nama alat/bahan, jumlah alat/bahan dan kondisi alat/bahan pada saat
peminjaman/pemulangan.

Pada

tahap

pelaksanaan

teknisi

laboratorium

menyampaikan timbang terima kepada mahasiswa yang akan melaksanakan


praktikum pada hari-H praktikum, hal yang disampaikan nama alat/bahan, jumlah
alat/bahan dan kondisi alat/bahan pada saat peminjaman. Pada tahap pos timbang
terima mahasiswa menyampaikan timbang terima kepada teknisi laboratorium
setelah melaksanakan praktikum pada hari-H praktikum selesai, hal yang
disampaikan nama alat/bahan, jumlah alat/bahan dan kondisi alat/bahan pada saat
pemulangan. Pada tahap pelaksanaan timbang terima bisa dilaksanakan di ruang
sentralisasi alat.
c.

Supervisi keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan

kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakam tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Supevisi keperawatan adalah
kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
supervisior mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan

agar

pasien

mendapat

pelayanan

yang

bermutu

setiap

saat

(Nursalam,2014).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, di Laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember tidak dilakukan supervisi secara terjadwal untuk pengontrolan
alat dan kegiatan di laboratorium. Supervisi untuk pengontrolan alat dan bahan habis
pakai dilakukan apabila alat sudah terlihat kotor dan membutuhkan perawatan.
Supervisi pernah dilakukan satu kali oleh pihak universitas untuk program akreditasi
PSIK.
d.

Sentralisasi alat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan

diberikan kepada pasien diserahkan pengelola sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,


2014). Pada pelaksanaan di laboratorium terdapat sentralisasi alat. Sentralisasi alat
merupakan pengelolan alat dan bahan habis pakai yang pengelolaannya dilakukan
oleh laboran dan mahasiswa yang menggunakan laboratorium.
Berdasarkan hasil pengkajian di Laboratorium DKKD PSIK Universitas
Jember, alur sentralisasi/peminjaman alat dimulai dengan mengisi formulir

46

peminjaman alat oleh mahasiswa. Formulir peminjaman alat yang telah diisi oleh
mahasiswa kemudian ditandatangani oleh mahasiswa dan dosen pengajar. Formulir
tersebut kemudian diserahkan kepada teknisi laboratorium untuk diperiksa, kemudian
mahasiswa dan teknisi laboratorium bersama-sama menyiapkan alat untuk
praktikum. Peminjaman alat laboratorium harus dilaksanakan satu hari sebelum
praktikum.
e.

Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan

keperawatan profesional. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah


komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keerawatan (Nursalam,2014).
Dokumentasi yang ada pada laboratorium merupakan catatan terkait kegiatan
pengunjung dan alat serta barang yang ada di laboratorium. Dokumentasi yang ada di
labortaorium biasanya dibukukan dalam buku catatan yang biasanya sudah tersedia
berupa buku tulis folio.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 17 November 2015 di laboratorium
DKKD didapatkan bahwa pencatatan daftar hadir pengunjung laboratorium telah
tersedia sejak awal berdirinya laboratorium. Namun, belakangan ini buku daftar
pengunjung laboratorium DKKD kurang terkelola dengan baik. Kemudian untuk
pendokumetasian barang, belum adanya buku catatan barang secara pasti. Data
keberadaan barang hanya disesuaikan dengan adanya permohonan peminjaman alat
yang diminta oleh mahasiswa yang akan menggunakan laboratorium. Kemudian
setelah dilakukan penggunaan alat dan barang, maka tidak selalu dilakukan
pengecekan kembali terkait keberadaan alat dan barang habis pakai yang tersedia.
Berdasarkan alat dan barang yang di laboratorium, saat ini belum 63 barang telah
terkode dari pihak umum tetapi setiap barang belum memiliki label kode tersebut.
Ada beberapa barang sudah terdapat label kode barang atas inisiatif teknisi tetapi
belum terdata secara baik dan beberapa barang belum memiliki kode barang dan
belum terpasang label barang. Kemudian untuk pendokumentasian penggunaan
barang telah tersedia namun belum dilakukan pendataan secara rutin.
f.

Pelaksanaan standar SOP

47

SOP/Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu
proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu
sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI,
1995)
Berdasarkan hasil pengkajian di Laboratorium DKKD PSIK Universitas
Jember di dalam melaksanakan asuhan terdapat standart operational procedure
(SOP) yang sesuai dengan standar yang ada di PSIK Universitas Jember. SOP yang
ada disesuaikn dengan prasat yang biasa dilakukan di Laboratorium DKKD. SOP
yang tersedia terdiri dari beberapa prasat yang sering dilakukan di dalam
laboratorium seperti cuci tangan bersih dan menggunakan APD, Pemenuhan
kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan, Pemenuhan kebutuhan Keamanan dan
keselamatan, pemenuhan kebutuhan mobilitas dan body mechanic, pemenuhan
kebutuhan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan medikasi parenteral dan nonparenteral. Protap/ SOP setiap tindakan telah tersedia pada laboratorium DKKD
dalam bentuk buku praktikum.
l.

Jenis 10 kompetensi lab tersering


Jenis tindakan

tersering di

Laboratorium

Dasar Keperawatan

dan

Keperawatan Dasar Universitas Jember:


1. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Contohnya, teknik memandikan klien, menjaga kebersihan rambut, menjaga
kebersihan kuku, dan perineal care.
2. Teknik pengontrolan infeksi
Contohnya, teknik cuci tangan dan penggunaan APD.
3. Pemenuhan kebutuhan mobilitas dan body mechanic
Contohnya,memposisikan klien dan teknik pemindahan klien.
4. Pemenuhan kebutuhan lingkungan
Contohnya, bed making.
5. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Contohnya, pemeriksaan status kesadaran, pemriksaan tekanan darah, suhu,
6.
7.
8.
9.

nadi, dan frekuensi nafas.


Pemberian obat non parenteral
Contohnya, pemberian obat secara oral, sublingual dll.
Pemberian obat parenteral
Contohnya pemberian obat dengan injeksi baik intravena, intramuskular dll
Pemenuhan kebutuhan keamanan dam keselamatan
Contohnya, pemasangan restraint.
Pemenuhan kenyamanan

48

Contohnya, teknik relaksasi no-farmakologis seperti guided imagery.


10. Pemasangan infus
m. Patient safety
Menurut Nursalam (2014) keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu
variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Sikap perawat terhadap program patient
safety dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian perawat terhadap sosialisasi tentang
pentingnya program patient safety. Patient safety adalah pasien bebas dari cedera
yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi
(penyakit,cedera fisik/sosial psikologis, cacat, kematian ) terkait dengan pelayanan
kesehatan (KKP-RS, 2008). Patient Safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Depkes,2006).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di laboratorium Departemen
Keperawatan dan Keperawatan Dasar Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember, wastafel berjumlah lima buah semuanya berfungsi dengan baik, handsoap
diman dua berfungsi dan dua tidak berfungsi serta satu tidak ada, cara langkah cuci
tangan ada tiga buah dan tempat handuk ada dua buah. Orthopedic Bed terdapat lima
buah, tiga manual dan dua elektrik. Seluruh bed tidak terdapat nomer bed dan
identitas pasien (gelang identitas) sehingga beresiko adanya kesalahan tindakan
akibat identitas yang salah. Side rail dari lima bed berfungsi dengan baik. Lemari
pasien terdapat lima buah yang terletak berdekatan dengan bed pasien sehingga
meminimalkan resiko jatuh pasien ketika mengambil barang di lemari. Diatas lemari
terdapat bunga hias lima buah dan taplak lima buah. Stand infus terdapat lima buah
yang satu tidak berfungsi dengan baik sebab rodanya hilang. Lantai dekat wastafel
tidak licin tetapi dekat toilet lantai licin.
n. Analisis Masalah pada bagian Metode

49

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


beberapa masalah yang terdapat di laboratorium DKKD diantaranya:
NO
1.

Analisis masalah pada bagian metode


Telah terdapat visi, misi, dan tujuan tetapi masih secara umum dan belum

2.

secara spesifik terkait laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember.


Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat dari

3.
4.

mahasiswa kepada teknisi laboratorium


Belum adanya kegiatan supervisi terhadap laboratorium secara terjadwal.
Pada pendokumentasian perlu adanya beberapa perubahan dan perbaikan,
seperti buku daftar hadir pengunjung laboratorium, pendataan buku
penggunaan barang secara rutin, pengkodean dan pemberian label pada setiap

5.

barang yang ada di laboratorium.


Belum adanya keset didepan kamar mandi untuk mengurangi resiko terjatuh
akibat lantai licin.

4.

Sumber Keuangan (MONEY/M4)


Suatu laboratorium tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan

baik, jika tidak memiliki dana yang cukup, baik untuk operasional maupun
untuk pengembangan laboratorium tersebut. Kegiatan operasional laboratorium
bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan harus
disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk biaya
operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap
alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga.
(Standart Laboratorium Keperawatan, 2010).
Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber
dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat atau peserta didik dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Beberapa kegiatan yang dapat
menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan (jasa)
laboratorium bagi publik, kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatankegiatan
produktif dan kreatif. (Standart Laboratorium Keperawatan, 2010).
a.

Sistem yang digunakan dalam hal keuangan Laboratorium DKKD.


Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap penyusunanserta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi

50

organisasi, karena pimpinan organisasilah yang paling berwenang dan bertanggung


jawab atas kegiatan organisasi secara keseluruhan. Namun demikian dalam
penyusunannya dapat didelegasikan kepada bagian administrasi, panitia anggaran,
kedua-duanya, atau kepada panitia anggaran di mana bagian administrasi merupakan
anggotanya. Pada umumnya penganggaran diserahkan kepada bagian administrasi
bagi organisasi yang kecil dengan kegiatan yang tidak terlalu kompleks,sedangkan
panitia anggaran, digunakan bagi organisasi yang besar dengan kegiatan yang
kompleks, beraneka ragam serta ruang lingkup yang berbeda (Munandar, 1990).
Di Laboratorium DKKD terkait sistem pengadaan obat dan alat sudah sesuai
dengan teori, dimana untuk persediaan alat dan bahan habis pakai dan alat yang tidak
habis pakai dilaboratorium di list oleh teknisi laboratorium kemudian di ajukan ke
kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium melakukan pengajuan ke
bagian keuangan PSIK, kemudian dana sebesar 40 juta per tahun untuk barang habis
pakai, setelah itu barang datang dan di cek lagi oleh teknisi lab.
b.

Sumber kesejahteraan karyawan/ruangan.


Menurut Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi

dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan.
Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktifitasnya meningkat (Hasibuan, 2003). Program kesejahteraan
karyawan adalah tunjangan tunjangan dan peningkatan kesejahteraan yang
pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi didasarkan kepada
keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai seorang manusia
yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupannya secara
normal dan bekerja lebih baik.
Di Laboratorium DKKD kesejahteraan karyawan sudah cukup baik, setiap
teknisi memiliki gaji pokok yang didapatkan setiap bulannya. Selain itu teknisi
laboratorium juga mendapatkan anggaran dari uang makan setiap hari dimana setiap
absensi yang telah dilakukan oleh teknisi laboratorium tersebut didokumentasikan
yang nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang insentif berabsensi akan
diberikan kepada ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium akan
memberikan kepada teknisi laboratorium.
c.

Analisis masalah pada bagian keuangan

51

Sistem keuangan yang digunakan dalam ruangan sudah cukup baik dan sesuai
teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi organisasi dalam
ini di dalam ruangan dilakukan oleh kepala laboratorium, kemudian kepala
laboratorium melakukan pengajuan ke keuangan PSIK untuk mendapatkan
persetujuan Ketua Prodi, dan kemudian diturunkan ke bagian anggaran sehingga
akan mendapatkan dana untuk membelanjakan barang yang diajukan.
Sumber kesejahteraan karyawan di Laboratorium DKKD sudah cukup baik
dan sesuai teori. Teknisi juga mendapatkan anggaran dari uang makan sesuai dengan
absensi yang telah dilakukan oleh teknisi tersebut didokumentasikan yang nantinya
diajukan ke anggaran.
5.

