Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN LANJUT

“RESUME JURNAL TENTANG PENAWARAN DI BIDANG KESEHATAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Syafrawati, SKM, M. Comm Health, Sc

Oleh Kelompok 5:

1. Amelia Trivega 2111211031


2. Arshila Khairunnisa 2111217003
3. Astrid Putri Alda Utami 2111211056
4. Dalilla Ziva Maharani 2111211013
5. Meina Lisa 2111211038
6. Mula Hiyatul Hikmah 2111212067
7. Reyhanisya 2111212073

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2024
A. 10 Jurnal dan Abstrak
1. Judul jurnal 1 :
“Perencanaan SDM Rumah Sakit Dalam Pemenuhan Tenaga Kedehatan Pada
Rumah Sakit Medika BSD”
Abstrak:
Perencanaan sumber daya manusia pada intinya meliputi perkiraan, permintaan dan
suplai karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Dari uraian itu, secara terinci dapat
disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan sumber daya manusia terdiri dari 4 kegiatan
yang saling berkaitan, yaitu: a. Inventarisasi persediaan sumber daya manusia Yaitu
menelaah dan menilai sumber daya manusia yang ada atau tersedia saat ini tentang
jumlahnya, kemampuannya, keterampilannya dan potensi pengembangannya serta
menganalisis penggunaan sumber daya sekarang ini. b. Perkiraan peramalan sumber
daya manusia Melakukan prediksi atau taksiran kebutuhan permintaan dan penawaran
suplai sumber daya manusia di waktu yang akan datang, baik jumlah kuantitas maupun
kualitasnya. c. Penyusunan rencana sumber daya manusia Memadukan kebutuhan
permintaan dengan penawaran suplai sumber daya manusia, melalui rekruitmen
penarikan, seleksi, pelatihan, penempatan, pemindahan, promosi dan pengembangan.
d. Monitoring dan evaluasi Untuk memberikan umpan balik terhadap pencapaian tujuan
sasaran perencanaan sumber daya manusia, perlu disusun perencanaan sumber daya
manusia, perlu disusun rencana monitoring dan evaluasi serta indikator monitoring dan
evaluasi tersebut (Agrasadya, Apriansyah and Kencana, 2023).

2. Judul Jurnal 2 :

“Analisis Perencanaan Kebutuhan Tenaga Dokter oleh Dinas Kesehatan Kota


PekanBaru”

Abstrak:
Tulisan ini membahas proses perencanaan kebutuhan tenaga dokter yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Sejauh ini langkah inventarisasi
dalam proses perencanaan yang dilakukan hanya sebatas pendataan jumlah dan
kualifikasi tenaga dokter saja, belum sampai pada kegiatan analisis dan pemetaan.
Disamping itu, metode yang digunakan belum baku, sehinga jumlah dokter melebihi
standar nasional, tetapi kualifikasinya tidak tepat dan distribusi tidak merata.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan memahami dan
menggali secara mendalam data-data sekunder yang berupa dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan topic penelitian, serta data-data primer yang diperoleh dari
wawancara dengan informan penelitian yaitu: Kepala Dinas Kesehatan, Kepala
Subbagian umum dan Kepegawaian, Kepala Seksi Bagian Pelayanan Kesehatan Dasar
dan Rujukan.Untuk menganalisa perencanaan kebutuhan tenaga dokter yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, penulis menggunakan teori yang
dikemukakan oleh Noatmodjo (2003:24) yakni: inventarisasi, perkiraan (peramalan),
penyusunan rencana dan, monitoring dan evaluasi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perencanaan kebutuhan tenaga
dokter yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melalui langkah-langkah
perencanaan yaitu: inventarisasi, perkiraan (peramalan), penyusunan rencana dan,
monitoring dan evaluasi. Namun perlu adanya penguatan disetiap langkah-langkahnya
dengan adanya komitmen resmi dari pemerintah Kota Pekanbaru, berupa pembuatan
Master Plan Kesehatan, Standar Pelayanan Minimum (SPM), pembentukan bagian
khusus yang melakukan perencanaan dan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP)
(Marlinda, 2017).

