PENGKAJIAN DATA
A. Profil Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin
Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh adalah Rumah Sakit
Umum Type D yang terletak di Jalan Lingkar Kampus Kopelma-
Darussalam banda Aceh yang berada pada koordinat 050 33’ 49,6” LU –
950 22’ 10,2” BT. Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh milik Universitas Syiah Kuala.
Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah
Kuala dimulai sejak peletakan batu pertama yang dilakukan pada tanggal
28 Januari 2007 dan dilanjutkan peresmian pemakaiannya pada tanggal 8
Mei 2012. Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul
Aziz Universitas Syiah Kuala selain memberikan pelayanan civitas
akademika Universitas Syiah Kuala, juga melayani masyarakat dan pasien
BPJS.
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala
Alamat : Jl.Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam, Kota
Banda Aceh
Telepon : +62 8116819755
Email : rspn@unsyiah.ac.id
Website : www.rspn.unsyiah.ac.id
Status Kepemilikan : Universitas Syiah Kuala
Nama Direktur : dr. Dian Adi Syahputra, SpBA
Status Kelembagaan Yayasan
Kelas Rumah Sakit : Kelas D Pendidikan
Luas Lahan : 2.280,54 m2
Luas Bangunan : 1.368 m2
Jumlah Tenaga : 120 Orang
Jumlah Tenaga : 40 Orang
Perawat/Bidan
Jumlah Tempat Tidur : 49
1
2. Struktur Organisasi
2
4) Terwujudnya layanan kesehatan yang islami sebagai salah satu
aspek terapi
5) Terwujudnya rumah sakit yang mendukung pendidikan kedokteran
dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik
6) Terwujudnya rumah sakit yang dapat berkolaborasi dengan fasilitas
kesehatan lainnya demi peningkatan layanan terhadap masyarakat
yang paripurna;
c. Motto
Motto RS Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala:
“Melayani Dengan Kemuliaan”
d. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu RSPN adalah disingkat menjadi “PANTAS”
1) PROFESIONAL; pelayanan dengan berpegang kepada nilai
profesionalitas
2) AKUNTABLE; sistem tata kelola yang tertata dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan
3) NILAI; yaitu mengutamakan nilai kepuasan bagi pasien (mahasiswa
dan masyarakat) dan staf/pekerja
4) TERJANGKAU; layanan RSPN adalah dengan biaya yang dapat
dijangkau oleh masyarakat
5) ACCEPTABLE; layanan dan keberadaan RSPN dapat diterima oleh
masyarakat
6) STANDAR; menerapkan standar layanan sesuai dengan SOP
4. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh sekarang ini telah memiliki SDM (Personal) yang memadai untuk
memberikan pelayanan dirumah sakit dan telah ada standarisasi
pelayanan kesehatan yang meningkatkan kinerja rumah sakit. Adapun
sumber daya manusia yang dimiliki Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul
Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang lebih jelasnya seperti pada
tabel berikut :
3
5. Sarana Dan Prasarana
Sedangkan Sarana dan Prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Rumah
Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
dapat dilihat dalam Tabel Berikut :
6. Penampilan Kerja
Tabel Indikator Pelayanan Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Tahun 2012 s/d 2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Pemanfaat Tempat 0 21% 57% 45% 35%
Tidur (BOR)
Rata-rata lama rawat (LOS) 0 2 hari 1 hari 2 hari 2 hari
Frek. Pemakaian Tempat 0 6 hari 24 15 kali 6 Kali
Tidur (BTO) Kali
Rata-rata Lama Tempat Tidur
Tidak Dipakai (TOI) dalam 0 6 hari 3 hari 2 hari 5 hari
sehari
Angka Kematian Bersih (NDR) 0% 0% 0% 0% 0%
Angka Kematian Kasar (GDR) 0% 0% 2,4% 5,8% 0%
4
komunikasi yang baik dan melalui manajemen konflik berdasarkan
permasalah yang terjadi
c. Observasi
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer rawat inap
menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. Manajer rawat inap
mengadakan pertemuan dengan staf setiap bulan membahas tentang
masalah yang terjadi dan evaluasi pelayanan.
Hasil wawancara dengan kepala unit keperawatan bahwa supervise
dilakukan oleh bidang keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Adanya
Dalam hal tanggung jawab material logistic, kepala ruangan
memegang peranan penting bersama dengan penanggung jawab shift
dengan cara memeriksa kelengkapan logistic.
