BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada
hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko-sosiospiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Keberhasilan seorang perawat professional dalam memberikan pelayanan
keperawatan sangat tergantung pada kemampuannya mensintesis berbagai ilmu
tersebut dan mengaplikasikannya kedalam suatu bentuk pelayanan professional.
Oleh karena itu sifat pendidikan keperawatan juga menekankan pemahaman
tentang keprofesian (Nurhidayah, 2009).
Pendidikan keperawatan bersifat akademik profesional. Dalam upaya
peningkatan mutu profesionalisme, sistem pendidikan harus mampu memberikan
landasan kemampuan untuk menanamkan keunggulan terhadap lulusannya
(Nursalam & Efendi, 2008). Langkah strategis penataan sistem pendidikan tinggi
keperawatan adalah dengan memantapkan struktur pendidikan tinggi keperawatan
menjadi pendidikan akademik dan profesi, membina kompetensi lulusan sehingga
lulusan mampu untuk berkompetisi, dan meningkatkan kemampuan melakukan
serta mengarahkan riset ilmiah keperawatan guna menopang upaya mengatasi
masalah keperawatan dan pengembangan keilmuan (Simamora, Roymond H.,
2009).
Penerapan pendidikan dalam keperawatan mengaplikasikan teori dan
praktik keperawatan. Pada sistem pendidikan tinggi para lulusan dituntut
mempunyai kemampuan untuk menerapkan materi yang sudah dipelajari di kelas.
Tuntutan kompetensi ini dapat diwujudkan apabila peserta didik melakukan
pengalaman belajar di laboratorium (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Selain itu,
proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat teori-teori atau
pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain (Nursalam &
Efendi, 2008).
Laboratorium merupakan tempat melakukan aktifitas yang berbentuk
pengembangan peralatan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran,
yaitu analisis, diskusi ilmiah, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui
serangkaian debat ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta
pengembangan metode, perangkat lunak, peraturan, dan prosedur praktikum
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Laboratorium adalah ruangan yang dirancang
sesuai kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fungsi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pusdiknakes, 2009;
dalam Musiana & Hussein, 2015).
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan pendidikan yang diharapkan
menghasilkan lulusan dengan keterampilan khusus (spesifik), untuk itu kurikulum
pendidikan tenaga kesehatan memuat kurikulum inti maksimal 80% dan
kurikulum institusi minimal 20%. Struktur program pendidikan tenaga kesehatan
memuat 40% kandungan materi teori dan 60% materi praktik, sehingga
laboratorium memegang peranan penting dalam pencapaian kompetensi yang
disyaratkan dalam kurikulum (Pusdiknakes, 2009; dalam Musiana & Hussein,
2015).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran di
laboratorium dapat tercapai dengan optimal, yaitu: jumlah peserta didik dalam
satu kelompok, rasio instruktur dengan peserta didik, rasio alat dan bahan praktik
dengan jumlah peserta didik, kesempatan yang diberikan pada peserta didik untuk
melaksanakan praktik sesuai dengan jumlah jam pembelajaran, pemilihan metode
yang sesuai, dan ketersediaan materi ajar praktik di laboratorium berupa pedoman
praktik atau modul praktik (Pusdiknakes, 2009; dalam Musiana & Hussein, 2015).
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember merupakan
salah satu instansi keperawatan yang berada di Kabupaten Jember, Jawa Timur
yang menyelenggarakan program pendidikan Sarjana Keperawatan (S1), Program
Alih Jenis (AJ), dan Program Profesi (Ners). Peserta didik regular pada setiap
semesternya sebagian besar terdapat mata kuliah dengan muatan praktik
Program
Tujuan Umum
Menganalisis sistem manajemen keperawatan yang diterapkan di
Tujuan Khusus
Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa adalah memberikan rasa nyaman pada
mahasiswa dan membuat pembelajaran praktik di laboratorium menjadi
1.3.2
lebih kondusif.
Bagi Laboratorium
Manfaat bagi laboratorium adalah dapat menciptakan iklim sistem
manajemen keperawatan yang baik dan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan standard pelayanan keperawatan yang holistic sehingga
1.3.3
BAB 2
PENGKAJIAN
2.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 17-18 November 2015, meliputi
ketenagaan, sarana dan prasarana, metode, sumber keuangan dan pangsa pasar.
Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh
beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.1.1
1.
a.
Analisis Situasi
Ketenagaan (Man /M1)
Jumlah tenaga Laboratorium Dasar Keperawatan dan
c.
d.
sebelum
melakukan
praktikum,
perwakilan
mahasiswa
Madya)
di
bidang
ilmu
kebidanan/keperawatan/analis
kimia/pendidikan MIPA;
2) Laboran harus memiliki ijazah yang berasal dari PT yang terakreditasi
BAN PT dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75;
3) Laboran harus berkebangsaan Indonesia, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berkelakuan baik dan sehat jasmani serta rohani;
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hal tersebut yaitu jumlah
laboran di laboratorium DKKD Universitas Jember telah sesuai dengan jumlah
pengunjung tiap harinya di laboratorium tersebut.
Analisa Masalah:
No
1.
2.
Masalah
Penyimpanan buku daftar pengunjung laboratorium kurang baik
Belum adanya struktur kepengurusan atau laboran
2.
a.
U
B
S
Keterangan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
: Tangga
: Waiting Room
: R. Dosen
: RK. VII
: R. GPM
: Mushola
: Lab DKKD R. Tindakan
: Lab DKKD R. Alat
: R. Loker
: R. GPM
Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember merupakan salah satu fasilitas dalam
bidang akademik yang disediakan untuk mahasiswa. Laboratorium DKKD berada
di lantai tiga gedung laboratorium Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember yang beralamat di Jl. Kalimantan No. 37 Tegal Boto, Jember, Jawa Timur
68121. Laboratorium DKKD berada di selatan Ruang Dosen DKKD, sebelah
timur Ruang Loker, dan disebelah barat tangga. Laboratorium DKKD terdiri dari
dua ruang yaitu ruang tindakan dan ruang alat. Ruang tindakan di laboratorium
DKKD berbasis ruang rawat inap yang diatur seperti ruang bangsal di rumah
sakit.
b.
Lingkungan Kerja
Menurut pengkajian, laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar
(DKKD) terdiri dari dua ruangan. Ruangan pertama adalah ruang penyimpanan
alat dan ruangan kedua adalah ruang tindakan atau ruang praktikum. Luas ruangan
penyimpanan alat adalah 30 m2 dan luas ruang praktikum adalah 66 m2. Menurut
surat edaran Ditjen Dikti Nomor 2920/DT/2007 Standart Laboratorium 2 m 2 /
mahasiswa. Luas ruang praktikum DKKD adalah 55 m 2 dengan jumlah rata-rata
mahasiswa yang praktikum adalah 44 orang. Dapat diperoleh area kerja masingmasing mahasiswa adalah 1,25 m2 atau kurang dari 2 m2. Sehingga aspek
laboratorium belum sesuai standart. Lingkungan kerja di laboratorium DKKD
cukup luas, jika ruangan digunakan untuk praktikum dengan jumlah mahasiswa
20-30 mahasiswa Tetapi jika ruangan digunakan melebihi kapasitas, kondisi
ruangan mennjadi tidak kondusif. Maka biasanya akan dilakukan system rolling
agar praktikum lebih kondusif. Terdapat satu laboran di laboratorium DKKD.
Jadwal kerja laboran dimulai pukul 07.00 16.00 WIB di hari Senin-Kamis dan
pukul 07.00 16.30 WIB di hari Jumat.
Menurut Standart Nasional Pendidikan Tinggi (2013) setiap perguruan
tinggi wajib memenuhi prasarana untuk melaksanakan Tridharma perguruan
tinggi salah satunya berupa laboratorium. Ruang laboratorium harus disediakan
dengan luas ruang yang memenuhi syarat gerak dan spesifikasi aktifitas praktikum
dan didasarkan pada efektifitas keberlangsungan proses pembelajaran untuk
ketercapaian pembelajaran praktik. kapasitas ruang kuliah paling banyak adalah
40 orang untuk program sarjana dan program profesi. Dan luas ruang kuliah tidak
kurang dari 20 m2 atau paling sedikit 1,5 m2 untuk setiap mahasiswa. Sedangkan
menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 234/U/2000 tentang
Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi pasal 12 dinyatakan bahwa ruang kuliah
untuk setiap mahasiswa adalah 0,5 m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
10
untuk mengatur tinggi rendahnya tempat tidur berfungsi dengan baik. Side rail
juga berfungsi dengan baik. Masing-masing tempat tidur terpasang sprei, perlak,
steek laken, selimut, bantal dan guling. Stand infus dan lemari pasien terdapat di
sebelah tempat tidur pasien.
11
1.
KOMPETEN
SI
SUBSTANS
I KAJIAN
Mampu
1.1
cuci
melaksanaka tangan
n
asuhan bersih
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
pengontrolan
infeksi
1.2
mengenak
an sarung
tangan
steril
MATA
KULIA
H
ALAT
SMT
IKD
IIIB
IKD
IIIB
JENIS
a. Handuk
kering
JUMLAH
TERSEDIA
23
STANDART
RASIO
ALAT:MHS
RASIO
ALAT:MHS
DI Lab.
DKKD
PSIK
KETERAN
GAN
1. Tissu
2. Sabun
biasa/desin
fektan
5 rol
15
1:5
23:44
Terpenuhi
1. Sarung
tangan
steril
Ukuran 7
sejumlah 3
pack, ukuran
7,5 sejumlah
1 pack,
ukuran 8
sejumlah 3
pack
1:5
7:44
Tidak
terpenuhi
12
1.3
mengguna
kan APD
IKD
IIIB
1.4
IKD
pengelolaa IIIB
n alat &
bahan
terkontami
nasi
1.5
pembuatan
larutan
desinfekta
n
IKD
IIIB
a. Gown/gaun
b. Pelindung
mata
a. Kain
pengering
b. Tromol/tople
s
c. Tablet
formalin
d. Bengkok
8
9
1
Kecil 4,
besar 5
1. Sarung
tangan
2. Masker
7 pack
1:5
8:44
9 pack
1:5
9:44
1. Sarung
tangan
2. Sabun
3. Lampu
spiritus
7 pack
1:5
4. Spiritus/al
kohol
5. Korek api
e. Korentang
4
6. Kapas
kecil
bulat
f. Tromol berisi
1
7. Lap
kasa steril
8. Sterilisato
g. kom
r
Kecil 3, besar 9. Kasa
6
10. Bensin
11. Spuit
a. Gelas
5
1. larutan
ukur/spuit
sabun
b. Timbangan
1
2. Sabun
c. Pisau/sendok 3. larutan
makan
lisol dan
d. Alat
kreolin
pengaduk
e. Ember kecil 4
Tidak
terpenuhi
15
1:5
Kecil 4, besar 1:5
1
1:44
5:44
Tidak
terpenuhi
1:5
9:44
terpenuhi
1 pack
1:5
1:5
4:44
1:5
1:5
1:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1 pack
28
15
-
1:5
9:44
1:5
5:44
1:5
1:5
1:44
-
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1:5
4:44
Tidak
13
Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebersihan
diri
dan
lingkungan
2.1
IKD
menyiapka IIIB
n tempat
tidur
tertutup
2.2
IKD
menyiapka IIIB
n tempat
tidur
terbuka
2.3
IKD
menyiapka IIIB
n tempat
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
a.
b.