3. Judul jurnal 3 :

“Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Pedoman Perhitungan


Depkes 2005 di Ruang Irina A Teratai di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun
2021”

Abstrak:

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di rumah


sakit, apabila pelayanan keperawatan bermutu maka pelayanan kesehatan di rumah
sakit juga akan bermutu. Ketersediaan SDM perawat secara kuantitas dan kualitas
menjadi bagian penting dalam perencanaan SDM. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang IRINA A Teratai. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan jumlah kebutuhan tenaga perawat yang rasional berdasarkan pedoman
Depkes 2005. Hasil dalam penelitin ini berdasarkan analisa kebutuhan tenaga perawat
yang berpedoman pada Depkes (2005) dinyatakan bahwa tenaga perawat masih kurang
di Ruang IRINA A-Teratai. Menurut perhitungan bahwa kebutuhan perawat harusnya
berjumlah 18, namun saat ini yang tersedia hanya 14 perawat Perencanaan SDM dalam
menambah jumlah perawat sesuai dengan kebutuhan di ruangan sangat diperlukan
karena hal tersebut akan menentukan kualitas dan mutu pelayanan yang diberikan
(Nurdin et al., 2022).

4. Judul Jurnal 4:

“Analisis Biaya Premi Asuransi Kesehatan Untuk Kasus Rawat Jalan


Berdasarkan Tingkatan Usia”

Abstrak:
Secara umum asuransi kesehatan menawarkan dua jenis produk asuransi, yaitu
rawat inap dan rawat jalan. Pada penelitian ini data yang dianalisis adalah data peserta
asuransi kesehatan untuk kasus rawat jalan. Data dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan tingkatan usia, yaitu risiko rendah, resiko sedang, dan risiko tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besar biaya premi murni yang harus
dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan asuransi kesehatan berdasarkan tingkatan
usia. Model yang digunakan pada simulasi adalah distribusi Poisson dan distribusi
Normal dengan mengunakan software R. Dari hasil simulasi, untuk total peserta
asuransi sebanyak 10.000 orang, besar biaya premi murni risiko rendah Rp 735.657,4,
premi murni risiko sedang Rp 783.852,7, dan premi murni risiko tinggi Rp 876.951,7.
Kata Kunci: premi murni, asuransi kesehatan, kategori usia.

5. Judul Jurnal 5:
“Analisis Suplai Maksimal pada Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya”
Abstrak:
Permintaan yang tinggi untuk pelayanan kesehatan harus diikuti oleh
penawaran dari pelayanan perawatan kesehatan. Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya adalah salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui berapa banyak pelayanan yang dapat diberikan kepada pasien.
Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional deskriptif, untuk
menggambarkan supply maksimal pelayanan kesehatan. Data dalam peneleitian ini dari
Poli Kulit Kelamin, Poli Umum, dan Poli Paru. Sampel adalah staf dan petugas
kesehatan di Poli kulit kelamin, Poli Umum, dan Poli Paru. Poli kulit dan kelamin dapat
mengobati pasien hingga 1390 pasien per bulan, tetapi pada kenyataannya mereka
hanya mengobati 840 pasien per bulan. Poli Umum dapat memberikan traetmen hingga
1,560 pasien per bulan dengan waktu operasi 10 jam per hari dengan beroperasi dalam
26 hari dalam sebulan. Kenyataanya, Poli umum hanya mengobati 728 pasien per bulan.
Di sisi lain, Poli Paru berdasarkan perhitungan dapat memberikan perawatan hingga
576 pasien per bulan. Tetapi, mereka merawat 960 pasien per bulan. Jadi, terdapat poli
yang merawat pasien kurang dari dan lebih dari kapasitas pengobatan yang bisa mereka
berikan.