2. Manajemen Keperawatan
a. Planing (Perencanaan)
1) Visi, Misi Unit Kerja
a) Kuesioner, perawat pelaksana menunjukkan pengetahuan yang
kurang (85,5%) dalam bekerja berdasarkan visi dan misi
keperawatan.
b) Wawancara, menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum
ada visi, misi, filosofi diruang rawat inap, karena belum ada
perintah dari atasan untuk membentuk hal tersebut.
c) Observasi, hasil pengamatan di ruang rawat inap tidak terlihat
visi-misi keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang
dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang
melewatinya.
d) Masalah: Perumusan visi dan misi ruangan belum ada
2) Filosofi keperawatan
a) Wawancara, menurut filosofi ruangan belum dirumuskan
b) Kuesioner, persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori
kurang baik (92%) dalam bekerja berdasarkan filosofi
keperawatan
c) Masalah: Filosofi ruangan belum ada
5
3) Peraturan organisasi
a) Wawancara, menurut kepala unit bidang keperawatan Rumah
sakit sudah memiliki peraturan yang merujuk ke Depkes, tetapi
dalam pelaksanaannya tetap memakai aturan yayasan.
b) Observasi, belum ada uraian peraturan kepegawaian
c) Kuesioner, persepsi perawat pelaksana menunjukkan kategori
baik (90%).
d) Masalah :-
4) Pembuatan rencana harian
a) Wawancara, menurut Karu di ruangan sudah membuat rencana
harian tetapi belum memiliki bentuk catatan harian yang baku.
b) Observasi, belum ada catatan harian, bulanan dan tahunan di
ruangan
c) Kuesioner : Persepsi perawat pelaksana menunjukan kategori
cukup (67 %) dan kepala ruang dalam kategori cukup
(64%).
d) Masalah : Pelaksanaan pembuatan catatan harian, bulanan dan
tahunan belum dilaksanakan
5) Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
6) Wawancara, menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai
penerjamaan dari konsep MPKP diruangan.
7) Observasi : adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding
ruangan nurse station.
8) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori
baik 60%(
9) Masalah : -
b. Organizing
1) Kuisioner
a) dalam melaksanakan tugasnya
6
b) Pemimpin ruang rawat membagi pasien kepada ketua tim dan
perawat pelaksana berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
dan ketersediaan perawat di ruangan
c) Ketua tim menerima laporan dari perawat pelaksana dan
melaporkan kepada pemimpin ruang rawat bila timbul
permasalahan memberikan asuhan keperawatan
d) Pemimpin ruang rawat mendiskusikan masalah yang ada di
ruangan bersama perawat ruangan dan mengambil keputusan
perawat pelaksana menyatakan persepsi yang baik terhadap
fungsi Planing (Perencanaan) pimpinan rawat inap yang
menunjukkan BAIK 51%
2) Wawancara
a) Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi ?
Struktur ruangan sudah ada dibentuk 2 tim sebagai salah satu
bukti pelaksanaan konsep MAKP diruangan
b) Apakah struktur organisasi diruangan di sosialisasikan ?
disosialisasikan
c) Apakah kemampuan perawat sudah sesuai dibidangnya ?
Sesuai Kredensial
d) Apakah pembagian tugas diruangan sudah sesuai dengan
struktur organisasi yang ada ?
Belum sempurna?
3) Observasi
a) Adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding ruangan
nurse station.
b) Diruangan belum ada buku uraian tugas perawat sesuai
perannya.
c) jumlah perawat masih kurang dengan dinas rincian dinas
sebagai berikut Pagi = 2, Siang = 2, malam 2, libur = 2 dan cuti
2. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 1 wakil kepala
ruang dan 1 ketua tim
d) tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan. Ada
beberapa format yang tidak tersedia seperti format evaluasi
(SOAP). Pada format rencana keperawatan, kolom
7
implementasi tidak disediakan tersendiri namun disamakan
dengan kolom intervensi. Dalam dokumentasi tidak terlihat
kesinambungan antara masalah dan tindakan keperawatan :
Pengkajian dan Diagnosa keperawatan belum mencerminkan
kondisi pasien yang seutuhnya, evaluasi belum
didokumentasikan secara kontinyu, tetapi format dokumentasi
keperawatan (pengkajian s/d evaluasi) yang sudah terisi tetapi
belum optimal. Format audit penulisan dokumentasi diruangan
tidak ada.
e) Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah
perawat yang ada.