Baskom
Tempat tidur
kasur
bantal
sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung
bantal
Overlaken
Celemek
Tempat tidur
kasur
bantal
sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung
bantal
Celemek
Buli-buli
panas
Perlak
5
5
5
5
7
10
38
9
10
15
12
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
5:44
5:44
5:44
5:44
7:44
10:44
38:44
9:44
10:44
15:44
12:44
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
1:5
15:44
17:44
5:44
5:44
5:44
7:44
10:44
38:44
9:44
10:44
15:44
12:44
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
17
9
1:5
1:5
17:44
9:44
Terpenuhi
Terpenuhi
38
1:5
38:44
Terpenuhi
15
17
5
5
5
7
10
38
9
10
15
12
1. Masker
2. Handscoe
nd
1. Masker
2. Handscoe
nd
9 pack
7 pack
9 pack
7 pack
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
14
tidur untuk
pasca
bedah
(Aether
Bed)
2.4
IKD
memandik IIIB
an pasien
di tempat
tidur
c. Handuk
d. Selimut
extra/tambah
an
23
15
a. Baskom
b. Pengalas/perl 38
ak
c. Waslap
4
1. Sabun
mandi
2. Virgin
coconut
oil
3. Kapas
cebok
4. Handscoe
nd
1:5
1:5
23:44
15:44
Terpenuhi
Terpenuhi
15
1:5
5:44
1:5
38:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
1 pack
1:5
4:44
7 pack
1:5
23:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
d. Handuk
23
e. Selimut
mandi
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
f. Pakaian
pasien
g. Tempat
pakaian
kotor/ember
h. Pot/urinal
1:5
6:44
1:5
4:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Perempuan 3,
laki-laki 14
38
1:5
17:44
Terpenuhi
1:5
38:44
Terpenuhi
1:5
8:44
Tidak
terpenuhi
i. Alas
bokong/perla
k
j. Sampiran/pe
nghalang
15
2.5
IKD
membantu IIIB
pasien
mandi
sendiri di
tempat
tidur
2.6
IKD
membantu IIIB
pasien
mandi
sendiri di
k. Apron
a. Baskom
17
5
b. Pengalas/perl 38
ak
c. Waslap
4
1. Sabun
mandi
2. Virgin
coconut
oil
3. Kapas
cebok
4. Handscoe
nd
15
1:5
1:5
17:44
5:44
1:5
38:44
1:5
4:44
Tidak
terpenuhi
1:5
23:44
Terpenuhi
1 pack
d. Handuk
23
e. Pakaian
pasien
1:5
6:44
Tidak
terpenuhi
f. Tempat
pakaian
kotor/ember
g. Pot/urinal
1:5
4:44
Tidak
terpenuhi
Perempuan 3,
laki-laki 14
38
1:5
17:44
Terpenuhi
38:44
Terpenuhi
8:44
17
5
38
4
5
17:44
5:44
38:44
4:44
5:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
h. Alas
bokong/perla
k
i. Sampiran/pe
nghalang
j. Apron
a. Baskom
b. Pengalas
c. Waslap
d. Selimut
mandi
1. Sabun
mandi
2. Handuk
3. Virgin
coconut
7 pack
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
15
23
-
1:5
1:5
1:5
1:5
16
kamar
mandi
2.7
Membantu
pasien
yang dapat
menggoso
k
gigi
sendiri
diatas
tempat
tidur
2.8
Membantu
pasien
yang tidak
dapat
menggoso
k
gigi
sendiri
IKD
IIIB
IKD
IIIB
2.9
IKD
Membantu IIIB
menggoso
k gigi pada
e. Pakaian
pasien
f. Tempat
pakaian
kotor
g. Apron
a. Handuk
b. Sikat gigi
1:5
6:44
1:5
4:44
1:5
1:5
1:5
17:44
23:44
8:44
1:5
7:44
20
1:5
20:44
e. Bengkok
dasar
1:5
7:44
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
c. Pasta gigi
d. Gelas plastik
a. Handuk
23
1:5
23:44
Terpenuhi
b. Sikat gigi
1:5
8:44
c. Gelas plastik
d. Bengkok
dasar
20
7
1:5
1:5
20:44
7:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
a. Gelas plastik
b. Sikat gigi
20
8
1:5
1:5
20:44
8:44
4
17
23
8
oil
4. Handscoe
nd
7 pack
1. Tissue
5 rol
2. Alat
7
pengisap/s
edotan
1. Tissue
5 rol
2. Alat
7
pengisap/s
edotan
1. kasa
1 pack
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
17
pasien
yang
bergigi
palsu
(PROTES
A)
2.10
IKD
memelihar IIIB
a
kebersihan
mulut dan
gigi pasien
yang
lemah/tida
k sadar
2.11
perineal
care
IKD
IIIB
c. tapal gigi
1:5
Tidak
terpenuhi
d. Kom
Kecil 3, besar
6
1:5
9:44
Terpenuhi
a. Bak
instrumen
steril
Kecil
sejumlah 8,
besar
sejumlah 5
1:5
13:44
Terpenuhi
b. Sudip lidah
1:5
c. Depper
1:5
d. Pinset
anatomis
e. Kom kecil
16
1:5
16:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
1:5
3:44
f. Bengkok
1:5
7:44
g. Perlak kecil
h. Gelas plastik
a. Mangkok
38
20
-
1:5
1:5
1:5
38:44
20:44
-
b. Pinset
chirurgis
c. Bengkok
14
1:5
14:44
1:5
7:44
1. Kain kasa
2. Lidi
berkapas
3. Cairan
antiseptik
1. Kapas
sublimet
2. Sarung
tangan
3. Larutan
lysol
1 pack
2
1 pack
7 pack
-
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
18
2.12
IKD
perawatan IIIB
kuku kaki
dan tangan
d. pot
a. gunting kuku
b. bengkok
c. baskom
d. handuk
e. pengalas/perl
ak
f. sikat kuku
g. kom
23
38
h. waslap
2.13
menyisir
rambut
IKD
IIIB
1. larutan
lysol 23%
2. handscoen
d
3. lotion/oil
4. kapas
5. aseton
1:5
4:44
1:5
1:44
7 pack
4
1 pack
-
1:5
7:44
1:5
5:44
1:5
1:5
23:44
38:44
1:5
1:5
9:44
1:5
4:44
1:5
1:5
38:44
1:44
1:5
Kecil 3, besar
6
4
a. pengalas
b. sisir biasa
38
1
1. larutan
lysol 23%
2. minyak
rambut
c. selstop
d. bengkok
1:5
7:44
e. kantong
plastik
f. karet
pengikat
1:5
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
19
g. peniti
2.14
IKD
mencuci
IIIB
rambut di
tempat
tidur
Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
kemanan
dan
keselamatan
Mampu
3.1
IKD
pemasanga IIIB
n restraint
fisik
(wrist/ankl
e restraint,
mitt
restraint,
elbow
restraint,
dan
belt
restraint
1. sampo
2. kain kassa
4
1 pack
1:5
1:5
2:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
a. handuk
b. perlak
c. kom kecil
38
3
1:5
1:5
38:44
3:44
d. gayung air
e. baskom
16
5
1:5
1:5
16:44
5:44
f. ember
1:5
4:44
1. wrist/ankle
restraint
2. mitt restraint
16
1:5
16:44
1:5
8:44
3. elbow
restraint
4. belt restraint
18
1:5
18:44
1:5
5:44
5. tali restraint
panjang
6. tali restraint
sedang
7. tali restraint
pendek
8. bantalan
28
1:5
28:44
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
1:5
1:5
13:44
5:44
a. baki
1:5
5:44
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
13
5
1. lotion
20
b. handuk kecil
20
a. bantal
2. minyak
telon
3
1:5
20:44
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. papan kaki
1:5
5:44
e. trochanter
rolls/sandbag
s bantal
a. bantal
1:5
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. papan kaki
1:5
5:44
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
21
e. trochanter
rolls/sandbag
s
a. bantal
1:5
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. sandbags
1:5
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. sandaran
punggung
e. selimut
1:5
5:44
1:5
5:44
f. orthopedic
bed
a. bantal
1:5
5:44
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
22
4.7 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
SIMS
(semi
telungkup)
4.8 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
trendelenb
urg
IKD
IIIB
IKD
IIIB
d. sandaran
punggung
e. papan kaki
1:5
5:44
1:5
5:44
f. orthopedic
bed
a. bantal
1:5
5:44
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. sandbags
1:5
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
d. balok
1:5
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
23
4.10 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
lithothomy
4.11 teknik
pengaturan
posisi
pasien
pada posisi
genu
pectoral
(Knee
Chest)
4.12 teknik
meminggir
kan
dan
menengah
kan pasien
IKD
IIIB
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal kecil
1:5
c. bantal guling
1:5
8:44
IKD
IIIB
a. bantal
1:5
5:44
IKD
IIIB
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal guling
1:5
8:44
c. selimut
1:5
5:44
a. bantal
1:5
5:44
b. bantal guling
1:5
8:44
c. selimut
1:5
5:44
a. bantal
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
24
an
letak
pasien
yang
merosot
4.15 teknik
memindah
kan pasien
dari tempat
tidur
ke
kursi
4.16 teknik
memindah
kan pasien
dari kursi
roda
ke
tempat
tidur
4.17 teknik
memindah
kan pasien
dari
brangkar
ke tempat
tidur atau
sebaliknya
4.18
membantu
pasien
IKD
IIIB
IKD
IIIB
IKD
IIIB
IKD
IIIB
b. bantal guling
1:5
8:44
c. selimut
1:5
5:44
a. bantal
1:5
5:44
b. kursi
1:5
2:44
c. selimut
1:5
5:44
a. bantal
1:5
5:44
b. kursi roda
1:5
2:44
c. selimut
1:5
5:44
a. brangkar
1:5
b. pengalas
kereta
dorong
c. bantal
11
1:5
11:44
1:5
5:44
d. selimut
1:5
5:44
a. tongkat
berkaki
panjang lurus
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
25
bejalan
dengan
mengguna
kan
tongkat
(cane)
4.19
membantu
pasien
bejalan
dengan
mengguna
kan walker
4.20
membantu
pasien
bejalan
dengan
mengguna
kan kruk
Mampu
5.1
melaksanaka backrub
n
asuhan (pijat
keperawatan punggung)
dalam
pemenuhan
kebutuhan
(single
straight
legged)
b. tongkat
4
berkaki
empat (quat
cane)
1:5
4:44
Tidak
terpenuhi
IKD
IIIB
a. walker
1:5
3:44
Tidak
terpenuhi
IKD
IIIB
a. kruk aksila
1:5
2:44
b. kruk lengan 5
bawah
(lofstrand)
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
7 pack
1:5
2:44
IKD
IIIB
a. selimut
mandi
b. handuk
mandi
5
2
1. lotion/bed
ak
2. sarung
tangan
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
26
rasa nyaman
5.2
Pemeriksa
an fisik
IKD
IIIB
a. tensimeter
raksa
b. tensimeter
pegas
c. stetoskop
bilingual
d. stetoskop
single
e. termometer
raksa
f. termometer
anal
g. termometer
oral
h. reflek
hammer
i. tongue spatel
j. penlight
1:5
3:44
1:5
5:44
1:5
3:44
1:5
9:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
18
1:5
18:44
Terpenuhi
10
1:5
10:44
Terpenuhi
10
1:5
10:44
Terpenuhi
10
1:5
10:44
Terpenuhi
11
5
1:5
1:5
11:44
5:44
k. head lamp
1:5
l. pengukur TB
1:5
1:44
m. Timbangan
1:5
1:44
n. Snelen chart
1:5
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
27
o. Garpu tala
1:5
p. Cermin
mulut
q. Bak
instrumen
kecil
r. Bak
instrumen
besar
s. Spekulum
hidung
t. Spekulum
telinga
u. Trolly
v. Baki
w. Medline
x. Opthalmosko
p
y. Otoskop
z. Stopwatch