Pemasaran Bangsal (MARKET/M5)

a.

Apakah ada arah penunjuk ruang, penunjuk tempat di ruangan


Di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember, tidak terdapat denah

ruangan yang ada di laboratorium DKKD yang bertempat di PSIK Universitas


Jember. Di laboratorium DKKD belum ada petunjuk nama ruangan di masingmasing ruangan. Untuk petunjuk arah ruangan belum ada di laboratorium DKKD
Universitas Jember. Misalnya penunjuk arah ke toilet, ruang penyimpanan alat,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang.

52

b. Analisa masalah pada bagian market


No.
1.

Masalah
Di laboratorium DKKD Universitas Jember belum terdapat nama ruangan.
Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan

2.

ruang penitipan barang


Di laboratorium DKKD Universitas Jember belum terdapat penunjuk arah
ruangan. Misalnya penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat, toilet, nomor
urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang

53

BAB 3
ANALISIS SWOT
3.1 Analisis SWOT
ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL

Bobot

Rating

Skor

0,06

0,24

0,04

0,16

0,07

0,28

0,08

0,32

0,05

0,15

6. Ruang alat dan ruang


tindakan sudah dibedakan

0,04

0,12

7. Sudah terdapat 5
ortopedic bed dengan set
rail berfungsi baik

0,02

0,06

8. Peralatan dan fasilitas


cukup lengkap, misal
tersedianya sterilisator

0,05

0,15

9. SOP tindakan
keperawatan telah
tersedia

0,06

0,24

10. Di dalam laboratorium


sudah terdapat Kamar
Mandi dan wastafel

0,03

0,09

0,03

0,06

Kekuatan (Strength)
1. Penggunaan laboratorium
DKKD sudah terjadwal
2. Alur masuk labratorium
sudah jelas
3. Latar
belakang
pendidikan
teknisi
pendidikan sudah sesuai
standar BAN PT yakni D
III Keperawatan
4. Lokasi
laboratorium
strategis, dekat dengan
ruang tim Dosen DKKD
5. Laboratorium cukup luas.
Dapat menampung sekitar
20-40 mahasiswa

Kelemahan (Weakness)
1.

Tidak
ada
struktur
organisasi di laboratorium

54

DKKD
Tidak terdapat labelling
yang jelas sehingga saat
akan dibutuhkan masih
mencari-cari lagi
3. Terdapat beberapa barang
yang sudah expired tetapi
masih didisplay di lemari
penyimpanan, misalnya
cairan infus, needle, spuit,
dan obat-obatan
4. Tidak
terdapat
kursi
untuk mahasiswa yang
menunggu
giliran
praktikum
sehingga
mahasiswa harus duduk
di lantai
5. Tidak terdapat rak sepatu
untuk merapikan sepatu
mahasiswa
yang
praktikum
6. Banyak terdapat kunci
loker yang gantungannya
hilang
sehingga
mahasiswa
enggan
menyimpan tas di dalam
loker karena takut jika
tidak ada kuncinya
7. Alat peraga praktikum
banyak
yang
tidak
berfungsi dengan baik
dan belum dilakukan
perbaikan
8. Fasilitas
penunjang
lainnya seperti pendingin
ruangan atau AC tidak
berfungsi
sehingga
mengganggu kenyamanan
saat praktikum
9. Jika musim penghujan,
plafon ruang praktikum
menjadi bocor dan belum
ada perbaikan sehingga
akan
mengganggu
kenyaman dan keamanan
semua
mahasiswa,
laboran, dan dosen
10. Belum adanya format
2.

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

0,06

0,03

0,06

0,03

0,06

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

0,06

55

11.

12.

13.

14.

timbang terima/ operan


pada saat pengembalian
alat
dari
mahasiswa
kepada
teknisi
laboratorium
Belum adanya kegiatan
supervisi
terhadap
laboratorium
secara
terjadwal.
Belum adanya
keset
didepan kamar mandi
untuk mengurangi resiko
terjatuh akibat lantai licin.
Di laboratorium DKKD
Universitas Jember belum
terdapat nama ruangan.
Misalnya
ruang
penyimpanan alat, toilet,
nomor urut bad, ruang
tindakan
dan
ruang
penitipan barang
Di laboratorium DKKD
Universitas Jember belum
terdapat penunjuk arah
ruangan. Misalnya
penunjuk arah ke ruang
penyimpanan alat, toilet,
nomor urut bad, ruang
tindakan dan ruang
penitipan barang

0,03

0,03

0,03

0,06

0,03

0,03

0,03

0,03

TOTAL

ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL

Bobot

Rating

S:1,78
W: 0,6
Skor

0,2

0,8

0,15

0,6

Peluang (Opportunity)
1.

Adanya
berbagai
pelatihan
untuk
meningkatkan
keterampilan
teknisi
laboratorium
yang
diselenggarakan
oleh
berbagai instansi.
2. PSIK Universitas Jember
dalam proses peningkatan
dari
program
studi
menjadi fakultas sehingga
memberi
kesempatan

56

laboratorium
DKKD
untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan dan
sarana prasarana yang
dibutuhkan
guna
menunjang
proses
menjadi fakultas.
3. Adanya
kerjasama
dengan
antara
PSIK
Universitas
Jember
dengan
lembaga
pendidikan atau instansi
lain dalam pengembangan
kualitas pendidikan.
4. Adanya
kegiatan
kemahasiswaan
berupa
bnsc
(basic
nursing
science competition) yang
menggunakan alat dan
fasilitas
laboratorium
dkkd psik universitas
jember.

0,1

0,3

0,05

0,15

0,1

0,2

0,09

0,18

0,085

0,17

0,08

0,16

Ancaman (Threat)
1. Adanya
laboratorium
DKKD di instansi lain
yang memiliki peralatan
dan fasilitas kesehatan
dengan jumlah lebih
banyak, lengkap, dan
canggih.
2. Kurangnya kelengkapan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP) tindakan
di laboratorium DKKD
PSIK
dibandingkan
dengan
laboratorium
instansi lain.
3. Adanya
teknisi
laboratorium DKKD di
instansi
lain
yang
memiliki kualifikasi lebih
baik.
4. Adanya
Beberapa
tindakan dasar yang tidak
diajarkan di laboratorium
DKKD, sehingga apabila

57

mahasiswa
mengikuti
kegiatan atau perlombaan
di instansi lain kurang
memahami tindakan yang
dilakukan.
5. Jumlah mahasiswa yang
menggunakan
laboratorium dari tahun
ke tahun semakin banyak.
6. Komplain dari mahasiswa
karena terdapat peralatan
habis pakai seperti spuit
dan obat-obatan yang
sudah kadaluarsa.
TOTAL

0,075

0,075

0,07

0,07

O: 1,85
T: 0,86

3.2 Diagram Layang

O
Kuadran IV
Turn Arround

Kuadran I
Agresif

2,5
2
1,5

(1,18;1,3)

0,5

0,5

Kuadran III
Defensif

1,5

Kuadran II
Defersifikasi

2,5

58

Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan data sebagai berikut :


S W= 1,78 - 0,6 = 1,18
O T = 1,85 - 0,55 = 1,3
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember berada pada kuadran I Agresif dimana laboratorium DKKD
berada pada posisi yang baik, menggunakan kekuatan internal guna memanfaatkan
peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal, dan menghindari ancaman
eksternal.

59

3.3 Matriks SWOT dalam Rencana Strategi


IFAS

EFAS

Kekuatan
Kelemahan
1. Penggunaan laboratorium DKKD sudah
1. Tidak ada struktur organisasi di
terjadwal
laboratorium DKKD
2. Alur masuk labratorium sudah jelas
2. Tidak terdapat labelling yang
3. Latar belakang pendidikan teknisi
jelas sehingga saat akan
pendidikan sudah sesuai standar BAN PT
dibutuhkan masih mencari-cari
yakni D III Keperawatan
lagi
4. Lokasi laboratorium strategis, dekat
3. Terdapat beberapa barang yang
dengan ruang tim Dosen DKKD
sudah expired tetapi masih
5. Laboratorium
cukup luas. Dapat
didisplay
di
lemari
menampung sekitar 20-40 mahasiswa
penyimpanan, misalnya cairan
6. Ruang alat dan ruang tindakan sudah
infus, needle, spuit, dan obatdibedakan
obatan
7. Sudah terdapat 5 ortopedic bed dengan
4. Tidak terdapat kursi untuk
set rail berfungsi baik
mahasiswa yang menunggu
8. Peralatan dan fasilitas cukup lengkap,
giliran
praktikum sehingga
misal tersedianya sterilisator
mahasiswa harus duduk di lantai
9. SOP tindakan keperawatan telah tersedia
5. Tidak terdapat rak sepatu untuk
10.Di dalam laboratorium sudah terdapat
merapikan sepatu mahasiswa
Kamar Mandi dan wastafel
yang praktikum
6. Banyak terdapat kunci loker
yang
gantungannya
hilang
sehingga mahasiswa enggan
menyimpan tas di dalam loker
karena takut jika tidak ada
kuncinya

60

Peluang
S O
1. Adanya berbagai pelatihan untuk
1. Pelabelan
nama
pada
alat
meningkatkan keterampilan teknisi
laboratorium sehingga memudahkan
laboratorium yang diselenggarakan oleh
peminjaman alat.
berbagai instansi.
2. Mengajukan tambahan dana pada
2. PSIK Universitas Jember dalam proses
lembaga dalam mengikuti pelatihan
peningkatan dari program studi menjadi
untuk meningkatkan keterampilan
fakultas sehingga memberi kesempatan
teknisi lab DKKD
laboratorium
DKKD
untuk
3. Mengajukan peralatan baru guna
meningkatkan kualitas pelayanan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
sarana prasarana yang dibutuhkan guna
di laboratorium
menunjang proses menjadi fakultas.
4. Mengadakan mini diskusi tentang
3. Adanya kerjasama dengan antara PSIK
kualitas labratorium dengan para
Universitas Jember dengan lembaga
mahasiswa
maupun
tenaga
pendidikan atau instansi lain dalam
kependidikan dari universitas lain
pengembangan kualitas pendidikan.
yang ikut serta dalam event-event
4. Adanya
kegiatan
kemahasiswaan
yang diadakan PSIK Universitas
berupa BNSC (basic nursing science
Jember, seperti BNSC atau Ners
competition) yang menggunakan alat
Vaganza
dan fasilitas laboratorium dkkd psik
5. Diadakannya
sharing
terkait

7. Alat peraga praktikum banyak


yang tidak berfungsi dengan
baik dan belum dilakukan
perbaikan
8. Fasilitas penunjang lainnya
seperti pendingin ruangan atau
AC tidak berfungsi sehingga
mengganggu kenyamanan saat
praktikum
WO
1. Pihak laboratorium secra rutin
mengadakan supervisi terhadap
barang
habis
pakai
dan
mengajukan permintaan barang
kepada bagian sarana dan
prasarana PSIK Universitas
Jember.
2. Teknisi
laboratorium
dapat
diberikan
pelatihan
yang
berjenjang untuk meningkatkan
keterampilan salag satunya yaitu
pembuatan
format
dan
pelaksanaan timbang terima
antara teknisi dan mahasiswa.
3. Pelatihan
terhadap
teknisi
laboratorium
dilaksanakan
secara rutin sehingga teknisi

61

universitas jember.

Ancaman

perkembangan laboratorium yang


didapatan dari berbagai pelatihan
antara dosen dan tenaga laboran
secara rutin, misal tiap bulan 1 kali.