6. Judul Jurnal 6:
“Analisa Kebutuhan Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Umum Madani Medan”
Abstrak:
Rak penyimpanan merupakan salah satu peralatan rumah sakit yang berfungsi
menyimpan dokumen rekam medis, dengan tersedianya rak penyimpanan dokumen
rekam medis yang sesuai dengan kapasitas penyimpanan dokumen rekam medis maka
tidak akan terjadi penumpukan dokumen di Lantai. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perkiraan kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan
di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan memaparkan hasil penelitian apa adanya dan
membandingkan dengan teori yang kemudian diambil kesimpulan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober 2017-Januari 2018 di Rumah Sakit Umum Madani
Medan. Populasi dan sampel yang digunakan adalah rak penyimpanan dan dokumen
rekam medis rawat jalan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data antara
lain dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah
kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Madani Medan dari tahun 2014 –
2016 sebanyak 52.439. Jumlah rak penyimpanan rekam medis rawat jalan di Rumah
Sakit Umum Madani Medan sebanyak 7 rak. Jika saat ini rumah sakit memiliki 7 rak
file, maka rumah sakit perlu menyediakan 4 rak file lagi agar kebutuhan rak dapat
tercukupi dan dapat menampung semua berkas rekam medis pasien secara sistematis
dan tidak menyulitkan petugas dalam proses penyimpanan dan pencarian berkas rekam
medis pasien.
7. Judul Jurnal 7:
“Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja Di
Instalasi Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan”
Abstrak:
Latar Belakang: Berdasarkan hasil observasi, RS Aisyiah Muntilan memiliki
7 orang petugas rekam medis yang terdiri dari 4 orang petugas pendaftaran dan 3 orang
petugas pengolahan data dan pelaporan. Petugas pendaftaran terbagi dalam 3 shift
yaitu: pagi, siang, malam, dan hari libur. Dengan adanya poliklinik saat shift pagi,
petugas pendaftaran yang hanya 1 orang merasa keteteran dalam melayani pasien.
Untuk membantu petugas pendaftaran, biasanya petugas pengolahan data dan
pelaporan diturunkan sehingga akan mempengaruhi beban kerja petugas pengolahan
data dan pelaporan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana beban kerja
dan kebutuhan petugas rekam medis di RS Aisyiah Muntilan untuk mengetahui
kebutuhan petugas secara keseluruhan dengan menggunakan metode WISN (Workload
Indicator Staff Need) berdasarkan analisis problem solving yang dilakukan.
Tujuan: Mengidentifikasi jumlah petugas rekam medis yang tersedia,
mengidentifikasi uraian tugas petugas rekam medis, mengidentifikasi hambatan yang
ada di Instalasi Rekam Medis dan solusinya, menghitung standar waktu kegiatan di
Instalasi Rekam Medis, menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja di
Instalasi Rekam Medis
Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan
rancangan penelitian crossectional. Sampel penelitian adalah petugas rekam medis di
RS Aisyiah Muntilan dengan sampel terbatas.
Hasil: Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan petugas dengan rumus WISN
ternyata tidak diperlukan penambahan petugas. Hal ini menunjukan bahwa beban kerja
yang tinggi bukan karena kurangnya petugas namun karena sistem yang ada di
pendaftaran dan poliklinik yang kurang baik.
Kesimpulan: Penambahan petugas tidak diperlukan namun perlu perbaikan
sistem yang ada.

8. Judul Jurnal 8:
“Analisis Kebutuhan Kompetensi SDM Instalansi Rekam Medik dengan
Metode Analytical Hierarchy Process”
Abstrak:
Berdasarkan survey pendahuluan ditemukan bahwa petugas di instalasi rekam
medik jumlah dan kompetensinya masih kurang seimbang jika dibandingkan jumlah
pengunjung rumah sakit, sehingga pelayanan menjadi kurang efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prioritas kebutuhan kompetensi SDM di
instalasi rekam medis pada masa pandemi COVID-19 dan menyusun rencana strategi
peningkatan kompetensi SDM. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus yang di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat peristiwa
dan aktivitas suatu kelompok di rumah sakit, dalam penelitian ini tipe desain penelitian
yang digunakan adalah single-case (holistic), karena unit analisis yang digunakan
hanya satu yaitu instalasi rekam medik. Hasil penelitian didapatkan urutan prioritas dari
perhitungan AHP (Analytical Hierarchy Process) kebutuhan kompetensi sumber daya
manusia di instalasi Rekam medik prioritas pertama yaitu kualifikasi Pendidikan,
dilanjutkan pengalaman kerja, pelatihan keahlian, beban kerja dan sarana prasarana.
Ditemukan bahwa kualifikasi Pendidikan staf rekam medis belum sesuai, pengalaman
kerja staf cukup, pelatihan keahlian staf cukup, beban kerja yang diberikan tidak sesuai,
dan sarana prasarana pendukung belum sesuai.

