Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PENGKAJIAN DATA

A. Profil Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin
Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh adalah Rumah Sakit
Umum Type D yang terletak di Jalan Lingkar Kampus Kopelma-
Darussalam banda Aceh yang berada pada koordinat 050 33’ 49,6” LU –
950 22’ 10,2” BT. Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh milik Universitas Syiah Kuala.
Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah
Kuala dimulai sejak peletakan batu pertama yang dilakukan pada tanggal
28 Januari 2007 dan dilanjutkan peresmian pemakaiannya pada tanggal 8
Mei 2012. Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul
Aziz Universitas Syiah Kuala selain memberikan pelayanan civitas
akademika Universitas Syiah Kuala, juga melayani masyarakat dan pasien
BPJS.
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala
Alamat : Jl.Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam, Kota
Banda Aceh
Telepon : +62 8116819755
Email : rspn@unsyiah.ac.id
Website : www.rspn.unsyiah.ac.id
Status Kepemilikan : Universitas Syiah Kuala
Nama Direktur : dr. Dian Adi Syahputra, SpBA
Status Kelembagaan Yayasan
Kelas Rumah Sakit : Kelas D Pendidikan
Luas Lahan : 2.280,54 m2
Luas Bangunan : 1.368 m2
Jumlah Tenaga : 120 Orang
Jumlah Tenaga : 40 Orang
Perawat/Bidan
Jumlah Tempat Tidur : 49

1
2. Struktur Organisasi

3. Visi, Misi, Motto dan Kebijakan Mutu Rumah Sakit


a. Visi
Menjadikan Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz University
Hospital sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang ramah, islami, terjangkau dan profesional, serta
mendukung pendidikan dan riset kedokteran yang unggul dan
bermartabat.
b. Misi
1) Terwujudnya tata kelola rumah sakit yang akuntabel, disiplin dan
professional
2) Terwujudnya layanan kesehatan yang menjadi pilihan
mahasiswa dan masyarakat yang ramah, terjangkau dan
professional
3) Terwujudnya layanan unggulan yang bermutu dan
mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset yang
berkelanjutan

2
4) Terwujudnya layanan kesehatan yang islami sebagai salah satu
aspek terapi
5) Terwujudnya rumah sakit yang mendukung pendidikan kedokteran
dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik
6) Terwujudnya rumah sakit yang dapat berkolaborasi dengan fasilitas
kesehatan lainnya demi peningkatan layanan terhadap masyarakat
yang paripurna;
c. Motto
Motto RS Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala:
“Melayani Dengan Kemuliaan”
d. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu RSPN adalah disingkat menjadi “PANTAS”
1) PROFESIONAL; pelayanan dengan berpegang kepada nilai
profesionalitas
2) AKUNTABLE; sistem tata kelola yang tertata dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan
3) NILAI; yaitu mengutamakan nilai kepuasan bagi pasien (mahasiswa
dan masyarakat) dan staf/pekerja
4) TERJANGKAU; layanan RSPN adalah dengan biaya yang dapat
dijangkau oleh masyarakat
5) ACCEPTABLE; layanan dan keberadaan RSPN dapat diterima oleh
masyarakat
6) STANDAR; menerapkan standar layanan sesuai dengan SOP
4. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh sekarang ini telah memiliki SDM (Personal) yang memadai untuk
memberikan pelayanan dirumah sakit dan telah ada standarisasi
pelayanan kesehatan yang meningkatkan kinerja rumah sakit. Adapun
sumber daya manusia yang dimiliki Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul
Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang lebih jelasnya seperti pada
tabel berikut :

3
5. Sarana Dan Prasarana
Sedangkan Sarana dan Prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Rumah
Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
dapat dilihat dalam Tabel Berikut :
6. Penampilan Kerja
Tabel Indikator Pelayanan Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Tahun 2012 s/d 2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Pemanfaat Tempat 0 21% 57% 45% 35%
Tidur (BOR)
Rata-rata lama rawat (LOS) 0 2 hari 1 hari 2 hari 2 hari
Frek. Pemakaian Tempat 0 6 hari 24 15 kali 6 Kali
Tidur (BTO) Kali
Rata-rata Lama Tempat Tidur
Tidak Dipakai (TOI) dalam 0 6 hari 3 hari 2 hari 5 hari
sehari
Angka Kematian Bersih (NDR) 0% 0% 0% 0% 0%
Angka Kematian Kasar (GDR) 0% 0% 2,4% 5,8% 0%