ST

memiliki kemampuan dalam


menyusun struktur organisasi
laboratorium mengikuti aturan
yang berlaku.
4. Laboratorium dapat melakukan
supervisi rutin sehingga barang
penunjang laboratorium dapat
teridentifikasi kerusakannya dan
segera mebgajukan perbaikan
kepda bidang sarana prasarana
PSIK Universitas Jember.
5. Laboratorium dapat mengajukan
usulan mengenai perbaikan
bangunan laboratorium salah
satunya plafon kepada pihak
sarana dan prasarana.
6. Teknisi
laboratorium
dapat
melakukan
supervisi
rutin
terhadap
bahan
dan
alat
penunjang dalam laboratorium
dan melakukan labeling terhadap
alat dan bahan penunjang
sehingga
supervisi
dapat
berjalan dengan baik.
WT

62

1. Adanya laboratorium dkkd di instansi


lain yang memiliki peralatan dan
fasilitas kesehatan dengan jumlah lebih
banyak, lengkap, dan canggih
2. Kurangnya
kelengkapan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) tindakan
di
laboratorium
DKKD
PSIK
dibandingkan dengan laboratorium
instansi lain
3. Adanya teknisi laboratorium dkkd di
instansi lain yang memiliki kualifikasi
lebih baik.
4. Kurangnya
kelengkapan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) tindakan
di
laboratorium
DKKD
PSIK
dibandingkan dengan laboratorium
instansi lain.
5. Jumlah mahasiswa yang menggunakan
laboratorium dari tahun ke tahun
semakin banyak
6. Komplain dari mahasiswa karena
terdapat peralatan habis pakai seperti
spuit dan obat-obatan yang sudah
kadaluarsa.

1. Mengupayakan untuk penambahan


peralatan dan fasilitas yang belum
tersedia di lab. DKKD PSIK
Universitas Jember berdasarkan dari
lab. DKKD instansi lain.
2. Menambahkan SOP tindakan yang
belum tersedia di lab. DKKD PSIK
Universitas Jember berdasarkan
standard peralatan yang dibutuhkan di
lab. DKKD.
3. Mengikut sertakan teknisi lab. DKKD
dalam pelatihan untuk meningkatkan
kualitas kerja sehingga dapat bersaing
dengan instansi lain.
4. Mengatur jadwal yang tepat agar semua
tindakan dapat dipraktikumkan
sekaligus untuk praktikum mandiri.
5. Membagi shift/kelompok untuk
mahasiswa yang akan melakukan
praktikum jika mahasiswa terlalu
banyak atau tidak cukup dimana jumlah
mahasiswa disesuaikan dengan jumlah
ketersediaan alat.
6. Melakukan subsidi silang dengan lab.
lain di PSIK apabila ada keperluan alat
dan barang yang tidak tersedia di
laborataorium DKKD.

1. Perlu dilakukan pelatihan antar dosen


dan teknisi laboratorium.
2. Perlu dibentuk struktur organisasi
laboratorium
DKKD
untuk
mengetahui
wewenang
dan
tanggungjawab setiap anggotanya.
3. Perlu dilakukan pendataan ulang alatalat yang masih bisa digunakan dan
tidak bisa digunakan.
4. Perlu mengganti alat-alat yang sudah
tidak bisa digunakan atau kadaluarsa
(seperti cairan infus, needle, spuit,
dan obat-obatan), sehingga dapat
memberikan
kenyamanan
pada
mahasiswa saat kegiatan praktikum.
5. Perlu pengadaan fasilitas pendukung
sehingga
dapat
meningkatkan
kenyamanan mahasiswa praktikum.
6. Perlu dilakukan update keilmuan
kesehatan khususnya keperawatan
dasar melalui mini seminar atau
kuliah tamu secara rutin.

63

BAB 4
PRIORITAS MASALAH DAN POA
4.1 Daftar Masalah
No
Pernyataan Masalah
Man (M 1)
1. Belum optimalnya penyimpanan buku daftar pengunjung laboratorium
2. Belum adanya struktur kepengurusan atau laboran
Material (M 2)
3. Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat akan
dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
4. Belum optimalnya pengelolaan barang habis pakai dengan adanya beberapa
barang yang sudah expired tetapi masih didisplay di lemari penyimpanan,
misalnya cairan infus, needle, spuit, dan obat-obatan.
5. Belum adanya kursi untuk mahasiswa yang menunggu giliran praktikum
sehingga mahasiswa harus duduk di lantai.
6. Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
7. Belum optimalnya kunci loker yang gantungannya hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di dalam loker karena takut jika tidak ada kuncinya.
8. Belum optimalnya alat peraga praktikum dan belum dilakukan perbaikan.
9. Belum optimalnya fasilitas penunjang lainnya seperti pendingin ruangan atau
AC sehingga mengganggu kenyamanan saat praktikum
10. Jika musim penghujan, plafon ruang praktikum menjadi bocor dan belum ada
perbaikan sehingga akan mengganggu kenyaman dan keamanan semua
mahasiswa, laboran, dan dosen.
Methode (M 3)
11. Belum terdapat visi, misi, dan tujuan secara spesifik terkait laboratorium
DKKD PSIK Universitas Jember.
12. Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat
dari mahasiswa kepada teknisi laboratorium
13. Belum adanya kegiatan supervisi terhadap laboratorium secara terjadwal.
14. Perlu adanya beberapa perubahan dan perbaikan, seperti buku daftar hadir
pengunjung laboratorium, pendataan buku penggunaan barang secara rutin,
pengkodean dan pemberian label pada setiap barang yang ada di laboratorium.
15. Belum adanya keset didepan kamar mandi untuk mengurangi resiko terjatuh
akibat lantai licin.
Market (M5)
16. Belum terdapat nama ruangan. Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang di laboratorium

64

17.

DKKD PSIK Universitas Jember


Belum terdapat penunjuk arah ruangan. Misalnya penunjuk arah ke ruang
penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan
barang di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember

4.2 Penapisan Prioritas Masalah


No

Pernyataan Masalah

Man (M 1)
1. Belum
optimalnya
penyimpanan buku daftar
pengunjung laboratorium
2. Belum
adanya
struktur
kepengurusan atau laboran
Material (M 2)
3. Belum adanya labelling yang
jelas di lemari penyimpanan
sehingga saat akan dibutuhkan
masih mencari-cari lagi.
4. Belum optimalnya pengelolaan
barang habis pakai dengan
adanya beberapa barang yang
sudah expired tetapi masih
didisplay
di
lemari
penyimpanan, misalnya cairan
infus, needle, spuit, dan obatobatan.
5. Belum adanya kursi untuk
mahasiswa yang menunggu
giliran praktikum sehingga
mahasiswa harus duduk di
lantai.
6. Belum adanya rak untuk
sepatu
mahasiswa
juga
sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
7. Belum optimalnya kunci loker
yang gantungannya hilang
sehingga mahasiswa enggan
menyimpan tas di dalam loker
karena takut jika tidak ada
kuncinya.

Skor
V C

Jumlah

Prioritas

19

21

18

11

14

10

17

15

15

65

8.

Belum optimalnya alat peraga


praktikum
dan
belum
dilakukan perbaikan.
9. Belum optimalnya fasilitas
penunjang lainnya seperti
pendingin ruangan atau AC
sehingga
mengganggu
kenyamanan saat praktikum
10. Jika musim penghujan, plafon
ruang praktikum menjadi
bocor
dan
belum
ada
perbaikan
sehingga
akan
mengganggu kenyaman dan
keamanan semua mahasiswa,
laboran, dan dosen.
Methode (M 3)
11. Belum terdapat visi, misi, dan
tujuan secara spesifik terkait
laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember.
12. Belum adanya format timbang
terima/ operan pada saat
pengembalian
alat
dari
mahasiswa kepada teknisi
laboratorium
13. Belum
adanya
kegiatan
supervisi
terhadap
laboratorium secara terjadwal.
14. Perlu adanya beberapa
perubahan dan perbaikan,
seperti buku daftar hadir
pengunjung laboratorium,
pendataan buku penggunaan
barang secara rutin,
pengkodean dan pemberian
label pada setiap barang yang
ada di laboratorium.
15. Belum adanya keset didepan
kamar mandi untuk
mengurangi resiko terjatuh
akibat lantai licin.
Market (M5)

12

13

14

11

14

12

22

17

11

15

11

16

15

10

66

16. Belum terdapat nama ruangan. 5


Misalnya ruang penyimpanan
alat, toilet, nomor urut bad,
ruang tindakan dan ruang
penitipan
barang
di
laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember
17. Belum terdapat penunjuk arah 4
ruangan. Misalnya penunjuk
arah ke ruang penyimpanan
alat, toilet, nomor urut bad,
ruang tindakan dan ruang
penitipan
barang
di
laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember

18

16

Keterangan :
Magnitude (M)

Berapa banyak orang yang terkena dampak masalah


tersebut.
Severity (S)
: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan
case fatality dari masing-masing.
Vulnerability (V)
: Menunjukan sejauh mana masalah tersebut.
Community and political: Menunjunkan sejauh mana masalah tersebut menjadi
concern (C)
concern atau kegusaran orang dan parapemangku
kebijakan.
Affordability (A)
: Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia untuk
mengatasi masalah tersebut
Adapun skor penilaian yang digunakan adalah :
1 : Tidak ada
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Banyak
5 : Sangat Banyak

67

4.3 Penapisan Prioritas Tindakan


a. Belum terdapat visi, misi, dan tujuan secara spesifik terkait laboratorium DKKD
PSIK Universitas Jember.
No. Prioritas Tindakan
1.

2.

Lakukan diskusi bersama


antara teknisi lab. bersama
dosen DKKD untuk
perancangan dan pembuatan
visi, misi dan tujuan lab.
DKKD PSIK Universitas
Jember.
Cetak dan pasang visi, misi
dan tujuan lab. DKKD di
dalam ruangan lab.

Skor
C
A
4
4

R
4

Jumlah

Prioritas

L
3

15

14

b. Belum adanya struktur kepengurusan atau laboran


No.
1.

2.
3.

Prioritas Tindakan
Lakukan diskusi antara teknisi,
dosen dan mahasiswa untuk
pembuatan struktur organisasi di
ruangan nusa indah
Merancang
dan
membuat
struktur
kepengurusan
laboratorium DKKD
Cetak dan pasang struktur di
dalam ruangan sehingga dapat di
baca dan digunakan sebagai
pengingat
seluruh
anggota
ruangan.

C
4

Skor
A
R
4
5

L
4

Jumlah Prioritas
17

14

14

c. Belum optimalnya penyimpanan buku daftar pengunjung laboratorium


No.
1

Prioritas Tindakan
Diskusikan kepada teknisi dan
dosen untuk membuat buku
daftar
pengunjung
laboratorium

C
4

Skor
A
R
5
4

Jumlah Prioritas
L
4

17

68

Membuat
buku
daftar 4
5
4
3
16
2
pengunjung laboratorium
3
Membuat tempat penyimpanan 4
4
3
3
14
3
buku dan daftar pengunjung
guna meminimalisir terjadnya
kehilangan data laboratorium
yang diperlukan
d. Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat akan
dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
No.
1.

2.

3.

Prioritas Tindakan
Lakukan
diskusi
antara
laboran
dan
mahasiswa
mengenai
almari
penyimpanan yang belum
memiliki label.
Lakukan
diskusi
antara
laboran
dan
mahasiswa
mengenai pemasangan label
pada almari penyimpanan.
Cetak dan pasang label pada
almari pemyimpanan.

C
4

Skor
A
R
4
4

L
3

Jumlah

Prioritas

15

13

12

e. Belum terdapat nama ruangan. Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet, nomor
urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang
Skor
C
A
bersama 5
5
nama-nama

No. Prioritas Tindakan


1
2
3

Mendiskusikan
pembuatan
ruangan
Membuat desain nama-nama
ruangan
Mencetak nama-nama ruangan

Jumlah Prioritas
R
5

L
5

20

18

15

69

f. Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat dari
mahasiswa kepada teknisi laboratorium
No.
1.
2.
3.

4.

