Anda di halaman 1dari 81

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM MEDIS BAGIAN

PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE

WORKLOAD INDICATOR STAFFING

NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT

ELSYE GRACELIA MANNA


NIM . 18.03.114

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM MEDIS BAGIAN

PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE

WORKLOAD INDICATOR STAFFING

NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

ELSYE GRACELIA MANNA


NIM . 18.03.114

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PRODI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2021

ii
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM MEDIS BAGIAN

PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE

WORKLOAD INDICATOR STAFFING

NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT

Disusun dan diajukan oleh

ELSYE GRACELIA MANNA


NIM. 18.03.114

Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muzakkir, S.Sit., M.Kes Arief Azhari Ilyas, S.St., M.KM

Mengetahui
Ketua Program Studi D-3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan

Syamsuddin, A.Md.PK., SKM., M.Kes.

iii
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM MEDIS BAGIAN

PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE

WORKLOAD INDICATOR STAFFING

NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT

Disusun dan diajukan oleh


ELSYE GRACELIA MANNA
NIM. 18.03.114
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 17 Juli 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muzakkir, S.Sit., M.Kes Arief Azhari Ilyas, S.St., M.KM

Ketua STIKES Panakkukang Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan


Makassar Informasi Kesehatan

Dr. Ns. Makkasau, M.Kes. M.EDM Syamsuddin, A.Md.PK. SKM. M.Kes

iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif Program Studi D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES

Panakkukang Makassar, pada tanggal 17 juli 2021

Makassar, 17 juli 2021

Tim Penguji:

Penguji I : Dr. H. Muzakkir, S.Sit., M.Kes (.…….……….…………..…)

Penguji II : Arief Azhari Ilyas, S.St., M.KM (………………….…………)

Penguji III : Muh. Zukri Malik, S.Kep, Ns., M.Kep (…….…………...…….…)

v
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:


NAMA : ELSYE GRACELIA MANNA
NIM : 18.03.114
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa judul Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut :

“LITERATURE REVIEW ANALISIS PEREKAM MEDIS BAGIAN


PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR
STAFFING NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT”

Merupakan Karya Tulis Ilmiah yang saya buat sendiri dan bukan merupakan Karya
Tulis orang lain. Bilamana ternyata ini tidak benar, saya sanggup menerima sanksi
akademik yang ditetapkan oleh STIKES Panakkukang Makassar.

Makassar, 17 Juli 2021


Mengetahui Yang Membuat Pernyataan
Ketua Program Studi D-3 RMIK
Materai
RP. 6000,-

Syamsuddin, A.Md.PK. SKM.M.Kes Elsye Gracelia Manna


NIK. 093.152.01.04.026 NIM. 18.03.114

vi
ABSTRAK

ELSYE GRACELIA MANNA : LITERATUR REVIEW ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM


MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR
STAFFING NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT
PEMBIMBING : H. Muzakkir dan Arief Azhari Ilyas (xvi + 61 + 8 Tabel + 1 Gambar + 3 lampiran)

Latar Belakang : Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kerangka interaksi yang
digunakan untuk mengantisipasi minat dan penyediaan SDM dikemudian hari. Dalam proses
perekrutan tenaga kerja memperhitungkan kebutuhan tenaga rekam medis. Dengan adanya analisis
pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode WISN, maka dapat dilakukan pengambilan
keputusan.
Tujuan : Mengetahui kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran dengan menggunakan metode
WISN.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kajian literature (Literature Review), pencarian artikel
menggunakan database Google scholar dan Garba Rujukan Digital (GARUDA) untuk menemukan
artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kemudian dilakukan review.
Hasil : Dari 5 jurnal dapat diketahui hasil penelitian Rumah Sakit Umum Haji Medan dibutuhkan
penambahan SDM sebanyak 1 orang, hasil penelitian RSI Sultan Agung Semarang pada bagian
pendaftaran dibutuhkan penambahan SDM sebanyak 1 orang, hasil penelitian di RSU Assalam
Gemolong dibutuhkan penambahan petugas sebanyak 3 orang. Sedangkan hasil penelitian di Rumah
Sakit X di Surakarta Jawa Tengah dan di RSUI Banyu Bening Boyolali tidak membutuhkan
penambahan petugas karena telah sesuai.
Kesimpulan : Dari ke-5 jurnal yang telah direview kebutuhan tenaga yang tertinggi 3 orang,
terrendah ialah 1 orang dan yang tidak membutuhkan penambahan tenaga sesuai dengan perhitungan
menggunakan metode WISN.
Kata Kunci : Kebutuhan SDM, pendaftaran, WISN

vii
ABSTRAK

ELSYE GRACELIA MANNA : LITERATUR REVIEW ANALISIS KEBUTUHAN PEREKAM


MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR
STAFFING NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT
PEMBIMBING : H. Muzakkir dan Arief Azhari Ilyas (xvi + 61 + 8 Tabel + 1 Gambar + 3 lampiran)

Background : Human Resource Planning (HR) is an interaction framework used to anticipate the
interest and provision of human resources in the future. In the process of recruiting workers, the need
for medical record personnel is taken into account. With the analysis of workload measurements using
the WISN method, decisions can be made.
Objective: To determine the need for medical recorders in the registration section using the WISN
method.
Methods: This type of research is a literature review (literature review), article searches using the
Google scholar database and the Digital Reference Center (GARUDA) to find articles that meet
thecriteria inclusion and then acarried out review is.
Results: From 5 journals, it can be seen that the results of the research at the Medan Haji General
Hospital required an additional 1 person of human resources, the results of the research at the Sultan
Agung Semarang Hospital in the registration section required an additional 1 person of human
resources, the results of the research at the Assalam Gemolong General Hospital required the addition
of 3 officers. While the results of the research at Hospital X in Surakarta, Central Java and at RSUI
Banyu Bening Boyolali did not require additional officers because they were appropriate.
Conclusion: Of the 5 journals that have been reviewed , the highest energy requirement is 3 people,
the lowest is 1 person and the one that does not require additional personnel according to calculations
using the WISN method.
Keywords: HR needs, registration, WISN

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Analisis Kebutuhan Perekam Medis Bagian Pendaftaran Berdasarkan

Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) di Rumah Sakit”. Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program

studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

Secara khusus, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada orang tua

tersayang, Bapak Yohanis dan Ibu Albertin PA yang telah merawat, membesarkan,

mendidik, serta memberikan motivasi, dukungan baik materil maupun moril dan

selalu berdoa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis juga saudara-saudari

tersayang yaitu Elmy, Febiana dan Elkana yang selalu memberi dukungan dan doa

buat penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

Berbagai hambatan dan kesulitan penulis selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini, mulai persiapan sampai penyelesaian penulisan, namun berkat bantuan

dan bimbingan serta kerja sama dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan

tersebut dapat teratasi. Sebab itulah perkenankan penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada Bapak Dr. H.

Muzakkir, S.Sit., M.Kes dan Bapak Arief Azhari Ilyas, S.St., M.KM selaku

ix
pembimbing dan kepada Bapak Muh. Zukri Malik, S.Kep, Ns., M.Kep selaku

penguji, atas segala bantuan, arahan, perhatian dan selalu membimbing dengan

penuh ketulusan dan kesabaran yang telah diberikan hingga karya tulis ilmiah ini

tersusun tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga pula penulis

sampaikan kepada:

1. H. Sumardin Makka, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi

Selatan.

2. Dr. Ns. Makkasau, M.Kes. M.EDN selaku Ketua STIKES Panakkukang

Makassar.

3. Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Rekam Medis Dan

Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

4. Seluruh Staf dan Dosen D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES

Panakkukang.

5. Keluarga, saudara-saudari serta sahabat tersayang yang selalu memberikan

semangat, doa dan motivasi selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Teman- teman seperjuangan Fuad, Videlia, Nava, Aisyah, Ridha, Anatasya,

Khafida, Radiah, Hillery, Zuhail dan Asyer yang selalu memberikan semangat

kepada penulis, yang membantu ketika penulis menghadapi kesulitan serta

terima kasih untuk kebersamaannya selama pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

x
7. Seluruh teman-teman RMIK B 2018 yang senantiasa saling memberi semangat

dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

8. Seluruh rekan-rekan angkatan 2018 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

yang telah memberikan bantuan dan motivasi selama menuntut ilmu di STIKES

Panakkukang Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata semoga dalam penulisan

tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan sekalian. Amin.

Makassar, 16 Juni 2021

Elsye Gracelia Manna

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii

Halaman Pengesahan Tim Penguji................................................................... v

Halaman Pernyataan Keaslian.......................................................................... vi

Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia) .............................................................. vii

Halaman Abstrak (Bahasa Inggris) .................................................................. viii

Kata Pengantar ................................................................................................. ix

Daftar Isi........................................................................................................... xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................................. xv

Daftar Singkatan............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 6

D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7

A. Tinjauan tentang Rumah Sakit ................................................... 7

B. Tinjauan tentang Rekam Medis ................................................. 8

xii
C. Tinjauan tentang Pelayanan Rekam Medis ................................ 12

D. Tinjauan tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia ............... 15

E. Tinjauan tentang Metode Perencanaan Kebutuhan SDM ........... 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 24

A. Desain Penelitian ........................................................................ 24

B. Sumber Data ............................................................................... 24

C. Kata Kunci (Keywords) .............................................................. 24

D. Database Pencarian Literature ................................................... 25

E. Strategi Pencarian Literature ...................................................... 25

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...................................................... 26

G. Sintesis Hasil Literature ............................................................. 27

1. Hasil Pencarian Literature ..................................................... 27

2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria ................................. 30

H. Ekstraksi Data ............................................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 32

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 50

A. Kesimpulan ................................................................................. 50

B. Saran ........................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria PICO ..................................................................................... 5

Tabel 2. Strategi Pencarian Literature ............................................................. 26

Tabel 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.............................................................. 27

Tabel 4. Ekstraksi Data .................................................................................... 31

Tabel 5. Waktu Kerja Tersedia ........................................................................ 36

Tabel 6. Standar Beban Kerja .......................................................................... 37

Table 7. Standar Kelonggaran .......................................................................... 38

Table 8. Kebutuhan Tenaga ............................................................................. 39

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Penemuan Jurnal .................................................................... 29

xv
DAFTAR SINGKATAN

SDM : Sumber Daya Manusia

WISN : Workload Indicator Staffing Need

PICO : P = Population/Problem/Patient/Program

I = Intervention, Prognostic Factor,/Exposure

C = Comparison

O = Outcome

ALFRED : Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, dan Dokumentasi

KIUP : Kartu Indeks Utama Pasien

KIB : Kartu Indeks Berobat

TP2RJ : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

TP2RI : Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap

WKT : Waktu Kerja Tersedia

PMIK : Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah

daerah, atau masyarakat. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah rumah

sakit (PP RI, 2016). Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI, 2009).