Sumber : Data Rekam Medik RSPN


B. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
1. Kepemimpinan
a. Kuisioner
Secara umum hasil uji kuesioner tentang kepemimimnan didapatkan
data, persepsi perawat pelaksana terhadap gaya kepemimpinan
manajer ruang rawat 40,7 % katagori baik dan 50,3 % katagori kurang
baik.
b. Wawancara
Hasil wawancara dengan manajer rawat inap
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang tanggal 14 September
2018, diketahui bahwa masih banyak permasalahan yang ditemui
dalam penerapan manajemen keperawatan, baik dalam fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian,
dimana fungsi manajemen tersebut belum dilaksanakan secara
optimal.
gaya kepemimpinan yang terdapat dibidang keperawatan adalah
demokratis dimana penyelesaian masalah dilakukan melalui

4
komunikasi yang baik dan melalui manajemen konflik berdasarkan
permasalah yang terjadi
c. Observasi
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer rawat inap
menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. Manajer rawat inap
mengadakan pertemuan dengan staf setiap bulan membahas tentang
masalah yang terjadi dan evaluasi pelayanan.
Hasil wawancara dengan kepala unit keperawatan bahwa supervise
dilakukan oleh bidang keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Adanya
Dalam hal tanggung jawab material logistic, kepala ruangan
memegang peranan penting bersama dengan penanggung jawab shift
dengan cara memeriksa kelengkapan logistic.
2. Manajemen Keperawatan
a. Planing (Perencanaan)
1) Visi, Misi Unit Kerja
a) Kuesioner, perawat pelaksana menunjukkan pengetahuan yang
kurang (85,5%) dalam bekerja berdasarkan visi dan misi
keperawatan.
b) Wawancara, menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum
ada visi, misi, filosofi diruang rawat inap, karena belum ada
perintah dari atasan untuk membentuk hal tersebut.
c) Observasi, hasil pengamatan di ruang rawat inap tidak terlihat
visi-misi keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang
dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang
melewatinya.
d) Masalah: Perumusan visi dan misi ruangan belum ada
2) Filosofi keperawatan
a) Wawancara, menurut filosofi ruangan belum dirumuskan
b) Kuesioner, persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori
kurang baik (92%) dalam bekerja berdasarkan filosofi
keperawatan
c) Masalah: Filosofi ruangan belum ada

5
3) Peraturan organisasi
a) Wawancara, menurut kepala unit bidang keperawatan Rumah
sakit sudah memiliki peraturan yang merujuk ke Depkes, tetapi
dalam pelaksanaannya tetap memakai aturan yayasan.
b) Observasi, belum ada uraian peraturan kepegawaian
c) Kuesioner, persepsi perawat pelaksana menunjukkan kategori
baik (90%).
d) Masalah :-
4) Pembuatan rencana harian
a) Wawancara, menurut Karu di ruangan sudah membuat rencana
harian tetapi belum memiliki bentuk catatan harian yang baku.
b) Observasi, belum ada catatan harian, bulanan dan tahunan di
ruangan
c) Kuesioner : Persepsi perawat pelaksana menunjukan kategori
cukup (67 %) dan kepala ruang dalam kategori cukup
(64%).
d) Masalah : Pelaksanaan pembuatan catatan harian, bulanan dan
tahunan belum dilaksanakan
5) Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
6) Wawancara, menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai
penerjamaan dari konsep MPKP diruangan.
7) Observasi : adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding
ruangan nurse station.
8) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori
baik 60%(
9) Masalah : -