9. Judul Jurnal 9:
“Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Puskesmas
Ciwidey Kabupaten Bandung menggunakan Metode Workload Indicators of Staffing
Need”

Abstrak:
Kunjungan pasien yang datang periksa ke Puskesmas Ciwidey yaitu dengan
rata- rata kunjungan pasien per hari 120 -170 orang dan per bulan rata-rata kunjungan
2000-2500 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Puskesmas Ciwidey Kabupaten Bandung
menggunakan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Jenis penelitian
ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah 21 responden.
Teknik sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan sampling jenuh
berjumlah 21 responden. Hasil penelitian diperoleh waktu kerja tersedia tahun 2018
berdasarkan jumlah kerja efektif di Puskesmas Ciwidey adalah 2,017 Jam / Tahun atau
121,050 Menit. Beban kerja petugas kesehatan di Puskesmas Ciwidey yang memiliki
beban kerja tinggi adalah dokter umum, dokter gigi, perawat gigi, perawat, bidan,
apoteker, rekam medis, promkes dan yang memiliki beban kerja rendah adalah tenaga
gizi, sanitarian sedangkan analis memilki beban kerja sedang. Standar kelonggaran
waktu di Puskesmas Ciwidey adalah 1,063, Jumlah SDM tenaga kesehatan dengan
menggunakan metode WISN di Puskesmas Ciwidey dibutuhkan sebanyak 31 orang
petugas kesehatan. Penelitian ini maka disarankan Kepada Puskesmas Ciwidey
Penambahan jumlah SDM perlu segera diusulkan untuk mengurangi beban kerja
dengan menggunakan anggaran yang ada baik dari dana Biaya Oprasional Kesehatan
(BOK) ataupun dari dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau kapitasi
sehingga bisa mengatasi pengurangan beban kerja dari masing masing tenaga kesehatan
yang ada.

10. Judul Jurnal 10:


“Analisis Produk Layanan Rawat Inap di RSUD Wangaya Denpasar
Berdasarkan STP dan 4P (Productions, Price, Place dan Promotion) ”
Abstrak:
Latar Belakang: Strategi pemasaran jasa pelayanan akan efektif apabila
mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menerapkan bauran pemasaran
yang terdiri dari 4 P (product, price, place, promotion) dan didukung dengan strategi
pemasaran modern STP (Segmenting, Targeting dan Positioning) sebagai teknik untuk
menangkap peluang pasar, sehingga rumah sakit mampu menyajikan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Metode: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif,
untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Data yang digunakan adalah
data sekunder yang meliputi data kunjungan pasien rawat inap, data tingkat hunian
ruang rawat inap, dan data kepuasan masyarakat di ruang rawat inap.
Hasil: Strategi pemasaran dengan konsep segmentasi, target dan posisi serta
didukung oleh pebauran pemasaran yang tepat merupakan sarana yang efektif untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Kesimpulan: Strategi pemasaran pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Denpasar sudah cukup baik, hal ini terlihat dari tanggapan pasien rawat inap cukup
positif karena telah mendapatkan penjelasan tentang jenis layanan, prosedur layanan
dan informasi biaya dari pihak rumah sakit.