Rumah sakit merupakan institusi kesehatan yang didalamnya memiliki tenaga

yang profesional diantaranya yaitu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya

termasuk rekam medis (Gultom & Sihotang, 2019).

Rekam medis merupakan fakta yang diidentifikasi dengan keadaan pasien,

riwayat klinis serta pengobatan masa lalu dan saat ini yang disusun oleh profesi

kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien, kepentingan untuk pasien,

pelayanan kesehatan, manajemen pelayanan, penunjang pelayanan pasien,

pembayaran dan penggantian biaya merupakan tujuan utama dari rekam medis.

1
2

Kemudian, tujuan sekundernya adalah edukasi, regulasi, penelitian, pengambilan

kebijakan, dan industri (Mathar, 2018).

Menurut Permenkes RI Nomor 55 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

pekerjaan perekam medis menyatakan bahwa perekam medis adalah seorang yang

telah lulus pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sesuai ketentuan

peraturan perundangan undangan. Standar profesi perekam medis adalah batasan

kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh perekam medis untuk dapat

melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan secara profesional

yang diatur oleh organisasi profesi (Permenkes No 55, 2013).

Bagian pendaftaran atau sering juga disebut dengan loket pendaftaran

merupakan salah satu unit instalasi rekam medis suatu rumah sakit yang berfungsi

dalam pengumpulan data melalui identitas pasien. Dalam pelaksanaan pekerjaan di

unit pendaftaran rumah sakit harus memiliki tenaga rekam medis yang memenuhi

standar dan memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan pelayanan pasien.

Tenaga rekam medis juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

melakukan pekerjaannya sehingga pelayanan rekam medis dapat dipertanggung

jawabkan. Dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu didukung adanya

perekam medis yang bertujuan sebagai penunjang tercapainya administrasi, maka

suatu rumah sakit memerlukan perencanaan dengan menghitung tenaga kerja agar

didapatkan tenaga yang berkualitas (Budi, 2011).

Kegiatan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis yang dilakukan oleh

rumah sakit merupakan bentuk perencanaan sumber daya manusia. Perencanaan


3

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kerangka interaksi yang digunakan untuk

mengantisipasi minat dan penyediaan SDM dikemudian hari. Dalam perencanaan

rekrutmen pendaftaran, seleksi, serta pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan

melalui program perencanaan SDM yang dapat diperkirakan jumlah dan jenis

pekerjaan yang dibutuhkan pada beberapa periode tertentu (Rachmawati, 2008).

Beban kerja merupakan ukuran pekerjaan yang wajib dipikul oleh suatu

unit kerja dan merupakan hasil dari volume kerja dan standar waktu (Permendagri,

2008). Standar beban kerja adalah jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

pekerja profesional dalam 1 tahun kerja yang sesuai dengan standar profesi dan

memperhitungkan waktu libur, sakit, dan izin. Dalam proses perekrutan tenaga

kerja memperhitungkan kebutuhan tenaga rekam medis. Adapun tujuan yang harus

tercapai yaitu untuk melihat beban kerja mana saja yang perlu diefisiensikan.

Dengan adanya analisis pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode

WISN, maka dapat dilakukan pengambilan keputusan. Metode WISN merupakan

perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja yang nyata

dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja fasilitas pelayanan

kesehatan (Nindy, 2016).

Dalam penelitian tentang Analisis Kebutuhan Petugas Pendaftaran

Berdasarkan Beban Kerja Bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Menggunakan Metode WISN di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, berdasarkan hasil

perhitungan menggunakan metode WISN waktu kerja tersedia 103194

menit/tahun, standar beban kerja 1.734.401,79 menit/tahun dengan standar


4

kelonggaran dalam satu tahun 0,08140008 menit/tahun. Diketahui beberapa staf

masih merasakan beban kerjanya yang tinggi, karena petugas dapat merangkap

pekerjaan diluar tugas pokoknya dan ada beberapa penumpukan pekerjaan pada

sub bagian tertentu, dan petugas juga merasa kesulitan dalam melakukan

pelayanan kepada pasien karena kurangnya jumlah tenaga. Dampak yang terjadi

ketika tenaga kesehatan tidak terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya yaitu terdapat

penumpukan pasien dan pelayanan yang diberikan cenderung lama. Sehingga

kebutuhan tenaga yang dibutuhkan pada tempat pendaftaran sebanyak 3 orang

(Maulana, 2017).

Penelitian tentang Analisis Kebutuhan Tenaga Administrasi Berdasarkan

Beban Kerja dengan Teknik Work Sampling Menggunakan Metode WISN dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan unit rawat jalan RS. DR. Bratanata Jambi

tahun 2018 hasil perhitungan menggunakan metode WISN waktu kerja tersedia

132000 menit/tahun, dan memiliki standar beban kerja 44000 menit/tahun dengan

standar kelonggaran 0,93. Diketahui jumlah kunjungan di instalasi pendaftaran

semakin meningkat maka beban kerja yang dirasakan oleh petugas rekam medis

diantaranya kelelahan dan tingkat stress yang tinggi. Dimana petugas pendaftaran

sering juga melakukan pekerjaan yang ada di bagian pengolahan, sehingga

menyebabkan beban kerja petugas meningkat. Dan kejadian lain yang terjadi yaitu

berkas rekam medis yang belum ditemukan, hal ini membutuhkan waktu proses

pencarian pada saat pelayanan. Keadaan ini akan memicu antrian yang panjang.
5

sehingga terjadi tingkat komplain, karena pasien membutuhkan waktu ≥30 menit

untuk mendapatkan pelayanan. Di RS. DR. Bratanata Jambi terdapat 4 orang

petugas loket pendaftaran dan dari perhitungan WISN yang dibutuhkan sebanyak 2

orang petugas (Wanri et al., 2018)

Dampak yang ditimbulkan dalam permasalahan ini yaitu meningkatnya

beban kerja petugas karena kurangnya tenaga rekam medis bagian pendaftaran

untuk melayani pasien, sehingga mempengaruhi produktivitas kerja petugas (Aini

& Sugiarsi, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat

judul “Literature Review Analisis Kebutuhan Perekam Medis Bagian Pendaftaran

Berdasarkan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) di Rumah Sakit”.

B. Rumusan Masalah

Tabel 1
Rumusan masalah disusun menggunakan framework PICO

Kriteria Uraian
P Perekam Medis di Bagian Pendaftaran
I Analisis Kebutuhan SDM dengan Metode WISN
C
O Jumlah Perekam Medis Pendaftaran

Maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Bagaimanakah analisis

kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran berdasarkan metode WISN ?”


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran dengan

menggunakan metode WISN.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan waktu kerja tersedia di bagian pendaftaran

b. Mendeskripsikan standar beban kerja perekam medis di bagian pendaftaran

c. Mendeskripsikan standar kelonggaran perekam medis di bagian

pendaftaran

d. Mendeskripsikan jumlah kebutuhan perekam medis di bagian pendaftaran

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk Institusi, hasil dari literature review ini diharapkan dapat menjadi

bahan penambah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen unit kerja

rekam medis.

b. Untuk Peneliti, memberikan kesempatan kepada penulis dalam menerapkan

teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan di kampus dan menambah

wawasan mengenai kebutuhan tenaga berdasarkan metode WISN.


7

2. Manfaat Praktis

Hasil dari literature review ini diharapkan sebagai masukan bagi

tenaga perekam medis dalam proses pelaksanaan manajemen rekam medis

untuk kebutuhan pegawai berdasarkan metode WISN.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Rumah Sakit

a. Pengertian Umum Rumah Sakit

Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 1 ayat 1

bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI,

2009).

b. Susunan Jabatan Perekam Medis di Rumah Sakit

Menurut Permenpan No 30 Tahun 2013 tentang jabatan fungsional

perekam medis dan angka kreditnya menyatakan (Permenpan No. 30, 2013) :

a. Di lingkungan Rumah Sakit Umum, meliputi :

1) Rumah Sakit Umum Kelas A

a) Terampil 70 (tujuh puluh) orang

b) Ahli 20 (dua puluh) orang.

2) Rumah Sakit Umum Kelas B

a) Terampil 45 (empat puluh lima) orang.

b) Ahli 10 (sepuluh) orang

3) Rumah Sakit Umum Kelas C

8
9

a) Terampil 30 (tiga puluh) orang

b) Ahli 6 (enam) orang

4) Rumah Sakit Umum Kelas D

a) Terampil 15 (lima belas) orang.

b) Ahli 4 (empat) orang.

b. Di Lingkungan Rumah Sakit Khusus, meliputi:

1) Rumah Sakit Khusus Kelas A

a) Terampil, 40 (empat puluh) orang

b) Ahli, 15 (lima belas) orang

2) Rumah Sakit Khusus Kelas B

a) Terampil, 25 (dua puluh lima) orang

b) Ahli, 10 (sepuluh) orang.

3) Rumah Sakit Khusus Kelas C

a) Terampil, 20 (dua puluh) orang

b) Ahli, 5 (lima) orang.

B. Tinjauan tentang Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Rekam medis merupakan fakta yang diidentifikasi dengan keadaan

pasien, riwayat klinis serta pengobatan masa lalu hingga dan saat ini yang

disusun oleh pekerja profesional yang memberikan pelayanan kepada pasien

tersebut (Mathar, 2018).


10

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI No 269, 2008).

2. Tenaga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Menurut Permenkes RI Nomor 55 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

pekerjaan perekam medis menyatakan bahwa perekam medis adalah seorang

yang telah lulus pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sesuai

ketentuan peraturan perundangan undangan. Standar profesi perekam medis

adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh perekam medis

untuk dapat melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan

secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi (Permenkes No 55,

2013).

3. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah untuk membantu tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Tanpa bantuan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang layak dan

benar, maka mustahil tertib administrasi rumah sakit berhasil seperti yang

diharapkan (Depkes, 2008).

Kepentingan untuk pasien, pihak pemberi layanan kesehatan,

manajemen pelayanan pasien, penunjang pelayanan pasien, pembayaran dan

penggantian biaya merupakan tujuan utama dari rekam medis. Sedangkan


11

tujuan sekunder rekam medis ialah edukasi, peraturan (regulasi), riset,

pengambilan kebijakan, dan industri (Mathar, 2018).

