DEFINISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS Husada melalui kualitas dan
kompetensi pelayanan keperawatan dan kebidanan
b. Adanya standar dan pola ketenagaan perawat di rumah sakit yang digunakn
sebagai pedoman dalam perencanaan strategi pemenuhan kebutuhan ditiap
ruangan dan unit
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja melalui professional kinerja
1
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah
Sakit Husada
b. Menyelaraskan Aktifitas Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan tujuan Rumah
Sakit Husada dimasa mendatang dengan efisien
c. Memperluas basis informasi manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan
Rumah Sakit dalam rangka membantu Unit HRD Rumah Sakit Husada
C. Pengertian
Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dalam Organisasi Rumah Sakit
merupakan salah satu proses pengembangan sumber daya manusia yang sangat penting
dan wajib dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan produktivitas kerja didalam
suatu Rumah Sakit. Strategi tersebut saat ini telah dilaksanakan oleh hampir semua
organisasi dalam berbagai bidang, baik di bidang jasa maupun manufaktur. Dengan
adanya perencanaan dan pengelolaan staff di Rumah Sakit Husada diharapkan Divisi
HRD dapat menganalisa dan mengevaluasi keberadaan Sumber Daya Manusia di dalam
sebuah Rumah Sakit serta mampu melihat kebutuhan tenaga kerja termasuk
kualifikasinya di setiap unit kerja yang ada di Rumah Sakit Husada. Adapun perencanaan
dan pengelolaan sumber daya manusia sesuai dengan beberapa hal sebagai berikut :
1. Visi, Misi, Motto dan Nilai serta Falsafah Rumah Sakit Husada
2. Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas serta kebutuhan pasien
3. Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan oleh Rumah Sakit Husada
4. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
5. Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan pasien
Komponen utama dalam perencanaan dan pengelolaan staff adalah menentukan tipe
sumber daya manusia yang dibutuhkan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Adapun terdapat arti penting dalam sebuah perencanaan SDM, Mangkunegara (2007)
mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga) arti penting dalam sebuah perencanaan sumber
daya manusia yaitu sebagai berikut :
a. Kepentingan Individu
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi setiap individu, karena dapat
membantu dalam meningkatkan potensinya, begitu pula kepuasan karyawan dapat
dicapai melalui perencanaan karir
2
b. Kepentingan Organisasi
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi dalam mendapatkan
calon karyawan yang memenuhi kualifikasi. Perencanaan SDM dapat mempersiapkan
calon karyawan yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer di masa yang akan
datang
c. Kepentingan Nasional
Perencanaan sumber daya manusia sangat bermanfaat bagi kepentingan nasional. Hal
ini dikarenakan karyawan / staff dapat pula dimanfaatkan oleh Pemerintah dalam
rangka meningkatkan produktivitas nasional. Para Karyawan / Staff dapat dijadikan
sebagai Tenaga Ahli dalam suatu bidang tertentu untuk membantu pemerintah
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
1. Perencanaan dari atas (Top Down Planning) yakni Pusat menetapkan kebijakan,
menyusun pedoman, sosialisasi, pelatihan, TOT dan lokakarya secara berjenjang.