b. Organizing
1) Kuisioner
a) dalam melaksanakan tugasnya

6
b) Pemimpin ruang rawat membagi pasien kepada ketua tim dan
perawat pelaksana berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
dan ketersediaan perawat di ruangan
c) Ketua tim menerima laporan dari perawat pelaksana dan
melaporkan kepada pemimpin ruang rawat bila timbul
permasalahan memberikan asuhan keperawatan
d) Pemimpin ruang rawat mendiskusikan masalah yang ada di
ruangan bersama perawat ruangan dan mengambil keputusan
perawat pelaksana menyatakan persepsi yang baik terhadap
fungsi Planing (Perencanaan) pimpinan rawat inap yang
menunjukkan BAIK 51%
2) Wawancara
a) Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi ?
Struktur ruangan sudah ada dibentuk 2 tim sebagai salah satu
bukti pelaksanaan konsep MAKP diruangan
b) Apakah struktur organisasi diruangan di sosialisasikan ?
disosialisasikan
c) Apakah kemampuan perawat sudah sesuai dibidangnya ?
Sesuai Kredensial
d) Apakah pembagian tugas diruangan sudah sesuai dengan
struktur organisasi yang ada ?
Belum sempurna?
3) Observasi
a) Adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding ruangan
nurse station.
b) Diruangan belum ada buku uraian tugas perawat sesuai
perannya.
c) jumlah perawat masih kurang dengan dinas rincian dinas
sebagai berikut Pagi = 2, Siang = 2, malam 2, libur = 2 dan cuti
2. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 1 wakil kepala
ruang dan 1 ketua tim
d) tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan. Ada
beberapa format yang tidak tersedia seperti format evaluasi
(SOAP). Pada format rencana keperawatan, kolom
7
implementasi tidak disediakan tersendiri namun disamakan
dengan kolom intervensi. Dalam dokumentasi tidak terlihat
kesinambungan antara masalah dan tindakan keperawatan :
Pengkajian dan Diagnosa keperawatan belum mencerminkan
kondisi pasien yang seutuhnya, evaluasi belum
didokumentasikan secara kontinyu, tetapi format dokumentasi
keperawatan (pengkajian s/d evaluasi) yang sudah terisi tetapi
belum optimal. Format audit penulisan dokumentasi diruangan
tidak ada.
e) Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah
perawat yang ada.
4) Masalah
a) Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-primer.
b) Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
c) Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi keperawatan
d) Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidang keperawatan dan
beberapa kepala ruangan, bahwa dalam hal material kepala ruangan
dan ketua tim mempunyai tanggung jawab dalam pengadaan logistic di
bidang keperawatan dengan menuliskan di form permintaan kepada
logistic. Logistic yang ada diruangan di cek pada saat operand an
pergantian dinas.
c. Staffing
d. Directing (pengarahan)
1) Motivasi kepada perawat
a) Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah
sakit baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya
diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.
b) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana mengenai motivasi
yang ia dapatkan dari pimpinan dengan katagori baik (82 %)
dalam memberikan motivasi.
c) Masalah : -
8
2) Komunikasi
a) Wawancara : menurut Kasubdepwat didapatkan informasi
bahwa jalur komunikasi dilakukan secara bottum up dan top
down. Asuhan keperawatan yang didokumentasikan
diberitahukan pada saat timbang terima pasien dan
ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift berikutnya.
b) Observasi : komunikasi antara staff esuai dengan jalur. Pada
saat timbang terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan
yang telah dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat
pada shift berikutnya.
c) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori
baik (97,5%).
Masalah : -
e. Directing
57% baik
f. Controling

1) Program pengendalian mutu


a) Wawancara : Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu,
tetapi pelaksanaan gugus kendali mutu masih belum optimal.
b) Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan
pencatatan kegiatan pengendali mutu dan belum ada struktur
kerja dan format pengendalian diruangan.
c) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang
menunjukkankatagori cukup baik 40 %
d) Masalah : Sistem pengendalian mutu belum optimal .
2) Pelaksanaan SOP dan SAK
a) Wawancara : Menurut Karu Asuhan keperawatan yang
diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan
(SAK) yang sudah ditetapkan. Dan saat ini sedang SOP dan
SAK sedang direvisi dan akan segera diberikan kepada tiap-tiap
unit rawat inap diadakan revisi ulang dan saat ini yang sudah
berjalan adalah ruang Jiwa.
b) Observasi : SOP dan SAK sudah ada.
c) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang
menunjukkankategori baik (86 % & 86 %).
d) Masalah : -