3. Aspek dan Kegunaan Rekam Medis

Selain menunjang administrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan

di instansi pelayanan, dan sebagai dasar dalam menetapkan diagnosa dan

merencanakan tindakan, perawatan, pengobatan terhadap pasien, rekam medis

mempunyai beberapa aspek kegunaan yang dikenal dengan ALFRED, yang

meliputi (Mathar, 2018):

a. Aspek Administrasi

Dimana didalamnya menyangkut tindakan dan tanggung jawab

tenaga medis dalam memberikan pelayanan.

b. Aspek Hukum

Dimana didalam rekam medis mempunyai nilai hukum dan bisa

membantu baik pasien maupun instansi pelayanan jika terjadi sesuatu yang

penanganannya memerlukan proses hukum dalam rangka atas dasar

keadilan.

c. Aspek Keuangan

Dalam rekam medis mempunyai nilai keuangan dalam artian

dokumen rekam medis merupakan berkas yang dapat digunakan untuk

menetapkan suatu biaya pelayanan yang diterima oleh pasien.


12

d. Aspek Penelitian

Dalam rekam medis, isinya merupakan data dan informasi yang bisa

digunakan dalam penelitian atau mengembangkan penelitian.

e. Aspek Pendidikan

Dalam dokumen rekam medis dapat digunakan dan informasi yang

update sebagai bahan pengajaran.

f. Aspek Dokumentasi

Dalam rekam medis mengandung data/informasi yang berfungsi

sebagai ingatan atau laporan yang nantinya dapat dipertanggung jawabkan

oleh pihak instansi pelayanan kesehatan.

Adapun kegunaan dari rekam medis itu sendiri, yaitu :

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang

berpartisipasi dalam menawarkan jenis pelayanan, pengobatan, dan

perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan

kepada pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan yang diberikan selama pasien

berkunjung di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa data dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan kepada pasien, agar pasien merasa puas dan merasa lebih

baik dari kondisi sebelumnya.


13

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien dan dalam jajaran pelayanan

kesehatan.

C. Tinjauan tentang Pelayanan Rekam Medis

1. Pelayanan Rawat Jalan

a. Pengertian Pelayanan rawat jalan

Pelayanan Rawat Jalan merupakan pelayanan pasien dalam bentuk

observasi, diagnosis, pengobatan, Rehabilitasi dan pelayanan kesehatan yang

tanpa menginap di rumah sakit (Kepmenkes, 2007).

b. Alur dan Prosedur Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan

1) Sebelum tempat pendaftaran dibuka petugas perlu mempersiapkan :

Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), Kartu Indeks Berobat (KIB),

dokumen rekam medis, buku register, tracer dan buku ekspedisi.

2) Setelah tempat pendaftaran dibuka :

a) Petugas pendaftaran terlebih dahulu memastikan atau bertanya

kepada pasien apakah pasien tersebut pernah datang berobat di rumah

sakit tersebut atau belum. Jika telah diminta menunjukkan KIB-nya

kemudian digunakan untuk mencari dokumen rekam medis yang

lama. Jika belum pernah berobat di rumah sakit tersebut, maka

petugas akan menanyakan identitas pasien untuk dibuatkan KIB dan

diberikan nomor rekam medis.

b) Menyimpan KIUP berdasarkan abjad


14

c) Menanyakan keluhan utama pasien, dan menanyakan pasien mau ke

poliklinik mana. Jika telah diketahui poliklinik mana yang dituju,

maka pasien akan membayar jasa pelayanan rawat jalan.

d) Mencatat identitas pasien pada buku register TPPRJ

e) Memberikan tracer ke filing saat pengambilan berkas rekam medis.

f) Menerima berkas rekam medis lama dari bagian filing, dengan

menggunakan tanda penerima.

g) Membuat laporan harian yang berisi tentang informasi mengenai

hasil hari ini (Gunarti, 2019).

c. Standar Pelayanan Minimal TP2RJ

1) Waktu standar penyediaan Berkas/dokumen rekam medis pelayanan

rawat jalan ≤ 10 menit (Menkes, 2008).

2) Waktu tunggu pelayanan pada rawat jalan adalah ≤ 60 menit (Menkes,

2008)

2. Pelayanan Rawat Inap

a. Pengertian Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien dalam bentuk

observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitatif dan pelayanan kesehatan

lainnya dengan menginap di rumah sakit (Kepmenkes, 2007).

b. Alur dan Prosedur Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap

1) Setiap petugas menanyakan penggunaan tempat tidur kepada petugas unit

rawat inap untuk dibuat sensus harian.


15

2) Menyediakan bekas rekam medis untuk rawat inap sesuai dengan

spesialisnya, diantaranya register rawat inap, dokumen rawat inap sesuai

dengan bangsal masing-masing, surat persetujuan rawat inap, data

penyakit yang harus segera dilaporkan ke Dati II.

3) Menerima pasien rawat inap sesuai dengan admission note.

4) Mencatat identitas pasien rawat inap pada berkas rekam medis.

5) Memesankan ruangan bagi pasien rawat inap ke bangsal rawat inap.

6) Menulis nomor rekam medis pada tracer untuk diserahkan ke unit filing.

7) Membuat KIB dan KIUP pasien.

8) Mencatat buku register rawat inap

9) Mendistribusikan dokumen rekam medis dan mengantar pasien ke

bangsal.

10) Mencatat nama-nama pasien yang menggunakan tempat tidur

(Gunarti, 2019).

c. Standar Pelayanan Minimal TP2RI

Waktu standar penyediaan berkas/dokumen rekam medis pelayanan

rawat inap ≤ 15 menit (Menkes, 2008).

3. Pelayanan Gawat Darurat

a. Pengertian Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kedaruratan medik yang

harus dilayani secepat mungkin untuk mencegah/menanggulangi risiko

kematian atau cacat (Kepmenkes, 2007) .


16

b. Standar Minimal Pelayanan Gawat Darurat

Waktu tanggap pelayanan dokter rawat darurat adalah ≤ 5 menit

terlayani setelah pasien dating (Menkes, 2008).

4. Waktu dan hari kerja

Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 77 ayat (2) yang menyebutkan

bahwa :

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk

6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

D. Tinjauan tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Perencanaan Sumber Daya Manusia

SDM berperan besar dalam kesuksesan organisasi, karena dapat

mempengaruhi efektivitas organisasi dalam perencanaan aset sumber daya

manusia baik barang dan jasa maupun finansial serta menentukan seluruh

tujuan dan strategi organisasi (Rachmawati, 2008).

a. Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah kerangka interaksi yang

digunakan untuk meramalkan minat dan penyediaan SDM dikemudian hari.

Melalui program perencanaan SDM yang sistemis dapat memperkirakan

kebutuhan tenaga kerja pada beberapa periode tertentu, dengan tujuan

perencanaan rekrutmen, seleksi, serta pelatihan (Rachmawati, 2008).


17

b. Perencanaan Sumber Daya Manusia (human resources planning) adalah

dasar untuk rekrutmen, seleksi, latihan dan pelatihan, dan kegiatan lainnya

dalam organisasi. Perencanaan sumber daya manusia merupakan kumpulan

kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis pada

organisasi dimasa depan dan untuk memenuhi prasyarat tenaga kerja yang

ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut (Handoko, 2000).

2. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia.

Tujuan umum perencanaan sumber daya manusia adalah untuk

mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia dan

mengembangkan program-program kepegawaian dalam rangka mengeliminir

penyimpangan-penyimpangan, atas dasar kepentingan individu dan organisasi

(Faida & Muhadi, 2019).

Tujuan khusus perencanaan sumber daya manusia yaitu mengurangi

beban biaya dibidang ketenagaan, menjadi dasar yang baik dalam

merencanakan pengembangan ketenagakerjaan dalam rangka mengoptimalkan

pendayagunaan SDM, meningkatkan proses perencanaan organisasi secara

menyeluruh, memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk

mengembangkan potensi diri, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya

manajemen sumber daya manusia yang baik (Faida & Muhadi, 2019).

Menurut Thomas H. Stone terdapat dua tujuan dalam perencanaan

sumber daya manusia, yaitu :


18

a. Membantu menentukan tujuan organisasi, termasuk mengatur lowongan

kerja yang setara dan tujuan tindakan alternatif lainnya.

b. Melihat dampak dari kebijakan alternatif sumber daya manusia dan

merekomendasikan pelaksanaan yang paling efektif dalam menunjang

keefektifan organisasi.

Secara luas, tujuan perencanaan SDM adalah untuk meningkatkan

manfaat dari sumber daya manusia, secara produktif mengubah kegiatan SDM

dan kebutuhan dimasa depan, meningkatkan efektifitas dalam menarik petugas

baru, dan melengkapi informasi sumber daya manusia yang dapat membantu

kegiatan SDM dan unit organisasi lainnya (Hariandja, 2005).

3. Manfaat Sumber Daya Manusia

Secara umum, manfaat dari perencanaan SDM ini adalah dapat

memberikan kualitas positif bagi kepentingan organisasi (Rachmawati, 2008).

E. Tinjauan tentang Metode Perencanaan Kebutuhan SDM

1. Analisa Beban kerja

Teknik analisis beban kerja merupakan kerangka proses dalam

menghitung beban kerja suatu posisi dan juga membutuhkan jumlah orang

untuk mengisi posisi. Analisis beban kerja penting untuk menghitung

kebutuhan petugas dalam menyelesaikan semua tugas.


19

Beban kerja merupakan jumlah pekerjaan yang wajib dipikul oleh suatu

unit organisasi dan merupakan hasil dari volume kerja dan standar waktu

tertentu (Permendagri, 2008).

a. Menghitung Jam Kerja Efektif

Waktu kerja tersedia atau waktu kerja efektif, standar beban kerja,

dan standar kelonggaran merupakan sumber data yang diperlukan dalam

menghitung kebutuhan tenaga.

Berdasarkan peraturan kepala badan kepegawaian negara nomor 19

tahun 2011 tentang pedoman umum penyusunan kebutuhan pegawai negeri

sipil, jam kerja efektif setelah dikurangi waktu luang adalah sebagai berikut

(BKN, 2011):

1) Jam kerja efektif per hari = 1 hari x 5 jam = 300 menit

2) Jam kerja efektif per minggu = 5 hari x 5 jam = 25 jam = 1.500 menit

3) Jam kerja efektif per bulan = 20 hari x 5 jam = 100 jam = 6.000 menit

4) Jam kerja efektif per tahun = 240 hari x 5 jam = 1.200 jam = 72.000

menit.

Jam kerja efektif dijadikan sebagai alat pengukur dari bobot kerja

yang dihasilkan setiap unit kerja. Dalam keputusan presiden republik

Indonesia nomor 68 tahun 1995 telah ditentukan jam kerja kerja 37 jam 30

menit per minggu, baik untuk 5 hari kerja maupun 6 hari kerja sesuai dengan

yang ditetapkan kepala daerah masing-masing.