B. Resume 3 Jurnal
1. Resume Jurnal 1

Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di Instansi


Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan

Penelitian ini mengkaji beban kerja dan kebutuhan staf petugas rekam medis di
RS Aisyiah Muntilan dengan menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff
Need) mengetahui kebutuhan petugas secara keseluruhan. Sampel penelitian adalah
petugas rekam medis di RS Aisyiah Muntilan dengan sampel terbatas. Hal ini
menunjukan bahwa beban kerja yang tinggi bukan karena kurangnya petugas namun
karena sistem yang ada di pendaftaran dan poliklinik yang kurang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami keseluruhan beban kerja dan
kebutuhan staf untuk personel tersebut dengan menggunakan metode WISN
berdasarkan analisis pemecahan masalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian cross-sectional.
Berdasarkan hasil observasi, RS Aisyiah Muntilan memiliki 7 orang petugas
rekam medis yang terdiri dari 4 orang petugas pendaftaran dan 3 orang petugas
pengolahan data dan pelaporan. Petugas pendaftaran terbagi dalam 3 shift yaitu: pagi,
siang, malam, dan hari libur. Dengan adanya poliklinik saat shift pagi, petugas
pendaftaran yang hanya 1 orang merasa keteteran dalam melayani pasien. Dikarenakan
Uraian tugas petugas rekam medis di RS Aisyiah Muntilan masih belum sesuai dengan
uraian tugas tertulis yang ada, maka untuk membantu petugas pendaftaran, biasanya
petugas pengolahan data dan pelaporan diturunkan sehingga akan mempengaruhi beban
kerja petugas pengolahan data dan pelaporan.
Dalam proses pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh
petugas pendaftaran pasien, diantaranya: kurangnya petugas pendaftaran saat shift pagi,
tidak adanya nomor antrian, ruang tunggu dan tempat duduk pasien yang kurang
mencukupi, dibatasinya kunjungan dan waktu praktek beberapa poliklinik. Solusi yang
diperlukan berdasarkan hambatan yang ada, diantaranya: penambahan jumlah petugas
pendaftaran untuk shift pagi, membuat sistem nomor antrian, memperluas ruang tunggu
dan menambah tempat duduk pasien di pendaftaran dan perbaikan penjadwalan
poliklinik.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan petugas rekam medis dengan metode
WISN diperoleh hasil: Kebutuhan petugas pendaftaran 2,4 petugas dan kebutuhan
petugas pengolahan data dan pelaporan 2,1 petugas. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak diperlukan penambahan personel, hal ini menunjukkan bahwa tingginya
beban kerja disebabkan oleh sistem registrasi yang ada dan kegiatan klinis yang kurang
efektif. Oleh karena itu, kesimpulannya menunjukkan bahwa petugas tambahan tidak
diperlukan, namun sistem yang ada perlu diperbaiki. Serta saran yang dapat diberikan
antara lain perbaikan uraian tugas, SOP, sosialisasi, prasarana pendaftaran, serta
penjadwalan poliklinik.

2. Resume Jurnal 2
Analisis Suplai Maksimal Pada Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya

Kesehatan saat ini adalah salah satu peluang bisnis yang baik. Ini dibuktikan
dengan semakin banyaknya rumah sakit atau klinik swasta. Sekarang, di Indonesia
berkembang juga beberapa rumah sakit internasional. Rumah sakit baik milik
pemerintah maupun swasta berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin pasien
dengan diimbangi meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Di bidang
pepelayanan kesehatan, juga terkait dengan aspek ekonomi terutama permintaan dan
persediaan pelayanan kesehatan. Akses ke pelayanan kesehatan juga ditentukan oleh
persediaan dan permintaan untuk pelayanan kesehatan. Permintaan mempengaruhi
akses oleh sikap individu terhadap penyakit, pengetahuan mereka tentang pelayanan
yang tersedia dan aspek keuangan dan budaya dari anggota Masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pelayanan yang dapat


disediakan oleh unit dermatologi, unit umum, dan unit paru di Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya . Jumlah pelayanan yang diberikan didasarkan pada faktor Man;
Money; Material; Method; Market; Machine; Technology; and Time, and Information.
Penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan observasional deskriptif,
untuk menggambarkan persediaan maksimal pelayanan kesehatan. Itu dilakukan di
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sebagai salah satu rumah sakit swasta di
Surabaya pada November 2017. Data hanya dari poli kulit dan kelamin, poli umum dan
poli paru. Sampel adalah staf dan tenaga kesehatan di poli kulit dan kelamin, poli umum
dan poli paru. Data dikumpulkan dengan wawancara.

a) Suplai Maksimal Poli Kulit dan Kelamin


Dari wawancara dengan staf dan perawat, total rata-rata untuk setiap shift
adalah 15 pasien. Ini berarti bahwa setiap minggu rata-rata pasien di poli kulit dan
kelamin adalah 210 pasien dan selama sebulan ada sekitar 840 pasien dirawat di
unit dermatologi. Berdasarkan perhitungan di atas, poli kulit dan kelamin dapat
memberikan pelayanan hingga 1.392 pasien untuk periode operasional satu bulan.
Namun, rata-rata pasien yang berkunjung di setiap bulan hanya 840 pasien. Ada
perbedaan hingga 552 pasien. Jika ada perbedaan antara jumlah kunjungan dan
kemampuan poli untuk memberikan pelayanan tidak jauh berbeda, maka itu akan
memberikan manfaat bagi rumah sakit.
b) Suplai Maksimal Poli Umum