4) Masalah
a) Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-primer.
b) Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
c) Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi keperawatan
d) Penjadualan belum menggunakan tingkat ketergantungan klien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidang keperawatan dan
beberapa kepala ruangan, bahwa dalam hal material kepala ruangan
dan ketua tim mempunyai tanggung jawab dalam pengadaan logistic di
bidang keperawatan dengan menuliskan di form permintaan kepada
logistic. Logistic yang ada diruangan di cek pada saat operand an
pergantian dinas.
c. Staffing
d. Directing (pengarahan)
1) Motivasi kepada perawat
a) Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah
sakit baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya
diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.
b) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana mengenai motivasi
yang ia dapatkan dari pimpinan dengan katagori baik (82 %)
dalam memberikan motivasi.
c) Masalah : -
8
2) Komunikasi
a) Wawancara : menurut Kasubdepwat didapatkan informasi
bahwa jalur komunikasi dilakukan secara bottum up dan top
down. Asuhan keperawatan yang didokumentasikan
diberitahukan pada saat timbang terima pasien dan
ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift berikutnya.
b) Observasi : komunikasi antara staff esuai dengan jalur. Pada
saat timbang terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan
yang telah dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat
pada shift berikutnya.
c) Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori
baik (97,5%).
Masalah : -
e. Directing
57% baik
f. Controling
9
BAB IV
ANALISA DATA
A. Pengumpulan data;
Pembobotan
1. Pelayanan 0.35
2. Organisasi dan SDM 0.25
3. Keuangan 0.2
4. Sarana dan Prasarana 0.2
Skala Rating
1. Sangat kuat 5
2. Kuat 4
3. Cukup 3
4. Lemah 2
5. Sangat lemah 1
SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Hampir seluruh RS di Aceh bekerjasama dengan
0.09 -2 -0.18 Pelayanan
BPJS (persaingan yang kompetitif)
Tuntutan mutu pelayanan yang lebih baik dari
0.09 -3 -0.26 Pelayanan
masyarakat
Semakin bertambahnya SDM yang berkualitas di Organisasi/
0.08 -1 -0.08
RS lain sesuai dengan perkembangan teknologi SDM
10
Bertambahnya sarana/prasarana di RS lain
sesuai dengan perkembangan teknologi & standar 0.20 -3 -0.60 Sarana
akreditasi
1 -27 -3.23
SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Rumah sakit milik Universitas Syiah Kuala yang Organisasi/
0.06 5 0.31
sudah berstatus menjadi BLU SDM
UU RS nomor 44 tahun 2009 dan Perpres nomor
Organisasi/
55 tahun 2015 sebagai pedoman 0.06 3 0.19
SDM
penyelenggaraan Rumah Sakit
Sarana dan prasarana yang memadai 0.20 2 0.40 Sarana
Komitmen RS untuk penilaian Akreditasi SNARS
0.12 4 0.47 Pelayanan
2017
Pangsa pasar Mahasiswa Universitas Syiah Kuala
0.12 1 0.12 Pelayanan
dan Masyarakat umum disekitar kampus
Ada Visi Misi dan rumah sakit yang dijadikan Organisasi/
0.06 5 0.31
acuan dalam melaksanakan pelayanan SDM
Melayani pasien BPJS dan Aturan BPJS terbaru
0.20 3 0.60 Keuangan
sangat menguntungkan RS Kelas D
Melayani pasien Mahasiswa Universitas Syiah
0.12 4 0.47 Pelayanan
Kuala
Banyak Akademisi untuk meningkatkan Organisasi/
0.06 3 0.19
kompetensi petugas RS SDM
1 30 3.05
SKOR
(BOBOT
OBYEK YANG DI ANALISA BOBOT RANGKING x KET
RANGKI
NG
Sudah terbentuknya komite keperawatan sebagai Organisasi/
0.08 5 0.42
penjamin mutu pelayanan keperawatan SDM
Pembayaran jasa melalui sistem beban kerja
0.20 1 0.20 Keuangan
(SimPeg)
11
Persepsi Perawat yang baik terhadap gaya Organisasi/
0.08 4 0.33
kepemimpinan manajer rawat inap SDM
1 -28 -3.20
12
B. Analisa Data
Strengths Weaknesses
13
Opportunity Strategi SO Strategi WO
Mengoptimalkan peran
Peningkatan mutu SDM
Rumah sakit milik Universitas kepemimpinan dan fungsi