aa. Bengkok
bb. Kom kecil
1:5
3:44
-
1:5
1:5
8:44
5
1:5
5:44
5
1:5
1:5
5:44
1:5
1:5
5:44
1:5
5:44
1:5
1:44
1:5
5
5
1
5
4
7
3
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
28
1:5
5:44
1:5
4:44
7:44
3:44
5.4 teknik
relaksasi
progresif
5.5
pemberian
kompres
panas
basah
a. tape
dan casset
instrumentali
a
b. tempat tidur
5
1:5
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
1:5
11:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
1:5
1:5
13:44
30:44
Terpenuhi
Terpenuhi
1:5
Tidak
IKD
IIIB
a. tempat tidur
IKD
IIIB
a. baki
b. kom bertutup 11
steril
c. baki steril
13
d. pinset
30
e. gunting
1. kasa
2. plester
3. sarung
tangan
bersih
4. Kapas
1 pack
1 roll
7 pack
1 pack
29
5.6
pemberian
kompres
panas
kering
dengan
buli-buli
panas
5.7
pemberian
kompres
dingin
basah
5.8
pemberian
IKD
IIIB
IKD
IIIB
IKD
IIIB
plester
f. pengalas
g. bengkok
38
7
1:5
1:5
38:44
7:44
a. Baki
1:5
5:44
b. buli-buli
panas
c. termos
1:5
9:44
1:5
d. termometer
air panas
a. baki beralas
1:5
1:5
5:44
b. mangkok
bertutup
steril
c. baki steril
d. pinset
anatomis
e. perlak kecil
f. sampiran
1:5
9:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
13
16
1:5
1:5
13:44
16:44
Terpenuhi
Terpenuhi
22
8
1:5
1:5
22:44
8:44
g. baskom kecil
1:5
5:44
h. waslap
2 pasang
1:5
2:44
a. baki beralas
1:5
5:44
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1. cairan
rivanol/be
tadin
2. kain kasa
3. pembalut
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
1 pack
-
30
kompres
dingin
kering
Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
kepada
pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
medikasi
(non
parenteral)
6.1
pemberian
obat
melalui
oral
IKD
IIIB
b. eskap/eskraa 3
g
dengan
sarungnya
c. baskom
5
1:5
3:44
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
d. perlak kecil
a. baki beralas
1:5
1:5
22:44
5:44
6 pack
2 (expired)
1:5
1 (expired)
1:5
6:44
1 (expired)
1:5
7:44
1 (expired)
1:5
6:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
22
5
obat-obatan
a) dulkolax
b) combive
nt
c) cendo
xitrol
d) genoint
0,3 %
e) hydrocort
isone 2,5
%
f) chlorphe
niramine
1000
tablet
g) predniso
ne 1000
tablet
h) paraceta
mol
syrup 60
ml
i) protecal
1 pack
(expired)
1 pack
(expired)
1 pcs
1 pack
31
solid
j) novaxife
n sirup
k) puyer
bintang
toedjoe
l) glaucon
m) mylanta
n) nifedin
o) lidocain
6.2
pemberian
obat
melalui
sublingual
IKD
IIIB
a. baki beralas
1 pcs
1 (expired)
9 tablet
(expired)
6 pcs
3 (expired)
43 (20
expired)
41 tablet
p) cyanocob
alamine
500mcg/
ml
q) Epynepri 4 (expired)
ne
1
mg/ml
1. lap/tissue
5 roll
2. obat14
obatan
B12
cyanocoba
lamine
1000mg/m
l
1:5
5:44
1:5
1:5
6:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
32
6.3
pemberian
obat
melalui
bukal
6.4
pemberian
obat
melalui
slang
nasogastri
k (NGT)
IKD
IIIB
a. baki beralas
1:5
5:44
1:5
1:5
6:44
1:5
5:44
1:5
1:5
6:44
Tidak
terpenuhi
1:5
1:44
1:5
6:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
12
5
1:5
1:5
12:44
5:44
1:5
1:5
1:5
11:44
5:44
6.5
IKD
pemberian IIIB
obat kulit
topikal
a. baki beralas
b. kartu
atau format
catatan obat
c. mangkuk/can 6
gkir
untuk
mencampur
obat
d. slang NGT
1
e. alat
penggerus
obat
f. stetoskop
a. baki beralas
b. kartu
atau format
catatan obat
c. spatel lidah
11
d. baskom
5
1. lap/tissue
2. obatobatan
1. lap/tissue
2. obatobatan
3. spuit
kateter-tip
ukuran
50-60 ml
4. sarung
tangan
5. cairan
pelarut
1. kain
perban
2. obat
topikal
a) genta
micin
0,1 %
5 roll
-
5 roll
7 pack
-
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
8
Terpenuhi
Tidak
33
e. lap/handuk
6.6
pemberian
obat mata
IKD
IIIB
6.7
IKD
pemberian IIIB
obat tetes
telinga
a. baki beralas
b. kartu
atau format
catatan obat
c. baskom
5
a. baki beralas
b) genoi
nt 0,3
%
3. plastik
penutup
4. plester
5. sarung
tangan
1. penutup/pl
ester mata
2. botol obat
dengan
penetes
steril/salep
dalam tube
(erlamycet
in
chloramph
enicol)
3. sarung
tangan
4. tissue
5. kasa steril
6. bola kapas
1. lidi kapas
2. botol
obat atau
alat tetes
telinga
1 (expired)
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1:5
2:44
1 roll
1:5
5:44
3 (expired)
1:5
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1 roll
7 pack
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
7 pack
5 roll
1 pack
1 roll
3
34
6.8
pemberian
obat nasal
IKD
IIIB
6.9
IKD
penggunaa IIIB
n inhaler
dosis
c. baskom
d. senter
(penlight)
a. baki beralas
5
b. format atau catatan obat
c. bantal kecil
d. kain lap
a. baki beralas
(erlamyc
etin
chloramp
henicol)
3. bola
kapas
4. sarung
tangan
5. tissue
1:5
5:44
1:5
5:44
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
1 roll
7 pack
5 roll
1. tissue
wajah
2. sarung
tangan
3. obat yang
disiapkan
dengan
alat
tetes/obat
semprot/ta
mpon
hidung
(viks
inhaler)
1:5
5:44
7 pack
1:5
3 pack
(expired)
1:5
1:5
1. tissue
wajah
2. inhaler
dosis
1:5
5:44
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
35
terukur
6.10
IKD
pemberian IIIB
obat
per
vagina
6.11
IKD
pemberian IIIB
obat
per
rektal
Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
kepada
7.1
IKD
menyiapka IIIB
n obat dari
ampul
c. baskom
d. alat spacer
a. baki beralas
5
-
b. format atau
catatan obat
c. bantalan
perineum
d. aplikator
plastik
e. pembalut
perineum
a. baki beralas
5
-
b. kartu
atau
catatan
format obat
c. duk
2
3
a. baki beralas
b. gergaji
khusus
ampul
terukur
dengan
obat
(ventolin
inhaler)
1. sarung
tangan
bersih
2. serbet
kertas
3. obat
suppositori
a vagina
4. jeli
pelumas
1. sarung
tangan
2. tissue
3. obat
suppositori
a rectal
4. Jeli
pelumas
1. swap
antiseptik
2. obat
dalam
ampul
1:5
5:44
1:5
1:5
5:44
1:5
1:5
1:5
3 (expired)
1:5
7 pack
1:5
5:44
5 roll
-
1:5
1:5
2:44
Tidak
terpenuhi
1:5
5:44
12
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
7 pack
-
3 (expired)
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
36
pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
medikasi
(parenteral)
7.1
IKD
menyiapka IIIB
n obat dari
vial
7.3
pemberian
obat
melalui
injeksi
intraderma
l (ID)
IKD
IIIB
c. bengkok
d. bak spuit
e. kartu/buku
obat
a. baki beralas
b. bengkok
c. bak spuit
d. kartu/buku
obat
a. baki beralas
b. bak injeksi
c. bengkok
d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan
3. spuit 3 cc
4. spuit 5 cc
5. spuit
insulin 1
cc
14
14
7 (expired)
1:5
7:44
1:5
5:44
1:5
1. obat
dalam vial
2. pelarut
3. spuit 3 cc
4. spuit 5 cc
5. spuit
insulin 1
cc
6. jarum
7. swab
antiseptik
1. spuit
ukuran 1
ml/spuit
tuberkulin
2. jarum
sesuai
ukuran
(26-27 G)
3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan
12
1:5
5:44
14
14
7 (expired)
1:5
7:44
1:5
5:44
1:5
1:5
5:44
1:5
5:44
1:5
7:44
1:5
1:5
34:44
-
58
7 (expired)
7 pack
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
37
7.4
IKD
pemberian IIIB
obat
melalui
injeksi sub
cutan (SC)
a. baki beralas
b. bak injeksi
c. bengkok
d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan
pemberian
obat
7.5
IKD
pemberian IIIB
obat
melalui
injeksi
intramusku
lar (IM)
a. baki beralas
b. bak injeksi
c. bengkok
d. perlak
34
e. kartu
obat atau catatan
pemberian
obat
5. obat
ampul/via
l
1. spuit 1-3
ml
2. jarum (2527 G)
panjang
jarum 3/85/8 inchi
3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan
5. obat
ampul/via
l
1. spuit 2-5
ml
2. jarum
(dewasa
21-23 G)
panjang
jarum 11 inchi;
anak: 2527 G,
panjang
-1 inchi
12
21
21
1:5
5:44
1:5
5:44
1:5
7:44
1:5
1:5
34:44
-
28
1:5
5:44
28
1:5
5:44
1:5
7:44
1:5
1:5
34:44
-
7 pack
12
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
38
7.6
pemberian
obat
melalui
injeksi
intravena
(IV)
7.7
pemberian
obat
melalui
wadah
cairan
intravena
IKD
IIIB
a. baki beralas
b. bak injeksi
c. bengkok
d. perlak
e. torniquet
IKD
IIIB
34
3
f. kartu
obat atau catatan
a. baki beralas
5
b. bak spuit
c. bengkok
d. catatan
pemberian
obat
3. swab
antiseptik
4. sarung
tangan
5. obat vial
1. spuit 3 cc
2. spuit 5 cc
3. spuit
insulin 1
cc
4. swab
antiseptik
5. sarung
tangan
6. obat
ampul/vial
1. vial atau
ampul
obat
2. spuit 1-20
ml
3. jarum
steril
ukuran 19
G-21 G,
panjang 11 inchi
4. aquades/n
ormal
7 pack
12
14
14
7 (expired)
1:5
5:44
1:5
5:44
1:5
7:44
7 pack
1:5
1:5
34:44
3:44
12
1:5
12
1:5
5:44
1:5
5:44
1:5
7:44
1:5
14
14
18
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
39
7.8
IKD
pemberian IIIB
obat (bolus
intravena)
melalui
slang infus
a. baki beralas
b. slang
IV 1
dengan port
injeksi (three
way)
c. bak spuit
5
d. bengkok
e. catatan
pemberian
obat
salin
5. wadah
cairan IV
500 ml1000 ml
6. swab
antiseptik/
alkohol
7. label
untuk
ditempelk
an pada
kantong/b
otol IV
1. vial/ampu
l obat
2. spuit 3-5
ml
3. jarum
steril
19G-25G
4. aquades/n
ormal
salin
5. swab
antiseptik
12
1:5
5:44
28
28
1:5
1:44
1:5
5:44
1:5
7:44
1:5
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
18
-
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
Tidak
terpenuhi
40
Mampu
melaksanaka
n
asuhan
keperawatan
dengan
mengukur
tanda-tanda
vital pasien
8.1
IKD
pengukura IIIB
n
tandatanda vital
a. stetoskop
bilingual
b. stetoskop
single
c. termometer
raksa
d. termometer
anal
e. termometer
oral
f. termometer
digital
g. tensi meter
h. stopwatch
1. sarung
tangan
1:5
3:44
1:5
9:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
18
1:5
18:44
Terpenuhi
10
1:5
10:44
Terpenuhi
10
1:5
10:44
Terpenuhi
1:5
7:44
10
4
1:5
1:5
10:44
4:44
Tidak
terpenuhi
Terpenuhi
Tidak
terpenuhi
7 pack
41
e.