Prioritas Tindakan
Merancang format timbang
terima oleh kelompok
Mengaplikasikan
format
timbang terima yang telah
dibuat
Membuat format timbang
terima yang telah disepakati
oleh teknisi laboratorium dan
dosen pembimbing
Diskusikan dengan teknisi
laboratorium
dan
dosen
pembimbing terkait format
timbang
terima
saat
peminjaman
dan
pengembalian
alat
oleh
mahasiswa

C
4

Skor
A
R
4
4

Jumlah

Prioritas

L
4

16

12

14

g. Belum terdapat penunjuk arah ruangan. Misalnya penunjuk arah ke ruang


penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan
barang
Skor
C
A
Mendiskusikan
bersama 5
5
pembuatan penunjuk arah
ruangan
Membuat desain penunjuk arah 4
4
ruangan
Membuat desain penunjuk arah 4
3
ruangan

No. Prioritas Tindakan


1
2
3

Jumlah Prioritas
R
5

L
5

20

14

13

h. Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
No.
1.

Prioritas Tindakan
Lakukan

diskusi

antara

C
4

Skor
A
R
4
4

Jumlah
L
3

15

Prioritas
1

70

laboran
dan
mahasiswa
mengenai pengadaan rak
sepatu untuk mahasiswa di
laboratorium DKKD.
Lakukan pemasangan rak
sepatu untuk mahasiswa di
ruang loker.

2.

13

i. Belum optimalnya kunci loker yang gantungannya hilang sehingga mahasiswa


enggan menyimpan tas di dalam loker karena takut jika tidak ada kuncinya.
No.
1.

2.

3.

j.

Prioritas Tindakan
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.

2.

Jumlah

Prioritas

L
3

15

13

12

Adanya lantai licin didepan kamar mandi sehingga meningkatkan resiko jatuh.

No. Prioritas Tindakan


1.

C
4

Skor
A
R
4
4

Lakukan diskusi antara


teknisi laboratorium dengan
official kampus jika tedapat
lantai licin didepan kamar
mandi agar di bersihkan.
Menyediakan dan meletakkan

Skor
C
A
4
4

Jumlah

Prioritas

R
4

L
3

15

14

71

keset di depan kamar mandi


sehingga dapat mencegah
resiko jatuh
Skala prioritas masalah yang dipakai adalah dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
Capability ( C )
Accessible (A)
Readliness (R)
Leverage (L)

: Kemampuan ruangan dalam mengatasi masalah


: Kemudahan masalah untuk diatasi
: Kesiapan ruangan dalam mengatasi masalah
: Daya pendorong dalam mengatasi masalah

Adapun skor penilaian yang digunakan adalah :


1 : Tidak Mampu
2 : Kurang Mampu
3 : Cukup Mampu
4 : Mampu
5 : Sangat Mampu

72

4.4 Planning of Action


No.

Masalah

1.

Belum adanya visi,


misi, dan tujuan secara
spesifik untuk lab.
DKKD PSIK
Universitas Jember

2.

Belum adanya struktur


kepengurusuan
atau
laboran

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil

Penanggung
Jawab
Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1

1. Lakukan diskusi bersama


1. Visi, Misi, dan
antara teknisi lab. bersama
tujuan Lab.
dosen DKKD untuk
DKKD PSIK
perancangan dan pembuatan
Universitas
visi, misi dan tujuan lab.
Jember
DKKD PSIK Universitas
terbentuk.
Jember.
2. Visi, misi, dan
2. Cetak dan pasang visi, misi
tujuan Lab.
dan tujuan lab. DKKD di
DKKD terpasang
dalam ruangan lab.
di ruangan
teknisi.
3. Semua teknisi
Lab. memahami
Visi, misi, dan
tujuan lab.
DKKD PSIK
Universitas
Jember.
3. Melakukan diskusi antara 1. Terbentuknya
Mahasiswa
teknisi,
dosen
dan
struktur
PBL Mankep
mahasiswa
untuk
organisasi
di Kelompok 1
pembuatan
struktur
laboratorium
organisasi di laboratorium
DKKD
DKKD
2. Struktur
4. Merancang dan membuat
organisasi ruang
struktur
kepengurusan
laboratorium

Waktu
Disesuaikan

Disesuaikan

73

No.

3.

Masalah

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil

Penanggung
Jawab

laboratorium DKKD
DKKD
5. Mencetak
dan
pasang
terpampang
di
struktur di dalam ruangan
ruangan
sehingga dapat di baca dan 3. Semua warga dan
digunakan
sebagai
petugas
di
pengingat seluruh anggota
laboratorium
ruangan
DKKD
dapat
memahami dan
melaksanakan
tugas pokok dan
fungsi
sesuai
dengan struktur
organisasi yang
terbentuk
Belum
optimalnya 1. Diskusikan kepada teknisi 1. Terbentuknya
Mahasiswa
penyimpanan
buku
dan dosen untuk membuat
buku
daftar PBL Mankep
daftar
hadir
buku daftar pengunjung
pengunjung
di Kelompok 1
pengunjung
laboratorium
laboratorium
laboratorium
2. Membuat
buku
daftar
DKKD
pengunjung laboratorium
2. Terbentuknya
3. Membuat
tempat
tempat/
rak
penyimpanan buku dan
penyimpanan
daftar pengunjung guna
buku
daftar
meminimalisir
terjadinya
pengunjung
kehilangan
data
laboratorium
laboratorium
yang
DKKD
diperlukan
3. Teknisi
dapat

Waktu

Disesuaikan

74

No.

Masalah

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil

Penanggung
Jawab

Waktu

memanfaatkan
sarana yang telah
dibuat
untuk
meminimalkan
hilannya
data
laboratorium
4. Dapat diketahui
statistic
jumlah
pengunjung
laboratorium
DKKD tiap bulan
sehingga
dapat
dievaluasi
keaktifan
mahasiswa dalam
belajar praktikum
DKKD.
4.

Belum adanya
labelling yang jelas di
lemari penyimpanan
sehingga saat akan
dibutuhkan masih
mencari-cari lagi.

1. Lakukan diskusi antara


laboran dan mahasiswa
mengenai almari
penyimpanan yang belum
memiliki label.
2. Lakukan diskusi antara
laboran dan mahasiswa
mengenai pemasangan
label pada almari

1. Almari
penyimpanan
terpasang label
sesuai dengan
isinya.
2. Alat-alat
penunjang
praktikum
tersusun rapi di

Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1

Disesuaikan

75

No.

Masalah

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil

penyimpanan.
3. Cetak dan pasang label pada
almari pemyimpanan.
3.

5.

Belum terdapat nama 1. Mendiskusikan bersama


1.
ruangan.
Misalnya
pembuatan nama-nama
ruang
penyimpanan
ruangan
2.
Membuat desain nama-nama
alat, toilet, nomor urut
ruangan
2.
bad, ruang tindakan
dan ruang penitipan 3. Mencetak nama-nama
ruangan
barang di laboratorium
DKKD
PSIK
Universitas Jember
3.

6.

Belum adanya format


1. Merancang format timbang
timbang terima/ operan
terima oleh kelompok

1.

almari sesuai
dengan label
yang terpasang.
Alat-alat
penunjang
praktikum dapat
dengan mudah
dicari saat
dibutuhkan.
Nama
ruangan
yang
ada
di
laboratorium
terbentuk
Nama
ruangan
yang
ada
di
laboratorium
terpasang
di
setiap ruangan
Semua
warga
PSIK
yang
menggunakan
laboratorium
DKKD mengerti
nama ruangan
Format timbang
terima
telah

Penanggung
Jawab

Waktu

Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1

Disesuaikan

Mahasiswa
PBL Mankep

Disesuaikan

76

No.

7.

Masalah

Rencana Kegiatan

pada saat
pengembalian alat dari
mahasiswa kepada
teknisi laboratorium

2. Diskusikan dengan teknisi


laboratorium dan dosen
pembimbing terkait format
timbang
terima
saat
peminjaman
dan
pengembalian alat oleh
mahasiswa
3. Membuat format timbang
terima yang telah disepakati
oleh teknisi laboratorium
dan dosen pembimbing
4. Mengaplikasikan
format
timbang terima yang telah
dibuat

Belum
penunjuk

Kriteria Hasil

Penanggung
Jawab
Kelompok 1

dirancang
2. Kesepakatan
antara
mahasiswa,
teknisi
laboratorium,
dan
dosen
pembimbing
terkait
format
timbang terima
yang
akan
diberikan
3. Format timbang
terima
yang
telah disepakati
dibuat
4. Teknisi
laboratorium
dan mahasiswa
mampu
mengaplikasika
n
format
timbang terima
yang
telah
dibuat
terdapat 1. Mendiskusikan bersama
1. Penunjuk
arah Mahasiswa
arah
pembuatan penunjuk arah ke
ruangan yang ada PBL Mankep

Waktu

Disesuaikan

77

No.

Masalah

Rencana Kegiatan

ruangan.
Misalnya
ruangan
penunjuk arah ke 2. Membuat desain penunjuk
ruang
penyimpanan
arah ruangan
alat, toilet, nomor urut 3. Mencetak penunjuk arah
bad, ruang tindakan
ruangan
dan ruang penitipan
barang di laboratorium
DKKD
PSIK
Universitas Jember

8.

Belum adanya rak


untuk sepatu
mahasiswa juga
sehingga sepatu tidak
tertata dengan rapi.

1. Lakukan diskusi antara


laboran dan mahasiswa
mengenai pengadaan rak
sepatu untuk mahasiswa di
laboratorium DKKD.
2. Lakukan pemasangan rak
sepatu untuk mahasiswa di
ruang loker.

9.

Belum optimalnya

1. Belum optimalnya kunci

Penanggung
Jawab
di laboratorium Kelompok 1
terbentuk
2. Penunjuk
arah
ruangan yang ada
di laboratorium
terpasang
di
setiap ruangan
3. Semua
warga
PSIK
yang
menggunakan
laboratorium
DKKD mengerti
penunjuk
arah
ruangan
1. Terpasang rak
Mahasiswa
sepatu
PBL Mankep
mahasiswa di
Kelompok 1
ruang loker
laboratorium
DKKD.
2. Sepatu
mahasiswa
tertata rapi di
ruang loker
laboratorium
DKKD.
1. Semua kunci
Mahasiswa
Kriteria Hasil

Waktu

Disesuaikan

Disesuaikan

78

No.

Masalah
kunci loker yang
gantungannya hilang
sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas
di dalam loker karena
takut jika tidak ada
kuncinya.

10.

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil

loker yang gantungannya


terpasang
hilang sehingga mahasiswa
gantungan
enggan menyimpan tas di
sesuai dengan
dalam loker karena takut
nomor loker.
jika tidak ada kuncinya.
2. Kunci loker
2. Belum optimalnya kunci
tertata rapi di
loker yang gantungannya
tempat
hilang sehingga mahasiswa
penyimpanan
enggan menyimpan tas di
kunci.
dalam loker karena takut
3. Mahasiswa
jika tidak ada kuncinya.
dapat dengan
3. Belum optimalnya kunci
mudah
loker yang gantungannya
menemukan
hilang sehingga mahasiswa
kunci yang
enggan menyimpan tas di
sesuai dengan
dalam loker karena takut
nomor lokernya.
jika tidak ada kuncinya.
Adanya lantai licin 1. Menyediakan dan
1. Tidak
ada
depan kamar mandi
mahasiswa jatuh
meletakkan keset di depan
sehingga
didepan
kamar
kamar mandi sehingga dapat
meningkatkan resiko
mandi
yang
mencegah resiko jatuh
jatuh
disebabkan lantai
2. Lakukan diskusi antara
yang licin.
teknisi laboratorium dengan 2. Tercipta
official kampus jika tedapat
hubungan
baik
lantai licin didepan kamar
antara
teknisi
mandi agar di bersihkan.
laboratorium

Penanggung
Jawab
PBL Mankep
Kelompok 1

Kelompok 1
PBL Mankep

Waktu

Disesuaikan

79

No.