9
BAB IV
ANALISA DATA

Analisa data di fokuskan terhadap Kepemimpinan dan Manajemen di Unit


Kerja Keperawatan. Analisis Hasil Pengkajian Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di ruang rawat inap, unit gawat darurat, HCU/NICU dan UGD
dilakukan dengan metode analisat SWOT dengan melakukan identifikasi dan
prioritas masalah.
Identifikasi masalah merupakan hasil investigasi mahasiswa di unit kerja yang
dipilih dan telah dikonsultasikan kepada Pembimbing Lapangan. Dalam menentukan
identifikasi masalah dapat dilihat dari gambaran umum dananalisis situasi unit kerja.
Prioritas masalah dapat ditentukan dengan teknik skoring (kuantitatif) seperti teknik
Hanlon, Bryant dan lain-lain, maupun dengan teknik non scoring (kualitatif) seperti
teknik Delphi.
ini diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kemajuan atau perkembangan suatu perusahaan.

A. Pengumpulan data;
Pembobotan
1. Pelayanan 0.35
2. Organisasi dan SDM 0.25
3. Keuangan 0.2
4. Sarana dan Prasarana 0.2
Skala Rating
1. Sangat kuat 5
2. Kuat 4
3. Cukup 3
4. Lemah 2
5. Sangat lemah 1

SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Hampir seluruh RS di Aceh bekerjasama dengan
0.09 -2 -0.18 Pelayanan
BPJS (persaingan yang kompetitif)
Tuntutan mutu pelayanan yang lebih baik dari
0.09 -3 -0.26 Pelayanan
masyarakat
Semakin bertambahnya SDM yang berkualitas di Organisasi/
0.08 -1 -0.08
RS lain sesuai dengan perkembangan teknologi SDM

10
Bertambahnya sarana/prasarana di RS lain
sesuai dengan perkembangan teknologi & standar 0.20 -3 -0.60 Sarana
akreditasi

Kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan


Organisasi/
hukun sehingga mengerti akan tanggung jawab 0.08 -2 -0.17
SDM
dan tanggung gugat
Struktur Organisasi Rumah Sakit belum mengacu Organisasi/
0.08 -4 -0.33
kepada Regulasi terbaru ( Perpres 55 tahun 2015) SDM
Tuntutan Akreditasi Rumah Sakit dalam
0.20 -5 -1.00 Keuangan
perpanjangan kerjasama dengan BPJS
Tingkat Pemanfaatan tempat tidur (BOR) yang
0.09 -4 -0.35 Pelayanan
rendah yaitu 35 %
Kebutuhan SDM yang belum sesuai dengan
0.09 -3 -0.26 Pelayanan
Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan Rumah Sakit

1 -27 -3.23

SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Rumah sakit milik Universitas Syiah Kuala yang Organisasi/
0.06 5 0.31
sudah berstatus menjadi BLU SDM
UU RS nomor 44 tahun 2009 dan Perpres nomor
Organisasi/
55 tahun 2015 sebagai pedoman 0.06 3 0.19
SDM
penyelenggaraan Rumah Sakit
Sarana dan prasarana yang memadai 0.20 2 0.40 Sarana
Komitmen RS untuk penilaian Akreditasi SNARS
0.12 4 0.47 Pelayanan
2017
Pangsa pasar Mahasiswa Universitas Syiah Kuala
0.12 1 0.12 Pelayanan
dan Masyarakat umum disekitar kampus
Ada Visi Misi dan rumah sakit yang dijadikan Organisasi/
0.06 5 0.31
acuan dalam melaksanakan pelayanan SDM
Melayani pasien BPJS dan Aturan BPJS terbaru
0.20 3 0.60 Keuangan
sangat menguntungkan RS Kelas D
Melayani pasien Mahasiswa Universitas Syiah
0.12 4 0.47 Pelayanan
Kuala
Banyak Akademisi untuk meningkatkan Organisasi/
0.06 3 0.19
kompetensi petugas RS SDM

1 30 3.05

SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Sudah terbentuknya komite keperawatan sebagai Organisasi/
0.08 5 0.42
penjamin mutu pelayanan keperawatan SDM
Pembayaran jasa melalui sistem beban kerja
0.20 1 0.20 Keuangan
(SimPeg)