Contoh perhitungan 1 :
20

a) Untuk 5 hari kerja :

a) Jam kerja PNS per minggu = 37,5 jam (37 jam 30 menit)

b) Jam kerja PNS per hari = 3,5 jam : 5 = 7,5 jam (7 jam 30 menit)

c) Jam kerja efektif per hari = 75% x 7,5 jam = 5 jam 37 menit = 337

menit dibulatkan 330 menit (5 jam 30 menit)

d) Jam kerja efektif per minggu = 5 hari x 330 menit = 1.650 menit

e) Jam kerja efektif per bulan = 20 hari x 330 menit = 6.600 menit

f) Jam kerja efektif per tahun = 12 x 6.600 menit = 79.000 menit =

1.320 jam = 1.300 jam

b) Untuk 6 hari kerja

a) Jam kerja PNS per minggu = 37,5 jam (37 jam 30 menit)

b) Jam kerja PNS per hari = 37,5 jam : 6 = 6,25 jam (6 jam 15 menit)

c) Jam kerja efektif per hari : 75% x 6,25 jam = 4 jam 40 menit = 280

menit dibulatkan menjadi 275 menit ( 4 jam 35 menit)

d) Jam kerja efektif per minggu = 6 hari x 275 menit = 1.650 menit

e) Jam kerja per bulan = 24 hari x 275 menit = 6.600 menit

f) Jam kerja efektif per tahun = 12 x 6.600 menit = 79.200 menit =

1.320 jam = 1.300 jam

Contoh perhitungan 2:

1) Hari kerja efektif merupakan jumlah hari dalam kalender dikurangi hari

libur dan cuti.

Untuk 5 hari kerja :


21

a) Jumlah hari per tahun = 365 hari

b) Libur sabtu – minggu = 104 hari

c) Libur resmi = 14 hari

d) Cuti = 12 hari

e) Jumlah hari libur dan cuti = 130 hari

f) Hari kerja efektif = jumlah hari per tahun (365 hari) – jumlah hari

libur dan cuti (130 hari) = 235 hari

Untuk 6 hari kerja :

a) Jumlah hari per tahun = 365 hari

b) Libur sabtu – minggu = 52 hari

c) Libur resmi = 14 hari

d) Cuti = 12 hari

e) Jumlah hari libur dan cuti = 78 hari

f) Hari kerja efektif = jumlah hari per tahun (365 hari) – jumlah hari

libur dan cuti (78 hari) = 287 hari

2) Jam kerja efektif merupakan jumlah jam kerja formal dikurangi waktu

kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air,

melepas lelah, istirahat makan, dan lain sebagainya. Allowance rata-rata

sekitar 25% dari jumlah jam kerja formal.

Jam kerja formal per minggu = 37 jam 30 menit

Jam kerja efektif per minggu (dikurangi waktu luang 25%) = 75/100 x

37 jam 30 menit = 28 jam


22

Jam kerja efektif per hari :

a) 5 hari kerja = 28 jam / 5 hari = 5 jam 36 menit/hari

b) 6 hari kerja = 28 jam / 6 hari = 4 jam 23 menit/hari

Jam kerja efektif per tahun :

a) 5 hari kerja = 235 hari x 5 jam 36 menit/hari = 1.324 jam = 1.300

jam

b) 6 hari kerja = 287 hari x 4 jam 23 menit/hari = 1.339 jam = 1.300

jam

Jam kerja efektif tersebut akan dijadikan sebagai alat ukur dari beban

kerja yang dihasilkan setiap unit kerja atau jabatan (Siswati, 2018).

2. Metode Workload Indicator Of Staffing Needs (WISN)

WISN ( Work Load Indicator Staff Need) adalah petunjuk yang dapat

menunjukkan besaran jumlah kebutuhan tenaga untuk sarana kesehatan

berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan

rasional (Kepmenkes, 2004).

Metode WISN merupakan perhitungan kebutuhan tenaga kerja

berdasarkan beban kerja yang nyata dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada

tiap unit kerja fasilitas pelayanan kesehatan (Faida & Muhadi, 2019).

Metode WISN merupakan alat manajemen sumber daya manusia yang

menentukan berapa banyak tenaga kerja untuk kelompok kerja tertentu disuatu

organisasi atau perusahaan dan menilai beban kerja tenaga kerja disuatu

organisasi atau perusahaan.


23

Untuk mengidentifikasi beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja di

organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah dan fasilitas kesehatan

swasta, dapat diterapkan dengan menggunakan metode WISN. Perhitungan

WISN dilakukan secara terpisah mulai dari perhitungan waktu kerja sampai

dengan hasil akhir dalam langkah analisis beban kerja untuk mengetahui

masing-masing tingkat beban kerja tenaga kerja. Dalam hal tersebut, perlu

dipastikan bahwa data kuantitas kerja dan rincian kegiatan atau aktivitas kerja

yang dihitung fokus pada masing-masing kegiatan pokok, tambahan maupun

penunjang yang dilakukan oleh seorang tenaga kerja pada kelompok kerja yang

diamati (Mahawati et al., 2021).

Berikut Langkah-langkah metode WISN :

a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia

Tenaga medis tidak bekerja pada hari libur resmi, sakit, sedang

pelatihan, atau memiliki alasan pribadi lainnya untuk tidak bekerja. Mereka

juga berhak mengambil cuti tahunan karena tenaga medis tidak bekerja

setiap hari sepanjang tahun. Langkah selanjutnya dalam metode WISN

adalah menghitung waktu kerja tersedia (WKT). Waktu kerja tersedia

(WKT) adalah waktu seorang pekerja yang tersedia dalam setahun untuk

melakukan pekerjaannya dengan mempertimbangkan absensi resmi dan

tidak resmi. Sebaiknya menghitung jumlah hari kerja efektif terlebih dahulu

dalam menentukan waktu tersedia. Menurut (Faida & Muhadi, 2019)

perhitungannya sebagai berikut:


24

Waktu Kerja Tersedia (WKT) = {A-(B+C+D+E)} x F

Keterangan :

A = Jumlah hari kerja dalam 1 tahun

B = Cuti dalam hitungan tahun

C = Pelatihan yang berlaku di rumah sakit

D = Hari Libur Nasional berdasarkan keputusan bersama menteri terkait

tentang hari libur nasional.

E = Tidak hadir tanpa ada alasan yang jelas

F = Waktu kerja yang berlaku di rumah sakit.

b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Dalam menentukan unit kerja dan kategori SDM yang akan dihitung

maka dibutuhkan data dan informasi, untuk penetapannya yang diperoleh

dari hukum dan undang-undang jabatan SDM untuk kesehatan, standar

profesi, dan data pegawai. Ini bertujuan dalam menyusun kegiatan

pelayanan kesehatan didalam atau diluar rumah sakit untuk mendapatkan

unit kerja dan SDM yang ahli dan penuh tanggung jawab.

c. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja merupakan volume kuantitas beban kerja selama

satu tahun per kategori SDM. Standar beban kerja suatu kegiatan disusun

berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan waktu rata-rata

dan waktu kerja yang dimiliki kategori SDM (Faida & Muhadi, 2019).
25

Kegiatan pokok petugas ditetapkan dalam standar pelayanan yang

diukur dalam suatu aktivitas dimulai, sampai aktivitas tersebut selesai.

Diketahui terdapat dua hal penting dalam standar pelayanan yaitu

mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan dan jumlah rata-rata aktivitas

yang dikerjakan dalam waktu tertentu. Contoh: waktu pelayanan pendaftaran

diukur dari petugas mulai melayani proses pendaftaran pasien sampai

dengan selesai melayani proses pendaftaran tersebut (Mahawati et al., 2021).

Berikut adalah rumus perhitungan standar beban kerja :

Waktu Kerja yang Tersedia


Standar Beban Kerja =
Rata-rata Waktu Per kegiatan pokok

d. Menyusun Standar Kelonggaran

Tujuan dalam menyusun standar kelonggaran adalah untuk

memperoleh faktor kelonggaran SDM, dimana dalam menyelesaikan suatu

kegiatan tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien (Faida &

Muhadi, 2019).

Berikut Rumus standar kelonggaran :

Rata-rata waktu per faktor kelonggaran


Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja yang Tersedia
26

e. Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja

Kebutuhan Tenaga Kerja Merupakan jumlah tenaga kerja yang

diperlukan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam satu satuan waktu

tertentu. Untuk menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja, diperlukan

sumber- sumber data, khususnya kuantitas kegiatan pokok yang dilakukan di

tiap unit rekam medis. Sumber data tersebut diperoleh dari data kegiatan

pelayanan rawat jalan, rawat inap, standar beban kerja, dan standar

kelonggaran (Gultom & Sihotang, 2019).

Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan tenaga

per unit kerja meliputi :

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya :

1) Waktu kerja tersedia

2) Standar beban kerja

3) Standar beban kerja masing-masing kategori SDM yang diteliti.

b. Kuantitas kegiatan pokok atau kegiatan produktif tiap unit dalam setahun

Berikut Rumus Kebutuhan Tenaga :

Kuantitas Kegiatan Pokok


Kebutuhan SDM = + Standar Kelonggaran

Standar Beban Kerja


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan literature review dengan menggunakan

metode deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang analisis

kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran berdasarkan metode WISN di

rumah sakit.

Dari lima penelitian yang dilakukan review, terdapat tiga penelitian

menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional, ada satu yang

menggunakan deskriptif dengan pendekatan time series, dan satu penelitian yang

menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

B. Sumber Data

Sumber data pada literature review adalah data sekunder, data utama

adalah artikel hasil penelitian, sehingga kualitas data ditentukan pada pencarian

Literature.

C. Kata Kunci

Hal yang paling terpenting dalam pencarian literature adalah kata kunci

yang digunakan dalam pencarian database, kata kunci sangat menentukan

kualitas yang diperoleh sehingga kata kunci yang harus disusun sebaik mungkin.

27
28

Beberapa yang perlu diperhatikan dalam menyusun kata kunci adalah alternatif

kata kunci lain yang serupa, persamaan kata, atau makna, ejaan dan bentuk kata

kuncinya jamak kata tunggal karena semua yang kita dapatkan pada pencarian

database ditentukan kata kunci yang dimasukkan.

Adapun kata kunci yang digunakan pada pencarian jurnal di database

adalah “kebutuhan tenaga rekam medis AND WISN” dan “kebutuhan tenaga

rekam medis WISN”.

D. Database Pencarian Literature

Artikel penelitian diperoleh pada jurnal online, dimana setelah kata kunci

ditentukan, selanjutnya menggunakan database untuk melakukan pencarian.

