DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
IGNATIA YOHANA REMBET (202001005)
NELMA JAYANTI (202001008)
RETNO SUSANTI (202001009)
A. Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi, adanya suatu Rencana Pengembangan Tenaga
Kesehatan yang menyeluruh sangat diperlukan. Di era globalisasi berarti terbukanya
negara-negara di dunia bagi produk-produk baik barang maupun jasa yang datang dari
negara manapun dan mau tidak mau harus dihadapi. Di bidang kesehatan, Indonesia
mengupayakan dalam kepentingan perdagangan internasional jasa melalui WTO (World
Trade Organization), CAFTA (China ASEAN Free Trade Agreement), AFAS (ASEAN
Framework Agreement on Services) dan perjanjian bilateral. Salah satu moda dalam
pasokan perdagangan jasa internasional adalah migrasi sumber daya manusia.
Sumber Daya Kesehatan saat ini di Rumah sakit di atur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan. Hal ini belum berjalan dengan baik dibuktikan dengan persentase
tenaga kesehatan, salah satunya pada unit mikro sekaligus yang menjadi armada
terbesar di Rumah Sakit yaitu profesi keperawatan.
Tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih menuai masalah baik secara kuantitas
dan kualitas, pengelolaan SDM yang belum dikelola secara profesional dan masih
bersifat top down dari pusat, belum bottom up (dari bawah), serta belum sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit dan belum berorientasi pada jangka panjang, sehingga butuh
kajian penelitian dan pengembangan yang diarahkan pada riset yang menyediakan
informasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga di Rumah Sakit. Yang
sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/I/2004 Tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat
Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit
B. TUJUAN
1. Memahami konsep manajemen khususnya staffing dalam bidang kesehatan,
khususnya bidang keperawatan.
2. Menganalisis kondisi ketenagaan semua unit pelayanan di Rumah Sakit X.
3. Menyusun Research Framework penyediaan kebutuhan ketenagaan perawat di unit
pelayanan Rumah Sakit X.
C. Manfaat
Sebagai pedoman dalam memahami konsep manajemen keperawatan khususnya
dalam penyusunan Research Framework kebutuhan ketenagaan perawat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
E. Klasifikasi pasien
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung
pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Klasifikasi tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan teori Dorothea Orem yaitu:
1. Minimal Care :
a) Mampu naik turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Mampu BAK dan BAB dengan sedikit bantuan
h) Status psikologi stabil
i) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
j) Operasi ringan
2. Partial Care
a) Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur
b) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan
c) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d) Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap
e) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)
h) Pasca operasi minor (24 jam)
i) Melewati fase akut dari pasca operasi mayor
j) Fase awal dari penyembuhan
k) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
l) Gangguan emosional ringan
3. Total Care
a) Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena/NGT
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan f). Dimandikan
perawat
f) Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
g) Keadaan pasien tidak stabil
h) Perawatan kolostomi
i) Menggunakan WSD
j) Menggunakan alat traksi
k) Irigasi kandung kemih secara terus menerus
l) Menggunakan alat bantu respirator
m) Pasien tidak sadar
Dari hasil analisis menunjukan perawat jaga shift pagi= 41,25 = 42 perawat, jaga shift
sore =32,25 = 33 perawat dan jaga shift malam = 18 perawat. Jadi total jumlah
perawat secara keseluruhan = 91,5= 92 perawat.
(Sumber : Leadership and Nursing Care Management Fourth Edition, Huber 2010)
1 Kamar Bedah 4 4 9 13
2 IGD 10 5 11 16
Total 9 20 29
1 Instalasi Rawat Jalan 6 17 23
2 Manajemen 2 - 2
3 Study Lanjut
Total Keseluruhan 34 63 97
Sumber data: Seksi Keperawatan RS “X”
b. Ruang Pediatrik
Ruang pediatrik adalah ruang rawat inap untuk perawatan anak usia 1 bulan (BB > 3kg)
sampai 18 th, dengan kapasitas tempat tidur 20 tempat tidur dan perawat 8 orang.
Formula Gillies 4 x 14 x 365 = 10 perawat
(365-77) x 7
c. Ruang Maternity
Ruang maternity adalah ruang rawat inap untuk ibu pasca melahirkan, dengan kapasitas
tempat tidur 16 tempat tidur dan perawat 7 orang.
Formula Gillies 3 x 12 x 365 = 6,5 perawat
(365-77) x 7
e. Ruang Perina
Ruang perina adalah ruang rawat inap bayi baru lahir dengan BB rendah dan adanya
kelainan khusus, dengan kapasitas tempat tidur 12 tempat tidur dan perawat 8 orang.
Formula Gillies 5 x 10 x 365 = 9,05 perawat
(365-77) x 7
A. KESIMPULAN
Beban kerja perawat di ruang rawat inap melebihi kapasitas karena kurangnya tenaga
keperawatan dalam pelayanan di RS “X”, jumlah tenaga perawat berdasarkan mean atau
rata-rata formula Gillies, ruang rawat inap masih membutuhkan tambahan 18 perawat.
Jika perawat sudah tercukupi maka asuhan keperawatan dapat diberikan ke pasien lebih
optimal. Selain itu, tenaga perawat yang tercukupi akan mengurangi beban kerja perawat
di ruang rawat inap.
B. SARAN
Perhitungan sumber daya manusia khususnya tenaga perawat mengalami
kekurangan di setiap unit pelayanan, sehingga dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan
yang tepat. Untuk itu perlu dilakukan analisis secara berkala dari setiap unit sampai
tingkat atas agar dapat mengevaluasi kekurangan tenaga perawat. Meningkatkan
kompetensi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan dapat dilakukan guna
efisiensi dan efektifitas jam perawatan. Melakukan realokasi tenaga diruangan yang
beban kerjanya rendah diperbantukan ke ruangan dengan beban kerja yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Bakti, Husada. 2011. Rencana Pembangunan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Jakarta.
Gillies. 1994. Nursing Management, A System Approach, WB. Saunders, Philadelphia.
Huber, Diane. 2010. Leadership and Nursing Care Management Fourth Edition, Saunders
Elsevier : America.
Kamalia, dkk. 2020. Manajemen Keperawatan (Nursing Management). Media Sains
Indonesia; Bandung
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second Edition, Jones and
Barlett Publisher, Boston, 1996