pengajuan barang habis pakai. Misalkan kapas habis, maka laboran akan mengajukan
permintaan barang habis pakai kepada kepala laboratorium kemudian diteruskan ke
lembaga (PSIK UNEJ). Jika ada praktikum mendadak yang dilakukan mahasiswa
dan membutuhkan barang barang yang melebihi persediaan, maka laboran akan
melakukan subsidi silang barang habis pakai kepada laboratorium lain seperti
laboratorium KMB dan Maternitas Anak.
f.
Denah ruangan
Bed
3
Bed 2
Bed 1
Etalase
Meja
Etalase
Bed
4
G
Etalase
Almari
F
Bed 5
K.M
Etalase
Etalase
BALKON
42
g.
Masalah
Lemari penyimpanan cukup banyak tetapi pada setiap lemari tidak
terdapat labelling yang jelas sehingga saat akan dibutuhkan masih
2.
mencari-cari lagi.
Terdapat beberapa barang yang sudah expired tetapi masih didisplay
di lemari penyimpanan, misalnya cairan infus, needle, spuit, dan
3.
obat-obatan.
Tidak terdapat kursi untuk mahasiswa yang menunggu giliran
4.
5.
6.
7.
8.
3.
a.
laboratorium dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu
serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut (Depkes
RI,2003).
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh laboratorium
dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi laboratorium adalah tujuan dan alasan
mengapa laboratorium itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan
proses pencapaian tujuan (Depkes RI,2003).
43
ilmu
dan
disiplin
keperawatan
melalui
pengembangan,
Timbang terima
Timbang terima di rumah sakit merupakan teknik atau cara untuk
44
45
ketua, nama alat/bahan, jumlah alat/bahan dan kondisi alat/bahan pada saat
peminjaman/pemulangan.
Pada
tahap
pelaksanaan
teknisi
laboratorium
Supervisi keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakam tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Supevisi keperawatan adalah
kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
supervisior mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan
agar
pasien
mendapat
pelayanan
yang
bermutu
setiap
saat
(Nursalam,2014).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, di Laboratorium DKKD PSIK
Universitas Jember tidak dilakukan supervisi secara terjadwal untuk pengontrolan
alat dan kegiatan di laboratorium. Supervisi untuk pengontrolan alat dan bahan habis
pakai dilakukan apabila alat sudah terlihat kotor dan membutuhkan perawatan.
Supervisi pernah dilakukan satu kali oleh pihak universitas untuk program akreditasi
PSIK.
d.
Sentralisasi alat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
46
peminjaman alat oleh mahasiswa. Formulir peminjaman alat yang telah diisi oleh
mahasiswa kemudian ditandatangani oleh mahasiswa dan dosen pengajar. Formulir
tersebut kemudian diserahkan kepada teknisi laboratorium untuk diperiksa, kemudian
mahasiswa dan teknisi laboratorium bersama-sama menyiapkan alat untuk
praktikum. Peminjaman alat laboratorium harus dilaksanakan satu hari sebelum
praktikum.
e.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
47
SOP/Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu
proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu
sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI,
1995)
Berdasarkan hasil pengkajian di Laboratorium DKKD PSIK Universitas
Jember di dalam melaksanakan asuhan terdapat standart operational procedure
(SOP) yang sesuai dengan standar yang ada di PSIK Universitas Jember. SOP yang
ada disesuaikn dengan prasat yang biasa dilakukan di Laboratorium DKKD. SOP
yang tersedia terdiri dari beberapa prasat yang sering dilakukan di dalam
laboratorium seperti cuci tangan bersih dan menggunakan APD, Pemenuhan
kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan, Pemenuhan kebutuhan Keamanan dan
keselamatan, pemenuhan kebutuhan mobilitas dan body mechanic, pemenuhan
kebutuhan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan medikasi parenteral dan nonparenteral. Protap/ SOP setiap tindakan telah tersedia pada laboratorium DKKD
dalam bentuk buku praktikum.
l.
tersering di
Laboratorium
Dasar Keperawatan
dan
48
49
2.
3.
4.
5.
4.
baik, jika tidak memiliki dana yang cukup, baik untuk operasional maupun
untuk pengembangan laboratorium tersebut. Kegiatan operasional laboratorium
bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan harus
disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk biaya
operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap
alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga.
(Standart Laboratorium Keperawatan, 2010).
Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber
dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat atau peserta didik dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Beberapa kegiatan yang dapat
menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan (jasa)
laboratorium bagi publik, kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatankegiatan
produktif dan kreatif. (Standart Laboratorium Keperawatan, 2010).
a.
50
dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan.
Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktifitasnya meningkat (Hasibuan, 2003). Program kesejahteraan
karyawan adalah tunjangan tunjangan dan peningkatan kesejahteraan yang
pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi didasarkan kepada
keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai seorang manusia
yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupannya secara
normal dan bekerja lebih baik.
Di Laboratorium DKKD kesejahteraan karyawan sudah cukup baik, setiap
teknisi memiliki gaji pokok yang didapatkan setiap bulannya. Selain itu teknisi
laboratorium juga mendapatkan anggaran dari uang makan setiap hari dimana setiap
absensi yang telah dilakukan oleh teknisi laboratorium tersebut didokumentasikan
yang nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang insentif berabsensi akan
diberikan kepada ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium akan
memberikan kepada teknisi laboratorium.
c.
51
Sistem keuangan yang digunakan dalam ruangan sudah cukup baik dan sesuai
teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi organisasi dalam
ini di dalam ruangan dilakukan oleh kepala laboratorium, kemudian kepala
laboratorium melakukan pengajuan ke keuangan PSIK untuk mendapatkan
persetujuan Ketua Prodi, dan kemudian diturunkan ke bagian anggaran sehingga
akan mendapatkan dana untuk membelanjakan barang yang diajukan.
Sumber kesejahteraan karyawan di Laboratorium DKKD sudah cukup baik
dan sesuai teori. Teknisi juga mendapatkan anggaran dari uang makan sesuai dengan
absensi yang telah dilakukan oleh teknisi tersebut didokumentasikan yang nantinya
diajukan ke anggaran.
5.
a.
52
Masalah
Di laboratorium DKKD Universitas Jember belum terdapat nama ruangan.
Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan
2.
53
BAB 3
ANALISIS SWOT
3.1 Analisis SWOT
ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL
Bobot
Rating
Skor
0,06
0,24
0,04
0,16
0,07
0,28
0,08
0,32
0,05
0,15
0,04
0,12
7. Sudah terdapat 5
ortopedic bed dengan set
rail berfungsi baik
0,02
0,06
0,05
0,15
9. SOP tindakan
keperawatan telah
tersedia
0,06
0,24
0,03
0,09
0,03
0,06
Kekuatan (Strength)
1. Penggunaan laboratorium
DKKD sudah terjadwal
2. Alur masuk labratorium
sudah jelas
3. Latar
belakang
pendidikan
teknisi
pendidikan sudah sesuai
standar BAN PT yakni D
III Keperawatan
4. Lokasi
laboratorium
strategis, dekat dengan
ruang tim Dosen DKKD
5. Laboratorium cukup luas.
Dapat menampung sekitar
20-40 mahasiswa
Kelemahan (Weakness)
1.
Tidak
ada
struktur
organisasi di laboratorium
54
DKKD
Tidak terdapat labelling
yang jelas sehingga saat
akan dibutuhkan masih
mencari-cari lagi
3. Terdapat beberapa barang
yang sudah expired tetapi
masih didisplay di lemari
penyimpanan, misalnya
cairan infus, needle, spuit,
dan obat-obatan
4. Tidak
terdapat
kursi
untuk mahasiswa yang
menunggu
giliran
praktikum
sehingga
mahasiswa harus duduk
di lantai
5. Tidak terdapat rak sepatu
untuk merapikan sepatu
mahasiswa
yang
praktikum
6. Banyak terdapat kunci
loker yang gantungannya
hilang
sehingga
mahasiswa
enggan
menyimpan tas di dalam
loker karena takut jika
tidak ada kuncinya
7. Alat peraga praktikum
banyak
yang
tidak
berfungsi dengan baik
dan belum dilakukan
perbaikan
8. Fasilitas
penunjang
lainnya seperti pendingin
ruangan atau AC tidak
berfungsi
sehingga
mengganggu kenyamanan
saat praktikum
9. Jika musim penghujan,
plafon ruang praktikum
menjadi bocor dan belum
ada perbaikan sehingga
akan
mengganggu
kenyaman dan keamanan
semua
mahasiswa,
laboran, dan dosen
10. Belum adanya format
2.