perawat melalui jenjang karir
Syiah Kuala yang sudah manajemen manajer rawat
yang dilaksanakan oleh
berstatus menjadi BLU inap dalam persiapaan
Komite Keperawatan
akreditasi SNARS 2017
Mengoptimalkan sumber daya
UU RS nomor 44 tahun 2009 Perbaikan struktur organisasi
perawat untuk meningkatkan
dan Perpres nomor 55 tahun unit kerja mengacu kepada
kualitas pelayanan perawatan
2015 sebagai pedoman regulasi yang ada sesuai
melalui kepemimpinan dan
penyelenggaraan Rumah persyaratan akreditasi rumah
fungsi manajemen yang
Sakit sakit
efektif
Peningkatan mutu SDM
Merencakan program
Sarana dan prasarana yang perawat melalui jenjang karir
unggulan sesuai dengan visi
memadai yang dilaksanakan oleh
dan misi rumah sakit
Komite Keperawatan
Mengoptimalkan peran
Menanamkan visi, misi, kepemimpinan dan fungsi
Komitmen RS untuk penilaian
falsafah sebagai tujuan manajemen manajer rawat
Akreditasi SNARS 2017
pelayanan customer oriented. inap dalam persiapaan
akreditasi SNARS 2017
Memenuhi kebutuhan fasilitas
Pangsa pasar Mahasiswa Menerapkan customer service
sarana dan prasarana yang
Universitas Syiah Kuala dan untuk kepuasan pelanggan
dianggap penting dalam
Masyarakat umum disekitar dalam merebut pangsa pasar
persyaratan akreditasi rumah
kampus yang kompetitif
sakit
Menigkatkan dan
memanfaatkan hasil riset
Ada Visi Misi dan rumah sakit Menjalin kerjasama dengan
pada praktek perawat melalui
yang dijadikan acuan dalam fakultas terkait dalam rangka
kerjasama dengan fakultas
melaksanakan pelayanan peningkatan kompetensi SDM
terkait dalam manajemen
asuhan pasien
Mengoptimalkan jumlah Meningkatkan kesesuaian
Melayani pasien BPJS dan
kunjungan melalui upaya antara insentif dengan beban
Aturan BPJS terbaru sangat
edukasi dan promotif kepada kerja perawat melalui
menguntungkan RS Kelas D
mahasiswa SIMPEG
Meningkatkan jumlah
kunjungan pasien dengan Memperkuat fungsi komite
Banyak Akademisi untuk pemanfatan jumlah ranjang keperawatan melalui
meningkatkan kompetensi semaksimal mungkin dalam pengelolaan anggaran yang
petugas RS pelayanan BPJS yang ideal dalam perencanaan
menguntungkan rumah sakit anggaran BLU universitas
type D
14
Threath Strategi ST Strategi WT
15
2. Hasil Analisis Situasi organisasi Matrik SPACE
CONSERVATIVE AGRESSIVE
DEFENSIVE COMPETITIVE
C. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, tehik yang dipakai adalah Quantutative
Strategic Planing Matriks (QSPM) untuk menentukan strategi yang diambil
dalam kebijakan seperti table dibawah ini
16
ALTERNATIF STRATEGI
Peluang (Opportunity)
JUMLAH 1
25 2.49 21 2.40 25 3.01
Ancaman (Threat)
17
Kebutuhan SDM yang belum sesuai dengan
Analisa Beban Kerja dan Kebutuhan Rumah 0.09
4 0.35 2 0.18 1 0.09
Sakit
JUMLAH 1
24 2.74 21 2.26 17 1.92
Kekuatan (Strengh)
Kelemahan (Weakness)
0.08
Fungsi kepemimpinan belum berjalan efektif 4 0.33 2 0.17 1 0.08
Belum ada pedoman struktur organisasi dan 0.08
pelayanan unit kerja 4 0.33 2 0.17 1 0.08
Belum ada panduan asuhan pasien dan
program unit kerja yang di unit kerja ugd, 0.09
2 0.18 3 0.26 1 0.09
rawat jalan dan rawat inap
Belum banyak pelatihan terkait dengan tugas 0.08
fungsional di unit kerja 3 0.25 2 0.17 2 0.17
Fasiltas sarana dan sarana ruang kerja 0.20
belum mencukupi sesuai dengan kebutuhan 1 0.20 1 0.20 3 0.60
Manajemen Asuhan dengan metode tim 0.09
belum berjalan Optimal 4 0.35 3 0.26 1 0.09
Sebagian besar staf belum memahami 0.09
pentingnya Akreditasi RS 3 0.26 4 0.35 1 0.09
Belum ada program unggulan pelayanan
keperawatan yang membedakan dengan 0.09
2 0.18 3 0.26 2 0.18
rumah sakit lain
Belum ada Anggaran Komite Keperawatan 0.20
sesuai Permenke no 49 Tahun 2013 ??? 3 0.60 1 0.20 3 0.60
JUMLAH 1
26 2.68 21 2.04 15 1.97
18
RENCANA INTERVENSI (PLAN OF ACTION)
Membuat rencana intervensi dalam bentuk Plan of Action (POA) sesuai dengan
alternative pemecahan masalah yang didapatkan sesudah FGD
19