Sudah tersusunnya Nursing By Law dan Hospital 0.12 2 0.23 Pelayanan


by Law

11
Persepsi Perawat yang baik terhadap gaya Organisasi/
0.08 4 0.33
kepemimpinan manajer rawat inap SDM

Tenaga perawat kompeten dan legal dengan 0.10 5 0.50 Pelayanan


Sistem pelayanan keperawatan MAKP
Kepala Unit Keperawatan melibatkan kepala Organisasi/
0.08 3 0.25
ruangan dalam kegiatan yang ada SDM
Fasilitas tempat tidur RSPN sebanyak 45 Tempat
0.10 2 0.20 Sarana
Tidur
Sarana dan prasarana ruang rawat yang
0.10 3 0.30 Sarana
memadai
Peluang manajer rawat inap melakukan supervisi
dan evaluasi kepada perawat pelaksana melalui 0.12 3 0.35 Pelayanan
Simpeg
1 28 2.78
SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Organisasi/
Fungsi kepemimpinan belum berjalan efektif 0.08 -5 -0.42
SDM
Belum ada pedoman struktur organisasi dan Organisasi/
0.08 -4 -0.33
pelayanan unit kerja SDM
Belum ada panduan asuhan pasien dan program
unit kerja yang di unit kerja ugd, rawat jalan dan 0.09 -3 -0.26 Pelayanan
rawat inap
Belum banyak pelatihan terkait dengan tugas Organisasi/
0.08 -1 -0.08
fungsional di unit kerja SDM
Fasiltas sarana dan sarana ruang kerja belum
0.20 -3 -0.60 Sarana
mencukupi sesuai dengan kebutuhan
Manajemen Asuhan dengan metode tim belum
0.09 -3 -0.26 Pelayanan
berjalan Optimal
Sebagian besar staf belum memahami pentingnya
0.09 -4 -0.35 Pelayanan
Akreditasi RS
Belum ada program unggulan pelayanan
keperawatan yang membedakan dengan rumah 0.09 -1 -0.09 Pelayanan
sakit lain

Belum ada Anggaran Komite Keperawatan sesuai 0.2 -4 -0.80 Keuangan


Permenke no 49 Tahun 2013 ???

1 -28 -3.20

Ancaman -3.23 AP -0.18


Peluang 3.05
Kekuatan 2.78 KK -0.41
Kelemahan -3.20

12
B. Analisa Data

1. Hasil Analisa Organisasi TOWS

Strengths Weaknesses

Sudah terbentuknya komite


keperawatan sebagai Fungsi kepemimpinan belum
penjamin mutu pelayanan berjalan efektif
keperawatan

Belum ada pedoman struktur


Pembayaran jasa melalui
organisasi dan pelayanan
sistem beban kerja (SimPeg)
unit kerja

Belum ada panduan asuhan


Sudah tersusunnya Nursing pasien dan program unit kerja
By Law dan Hospital by Law yang di unit kerja ugd, rawat
jalan dan rawat inap

Persepsi Perawat yang baik Belum banyak pelatihan


terhadap gaya kepemimpinan terkait dengan tugas
manajer rawat inap fungsional di unit kerja

Tenaga perawat kompeten


Fasiltas sarana dan sarana
dan legal dengan Sistem
ruang kerja belum mencukupi
pelayanan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan
MAKP

Kepala Unit Keperawatan Manajemen Asuhan dengan


melibatkan kepala ruangan metode tim belum berjalan
dalam kegiatan yang ada Optimal

Sebagian besar staf belum


Fasilitas tempat tidur RSPN
memahami pentingnya
sebanyak 45 Tempat Tidur
Akreditasi RS

Belum ada program unggulan


Sarana dan prasarana ruang pelayanan keperawatan yang
rawat yang memadai membedakan dengan rumah
sakit lain

Peluang manajer rawat inap Belum ada Anggaran Komite


melakukan supervisi dan Keperawatan sesuai
evaluasi kepada perawat Permenke no 49 Tahun 2013
pelaksana melalui Simpeg ???