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,06
0,03
0,06
0,03
0,06
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
0,06
55
11.
12.
13.
14.
0,03
0,03
0,03
0,06
0,03
0,03
0,03
0,03
TOTAL
ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL
Bobot
Rating
S:1,78
W: 0,6
Skor
0,2
0,8
0,15
0,6
Peluang (Opportunity)
1.
Adanya
berbagai
pelatihan
untuk
meningkatkan
keterampilan
teknisi
laboratorium
yang
diselenggarakan
oleh
berbagai instansi.
2. PSIK Universitas Jember
dalam proses peningkatan
dari
program
studi
menjadi fakultas sehingga
memberi
kesempatan
56
laboratorium
DKKD
untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan dan
sarana prasarana yang
dibutuhkan
guna
menunjang
proses
menjadi fakultas.
3. Adanya
kerjasama
dengan
antara
PSIK
Universitas
Jember
dengan
lembaga
pendidikan atau instansi
lain dalam pengembangan
kualitas pendidikan.
4. Adanya
kegiatan
kemahasiswaan
berupa
bnsc
(basic
nursing
science competition) yang
menggunakan alat dan
fasilitas
laboratorium
dkkd psik universitas
jember.
0,1
0,3
0,05
0,15
0,1
0,2
0,09
0,18
0,085
0,17
0,08
0,16
Ancaman (Threat)
1. Adanya
laboratorium
DKKD di instansi lain
yang memiliki peralatan
dan fasilitas kesehatan
dengan jumlah lebih
banyak, lengkap, dan
canggih.
2. Kurangnya kelengkapan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP) tindakan
di laboratorium DKKD
PSIK
dibandingkan
dengan
laboratorium
instansi lain.
3. Adanya
teknisi
laboratorium DKKD di
instansi
lain
yang
memiliki kualifikasi lebih
baik.
4. Adanya
Beberapa
tindakan dasar yang tidak
diajarkan di laboratorium
DKKD, sehingga apabila
57
mahasiswa
mengikuti
kegiatan atau perlombaan
di instansi lain kurang
memahami tindakan yang
dilakukan.
5. Jumlah mahasiswa yang
menggunakan
laboratorium dari tahun
ke tahun semakin banyak.
6. Komplain dari mahasiswa
karena terdapat peralatan
habis pakai seperti spuit
dan obat-obatan yang
sudah kadaluarsa.
TOTAL
0,075
0,075
0,07
0,07
O: 1,85
T: 0,86
O
Kuadran IV
Turn Arround
Kuadran I
Agresif
2,5
2
1,5
(1,18;1,3)
0,5
0,5
Kuadran III
Defensif
1,5
Kuadran II
Defersifikasi
2,5
58
59
EFAS
Kekuatan
Kelemahan
1. Penggunaan laboratorium DKKD sudah
1. Tidak ada struktur organisasi di
terjadwal
laboratorium DKKD
2. Alur masuk labratorium sudah jelas
2. Tidak terdapat labelling yang
3. Latar belakang pendidikan teknisi
jelas sehingga saat akan
pendidikan sudah sesuai standar BAN PT
dibutuhkan masih mencari-cari
yakni D III Keperawatan
lagi
4. Lokasi laboratorium strategis, dekat
3. Terdapat beberapa barang yang
dengan ruang tim Dosen DKKD
sudah expired tetapi masih
5. Laboratorium
cukup luas. Dapat
didisplay
di
lemari
menampung sekitar 20-40 mahasiswa
penyimpanan, misalnya cairan
6. Ruang alat dan ruang tindakan sudah
infus, needle, spuit, dan obatdibedakan
obatan
7. Sudah terdapat 5 ortopedic bed dengan
4. Tidak terdapat kursi untuk
set rail berfungsi baik
mahasiswa yang menunggu
8. Peralatan dan fasilitas cukup lengkap,
giliran
praktikum sehingga
misal tersedianya sterilisator
mahasiswa harus duduk di lantai
9. SOP tindakan keperawatan telah tersedia
5. Tidak terdapat rak sepatu untuk
10.Di dalam laboratorium sudah terdapat
merapikan sepatu mahasiswa
Kamar Mandi dan wastafel
yang praktikum
6. Banyak terdapat kunci loker
yang
gantungannya
hilang
sehingga mahasiswa enggan
menyimpan tas di dalam loker
karena takut jika tidak ada
kuncinya
60
Peluang
S O
1. Adanya berbagai pelatihan untuk
1. Pelabelan
nama
pada
alat
meningkatkan keterampilan teknisi
laboratorium sehingga memudahkan
laboratorium yang diselenggarakan oleh
peminjaman alat.
berbagai instansi.
2. Mengajukan tambahan dana pada
2. PSIK Universitas Jember dalam proses
lembaga dalam mengikuti pelatihan
peningkatan dari program studi menjadi
untuk meningkatkan keterampilan
fakultas sehingga memberi kesempatan
teknisi lab DKKD
laboratorium
DKKD
untuk
3. Mengajukan peralatan baru guna
meningkatkan kualitas pelayanan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran
sarana prasarana yang dibutuhkan guna
di laboratorium
menunjang proses menjadi fakultas.
4. Mengadakan mini diskusi tentang
3. Adanya kerjasama dengan antara PSIK
kualitas labratorium dengan para
Universitas Jember dengan lembaga
mahasiswa
maupun
tenaga
pendidikan atau instansi lain dalam
kependidikan dari universitas lain
pengembangan kualitas pendidikan.
yang ikut serta dalam event-event
4. Adanya
kegiatan
kemahasiswaan
yang diadakan PSIK Universitas
berupa BNSC (basic nursing science
Jember, seperti BNSC atau Ners
competition) yang menggunakan alat
Vaganza
dan fasilitas laboratorium dkkd psik
5. Diadakannya
sharing
terkait
61
universitas jember.
Ancaman
ST
62
63
BAB 4
PRIORITAS MASALAH DAN POA
4.1 Daftar Masalah
No
Pernyataan Masalah
Man (M 1)
1. Belum optimalnya penyimpanan buku daftar pengunjung laboratorium
2. Belum adanya struktur kepengurusan atau laboran
Material (M 2)
3. Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat akan
dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
4. Belum optimalnya pengelolaan barang habis pakai dengan adanya beberapa
barang yang sudah expired tetapi masih didisplay di lemari penyimpanan,
misalnya cairan infus, needle, spuit, dan obat-obatan.
5. Belum adanya kursi untuk mahasiswa yang menunggu giliran praktikum
sehingga mahasiswa harus duduk di lantai.
6. Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
7. Belum optimalnya kunci loker yang gantungannya hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di dalam loker karena takut jika tidak ada kuncinya.
8. Belum optimalnya alat peraga praktikum dan belum dilakukan perbaikan.
9. Belum optimalnya fasilitas penunjang lainnya seperti pendingin ruangan atau
AC sehingga mengganggu kenyamanan saat praktikum
10. Jika musim penghujan, plafon ruang praktikum menjadi bocor dan belum ada
perbaikan sehingga akan mengganggu kenyaman dan keamanan semua
mahasiswa, laboran, dan dosen.
Methode (M 3)
11. Belum terdapat visi, misi, dan tujuan secara spesifik terkait laboratorium
DKKD PSIK Universitas Jember.
12. Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat
dari mahasiswa kepada teknisi laboratorium
13. Belum adanya kegiatan supervisi terhadap laboratorium secara terjadwal.
14. Perlu adanya beberapa perubahan dan perbaikan, seperti buku daftar hadir
pengunjung laboratorium, pendataan buku penggunaan barang secara rutin,
pengkodean dan pemberian label pada setiap barang yang ada di laboratorium.
15. Belum adanya keset didepan kamar mandi untuk mengurangi resiko terjatuh
akibat lantai licin.
Market (M5)
16. Belum terdapat nama ruangan. Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang di laboratorium
64
17.
Pernyataan Masalah
Man (M 1)
1. Belum
optimalnya
penyimpanan buku daftar
pengunjung laboratorium
2. Belum
adanya
struktur
kepengurusan atau laboran
Material (M 2)
3. Belum adanya labelling yang
jelas di lemari penyimpanan
sehingga saat akan dibutuhkan
masih mencari-cari lagi.
4. Belum optimalnya pengelolaan
barang habis pakai dengan
adanya beberapa barang yang
sudah expired tetapi masih
didisplay
di
lemari
penyimpanan, misalnya cairan
infus, needle, spuit, dan obatobatan.
5. Belum adanya kursi untuk
mahasiswa yang menunggu
giliran praktikum sehingga
mahasiswa harus duduk di
lantai.
6. Belum adanya rak untuk
sepatu
mahasiswa
juga
sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
7. Belum optimalnya kunci loker
yang gantungannya hilang
sehingga mahasiswa enggan
menyimpan tas di dalam loker
karena takut jika tidak ada
kuncinya.
Skor
V C
Jumlah
Prioritas
19
21
18
11
14
10
17
15
15
65
8.
12
13
14
11
14
12
22
17
11
15
11
16
15
10
66
18
16
Keterangan :
Magnitude (M)
67
2.
Skor
C
A
4
4
R
4
Jumlah
Prioritas
L
3
15
14
2.
3.
Prioritas Tindakan
Lakukan diskusi antara teknisi,
dosen dan mahasiswa untuk
pembuatan struktur organisasi di
ruangan nusa indah
Merancang
dan
membuat
struktur
kepengurusan
laboratorium DKKD
Cetak dan pasang struktur di
dalam ruangan sehingga dapat di
baca dan digunakan sebagai
pengingat
seluruh
anggota
ruangan.
C
4
Skor
A
R
4
5
L
4
Jumlah Prioritas
17
14
14
Prioritas Tindakan
Diskusikan kepada teknisi dan
dosen untuk membuat buku
daftar
pengunjung
laboratorium
C
4
Skor
A
R
5
4
Jumlah Prioritas
L
4
17
68
Membuat
buku
daftar 4
5
4
3
16
2
pengunjung laboratorium
3
Membuat tempat penyimpanan 4
4
3
3
14
3
buku dan daftar pengunjung
guna meminimalisir terjadnya
kehilangan data laboratorium
yang diperlukan
d. Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat akan
dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
No.
1.
2.
3.
Prioritas Tindakan
Lakukan
diskusi
antara
laboran
dan
mahasiswa
mengenai
almari
penyimpanan yang belum
memiliki label.
Lakukan
diskusi
antara
laboran
dan
mahasiswa
mengenai pemasangan label
pada almari penyimpanan.
Cetak dan pasang label pada
almari pemyimpanan.
C
4
Skor
A
R
4
4
L
3
Jumlah
Prioritas
15
13
12
e. Belum terdapat nama ruangan. Misalnya ruang penyimpanan alat, toilet, nomor
urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang
Skor
C
A
bersama 5
5
nama-nama
Mendiskusikan
pembuatan
ruangan
Membuat desain nama-nama
ruangan
Mencetak nama-nama ruangan
Jumlah Prioritas
R
5
L
5
20
18
15
69
f. Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat dari
mahasiswa kepada teknisi laboratorium
No.