Database pencarian yang digunakan dalam pencarian jurnal atau artikel di

literature review ini adalah Google Scholar dan Garba Rujukan Digital

(GARUDA).

E. Strategi Pencarian Literature

Strategi pencarian dalam literature ini adalah bagaimana cara penulis

mendapatkan artikel yang dicari sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Strategi yang bisa digunakan dalam pencarian literature yaitu dengan

menggunakan boolean system. Boolean system yang digunakan pada mesin

pencarian yaitu dengan menggunakan kata AND, OR, NOT pada kata kunci,

maka hal ini akan memberikan perintah untuk memunculkan artikel dengan kata

kunci.
29

Tabel 2
Strategi pencarian Literature Review

DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL


Google Scholar Kebutuhan Tenaga Rekam Medis AND WISN
Garuda Kebutuhan Tenaga Rekam Medis WISN

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi diartikan sebagai hal yang wajib dipenuhi artikel atau

jurnal sehingga dapat dijadikan data untuk penelitian ini, sedangkan kriteria

eksklusi diartikan sebagai indikator ketika artikel atau jurnal tersebut ditemukan,

maka artikel itu tidak dapat diambil dalam proses literature review. Terdapat

beberapa indikator yang bisa dijadikan dasar dalam menentukan kriteria inklusi

dan eksklusi.

Literature Review Analisis Kebutuhan Perekam Medis Bagian

Pendaftaran Berdasarkan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) di

Rumah Sakit, maka proses inklusi dan eksklusi dapat dibuat seperti ini :
30

Tabel 3
Kriteria Inklusi dan Eksklusi

INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2016-2021 Artikel tahun <2016
Jurnal yang dapat diakses fulltext Jurnal yang hanya menampilkan
abstrak atau tidak full text
Waktu yang tersedia yang ada dibagian Waktu yang tersedia yang ada
pendaftaran dibagian filing dan pengolahan

Beban kerja tenaga rekam medis Beban kerja tenaga rekam medis
dibagian pendaftaran dibagian filing dan pengolahan

Standar kelonggaran yang ada dibagian Standar kelonggaran yang ada


pendaftaran dibagian filing dan pengolahan

Jumlah tenaga rekam medis yang Jumlah tenaga rekam medis yang
dibutuhkan dibagian pendaftaran dibutuhkan dibagian filing dan
pengolahan
Kebutuhan sumber daya manusia di Kebutuhan sumber daya manusia di
rumah sakit puskesmas

G. Sintesis Hasil Literature

Sintesis hasil literature sangat ditekankan untuk mendapatkan literature

yang berkualitas. Proses seleksi literature digambarkan tahap demi tahap dari

hasil pencarian literature dan database pencarian jurnal.

1. Hasil Pencarian Literature.

Dari hasil penelusuran jurnal di database (Google Scholar dan

GARUDA) penulis menemukan 510 yang sesuai dengan kata kunci, dan

terdapat duplikat sebanyak 10 jurnal. kemudian diseleksi kembali, sehingga

jurnal yang ditemukan 297 jurnal dari rentang waktu 2016-2021. Kemudian
31

41 jurnal dikeluarkan karena tidak full text. Sehingga terdapat 256 jurnal yang

full text yang dapat diakses terkait dengan judul penelitian ini dan juga

termasuk rentang waktu 2016-2021, lalu 247 jurnal dikeluarkan karena tidak

sesuai dengan kriteria inklusi, dan ada 4 jurnal dikeluarkan karena jurnal

tersebut merupakan jurnal tentang literatur review, sehingga berdasarkan

dengan kriteria inklusi yang ditentukan, terdapat 5 jurnal yang memenuhi

kriteria tersebut.

Hasil pencarian literature yang akan digunakan, dapat dilihat dengan

menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Item for Systematic

Review and Meta Analysis).


32

Pencarian di google scholar Pencarian di GARUDA

(n= 500) (n= 10)

Duplicates

(n=10 )

203 jurnal tidak digunakan


Screening
karena, diterbitkan dalam
(n=297) rentang waktu <2016

Jurnal yang dapat diakses 41 jurnal dikeluarkan


penuh (FullText) karena, tidak dapat diakses/
tidak Fulltext
(n= 256)

1. Jurnal tidak sesuai


dengan kriteria
inklusi (n = 247)
Jurnal akhir yang dapat 2. Jurnal tentang
di analisa sesuai dengan literature review (n
rumusan masalah = 4)

( n= 5 )

Gambar 1 Alur Penemuan Jurnal


33

2. Daftar Jurnal yang Memenuhi Kriteria

a. Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja

dengan Metode WISN di bagian Pendaftaran Rumah Sakit Umum Haji

Medan (Gultom & Sihotang, 2019).

b. Analisis Kebutuhan Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan Rawat

Inap Berdasarkan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) Di RSI

Sultan Agung Semarang (Warijan et al., 2018)

c. Analisa Perencanaan Sumber Daya Manusia dengan Metode WISN Pada

Petugas Rekam Medis Rumah Sakit X di Surakarta Jawa Tengah (Asriati,

2019)

d. Tinjauan Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Unit Rekam

Medis Berdasarkan Metode WISN di RSUI Banyu Bening Boyolali

(Cahyaningrum et al., 2018)

e. Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan Workload Indicator Staff Need (WISN)

Bagian Pendaftaran (Handayani & Arief, 2020)


34

H. Ekstraksi Data

Proses atau tindakan dimana data yang diambil atau diekstrak dari sumber

data sebagai sistem operasional yang biasanya tidak terstruktur untuk melakukan

proses data lebih lanjut mungkin juga menambahkan data. Data-data utama yang

diambil dari jurnal: judul, nama peneliti dan tahun penelitian, desain penelitian,

populasi (sampel), jumlah dan karakteristik sampel penelitian, dan komponen

tujuan khusus penelitian. Data-data tersebut dimasukkan dalam form ekstraksi

data serta akan ditampilkan dalam bentuk tabel.

Tabel 4
Format Ekstraksi Data

Judul
Artikel, Kebutuh
Waktu Standar Standar
Nama Desain Populasi an
No Kerja Beban Kelonggar
Peneliti Penelitian Sampel Tenaga
Tersedia Kerja an
(Author)
, Tahun
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis mendeskripsikan beberapa sumber dari literature

tentang analisis kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran berdasarkan

metode WISN di rumah sakit. Penulis melakukan pencarian dan pengumpulan

artikel pada tahun 2016 - 2021.

Berdasarkan hasil pencarian literature terdapat 5 artikel yang memenuhi

kriteria inklusi. Hasil penelitian tersebut berkaitan dengan kebutuhan perekam

medis bagian pendaftaran. Adapun hasil literature dapat dilihat pada tabel yang

dipisahkan berdasarkan tujuan khusus :

35
36

1. Waktu Kerja Tersedia dibagian Pendafataran

Tabel 5
Waktu Kerja Tersedia

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Waktu Kerja Tersedia


(Author), Tahun
1. Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam 124.320 Menit/Tahun
Medis Berdasarkan Beban Kerja
dengan Metode WISN di bagian
Pendaftaran Rumah Sakit Umum Haji
Medan, (Gultom & Sihotang, 2019)

2. Analisis Kebutuhan Petugas 111.765 Menit/Tahun


Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan
Rawat Inap Berdasarkan Metode
Workload Indicator Staff Need
(WISN) Di RSI Sultan Agung
Semarang, (Warijan et al., 2018)

3. Analisa Perencanaan Sumber Daya 91560 Menit/Tahun untuk 5 hari kerja,


Manusia dengan Metode WISN Pada dan
Petugas Rekam Medis Rumah Sakit X 135240 Menit/Tahun untuk 7 hari
di Surakarta Jawa Tengah, (Asriati, kerja
2019)

4. Tinjauan Beban Kerja dan Kebutuhan 880380 Menit/Tahun


Sumber Daya Manusia Unit Rekam
Medis Berdasarkan Metode WISN di
RSUI Banyu Bening Boyolali,
(Cahyaningrum et al., 2018)

5. Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan 129120 Menit/Tahun


Workload Indicator Staff Need
(WISN) Bagian Pendaftaran,
(Handayani & Arief, 2020)

Berdasarkan table 5 didapatkan dari hasil penelitian Gultom &

Sihotang (2019) dengan waktu kerja tersedia 124.320 menit/tahun, Warijan et

al (2018) waktu kerja tersedia 111.765 menit/tahun, Asriati (2019) waktu

kerja tersedia 91560 menit/tahun untuk 5 hari kerja, dan 135240 menit/tahun

untuk 7 hari kerja, Cahyaningrum et al (2018) waktu kerja tersedia 880380


37

menit/tahun, Handayani & Arief (2020) waktu kerja tersedia 129120

menit/tahun

2. Standar Beban Kerja dibagian Pendafataran

Tabel 6
Standar Beban Kerja

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Standar Beban Kerja


(Author), Tahun
1. Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam 72.332 Menit/Tahun
Medis Berdasarkan Beban Kerja
dengan Metode WISN di bagian
Pendaftaran Rumah Sakit Umum Haji
Medan, (Gultom & Sihotang, 2019)

2. Analisis Kebutuhan Petugas 239.477,1 Menit/Tahun


Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan
Rawat Inap Berdasarkan Metode
Workload Indicator Staff Need
(WISN) Di RSI Sultan Agung
Semarang, (Warijan et al., 2018)

3. Analisa Perencanaan Sumber Daya 1.383.868,4


Manusia dengan Metode WISN Pada Menit/Tahun untuk 5 hari kerja dan
Petugas Rekam Medis Rumah Sakit 1.826.131,76 Menit/Tahun untuk 7
X di Surakarta Jawa Tengah, (Asriati, hari kerja
2019)

4. Tinjauan Beban Kerja dan Kebutuhan 221083 Menit/Tahun


Sumber Daya Manusia Unit Rekam
Medis Berdasarkan Metode WISN di
RSUI Banyu Bening Boyolali,
(Cahyaningrum et al., 2018)

5. Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan 7978,1 Menit/Tahun


Workload Indicator Staff Need
(WISN) Bagian Pendaftaran,
(Handayani & Arief, 2020)
38

Berdasarkan table 6 didapatkan dari hasil penelitian Gultom &

Sihotang (2019) memiliki beban kerja sebesar 72.332 menit/tahun, Warijan et

al (2018) memiliki beban kerja sebesar 239.477,1 menit/tahun, Asriati (2019)

memiliki beban kerja sebesar 1.383.868,4 menit/tahun untuk 5 hari kerja dan

1.826.131,76 menit/tahun untuk 7 hari kerja, Cahyaningrum et al (2018)

memiliki beban kerja sebesar 221083 menit/tahun, dan Handayani & Arief

(2020) memiliki beban kerja sebesar 7978,1 menit/tahun.