13
Opportunity Strategi SO Strategi WO

Mengoptimalkan peran
Peningkatan mutu SDM
Rumah sakit milik Universitas kepemimpinan dan fungsi
perawat melalui jenjang karir
Syiah Kuala yang sudah manajemen manajer rawat
yang dilaksanakan oleh
berstatus menjadi BLU inap dalam persiapaan
Komite Keperawatan
akreditasi SNARS 2017
Mengoptimalkan sumber daya
UU RS nomor 44 tahun 2009 Perbaikan struktur organisasi
perawat untuk meningkatkan
dan Perpres nomor 55 tahun unit kerja mengacu kepada
kualitas pelayanan perawatan
2015 sebagai pedoman regulasi yang ada sesuai
melalui kepemimpinan dan
penyelenggaraan Rumah persyaratan akreditasi rumah
fungsi manajemen yang
Sakit sakit
efektif
Peningkatan mutu SDM
Merencakan program
Sarana dan prasarana yang perawat melalui jenjang karir
unggulan sesuai dengan visi
memadai yang dilaksanakan oleh
dan misi rumah sakit
Komite Keperawatan

Mengoptimalkan peran
Menanamkan visi, misi, kepemimpinan dan fungsi
Komitmen RS untuk penilaian
falsafah sebagai tujuan manajemen manajer rawat
Akreditasi SNARS 2017
pelayanan customer oriented. inap dalam persiapaan
akreditasi SNARS 2017
Memenuhi kebutuhan fasilitas
Pangsa pasar Mahasiswa Menerapkan customer service
sarana dan prasarana yang
Universitas Syiah Kuala dan untuk kepuasan pelanggan
dianggap penting dalam
Masyarakat umum disekitar dalam merebut pangsa pasar
persyaratan akreditasi rumah
kampus yang kompetitif
sakit
Menigkatkan dan
memanfaatkan hasil riset
Ada Visi Misi dan rumah sakit Menjalin kerjasama dengan
pada praktek perawat melalui
yang dijadikan acuan dalam fakultas terkait dalam rangka
kerjasama dengan fakultas
melaksanakan pelayanan peningkatan kompetensi SDM
terkait dalam manajemen
asuhan pasien
Mengoptimalkan jumlah Meningkatkan kesesuaian
Melayani pasien BPJS dan
kunjungan melalui upaya antara insentif dengan beban
Aturan BPJS terbaru sangat
edukasi dan promotif kepada kerja perawat melalui
menguntungkan RS Kelas D
mahasiswa SIMPEG
Meningkatkan jumlah
kunjungan pasien dengan Memperkuat fungsi komite
Banyak Akademisi untuk pemanfatan jumlah ranjang keperawatan melalui
meningkatkan kompetensi semaksimal mungkin dalam pengelolaan anggaran yang
petugas RS pelayanan BPJS yang ideal dalam perencanaan
menguntungkan rumah sakit anggaran BLU universitas
type D

14
Threath Strategi ST Strategi WT

Menyusun pedoman dan


Penguatan fungsi komite
Hampir seluruh RS di Aceh panduan organisasi
keperawatan untuk menjamin
bekerjasama dengan BPJS pelayanan rawat inap yang
mutu pelayanan keperawatan
(persaingan yang kompetitif) mengacu kepada Regulasi
yang lebih baik
twrbaru dalam akreditasi RS

Meningkatkan promosi Diperlukan peninjauan ulang


Tuntutan mutu pelayanan
kepada masyarakat luar untuk tentang sistem insentif,
yang lebih baik dari
meningkatkan kunjungan disesuaikan dengan beban
masyarakat
pasien kerja perawat.
Memberikan pelayanan yang Perlunya penyusunan
Semakin bertambahnya SDM mengutamakan kepuasan perencanaan ruangan jangka
yang berkualitas di RS lain pelanggan dengan panjang dan jangka pendek
sesuai dengan perkembangan memanfaatkan fasilitas mengacu kepada pedoman
teknologi sarana dan prasarana yang organisasi dan pedoman
ada pelayanan
Meningkatkan komitmen Memperkuat wewenang
Bertambahnya
perawat dalam melaksanakan ruangan dalam pengaturan
sarana/prasarana di RS lain
asuhan pasien melalui operasionalnya dan
sesuai dengan perkembangan
kompetensi dan aspek legal berinovasi untuk mutu
teknologi & standar akreditasi
perawat pelayanan yang lebih baik
Kesadaran masyarakat yang Memotivasi SDM dan elemen Menyamakan persepsi,
makin tinggi akan hukun terkait untuk meningkatkan komunikasi dan keterbukaan
sehingga mengerti akan efisiensi pengelolaan ruangan antara pihak ruangan dengan
tanggung jawab dan tanggung sesuai tuntutan akreditasi pihak pengelola untuk mutu
gugat SNARS 2017 pelayanan yang lebih baik
Meningkatkan kepuasan Penting adanya kejelasan
Struktur Organisasi Rumah
pelanggan sebagai tuntutan antara reward dan
Sakit belum mengacu kepada
mutu pelayanan kesehatan punishment untuk
Regulasi terbaru ( Perpres 55
sesuai dengan Indikator Mutu meningkatkan komitmen dan
tahun 2015)
yang sudah ditetapkan tanggung jawab perawat.
Menyusun perencanaan
Tuntutan Akreditasi Rumah kebutuhan SDM keperawatan
Sakit dalam perpanjangan dengan analisa beban kerja
kerjasama dengan BPJS sesuai dengan fungsi
Manajemen Keperawatan