Dengan pendekatan ini maka diharapkan kebijakan penyusunan perencanaan dan
pengelolaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan dapat terimplementasikan
oleh Jajaran Direksi dan Divisi HRD Rumah Sakit Husada
2. Perencanaan dari bawah (Bootom Up Planning) yakni Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dimulai dari Setiap Unit-unit Kerja lalu dibicarakan
dan setelah itu disampaikan kepada Divisi Personalia dan untuk diteruskan kepada
Direksi Rumah Sakit Husada
5
BAB III
TATA LAKSANA
Metode perencanaan dan pengelolaan staff berdasarkan Metode Analisis Beban Keja
Kesehatan ( AK Kes) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada
fasilitas kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga penempatan karyawan akan lebih
mudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah untuk dioperasikan, mudah digunakan
secara tekhnis juga mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Adapun langkah
perencanaan dan pengelolaan staf berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kes) meliputi 5 (lima) langkah, yaitu:
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Menetapkan watu kerja tersedia tujuannya adalah agar diperolehnya waktu kerja
tersedia di masing – masing Kategori Sumber Daya Manusia yang bekerja di Rumah
Sakit selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu
kerja yang tersedia adalah sebagai berikut:
a. Hari Kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit atau Undang-
undang Republik Indonesia Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada
umumnya dalam 1(satu) minggu adalah 6(enam) hari kerja. Dalam 1(satu) tahun ada
312 (tiga ratus dua belas) hari kerja yaitu ( 6 hari kerja x 52 minggu )
b. Cuti Tahunan, sesuai dengan ketentuan setiap karyawan memiliki Hak Cuti sebanyak
12 (dua belas) hari kerja dalam setiap tahunnya
c. Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit untuk
mempertahankan setiap kategori dan meningkatkan kemampuan Sumber Daya
Manusia di Rumah Sakit adalah selama 6 (enam) hari kerja
d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait dengan Hari
Libur Nasional Tahun 2022 adalah sebanyak 6 (enam) hari Libur Nasional
e. Ketidakhadiran Kerja sesuai dengan data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alas an sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan
maupun ijin sebanyak 6 (enam) hari kerja
f. Waktu Kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit atau Undang-
undang Republik Indonesia Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
umumnya waktu kerja dalam 1 (satu) hari adalah 7 (tujuh) jam untuk 6 (enam) hari
kerja untuk pekerja Non Shift dan 8 (delapan) jam untuk 5 (lima) hari kerja untuk
6
pekerja shift. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menetapkan waktu tersedia ditentukan dengan rumus:
Keterangan :
A : Hari Kerja D : Hari Libur Nasional
B : Cuti Tahunan E : Ketidakhadiran Kerja
C : Pendidikan dan Pelatihan F : Waktu Kerja
Apabila ditemukan adanya perbedaan rata-rata ketidakhadiran kerja atau Rumah Sakit
menetapkan kebijakan untuk Kategori SDM tertentu dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan lebih lama dibandingkan Kategori SDM yang lainnya, maka perhitungan waktu
kerja tersedia dapatdilakukan perhitungan menurut kategori SDM. Berikut lebih jelasnya
simulasi perhitungan berdasarkan rumus waktu kerja sebagai berikut:
KATEGORI SDM
KODE FAKTOR KETERANGAN
PERAWAT DOKTER
A Hari Kerja 260 260 Hari / Tahun
B Cuti Tahunan 12 12 Hari / Tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 10 Hari / Tahun
D Hari Libur Nasional 6 6 Hari / Tahun
E Ketidakhadiran Kerja 10 12 Hari / Tahun
F Waktu Kerja 8 8 Jam / Hari
Waktu kerja tersedia untuk kategori hari kerja SDM Perawat adalah 1.074 jam/tahun atau 213
hari kerja. Sedangkan Kategori SDM Dokter Spesialis X adalah 1.616 atau 189 hari kerja /
tahun. Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut :
7
Waktu Kerja Tersedia untuk Kategori SDM :
a. Perawat : 260 – ((12+6+15+6))
= 221 Hari Kerja/Tahun
b. Dokter Spesialis : 260 – ((12+10+19+12))
= 207 Hari Kerja/Tahun
Hari Kerja Tersedia untuk Kategori SDM :
a. Perawat : (214 hari kerja/tahun) x 8 jam/hari
=1.712 jam kerja/tahun
b. Dokter Spesialis : (207 hari kerja/tahun) x 8 jam/hari
= 1.656 jam kerja/tahun
2. Langkah Kedua
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
Komponen Beban Kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara nyata
dilaksanakan oleh jenis sumber daya manusia kesehatan tertentu sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang
dibutuhkan oleh SDMK yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk
melaksanakan suatu kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku di Rumah Sakit Husada. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan
sangat bervariasi dan dipengaruhi dengan Standar Pelayanan, Standar Prosedur
Operasional ( SPO ), Sarana dan Prasarana Medik yang tersedia serta kompetensi
Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDMK ) itu sendiri.