Dari wawancara dengan staf dan perawat, total rata-rata untuk setiap hari
adalah 28 pasien. Ini berarti bahwa setiap minggu rata-rata pasien dalam unit umum
adalah 168 pasien dan selama sebulan ada sekitar 728 pasien dirawat di unit umum.
Berdasarkan perhitungan di atas, unit umum di Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya mampu memberikan pelayanan hingga 1.560 pasien untuk pelayanan
satu bulan. Namun, rata-rata pasien yang mengunjungi setiap bulan hanya 728
pasien . Ada perbedaan hingga 832 pasien.

c) Suplai Maksimal Poli Paru


Dari wawancara, total rata-rata untuk setiap hari adalah 40 pasien. Ini berarti
bahwa setiap minggu pasien ratarata di poli paru adalah 240 pasien dan selama
sebulan ada sekitar 960 pasien dirawat di poli paru. Berdasarkan perhitungan poli
paru di atas, dapat memberikan pelayanan hingga 576 pasien selama satu bulan.
Namun, rata-rata pasien yang mengunjungi setiap bulan adalah 960 pasien . Ada
perbedaan hingga 384 pasien yang melebihi kemampuan unit untuk memberikan
pelayanan.
Ada sebuah poli di Jemursari Rumah Sakit Islam Surabaya yang menyediakan
pelayanan yang kurang dari kemampuan pelayanan yang mereka harus mampu untuk
diberikan kepada pasien, yaitu poli kulit dan kelamin dan poli umum. Di sisi lain ada
juga poli yang memberikan pelayanan melebihi jumlah kemampuan yang bisa
diberikan dalam satu periode, yaitu poli paru. Sehinggadiperlukan cara - cara untuk
dapat menyelesaikan masalah sehingga jumlah pasien meningkat menjadi poli yang
belum mencapai jumlah pelayanan maksimal dan cara meningkatkan kemampuan
pemberian pelayanan yang dapat diberikan kepada unit yang menyediakan pelayanan
di luar kemampuan yang ada. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang dapat
dibuat untuk unit dengan kapasitas kurang dari yang mereka miliki, yaitu dengan
meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan terkait waktu pepelayanan, promosi yang
menunjukkan keunggulan poli sehingga masyarakat memilih untuk mendapatkan
pelayanan di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Sedangkan untuk jumlah
pelayanan yang melebihi kapasitas yang mereka miliki adalah menambah jumlah jam
operasi yang ada atau menambah jumlah shift untuk setiap hari.

3. Resume Jurnal 3
Analisis Kebutuhan Kompetensi SDM Instalasi Rekam Medik dengan
Metode Analytical Hierarchy Process

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang
meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu,
diperlukan SDM yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi
akan mendukung peningkatan prestasi kinerja karyawan. Sumber daya manusia adalah
aset yang sangat berharga dalam organisasi/ perusahaan, tanpa SDM maka perusahaan
tidak bisa menciptakan laba atau menaikkan nilainya sendiri. SDM berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien dan keluarga yang
berkunjung di Rumah Sakit.

Penelitian ini mengkaji tentang jumlah dan kompetensi staf rekam medis masih
kurang seimbang jika dibandingkan jumlah pengunjung di rumah sakit RS Prikasih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prioritas kebutuhan kompetensi SDM di
instalasi rekam medis pada masa pandemi COVID-19 dan menyusun rencana strategi
peningkatan kompetensi SDM agar pelayanan bagian rekam medis di rumah sakit dapat
berjalan efektif, efisien dan mutu pelayanan tetap terjaga. Hasil penelitian menunjukkan
urutan prioritas dari perhitungan AHP (Analytical Hierarchy Process) kebutuhan
kompetensi sumber daya manusia di instalasi rekam medik prioritas pertama yaitu
kualifikasi pendidikan, dilanjutkan pengalaman kerja, pelatihan keahlian, beban kerja
dan sarana prasarana.