Masalah

Rencana Kegiatan

Kriteria Hasil
dengan
kampus.

official

Penanggung
Jawab

Waktu

80

BAB 5. EVALUASI KEGIATAN


Bab ini menguraikan tentang evaluasi kegiatan yang meliputi evaluasi
struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan
oleh kelompok. Evaluasi kegiatan disesuaikan dengan analisis masalah dan
perencanaan tindakan (Planning of Action). Berikut ini merupakan evaluasi
kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok selama Praktik Belajar Lapangan
(PBL)

Manajemen

Keperawatan

di

Laboratorium

Dasar

Keperawatan

Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas


Jember.
5.1 Evaluasi Kegiatan 1
Masalah: Belum adanya visi, misi, dan tujuan secara spesifik untuk lab. DKKD
PSIK Universitas Jember.
5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian bahwa di laboratorium DKKD telah
terdapat visi, misi, dan tujuan tetapi masih secara umum dan belum secara
spesifik terkait laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember.
b. Melakukan diskusi antara teknisi, dosen dan mahasiswa untuk pembuatan
visi dan misi secara spesifik di laboratorium DKKD PSIK Universitas
Jember
5.1.2 Evaluasi Proses
a. Merancang dan membuat visi dan misi laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember.
b. Mencetak dan memasang visi dan misi di dalam ruangan sehingga dapat di
baca dan digunakan sebagai pengingat seluruh anggota ruangan.
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Visi dan misi sudah di cetak dan dan di pasang di laboratorium DKKD
PSIK Universitas Jember

81

5.2 Evaluasi Kegiatan 2


Masalah: Belum adanya struktur kepengurusuan atau laboran.
5.2.1

Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa melakukan pengkajian bahwa di laboratorium DKKD belum


memiliki struktur kepengurusuan tertulis.
b. Mahasiswa melakukan identifikasi siapa yang akan masuk kedalam
struktur kepengurusuan atau laboran.
c. Melakukan diskusi antara teknisi, dosen dan mahasiswa untuk pembuatan
struktur organisasi di laboratorium DKKD.
5.2.2

Evaluasi Proses

a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi siapa yang akan masuk kedalam


Kepengurusuan atau Laboran.
b. Merancang dan membuat struktur kepengurusan laboratorium DKKD.
c. Mencetak dan memasang struktur di dalam ruangan sehingga dapat di baca
dan digunakan sebagai pengingat seluruh anggota ruangan.
5.2.3

Evaluasi Hasil

a. Struktur kepengurusan sudah di cetak dan dan di pasang di laboratorium


DKKD.
b. Struktur kepengurusan dari atas ke bawah meliputi Ketua PSIK UNEJ,
Sekretaris 1 PSIK UNEJ, Ketua Laboratorium, Dosen DKKD, dan Teknisi
laboratorium yang berperan di laboratorium DKKD pada periode tahun
ajaran 2015-2016.
5.3 Evaluasi Kegiatan 3
Masalah: Belum optimalnya penyimpanan buku daftar hadir pengunjung
laboratorium.
5.3.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian pada kelengkapan laboratorium seperti
buku daftar hadir pengunjung.
b. Mahasiswa melakukan diskusi dengan teknisi mengenai perlunya
pengadaan buku daftar hadir pengunjung laboratorium
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan buku daftar hadir pengunjung di
5.3.2

laboratorium DKKD.
Evaluasi Proses

82

a. Mahasiswa berhasil mendiskusikan pengadaan buku daftar hadir di


laboratorium bersama teknisi.
b. Mahasiswa membuat buku daftar hadir laboratorium DKKD.
c. Mahasiswa membuat penyimpanan buku daftar hadir pengunjung
laboratorium sehingga meminimalisir kehilangan data laboratorium yang
diperlukan.
5.3.3 Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa telah membuat daftar hadir pengunjung laboratorium beserta
penyimpanannya yang baik sehingga meminimalisir kehilangan data
laboratorium yang tidak diharapkan. Pengadaan buku daftar hadir
pengunjung laboratorium memudahkan teknisi dalam bekerja dan
mengolah

data

sehingga

dapat

diketahui

statistik

penggunaan

laboratorium.
5.4 Evaluasi Kegiatan 4
Masalah: Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat
akan dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
5.4.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian pada label barang pada setiap tempat
penyimpanan alat dan barang di laboratorium.
b. Mahasiswa melakukan pengkajian mengenai alat dan bahan penunjang apa
saja yang ada di laboratotium DKKD.
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan labelling pada setiap lemari atau
etalase alat dan bahan penunjang praktikum.
5.4.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi alat dan bahan penunjang praktikum
yang ada di laboratorium DKKD.
b. Mahasiswa membuat labelling dan mencetak nama alat dan bahan
penunjang praktikum.
c. Mahasiswa menata dengan rapi alat dan bahan penunjang praktikum
didalam lemari dan etalase penyimpanan.
5.4.3 Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa telah menempel label di lemari dan etalase penyimpanan
sesuai dengan isi alat dan bahan penunjang yang telah tersusun rapi.
Adanya labelling pada setiap tempat penyimpanan alat dan bahan
membuat praktikum lebih efisien dengan memudahkan pengguna

83

laboratorium untuk menemukan alat dan bahan penunjang yang akan


digunakan praktikum.
5.5 Evaluasi Kegiatan 5
Masalah: Belum terdapat nama ruangan. Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang di laboratorium
DKKD PSIK Universitas Jember.
5.5.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan

pengkajian

pada

nama

ruangan

seperti

penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang
penitipan barang di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember dengan
cara mengidentifikasi nama ruangan tersebut.
b. Mahasiswa melakukan identifikasi nama ruangan yang belum tercantum di
laboratorium.
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan nama ruangan untuk ditempel
pada masing-masing ruangan yang tidak ada nama ruangannya.
5.5.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi nama semua ruangan yang ada di
laboratorium DKKD dengan bantuan teknisi.
b. Mahasiswa memasang nama ruangan pada setiap ruangan dengan sesuai.
c. Mahasiswa memasang nama ruangan berdasarkan rekomendasi dan usulan
dari teknisi.
5.5.3 Evaluasi Hasil
a. Pada masing-masing ruangan mahasiswa telah memasang nama ruangan
seperti penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang
penitipan barang. Hal ini untuk mempermudah mahasiswa untuk
mengetahui letak ruangan dengan jelas selain itu akan mempermudah
pengawasan selama pelaksanaan praktikum dilakukan.
5.6 Evaluasi Kegiatan 6
Masalah: Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian
alat dari mahasiswa kepada teknisi laboratorium.
5.6.1

Evaluasi Struktur

84

a. mahasiswa telah melakukan pengkajian terhadap timbang terima/ operan


pada saat pengembalian alat dari mahasiswa kepada teknisi laboratorium
di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember
b. mahasiswa telah merancang format timbang terima /operan yang akan
digunakan di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember
c. mahasiswa melakukan konsultasi terkait format timbang terima/operan
yang akan digunakan di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember
kepada Dosen Pembimbing dan Teknisi Laboratorium.
5.6.2 Evaluasi Proses
a. Proses pembuatan format timbang terima /operan laboratorium DKKD
PSIK Universitas Jember telah dilaksanakan dan berjalan dengan baik
b. Proses pembuatan format timbang terima /operan dilakukan bersama
dengan mahasiswa dalam satu kelompok.
5.6.3 Evaluasi Hasil
a. Timbang terima/operan laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember
diketik dengan format nama mata kuliah/nama tindakan, hari/tanggal/jam
tindakan, dosen pengajar, kelompok/nama ketua, nama alat/bahan, jumlah
alat/bahan dan kondisi alat/bahan pada saat peminjaman/pemulangan.
b. Format timbang terima/operan dapat digunakan untuk memudahkan saat
akan dilakukan penghitungan jumlah rata-rata pengunjung laboratorium
dan jumlah alat yang digunakan dalam kurun waktu tertentu.
5.7 Evaluasi Kegiatan 7
Masalah: Belum terdapat penunjuk arah ruangan. Misalnya penunjuk arah ke
ruang penyimpanan alat, toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang penitipan
barang, dan alur masuk mahasiswa praktikum di laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember.
5.7.1

Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa melakukan pengkajian pada pemasaran Laboratorium DKKD.


b. Mahasiswa melakukan identifikasi ada atau tidaknya penunjuk arah
ruangan Laboratorium DKKD.
c. Mahasiswa mengidentifikasi di Laboratorium DKKD belum terdapat
penunjuk arah ruangan seperti penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat,

85

toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang penitipan barang, dan alur
masuk mahasiswa praktikum.
d. Mahasiswa mengidentifikasi bahwa Laboratorium DKKD memerlukan
penunjuk arah ruangan seperti penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat,
toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang penitipan barang, dan alur
masuk mahasiswa praktikum untuk memfasilitasi mahasiswa praktikum
atau pengunjung lain saat akan menggunakan laboratorium.
5.7.2

Evaluasi Proses

a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi tentang penunjuk arah ruangan.


b. Mahasiswa membuat desain penunjuk arah ruangan seperti penunjuk arah
ke ruang penyimpanan alat, toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang
penitipan barang, dan alur masuk mahasiswa praktikum.
c. Mahasiswa mengkonsultasikan hasil desain penunjuk arah kepada teknisi
dan dosen.
d. Mahasiswa mencetak desain penunjuk arah yang telah disetujui kemudian
di tempel.
5.7.3

Evaluasi Hasil

a. Penunjuk arah yang telah dicetak sudah terpasang di tempatnya masingmasing. Penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat terpasang di depan
ruang penyimpanan alat, arah menuju toilet terpasang di sebelah toilet,
nomor urut bed terpasang di bed dan di dinding sebelah masing-masing
bed, petunjuk tempat penitipan barang di sebelah loker mahasiswa, dan alur
masuk mahasiswa praktikum terpasang di samping ruang penyimpanan alat
sebelum mahasiswa memasuki laboratorium. Penunjuk arah ini dapat
memudahkan mahasiswa yang akan melakukan kegiatan praktikum di
Laboratorium DKKD agar berjalan lebih tertib dan teratur.
5.8 Evaluasi Kegiatan 8
Masalah: Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak
tertata dengan rapi.
5.8.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian tentang fasilitas di Laboratorium
DKKD.

86

b. Mahasiswa

melakukan

identifikasi

terhadap

penyimpanan

sepatu

mahasiswa praktikum di Laboratorium DKKD dan ditemukan bahwa


sepatu mahasiswa kurang tersimpan dengan rapi.
c. Mahasiswa mengidentifikasi bahwa Laboratorium DKKD memerlukan rak
sepatu untuk penyimpanan sepatu mahasiswa praktikum agar terlihat lebih
rapi dan aman.
5.8.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi penyimpanan sepatu mahasiswa
praktikum di Laboratorium DKKD.
b. Mahasiswa berkonsultasi dengan teknisi laboratorium tentang kebutuhan
rak sepatu untuk mahasiswa selama satu kali kegiatan praktikum.
c. Mahasiswa membeli rak sepatu dengan jumlah yang

telah

direkomendasikan oleh teknisi laboratorium.


d. Mahasiswa meletakkan rak sepatu di bagian barat laboratorium tepat di
depan loker penitipan barang mahasiswa.
5.8.3 Evaluasi Hasil
a. Rak sepatu sejumlah empat buah dengan masing-masing rak terdiri atas
tiga lapis telah tertata rapi di bagian barat laboratorium tepat di depan
loker penitipan barang mahasiswa.
b. Mahasiswa yang praktikum di Laboratorium DKKD sudah dapat
meletakkan sepatunya di rak sepatu dengan rapi dan aman.
5.9 Evaluasi Kegiatan 9
Masalah: Belum optimalnya kunci loker yang gantungannya hilang sehingga
mahasiswa enggan menyimpan tas di dalam loker karena takut jika tidak ada
kuncinya.
5.9.1

Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa melakukan pengkajian pada kunci dan loker yang ada di


tempat

penitipan

barang

laboratorium

DKKD

dengan

cara

mengidentifikasi kesesuaian nomor pada kunci dan juga loker.


b. Mahasiswa mengidentifikasi loker yang tidak ada kuncinya maupun kunci
loker yang sudah tidak ada nomornya.
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan gantungan nomor kunci loker
dan mengganti loker yang tidak ada kuncinya dengan kunci baru.