Rata-rata waktu yang ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang
cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDMK yang
memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan memiliki etos kerja yang tinggi dan baik. Adapun data dan
informasi dapat diperoleh melalui:
a. Komponen Beban Kerja dapat diperoleh dari Standar Pelayanan dan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan oleh Institusi yang berwenang
8
b. Norma Waktu atau Rata – rata Waktu tiap kegiatan pokok dapat diperoleh dari
Data Analisis Jabatan Rumah Sakit Husada
c. Pengamatan Langsung terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang
sedang melaksanakan tugas dan kegiatan
3. Langkah Ketiga
Menyusun Standar Beban Kerja
Standar Beban Kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu
tahun per Kategori SDM. Standar Beban Kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan
waktu yang tersedia atau yang dimiliki oleh masing – masing kategori Tenaga / Staff.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing – masing
Kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut:
o Beban Kerja masing-masing Kategori Sumber Daya Manusia di setiap Unit
Kerja Rumah Sakit
- Kegiatan Pokok yang dilaksanakan oleh masing – masing Kategori Sumber
Daya Manusia
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok
- Standar Beban Kerja per 1 (satu) Tahun masing – masing Kategori SDM
o Rata – Rata Waktu
Rata – rata waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyalesaikan suatu
kegiatan oleh masing – masing Kategori Sumber Daya Manusia pada setiap unit
kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh : Standar Pelayanan, Standar Prosedur Operasional, Sarana
Prasarana, yang tersedia dan kompetensi Sumber Daya Manusia. Rata – rat waktu
ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan
kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata – rata waktu yang akurat serta
dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh Sumber Daya Manusia yang
memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan, standar prosedur pelayanan, SPO dan
memiliki etos kerja yang baik.
9
o Standar Beban Kerja
Standar Beban Kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu
tahun per Kategori SDM yang disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan waktu rata-rata dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh
masing-masing Kategori SDM. Adapun rumus perhitungan Standar Beban Kerja
adalah sebagai berikut :
4. Langkah Keempat
Menghitung Standar Tugas Penunjang ( STP ) dan Faktor Tugas Penunjang
( FTP )
Tugas Penunjang adalah Tugas untuk menyelesaikan kegiatan yang tidak terkait
langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilakukan oleh seluruh jenis
SDMK. Standar Tugas Penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu ( per hari atau per minggu atau per
bulan atau per semester ).
o Langkah – langkah perhitungan, sebagai berikut :
- Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hari (satuan waktu “ hari “)
= Rata-rata waktu x 52 minggu (satuan waktu
“minggu”)
= Rata-rata waktu x 12 bulan (satuan waktu “bulan” )
= Rata-rata waktu x 2 semester (satuan waktu
“semester” )
- Faktor Tugas Penunjang ( FTP )
Adapun berikut cara menghitung Faktor Tugas Penunjang ( FTP ) sebagai
berikut :
Waktu Kegiatan
Faktor Tugas Penunjang = x 100
Waktu Kerja Tersedia
10
- Standar Tugas Penunjang
Adapun berikut cara menghitung Faktor Tugas Penunjang ( FTP ) sebagai
berikut :
1
Faktor Tugas Penunjang =
( 1 – FTP / 100 )
Pada umumnya kategori SDM dr. Sp. Penyakit Dalam dan dr. Sp. Bedah
memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut:
11
diartikan bahwa kegiatan pertemuan audit medik membutuhkan/ menyita waktu kerja
tersedia dr. Sp. Penyakit Dalam. Adapun uraian perhitungannya sebagai berikut:
1. Waktu kerja tersedia = 1.656 jam/tahun
2. Faktor kelonggaran = pertemuan audit medik, 1 jam/minggu
(1 jam x 52 minggu) = 52 jam/tahun)
3. Standar kelonggaran = 52 jam/tahun 1.656 jam/tahun = 0.03 SDM
5. Langkah Kelima
Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit
Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah
dan jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun. Sumber
data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :
1. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :
• Waktu kerja tersedia.
• Standar beban kerja.
• Standar Tugas Penunjang
2. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS selama kurun waktu
satu tahun.