3. Standar Kelonggaran dibagian Pendafataran

Tabel 7
Standar Kelonggaran

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Standar Kelonggaran


(Author), Tahun
1. Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam 0.078 Menit/Tahun
Medis Berdasarkan Beban Kerja
dengan Metode WISN di bagian
Pendaftaran Rumah Sakit Umum Haji
Medan, (Gultom & Sihotang, 2019)

2. Analisis Kebutuhan Petugas 0,16 Menit/Tahun


Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan
Rawat Inap Berdasarkan Metode
Workload Indicator Staff Need (WISN)
Di RSI Sultan Agung Semarang,
(Warijan et al., 2018)

3. Analisa Perencanaan Sumber Daya 0.19 Menit/Tahun untuk 5 hari kerja,


Manusia dengan Metode WISN Pada dan
Petugas Rekam Medis Rumah Sakit X 0,09 untuk 7 hari kerja
di Surakarta Jawa Tengah, (Asriati,
2019)

4. Tinjauan Beban Kerja dan Kebutuhan 1.6 Menit/Tahun


Sumber Daya Manusia Unit Rekam
Medis Berdasarkan Metode WISN di
RSUI Banyu Bening Boyolali,
(Cahyaningrum et al., 2018)
39

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Standar Kelonggaran


(Author), Tahun
5. Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan 0.14 Menit/Tahun
Workload Indicator Staff Need (WISN)
Bagian Pendaftaran, (Handayani &
Arief, 2020)

Berdasarkan table 7 didapatkan dari hasil penelitian Gultom &

Sihotang (2019) diperoleh standar kelonggaran 0.078 menit/tahun, Warijan et

al (2018) standar kelonggaran 0,16 menit/tahun, Asriati (2019) standar

kelonggaran menit/tahun untuk 5 hari kerja, dan 0,09 untuk 7 hari kerja,

Cahyaningrum et al (2018) standar kelonggaran 1.6 menit/tahun, Handayani &

Arief (2020) standar kelonggaran 0.14 menit/tahun.

4. Kebutuhan Tenaga dibagian Pendafataran

Tabel 8
Kebutuhan Tenaga

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Kebutuhan Tenaga


(Author), Tahun
1. Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam Jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak
Medis Berdasarkan Beban Kerja 2 orang dan dibutuhkan lagi penambahan 1
dengan Metode WISN di bagian orang sesuai dengan perhitungan.
Pendaftaran Rumah Sakit Umum
Haji Medan, (Gultom & Sihotang,
2019)

2. Analisis Kebutuhan Petugas Jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak


Pendaftaran Pasien Rawat Jalan 12 orang dan jumlah yang dibutuhkan
dan Rawat Inap Berdasarkan sesuai dengan perhitungan sebanyak 13
Metode Workload Indicator Staff orang, maka perlu adanya penambahan
Need (WISN) Di RSI Sultan petugas sebanyak 1 orang
Agung Semarang, (Warijan et al.,
2018)
40

No. Judul Artikel, Nama Peneliti Kebutuhan Tenaga


(Author), Tahun
3. Analisa Perencanaan Sumber Daya Jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak
Manusia dengan Metode WISN 49 orang dan jumlah yang dibutuhkan
Pada Petugas Rekam Medis sesuai dengan perhitungan sebanyak 49
Rumah Sakit X di Surakarta Jawa orang, maka kebutuhan tenaga sudah sesuai
Tengah, (Asriati, 2019)

4. Tinjauan Beban Kerja dan Jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak


Kebutuhan Sumber Daya Manusia 6 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai
Unit Rekam Medis Berdasarkan dengan perhitungan sebanyak 6 orang,
maka kebutuhan tenaga sudah sesuai
Metode WISN di RSUI Banyu
Bening Boyolali, (Cahyaningrum
et al., 2018)

5. Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan Jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak


Workload Indicator Staff Need 6 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai
(WISN) Bagian Pendaftaran, dengan perhitungan sebanyak 9 orang,
maka perlu adanya penambahan petugas
(Handayani & Arief, 2020)
sebanyak 3 orang

Berdasarkan table 8 didapatkan dari hasil penelitian Gultom &

Sihotang (2019) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 2 orang dan

dibutuhkan lagi penambahan 1 orang sesuai dengan perhitungan, Warijan et al

(2018) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 12 orang dan jumlah yang

dibutuhkan sesuai dengan perhitungan sebanyak 13 orang, maka perlu adanya

penambahan petugas sebanyak 1 orang, Asriati (2019) jumlah SDM bagian

pendaftaran sebanyak 49 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan

perhitungan sebanyak 49 orang, maka kebutuhan tenaga sudah sesuai,

Cahyaningrum et al (2018) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 6 orang

dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan sebanyak 6 orang,

maka kebutuhan tenaga sudah sesuai, Handayani & Arief (2020) jumlah SDM

bagian pendaftaran sebanyak 6 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai


41

dengan perhitungan sebanyak 9 orang, maka perlu adanya penambahan

petugas sebanyak 3 orang.

B. Pembahasan

Untuk mengidentifikasi beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja di

organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah dan fasilitas kesehatan swasta,

dapat diterapkan dengan menggunakan metode WISN. Perhitungan WISN

dilakukan secara terpisah mulai dari perhitungan waktu kerja sampai dengan

hasil akhir dalam langkah analisis beban kerja untuk mengetahui masing-masing

tingkat beban kerja tenaga kerja. Dalam hal tersebut, perlu dipastikan bahwa data

kuantitas kerja dan rincian kegiatan atau aktivitas kerja yang dihitung fokus pada

masing-masing kegiatan pokok, tambahan maupun penunjang yang dilakukan

oleh seorang tenaga kerja pada kelompok kerja yang diamati (Mahawati et al.,

2021).

1. Waktu Kerja Tersedia

Perhitungan waktu kerja digunakan sebagai alat ukur waktu yang

digunakan dalam menjalankan suatu rangkaian operasi. Berdasarkan hasil

review dari 5 penelitian waktu kerja yang tersedia sebagai berikut, Gultom &

Sihotang (2019) waktu kerja tersedia 124.320 menit/tahun, Warijan et al

(2018) waktu kerja tersedia 111.765 menit/tahun, Asriati (2019) waktu kerja

tersedia 91560 menit/tahun untuk 5 hari kerja, dan 135240 menit/tahun untuk

7 hari kerja, Cahyaningrum et al (2018) waktu kerja tersedia 880380


42

menit/tahun, Handayani & Arief (2020) waktu kerja tersedia 129120

menit/tahun.

Adapun rumus yang digunakan:

Waktu Kerja Tersedia (WKT) = {A-(B+C+D+E)} x F

Keterangan :

A = Jumlah hari kerja dalam 1 tahun

B = Cuti dalam hitungan tahun

C = Pelatihan yang berlaku di rumah sakit

D = Hari Libur Nasional berdasarkan keputusan bersama menteri terkait

tentang hari libur nasional.

E = Tidak hadir tanpa ada alasan yang jelas

F = Waktu kerja yang berlaku di rumah sakit.

Berdasarkan rumus yang digunakan telah sesuai yang dipakai oleh tiap

jurnal dan telah sesuai dengan teori yang ada (Faida & Muhadi, 2019).

Dapat dilihat bahwa tiap jurnal yang yang telah direview memiliki hari

kerja dan waktu kerja yang berbeda-beda. Menurut undang-undang nomor 13

tahun 2003 pasal 77 ayat (2) yang menyebutkan bahwa :

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk

6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.


43

Berikut penelitian yang telah memenuhi waktu kerja dan hari kerja

Gultom & Sihotang (2019) terdapat 8 jam kerja dengan waktu 5 hari kerja,

Warijan et al (2018) terdapat 7 jam kerja dengan waktu 6 hari kerja.

Jika di rumah sakit jam kerja dan hari kerjanya tidak mengikuti aturan

yang ada, maka akan sangat berpengaruh pada beban kerja dan standar

kelonggaran petugas, sehingga akan mengakibatkan pelayanan tidak efektif dan

pekerjaan akan menumpuk. Maka sebaiknya rumah sakit mengikuti aturan yang

telah ditetapkan, agar beban kerja dan standar kelonggaran petugas bisa optimal

dan pelayanan menjadi efisien.

2. Standar Beban Kerja

Standar beban kerja merupakan volume kuantitas beban kerja selama

satu tahun per kategori SDM. Standar beban kerja suatu kegiatan disusun

berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan waktu rata-rata dan

waktu kerja yang dimiliki kategori SDM. Berdasarkan hasil review dari 5

penelitian standar beban kerja sebagai berikut, Gultom & Sihotang (2019)

memiliki beban kerja sebesar 72.332 menit/tahun, Warijan et al (2018)

memiliki beban kerja sebesar 239.477,1 menit/tahun, Asriati (2019) memiliki

beban kerja sebesar 1.383.868,4 menit/tahun untuk 5 hari kerja dan

1.826.131,76 menit/tahun untuk 7 hari kerja, Cahyaningrum et al (2018)

memiliki beban kerja sebesar 221083 menit/tahun, dan Handayani & Arief

(2020) memiliki beban kerja sebesar 7978,1 menit/tahun.


44

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Waktu Kerja yang Tersedia


Standar Beban Kerja =
Rata-rata Waktu Per kegiatan pokok

Berdasarkan rumus yang digunakan pada tiap jurnal dan telah sesuai dengan

teori yang ada (Mahawati et al., 2021).

Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat

dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam 1 tahun kerja

sesuai standar profesi. Waktu standar beban kerja ini sangat bervariasi dan

dipengaruhi oleh standar pelayanan, SPO, sarana dan prasarana yang tersedia

dan kompetensi SDM (Siswati, 2018).

Menurut penulis pada kegiatan pokok di loket pendaftaran tentu

berbeda-beda dan menyesuaikan kebutuhan untuk tiap rumah sakit itu sendiri.

Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, jika beban kerja sesuai

standar maka pekerjaan akan lebih efektif, sebaliknya jika standar beban kerja

berlebihan akan menimbulkan dampak negatif bagi pegawai seperti kualitas

kerja menurun disebabkan karena kelelahan dan menumpuknya tugas yang

harus dilaksanakan. Pada loket pendaftaran pula ada petugas yang melakukan

tugas pelayanan bukan dari petugas yang berkompeten, sehingga pelayanan

kurang efektif. Maka dalam menyusun atau menghitung waktu rata-rata per

kegiatan pokok, sebaiknya yang menjadi objeknya adalah tenaga yang memiliki

pengalaman, berkompeten dan memiliki etos kerja agar rata-rata waktu per
45

kegiatan pokok yang digunakan dapat akurat dan dijadikan sebagai acuan dalam

menghitung menggunakan metode WISN.