1.
2.
3.
4.
Prioritas Tindakan
Merancang format timbang
terima oleh kelompok
Mengaplikasikan
format
timbang terima yang telah
dibuat
Membuat format timbang
terima yang telah disepakati
oleh teknisi laboratorium dan
dosen pembimbing
Diskusikan dengan teknisi
laboratorium
dan
dosen
pembimbing terkait format
timbang
terima
saat
peminjaman
dan
pengembalian
alat
oleh
mahasiswa
C
4
Skor
A
R
4
4
Jumlah
Prioritas
L
4
16
12
14
Jumlah Prioritas
R
5
L
5
20
14
13
h. Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak tertata
dengan rapi.
No.
1.
Prioritas Tindakan
Lakukan
diskusi
antara
C
4
Skor
A
R
4
4
Jumlah
L
3
15
Prioritas
1
70
laboran
dan
mahasiswa
mengenai pengadaan rak
sepatu untuk mahasiswa di
laboratorium DKKD.
Lakukan pemasangan rak
sepatu untuk mahasiswa di
ruang loker.
2.
13
2.
3.
j.
Prioritas Tindakan
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.
Belum optimalnya kunci
loker yang gantungannya
hilang sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas di
dalam loker karena takut jika
tidak ada kuncinya.
2.
Jumlah
Prioritas
L
3
15
13
12
Adanya lantai licin didepan kamar mandi sehingga meningkatkan resiko jatuh.
C
4
Skor
A
R
4
4
Skor
C
A
4
4
Jumlah
Prioritas
R
4
L
3
15
14
71
72
Masalah
1.
2.
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
Penanggung
Jawab
Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1
Waktu
Disesuaikan
Disesuaikan
73
No.
3.
Masalah
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
Penanggung
Jawab
laboratorium DKKD
DKKD
5. Mencetak
dan
pasang
terpampang
di
struktur di dalam ruangan
ruangan
sehingga dapat di baca dan 3. Semua warga dan
digunakan
sebagai
petugas
di
pengingat seluruh anggota
laboratorium
ruangan
DKKD
dapat
memahami dan
melaksanakan
tugas pokok dan
fungsi
sesuai
dengan struktur
organisasi yang
terbentuk
Belum
optimalnya 1. Diskusikan kepada teknisi 1. Terbentuknya
Mahasiswa
penyimpanan
buku
dan dosen untuk membuat
buku
daftar PBL Mankep
daftar
hadir
buku daftar pengunjung
pengunjung
di Kelompok 1
pengunjung
laboratorium
laboratorium
laboratorium
2. Membuat
buku
daftar
DKKD
pengunjung laboratorium
2. Terbentuknya
3. Membuat
tempat
tempat/
rak
penyimpanan buku dan
penyimpanan
daftar pengunjung guna
buku
daftar
meminimalisir
terjadinya
pengunjung
kehilangan
data
laboratorium
laboratorium
yang
DKKD
diperlukan
3. Teknisi
dapat
Waktu
Disesuaikan
74
No.
Masalah
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
Penanggung
Jawab
Waktu
memanfaatkan
sarana yang telah
dibuat
untuk
meminimalkan
hilannya
data
laboratorium
4. Dapat diketahui
statistic
jumlah
pengunjung
laboratorium
DKKD tiap bulan
sehingga
dapat
dievaluasi
keaktifan
mahasiswa dalam
belajar praktikum
DKKD.
4.
Belum adanya
labelling yang jelas di
lemari penyimpanan
sehingga saat akan
dibutuhkan masih
mencari-cari lagi.
1. Almari
penyimpanan
terpasang label
sesuai dengan
isinya.
2. Alat-alat
penunjang
praktikum
tersusun rapi di
Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1
Disesuaikan
75
No.
Masalah
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
penyimpanan.
3. Cetak dan pasang label pada
almari pemyimpanan.
3.
5.
6.
1.
almari sesuai
dengan label
yang terpasang.
Alat-alat
penunjang
praktikum dapat
dengan mudah
dicari saat
dibutuhkan.
Nama
ruangan
yang
ada
di
laboratorium
terbentuk
Nama
ruangan
yang
ada
di
laboratorium
terpasang
di
setiap ruangan
Semua
warga
PSIK
yang
menggunakan
laboratorium
DKKD mengerti
nama ruangan
Format timbang
terima
telah
Penanggung
Jawab
Waktu
Mahasiswa
PBL Mankep
Kelompok 1
Disesuaikan
Mahasiswa
PBL Mankep
Disesuaikan
76
No.
7.
Masalah
Rencana Kegiatan
pada saat
pengembalian alat dari
mahasiswa kepada
teknisi laboratorium
Belum
penunjuk
Kriteria Hasil
Penanggung
Jawab
Kelompok 1
dirancang
2. Kesepakatan
antara
mahasiswa,
teknisi
laboratorium,
dan
dosen
pembimbing
terkait
format
timbang terima
yang
akan
diberikan
3. Format timbang
terima
yang
telah disepakati
dibuat
4. Teknisi
laboratorium
dan mahasiswa
mampu
mengaplikasika
n
format
timbang terima
yang
telah
dibuat
terdapat 1. Mendiskusikan bersama
1. Penunjuk
arah Mahasiswa
arah
pembuatan penunjuk arah ke
ruangan yang ada PBL Mankep
Waktu
Disesuaikan
77
No.
Masalah
Rencana Kegiatan
ruangan.
Misalnya
ruangan
penunjuk arah ke 2. Membuat desain penunjuk
ruang
penyimpanan
arah ruangan
alat, toilet, nomor urut 3. Mencetak penunjuk arah
bad, ruang tindakan
ruangan
dan ruang penitipan
barang di laboratorium
DKKD
PSIK
Universitas Jember
8.
9.
Belum optimalnya
Penanggung
Jawab
di laboratorium Kelompok 1
terbentuk
2. Penunjuk
arah
ruangan yang ada
di laboratorium
terpasang
di
setiap ruangan
3. Semua
warga
PSIK
yang
menggunakan
laboratorium
DKKD mengerti
penunjuk
arah
ruangan
1. Terpasang rak
Mahasiswa
sepatu
PBL Mankep
mahasiswa di
Kelompok 1
ruang loker
laboratorium
DKKD.
2. Sepatu
mahasiswa
tertata rapi di
ruang loker
laboratorium
DKKD.
1. Semua kunci
Mahasiswa
Kriteria Hasil
Waktu
Disesuaikan
Disesuaikan
78
No.
Masalah
kunci loker yang
gantungannya hilang
sehingga mahasiswa
enggan menyimpan tas
di dalam loker karena
takut jika tidak ada
kuncinya.
10.
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
Penanggung
Jawab
PBL Mankep
Kelompok 1
Kelompok 1
PBL Mankep
Waktu
Disesuaikan
79
No.
Masalah
Rencana Kegiatan
Kriteria Hasil
dengan
kampus.
official
Penanggung
Jawab
Waktu
80
Manajemen
Keperawatan
di
Laboratorium
Dasar
Keperawatan
81
Evaluasi Struktur
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
laboratorium DKKD.
Evaluasi Proses
82
data
sehingga
dapat
diketahui
statistik
penggunaan
laboratorium.
5.4 Evaluasi Kegiatan 4
Masalah: Belum adanya labelling yang jelas di lemari penyimpanan sehingga saat
akan dibutuhkan masih mencari-cari lagi.
5.4.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian pada label barang pada setiap tempat
penyimpanan alat dan barang di laboratorium.
b. Mahasiswa melakukan pengkajian mengenai alat dan bahan penunjang apa
saja yang ada di laboratotium DKKD.
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan labelling pada setiap lemari atau
etalase alat dan bahan penunjang praktikum.
5.4.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi alat dan bahan penunjang praktikum
yang ada di laboratorium DKKD.
b. Mahasiswa membuat labelling dan mencetak nama alat dan bahan
penunjang praktikum.
c. Mahasiswa menata dengan rapi alat dan bahan penunjang praktikum
didalam lemari dan etalase penyimpanan.
5.4.3 Evaluasi Hasil
a. Mahasiswa telah menempel label di lemari dan etalase penyimpanan
sesuai dengan isi alat dan bahan penunjang yang telah tersusun rapi.
Adanya labelling pada setiap tempat penyimpanan alat dan bahan
membuat praktikum lebih efisien dengan memudahkan pengguna
83
pengkajian
pada
nama
ruangan
seperti
penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang
penitipan barang di laboratorium DKKD PSIK Universitas Jember dengan
cara mengidentifikasi nama ruangan tersebut.
b. Mahasiswa melakukan identifikasi nama ruangan yang belum tercantum di
laboratorium.
c. Mahasiswa mengidentifikasi memerlukan nama ruangan untuk ditempel
pada masing-masing ruangan yang tidak ada nama ruangannya.
5.5.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa berhasil mengidentifikasi nama semua ruangan yang ada di
laboratorium DKKD dengan bantuan teknisi.
b. Mahasiswa memasang nama ruangan pada setiap ruangan dengan sesuai.
c. Mahasiswa memasang nama ruangan berdasarkan rekomendasi dan usulan
dari teknisi.
5.5.3 Evaluasi Hasil
a. Pada masing-masing ruangan mahasiswa telah memasang nama ruangan
seperti penyimpanan alat, toilet, nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang
penitipan barang. Hal ini untuk mempermudah mahasiswa untuk
mengetahui letak ruangan dengan jelas selain itu akan mempermudah
pengawasan selama pelaksanaan praktikum dilakukan.
5.6 Evaluasi Kegiatan 6
Masalah: Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian
alat dari mahasiswa kepada teknisi laboratorium.
5.6.1
Evaluasi Struktur
84
Evaluasi Struktur
85
toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang penitipan barang, dan alur
masuk mahasiswa praktikum.
d. Mahasiswa mengidentifikasi bahwa Laboratorium DKKD memerlukan
penunjuk arah ruangan seperti penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat,
toilet, nomor urut bed, ruang tindakan, ruang penitipan barang, dan alur
masuk mahasiswa praktikum untuk memfasilitasi mahasiswa praktikum
atau pengunjung lain saat akan menggunakan laboratorium.
5.7.2
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
a. Penunjuk arah yang telah dicetak sudah terpasang di tempatnya masingmasing. Penunjuk arah ke ruang penyimpanan alat terpasang di depan
ruang penyimpanan alat, arah menuju toilet terpasang di sebelah toilet,
nomor urut bed terpasang di bed dan di dinding sebelah masing-masing
bed, petunjuk tempat penitipan barang di sebelah loker mahasiswa, dan alur
masuk mahasiswa praktikum terpasang di samping ruang penyimpanan alat
sebelum mahasiswa memasuki laboratorium. Penunjuk arah ini dapat
memudahkan mahasiswa yang akan melakukan kegiatan praktikum di
Laboratorium DKKD agar berjalan lebih tertib dan teratur.