Berdasarkan Peraturan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013


tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis menyebutkan bahwa kualifikasi
perekam medis minimal Pendidikan terakhir DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan. Sedangkan di RS Prikasih ditemukan bahwa staf dengan pendidikan yang
sesuai dengan permenkes hanya 3 orang dari 20 staf yang bekerja di bagian rekam
medik RS Prikasih. Ini berarti kualifikasi pendidikan staf yang sesuai dengan peraturan
pemerintah hanya 15% dari keseluruhan pegawai yang bekerja di instalasi rekam medis.
Pada instalasi rekam medik RS Prikasih ditemukan rata-rata staf memiliki pengalaman
kerja minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun dan 80% staf instalasi rekam medik RS
Prikasih 80% sudah mengikuti pelatihan sesuai dengan penempatan dan uraian kerja
mereka dengan beban yang belum sesuai sebagaimana mestinya. Selain itu sarana dan
prasarana yang tersedia sudah cukup lengkap, namun beberapa sarana prasarana masih
kurang jumlahnya seperti troli dokumen hanya satu yang dipakai bergantian dengan
instalasi rawat inap, roll o-pack yang sudah penuh sehingga menyebabkan beberapa
dokumen rekam medik di letakkan di lantai, dan komputer yang hanya ada satu buah
dan dipakai bergantian untuk koding dan assembling rekam medik elektronik.

Oleh karena itu, kesimpulannya menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan


staf rekam medis belum sesuai, pengalaman kerja staf cukup, pelatihan keahlian staf
cukup, beban kerja yang diberikan tidak sesuai, dan sarana prasarana pendukung belum
sesuai serta perlu membenahi kualifikasi pendidikan staf, beban kerja staf, menambah
jumlah staf di bagian rekam medik dan membenahi sarana prasarana pendukung
pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA

Agrasadya, A., Apriansyah, M. and Kencana, P. N. (2023) ‘Perencanaan Sdm Rumah Sakit
Dalam Pemenuhan Tenaga Kesehatan Pada Rumah Sakit Medika Bsd’, EJOIN : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(5), pp. 344–348. doi: 10.55681/ejoin.v1i5.808.

Andi Ritonga, Z. and Aisah Ritonga, N. (2019) ‘Analisa Kebutuhan Rak Penyimpanan Berkas
Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Madani Medan’, Jurnal Ilmiah
Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 3(1), pp. 417–424. doi:
10.52943/jipiki.v3i1.57.

Firdaus, A. A. and Ayuningtyas, N. D. P. (2020) ‘Analisis suplai maksimal pada pelayanan


kesehatan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya’, Majalah Kesehatan Masyarakat
Aceh ( MaKMA ), 3(2), pp. 119–130.

Jannah, M. et al. (2022) ‘Analisis Biaya Premi Asuransi Kesehatan Untuk Kasus Rawat Jalan
Berdasarkan Tingkatan Usia’, MAp (Mathematics and Applications) Journal, 4(1), pp.
40–49. doi: 10.15548/map.v4i1.4195.

Marlinda, P. et al. (2017) ‘A . PENDAHULUAN Keberhasilan negara dapat pembangunan


dari suatu Indeks pembangunan kesehatan salah satunya dengan dikeluarkannya
Peraturan terlihat Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan bahwa
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan di’, 9(2), pp. 43–61.

Marlinda, P. (2017) ‘Analisis Perencanaan Kebutuhan Tenaga Dokter oleh Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru’, 9(2), pp. 43–61.

Nurdin, R. et al. (2022) ‘Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat BerdasarkanPedoman


Perhitungan Depkes 2005 Di Ruang Irina aTeratai Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Tahun 2021’, Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 13(2), pp. 19–22. Available
at: http://jurnal.stikmuh.ptk.ac.id.

Pamungkas, G. and Kusmiati, E. (2021) ‘Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan di Puskesmas Ciwidey Kabupaten Bandung Menggunakan Metode Workload
Indicators Of Staffing Need (WISN)’, Jurnal Sehat Masada, 15(1), pp. 93–101. doi:
10.38037/jsm.v15i1.167.
Putu, N. et al. (2021) ‘Analisis Produk Layanan Layanan Rawat Inap Di Rsud Wangaya
Denpasar Berdasarkan Stp Dan 4 P (Product, Price, Place Dan Promotion)’, Jurnal
Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 7(3), pp. 102–108. doi: 10.7454/arsi.v7i3.3641.

Rakhmawati, F. and Rustiyanto, E. (2016) ‘Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis


Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan’, Jurnal
Kesehatan Vokasional, 1(1), p. 1. doi: 10.22146/jkesvo.27446.

Rum, M. R., Pratiwi, N. and Saud, R. (2023) ‘Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Medik dengan
Metode Analytical Hierarchy Process’, 12(50).

Anda mungkin juga menyukai