12
- Untuk ruangan semi intensive seperti unit stroke dan mawar perawatan khusus,
perhitungan tenaga yang dipakai adalah= pasien tidak menggunakan ventilator =
1 orang perawat : 2 orang pasien
b. Rata-rata waktu keperawatan langsung 4-5 jam per klien per hari
Waktu keperawatan tidak langsung:
Contoh: mempersiapkan meja balutan, persiapan pemasangan infus/kateter
Gillies, 1989 menyebutkan rata-rata 38 menit/pasien/hari
Wolfe dan Young dalam Gillies 1989 menyebutkan 60 menit/pasien/hari
13
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang di rawat di suatu unit
berdasarkan rata-ratanya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan
rumus sebagai berikut :
Rawat jalan
Libur hari minggu = 52 hari
Cuti tahunan = 12 hari
Libur nasional = 14 hari
Total libur = 78 hari
e. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (hari kerja efektif
adalah 6 hari, maka 40/6 = 6,6 hari = 7 jam per hari)
f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam satu unit harus di tambah
20% (untuk antrisipas kekurangan/cadangan)
g. Rumus perhitungan Gillies:
Σ jam keperawatan yang dibutuhkan klien/ hari x rata-rata sensus klien/hari x Σ
hr/tahun
(Hari/tahun- hr libur masing-masing perawat) x Σ jam kerja per perawat
14
Jumlah hari dalam satu tahun : 365 hari
Jumlah hari efektif dalam satu tahun : 365 hari-78 hari = 287 hari
Jumlah minggu dalam satu tahun :
Jumlah hari efektif dalam satu tahun = 287 = 38,85 = 39 minggu
Jumlah hari efektif per tahun 7
Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi saat ini atau tahun
terakhir untuk dibandingkan dengan Standar Kebutuhan Minimal.
15
Standar Ketenagaan Minimal SDMK
Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D
Berdasarkan Permenkes No. 56 Tahun 2014
TIPE RUMAH SAKIT
NO JENIS TENAGA
A B C D
1. Dokter Umum 18 12 9 4
2. Dokter Gigi 4 3 2 1
3. Dokter Spesialis Dasar 24 12 8 4
Spesialis Penyakit Dalam 6 3 2 1*
Spesialis Kesehatan Anak 6 3 2 1*
Spesialis Bedah 6 3 2 1*
Ket: *) dari 4 jenis spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
4. Spesialis Penunjang Medik 15 10 3
Spesialis Anestesiologi 3 2 1
Spesialis Radiologi 3 2 1
Spesialis Patologi Klinik 3 2 1
Spesialis Patologi Anatomi 3 2
Spesialis Mata 3 1*
Spesialis THT 3 1*
Spesialis Syaraf 3 1*
16
Spesialis Kedokteran Jiwa 3 1*
Spesialis Paru 3 1*
Spesialis Orthopedi 3 1*
Spesialis Urologi 3 1*
Ket: *) dari 12 jenis spesialis lain, wajib terisi 8 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
17
Sub Spesialis Urologi 2
Ket: *) dari 4 jenis sub spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
Spesialis Periodonti 1 1*
Spesialis Orthodonti 1 1 1*
Spesialis Prosthodonti 1 1*
Spesialis Pedodonsi 1 1*
Ket: *) dari 7 jenis spesialis medik gigi dan mulut, wajib terisi 1 jenis pelayanan, minimal
tenaga
8. Tenaga Kefarmasian
Apoteker 15 13 8 83
Rawat Jalan 5 4 2
1
Rawat Inap 5 4 4
18
Ruang ICU 1 1
Rawat Jalan 10 8 4 2
Rawat Inap 10 8 8
Ruang ICU 2 2
Ket:
- Untuk RS Tipe A dan B; 1 tenaga keperawatan untuk 1 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
- Untuk RS Tipe C dan D; 2 tenaga keperawatan untuk 3 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
10. Gizi √ √ √ √
12. Radiografer √ √ √ √
19
18. Petugas IPSRS √ √ √ √
20
BAB IV
DOKUMENTASI
21
BAB V
PENUTUP
Demikian Panduan Perencanaan dan Pengelolaan Staff / Karyawan Rumah Sakit Husada.
Dalam pelaksanaanya diperlukan koordinasi antar unit pelayanan di Rumah Sakit Husada.
Semoga Panduan Perencanaan dan Pengelolaan Staff / Karyawan Rumah Sakit Husada ini
dapat digunakan sebagai Panduan dalam pelaksanaan kegiatan dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan kesehatan serta keselamatan pasien di Rumah Sakit Husada. Dukungan
Direksi dan Seluruh Staf Rumah Sakit Husada sangat diharapkan untuk tercapainya upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, karyawan dan seluruh anggota masyarakat di
Lingkungan Rumah Sakit Husada.
22