5.8 Evaluasi Kegiatan 8
Masalah: Belum adanya rak untuk sepatu mahasiswa juga sehingga sepatu tidak
tertata dengan rapi.
5.8.1 Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa melakukan pengkajian tentang fasilitas di Laboratorium
DKKD.
86
b. Mahasiswa
melakukan
identifikasi
terhadap
penyimpanan
sepatu
telah
Evaluasi Struktur
penitipan
barang
laboratorium
DKKD
dengan
cara
87
5.9.2
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
88
89
BAB 6. PEMBAHASAN
Salah satu langkah strategis dalam penataan sistem pendidikan tinggi
keperawatan adalah dengan memantapkan struktur pendidikan tinggi, membentuk
lulusan yang mampu berkompetisi, dan meningkatkan kemampuan melakukan
riset ilmiah keperawatan guna mengatasi masalah keperawatan seiring dengan
perkembangan keilmuan (Simamora, 2009). Upaya peningkatan mutu sistem
pendidikan memberikan landasan untuk menanamkan keunggulan terhadap
lulusannya (Nursalam & Efendi, 2008).
90
yakni 1 buah ruang penyimpanan alat, 1 buah nurse station, dan 1 buah ruang
perawatan.
Sistem manajemen yang memadai memiliki unsur-unsur manajemen yang
meliputi: Ketenagaan (Man), sarana dan prasarana (material & machine),
keuangan (money), serta pemasaran (market) (Terry, 2003). Berikut ini merupakan
pembahasan masalah yang terjadi pada setiap unsur manajemen serta pemecahan
masalah yang bisa di laksanakan:
1. Ketenagaan (Man /M1)
a. Perbandingan Jumlah Mahasiswa dan Tenaga Pengajar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 234/U/2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan tinggi, perbandingan pengajar dengan
mahasiswa adalah 1:20 (IPA) dan 1:30-45 (IPS). Hal ini menjadi pedoman
sementara untuk menghitung kesesuaian antara jumlah mahasiswa dengan
pengajar atau laboran yang berperan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
data hasil pengkajian, jumlah mahasiswa aktif yang rutin menggunakan
Laboratorium DKKD berjumlah 131 orang yang terbagi dalam 3 kelompok.
Sehingga rata-rata jumlah mahasiswa tiap kali pertemuan adalah 43 orang. Jika
dihitung menggunakan pedoman yang ada, maka:
Untuk kelas IPA/ Keperawatan= 1:20 = 2:40. Jadi, untuk mengajar 43 orang
mahasiswa setidaknya diperlukan 2 orang pengajar. Jumlah tenaga yang ada di
Laboratorium DKKD saat pembelajaran berlangsung memang sudah terdiri dari
minimal 2 orang yakni 1 orang dosen dan 1 orang laboran. Namun, faktanya
laboran yang ada kurang aktif diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya pengawasan dan menyebabkan beberapa
mahasiswa yang melaksanakan praktikum dengan kurang serius. Oleh karenanya
diperlukan bantuan dari laboran untuk membantu memonitoring jalannya kegiatan
praktikum yang sedang dilaksanakan.
Meskipun demikian, nampaknya belum terdapat masalah pada laboran
terkait beban kerja di laboratorium. Hal ini dikarenakan laboran bekerja selama
maksimal 8 jam per hari dengan jumlah jam kerja sebanyak 40 jam dalam
seminggu. Hal ini telah sesuai dengan Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 yang
mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.
91
Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan
diatas yaitu:
a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
b.
mahasiswa
pengunjung
Laboratorium
DKKD
tersebut
kurang
laboratorium
DKKD.
Mengingat
pentingnya
buku
daftar
92
c.
Madya)
di
bidang
ilmu
kebidanan/keperawatan/analis
5)
kimia/pendidikan MIPA;
Laboran harus memiliki ijazah yang berasal dari PT yang terakreditasi
6)
93
94
b.
Lingkungan Kerja
Menurut hasil pengkajian, laboratorium Dasar Keperawatan Keperawatan
Dasar (DKKD) terdiri dari dua ruangan. Ruangan pertama adalah ruang
penyimpanan alat dan ruangan kedua adalah ruang tindakan atau ruang praktikum.
Luas ruangan penyimpanan alat adalah 30 m2 dan luas ruang praktikum adalah 66
m2. Menurut surat edaran Ditjen Dikti Nomor 2920/DT/2007 Standart
Laboratorium 2 m2 / mahasiswa. Luas ruang praktikum DKKD adalah 55 m2
95
96
Terpenuhi
a. Tissu
b. Sabun
biasa/desinfektan
7. menyiapkan
a.
b.
c.
d.
5. pembuatan
larutan
desinfektan
6. menyiapkan
tempat tidur
tertutup
Tidak Terpenuhi
Spiritus/alcohol
Kasa
Bensin
Spuit
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
sarung kasur
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung bantal
Overlaken
Celemek
sarung kasur
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sarung tangan,
Masker
Sarung tangan
Sabun
Lampu spiritus
Kapas bulat
Lap
Sterilisator
a. larutan sabun
b. Sabun
c. larutan lisol dan kreolin
a. Tempat tidur
b. Kasur
c. bantal
a. Tempat tidur
97
tempat tidur
terbuka
8. menyiapkan
tempat tidur
untuk pasca
bedah (Aether
Bed)
9. Memandikan
pasien di tempat
tidur
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
Lanken
Perlak
Steek laken
Boven laken
Selimut
Sarung bantal
Celemek
Handuk
Selimut
extra/tambahan
c. Buli-buli panas
d. Perlak
b. kasur
c. bantal
Apron
a. Baskom
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pengalas/perlak
Waslap
Handuk
Selimut mandi
Pakaian pasien
Tempat
pakaian
kotor/ember
h. Pot/urinal
i. Alas bokong/perlak
j. Sampiran/penghalang
10. membantu
pasien mandi
sendiri di tempat
tidur
11. membantu
pasien
mandi sendiri di
kamar mandi
12. Membantu
pasien yang
dapat
menggosok gigi
sendiri diatas
tempat tidur
13. Membantu
pasien yang
a.
b.
c.
d.
e.
Pot/urinal
Alas bokong/perlak
Pengalas/perlak
Handuk
Apron
-
a.
b.
c.
d.
Baskom
Waslap
Pakaian pasien
Tempat
pakaian
kotor/ember
e. Sampiran/penghalang
-
a. Handuk
b. Gelas plastic
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
c. Bengkok dasar
a. Handuk
b. Gelas plastik
a. Sikat gigi
b. Bengkok dasar
98
tidak dapat
menggosok gigi
sendiri
14. menggosok gigi
pada pasien yang
bergigi palsu
(PROTESA)
15. memelihara
kebersihan
mulut dan gigi
pasien yang
lemah/tidak
sadar
16. perineal care
a. Gelas plastic
b. Kom
a. Sikat gigi,
b. Tapal gigi
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
sudip lidah,
depper,
kom kecil,
bengkok
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mangkok,
bengkok,
pot
Gunting kuku,
bengkok,
baskom,
sikat kuku,
waslap
sisir biasa,
selstop,
bengkok,
kantong plastic,
karet pengikat,
peniti
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Kom kecil,
baskom,
ember
Mitt restrain,
belt restrain,
tali restrain sedang,
tali restrain pendek
Pinset sirugis
a. Handuk,
b. pengalas/perlak,
c. kom
Pengalas
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
20. pemasangan
restraint
fisik (wrist/ankle
restraint, mitt
restraint, elbow
restraint, dan
belt restraint
21. Range Of
Motion (ROM)
22. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
telentang
(supinasi)
Handuk,
perlak,
gayung air
Wirst/ankle restrain,
elbow restrain,
tali restrain panjang,
bantalan
Handuk kecil
-
Baki
a.
b.
c.
d.
e.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
papan kaki
trochanter rolls/sandbags
99
23. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
telungkup
(pronasi)
24. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
lateral (miring)
25. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
semifowler
a.
b.
c.
d.
e.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
papan kaki
trochanter rolls/sandbags
a.
b.
c.
d.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandbags
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandaran punggung
selimut
orthopedic bed
26. teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi
SIMS (semi
telungkup)
27. pengaturan
posisi pasien
pada posisi
trendelenburg
a.
b.
c.
d.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
sandbags
a.
b.
c.
d.
Bantal
bantal kecil
bantal guling
balok
28. teknik
pengaturan
posisi pasen
pada posisi
dorsal
recumbent\
a. Bantal
b. bantal kecil
c. bantal guling
29. 11 teknik
pengaturan
posisi pasien
pada posisi genu
pectoral (Knee
Chest)
Bantal
30. teknik
meminggirkan
dan
a. bantal
b. bantal guling
c. selimut
100
menengahkan
pasien
31. mendudukkan
dan menidurkan
pasien
a. bantal
b. bantal guling
c. selimut
32. teknik
membetulkan
letak pasien
yang merosot
a. bantal
b. bantal guling
c. selimut
33. teknik
memindahkan
pasien dari
tempat tidur ke
kursi
34. indahkan pasien
dari kursi roda
ke tempat tidur
a. bantal
b. kursi
c. selimut
35. memindahkan
pasien dari
brangkar ke
tempat tidur atau
sebaliknya
36. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
tongkat (cane)
a. bantal
b. kursi roda
c. selimut
Pengalas kereta dorong
a. brangkar
b. bantal
c. selimut
a. tongkat berkaki panjang
lurus (single straight
legged)
b. tongkat berkaki empat
(quat cane)
37. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
walker
Walker
38. membantu
pasien bejalan
dengan
menggunakan
kruk
39. backrub (pijat
punggung)
a. Kruk aksila
b. kruk
lengan
(lofstrand)
40. Pemeriksaan
a. selimut mandi
b. handuk mandi
a. stetoskop single,
g. tensimeter raksa
bawah
101
fisik
b.
c.
d.
e.
f.
thermometer raksa,
thermometer anal,
thermometer oral,
reflek hammer,
tongue spatel
a.
b.
c.
d.
pengalas,
baki steril,
pinset ,
kom tertutup steril
h. tensimeter pegas
i. stetoskop bilingual
j. penlight
k. head lamp
l. pengukur TB
m. Timbangan
n. Snelen chart
o. Garpu tala
p. Cermin mulut
q. Bak instrumen kecil
r. Bak instrumen besar
s. Spekulum hidung
t. Spekulum telinga
u. Trolly
v. Baki
w. Medline
x. Opthalmoskop
y. Otoskop
z. Stopwatch, Bengkok, dan
Kom kecil
a. Tape
dan
instrumentalia
b. tempat tidur
Tempat tidur
casset
a. Baki
b. gunting plester
c. bengkok
44. pemberian
kompres panas
kering dengan
buli-buli panas
45. pemberian
kompres dingin
basah
Buli-buli panas
a. Baki
b. Termos
c. termometer air panas
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
46. pemberian
kompres dingin
kering
Perlak kecil
mangkok terturtup,
baki steril,
pinset anatomis,
perlak kecil,
baki beralas
pinset anatomis
sampiran
baskom kecil
waslap
a. baki beralas
b. eskap/eskraag dengan
sarungnya
c. baskom
102
a.
b.
c.
d.
e.
baki beralas
kartu catatan obat
mangkuk obat
sedotan
alat penggerus obat
NB:
beberapa
obat
expired
a. baki beralas
b. kartu catatan obat
c. mangkuk obat
Stetoskop
a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. mangkuk/cangkir untuk
mencampur obat
d. slang NGT
e. alat penggerus obat
Spatel lidah
a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. baskom
d. lap/handuk
a. baki beralas
b. kartu atau format catatan
obat
c. baskom
a.
b.
c.
d.
baki beralas
format atau catatan obat
baskom
senter (penlight)
55. penggunaan
inhaler dosis
a.
b.
c.
d.
a.
b.