Tingkat Pemanfaatan tempat


tidur (BOR) yang rendah yaitu
35 %

Kebutuhan SDM yang belum


sesuai dengan Analisa Beban
Kerja dan Kebutuhan Rumah
Sakit

15
2. Hasil Analisis Situasi organisasi Matrik SPACE

CONSERVATIVE AGRESSIVE

DEFENSIVE COMPETITIVE

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa Rumah Sakit terletak di


kuadran defensive artinya Rumah sakit berfokus pada hal-hal yang menjadi
kelemahan dalam organisasi dan menghindari ancaman dari luar.
Strategi yang digunakan adalah mendukung strategi defensive yang bertujuan
untuk memajukan program serta meminimalisir kelemahan yang berasal dari
organisasi dan sumber daya manusia (pekerja). Cara yang digunakan antara lain :
Meningkatkan mutu pelayanan dengan memperbaiki dan mengembangkan sarana
dan prasarana yang ada sesuai dengan standar akreditasi RS

C. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, tehik yang dipakai adalah Quantutative
Strategic Planing Matriks (QSPM) untuk menentukan strategi yang diambil
dalam kebijakan seperti table dibawah ini

16
ALTERNATIF STRATEGI

FAKTOR SUKSES KRITIS BOBOT


STRATEGI STRATEGI
STRATEGI
ORGANISASI/ SARANA/
PELAYANAN
SDM KEUANGAN
AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang (Opportunity)

Rumah sakit milik Universitas Syiah Kuala 0.06


yang sudah berstatus menjadi BLU 3 0.19 1 0.06 3 0.19
UU RS nomor 44 tahun 2009 dan Perpres
nomor 55 tahun 2015 sebagai pedoman 0.06
4 0.25 3 0.19 2 0.13
penyelenggaraan Rumah Sakit
0.20
Sarana dan prasarana yang memadai 2 0.40 1 0.20 3 0.60
Komitmen RS untuk penilaian Akreditasi 0.12
SNARS 2017 4 0.47 4 0.47 4 0.47
Pangsa pasar Mahasiswa Universitas Syiah
Kuala dan Masyarakat umum disekitar 0.12
1 0.12 3 0.35 2 0.23
kampus
Ada Visi Misi dan rumah sakit yang dijadikan 0.06
acuan dalam melaksanakan pelayanan 4 0.25 2 0.13 2 0.13
Melayani pasien BPJS dan Aturan BPJS 0.20
terbaru sangat menguntungkan RS Kelas D 2 0.40 3 0.60 4 0.80
Melayani pasien Mahasiswa Universitas 0.12
Syiah Kuala 2 0.23 3 0.35 3 0.35
Banyak Akademisi untuk meningkatkan 0.06
kompetensi petugas RS 3 0.19 1 0.06 2 0.13

JUMLAH 1
25 2.49 21 2.40 25 3.01

Ancaman (Threat)