87

5.9.2

Evaluasi Proses

a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi loker yang tidak ada kuncinya


maupun kunci loker yang tidak ada nomornya.
b. Mahasiswa memberikan nomor baru pada setiap kunci loker.
c. Mahasiwaa memberikan nomor pada loker penitipan barang.
5.9.3

Evaluasi Hasil

a. Setiap loker sudah terdapat nomor yang sesuai dengan kuncinya


b. Setiap kunci sudah di beri nomor sesuai dengan lokernya.

88

5.10 Evaluasi Kegiatan 10


Masalah: Adanya lantai licin depan kamar mandi sehingga meningkatkan resiko
jatuh.
5.10.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa mengidentifikasi tempat-tempat yang licin terutama di depan
kamar mandi untuk menjaga keamanan pengunjung dan pemakai
laboratorium DKKD.
b. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan keset yang di taruh di depan
kamar mandi untuk keamanan pengunjung laboratorium DKKD.
5.10.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi lantai yang licin terutama di depan
kamar mandi
b. Mahasiswa memberikan keset agar lantai di depan kamar mandi tidak
licin.
5.10.3 Evaluasi Hasil
a. Lantai yang licin di depan kamar mandi sudah di berikan keset.

89

BAB 6. PEMBAHASAN
Salah satu langkah strategis dalam penataan sistem pendidikan tinggi
keperawatan adalah dengan memantapkan struktur pendidikan tinggi, membentuk
lulusan yang mampu berkompetisi, dan meningkatkan kemampuan melakukan
riset ilmiah keperawatan guna mengatasi masalah keperawatan seiring dengan
perkembangan keilmuan (Simamora, 2009). Upaya peningkatan mutu sistem
pendidikan memberikan landasan untuk menanamkan keunggulan terhadap
lulusannya (Nursalam & Efendi, 2008).

Keunggulan pada mahasiswa suatu

perguruan tinggi dapat diperoleh melalui pengaplikasian teori dan praktik


keperawatan. Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut mempunyai
kemampuan untuk menerapkan materi yang sudah dipelajari di kelas. Tuntutan
kompetensi ini dapat diwujudkan apabila peserta didik melakukan pengalaman
belajar di laboratorium (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium membutuhkan suatu
aturan atau ketentuan agar aktifitas dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan
aktifitas pembelajaran dapat tercapai. Aturan atau ketentuan operasional perlu
disusun dengan jelas. Hal ini karena laboratorium merupakan suatu sistem yang
terdiri atas prasarana dan sarana penunjang kegiatan, baik berupa peralatan
laboratorium maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, laboratorium perlu
diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing institusi.
Kompleksnya peralatan dan beban kerja di suatu laboratorium menunjukkan
perlunya sistem manajemen yang memadai untuk mengelola prasana dan sarana
serta kegiatan yang ada di laboratorium pendidikan tinggi keperawatan
(Kemenkes RI, 2010). Hal tersebut juga berlaku bagi laboratorium Dasar
Keperawan dan Keperawatan Dasar (DKKD) di Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember.
Laboratorium DKKD merupakan salah satu ruang laboratorium yang ada
di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember. Laboratorium DKKD
berada di lantai tiga gedung biru, depan ruang dosen Departemen Keperawatan
dan Keperawatan Dasar (DKKD). Laboratorium ini terdiri dari 3 bagian utama

90

yakni 1 buah ruang penyimpanan alat, 1 buah nurse station, dan 1 buah ruang
perawatan.
Sistem manajemen yang memadai memiliki unsur-unsur manajemen yang
meliputi: Ketenagaan (Man), sarana dan prasarana (material & machine),
keuangan (money), serta pemasaran (market) (Terry, 2003). Berikut ini merupakan
pembahasan masalah yang terjadi pada setiap unsur manajemen serta pemecahan
masalah yang bisa di laksanakan:
1. Ketenagaan (Man /M1)
a. Perbandingan Jumlah Mahasiswa dan Tenaga Pengajar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan tinggi, perbandingan pengajar dengan
mahasiswa adalah 1:20 (IPA) dan 1:30-45 (IPS). Hal ini menjadi pedoman
sementara untuk menghitung kesesuaian antara jumlah mahasiswa dengan
pengajar atau laboran yang berperan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
data hasil pengkajian, jumlah mahasiswa aktif yang rutin menggunakan
Laboratorium DKKD berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 3 kelompok.
Sehingga rata-rata jumlah mahasiswa tiap kali pertemuan adalah 43 orang. Jika
dihitung menggunakan pedoman yang ada, maka:
Untuk kelas IPA/ Keperawatan= 1:20 = 2:40. Jadi, untuk mengajar 43 orang
mahasiswa setidaknya diperlukan 2 orang pengajar. Jumlah tenaga yang ada di
Laboratorium DKKD saat pembelajaran berlangsung memang sudah terdiri dari
minimal 2 orang yakni 1 orang dosen dan 1 orang laboran. Namun, faktanya
laboran yang ada kurang aktif diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya pengawasan dan menyebabkan beberapa
mahasiswa yang melaksanakan praktikum dengan kurang serius. Oleh karenanya
diperlukan bantuan dari laboran untuk membantu memonitoring jalannya kegiatan
praktikum yang sedang dilaksanakan.
Meskipun demikian, nampaknya belum terdapat masalah pada laboran
terkait beban kerja di laboratorium. Hal ini dikarenakan laboran bekerja selama
maksimal 8 jam per hari dengan jumlah jam kerja sebanyak 40 jam dalam
seminggu. Hal ini telah sesuai dengan Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 yang
mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.

91

Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan
diatas yaitu:
a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari

b.

kerja dalam 1 minggu.


Jumlah

mahasiswa

pengunjung

Laboratorium

DKKD

tersebut

kurang

dimonitoring dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan didapatkannya jumlah


pengunjung laboratorium dari absen angkatan. Sebaiknya laboratorium memiliki
buku daftar pengunjung yang dapat merekam statistik mahasiswa yang
menggunakan laboratorium DKKD di setiap periode. Pengguna laboratorium juga
dapat menggambarkan tingkat pemakaian ruangan. Sesuai jadwal yang ditetapkan
akademik, Laboratorium DKKD digunakan sebanyak satu kali setiap kelas dengan
waktu 100 menit yang terjadwal dan terdapat 3 kelas yang memiliki jadwal tetap
menggunakan

laboratorium

DKKD.

Mengingat

pentingnya

buku

daftar

pengunjung tersebut, kelompok mengimplementasikan pembuatan buku daftar


pengunjung di laboratorium DKKD.
b.

Kualifikasi Tenaga Laboran


Terkait kualitas tenaga laboran di Laboratorium DKKD kelompok

berpedoman pada kualifikasi latar belakang laboran di D-III Keperawatan.


Laboran telah memiliki latar belakang pendidikan minimal adalah D-III
Keperawatan dengan masa kerja 8 bulan dan saat ini sedang menjalani pelatihan
prajabatan. Selain itu, laboran juga telah menjalani tes sebelum diterima menjadi
laboran dan disarankan untuk mengkuti berbagai pelatihan sesuai dengan bidang
keahlian. Hal ini sesuai dengan standard tenaga kependidikan menurut
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi
dan Badan Standar Nasional Pendidikan 2013 sebagai berikut:
1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik minimum yang
dinyatakan dengan ijazah sesuai kualifikasi tugas pokok dan fungsinya

92

2) Tenaga kependidikan khusus seperti pustakawan, laboran, teknisi,


tenaga keuangan, pengadaan barang, dan jasa wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai bidang tugasnya yang dikeluarkan oleh lembaga
sertifikasi yang diakui pemerintah
3) Dalam hal belum terdapat lembaga sertifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), perguruan tinggi wajib melakukan uji kompetensi tenaga
kependidikan sesuai spesifikasi pekerjaan.
Adapun kualifikasi laboran secara umum di perguruan tinggi telah ditetapkan oleh
BAN PT, sebegai berikut:
4)

Laboran harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya D-III


(Ahli

c.

Madya)

di

bidang

ilmu

kebidanan/keperawatan/analis

5)

kimia/pendidikan MIPA;
Laboran harus memiliki ijazah yang berasal dari PT yang terakreditasi

6)

BAN PT dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75;


Laboran harus berkebangsaan Indonesia, bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berkelakuan baik dan sehat jasmani serta rohani.


Struktur organisasi

Selain menilai kesesuaian jumlah mahasiswa dan pengajar serta kualifikasi


laboran, pada analisis Man kelompok juga memperhatikan terkait ada tidaknya
struktur epengurusan laboratorium yang jelas. Berdasarkan hasil pengkajian,
laoratorium DKKD belum memiliki strukur organisasi tertulis. Struktur organisasi
diperlukan untuk mengingatkan setiap komponen pengurus laboratorium tentang
tugas pook dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, kelompok melakukan
imlementasi dengan membuat papan struktur organisasi laboratorium yang terdiri
dari penanggung jawab, kepala, tim dosen dan laboran yang berperan di
laboratorium DKKD pada periode tahun ajaran 2015-2016.

93

d. Tugas tenaga laboran


Tugas tenaga laboran di Laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember
sudah sesuai dengan standard yang ada dalam pedoman pendidikan tinggi
Keperawatan. adapun tugas laboran di Laboratorium DKKD adalah sebagai
berikut:
1) menyiapkan alat-alat untuk percobaan peserta didik dan demonstrasi oleh
2)
3)
4)
5)

dosen dan peserta didik;


memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan;
menyiapkan bahan-bahan yang habis pakai;
membantu dosen di dalam laboratorium; dan
memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik dan yang

rusak dan melaporkan keadaan itu kepada penanggung jawab laboratorium.


d. Alur masuk laboratorium DKKD
Alur masuk ruangan merupakan suatu hal yang perlu diketahui untuk
menciptakan suasana laboratorium yang kondusif. Alur masuk yang tidak
tertib membuat suasana gaduh dan kurangnya kenyamanan dalam memulia
pembelajaran. Oleh karena itu, kelompok mengimplementasikan pembuatan
alur masuk laboratorium yang dipasang di sebelah pintu masuk laboratorium.
Adapun hasil urutan masuk mahasiswa ke laboratorium DKKD adalah
sebagai berikut:

94

2. Material & Machine (M2)


a. Lokasi dan Denah Ruangan
Laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar (DKKD) Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember berada di lantai tiga gedung
laboratorium Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang
beralamat di Jl. Kalimantan No. 37 Tegal Boto, Jember, Jawa Timur 68121.
Laboratorium DKKD berada di selatan Ruang Dosen DKKD, sebelah timur
Ruang Loker, dan disebelah barat tangga. Laboratorium DKKD terdiri dari dua
ruang utama yaitu ruang tindakan dan ruang alat. Ruang tindakan di laboratorium
DKKD berbasis ruang rawat inap yang diatur seperti ruang bangsal di rumah
sakit. Selain itu ruangan laboratorium di setting untuk diempatkan dekat ruang
dosen DKKD untuk memudahkan akses dosen dan mempermudah pengwasan
selama pelaksanaan praktikum. Adapun denah lokasi ruang laboratorium DKKD
adalah sebagai berikut:

b.