3. Standar Kelonggaran

Tujuan dalam menyusun standar kelonggaran adalah untuk memperoleh

faktor kelonggaran SDM, dimana dalam menyelesaikan suatu kegiatan tidak

terkait langsung dengan pelayanan pada pasien. Berdasarkan hasil review dari

5 penelitian standar kelonggaran sebagai berikut, Gultom & Sihotang (2019)

diperoleh standar kelonggaran 0.078 menit/tahun, Warijan et al (2018) standar

kelonggaran 0,16 menit/tahun, Asriati (2019) standar kelonggaran menit/tahun

untuk 5 hari kerja, dan 0,09 untuk 7 hari kerja, Cahyaningrum et al (2018)

standar kelonggaran 1.6 menit/tahun, Handayani & Arief (2020) standar

kelonggaran 0.14 menit/tahun.

Adapun rumus yang digunakan:

Rata-rata waktu per faktor kelonggaran


Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja yang Tersedia

Berdasarkan rumus yang digunakan pada tiap jurnal dan telah sesuai dengan

teori yang ada (Faida & Muhadi, 2019).


46

Allowance adalah sejumlah waktu yang ditambahkan dalam waktu

normal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, seperti buang air, istirahat, rapat,

melepas lelah, dan sebagainya. Rata-rata standar kelonggaran sekitar 25% dari

jumlah jam kerja formal (Siswati, 2018). Dari beberapa jurnal telah direview

tidak ada yang mencapai allowance rata-rata standar kelonggaran, hal ini dapat

mengakibatkan petugas mudah lelah dan jenuh dalam menjalankan tugasnya,

karena jumlah istirahat petugas kurang optimal.

Maka dari itu untuk mengurangi kelelahan kerja dan resiko kesehatan

sebaiknya perlu adanya tambahan waktu untuk para petugas beristirahat, agar

pelayanan pada loket pendaftaran berjalan dengan baik dan tidak terjadi

kesalahan dalam melayani pasien.

4. Jumlah Kebutuhan Perekam Medis Bagian Pendaftaran

Untuk menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja, diperlukan sumber-

sumber data, khususnya kuantitas kegiatan pokok yang dilakukan ditiap unit

rekam medis diantaranya rawat jalan, rawat inap, dan IGD. Berdasarkan hasil

review dari 5 penelitian standar kelonggaran sebagai berikut, Gultom &

Sihotang (2019) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 2 orang dan

dibutuhkan lagi penambahan 1 orang sesuai dengan perhitungan, Warijan et al

(2018) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 12 orang dan jumlah yang

dibutuhkan sesuai dengan perhitungan sebanyak 13 orang, maka perlu adanya

penambahan petugas sebanyak 1 orang, Asriati (2019) jumlah SDM bagian

pendaftaran sebanyak 49 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan


47

perhitungan sebanyak 49 orang, maka kebutuhan tenaga sudah sesuai,

Cahyaningrum et al (2018) jumlah SDM bagian pendaftaran sebanyak 6 orang

dan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan sebanyak 6 orang,

maka kebutuhan tenaga sudah sesuai, Handayani & Arief (2020) jumlah SDM

bagian pendaftaran sebanyak 6 orang dan jumlah yang dibutuhkan sesuai

dengan perhitungan sebanyak 9 orang, maka perlu adanya penambahan petugas

sebanyak 3 orang.

Adapun rumus yang digunakan:

Kuantitas Kegiatan Pokok


Kebutuhan SDM = + Standar Kelonggaran

Standar Beban Kerja

Berdasarkan rumus yang digunakan pada tiap jurnal dan telah sesuai dengan

teori yang ada (Faida & Muhadi, 2019).

Standar jumlah PMIK berdasarkan tipe rumah sakit (Permenpan No.

30, 2013) tentang jabatan fungsional perekam medis dan angka kreditnya

menyatakan :

a. Rumah Sakit Umum, meliputi :

1) Rumah Sakit Umum Kelas A

a) Terampil 70 (tujuh puluh) orang

b) Ahli 20 (dua puluh) orang.

2) Rumah Sakit Umum Kelas B

a) Terampil 45 (empat puluh lima) orang.


48

b) Ahli 10 (sepuluh) orang

3) Rumah Sakit Umum Kelas C

a) Terampil 30 (tiga puluh) orang

b) Ahli 6 (enam) orang

4) Rumah Sakit Umum Kelas D

a) Terampil 15 (lima belas) orang.

b) Ahli 4 (empat) orang.

b. Rumah Sakit Khusus, meliputi:

1) Rumah Sakit Khusus Kelas A

a) Terampil, 40 (empat puluh) orang

b) Ahli, 15 (lima belas) orang

2) Rumah Sakit Khusus Kelas B

a) Terampil, 25 (dua puluh lima) orang

b) Ahli, 10 (sepuluh) orang.

3) Rumah Sakit Khusus Kelas C

a) Terampil, 20 (dua puluh) orang

b) Ahli, 5 (lima) orang.

Dari 5 jurnal yang telah direview ada 2 jurnal yang tidak

membutuhkan penambahan petugas karena telah sesuai, dampaknya sangat

positif karena pekerjaan telah setara dengan produktivitas pelayanan, dan hal ini

dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Selanjutnya ada 3 jurnal

yang membutuhkan penambahan petugas dikarenakan beban kerja tinggi,


49

dampaknya tentu sangat berpengaruh terhadap produktivitas pelayanan seperti

petugas merasa kelelahan karena beban kerja yang tinggi, pelayanan tidak

optimal, serta pelayanan tidak efektif dan efisien.

Beban kerja yang berlebihan ataupun yang sedikit akan berdampak

terjadinya efisiensi kerja. Kelebihan tenaga kerja maka menyebabkan suatu

organisasi harus menyetarakan antara tenaga kerja dan produktivitas kerja agar

produktivitas pelayanan efisien dan efektif. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan

tenaga kerja maka akan mengakibatkan kelelahan fisik maupun psikologis bagi

petugas, sehingga dapat berpengaruh pada produktivitas pelayanan petugas

(Africa et al., 2020).

Adapun waktu standar minimal pelayanan diantaranya waktu standar

penyediaan Berkas/dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan ≤ 10 menit

dan Waktu tunggu pelayanan pada rawat jalan adalah ≤ 60 menit. Waktu

standar penyediaan berkas/dokumen rekam medis pelayanan rawat inap ≤ 15

menit (Menkes, 2008).

Menurut peneliti analisis beban kerja sangat dibutuhkan dalam

menghitung berapa banyak tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan semua

pekerjaan. Apabila tenaga kerja tidak seimbang dengan beban kerja yang ada

maka akan terjadi penurunan produktivitas pelayanan pasien, dan dapat

mengakibatkan kelelahan kerja, sehingga dapat mempengaruhi mutu pelayanan

di rumah sakit. Demikian juga sebaliknya jika jumlah petugas lebih banyak dari

pada beban kerja yang ada, maka banyak waktu yang terbuang, sehingga
50

pekerjaan menjadi kurang efektif. Maka jumlah tenaga kerja dan jumlah beban

kerja yang ada harus disesuaikan, agar produktifitas petugas dapat meningkat

dan lebih optimal dalam melakukan pelayanan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil literature review yang telah penulis jabarkan

sehubungan dengan analisis kebutuhan perekam medis bagian pendaftaran

berdasarkan metode workload indicator staffing need (WISN) di rumah sakit,

dapat diambil kesimpulan untuk semua jurnal tidak sama.

1. Diketahui waktu kerja tersedia petugas

Waktu kerja tersedia (WKT) adalah waktu seorang pekerja yang

tersedia dalam setahun untuk melakukan pekerjaannya dengan

mempertimbangkan absensi resmi dan tidak resmi. Berdasarkan hasil

penelitian diatas pada loket pendaftaran, terdapat 5 jurnal yang telah

direview dengan waktu kerja tersedia paling tertinggi berada di RSUI

Banyu Bening Boyolali sebanyak 880380 menit/tahun, dan waktu kerja

paling sedikit berada di RSI Sultan Agung Semarang sebanyak 111.765

menit/tahun.

2. Diketahui beban kerja petugas

Standar beban kerja merupakan volume kuantitas beban kerja

selama satu tahun per kategori SDM. Bedasarkan hasil penelitian diatas

pada loket pendaftaran, terdapat 5 jurnal yang telah di review dan diketahui

beban kerja paling tinggi terdapat di Rumah Sakit X di Surakarta sebanyak

51
52

1.383.868,6 menit/tahun untuk 5 hari kerja dan 1.826.131,76 menit/tahun

untuk 7 hari kerja, dan beban kerja paling sedikit terdapat di RSU Assalam

Gemolong sebanyak 7978,1 menit/tahun.

3. Diketahui standar kelonggaran petugas

Tujuan dalam menyusun standar kelonggaran adalah untuk

memperoleh faktor kelonggaran SDM, dimana dalam menyelesaikan suatu

kegiatan tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien. Berdasarkan

hasil penelitian pada loket pendaftaran terdapat 5 jurnal yang telah

direview, diketahui standar kelonggaran paling tinggi terdapat di RSUI

Banyu Bening Boyolali sebanyak 1,6 menit/tahun dan standar kelonggaran

paling sedikit terdapat di Rumah Sakit Umum Haji Medan sebanyak 0,078

menit/tahun.

4. Diketahui kebutuhan SDM dibagian pendaftaran

Kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang

diperlukan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam satu satuan waktu

tertentu. Berdasarkan hasil penelitian diatas pada loket pendaftaran terdapat

5 jurnal yang telah direview, diketahui kebutuhan tenaga paling banyak

yang dibutuhkan terdapat di RSU Assalam Gemolang sebanyak 3 orang,

dan paling sedikit ialah terdapat di Rumah Sakit X Surakarta dan di RSUI

Banyu Bening Boyolali yang tidak membutuhkan penambahan tenaga

karena telah sesuai dengan perhitungan menggunakan metode WISN.