Hampir seluruh RS di Aceh bekerjasama 0.09


dengan BPJS (persaingan yang kompetitif) 1 0.09 4 0.35 3 0.26
Tuntutan mutu pelayanan yang lebih baik dari 0.09
masyarakat 2 0.18 2 0.18 2 0.18
Semakin bertambahnya SDM yang
berkualitas di RS lain sesuai dengan 0.08
3 0.25 1 0.08 1 0.08
perkembangan teknologi
Bertambahnya sarana/prasarana di RS lain
sesuai dengan perkembangan teknologi & 0.20
2 0.40 1 0.20 1 0.20
standar akreditasi
Kesadaran masyarakat yang makin tinggi
akan hukun sehingga mengerti akan 0.08
2 0.17 3 0.25 2 0.17
tanggung jawab dan tanggung gugat
Struktur Organisasi Rumah Sakit belum
mengacu kepada Regulasi terbaru ( Perpres 0.08
4 0.33 2 0.17 2 0.17
55 tahun 2015)
Tuntutan Akreditasi Rumah Sakit dalam 0.20
perpanjangan kerjasama dengan BPJS 4 0.80 3 0.60 3 0.60
Tingkat Pemanfaatan tempat tidur (BOR)
0.09
yang rendah yaitu 35 % 2 0.18 3 0.26 2 0.18

17
Kebutuhan SDM yang belum sesuai dengan
Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan Rumah 0.09
4 0.35 2 0.18 1 0.09
Sakit
JUMLAH 1
24 2.74 21 2.26 17 1.92

Kekuatan (Strengh)

Sudah terbentuknya komite keperawatan


sebagai penjamin mutu pelayanan 0.08
4 0.33 2 0.67 2 1.33
keperawatan
Pembayaran jasa melalui sistem beban kerja 0.20
(SimPeg) 1 0.20 1 0.20 3 0.60
Sudah tersusunnya Nursing By Law dan 0.12
Hospital by Law 3 0.35 2 0.23 1 0.12
Persepsi Perawat yang baik terhadap gaya 0.08
kepemimpinan manajer rawat inap 3 0.25 2 0.17 1 0.08
Tenaga perawat kompeten dan legal dengan 0.10
Sistem pelayanan keperawatan MAKP 3 0.30 3 0.30 2 0.20
Kepala Unit Keperawatan melibatkan kepala 0.08
ruangan dalam kegiatan yang ada 3 0.25 2 0.17 2 0.17
Fasilitas tempat tidur RSPN sebanyak 45 0.10
Tempat Tidur 2 0.20 3 0.30 3 0.30
Sarana dan prasarana ruang rawat yang 0.10
memadai 2 0.20 2 0.20 2 0.20

Peluang manajer rawat inap melakukan 0.12


supervisi dan evaluasi kepada perawat 3 0.35 1 0.12 2 0.23
pelaksana melalui Simpeg
JUMLAH 1
24 2.43 18 2.35 18 3.23

Kelemahan (Weakness)

0.08
Fungsi kepemimpinan belum berjalan efektif 4 0.33 2 0.17 1 0.08
Belum ada pedoman struktur organisasi dan 0.08
pelayanan unit kerja 4 0.33 2 0.17 1 0.08
Belum ada panduan asuhan pasien dan
program unit kerja yang di unit kerja ugd, 0.09
2 0.18 3 0.26 1 0.09
rawat jalan dan rawat inap
Belum banyak pelatihan terkait dengan tugas 0.08
fungsional di unit kerja 3 0.25 2 0.17 2 0.17
Fasiltas sarana dan sarana ruang kerja 0.20
belum mencukupi sesuai dengan kebutuhan 1 0.20 1 0.20 3 0.60
Manajemen Asuhan dengan metode tim 0.09
belum berjalan Optimal 4 0.35 3 0.26 1 0.09
Sebagian besar staf belum memahami 0.09
pentingnya Akreditasi RS 3 0.26 4 0.35 1 0.09
Belum ada program unggulan pelayanan
keperawatan yang membedakan dengan 0.09
2 0.18 3 0.26 2 0.18
rumah sakit lain
Belum ada Anggaran Komite Keperawatan 0.20
sesuai Permenke no 49 Tahun 2013 ??? 3 0.60 1 0.20 3 0.60

JUMLAH 1
26 2.68 21 2.04 15 1.97

TOTAL NILAI 10.34


99 81 9.05 75 10.13

18
RENCANA INTERVENSI (PLAN OF ACTION)

Membuat rencana intervensi dalam bentuk Plan of Action (POA) sesuai dengan
alternative pemecahan masalah yang didapatkan sesudah FGD

19

Anda mungkin juga menyukai