103
terukur
c. baskom
d. alat spacer
a.
b.
c.
d.
e.
a. baki beralas
b. kartu atau catatan format
obat
c. duk
a.
b.
c.
d.
e.
baki beralas
gergaji khusus ampul
bengkok
bak spuit
kartu/buku obat
a.
b.
c.
d.
baki beralas
bengkok
bak spuit
kartu/buku obat
Perlak
a.
b.
c.
d.
bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat
Perlak
a.
b.
c.
d.
bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat
Perlak
a.
b.
c.
d.
bak injeksi
bengkok
baki beralas
kartu obat atau catatan
pemberian obat
Perlak
a. bak injeksi
b. bengkok
c. baki beralas
104
a.
b.
c.
d.
baki beralas
bak spuit
bengkok
catatan pemberian obat
a. baki beralas
b. slang IV dengan port
injeksi (three way)
c. bak spuit
d. bengkok
e. catatan pemberian obat
66. pengukuran
tanda-tanda vital
a. stetoskop single,
e. stetoskop biaural
b. termomeer raksa,
f. Thermometer digital,
c. thermometer anal,
g. tensimeter,
d. thermometer oral
h. stopwatch
Berdasarkan table diatas, dapat diketahu bahwa peralatan yang masih belum
memenuhi standar adalah prasarana untuk kompetensi pengelolaan alat & bahan
terkontaminasi, pemberian obat, pemeriksaan fisik, mobilitas dan pengaturan
posisi.
b. Alur pengadaan barang
Alur pengadaan barang di laboratorium DKKD menggunakan sistem
pengajuan barang habis pakai dan subsidi silang. Misalkan kapas habis, maka
laboran akan mengajukan permintaan barang habis pakai kepada kepala
laboratorium kemudian diteruskan ke lembaga (PSIK UNEJ). Jika ada praktikum
mendadak yang dilakukan mahasiswa dan membutuhkan barang barang yang
melebihi persediaan, maka laboran akan melakukan subsidi silang barang habis
pakai kepada laboratorium lain seperti laboratorium KMB dan Maternitas Anak.
Bed
3
Meja
Bed 2
Bed 1
Etalase
f. Denah ruangan
Etalase
Bed
4
G
Etalase
Almari
F
Bed 5
K.M
Etalase
Etalase
BALKON
105
106
yang inovatif dan kondusif yang berguna untuk menyiapkan perawat yang
memiliki kompetensi dasar klinis, menyelenggarakan pembelajaran yang berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan menjalankan tata kelola
manajemen laboratorium dasar keperawatan dasar dan dasar keperawatan. Namun
visi misi tersebut belum disampaikan kepada kepala laboratorium dan pimpinan
PSIK Universitas Jember sehingga visi misi tersebut belum paten.
Hand-over
atau
timbang
terima
merupakan
suatu
cara
dalam
yang
melihat
kejadian
mengakibatkan
seseorang
mendadak
107
resiko jatuh dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat lantai yang
licin di depan toilet laboratorium DKKD.
4. Money (M5)
Unsur manajemen keuangan di laboratorium DKKD Universitas Jember
setelah dilakukan pengkajian (melalui wawancara) oleh mahasiswa keperawatan
Universitas Jember pada tanggal 30 november-1 Desember 2015, diketahui bahwa
sistem keuangan yang berlaku di laboratorium DKKD sudah cukup baik dan
sesuai teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi
organisasi dalam ruangan, dalam hal ini dilakukan oleh kepala laboratorium, jika
terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengajuan sarana prasarana atau
urusan keuangan lainnya. Persediaan alat dan bahan habis pakai dan alat yang
tidak habis pakai dilaboratorium di list oleh teknisi laboratorium kemudian di
ajukan ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium melakukan
pengajuan ke bagian keuangan PSIK, kemudian dana sebesar 40 juta per tahun
untuk barang habis pakai, setelah itu barang datang dan di cek lagi oleh teknisi
lab.
Jika ditinjau dari sumber kesejahteraan karyawan (teknisi laboratorium) di
laboratorium DKKD sudah cukup baik dan sesuai teori. Di Laboratorium DKKD
kesejahteraan karyawan sudah cukup baik, setiap teknisi memiliki gaji pokok
yang didapatkan setiap bulannya. Selain itu teknisi laboratorium juga
mendapatkan anggaran dari uang makan setiap hari dimana setiap absensi yang
telah dilakukan oleh teknisi laboratorium tersebut didokumentasikan yang
nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang insentif berabsensi akan
diberikan kepada ke kepala laboratorium yang nantinya kepala laboratorium akan
memberikan kepada teknisi laboratorium. Ketika kesejahteraan diperhatikan,
maka motivasi dan kinerja juga akan meningkat sehingga seharusnya juga akan
meningkatkan mutu penagajaran yang diberikan.
Manajemen keuangan laboratorium DKKD sudah sangat baik hal ini
dijelaskan dari uraian diatas yan telah sesuai dengan teori yang telah ada,
kesejahteraan teknisi laboratorium juga terpenuhi.
108
5. Market (M5)
Mahasiswa yang menggunakan Laboratorium DKKD berjumlah 131
mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelas. Kelas 1 dan 2 melakukan praktikum
pada hari yang sama sedangkan kelompok 3 melakukan praktikum pada hari yang
berbeda. Terdapat beberapa mahasiswa yang akan melakukan praktikum mandiri
namun jumlahnya tidak tentu. Selain itu juga terdapat mahasiswa pra profesi yang
melakukan kegiatan kepaniteraan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun.
Di laboratorium DKKD Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember, tidak terdapat denah ruangan yang ada di laboratorium DKKD. Di
laboratorium DKKD belum terdapat nama petunjuk ruangan di masing-masing
ruangan. Belum terdapat juga petunjuk arah ruangan di laboratorium DKKD
Universitas Jember seperti penunjuk arah ke toilet, ruang penyimpanan alat,
nomor urut bad, ruang tindakan dan ruang penitipan barang. Petunjuk arah
maupun alur mahasiswa untuk masuk kedalam ruangan yang belum ada
menyebabkan mahasiswa berpotensi untuk rancu untuk masuk ke dalam
laboratorium. Pada tempat penyimpanan alat yang tidak terdapat petunjuk tempat
alat menyebabkan susahnya mahasiswa membatu teknisi untuk mengambil alat
maupun obat yang akan dipergunakan untuk praktikum. Pemberian petunjuk alat
dan alur masuk diharapkan dapat membuat mahasiswa yang menggunakan
laboratorium DKKD lebih teratur.
109
BAB 7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manajemen yang dilakukan selama 4 hari di
Laboratorium DKKD (Dasar Keperawatan Keperawatan Dasar) didapatkan beberapa
permasalahan yang terjadi pada unsur man diantaranya yaitu masalah-masalah terkait
belum terbentuknya stuktur kepengurusan di laboratorium dan manajemen buku
laboratorium yang belum dilaksanakan dengan baik oleh laboran. Masalah yang
timbul pada unsur material atau sarana prasarana yaitu kurangnya manajemen sarana
prasarana seperti kunci loker yang sebagian tidak memiliki gantungan penanda
nomor loker dan belum adanya labelling pada rak ataupun almari penyimpanan alat
dan bahan penunjang praktikum. Selain itu bahan habis pakai dan bahan obat banyak
yang expired dan masih di display dalam etalase di ruang alat, tidak tersedianya rak
sepatu bagi mahasiswa sehingga sepatu tidak tertata rapi dan berserakan. Salah satu
langkah yang diambil untuk mengatasi beberapa masalah tersebut yaitu dengan
melakukan labelling pada semua rak dan almari penyimpanan alat dan bahan. Selain
itu dapat mengajukan saran kepada pihak laboratorium untuk melakukan pengkodean
yang tepat untuk alat yang tersimpan di lab.
Jika ditinjau dari unsur metode masalah yang ditemukan di laboratorium
DKKD yaitu visi, misi, dan tujuan masih secara umum dan belum spesifik sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan laboratorium DKKD, belum adanya jadwal supervisi
yang berkala dan pendokumentasian pengadaan, labelling, dan pengkodean barang
belum dilakukan dengan baik. Pada unsur market didapatkan masalah yaitu belum
adanya alur masuk laboratorium DKKD sehingga bagi mahasiswa yang
menggunakan laboratorium sering salah dalam alur masuk sehingga terkadang tidak
mengisi daftar hadir.
110
7.2 Saran
Diharapkan setelah dilakukan pengkajian, mahasiswa, laboratorium maupun
lembaga dapat memenuhi apa saja yang kurang maksimal pada laboratorium DKKD
ini. Beberapa masalah ditemukan saat pengkajian misalnya banyaknya bahan yang
sudah expired seharusnya barang sudah sudah expired mahasiswa, dan tidak adanya
labelling dan pengkodean. Dengan diberikannya labelling akan mempermudah
mahasiswa maupun laboran untuk mencari alat maupun bahan. Beberapa kekurangan
yang masih terdapat di Laboratorium DKKD dapat di di maksimalkan dengan
kolaborasi anara mahasiswa, laboran, maupun lembaga. Agar tercipta Laboratorium
DKKD yang tertib, disiplin, nyaman, dan aman.
111
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Mariono. 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
DepartemenKesehatan R.I., 2003. Visi Misi Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Depkes
RI
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2007. Surat
Edaran Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Nomor: 2920/DT/2007 tentang Penetapan Daya Tampung Mahasiwa.
Jakarta.
George R Terry;diterjemahkan oleh J.Smitsh D.F.M. 2003. Prinsip-Prinsip
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi dan
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2000. Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI Badan PPSDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan. 2010. Standar Laboratorium Keperawatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan.Jakarta
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan Dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Musiana & Hussein, Ratna Dewi. 2015. Persepsi Mahasiswa Terhadap
Pembelajaran
Praktik
Laboratorium
di
Jurusan
Keperawatan
Tanjungkarang.
[serial
onlie].
http://poltekkestjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article/view/74/76. [diakses pada tanggal 17
November 2015, pukul 09.05 WIB].
Nurhidayah, Rika Endah. 2009. Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press.
Nursalam & Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
112