53

B. Saran

1. Petugas yang bertugas di loket pendaftaran sebaiknya hanya melakukan

tugas yang ada dibagian pendaftaran saja dan tidak melakukan tugas di unit

lain

2. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara tenaga kerja yang ada dengan beban

kerja petugas, sebaiknya dilakukan perhitungan menggunakan metode

WISN, karena jika terjadi ketidaksesuaian tersebut maka akan

mempengaruhi mutu pelayanan di rumah sakit.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengambilan

keputusan dalam penambahan sumber daya manusia di loket pendaftaran

sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan metode WISN, agar

pelayanan lebih efektif dan efisien, sehingga pasien dapat nyaman dan

tidak lama mengantri dalam melakukan pendaftaran di rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Africa, S., Development, S. A., Acyl, F., Free, T., Area, T., Summit, T., Committee,
T. S., Tfta, T., Community, E. A., African, S., Community, D., Market, C.,
Africa, S., Africa, S., Union, A., Tfta, T., Fta, G., Summit, T., Secretary, C.,
… Summary, E. (2020). ANALISIS KEBUTUHAN PETUGAS
PENDAFTARAN BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR
STAFFING NEEDS (WISN) DI RUMAHSAKIT : SEBUAH TINJAUAN
SISTEMATIS. Human Relations, 3(1), 1–8.
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&AuthType=ip,shib&db=b
th&AN=92948285&site=eds-
live&scope=site%0Ahttp://bimpactassessment.net/sites/all/themes/bcorp_imp
act/pdfs/em_stakeholder_engagement.pdf%0Ahttps://www.glo-
bus.com/help/helpFiles/CDJ-Pa

Aini, N. N., & Sugiarsi, S. (2010). Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan
Beban Kerja Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian TPPRJ
RSUD Kabupaten Sragen. 93–99.

Asriati, Y. (2019). Analisa Perencanaan Sumber Daya Manusia Dengan Metode Wisn
Pada Petugas Rekam Medis Rumah Sakit X Di Surakarta Jawa Tengah. Jurnal
Manajemen Informasi Dan Administrasi Kesehatan (JMIAK), 2(2).
https://doi.org/10.32585/jmiak.v2i02.628

BKN, P. (2011). Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil.

Budi, S. C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Quantum Sinergis Media.

Cahyaningrum, N., Noor, H. L., Anggita, R., & Dewati, H. (2018). Tinjauan Beban
Kerja Dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Unit Rekam Medis Berdasarkan
Metode Wisn di RSUI Banyu Bening Boyolali. Jurnal Ilmiah Rekam Medis
Dan Informatika Kesehatan, 8(2), 40–54.
https://www.ejurnalinfokes.apikescm.ac.id/index.php/infokes/article/view/204

Depkes. (2008). Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis.

Faida, E. W., & Muhadi. (2019). Dasar Organisasi dan Manajemen Unit Kerja
Rekam Medis. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Gultom, S. P., & Sihotang, A. (2019). Analisa Kebutuhan Tenaga Rekam Medis
Wisn Di Bagian Pendaftaran Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2018.
Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 4(1), 524–532.

Gunarti, R. (2019). Manajemen Rekam Medis di Layanan Kesehatan. Yogyakarta:


Thema Publishing.

Handayani, U., & Arief, M. (2020). Kebutuhan Tenaga Kerja Dengan Workload
Indicator Staff Need (WISN) Bagian Pendaftaran RSU Assalam Gemolong
2020. Jurnal Husad Karang Anyar, 10(2).

Handoko, T. H. (2000). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Mausia.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hariandja, M. T. E. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :PT


Grasindo.

Hosizah. (2021). Metode Literature Review dalam Penyusunan KTI di Masa Pandemi
Covid 19. Kuliah Pakar D-3 RMIK STIKES Panakkukang Makassar.
Kepmenkes. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
81/Menkes/SK/I/2004tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah
Sakit (Issue 81, pp. 1–53).

Kepmenkes, R. (2007). 14 KMK No. 1165 ttg Pola Tarif RS BLU (pp. 1–2).

Mahawati, E., Yuniwati, I., Ferinia, R., Fani, P. P. R. T., Sari, A. P., Setijaningsih, R.
A., Fitriyatinur, Q., Sesilia, A. P., Mayasari, I., Dewi, I. K., & Bahri, S.
(2021). Analisis Beban Kerja dan Produktivitas Kerja (R. Watrianthos (ed.)).
Yayasan Kita Menulis.

Mathar, I. (2018). Manajemen Informasi Kesehatan Pengelolaan Dokumen Rekam


Medis. Yogyakarta: Deepublish.

Maulana, M. S. R. (2017). Analisis Kebutuhan Petugas Pendaftaran Berdasarkan


Beban Kerja Bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Menggunakan
Metode WISN di RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Ekp, 13(3), 1576–1580.

Menkes. (2008). Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 49,
69–73.
Nindy, A. N. (2016). Analisis Beban Kerja Tenaga Rekam Medis dengan Metode
Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Kota Padang Tahun 2016.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Permendagri. (2008). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008


tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah (Issue May).

Permenkes No 55. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis.

Permenkes RI No 269. (2008). Permenkes RI 269/MENKES/PER/III/2008 tentang


Rekam Medis (Vol. 2008, p. 7).

Permenpan No. 30. (2013). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang
Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.

PP RI. (2016). PP Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


101, 1–2.

Rachmawati, I. K. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (A. H. Triyuliana


(ed.)). Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Siswati. (2018). Manajemen Unit Kerja II Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK.

STIKES PANAKKUKANG. (2021). Pedoman Penyusunan KaryaTulis Ilmiah dalam


Bentuk Literature Review (LR).

UU RI. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit (pp. 12–42).

Wanri, A., Rahayu, S., & Trigono, A. (2018). Analisis Kebutuhan Tenaga
Administrasi Berdasarkan Beban Kerja Dengan Teknik Work Sampling
Menggunakan Metode WISN Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan
Unit Rawat Jalan Rs. Dr. Bratanata Jambi Tahun 2018. Jurnal Kesmas Jambi,
2(2), 20–32. https://doi.org/10.22437/jkmj.v2i2.6551
Warijan, Anton, K., & Setyowati Lina Umboro, N. A. I. (2018). Needs Analysis Of
Outpatient Registration Officers Based On Workloud Indicator Staff Need (
WISN ) Method In RSI Sultan Agung Semarang Analisis Kebutuhan Petugas
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Dan Pasien Rawat Inap Berdasarkan Metode
Workloud Indicator St. Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, vol.1, 16–20.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 : Ekstraksi Data

Sumber
Judul Artikel, Nama Desain Populasi Waktu Kerja Standar Standar Kebutuhan Database
No
Peneliti (Author), Tahun Penelitian Sampel Tersedia Beban Kerja Kelonggaran Tenaga

Analisa Kebutuhan Tenaga Deskriptif Populasinya 124.320 72.332 0.078 Jumlah SDM Google Scholar
Rekam Medis Berdasarkan dengan semua petugas Menit/Tahun Menit/Tahun Menit/Tahun bagian pendaftaran
Beban Kerja dengan Metode pendekatan rekam medis, sebanyak 2 orang
WISN di bagian Pendaftaran cross dan seluruh dan dibutuhkan
Rumah Sakit Umum Haji sectional populasi lagi penambahan 1
1 Medan, (Gultom & dijadikan orang sesuai dengan
Sihotang, 2019) sampelnya perhitungan.
sebanyak 2
orang

Analisis Kebutuhan Petugas Deskriptif Populasinya 111.765 239.477,1 0,16 Jumlah SDM Google Scholar
Pendaftaran Pasien Rawat dengan semua petugas Menit/Tahun Menit/Tahun Menit/Tahun bagian pendaftaran
Jalan dan Rawat Inap pendekatan rekam medis, sebanyak 12 orang
Berdasarkan Metode waktu cross dan sampelnya dan jumlah yang
Workload Indicator Staff sectional 12 orang dibutuhkan sesuai
Need (WISN) Di RSI Sultan dengan perhitungan
Agung Semarang, (Warijan sebanyak 13 orang,
2 et al., 2018) maka perlu adanya
penambahan
petugas sebanyak 1
orang
Judul Artikel, Nama Desain Populasi Waktu Kerja Standar Standar Kebutuhan Sumber
No
Peneliti (Author), Tahun Penelitian Sampel Tersedia Beban Kerja Kelonggaran Tenaga Database

Analisa Perencanaan Deskriptif Populasi 69 91560 1.383.868,4 0.19 Jumlah SDM Google Scholar
Sumber Daya Manusia dengan orang, dan Menit/Tahun Menit/Tahun Menit/Tahun bagian pendaftaran
dengan Metode WISN Pada pendekatan sampel 49 orang untuk 5 hari untuk 5 hari untuk 5 hari sebanyak 49 orang
Petugas Rekam Medis kualitatif kerja, dan kerja dan kerja, dan dan jumlah yang
3 Rumah Sakit X di Surakarta 135240 1.826.131,76 0,09 untuk 7 dibutuhkan sesuai
Jawa Tengah, (Asriati, 2019) Menit/Tahun Menit/Tahun hari kerja dengan perhitungan
untuk 7 hari untuk 7 hari sebanyak 49 orang,
kerja kerja maka kebutuhan
tenaga sudah sesuai
Tinjauan Beban Kerja dan Deskriptif Populasinya 880380 221083 1.6 Jumlah SDM Google Scholar
Kebutuhan Sumber Daya dengan semua petugas Menit/Tahun Menit/Tahun Menit/Tahun bagian pendaftaran
Manusia Unit Rekam Medis pendekatan rekam medis, sebanyak 6 orang
Berdasarkan Metode WISN cross dan sampelnya dan jumlah yang
4 di RSUI Banyu Bening sectional 8 orang dibutuhkan sesuai
Boyolali, (Cahyaningrum et dengan perhitungan
al., 2018) sebanyak 6 orang,
maka kebutuhan
tenaga sudah sesuai
Kebutuhan Tenaga Kerja Deskriptif Populasinya 129120 7978,1 0.14 Jumlah SDM Google Scholar
Dengan Workload Indicator dengan semua petugas Menit/Tahun Menit/Tahun Menit/Tahun bagian pendaftaran
Staff Need (WISN) Bagian pendekatan rekam medis, sebanyak 6 orang
Pendaftaran, (Handayani & time series dan sampelnya dan jumlah yang
Arief, 2020) 6 orang dibutuhkan sesuai
5 dengan perhitungan
sebanyak 9 orang,
maka perlu adanya
penambahan
petugas sebanyak 3
orang
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Elsye Gracelia Manna, lahir di Batu papan, Kecamatan/kota

Makale, Kabupaten Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan

pada tanggal 04 November 2000 yang merupakan anak dari

pasangan Bapak Yohanis dan Ibu Albertin PA, penulis

merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Adapun nama

saudara-saudara penulis yaitu Elmy Aprilia Manna, Febiana Manna, dan Elkana

Bonga Karaeng Manna. Penulis selama perjalanan hidupnya telah menempuh

pendidikan SDN Inpres Pontanakayang Tahun 2006-2012, selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Budong-budong

tahun 2012-2015, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas

di SMAN 1 Mamuju tahun 2015-2018 hingga akhirnya menempuh masa kuliah di

program studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIKES Panakkukang

Makassar dari tahun 2018 hingga 2021.

Anda mungkin juga menyukai