Lingkungan Kerja
Menurut hasil pengkajian, laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan

Dasar (DKKD) terdiri dari dua ruangan. Ruangan pertama adalah ruang
penyimpanan alat dan ruangan kedua adalah ruang tindakan atau ruang praktikum.
Luas ruangan penyimpanan alat adalah 30 m2 dan luas ruang praktikum adalah 66
m2. Menurut surat edaran Ditjen Dikti Nomor 2920/DT/2007 Standart
Laboratorium 2 m2 / mahasiswa. Luas ruang praktikum DKKD adalah 55 m2

95

dengan jumlah rata-rata mahasiswa yang praktikum adalah 44 orang. Dapat


diperoleh area kerja masing-masing mahasiswa adalah 1,25 m2 atau kurang dari 2
m2. Dengan demikian, aspek laboratorium masih belum sesuai standart. Hal ini
akan berdampak pada kurangnya keleluasaan mahasiswa dalam melaksanakan
tindakan.
Lingkungan kerja di laboratorium DKKD cukup luas, jika ruangan
digunakan untuk praktikum dengan jumlah mahasiswa 20-30 mahasiswa Tetapi
jika ruangan digunakan melebihi kapasitas, kondisi ruangan menjadi tidak
kondusif. Maka biasanya akan dilakukan system rolling agar praktikum lebih
kondusif. Terdapat satu laboran di laboratorium DKKD. Jadwal kerja laboran
dimulai pukul 07.00 16.00 WIB di hari Senin-Kamis dan pukul 07.00 16.30
WIB di hari Jumat.
Menurut Standart Nasional Pendidikan Tinggi (2013) setiap perguruan
tinggi wajib memenuhi prasarana untuk melaksanakan Tridharma perguruan
tinggi salah satunya berupa laboratorium. Ruang laboratorium harus disediakan
dengan luas ruang yang memenuhi syarat gerak dan spesifikasi aktifitas praktikum
dan didasarkan pada efektifitas keberlangsungan proses pembelajaran untuk
ketercapaian pembelajaran praktik. kapasitas ruang kuliah paling banyak adalah
40 orang untuk program sarjana dan program profesi. Luas ruang kuliah tidak
kurang dari 20 m2 atau paling sedikit 1,5 m2 untuk setiap mahasiswa. Sedangkan
menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 234/U/2000 tentang
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi pasal 12 dinyatakan bahwa ruang kuliah
untuk setiap mahasiswa adalah 0,5 m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja di PSIK Universitas Jember kurang sesuai dengan Standart
Nasional Pendidikan Tinggi.
c. Gambaran kapasitas tempat tidur di ruangan
Terdapat lima orthopaedic bed di laboratorium DKKD. Pemutar dan
tombol untuk mengatur tinggi rendahnya tempat tidur berfungsi dengan baik. Side
rail juga berfungsi dengan baik. Masing-masing tempat tidur terpasang sprei,
perlak, steek laken, selimut, bantal dan guling. Stand infus dan lemari pasien
terdapat di sebelah tempat tidur pasien.
d. Peralatan dan fasilitas

96

Laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember termasuk laboratorium


tipe III. Menurut PLP (2013) Laboratorium Tipe III adalah laboratorium bidang
keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori
umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa
dan dosen. Adapun pemenuhan standard pemenuhan alat di Laboratorium DKKD
berdasarkan Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
2010 adalah sebagai berikut:
Substansi Kajian
1. Cuci tangan
bersih
2. mengenakan
sarung tangan
steril
3. menggunakan
APD
4. pengelolaan alat
& bahan
terkontaminasi

Terpenuhi
a. Tissu
b. Sabun
biasa/desinfektan

7. menyiapkan

Sarung tangan steril

a.
b.
c.
d.

5. pembuatan
larutan
desinfektan
6. menyiapkan
tempat tidur
tertutup

Tidak Terpenuhi

Spiritus/alcohol
Kasa
Bensin
Spuit

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.

sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung bantal
Overlaken
Celemek
sarung kasur

a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sarung tangan,
Masker
Sarung tangan
Sabun
Lampu spiritus
Kapas bulat
Lap
Sterilisator

a. larutan sabun
b. Sabun
c. larutan lisol dan kreolin
a. Tempat tidur
b. Kasur
c. bantal

a. Tempat tidur

97

tempat tidur
terbuka

8. menyiapkan
tempat tidur
untuk pasca
bedah (Aether
Bed)
9. Memandikan
pasien di tempat
tidur

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.

Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung bantal
Celemek
Handuk
Selimut
extra/tambahan
c. Buli-buli panas
d. Perlak

b. kasur
c. bantal

Apron

a. Baskom

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pengalas/perlak
Waslap
Handuk
Selimut mandi
Pakaian pasien
Tempat
pakaian
kotor/ember
h. Pot/urinal
i. Alas bokong/perlak
j. Sampiran/penghalang
10. membantu
pasien mandi
sendiri di tempat
tidur

11. membantu
pasien
mandi sendiri di
kamar mandi
12. Membantu
pasien yang
dapat
menggosok gigi
sendiri diatas
tempat tidur
13. Membantu
pasien yang

a.
b.
c.
d.
e.

Pot/urinal
Alas bokong/perlak
Pengalas/perlak
Handuk
Apron
-

a.
b.
c.
d.

Baskom
Waslap
Pakaian pasien
Tempat
pakaian
kotor/ember
e. Sampiran/penghalang
-

a. Handuk
b. Gelas plastic

a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
c. Bengkok dasar

a. Handuk
b. Gelas plastik

a. Sikat gigi
b. Bengkok dasar

98

tidak dapat
menggosok gigi
sendiri
14. menggosok gigi
pada pasien yang
bergigi palsu
(PROTESA)
15. memelihara
kebersihan
mulut dan gigi
pasien yang
lemah/tidak
sadar
16. perineal care

a. Gelas plastic
b. Kom

a. Sikat gigi,
b. Tapal gigi

a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.

sudip lidah,
depper,
kom kecil,
bengkok

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mangkok,
bengkok,
pot
Gunting kuku,
bengkok,
baskom,
sikat kuku,
waslap
sisir biasa,
selstop,
bengkok,
kantong plastic,
karet pengikat,
peniti

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.

Kom kecil,
baskom,
ember
Mitt restrain,
belt restrain,
tali restrain sedang,
tali restrain pendek

bak instrument kecil,


pinset anatomis,
perlak kecil,
gelas plastik

Pinset sirugis

17. perawatan kuku


kaki
dan tangan

a. Handuk,
b. pengalas/perlak,
c. kom

18. menyisir rambut

Pengalas

19. mencuci rambut


di tempat tidur

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.

20. pemasangan
restraint
fisik (wrist/ankle
restraint, mitt
restraint, elbow
restraint, dan
belt restraint
21. Range Of
Motion (ROM)
22. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
telentang
(supinasi)

Handuk,
perlak,
gayung air
Wirst/ankle restrain,
elbow restrain,
tali restrain panjang,
bantalan

Handuk kecil
-

Baki
a.
b.
c.
d.
e.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
papan kaki
trochanter rolls/sandbags

99

23. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
telungkup
(pronasi)
24. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
lateral (miring)
25. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
semifowler

a.
b.
c.
d.
e.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
papan kaki
trochanter rolls/sandbags

a.
b.
c.
d.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandbags

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandaran punggung
selimut
orthopedic bed

26. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
SIMS (semi
telungkup)
27. pengaturan
posisi pasien
pada posisi
trendelenburg

a.
b.
c.
d.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandbags

a.
b.
c.
d.

Bantal
bantal kecil
bantal guling
balok

28. teknik
pengaturan
posisi pasen
pada posisi
dorsal
recumbent\

a. Bantal
b. bantal kecil
c. bantal guling

29. 11 teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi genu
pectoral (Knee
Chest)

Bantal

30. teknik
meminggirkan
dan

a. bantal
b. bantal guling
c. selimut

100

menengahkan
pasien
31. mendudukkan
dan menidurkan
pasien

a. bantal
b. bantal guling
c. selimut

32. teknik
membetulkan
letak pasien
yang merosot

a. bantal
b. bantal guling
c. selimut

33. teknik
memindahkan
pasien dari
tempat tidur ke
kursi
34. indahkan pasien
dari kursi roda
ke tempat tidur

a. bantal
b. kursi
c. selimut

35. memindahkan
pasien dari
brangkar ke
tempat tidur atau
sebaliknya
36. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
tongkat (cane)

a. bantal
b. kursi roda
c. selimut
Pengalas kereta dorong

a. brangkar
b. bantal
c. selimut
a. tongkat berkaki panjang
lurus (single straight
legged)
b. tongkat berkaki empat
(quat cane)

37. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
walker

Walker

38. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
kruk
39. backrub (pijat
punggung)

a. Kruk aksila
b. kruk
lengan
(lofstrand)

40. Pemeriksaan

a. selimut mandi
b. handuk mandi
a. stetoskop single,

g. tensimeter raksa

bawah

101

fisik

b.
c.
d.
e.
f.

41. guided imagery


42. relaksasi
progresif
43. pemberian
kompres panas
basah

thermometer raksa,
thermometer anal,
thermometer oral,
reflek hammer,
tongue spatel

a.
b.
c.
d.

pengalas,
baki steril,
pinset ,
kom tertutup steril

h. tensimeter pegas
i. stetoskop bilingual
j. penlight
k. head lamp
l. pengukur TB
m. Timbangan
n. Snelen chart
o. Garpu tala
p. Cermin mulut
q. Bak instrumen kecil
r. Bak instrumen besar
s. Spekulum hidung
t. Spekulum telinga
u. Trolly
v. Baki
w. Medline
x. Opthalmoskop
y. Otoskop
z. Stopwatch, Bengkok, dan
Kom kecil
a. Tape
dan
instrumentalia
b. tempat tidur
Tempat tidur

casset

a. Baki
b. gunting plester
c. bengkok

44. pemberian
kompres panas
kering dengan
buli-buli panas
45. pemberian
kompres dingin
basah

Buli-buli panas

a. Baki
b. Termos
c. termometer air panas

a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.
e.

46. pemberian
kompres dingin
kering

Perlak kecil

mangkok terturtup,
baki steril,
pinset anatomis,
perlak kecil,

baki beralas
pinset anatomis
sampiran
baskom kecil
waslap

a. baki beralas
b. eskap/eskraag dengan
sarungnya
c. baskom

102

47. pemberian obat


melalui oral

a.
b.
c.
d.
e.

baki beralas
kartu catatan obat
mangkuk obat
sedotan
alat penggerus obat
NB:
beberapa
obat
expired

48. pemberian obat


melalui
sublingual

a. kartu catatan obat


b. mangkuk obat
c. baki beralas

49. pemberian obat


melalui bukal

a. baki beralas
b. kartu catatan obat
c. mangkuk obat

50. pemberian obat


melalui slang
nasogastrik
(NGT)

Stetoskop

a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. mangkuk/cangkir untuk
mencampur obat
d. slang NGT
e. alat penggerus obat

51. pemberian obat


kulit topikal

Spatel lidah

a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. baskom
d. lap/handuk

52. pemberian obat


mata

a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. baskom

53. pemberian obat


tetes telinga

a.
b.
c.
d.

baki beralas
format atau catatan obat
baskom
senter (penlight)

54. pemberian obat


nasal

55. penggunaan
inhaler dosis

a.
b.
c.
d.
a.
b.

format atau catatan obat


bantal kecil
kain lap
baki beralas
baki beralas
format atau catatan obat

103

terukur

c. baskom
d. alat spacer

56. pemberian obat


per vagina

a.
b.
c.
d.
e.

format atau catatan obat


bantalan perineum
aplikator plastik
pembalut perineum
baki beralas

57. obat per rektal

a. baki beralas
b. kartu atau catatan format
obat
c. duk

58. menyiapkan obat


dari ampul

a.
b.
c.
d.
e.

baki beralas
gergaji khusus ampul
bengkok
bak spuit
kartu/buku obat

59. menyiapkan obat


dari vial

a.
b.
c.
d.

baki beralas
bengkok
bak spuit
kartu/buku obat

60. pemberian obat


melalui injeksi
intradermal (ID)

Perlak

a.
b.
c.
d.

bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat

61. obat melalui


injeksi sub cutan
(SC)

Perlak

a.
b.
c.
d.

bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat

62. pemberian obat


melalui injeksi
intramuskular
(IM)

Perlak

a.
b.
c.
d.

bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat

63. pemberian obat


melalui injeksi
intravena (IV)

Perlak

a. bak injeksi
b. bengkok
c. baki beralas

104

d. kartu obat atau catatan


pemberian obat
64. pemberian obat
melalui wadah
cairan intravena

a.
b.
c.
d.

baki beralas
bak spuit
bengkok
catatan pemberian obat

65. pemberian obat


(bolus intravena)
melalui slang
infus

a. baki beralas
b. slang IV dengan port
injeksi (three way)
c. bak spuit
d. bengkok
e. catatan pemberian obat

66. pengukuran
tanda-tanda vital

a. stetoskop single,
e. stetoskop biaural
b. termomeer raksa,
f. Thermometer digital,
c. thermometer anal,
g. tensimeter,
d. thermometer oral
h. stopwatch
Berdasarkan table diatas, dapat diketahu bahwa peralatan yang masih belum
memenuhi standar adalah prasarana untuk kompetensi pengelolaan alat & bahan
terkontaminasi, pemberian obat, pemeriksaan fisik, mobilitas dan pengaturan
posisi.
b. Alur pengadaan barang
Alur pengadaan barang di laboratorium DKKD menggunakan sistem
pengajuan barang habis pakai dan subsidi silang. Misalkan kapas habis, maka
laboran akan mengajukan permintaan barang habis pakai kepada kepala
laboratorium kemudian diteruskan ke lembaga (PSIK UNEJ). Jika ada praktikum
mendadak yang dilakukan mahasiswa dan membutuhkan barang barang yang
melebihi persediaan, maka laboran akan melakukan subsidi silang barang habis
pakai kepada laboratorium lain seperti laboratorium KMB dan Maternitas Anak.

Bed
3

Meja

Bed 2

Bed 1

Etalase

f. Denah ruangan

Etalase

Bed
4

G
Etalase

Almari

F
Bed 5

K.M

Etalase

Etalase

BALKON

105

Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) memiliki


dua ruang yaitu ruang tindakan dan ruang alat. Ruang tindakan berbasis ruang
rawat inap dan diatur seperti ruang bangsal di rumah sakit. Ruang alat di
laboratorium DKKD digunakan untuk menyimpan alat dan bahan penunjang
praktikum. Di ruang alat tersedia almari dan etalase sebagai tempat penyimpanan
alat dan bahan. Alat dan bahan tersusun rapi dan digolongkan sesuai jenisnya di
dalam almari dan etalase. Denah ruangan yang demikian dimodifikasi oleh
kelompok dengan menambahkan Nurse station di bagian ujung ruang perawatan.
Hal ini dimaksudkan untuk mensetting ruang laboratorium semirip mungkin
dengan setting Rumah Sakit sebenarnya.
3. Metode (M3)
Dalam struktur organisasi atau di dalam ruangan hendaknya harus
memiliki visi dan misi yang jelas dan mampu mencerminkan tujuan yang ingin
dicapai. Visi merupakan sebuah cara pandang sebuah organisasi terhadap harapan
yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Visi kemudian dijabarkan ke dalam
misi, dimana misi adalah strategi/langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mewujudkan tercapainya visi. Visi dan misi harus dirumuskan dengan jelas dan
benar sehingga arah dan batasan proses pencapaian tujuan tidak terjadi kesalahan
(Depkes RI,2003).
Saat ini laboratorium DKKD belum memiliki visi dan misi yang dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk ruangan laboratorium DKKD sendiri. Visi yang
telah dibuat yaitu menjadi pusat laboratorium dasar keperawatan dasar dan dasar
keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia yang berwawasan
lingkungan. Langkah yang dicapai dengan cara menyediakan lingkungan belajar

106

yang inovatif dan kondusif yang berguna untuk menyiapkan perawat yang
memiliki kompetensi dasar klinis, menyelenggarakan pembelajaran yang berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan menjalankan tata kelola
manajemen laboratorium dasar keperawatan dasar dan dasar keperawatan. Namun
visi misi tersebut belum disampaikan kepada kepala laboratorium dan pimpinan
PSIK Universitas Jember sehingga visi misi tersebut belum paten.
Hand-over

atau

timbang

terima

merupakan

suatu

cara

dalam

menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam,


2008). Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transisi
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Tujuan dari hand-over adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang
rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru dan perubahan yang akan terjadi
dan antisipasinya.
Laboratorium DKKD saat ini belum melakukan hand-over atau timbang
terima alat yang digunakan antara praktikan atau mahasiswa dengan laboran. Hal
ini perlu untuk dilakukan karena memudahkan saat menghitung jumlah alat yang
digunakan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu format atau catatan yang
berisi jumlah alat yang dipinjam dan jumlah alat yang dikembalikan oleh
mahasiswa kepada laboran. Selain itu, pada setiap ruangan diperlukan adanya
buku catatan sebagai buku daftar hadir pengunjung laboratorium dan jumlah alat
yang digunakan secara rutin oleh mahasiswa yang berfungsi untuk memudahkan
saat akan dilakukan penghitungan jumlah rata-rata pengunjung laboratorium dan
jumlah alat yang digunakan dalam kurun waktu tertentu.
Kejadian jatuh merupakan kejadian yang tidak disangka dan dapat terjadi
dimana saja. Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata

yang

melihat

kejadian

mengakibatkan

seseorang

mendadak

terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa


kehilangan kesadaran dan luka (Darmojo, 2004). Untuk mencegah resiko jatuh
pada ruangan laboratorium DKKD diperlukan adanya fasilitas keset yang
diletakkan di depan toilet yang tersedia. Hal ini bertujuan untuk mengurangi

107

resiko jatuh dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat lantai yang
licin di depan toilet laboratorium DKKD.
4. Money (M5)
Unsur manajemen keuangan di laboratorium DKKD Universitas Jember
setelah dilakukan pengkajian (melalui wawancara) oleh mahasiswa keperawatan
Universitas Jember pada tanggal 30 november-1 Desember 2015, diketahui bahwa
sistem keuangan yang berlaku di laboratorium DKKD sudah cukup baik dan
sesuai teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi
organisasi dalam ruangan, dalam hal ini dilakukan oleh kepala laboratorium, jika
terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengajuan sarana prasarana atau
urusan keuangan lainnya. Persediaan alat dan bahan habis pakai dan alat yang
tidak habis pakai dilaboratorium di list oleh teknisi laboratorium kemudian di
ajukan ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium melakukan
pengajuan ke bagian keuangan PSIK, kemudian dana sebesar 40 juta per tahun
untuk barang habis pakai, setelah itu barang datang dan di cek lagi oleh teknisi
lab.
Jika ditinjau dari sumber kesejahteraan karyawan (teknisi laboratorium) di
laboratorium DKKD sudah cukup baik dan sesuai teori. Di Laboratorium DKKD
kesejahteraan karyawan sudah cukup baik, setiap teknisi memiliki gaji pokok
yang didapatkan setiap bulannya. Selain itu teknisi laboratorium juga
mendapatkan anggaran dari uang makan setiap hari dimana setiap absensi yang
telah dilakukan oleh teknisi laboratorium tersebut didokumentasikan yang
nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang insentif berabsensi akan
diberikan kepada ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium akan
memberikan kepada teknisi laboratorium. Ketika kesejahteraan diperhatikan,
maka motivasi dan kinerja juga akan meningkat sehingga seharusnya juga akan
meningkatkan mutu penagajaran yang diberikan.
Manajemen keuangan laboratorium DKKD sudah sangat baik hal ini
dijelaskan dari uraian diatas yan telah sesuai dengan teori yang telah ada,
kesejahteraan teknisi laboratorium juga terpenuhi.

108

5. Market (M5)
Mahasiswa yang menggunakan Laboratorium DKKD berjumlah 131
mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelas. Kelas 1 dan 2 melakukan praktikum
pada hari yang sama sedangkan kelompok 3 melakukan praktikum pada hari yang
berbeda. Terdapat beberapa mahasiswa yang akan melakukan praktikum mandiri
namun jumlahnya tidak tentu. Selain itu juga terdapat mahasiswa pra profesi yang
melakukan kegiatan kepaniteraan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun.
Di laboratorium DKKD Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember, tidak terdapat denah ruangan yang ada di laboratorium DKKD. Di
laboratorium DKKD belum terdapat nama petunjuk ruangan di masing-masing
ruangan. Belum terdapat juga petunjuk arah ruangan di laboratorium DKKD
Universitas Jember seperti penunjuk arah ke toilet, ruang penyimpanan alat,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang. Petunjuk arah
maupun alur mahasiswa untuk masuk kedalam ruangan yang belum ada
menyebabkan mahasiswa berpotensi untuk rancu untuk masuk ke dalam
laboratorium. Pada tempat penyimpanan alat yang tidak terdapat petunjuk tempat
alat menyebabkan susahnya mahasiswa membatu teknisi untuk mengambil alat
maupun obat yang akan dipergunakan untuk praktikum. Pemberian petunjuk alat
dan alur masuk diharapkan dapat membuat mahasiswa yang menggunakan
laboratorium DKKD lebih teratur.

109

BAB 7. PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manajemen yang dilakukan selama 4 hari di
Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) didapatkan beberapa
permasalahan yang terjadi pada unsur man diantaranya yaitu masalah-masalah terkait
belum terbentuknya stuktur kepengurusan di laboratorium dan manajemen buku
laboratorium yang belum dilaksanakan dengan baik oleh laboran. Masalah yang
timbul pada unsur material atau sarana prasarana yaitu kurangnya manajemen sarana
prasarana seperti kunci loker yang sebagian tidak memiliki gantungan penanda
nomor loker dan belum adanya labelling pada rak ataupun almari penyimpanan alat
dan bahan penunjang praktikum. Selain itu bahan habis pakai dan bahan obat banyak
yang expired dan masih di display dalam etalase di ruang alat, tidak tersedianya rak
sepatu bagi mahasiswa sehingga sepatu tidak tertata rapi dan berserakan. Salah satu
langkah yang diambil untuk mengatasi beberapa masalah tersebut yaitu dengan
melakukan labelling pada semua rak dan almari penyimpanan alat dan bahan. Selain
itu dapat mengajukan saran kepada pihak laboratorium untuk melakukan pengkodean
yang tepat untuk alat yang tersimpan di lab.
Jika ditinjau dari unsur metode masalah yang ditemukan di laboratorium
DKKD yaitu visi, misi, dan tujuan masih secara umum dan belum spesifik sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan laboratorium DKKD, belum adanya jadwal supervisi
yang berkala dan pendokumentasian pengadaan, labelling, dan pengkodean barang
belum dilakukan dengan baik. Pada unsur market didapatkan masalah yaitu belum
adanya alur masuk laboratorium DKKD sehingga bagi mahasiswa yang
menggunakan laboratorium sering salah dalam alur masuk sehingga terkadang tidak
mengisi daftar hadir.

110

7.2 Saran
Diharapkan setelah dilakukan pengkajian, mahasiswa, laboratorium maupun
lembaga dapat memenuhi apa saja yang kurang maksimal pada laboratorium DKKD
ini. Beberapa masalah ditemukan saat pengkajian misalnya banyaknya bahan yang
sudah expired seharusnya barang sudah sudah expired mahasiswa, dan tidak adanya
labelling dan pengkodean. Dengan diberikannya labelling akan mempermudah
mahasiswa maupun laboran untuk mencari alat maupun bahan. Beberapa kekurangan
yang masih terdapat di Laboratorium DKKD dapat di di maksimalkan dengan
kolaborasi anara mahasiswa, laboran, maupun lembaga. Agar tercipta Laboratorium
DKKD yang tertib, disiplin, nyaman, dan aman.

111

DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Mariono. 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
DepartemenKesehatan R.I., 2003. Visi Misi Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Depkes
RI
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2007. Surat
Edaran Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Nomor: 2920/DT/2007 tentang Penetapan Daya Tampung Mahasiwa.
Jakarta.
George R Terry;diterjemahkan oleh J.Smitsh D.F.M. 2003. Prinsip-Prinsip
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi dan
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2000. Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI Badan PPSDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan. 2010. Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan.Jakarta
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan Dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Musiana & Hussein, Ratna Dewi. 2015. Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pembelajaran
Praktik
Laboratorium
di
Jurusan
Keperawatan
Tanjungkarang.
[serial
onlie].
http://poltekkestjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article/view/74/76. [diakses pada tanggal 17
November 2015, pukul 09.05 WIB].
Nurhidayah, Rika Endah. 2009. Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press.
Nursalam & Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

112

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai