DA F TA R IS I . .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... . 2
B AB I P EN DA H UL U AN .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... . 3
B AB I I R UA N G L IN GK UP . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... . 4
B AB I II TA TA L AK S A NA . . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... . 6
B AB IV DO K UME N TAS I .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... . 9
B AB V P EN UT UP .. .. ... .. ... . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. . ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... 10
2
B AB I
PENDAHULUAN
A. L A T A R B E L A K A N G
Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh (promotif, kuratif, dan rehabilitatif) yang bermutu dan terjangkau
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai profesi yang harus mengelola sebuah Rumah Sakit, mulai dari
profesi kedokteran, keperawatan/kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lain
dan tenaga non kesehatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset Rumah Sakit yang menjadi
perhatian utama. SDM Rumah Sakit menentukan salah satu penentu kualitas produk
Rumah Sakit baik dalam hal medis maupun non medis. Kualitas dan kuantitas S D M
Rumah Sakit mempunyai peran penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Untuk itu perlu adanya perencanaan
perhitungan tenaga kerja yang ada dalam unit-unit tertentu.
B. T U J U A N
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan staf karyawan di Rumah Sakit Umum Siti
Asiyah Bumiayu
2. Tujuan Khusus
a. Adanya standar perencanaan staf karyawan.
b. Adanya pedoman pola ketenagaan karyawan.
3
B A B II
R U A N G L ING K U P
A. Ti n j au an Te o r i
Perencanaan SDM adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk
memprediksi permintaan dan penyediaan SDM di masa datang. Melalui program
perencanaan SDM yang sistematis dapat diperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja
yang dibutuhkan pada setiap periode tertentu sehingga dapat membantu bagian
SDM dalam perencanaan rekrutmen, seleksi, serta pendidikan dan pelatihan. Adapun
manfaat perencanaan SDM antara lain :
a. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja
dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
b. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program
kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi.
c. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan
akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan klasifikasinya
untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggrakan berbagai aktifitas baru
kelak.
d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendayagunaan sumber daya manusia.
e. Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh SDM.
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien
adalah tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional
sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel. Ketersediaan SDM rumah sakit
disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit berdasarkanTipe rumah sakit dan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu upaya penting yang harus
dilakukan rumah sakit adalah merencanakan kebutuhan SDM secara tepat sesuai
dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian dan instalasi rumah sakit.
Metode perencanaan kebutuhan tenaga yang digunakan oleh RSU Siti Asiyah
adalah metode WISN ( Workload Indicatorof Staffing Need ), yaitu metode
perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan yang dilaksanakan
oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja.
4
B. Ruang Lingkup Pedoman Pola Ketenagaan RSU Siti Asiyah
Ruang lingkup dari pedoman perencanaan staf dan pola ketenagaan ini diantaranya meliputi :
1. Pedoman perencanaan staf, yang bersumber dari Rencana Pengembangan Jangka
Menengah RSU Siti Asiyah
2. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
3. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kesehatan lainnya
4. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Admin
5. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga RM
6. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Laboratorium
7. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Gizi
8. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga CS & Keamanan
9. Penetapan jumlah SDM oleh Direktur
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun (B).
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk mempertahankan setiap
kategori dan meningkatkan SDM memiliki kompetensi/profesionalisme hak untuk mengikuti
pelatihan/kursus/lokakarya dalam 6 hari kerja. (C)
4. Hari libur nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait tentang hari libur
nasional dan cuti bersama tahun 2019 adalah 16 hari libur nasional dan 4 hari untuk cuti
bersama. (D)
5. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1 tahun)
karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin sebanyak 10 hari kerja.
(E)
6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Undang-undang No.13 Tahun 2003
umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 7 jam untuk 6 hari kerja untuk pekerja Non Shift
dan 8 jam untuk 5 hari kerja untuk pekerja shift.
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja
2
TABEL 1.1
WAKTU KERJA YANG TERSEDIA
KATEGORI SDM
KODE FAKTOR DOKTER KETERANGAN
PERAWAT
SpX
A Hari Kerja 312 312 Hari/Tahun
B Cuti Tahunan 15 12 Hari/Tahun
& Cuti Hari
Raya
C Pendidikan & 5 10 Hari/Tahun
Pelatihan
D Hari Libur 0 20 Hari/Tahun
Nasional
E Ketidakhadiran 10 12 Hari/Tahun
Kerja
F Waktu Kerja 8 6 Jam/Hari
Waktu kerja tersedia 2.192 1.512 Jam/Tahun
Jam kerja tersedia 274 252 Hari kerja/Thn
Waktu kerja tersedia untuk kategori hari kerja SDM perawat adalah 2.192 jam/ tahun atau
274 hari kerja. Sedangkan kategori SDM Dokter spesialis X adalah 1.512 atau 252 hari kerja/
tahun .
3
• Langkah Kedua
a. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Untuk menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia maka data dan
informasi yang dibutuhkan adalah:
i. Bagan struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing unit
kerja.
ii. Keputusan Direktur RSU Siti Asiyah tentang pembentukan Unit Kerja structural dan
fungsional, misalnya : Komite Medik, Komite Pengendalian Mutu RS,
Bidang/Bagian Informasi.
iii. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada setiap unit RS
iv. PP 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
v. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) pada tiap
unit kerja RS
b. Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan kesehatan kuratif,
rehabilitative secara serasi dan terpadu dengan pelayanan preventif dan promotif.
Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Unit kerja fungsional langsung, adalah unit kerja yang langsung terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan di dalam dan di luar RS, misalnya:
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi/Apotik, dan lain-lain.
2. Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak langsung
berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Setelah unit kerja dan sub-unit kerja di rumah sakit telah ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan untuk
menjamin mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit kerja
rumah sakit.
Data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan pengalaman yang
dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja sangan membantu proses penetapan kategori
SDM di tiap unit kerja RS.
4
• Langkah Ketiga Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu tahun per
kategori SDM. Standar Beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia atau yang
dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-masing
kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
1) Beban Kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS meliputi :
- Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.
- Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
- Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.
2) Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan
standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan/medik
yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.
Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban kerja masing-masing
kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang
berkaitan langsung/tidak langsung dengan pelayanan kesehatan perorangan.
3) Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan
pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi : standar pelayanan, SOP,
sarana prasarana yang tersedia dan kompetensi SDM.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan
kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang akurat serta dapat
dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi, kegiatan
pelaksanaan, standar pelayanan, SOP dan memiliki etos kerja yang baik.
5
Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut :
Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja, mulai dilakukan
pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit
dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk
selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori
SDM.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menyusun standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah
ini :
Apabila kategori SDM dokter spesialis memiliki waktu kerja tersedia 1.656 jam/tahun
dan faktor kelonggaran pertemuan audit medik 1 jam/minggu maka standar kelonggaran
yang dimilikinya adalah sebesar 0.06 SDM. Hal ini juga dapat diartikan bahwa kegiatan
pertemuan audit medik membutuhkan/ menyita waktu kerja tersedia dokter spesialis.
Adapun uraian perhitungannya sebagai berikut:
6
1. Waktu kerja tersedia = 1.656 jam/tahun
2. Faktor kelonggaran = pertemuan audit medik, 1 jam/mgg (1 jam x 52 mgg)
= 52 jam/tahun)
3. Standar kelonggaran = 52 jam/tahun 1.656 jam/tahun = 0.03 SDM
7
Bagan penetapan jumlah SDM di tiap unit :
Perencanaan SDM
( dari RPJM RSUSA dan RKA unit)
8
yang mengundurkan diri. Analisa ini didasari oleh : Rencana
Pengembangan Jangka Menengah RSU Siti Asiyah, LPJ
perkembangan jumlah pasien, dan Laporan Pola Ketenagaan
SDM tahun berjalan.
7. Hasil koordinasi antara Kasie Kepegawaian dengan Kasie
Keuangan dilaporkan kepada Direktur.
8. Direktur memberikan keputusan tentang penetapan jumlah SDM
di masing-masing unit
9
BAB IV
DOKUMENTASI
Segala proses yang terkait dengan perencanaan SDM, pola ketenagaan SDM, dan
penetapan jumlah SDM, didokumentasikan dalam file kepegawaian masing-masing staf.
Jenis dokumen yang harus diarsip di file kepegawaian :
− Hasil rapat Kasie dan Kabid tentang perencanaan SDM di masing-masing unit
− Hasil rapat Kasie Kepegawaian dengan seluruh Kasie tentang penyusunan pola
ketenagaan
− Hasil rapat struktural awal tahun, pembahasan LPJ dan RKA semua unit, dan
laporan pola ketenagaa
− Print out LPJ semua unit
− Instruksi Direktur ke Kasie Kepegawaian tentang tindaklanjut penetapan SDM
semua unit
− Hasil rapat koordinasi Kasie Kepegawaian dengan Kasie Keuangan, tentang analisa
keuangan dan pola ketenagaan, disesuaikan dengan RPJM RSU Siti Asiyah
− Laporan hasil koordinasi Kasie Kepegawaian dan Kasie Keuangan kepada Direktur
− Penetapan Direktur tentang jumlah SDM di masing-masing unit
10
BAB V
PENUTUP
Tim Penyusun
11
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BY LAWS)
YAYASAN CITRA FASTABIQUL KHOIROT
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah Merupakan peraturan yang mengatur pengelenggarakan
profesi medis dan mekanisme tata kerja Komite Medis.
Peraturan Internal Staf Medis disusun oleh Komite Medis dan disahkan
oleh Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah dan setiap 3 (tiga) tahun akan
ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan profesi medis dan kondisi
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Umum Siti Asiyah
dianalogikan sebagai undang-undang praktek kedokteran bagi para staf medis
yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah, karena
didalam Peraturan Internal Staf Medis diatur tentang pembentukan komite medis,
tugas dan fungi serta mekanisme kerja komite medis beserta ketiga sub
komitenya, mitra bestari dan mekanisme kerja pengambilan keputusan dalam
komite medis di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Peraturan Internal Staf Medis menjadi acuan mekanisme pengambilan
keputusan oleh komite medis dan menjadi dasar hukum yang sah untuk setiap
keputusan yang diambil sesuai mekanisme yang di tentukan dalam Peraturan
Internal Staf Medis.Peraturan Internal Staf Medis juga menjadi dasar hukum
untuk setiap keputusan yang diambil oleh Direktur sesuai dengan lingkungan
tugasnya yang terkait dengan staf medis.
Hubungannya dengan Direktur, Peraturan Internal Staf Medis juga
mengatur mekanisme pertanggungjawaban komite medis kepada Direktur untuk
hal-hal yang terkait dengan penyelenggaraan profesionalisme kedokteran di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Selain itu Peraturan Internal Staf Medis juga mengatur kewajiban Direktur
untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh Komite Medis untuk
melaksanakan tugasnya, seperti kebutuhan ruangan, petugas sekertariat, sarana
1
dan prasarana Komite Medis termasuk menyelenggarakan pertemuan dengan
Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot
Kewajiban Direktur termasuk menetapkan berbagai kebijakan dan
prosedur yang terkait dengan kredensial, mutu profesi, dan disiplin profesi.
Peraturan Internal Staf Medis tidak mengatur hal-hal yang bersifat pengelolaan
Rumah Sakit walaupun menyangkut tugas staf medis sehari-hari seperti mengatur
jasa medis, pembelian alat-alat medis, pengaturan jumlah jaga dan
sejenisnya.Pengaturan Internal Staf Medis juga tidak mengatur hak dan kewajiban
para staf medis seperti pengaturan tentang rekam medis, rahasia kedokteran,
persetujuan pelayanan medis, dan kesejahteraan para staf medis.
Pada dasarnya Peraturan Internal Staf Medis memuat pengaturan pokok
untuk menegakkan profesionalisme tenaga dengan mengatur mekanisme
pemberian izin melakuakan pelayanan medis, mekanisme mempertahankan
profesionalisme dan mekanisme disiplin.Peraturan Internal Staf Medis juga
mengatur tugas spesifik dari subkomite kredensial, subkomite mutu profesi, dan
subkomite etika dan disiplin profesi sesuai dengan kondisi di Rumah Sakit Umum
Siti Asiyah.
2
medis yang berhalangan berdasarkan kewenangan klinis dan penugasan
klinis yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
3. Staf medis konsultan adalah seorang dokter, dokter gigi dan dokter
spesialis, yang telah diketahui memilik reputasi tinggi dibidang keahlian
yang diminta oleh Rumah Sakit Umum Siti Asiyah untuk melakukan
tindakan medis tertentu untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
kewenangan klinis dan penugasan klinis yang diberikan oleh Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah.
4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah yang mengelola
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah diangkat, diberhentikan dan
bertanggungjawab kepada Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot, termasuk
bertanggungjawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukuan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
6. Komite Medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga
profesionalismenya dengan baik.
7. Sub komite adalah kelompok kerja dibawah komite medis yang dibentuk
untuk menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu.
8. Kelompok Staf Medis adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi
dan / atau keahlian yang sejenis, atau hampir sejenis.
9. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan pelayanan medis tertentu dalam lingkungan
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).
10. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah kepada seorang staf medis untuk
melakukan pelayanan medis tertentu berdasarkan daftar kewenangan
klinis yang telah ditetapkan.
11. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberiakan kewenangan klinis (clinical privilege).
3
12. Rekredensial adalah proses ravaluasi (evaluasi ulang) terhadap staf medis
yang memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) yang telah habis
masa berlakunya, utnuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis selanjutnya.
13. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
profesi pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.
14. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi
dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan profesi medis.
Adapun Tujuan dari penetapan Peraturan Internal Staf Medis (
Medical Staff By Laws ) ini adalah :
1. Agar komite medis dapat menyalenggarakan tata kelola klinis yang baik (
good clinical governance ) melalui meknisme kredensial, peningkatan
mutu profesi, dan penegakan disiplin profesi.
2. Sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah terhadap pasien tanpa memandang
agama, ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan golongan.
3. Sebagai acuan Rumah Sakit Umum Siti Asiyah dalam mengorganisasi
staf medis dan membentuk Komite Medis.
4. Sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme staf medis di Rumah
Sakit Umum Siti Asiyah yang meliputi kompetensi dan perilaku seorang
dokter, dokter gigi dan dokter spesialis.
5. Sebagai acuan dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan medis
untuk setiap jenis disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan
situasi di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
6. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini berlaku bagi
seluruh staf medis yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah dalam rangka melaksanakan kewenangan klinis dan
menjalankan penugasan klinis
7.
4
BAB II
ISI
5
a. Semua dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan Apoteker yang
memiliki izin praktek dan bekerja di RSU Siti Asiyah dalam jabatan
fungsional, baik sebagai dokter tetap atau dokter organik, dokter tamu
maupun dokter paruh waktu, wajib menjadi anggota Staf Medik
Fungsional RSU Siti Asiyah.
b. Penempatan dokter ke dalam Staf Medik Fungsional RSU Siti Asiyah,
termasuk dokter tamu maupun dokter paruh waktu, ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur RSU Siti Asiyah, dengan ketentuan, untuk
dokter tamu dan dokter paruh waktu, penempatannya ke dalam Staf
Medik. Fungsional RSU Siti Asiyah harus dilengkapi dengan
perjanjian kerja.
3. Penerimaan, Penerimaan Kembali dan Pemberhentian Staf Medis
a. Untuk dapat bergabung dengan Rumah Sakit maka dokter harus
memiliki kompetensi yang dibutuhkan, berlisensi yang asli menurut
Peraturan Perundang - undangan yang berlaku, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki perilaku dan penampilan baik yang disaring
melalui Komite Medik.
b. Secara administratif harus memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
c. Mekanisme pemberhentian Staf Medik sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit dan Peraturan Perundangan yang berlaku.
d. Staf Medis Dokter Tamu dan Dokter Konsultan berhenti secara
otomatis sebagai staf medik RSU Siti Asiyah tanpa hak pensiun
manakala masa kontraknya berakhir atau berhenti atas persetujuan
bersama.
4. Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Staf Medis
a. Tugas Staf Medik Fungsional RSU Siti Asiyah adalah:
1. Melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan medik
bidang administrasi / manajerial, meliputi antara lain pengaturan
6
tugas rawat jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan visite,
pertemuan klinik, presentasi kasus, kasus kematian, prosedur
konsultasi, dan lain-lain.
3. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan medik
bidang keilmuan/ keprofesian.
b. Kewajiban dan Hak Staf Medis
1. Kewajiban staf medik Rumah Sakit Umum Siti Asiyah adalah
sebagai berikut :
a) Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b) Mentaati semua peraturan internal rumah sakit (Hospital By
laws).
c) Menyusun standar prosedur operasional pelayanan medik
yang terdiri dari :
1) Standar Prosedur Operasional bidang administrasi /
manajerial antara lain meliputi pengaturan tugas rawat
jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan tugas jaga,
pengaturan tugas rawat intensif, pengaturan tugas kamar
operasi, kamar bersalin,pengaturan visite ronde,
pertemuan klinik, presentasi kasus (kasus kematian, kasus
sulit, kasus langka, kasus penyakit tertentu), prosedur
konsultasi dan lain-lain.
2) Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang
keilmuan / keprofesian.
3) Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang
administrasi.
d) SMF yang bekerja sebagai Dokter Mitra, bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala bentuk kerugian yang dialami pasien
sebagai akibat dari kesalahan medik yang dilakukan
c. Staf Medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai dokter
RSU Siti Asiyah berhak memperoleh hak sesuai peraturan yang
berlaku, meliputi :
7
1. Penghasilan yang layak berupa gaji, tunjangan dan penghasilan
lain yang sah serta jasa pelayanan sesuai dengan Sistem
Remunisasi yang ditetapkan oleh rumah sakit;
2. Kenaikan pangkat, pengembangan karir, cuti tahunan, cuti sakit,
cuti hamil, cuti khusus, cuti alasan penting dan cuti lainnya,
lingkungan kerja yang sehat serta perlindungan terhadap
kecelakaan kerja;
3. Pemeriksaan kesehatan berkala, rutin dan khusus sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh RSU Siti Asiyah;
4. Uang duka bagi keluarganya apabila meninggal dunia;
5. Penghasilan setelah pensiun;
6. Menggunakan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk mclakukan
layanan kesehatan berdasarkan standar mutu layanan yang
optimal;
7. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang tercatat sebagai staf
medik rumah sakit;dan
8. Mendampingi dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat
sebagai staf medik rumah sakit, baik untuk kepentingan konsultasi
atau untuk membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang
tidak dapat dilaksanakannya setelah memperoleh izin dari Direktur
atau pejabat lain yang ditunjuk.
d. Staf Medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai mitra
(attending physician) konsultan atau dokter tamu (visiting doctor)
berhak atas :
1. Penghasilan yang layak sesuai peraturan yang berlaku atau
kesepakatan yang dibuat oleh pihak rumah sakit dengan staf medik
yang bersangkutan;
2. Lingkungan kerja yang sehat mendapatkan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja;
3. Kesempatan untuk merawat pasien di rumah sakit;
4. Penggunaan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit melakukan
layanan kesehatan berdasarkan standar mutu layanan yang tinggi;
8
5. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter lain yang tercatat
sebagai staf medik RS
6. Kesempatan untuk mendatangkan dokter tamu (visiting doctor)
yang tidak tercatat sebagai staf medik rumah sakit, baik untuk
kepentingan konsultasi atau untuk membantu melaksanakan
sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakarmya setelah
mendapat izin dari Direktur atau Pejabat yang ditunjuk;dan
7. Kesempatan tidak bekerja untuk sementara waktu karena sakit
atau karena alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
9
setiap jenis pelayanan medis sesuai dengan ketetapan kolegium setiap
spesialisasi ilmu kedokteran. Dokumentasi syarat untuk melakukan
pelayanan medis tersebut disebut sebagai “Buku Putih” (white paper).
g. Dalam keadaan tertentu, suatu pelayanan medis tertentu ternyata
dilakukan oleh para staf medis dari jenis spesialisasi yang berbeda
maka komite medik wajib menyusun “Buku Putih” (white paper)
untuk pelayanan medis tertentu tersebut dengan melibatkan mitra
bestari (peer group) dari beberapa spesialisasi terkait.
h. Pemberian rekomendasi kewenangan klinis seorang staf medis tidak
hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan
keterampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan fisik,
kesehatan mental, dan perilaku (behavior) staf medis tersebut.
10
6. Diterapkan metoda dan tata laksana agar rumah sakit mampu melakukan
evaluasi, analisis, dan tindak lanjut dari Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) pada pasien.
11
a. Komite medik dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit Umum Siti
Asiyah
b. Susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Ketua;
2. Sekretaris;
3. Subkomite.
c. Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit
dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
d. Ketua komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
e. Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh
direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
medik dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja
di rumah sakit.
f. Anggota komite medik terbagi ke dalam subkomite.
g. Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri dari :
1. Subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme
staf medis;
2. Subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan
kompetensi dan profesionalisme staf medis; dan
3. Subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga
disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
2. Tugas dan Fungsi Komite Medik
a. Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf
medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
2. Memelihara mutu profesi staf medis; dan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
b. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi
untuk melaksanakan hal berikut:
12
1. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis
sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan
norma keprofesian yang berlaku;
2. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
a) Kompetensi;
b) Kesehatan fisik dan mental;
c) Perilaku;
d) Etika profesi.
3. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran
gigi berkelanjutan;
4. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
5. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
6. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik;
7. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari
komite medik; dan
8. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan
klinis.
c. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis
komite medik memiliki fungsi untuk melaksanakan hal berikut:
1. Pelaksanaan audit medis;
2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan
4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan.
d. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku
profesi staf medis komite medik memiliki fungsi untuk melaksanakan
hal berikut:
1. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
13
2. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin;
3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
4. Pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis
pada asuhan medis pasien.
e. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, komite medik senantiasa
melibatkan mitra bestari untuk mengambil keputusan profesional;
3. Kewenangan Komite Medik
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang:
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical privilege);
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appointment);
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu;
d. Memberikan rekomendasi perubahan/ modifikasi rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
4. Pola Hubungan Komite Medik dengan Direktur
a. Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber
daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite
medik.
b. Ketua komite medik bertanggungjawab kepada direktur rumah sakit.
c. Komite medik wajib memberikan laporan tahunan dan laporan
berkala tentang kegiatan keprofesian yang dilakukan kepada direktur.
d. Direktur bersama komite medik untuk menyusun pengaturan layanan
medis (medical staff rules and regulations) agar pelayanan yang
profesional terjamin mulai saat pasien masuk hingga keluar dari
rumah sakit.
14
5. Panitia Adhoc
a. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat
dibantu oleh panitia adhoc.
b. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
direktur rumah sakit berdasarkan usulan ketua komite medik.
c. Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf
medis yang tergolong sebagai mitra bestari.Staf medis yang tergolong
sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter spesialis/ dokter
gigi spesialis, kolegium dokter/ dokter gigi, kolegium dokter
spesialis/ dokter gigi spesialis, dan/ atau institusi pendidikan
kedokteran/ kedokteran gigi.
6. Rapat Komite Medik
a. Jenis Rapat
Rapat komite medik terdiri atas rapat rutin, rapat khusus, dan
rapat pleno. Setiap rapat komite medik dinyatakan sah hanya bila
undangan telah disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota
komite medik yang berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut.
1. Rapat Rutin Komite Medik
a) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada
waktu dan tempat yang ditetapkan oleh komite medik.
b) Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan
rapat rutin beserta agenda rapat kepada para anggota yang
berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.
c) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite medik.
d) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
e) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh sekretaris
komite medik sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
melampirkan:
1) Satu salinan agenda rapat;
2) Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu; dan
15
3) Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu
2. Rapat Khusus Komite Medik
16
d) Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan
rapat tahunan secara tertulis beserta agenda rapat kepada
para anggota yang berhak hadir paling lambat empat belas
hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
b. Kourum
1. Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan rapat
tahunan kepada seluruh anggota komite medik. Kuorum rapat
tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari
jumlah pengurus komite medik ditambah satu yang berhak untuk
hadir dan memberikan suara.
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.
c. Pengambilan Putusan Rapat
17
6. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat
berlangsung.
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan
ditetapkan oleh ketua sebelum rapat dimulai
e. Notulen Rapat
1. Setiap rapat harus dibuat notulennya.
2. Semua notulen rapat komite medis dicatat oleh sekretaris komite
medis atau penggantinya yang ditunjuk.
3. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak
hadir sebelum rapat berikutnya.
4. Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang
berkaitan dengan keakuratan notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh ketua komite medik dan
sekretaris komite medik pada rapat berikutnya, dan notulen
tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.
6. Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat
satu minggu setelah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
komite Medis.
BAB III
SUB KOMITE
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Medis dibantu oleh sub komite.
Sub Komite dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
Sub komite tersebut dapat terdiri dari :
1. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis
2. Sub Komite Kredential
3. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
4. Sub Komite lainnya yang dianggap perlu, antara lain Sub Komite/Komite
farmasi dan terapi, Sub Komite/Komite rekam medis dan Sub
Komite/Komite pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit, Sub Komite
Transfusi Darah, dan lain-lain.
18
Struktur Organisasi:
1. Susunan Sub Komite terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris
merangkap anggota dan Anggota.
2. Ketua Sub Komite dapat salah seorang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota Komite Medis.
Tata Kerja
3. Sub Komite ditetapkan oleh Direktur rumah sakit atas usul Ketua Komite
Medis setelah mendapat kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medis.
4. Dalam melaksanakan kegiatannya sub komite agar menyusun kebijakan,
program dan prosedur kerja.
5. Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan akhir tahun kepada
Komite Medis. Laporan akhir tahun antara lain berisi evaluasi kerja selama
setahun dan rekomendasi untuk tahun anggaran berikutnya.
6. Sub Komite mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
7. Biaya operasional dibebankan kepada anggaran rumah sakit
1. SUBKOMITE KREDENSIAL
A. Tujuan
1. Tujuan umum penetapan SubKomite Kredensial adalah untuk
melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis
yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
2. Tujuan khusus penetapan Subkomite Kredensial adalah:
a. Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan
akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit;
b. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege)
bagi setiap staf medis yang melakukan pelayanan medis di rumah
sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran/kedokteran gigi
yang ditetapkan oleh kolegium kedokteran/kedokteran gigi
indonesia;
c. Dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan
penugasan klinis (clinical appointment) bagi setiap staf medis
untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
19
d. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi
rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku
kepentingan (stakeholders) rumah sakit lainnya.
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang
Fungsi : melaksanakan kebijakan komite medis di bidang kredensial
profesi medis
Tugas :
1. Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota staf medis
rumah sakit secara total obyektif, adil, jujur dan terbuka
2. Membuat Rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan staf medis di rumah sakit.
3. Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam Perturan Internal Staf Medis
(Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit.
4. Melakukan review kompetensi staf medis dan memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka pemberian clinical
privileges, reapoinments dan penugasan staf medis pada unit kerja.
5. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.
6. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial.
7. Menyusun tata laksana dan instrumen kredensial.
8. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi
sesuaikebutuhan.
9. Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.
C. Konsep Kredensial
1. Setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya
dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten, yang meliputi
dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri dari pengetahuan,
20
keterampilan, dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan
mental.
2. Komite medik wajib melakukan verifikasi kembali keabsahan bukti
kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk
melakukan pelayanan medis dalam lingkup spesialisasi tersebut
(credentialing).
3. Setelah dilakukan kredensial medis dinyatakan kompeten maka
komite medik akan menerbitkan rekomendasi kewenangan klinis.
4. Dalam hal pelayanan medis seorang staf medis membahayakan
pasien maka kewenangan klinis (clinical privilege) seorang staf
medis dapat saja dicabut sehingga tidak diperkenankan untuk
melakukan pelayanan medis tertentu di lingkungan rumah sakit
tersebut.
5. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut dilakukan
melalui prosedur tertentu yang melibatkan komite medik.
D. Keanggotaan
1. Subkomite kredensial di rumah sakit terdiri atas sekurang-kurangnya
3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis
(clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite kredensial sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota, yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
E. Mekanisme Kredensial dan Pemberian Kewenangan Klinis
1. Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan klinis.
2. Tahapan pemberian kewenangan klinis meliputi:
a. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada
direktur dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan
klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi
bahan-bahan pendukung.
21
b. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan
oleh direktur rumah sakit kepada komite medik.
c. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah diisi oleh pemohon.
d. Dalam melakukan kajian subkomite kredensial dapat membentuk
panel atau panitia ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari dari
disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta
berdasarkan buku putih (white paper).
e. Subkomite kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel
atau panitia ad-hoc dengan mempertimbangkan reputasi, adanya
konflik kepentingan, bidang disiplin, dan kompetensi yang
bersangkutan.
f. Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen:
a) Kompetensi:
1) Berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi
yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang
berwenang untuk itu;
2) Kognitif;
3) Afektif;
4) Psikomotor.
b) Kompetensi fisik;
c) Kompetensi mental/perilaku;
d) Perilaku etis (ethical standing).
g. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi
dan cakupan praktik.
h. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege) diperoleh dengan cara:
a) Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan
meminta masukan dari setiap Kelompok Staf Medis;
b) Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon
denganmenggunakan daftar rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege);
22
c) Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf
medis; dan dilakukan secara periodik.
i. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh
komite medik berdasarkan masukan dari subkomite kredensial.
j. Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf
medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan
rekomendasi berupa:
a) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan.
b) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah.
c) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi.
d) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk
waktu tertentu.
e) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi.
f) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri
k. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang
dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat
mengajukan permohonan kepada komite medik melalui
kepala/direktur rumah sakit. Selanjutnya, komite medik
menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui
mekanisme pendampingan (proctoring).
l. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan
rekomendasi kewenangan klinis:
a) Pendidikan:
1) Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau
dari sekolah kedokteran luar negeri dan sudah
diregistrasi;
2) Menyelesaikan program pendidikan konsultan.
b) Perizinan (lisensi):
1) Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan
bidangprofesi;
23
2) Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat
yangmasih berlaku.
c) Kegiatan penjagaan mutu profesi:
1) Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya; dan
2) Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.
d) Kualifikasi personal:
1) Riwayat disiplin dan etik profesi;
2) Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
3) Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak
terlibatpenggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien;
4) Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan;
5) Memiliki asuransi proteksi profesi (professional
indemnityinsurance).
e) Pengalaman dibidang keprofesian:
1) Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
2) Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama
menjalankan profesi.
m. Berakhirnya kewenangan klinis .
a) Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis
(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut
oleh direktur rumah sakit.
b) Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memilikimasa
berlaku untuk periode tertentu.
c) Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah
sakit harus melakukan rekredensial terhadap staf medis yang
bersangkutan.
d) Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan
proses kredensial awal sebagaimana diuraikan di atas karena
sudah memiliki informasi setiap staf medis yang melakukan
pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
24
n. Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali
kewenangan klinis.
a) Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh
direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja profesi
dilapangan,misalnya staf medis yang bersangkutan
terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental;
b) Pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila
terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi
atau karena tindakan disiplin dari komite medik;
c) Kewenangan klinis yang dicabut sebagaimana dimaksud
dalam diktum 1) dan 2) diatas dapat diberikan kembali bila
staf medis tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
d) Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang staf medis
diakhiri, komite medik akan meminta subkomite mutu
profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
kompetensi yang bersangkutan pulih kembali.
e) Komite medik dapat merekomendasikan kepada direktur
rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu
setelah melalui proses pembinaan.
25
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence) dan
kewenangan klinis (clinical privilege);
3. Mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan (medical
mishaps);
4. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf
medismelalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation),
maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional
practiceevaluation).
B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Fungsi : Melaksanakan kebijakan Komite Medik Di Bidang Mutu Profesi
Medis
Tugas :
1. Membuat rencana kerja/program kerja
2. Melaksanakan rencana kerja/jadwal kegiatan
3. Membuat panduan mutu pelayanan medis
4. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis
5. Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi
dengan kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun
adalah indikator output atau outcome.
6. Melakukan koordinasi dengan Komite Peningkatan Mutu RS.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
26
2. Untuk mempertahankan mutu dilakukan upaya pemantauan dan
pengendalian mutu profesi melalui :
a. Memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, ronde
ruangan,kasus kematian (death case), audit medis, journal
reading;
b. Tindak lanjut terhadap temuan kualitas, misalnya pelatihan
singkat(short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan,
pendidikan kewenangan tambahan.
D. Keanggotaan
1. Subkomite mutu profesi di rumah sakit terdiri atas sekurang-
kurangnya3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan
klinis (clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite mutu profesi sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota, yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
E. Mekanisme Kerja
1. Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh
mekanisme kerja subkomite mutu profesi berdasarkan
masukankomite medis.
2. Direktur rumah sakit wajib memfasilitasi agar seluruh kegiatan
dalam mekanisme menjaga mutu profesi medis yang meliputi:
1. Audit Medis
a) Dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinis
dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di
rumah sakit dan tidak digunakan untuk mencari ada atau
tidaknya kesalahan seorang staf medis dalam satu kasus.
b) Audit medis dilakukan dengan mengedepankan respek
terhadap semua staf medis (no blaming culture) dengan cara
tidak menyebutkan nama (no naming), tidak
mempersalahkan (no blaming), dan tidak mempermalukan
(no shaming).
27
c) Audit medis yang dilakukan dengan melibatkan mitra bestari
(peer group) yang terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan medis di
rumah sakit.
d) Evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focusedprofessional
practice evaluation) dapat dilaksanakan di tingkat rumah
sakit, komite medik, atau masing-masing kelompok staf
medis.
e) Pelaksanaan audit medis harus dapat memenuhi 4 (empat)
peran penting, yaitu
1) Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap
kompetensi masing-masing staf medis pemberi
pelayanan di rumah sakit;
2) Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis
(clinical privilege) sesuai kompetensi yang dimiliki;
3) Sebagai dasar bagi komite medik dalam
merekomendasikan pencabutan atau penangguhan
kewenangan klinis (clinical privilege); dan
4) Sebagai dasar bagi komite medik dalam
merekomendasikan perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis seorang staf medis.
f) Langkah-langkah pelaksanaan audit medis dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit
memperhatikan jumlah kasus atau epidemiologi
penyakit yang ada di rumah sakit dan adanya keinginan
untuk melakukan perbaikan;
2) Pemilihan dan penetapan topik atau masalah yang ingin
dilakukan audit dipilih berdasarkan kesepakatan komite
medik dan kelompok staf medis;
3) Penetapan kriteria dan standar profesi yang jelas,
obyektif dan rinci terkait dengan topik tersebut;
28
4) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
5) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
6) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria;
7) Kasus-kasus tersebut di analisis dan didiskusikan apa
kemungkinan penyebabnya dan mengapa terjadi
ketidaksesuaian dengan standar;
8) Tim pelaksana audit dan Mitra bestari (peer group)
melakukan tindakan korektif terhadap ketidak sesuaian
secara kolegial, dan menghindari “blaming culture”. Hal
ini dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya
perbaikannya, cara-cara pencegahan dan
penanggulangan, mengadakan program pendidikan dan
latihan, penyusunan dan perbaikan prosedur yang ada
dan lain sebagainya;
9) Rencana reaudit untuk topik yang sama untuk
mengetahui apakah sudah ada upaya perbaikan.
10) Memilih topik yang lainnya.
2. Merekomendasikan Pendidikan Berkelanjutan bagi Staf Medis
dengan dengan rincian sebagai berikut :
a) subkomite mutu profesi menentukan pertemuan-pertemuan
ilmiah yangharus dilaksanakan oleh masing-masing
kelompok staf medis dengan pengaturan-pengaturan waktu
yang disesuaikan.
b) Pertemuan tersebut dapat pula berupa pembahasan kasus
tersebut antara lain meliputi kasus kematian (death case),
kasus sulit, maupunkasus langka.
c) Setiap kali pertemuan ilmiah harus disertai notulensi,
kesimpulan dan daftar hadir peserta yang akan dijadikan
pertimbangan dalam penilaian disiplin profesi.
29
d) Notulensi beserta daftar hadir menjadi dokumen/arsip dari
subkomite mutu profesi.
e) Subkomite mutu profesi bersama-sama dengan kelompok
staf medismenentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang akan
dibuat oleh subkomite mutu profesi yang melibatkan staf
medis rumah sakit sebagai narasumber dan peserta aktif.
f) Setiap kelompok staf medis wajib menentukan minimal satu
kegiatan ilmiah yang akan dilaksanakan dengan subkomite
mutu profesi pertahun.
g) Subkomite mutu profesi bersama dengan bagian pendidikan
& penelitian rumah sakit memfasilitasi kegiatan tersebut dan
dengan mengusahakan satuan angka kredit dari ikatan
profesi.
h) Subkomite mutu profesi menentukan kegiatan-kegiatan
ilmiah yang dapat diikuti oleh masing-masing staf medis
setiap tahun dan tidak mengurangi hari cuti tahunannya.
i) Subkomite mutu profesi memberikan persetujuan terhadap
permintaan staf medis sebagai asupan kepada direksi.
3. Memfasilitasi Proses Pendampingan (Proctoring) bagi Staf
Medis yang membutuhkan dengan dengan rincian sebagai
berikut.
a) Subkomite mutu profesi menentukan nama staf medis yang
akan mendampingi staf medis yang sedang mengalami
sanksi disiplin/mendapatkan pengurangan clinical privilege.
b) Komite medik berkoordinasi dengan direktur rumah sakit
untuk memfasilitasi semua sumber daya yang dibutuhkan
untuk prosespen dampingan (proctoring) tersebut.
3. SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
A. Tujuan
Subkomite etika dan disiplin profesi pada komite medik di rumah
sakit dibentuk dengan tujuan:
30
1. Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi
syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk
melakukan asuhan klinis (clinical care); dan
2. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di
rumah sakit.
B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Fungsi : Melaksanakan kebijakan komite medis dibidang etika dan
disiplin profesi medis
Tugas :
1. Membuat rencana kerja.
2. Melaksanakan rencana kerja.
3. Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah etika dan
disiplin profesi.
4. Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin
profesi.
5. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika.
6. Melakukan koordinasi dengan komite etik rumah sakit.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
31
upaya pendisiplinan berperilaku profesional staf medis di lingkungan
rumah sakit.
3. Dalam penanganan asuhan medis tidak jarang dijumpai kesulitan
dalam pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan adanya suatu
unit kerja yang dapat membantu memberikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan etis tersebut.
4. Pelaksanaan keputusan subkomite etika dan disiplin profesi di rumah
sakit merupakan upaya pendisiplinan oleh komite medik terhadap
staf medis di rumah sakit yang bersangkutan.
5. Landasan kerja Subkomite ini antara lain:
a. Peraturan internal rumah sakit;
b. Peraturan internal staf medis;
c. Etik rumah sakit;norma etika medis dan norma-norma bioetika.
6. Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf
medis,antara lain adanya:
a. Pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit;
b. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
c. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
d. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan
medis(white paper) di rumah sakit;
e. Kode etik kedokteran indonesia;
f. Pedoman perilaku profesional kedokteran (buku
penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik);
g. Pedoman pelanggaran disiplin kedokteran;
h. Pedoman pelayanan medik/klinik;
i. Standar prosedur operasional asuhan medis.
32
BAB IV
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
33
BAB V
PENUTUP
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini disusun agar
menjadi acuan bagi rumah sakit dalam menyusun dalam meningkatkan mutu
pelayanan medis.
Ditetapkan di Bumiayu
Pada tanggal 2 Februari 2019
34
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BY LAWS)
YAYASAN CITRA FASTABIQUL KHOIROT
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah Merupakan peraturan yang mengatur pengelenggarakan
profesi medis dan mekanisme tata kerja Komite Medis.
Peraturan Internal Staf Medis disusun oleh Komite Medis dan disahkan
oleh Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah dan setiap 3 (tiga) tahun akan
ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan profesi medis dan kondisi
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Umum Siti Asiyah
dianalogikan sebagai undang-undang praktek kedokteran bagi para staf medis
yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah, karena
didalam Peraturan Internal Staf Medis diatur tentang pembentukan komite medis,
tugas dan fungi serta mekanisme kerja komite medis beserta ketiga sub
komitenya, mitra bestari dan mekanisme kerja pengambilan keputusan dalam
komite medis di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Peraturan Internal Staf Medis menjadi acuan mekanisme pengambilan
keputusan oleh komite medis dan menjadi dasar hukum yang sah untuk setiap
keputusan yang diambil sesuai mekanisme yang di tentukan dalam Peraturan
Internal Staf Medis.Peraturan Internal Staf Medis juga menjadi dasar hukum
untuk setiap keputusan yang diambil oleh Direktur sesuai dengan lingkungan
tugasnya yang terkait dengan staf medis.
Hubungannya dengan Direktur, Peraturan Internal Staf Medis juga
mengatur mekanisme pertanggungjawaban komite medis kepada Direktur untuk
hal-hal yang terkait dengan penyelenggaraan profesionalisme kedokteran di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
Selain itu Peraturan Internal Staf Medis juga mengatur kewajiban Direktur
untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh Komite Medis untuk
melaksanakan tugasnya, seperti kebutuhan ruangan, petugas sekertariat, sarana
1
dan prasarana Komite Medis termasuk menyelenggarakan pertemuan dengan
Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot
Kewajiban Direktur termasuk menetapkan berbagai kebijakan dan
prosedur yang terkait dengan kredensial, mutu profesi, dan disiplin profesi.
Peraturan Internal Staf Medis tidak mengatur hal-hal yang bersifat pengelolaan
Rumah Sakit walaupun menyangkut tugas staf medis sehari-hari seperti mengatur
jasa medis, pembelian alat-alat medis, pengaturan jumlah jaga dan
sejenisnya.Pengaturan Internal Staf Medis juga tidak mengatur hak dan kewajiban
para staf medis seperti pengaturan tentang rekam medis, rahasia kedokteran,
persetujuan pelayanan medis, dan kesejahteraan para staf medis.
Pada dasarnya Peraturan Internal Staf Medis memuat pengaturan pokok
untuk menegakkan profesionalisme tenaga dengan mengatur mekanisme
pemberian izin melakuakan pelayanan medis, mekanisme mempertahankan
profesionalisme dan mekanisme disiplin.Peraturan Internal Staf Medis juga
mengatur tugas spesifik dari subkomite kredensial, subkomite mutu profesi, dan
subkomite etika dan disiplin profesi sesuai dengan kondisi di Rumah Sakit Umum
Siti Asiyah.
2
medis yang berhalangan berdasarkan kewenangan klinis dan penugasan
klinis yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
3. Staf medis konsultan adalah seorang dokter, dokter gigi dan dokter
spesialis, yang telah diketahui memilik reputasi tinggi dibidang keahlian
yang diminta oleh Rumah Sakit Umum Siti Asiyah untuk melakukan
tindakan medis tertentu untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
kewenangan klinis dan penugasan klinis yang diberikan oleh Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah.
4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah yang mengelola
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah diangkat, diberhentikan dan
bertanggungjawab kepada Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot, termasuk
bertanggungjawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukuan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
6. Komite Medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga
profesionalismenya dengan baik.
7. Sub komite adalah kelompok kerja dibawah komite medis yang dibentuk
untuk menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu.
8. Kelompok Staf Medis adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi
dan / atau keahlian yang sejenis, atau hampir sejenis.
9. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan pelayanan medis tertentu dalam lingkungan
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).
10. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah kepada seorang staf medis untuk
melakukan pelayanan medis tertentu berdasarkan daftar kewenangan
klinis yang telah ditetapkan.
11. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberiakan kewenangan klinis (clinical privilege).
3
12. Rekredensial adalah proses ravaluasi (evaluasi ulang) terhadap staf medis
yang memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) yang telah habis
masa berlakunya, utnuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis selanjutnya.
13. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
profesi pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.
14. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi
dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan profesi medis.
Adapun Tujuan dari penetapan Peraturan Internal Staf Medis (
Medical Staff By Laws ) ini adalah :
1. Agar komite medis dapat menyalenggarakan tata kelola klinis yang baik (
good clinical governance ) melalui meknisme kredensial, peningkatan
mutu profesi, dan penegakan disiplin profesi.
2. Sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis di
Rumah Sakit Umum Siti Asiyah terhadap pasien tanpa memandang
agama, ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan golongan.
3. Sebagai acuan Rumah Sakit Umum Siti Asiyah dalam mengorganisasi
staf medis dan membentuk Komite Medis.
4. Sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme staf medis di Rumah
Sakit Umum Siti Asiyah yang meliputi kompetensi dan perilaku seorang
dokter, dokter gigi dan dokter spesialis.
5. Sebagai acuan dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan medis
untuk setiap jenis disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan
situasi di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah.
6. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini berlaku bagi
seluruh staf medis yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah dalam rangka melaksanakan kewenangan klinis dan
menjalankan penugasan klinis
7.
4
BAB II
ISI
5
a. Semua dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis dan Apoteker yang
memiliki izin praktek dan bekerja di RSU Siti Asiyah dalam jabatan
fungsional, baik sebagai dokter tetap atau dokter organik, dokter tamu
maupun dokter paruh waktu, wajib menjadi anggota Staf Medik
Fungsional RSU Siti Asiyah.
b. Penempatan dokter ke dalam Staf Medik Fungsional RSU Siti Asiyah,
termasuk dokter tamu maupun dokter paruh waktu, ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur RSU Siti Asiyah, dengan ketentuan, untuk
dokter tamu dan dokter paruh waktu, penempatannya ke dalam Staf
Medik. Fungsional RSU Siti Asiyah harus dilengkapi dengan
perjanjian kerja.
3. Penerimaan, Penerimaan Kembali dan Pemberhentian Staf Medis
a. Untuk dapat bergabung dengan Rumah Sakit maka dokter harus
memiliki kompetensi yang dibutuhkan, berlisensi yang asli menurut
Peraturan Perundang - undangan yang berlaku, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki perilaku dan penampilan baik yang disaring
melalui Komite Medik.
b. Secara administratif harus memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
c. Mekanisme pemberhentian Staf Medik sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit dan Peraturan Perundangan yang berlaku.
d. Staf Medis Dokter Tamu dan Dokter Konsultan berhenti secara
otomatis sebagai staf medik RSU Siti Asiyah tanpa hak pensiun
manakala masa kontraknya berakhir atau berhenti atas persetujuan
bersama.
4. Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Staf Medis
a. Tugas Staf Medik Fungsional RSU Siti Asiyah adalah:
1. Melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
2. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan medik
bidang administrasi / manajerial, meliputi antara lain pengaturan
6
tugas rawat jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan visite,
pertemuan klinik, presentasi kasus, kasus kematian, prosedur
konsultasi, dan lain-lain.
3. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan medik
bidang keilmuan/ keprofesian.
b. Kewajiban dan Hak Staf Medis
1. Kewajiban staf medik Rumah Sakit Umum Siti Asiyah adalah
sebagai berikut :
a) Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b) Mentaati semua peraturan internal rumah sakit (Hospital By
laws).
c) Menyusun standar prosedur operasional pelayanan medik
yang terdiri dari :
1) Standar Prosedur Operasional bidang administrasi /
manajerial antara lain meliputi pengaturan tugas rawat
jalan, pengaturan tugas rawat inap, pengaturan tugas jaga,
pengaturan tugas rawat intensif, pengaturan tugas kamar
operasi, kamar bersalin,pengaturan visite ronde,
pertemuan klinik, presentasi kasus (kasus kematian, kasus
sulit, kasus langka, kasus penyakit tertentu), prosedur
konsultasi dan lain-lain.
2) Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang
keilmuan / keprofesian.
3) Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang
administrasi.
d) SMF yang bekerja sebagai Dokter Mitra, bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala bentuk kerugian yang dialami pasien
sebagai akibat dari kesalahan medik yang dilakukan
c. Staf Medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai dokter
RSU Siti Asiyah berhak memperoleh hak sesuai peraturan yang
berlaku, meliputi :
7
1. Penghasilan yang layak berupa gaji, tunjangan dan penghasilan
lain yang sah serta jasa pelayanan sesuai dengan Sistem
Remunisasi yang ditetapkan oleh rumah sakit;
2. Kenaikan pangkat, pengembangan karir, cuti tahunan, cuti sakit,
cuti hamil, cuti khusus, cuti alasan penting dan cuti lainnya,
lingkungan kerja yang sehat serta perlindungan terhadap
kecelakaan kerja;
3. Pemeriksaan kesehatan berkala, rutin dan khusus sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh RSU Siti Asiyah;
4. Uang duka bagi keluarganya apabila meninggal dunia;
5. Penghasilan setelah pensiun;
6. Menggunakan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk mclakukan
layanan kesehatan berdasarkan standar mutu layanan yang
optimal;
7. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang tercatat sebagai staf
medik rumah sakit;dan
8. Mendampingi dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat
sebagai staf medik rumah sakit, baik untuk kepentingan konsultasi
atau untuk membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang
tidak dapat dilaksanakannya setelah memperoleh izin dari Direktur
atau pejabat lain yang ditunjuk.
d. Staf Medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai mitra
(attending physician) konsultan atau dokter tamu (visiting doctor)
berhak atas :
1. Penghasilan yang layak sesuai peraturan yang berlaku atau
kesepakatan yang dibuat oleh pihak rumah sakit dengan staf medik
yang bersangkutan;
2. Lingkungan kerja yang sehat mendapatkan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja;
3. Kesempatan untuk merawat pasien di rumah sakit;
4. Penggunaan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit melakukan
layanan kesehatan berdasarkan standar mutu layanan yang tinggi;
8
5. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter lain yang tercatat
sebagai staf medik RS
6. Kesempatan untuk mendatangkan dokter tamu (visiting doctor)
yang tidak tercatat sebagai staf medik rumah sakit, baik untuk
kepentingan konsultasi atau untuk membantu melaksanakan
sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakarmya setelah
mendapat izin dari Direktur atau Pejabat yang ditunjuk;dan
7. Kesempatan tidak bekerja untuk sementara waktu karena sakit
atau karena alasan-alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
9
setiap jenis pelayanan medis sesuai dengan ketetapan kolegium setiap
spesialisasi ilmu kedokteran. Dokumentasi syarat untuk melakukan
pelayanan medis tersebut disebut sebagai “Buku Putih” (white paper).
g. Dalam keadaan tertentu, suatu pelayanan medis tertentu ternyata
dilakukan oleh para staf medis dari jenis spesialisasi yang berbeda
maka komite medik wajib menyusun “Buku Putih” (white paper)
untuk pelayanan medis tertentu tersebut dengan melibatkan mitra
bestari (peer group) dari beberapa spesialisasi terkait.
h. Pemberian rekomendasi kewenangan klinis seorang staf medis tidak
hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan
keterampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan fisik,
kesehatan mental, dan perilaku (behavior) staf medis tersebut.
10
6. Diterapkan metoda dan tata laksana agar rumah sakit mampu melakukan
evaluasi, analisis, dan tindak lanjut dari Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) pada pasien.
11
a. Komite medik dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit Umum Siti
Asiyah
b. Susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Ketua;
2. Sekretaris;
3. Subkomite.
c. Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit
dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
d. Ketua komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
e. Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh
direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
medik dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja
di rumah sakit.
f. Anggota komite medik terbagi ke dalam subkomite.
g. Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri dari :
1. Subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme
staf medis;
2. Subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan
kompetensi dan profesionalisme staf medis; dan
3. Subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga
disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
2. Tugas dan Fungsi Komite Medik
a. Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf
medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
2. Memelihara mutu profesi staf medis; dan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
b. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi
untuk melaksanakan hal berikut:
12
1. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis
sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan
norma keprofesian yang berlaku;
2. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
a) Kompetensi;
b) Kesehatan fisik dan mental;
c) Perilaku;
d) Etika profesi.
3. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran
gigi berkelanjutan;
4. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
5. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
6. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik;
7. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari
komite medik; dan
8. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan
klinis.
c. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis
komite medik memiliki fungsi untuk melaksanakan hal berikut:
1. Pelaksanaan audit medis;
2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan
4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan.
d. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku
profesi staf medis komite medik memiliki fungsi untuk melaksanakan
hal berikut:
1. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
13
2. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin;
3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
4. Pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis
pada asuhan medis pasien.
e. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, komite medik senantiasa
melibatkan mitra bestari untuk mengambil keputusan profesional;
3. Kewenangan Komite Medik
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang:
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical privilege);
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appointment);
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu;
d. Memberikan rekomendasi perubahan/ modifikasi rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
4. Pola Hubungan Komite Medik dengan Direktur
a. Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber
daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite
medik.
b. Ketua komite medik bertanggungjawab kepada direktur rumah sakit.
c. Komite medik wajib memberikan laporan tahunan dan laporan
berkala tentang kegiatan keprofesian yang dilakukan kepada direktur.
d. Direktur bersama komite medik untuk menyusun pengaturan layanan
medis (medical staff rules and regulations) agar pelayanan yang
profesional terjamin mulai saat pasien masuk hingga keluar dari
rumah sakit.
14
5. Panitia Adhoc
a. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat
dibantu oleh panitia adhoc.
b. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
direktur rumah sakit berdasarkan usulan ketua komite medik.
c. Panitia Adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf
medis yang tergolong sebagai mitra bestari.Staf medis yang tergolong
sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter spesialis/ dokter
gigi spesialis, kolegium dokter/ dokter gigi, kolegium dokter
spesialis/ dokter gigi spesialis, dan/ atau institusi pendidikan
kedokteran/ kedokteran gigi.
6. Rapat Komite Medik
a. Jenis Rapat
Rapat komite medik terdiri atas rapat rutin, rapat khusus, dan
rapat pleno. Setiap rapat komite medik dinyatakan sah hanya bila
undangan telah disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota
komite medik yang berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut.
1. Rapat Rutin Komite Medik
a) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada
waktu dan tempat yang ditetapkan oleh komite medik.
b) Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan
rapat rutin beserta agenda rapat kepada para anggota yang
berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.
c) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite medik.
d) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
e) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh sekretaris
komite medik sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
melampirkan:
1) Satu salinan agenda rapat;
2) Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu; dan
15
3) Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu
2. Rapat Khusus Komite Medik
16
d) Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan
rapat tahunan secara tertulis beserta agenda rapat kepada
para anggota yang berhak hadir paling lambat empat belas
hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
b. Kourum
1. Sekretaris komite medik menyampaikan pemberitahuan rapat
tahunan kepada seluruh anggota komite medik. Kuorum rapat
tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari
jumlah pengurus komite medik ditambah satu yang berhak untuk
hadir dan memberikan suara.
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.
c. Pengambilan Putusan Rapat
17
6. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat
berlangsung.
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan
ditetapkan oleh ketua sebelum rapat dimulai
e. Notulen Rapat
1. Setiap rapat harus dibuat notulennya.
2. Semua notulen rapat komite medis dicatat oleh sekretaris komite
medis atau penggantinya yang ditunjuk.
3. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak
hadir sebelum rapat berikutnya.
4. Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang
berkaitan dengan keakuratan notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh ketua komite medik dan
sekretaris komite medik pada rapat berikutnya, dan notulen
tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.
6. Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat
satu minggu setelah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
komite Medis.
BAB III
SUB KOMITE
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Medis dibantu oleh sub komite.
Sub Komite dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
Sub komite tersebut dapat terdiri dari :
1. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis
2. Sub Komite Kredential
3. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
4. Sub Komite lainnya yang dianggap perlu, antara lain Sub Komite/Komite
farmasi dan terapi, Sub Komite/Komite rekam medis dan Sub
Komite/Komite pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit, Sub Komite
Transfusi Darah, dan lain-lain.
18
Struktur Organisasi:
1. Susunan Sub Komite terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris
merangkap anggota dan Anggota.
2. Ketua Sub Komite dapat salah seorang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota Komite Medis.
Tata Kerja
3. Sub Komite ditetapkan oleh Direktur rumah sakit atas usul Ketua Komite
Medis setelah mendapat kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medis.
4. Dalam melaksanakan kegiatannya sub komite agar menyusun kebijakan,
program dan prosedur kerja.
5. Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan akhir tahun kepada
Komite Medis. Laporan akhir tahun antara lain berisi evaluasi kerja selama
setahun dan rekomendasi untuk tahun anggaran berikutnya.
6. Sub Komite mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
7. Biaya operasional dibebankan kepada anggaran rumah sakit
1. SUBKOMITE KREDENSIAL
A. Tujuan
1. Tujuan umum penetapan SubKomite Kredensial adalah untuk
melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis
yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
2. Tujuan khusus penetapan Subkomite Kredensial adalah:
a. Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan
akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit;
b. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege)
bagi setiap staf medis yang melakukan pelayanan medis di rumah
sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran/kedokteran gigi
yang ditetapkan oleh kolegium kedokteran/kedokteran gigi
indonesia;
c. Dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan
penugasan klinis (clinical appointment) bagi setiap staf medis
untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
19
d. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi
rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku
kepentingan (stakeholders) rumah sakit lainnya.
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang
Fungsi : melaksanakan kebijakan komite medis di bidang kredensial
profesi medis
Tugas :
1. Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota staf medis
rumah sakit secara total obyektif, adil, jujur dan terbuka
2. Membuat Rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan staf medis di rumah sakit.
3. Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam Perturan Internal Staf Medis
(Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit.
4. Melakukan review kompetensi staf medis dan memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka pemberian clinical
privileges, reapoinments dan penugasan staf medis pada unit kerja.
5. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.
6. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial.
7. Menyusun tata laksana dan instrumen kredensial.
8. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi
sesuaikebutuhan.
9. Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.
C. Konsep Kredensial
1. Setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya
dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten, yang meliputi
dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri dari pengetahuan,
20
keterampilan, dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan
mental.
2. Komite medik wajib melakukan verifikasi kembali keabsahan bukti
kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk
melakukan pelayanan medis dalam lingkup spesialisasi tersebut
(credentialing).
3. Setelah dilakukan kredensial medis dinyatakan kompeten maka
komite medik akan menerbitkan rekomendasi kewenangan klinis.
4. Dalam hal pelayanan medis seorang staf medis membahayakan
pasien maka kewenangan klinis (clinical privilege) seorang staf
medis dapat saja dicabut sehingga tidak diperkenankan untuk
melakukan pelayanan medis tertentu di lingkungan rumah sakit
tersebut.
5. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut dilakukan
melalui prosedur tertentu yang melibatkan komite medik.
D. Keanggotaan
1. Subkomite kredensial di rumah sakit terdiri atas sekurang-kurangnya
3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis
(clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite kredensial sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota, yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
E. Mekanisme Kredensial dan Pemberian Kewenangan Klinis
1. Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan klinis.
2. Tahapan pemberian kewenangan klinis meliputi:
a. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada
direktur dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan
klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi
bahan-bahan pendukung.
21
b. Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan
oleh direktur rumah sakit kepada komite medik.
c. Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah diisi oleh pemohon.
d. Dalam melakukan kajian subkomite kredensial dapat membentuk
panel atau panitia ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari dari
disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta
berdasarkan buku putih (white paper).
e. Subkomite kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel
atau panitia ad-hoc dengan mempertimbangkan reputasi, adanya
konflik kepentingan, bidang disiplin, dan kompetensi yang
bersangkutan.
f. Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen:
a) Kompetensi:
1) Berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi
yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang
berwenang untuk itu;
2) Kognitif;
3) Afektif;
4) Psikomotor.
b) Kompetensi fisik;
c) Kompetensi mental/perilaku;
d) Perilaku etis (ethical standing).
g. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi
dan cakupan praktik.
h. Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege) diperoleh dengan cara:
a) Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan
meminta masukan dari setiap Kelompok Staf Medis;
b) Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon
denganmenggunakan daftar rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege);
22
c) Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf
medis; dan dilakukan secara periodik.
i. Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh
komite medik berdasarkan masukan dari subkomite kredensial.
j. Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf
medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan
rekomendasi berupa:
a) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan.
b) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah.
c) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi.
d) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk
waktu tertentu.
e) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi.
f) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri
k. Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang
dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat
mengajukan permohonan kepada komite medik melalui
kepala/direktur rumah sakit. Selanjutnya, komite medik
menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui
mekanisme pendampingan (proctoring).
l. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan
rekomendasi kewenangan klinis:
a) Pendidikan:
1) Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau
dari sekolah kedokteran luar negeri dan sudah
diregistrasi;
2) Menyelesaikan program pendidikan konsultan.
b) Perizinan (lisensi):
1) Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan
bidangprofesi;
23
2) Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat
yangmasih berlaku.
c) Kegiatan penjagaan mutu profesi:
1) Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya; dan
2) Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.
d) Kualifikasi personal:
1) Riwayat disiplin dan etik profesi;
2) Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
3) Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak
terlibatpenggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien;
4) Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan;
5) Memiliki asuransi proteksi profesi (professional
indemnityinsurance).
e) Pengalaman dibidang keprofesian:
1) Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
2) Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama
menjalankan profesi.
m. Berakhirnya kewenangan klinis .
a) Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis
(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut
oleh direktur rumah sakit.
b) Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memilikimasa
berlaku untuk periode tertentu.
c) Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah
sakit harus melakukan rekredensial terhadap staf medis yang
bersangkutan.
d) Proses rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan
proses kredensial awal sebagaimana diuraikan di atas karena
sudah memiliki informasi setiap staf medis yang melakukan
pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
24
n. Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali
kewenangan klinis.
a) Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh
direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja profesi
dilapangan,misalnya staf medis yang bersangkutan
terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental;
b) Pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila
terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi
atau karena tindakan disiplin dari komite medik;
c) Kewenangan klinis yang dicabut sebagaimana dimaksud
dalam diktum 1) dan 2) diatas dapat diberikan kembali bila
staf medis tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
d) Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang staf medis
diakhiri, komite medik akan meminta subkomite mutu
profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
kompetensi yang bersangkutan pulih kembali.
e) Komite medik dapat merekomendasikan kepada direktur
rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu
setelah melalui proses pembinaan.
25
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence) dan
kewenangan klinis (clinical privilege);
3. Mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan (medical
mishaps);
4. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf
medismelalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation),
maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional
practiceevaluation).
B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Fungsi : Melaksanakan kebijakan Komite Medik Di Bidang Mutu Profesi
Medis
Tugas :
1. Membuat rencana kerja/program kerja
2. Melaksanakan rencana kerja/jadwal kegiatan
3. Membuat panduan mutu pelayanan medis
4. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis
5. Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi
dengan kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun
adalah indikator output atau outcome.
6. Melakukan koordinasi dengan Komite Peningkatan Mutu RS.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
26
2. Untuk mempertahankan mutu dilakukan upaya pemantauan dan
pengendalian mutu profesi melalui :
a. Memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, ronde
ruangan,kasus kematian (death case), audit medis, journal
reading;
b. Tindak lanjut terhadap temuan kualitas, misalnya pelatihan
singkat(short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan,
pendidikan kewenangan tambahan.
D. Keanggotaan
1. Subkomite mutu profesi di rumah sakit terdiri atas sekurang-
kurangnya3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat penugasan
klinis (clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite mutu profesi sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota, yang ditetapkan oleh dan
bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
E. Mekanisme Kerja
1. Direktur rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh
mekanisme kerja subkomite mutu profesi berdasarkan
masukankomite medis.
2. Direktur rumah sakit wajib memfasilitasi agar seluruh kegiatan
dalam mekanisme menjaga mutu profesi medis yang meliputi:
1. Audit Medis
a) Dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinis
dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di
rumah sakit dan tidak digunakan untuk mencari ada atau
tidaknya kesalahan seorang staf medis dalam satu kasus.
b) Audit medis dilakukan dengan mengedepankan respek
terhadap semua staf medis (no blaming culture) dengan cara
tidak menyebutkan nama (no naming), tidak
mempersalahkan (no blaming), dan tidak mempermalukan
(no shaming).
27
c) Audit medis yang dilakukan dengan melibatkan mitra bestari
(peer group) yang terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan medis di
rumah sakit.
d) Evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focusedprofessional
practice evaluation) dapat dilaksanakan di tingkat rumah
sakit, komite medik, atau masing-masing kelompok staf
medis.
e) Pelaksanaan audit medis harus dapat memenuhi 4 (empat)
peran penting, yaitu
1) Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap
kompetensi masing-masing staf medis pemberi
pelayanan di rumah sakit;
2) Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis
(clinical privilege) sesuai kompetensi yang dimiliki;
3) Sebagai dasar bagi komite medik dalam
merekomendasikan pencabutan atau penangguhan
kewenangan klinis (clinical privilege); dan
4) Sebagai dasar bagi komite medik dalam
merekomendasikan perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis seorang staf medis.
f) Langkah-langkah pelaksanaan audit medis dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit
memperhatikan jumlah kasus atau epidemiologi
penyakit yang ada di rumah sakit dan adanya keinginan
untuk melakukan perbaikan;
2) Pemilihan dan penetapan topik atau masalah yang ingin
dilakukan audit dipilih berdasarkan kesepakatan komite
medik dan kelompok staf medis;
3) Penetapan kriteria dan standar profesi yang jelas,
obyektif dan rinci terkait dengan topik tersebut;
28
4) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
5) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
6) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria;
7) Kasus-kasus tersebut di analisis dan didiskusikan apa
kemungkinan penyebabnya dan mengapa terjadi
ketidaksesuaian dengan standar;
8) Tim pelaksana audit dan Mitra bestari (peer group)
melakukan tindakan korektif terhadap ketidak sesuaian
secara kolegial, dan menghindari “blaming culture”. Hal
ini dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya
perbaikannya, cara-cara pencegahan dan
penanggulangan, mengadakan program pendidikan dan
latihan, penyusunan dan perbaikan prosedur yang ada
dan lain sebagainya;
9) Rencana reaudit untuk topik yang sama untuk
mengetahui apakah sudah ada upaya perbaikan.
10) Memilih topik yang lainnya.
2. Merekomendasikan Pendidikan Berkelanjutan bagi Staf Medis
dengan dengan rincian sebagai berikut :
a) subkomite mutu profesi menentukan pertemuan-pertemuan
ilmiah yangharus dilaksanakan oleh masing-masing
kelompok staf medis dengan pengaturan-pengaturan waktu
yang disesuaikan.
b) Pertemuan tersebut dapat pula berupa pembahasan kasus
tersebut antara lain meliputi kasus kematian (death case),
kasus sulit, maupunkasus langka.
c) Setiap kali pertemuan ilmiah harus disertai notulensi,
kesimpulan dan daftar hadir peserta yang akan dijadikan
pertimbangan dalam penilaian disiplin profesi.
29
d) Notulensi beserta daftar hadir menjadi dokumen/arsip dari
subkomite mutu profesi.
e) Subkomite mutu profesi bersama-sama dengan kelompok
staf medismenentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang akan
dibuat oleh subkomite mutu profesi yang melibatkan staf
medis rumah sakit sebagai narasumber dan peserta aktif.
f) Setiap kelompok staf medis wajib menentukan minimal satu
kegiatan ilmiah yang akan dilaksanakan dengan subkomite
mutu profesi pertahun.
g) Subkomite mutu profesi bersama dengan bagian pendidikan
& penelitian rumah sakit memfasilitasi kegiatan tersebut dan
dengan mengusahakan satuan angka kredit dari ikatan
profesi.
h) Subkomite mutu profesi menentukan kegiatan-kegiatan
ilmiah yang dapat diikuti oleh masing-masing staf medis
setiap tahun dan tidak mengurangi hari cuti tahunannya.
i) Subkomite mutu profesi memberikan persetujuan terhadap
permintaan staf medis sebagai asupan kepada direksi.
3. Memfasilitasi Proses Pendampingan (Proctoring) bagi Staf
Medis yang membutuhkan dengan dengan rincian sebagai
berikut.
a) Subkomite mutu profesi menentukan nama staf medis yang
akan mendampingi staf medis yang sedang mengalami
sanksi disiplin/mendapatkan pengurangan clinical privilege.
b) Komite medik berkoordinasi dengan direktur rumah sakit
untuk memfasilitasi semua sumber daya yang dibutuhkan
untuk prosespen dampingan (proctoring) tersebut.
3. SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
A. Tujuan
Subkomite etika dan disiplin profesi pada komite medik di rumah
sakit dibentuk dengan tujuan:
30
1. Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi
syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk
melakukan asuhan klinis (clinical care); dan
2. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di
rumah sakit.
B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Fungsi : Melaksanakan kebijakan komite medis dibidang etika dan
disiplin profesi medis
Tugas :
1. Membuat rencana kerja.
2. Melaksanakan rencana kerja.
3. Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah etika dan
disiplin profesi.
4. Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin
profesi.
5. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika.
6. Melakukan koordinasi dengan komite etik rumah sakit.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
31
upaya pendisiplinan berperilaku profesional staf medis di lingkungan
rumah sakit.
3. Dalam penanganan asuhan medis tidak jarang dijumpai kesulitan
dalam pengambilan keputusan etis sehingga diperlukan adanya suatu
unit kerja yang dapat membantu memberikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan etis tersebut.
4. Pelaksanaan keputusan subkomite etika dan disiplin profesi di rumah
sakit merupakan upaya pendisiplinan oleh komite medik terhadap
staf medis di rumah sakit yang bersangkutan.
5. Landasan kerja Subkomite ini antara lain:
a. Peraturan internal rumah sakit;
b. Peraturan internal staf medis;
c. Etik rumah sakit;norma etika medis dan norma-norma bioetika.
6. Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf
medis,antara lain adanya:
a. Pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit;
b. Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
c. Daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
d. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan
medis(white paper) di rumah sakit;
e. Kode etik kedokteran indonesia;
f. Pedoman perilaku profesional kedokteran (buku
penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik);
g. Pedoman pelanggaran disiplin kedokteran;
h. Pedoman pelayanan medik/klinik;
i. Standar prosedur operasional asuhan medis.
32
BAB IV
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
33
BAB V
PENUTUP
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini disusun agar
menjadi acuan bagi rumah sakit dalam menyusun dalam meningkatkan mutu
pelayanan medis.
Ditetapkan di Bumiayu
Pada tanggal 2 Februari 2019
34
CORPORATE BY LAWS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Peraturan internal yang mengatur hubungan pemilik atau yang mewakili dengan direktur
rumah sakit (pengelola) yang disebut sebagai peraturan internal korporateatau disebut
Corporate bylaws.
B. Batasan
Dalamperaturan internal ini yang dimaksud dengan :
1. Statuta atau peraturan internal adalah aturan dasar rumah sakit (Hospital Bylaws)
2. Peraturan perundangan adalah segala ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang berlaku di Indonesia.
3. Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot adalah organisasi social kemasyarakatan bergerak
dibidang jasalayanan kesehatan yang berstatus Badan Hukum dengan Surat Akta
pendirian Yaysan Citra Fastabiqul Khoirot oleh Ny. Ida Ediati SH, M.Kn selaku
pejabat pembuata ktatanah (notaris) di Bumiayu 27 Tanggal 28 Apil 2019
4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu yang merupakan
Badan Usaha Milik Yayasan Citra Fastabiqul Khoirotdan berkedudukan di jalan Pasar
Wage Kalierang Kec. Bumiayu dan dipimpin oleh Direktur yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk jenis pelayanan dasar sampai
Spesialistik sesuai dengan kemampuannya.
5. Pemilik dan Pendiria dalahYayasan Citra Fastabiqul Khoirot
6. Pengelola rumah sakit adalah Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu
beserta pejabat struktural Rumah Sakit.
7. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu
yang terdiri sekelompok orang yang ditunjuk oleh Rapat Pleno Anggota Yayasan Citra
Fastabiqul Khoirot untuk membina, mengawasi dan memberikan masukan kepada
Direktur Rumah Sakit, baik teknis maupun keuangan dalam rangka penyelenggaraan
Rumah Sakit
8. Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi Rumah Sakit Umum Siti Asiyah
Bumiayu yang mengelola rumah sakit dan bertanggung jawab kepada KetuaYayasan
Citra Fastabiqul Khoirot serta mewakili RumahSakit baik di dalam maupun diluar
pengadilan. Dalam hal yang bersangkutan tidak ada, makapengertianini juga meliputi
orang-orang yang akanditunjuk oleh Yayasan
FastabiqulKhoirotuntukbertindakdalamjabatantersebutuntuksementarawaktu.
9. Staf medis adalah dokter dan dokter spesialisyang telah terikat perjanjian dengan
rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di
rumah sakit dari Direktur dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis
di rumah sakit, termasuk tindakan medis diagnostik maupun terapeutik.
10. Staf medis pengganti adalah dokter dan dokter spesialis yang telah terikat perjanjian
dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan
di rumah sakit dari Direktur Utama dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan medis di rumah sakit dalam rangka menggantikan tugas profesi seorang staf
medis yang berhalangan.
11. Staf medis konsultan tamu adalah seorang dokter dan dokter spesialis yang telah
diketahui memiliki reputasi tinggi dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah
sakit untuk melakukan tindakan medis tertentu untuk jangka waktu tertentu.
12. Komite Medik adalah adalah perangkat rumahsakit yang menjamin tata kelola klinis
( clinical governance ) yang baik di rumah sakit, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu
profesimedis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
13. Sub komite adalah kelompok kerja dibawah komite medik yang dibentuk untuk
menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu.
14. Kelompok staf medis (KSM) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan/
atau keahlian yang sejenis, atau hampir sejenis.
15. Komite Keperawatan, merupakan perangkatr umahsakit yang berfungsi sebagai
wahana bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan
tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.
16. Satuan Pengawas Internal (SPI) adalah karyawan rumah sakit yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Direktur Utama untuk melakukan kegiatan pengawasan secara
internal terhadap program – program yang dijalankan.
17. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah aturan dasar yang
mengatur kewajiban, kewenangan, hak dan tanggung jawab pemilik rumah sakit,
Dewan Pengawas, Direktur dan staf medisdalammengelola rumah sakit sehingga
dapat efektif, efisien, dan berkualitas serta ditetapkan Ketua Yayasan
FastabiqulKhoirot
18. Peraturan Internal StafMedis(Medical Staff By Laws) aturan internal yang mengatur
tata kelolaklinis(clinical governance)peran dan fungsiPemilik, Dewan Pengawas,
Direksi, manajemen dan staf medisuntukmenjagaprofesionalismestafmedis di Rumah
Sakit yang ditetapkan oleh direktur dan diketahui oleh Ketua Yayasan
FastabiqulKhoirot.
19. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
20. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah sakit
kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan.
21. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
22. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang memiliki kewenangan
klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis
tersebut.
23. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
24. Mitra bestari (peer group)adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
medis
25. Rapat rutin adalah setiap rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas
yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.
26. Rapat tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas setiap tahun
27. Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas diluar jadwal
rapat rutin untuk mengambil putusan hal-hal yang dianggap khusus
28. Pelaksana rumah sakit adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Siti Asiyah
Bumiayu
BAB II
ISI
A. IDENTITAS
1. Nama dan Kedudukan Rumah Sakit
a. Nama : Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu
b. Alamat : Jln. Pasar Wage no. 15 Kalierang, Bumiayu, Brebes
c. Tipe :D
d. Pembiayaan : Swasta
e. Pemilik : Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot
f. Dasar Pendirian : Akta Pendirian Yayasan Citra Fastabiqul Khoirot
tanggal 21 mei 2012 Nomor : 31
g. Tanggal Berdiri : 26 oktober 1998
h. Tanggal Di Resmikan : 26 Oktober 1998
2. Stempel
a. Di Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu ditentukan satu bentuk stempel
induk dengan spesifikasi dua kotak , kotak sebelah kiri beriisikan gambar logo
RS, dan di kota sebelah kakan tertulis nama RSU Siti Asiyah.
b. Ukuran stempel ditetapkan dengan diameter 4 (Empat) centimeter yang
penempatannya di Bagian Administrasi dan Bagian Keuangan.
c. Stempel induk digunakan untuk legalisasi surat yang ditanda tangani oleh
Direktur Rumah Sakit dan pejabat struktural lainnya ditempatkan di Bagian
Administrasi, sedangkan untuk legalisasi administrasi keuangan ditempatkan di
Bagian Keuangan (kasir);
d. Bentuk stempel unit pelayanan akan diatur lebih lanjut dalam surat keputusan
direktur rumah sakit,
e. Penggunaan stempel rumah sakit diatur lebih lanjut oleh pejabat struktural yang
berwenang untuk itu.
3. Visi, Misi, Falsafah, dan Tujuan
a. Visi
“Menjadi pilihan pertama berobat orang sakit dan member kepuasan
keluarganya”
b. Misi
1. . Memberi Pelayanan kesehatan yang profesional
2. Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan kesejahteraan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang tepat dan aman
4. Meningkatkan Sistem managemen yang efektif dan efisien
5. Menjadi Faskes Rujukan kasus Maretnal dan Perinatal dari Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
c. Falsafah
Kebersamaan, kesetiakawanan dan keyakinan bahwa tugas dan profesi adalah
ladang ibadah
d. Tujuan
1) TerwujudnyaRumahsakit yang terpecaya oleh masyarakat
2) Tercapainyakesembuhan dan kepuasanpasien dan keluarganya
e. Motto
“Pelayanan kami sahabat kesehatan anda”
B. DEWAN PENGAWAS
1. Kedudukan dan Keanggotaan
a. Syarat Keanggotaan dan Unsur Pengurus Dewan Pengawas
1) Dewan Pengawasdiangkat dan dapatdiberhentikan oleh Pemilik.
Yang dapatdiangkatsebagaiAnggota Dewan Pengawas adalah sebagai
berikut :
a) Memiliki dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen rumahs
akit, dan dapat menyediakan yang cukup untuk melaksanakan tugas;
b) Memiliki pengetahuan dibidang hokum kesehatan dan tidak pernah
menjadi anggota Direksi, Komisaris, atau Dewan Penasihat yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu perusahaan yang
dipimpinnya pailit;
c) Sehat Jasmani dan Rohani.
2. Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur :
a. Kalangan masyarakat yang ditunjuk oleh Pemilik;
b. Kalangan professional kesehatan, diutamakan perumasakitan.
3. Jumlah Anggota Dewan Pengawas maksimal 5 (lima) orang, dengan ketua
merangkap anggota.
4. Kepengurusan Dewan PengawasRumahSakitterdiridari ;
a. Pengurussekurang-kurangnyaterdiriatas :Ketua, Sekertaris (bukananggota
Dewan Pengawas), dan Anggota;
b. Ketua Dewan pengawasdipilihdari dan oleh Pemilik.
5. DalamhalKetua Dewan Pengawasberhalangantetap, maka Dewan
Pengawasmengangkatsatu orang diantaraanggota Dewan
PengawaslainnyamenjadiKetua Dewan Pengawasuntuk masa
jabatanhinggaberakhirnya masa kepengurusan Dewan Pengawas.
6. Dewan PengawasbertanggungjawabkepadaPemilik.
a. Prosedur Pemilihan, Pengangkatan, dan Masa Bakti
1) Dewan Pengawasdiangkat dan ditetapkan oleh pemilikberdasarkan criteria
yang telahditentukandalamperaturanperundang-undangan yang berlaku.
2) Lama masa bakti Dewan Pengawassatuperiodeadalah 5 (lima) tahun dan
dapatdiperpanjangkembalitiga kali masa jabatansepanjangmemenuhi
criteria perundang-undangan yang berlaku.
b. Aturan Merangkap Jabatan
Dewan Pengawastidakdibenarkanuntuk memangku jabatan rangkap sebagai :
1) Ketua dan PengurusYayasan FastabiquulKhoirot
2) DirekturRumahSakitUmum Siti AsiyahBumiayu
3) JabatanStrukturallainnyadalamRumahSakitUmum Siti AsiyahBumiayu
c. Pemberhentian Dewan Pengawas
1) Dewan Pengawasdapatdiberhentikan oleh Pemilik.
2) Pemberhentian Dewan Pengawas, oleh karena :
a) Telahhabis masa jabatannya.
b) Melakukantindakan yang melanggarPeraturan Internal
RumahSakitatauterkenakasuspidana.
d. Pemberhentian Sebelum Habis Masa Jabatan
1) Pemberhentian Dewan Pengawassebelum masa jabatannya.
a) Tidakmelaksanakantugasdenganbaik.
b) Tidakmelaksanakanketentuanperundang-undangan.
c) Terlibatdalamtindakan yang merugikanRumahSakit.
d) Dipidanapenjarakarenamelakukanperbuatanpidanakejahatan dan
ataukesalahan yang berkaiatandengantugasnya.
2) Ada pemberitahuansecaratertulisdariPemilikkepadaanggota Dewan
Pengawas yang bersangkutantentangrencanapemberhentian dan
jeniskesalahan yang dilakukannya.
3) Yang bersangkutandiberikesempatanmembeladirisebelumditerbitkannya
Surat Keputusan Pemberhentiannya.
4) Pembelaandiridimaksudyaitudilakukansecaratertulis,
disampaikankepadaPemilikdalamjangkawaktu 1 (satu) bulansejakanggota
Dewan Pengawas yang bersangkutandiberitahukansecaratertulis.
5) Biladalamjangkawaktu 1 (satu) bulan yang
bersangkutantidakmemberikanpembelaan,
makapemilikdapatlangsungmembuat Surat Keputusan pemberhentiannya .
6) Selamapemberhentiannyadalam proses, makaanggota Dewan Pengawas
yang bersangkutandapatmelanjutkantugasnya.
7) Biladalamjangkawaktu 2 (dua)
bulanterhitungsejaktanggalpenyampaianpembelaandiri,
Pemiliktidakmemberikan Keputusan tentangpemberhentiananggota Dewan
Pengawastersebutmakarencanapemberhentiantersebutmenjadibatal.
7. Tugas dan Wewenang Ketua Yayasan
a. Tugas
1. Membuatrencanapengembangan dan
usahaperusahaandalamjangkapendek&panjang
2. Bertanggungjawabpenuhatastugasnyauntuk kepentinganperseroandalamm
encapaimaksud dan tujuannya
b. Wewenang
Mengawasisertamenguruskekayaanperusahaanmenunjuk, mengangkat
dan memberhentikandirekturmenandatanganipermintaanpengeluaran kas yang
jumlahnyabesar dan
sifatnyapentingmenetapkanpencapaiantujuanuntukjangkapanjangmengambilke
putusan dan strategibagiperusahaan
8. Kewajiban dan Hak Ketua Yayasan
a. Kewajiban
1. Ketua Yayasan wajib membuat dan memelihara Daftar Pemegang Saham,
Risalah RUPS dan Risalah RapatDireksi, menyelenggarakan pembukuan
Perseroan; melaporkan kepemilikan sahamnya dan keluarga yang dimiliki
pada Perseroan atau Perseroan lain.
2. Ketua Yayasan wajib menyiapkan laporan tahunan (termasuk
pertanggungjawaban tahunan) untuk RUPS.
3. Ketua Yayasan wajibmemberikan keterangan kepada RUPS mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan perseroan.
4. Ketua Yayasan menyelenggarakan RUPS tahunanatau RUPS lain yang
dianggap perlu (termasuk melakukan pemanggilan dan lain-lain).
5. Ketua Yayasan wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau
menjadikan jaminan sebagian besar atau seluruh kekayaan Perseroan.
6. Ketua Yayasan wajib menyiapkan rencana penggabungan, peleburan atau
pengambil alihan untuk diajukan kepada RUPS.
b. Hak
Mendapatkan pendapatan berdasarkan prosentase laba bersih perseroan
yang tercantum dalam suatu tahun buku seperti yang tercantum dalam neraca
dan perhitungan labarugi sesuai dengan yang telah disahkan oleh rapat umum
pemegang saham tahunan dan merupakan saldo laba positif, menurut cara
penggunaannya yang telah ditentukan oleh rapat umum pemegang saham.
9. Rapat – Rapat
a. Rapat Rutin
1) RapatRutinKetua Yayasan
a) Rapatrutin intern Dewan Pengawasdilaksanakan paling sedikit 1 (satu)
bulansekalidengan interval yang tetap, pada waktu dan tempat yang
telahditetapkan oleh Ketua Dewan Pengawas
b) Dewan Pengawasmenyampaikanundangankepada peserta rapat paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
c) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pengawas
sebagaimana diatur dalam butir diatas harus melampirkan :
(1) Satu salinan agenda dan atau,
(2) Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
2) RapatkoordinasidenganDirektur
Rapat koordinasi dengan Direktur paling sedikit dilaksanakan 1 (satu)
bulan sekali dengan interval yang tetap dan dilaksanakan di Rumah Sakit
Umum Siti Asiyah Bumiayu dan setiap waktu apabila diperlukan serta apa
bila ada keperluan yang sangat mendesak.
b. Rapat Khusus
1) Dewan Pengawas mengundang rapat khusus dalam hal :
a) Diperintahkan oleh Ketua Yayasan Fastabiqul Khoirot
b) Membahas masalah yang perlu penanganan segera.
c) Permintaan yang diajukan oleh paling sedikit tiga anggota Dewan
Pengawas dalam waktu dua puluh empat jam sebelumnya.
2) Undangan rapat khusus harus disampaikan kepada peserta rapat paling
lambat dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut diselenggarakan.
3) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secaras
pesifik.
c. Rapat Tahunan
1) Rapat tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun kalender.
2) Rapat tahunan Dewan Pengawas membahas materi utama yaitu laporan
Direktur tentang hasil kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Asiyah Bumiayu
selama 1 (satu) tahun termasuk laporan keuangan, sebagai pertanggung
jawaban dan sebagai bahan pembuatan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja (RAPB) tahun berikutnya. yang dipimpin Oleh Dewan Pengawas.
3) Dewan Pengawas menyampaikan undangan tertulis kepada para peserta dan
undangan lain paling sedikit7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan.
a) Undangan Rapat
b) Setiap rapat Yayasan Fastabiqul Khoirot dinyatakan sah hanya bila
undangan telah disampaikan secara pantas, kecuali seluruh anggota
Yayasan Fastabiqul Khoirot yang berhak memberikan suara menolak
undangan tersebut.
c) Peserta Rapat
BAB III
PENUTUP
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
NOMOR : 084/KEP/DIR.RSUSA/I/2022
TENTANG
PENETAPAN KOMITE MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Brebes
Pada Tanggal : 2 Januari 2022
Direktur RSU Siti Asiyah
SEKRETARIS
Ditetapkan di Bumiayu
Pada Tanggal 2 Januari 2022
Direktur RSU Siti Asiyah
Ditetapkan di Bumiayu
Pada Tanggal 2 Februari 2022
Direktur RSU Siti Asiyah
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
NOMOR : 370/KEP/DIR.RSUSA/II/2019
TENTANG
PENETAPAN KOMITE ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH PERIODE 2019-2022
Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bumiayu
Pada Tanggal 2 Februari 2019
Direktur RSU Siti Asiyah
1. Tugas
a. Membantu pimpinan rumah sakit menerapkan Kode Etik Rumah Sakit di rumah
sakit.
b. Melakukan pembinaan insan perumahsakitan secara komprehensif dan
berkesinambungan, agar setiap orang menghayati dan mengamalkan KODERSI
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing di rumah sakit.
Pembinaan ini merupakan upaya preventif, persuasif, edukatif, dan korektif
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau pelanggaran KODERSI.
Pembinaan dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, diskusi kasus, dan
seminar.
c. Membuat pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terkait
dengan etika rumah sakit.
d. Menangani masalah-masalah etik yang muncul di dalam rumah sakit.
e. Membantu menyelesaikan perselisihan/sengketa medik yang terjadi di lingkungan
rumah sakit.
f. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lain yang dipandang dapat membantu
terwujudnya kode etik rumah sakit.
2. Wewenang
a. Memberi nasehat, saran, dan pertimbangan terhadap setiap kebijakan atau
keputusan yang dibuat oleh pimpinan atau pemilik rumah sakit
b. Memberi nasehat, saran, dan pertimbangan etik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan
3. Kewajiban
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
Jalan Pasar Wage Bumiayu – Brebes Jawa Tengah 52273
Telp. 0289 432352, 0289 430581
e-mail; rsusitiasiyah@gmail.com
a. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit wajib memberikan laporan kepada
MAKERSI Daerah mengenai pelaksanaan KODERSI di rumah sakit, minimal
sekali setahun.
b. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit wajib melaporkan masalah etik yang
serius atau tidak mampu ditangani sendiri ke MAKERSI Daerah.
c. Dalam melaksanakan tugasnya Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit wajib
menerapkan prinsip kerjasama, koordinasi, dan sinkronisasi dengan Komite
Medik serta struktur lain di rumah sakit sesuai dengan tugas masing-masing.
d. Pimpinan dan anggota Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit wajib mematuhi
peraturan rumah sakit dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit serta
menyampaikan laporan berkala pada waktunya.
e. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit dapat meminta saran, pendapat atau
nasehat dari MAKERSI Daerah bila menghadapi kesulitan.
Ditetapkan di Bumiayu
Pada Tanggal 18 Desember 2019
Direktur RSU Siti Asiyah
SURAT TUGAS
Nomor : 032/ST/DIR.RSUSA/XII/2019
Yang bertandatangan di bawah ini, Direktur Rumah Sakit Umum Siti Asiyah
menugaskan kepada :
Nama : dr. Filliana Savitra
Tempat / tanggal lahir : Slawi, 25 Januari 1995
Alamat : JL KH Ahmad Dahlan, Krajan 4/1 Bumiayu
Kec. Bumiayu Kabupaten Brebes
Untuk melaksanakan tugas sebagai Komite Etik dan Hukum terhitung tanggal 01
Desember 2019 sampai dengan 31 Desember 2022.
Demikian, untuk dapat menjadi perhatian dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kepada Yth.
Direktur RSU Siti Asiyah Bumiayu
Ditempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengajukan permohonan Surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan
Klinis sebagai Staf Medis di RSU Siti Asiyah Bumiayu. Bersama ini kami lampirkan dokumen
sebagai berikut :
1. Foto copi STR
2. Foto copi surat izin praktek
3. Foto copi Ijazah Profesi dokter
4. Curiculum vitae
5. Foto copi KTP
6. Foto Copi Sertifikat
7. Pas foto berwarna 4x6 2 lembar
8. Format Rincian kewenangan klinik yang sudah di isi
Demikianlah permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan pertimbangannya, kami
mengucapkan banyak terima kasih.
Pemohon,
KETUA KSM :
1. Ketua KSM hanya mengisi BAGIAN II (REKOMENDASI KSM)
2. Ketua KSM memberikan rekomendasi atas kewenangan klinis yang dimintakan oleh
Dokter Pemohon dengan menandai TICK (V) apabila DISETUJUI atau tanda CROSS (X)
apabila TIDAK DISETUJUI
3. Memberikan komentar dan menandatangani akhir dari BAGIAN II
SUPERVISOR
1. Supervisor mengkaji daftar Kewenangan Klinis yang diajukan dan masing-masing
kewenangan klinis diberi kode pada kolom DISETUJUI sesuai kode supervisor pada
BAGIAN I.
2. Hasil pengkajian supervisor ini berlaku sebagai rekomendasi kewenangan klinis dokter
pemohon
3. Memberikan komentar dan menandatangani kolom akhir dari BAGIAN III.
Kode Provider / Dokter Pemohon Kode Supervisor
1. Kompetensi Penuh 1. Disetujui sebagai Kompetensi Penuh
2. Kompetensi dengan Supervisi 2. Diperlukan supervisi
3. Tidak dimintakan 3. Tidak disetujui karena kurang fasilitas
4. Tidak disetujui karena kurang keahlian
5. Tidak disetujui karena pertimbangan lain
BAGIAN I : KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
dr. Nila Munaya
1 Wawancara/Anamnesa ✓
2 Mengisi berkas Rekam Medik ✓
3 Melakukan pemeriksaan fisik & mental ✓
4 Menentukan pemeriksaan penunjang
✓
Diagnostik : Lab, Ro, dll
5 Menegakkan Diagnosis ✓
6 Menyusun penatalaksanaan pengobatan ✓
7 Menulis resep obat dan alkes ✓
8 Menerbitkan surat keterangan dokter &
✓
Nasihat Kedokteran
9 Melaksanakan visite di ruang
✓
perawatan
10 Melaksanakan Konsultasi kepada
✓
Dokter Spesialis
11 Menjadi Dokter jaga di UGD sesuai
✓
jadwal
12 Menjadi Dokter jaga ruangan dan ICU
✓
sesuai jadwal
13 Deskripsi kewenangan tugas dokter : ✓
a. Melakukan pengangkatan benda
✓
asing di mata
b. Melakukan pengangkatan benda
✓
asing di telinga
c. Melakukan pembalutan pada
✓
daerah luka
d. Melakukan pemberian obat secara
✓
intravenous
e. Melakukan pemberian obat secara
✓
intramuscular
f. Melakukan pemberian obat secara
✓
subkutan
g. Memberikan anastesi topical ✓
h. Memberikan anastesi local ✓
i. Melakukan insisi abses ✓
j. Pengangkatan warts
✓
DIAJUKAN UNTUK :
DISETUJUI sebagaimana permintaan
DISETUJUI dengan modifikasi (lihat komentar)
DITOLAK (lihat komentar)
KOMENTAR
Ketua KM : Tanggal
02 Janiari 2022
DIAJUKAN UNTUK :
✓ DISETUJUI sebagaimana permintaan
DISETUJUI dengan modifikasi (lihat komentar)
DITOLAK (lihat komentar)
KOMENTAR
1. 02 Januari 2022
1.
Anggota
2. 2.
3. 3.
4. 4.
LAMPIRAN REKOMENDASI SUB KOMITE KREDENSIAL
1 Wawancara/Anamnesa ✓ ✓
2 Mengisi berkas Rekam Medik ✓ ✓
3 Melakukan pemeriksaan fisik & mental ✓ ✓
4 Menentukan pemeriksaan penunjang
✓ ✓
Diagnostik : Lab, Ro, dll
5 Menegakkan Diagnosis ✓ ✓
6 Menyusun penatalaksanaan pengobatan ✓ ✓
7 Menulis resep obat dan alkes ✓ ✓
8 Menerbitkan surat keterangan dokter &
✓ ✓
Nasihat Kedokteran
9 Melaksanakan visite di ruang perawatan ✓ ✓
10 Melaksanakan Konsultasi kepada
✓ ✓
Dokter Spesialis
11 Menjadi Dokter jaga di UGD sesuai
✓ ✓
jadwal
12 Menjadi Dokter jaga ruangan dan ICU
✓ ✓
sesuai jadwal
13 Deskripsi kewenangan tugas dokter : ✓ ✓
a. Melakukan pengangkatan benda asing
✓ ✓
di mata
b. Melakukan pengangkatan benda asing
✓ ✓
di telinga
c. Melakukan pembalutan pada daerah
✓ ✓
luka
d. Melakukan pemberian obat secara
✓ ✓
intravenous
e. Melakukan pemberian obat secara
✓ ✓
intramuscular
f. Melakukan pemberian obat secara
✓ ✓
subkutan
g. Memberikan anastesi topical ✓ ✓
h. Memberikan anastesi local ✓ ✓
i. Melakukan insisi abses ✓ ✓
j. Pengangkatan warts
✓ ✓
Kepada Yth.
Ketua Komite Medik
Di Tempat.
Dengan hormat,
Mengenai permohonan dr. Nila Munaya sebagai dokter umum yang mengajukan permohonan
surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis untuk menjadi staf medis di RSU Siti
Asiyah Bumiayu. Setelah kami mengevaluasi kompentensi, perilaku etis dan kelengkapan
berkas–berkas permohonan yang bersangkutan, maka dengan ini kami merekomendasikan
untuk memberikan kewenangan klinis sesuai rincian kewenangan klinis terlampir.
Untuk itu mohon agar dapat diproses surat Penugasan Klinis sesuai dengan ketentuan/prosedur
yang berlaku.
Hormat kami,
Kepada Yth.
Direktur RSU Siti Asiyah Bumiayu
Di tempat
Dengan hormat,
Setelah Komite Kredensial melakukan kredensialing, maka dengan ini kami
merekomendasikan dr. Nila Munaya dengan rincian kewenangan klinis (terlampir) untuk
menjadi staf medis di RSU Siti Asiyah Bumiayu.
Untuk itu diusulkan kepada Direktur Utama Rumah Sakit untuk dapat memproses Surat
Penugasan Klinis sebagai staf medis umum.
Hormat kami,
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
KESATU : Memberikan Penugasan Klinis kepada dr. Nila Munaya sesuai
dengan Rincian Kewenangan Klinis tersebut
KEDUA : Memberikan Rincian Kewenangan Klinis kepada dr. Nila Munaya
sebagai Dokter Umum di RSU Siti Asiyah dengan Rincian
Kewenangan Klinis terlampir dan menjadi kesatuan dalam Surat
Keputusan ini.
Tembusan, Yth :
1. Ketua Yayasan Citra Fastabikul Khoirot
2. Ketua Komite Medik RSU Siti Asiyah Bumiayu
3. Ketua Kelompok Staf Medik RSU Siti Asiyah Bumiayu
4. Ketua Komita Kredensial RSU Siti Asiyah Bumiayu
5. Kabid Pelayanan Medik RSU Siti Asiyah Bumiayu
6. Kabid Tata Usaha RSU Siti Asiyah Bumaiyu
7. dr. Nila Munaya
8. Arsip
LAMPIRAN
SK DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH BUMIAYU
NOMOR : 380/SK/RSUSA-Ba/I/2022
DISETUJUI KEMAMPUAN
KLINIS
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS
DENGAN
MANDIRI
SUPERVISI
1 Wawancara/Anamnesa ✓
2 Mengisi berkas Rekam Medik ✓
3 Melakukan pemeriksaan fisik & mental ✓
4 Menentukan pemeriksaan penunjang Diagnostik : ✓
Lab, Ro, dll
5 Menegakkan Diagnosis ✓
6 Menyusun penatalaksanaan pengobatan ✓
7 Menulis resep obat dan alkes ✓
8 Menerbitkan surat keterangan dokter & Nasihat ✓
Kedokteran
9 Melaksanakan visite di ruang perawatan ✓
10 Melaksanakan Konsultasi kepada Dokter ✓
Spesialis
11 Menjadi Dokter jaga di UGD sesuai jadwal ✓
12 Menjadi Dokter jaga ruangan dan ICU sesuai ✓
jadwal
13 Deskripsi kewenangan tugas dokter : ✓
a. Melakukan pengangkatan benda asing di mata ✓
b. Melakukan pengangkatan benda asing di telinga ✓
c. Melakukan pembalutan pada daerah luka ✓
d. Melakukan pemberian obat secara intravenous ✓
e. Melakukan pemberian obat secara intramuscular ✓
f. Melakukan pemberian obat secara subkutan ✓
g. Memberikan anastesi topical ✓
h. Memberikan anastesi local ✓
i. Melakukan insisi abses ✓
j. Pengangkatan warts ✓
k. Melakukan perawatan luka ✓
l. Melakukan penjahitan luka ✓
m. Melakukan perawatan luka bakar derajat 1 dan 2 ✓
n. Memberikan instruksi pemeriksaan laboratorium ✓
yang diperlukan
o. Memberikan instruksi pemeriksaan radiologi ✓
yang diperlukan
p. Melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD) ✓
q. Melakukan pemeriksaan EKG ✓
r. Melakukan tindakan Defibrilasi ✓
s. Membuat laporan Visum Et Repertum ✓
14 Mengikuti Briefing Dokter Jaga ✓
15 Melaksanakan tindakan profesi sesuai sertifikat ✓
Ditetapkan di : Bumaiyu
Pada tanggal : 18 Januari 2022
DIREKTUR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Direktur RSU Siti Asiyah Bumiayu
Nama : dr. Anisa Paramitha
Alamat : Jl. Pasar Wage, Kalierang, Bumiayu.
Setelah melakukan evaluasi bersama Komite Medik RSU Siti asiyah Bumiayu, sesuai usulan
Ketua KSM Umum RSU Siti asiyah Bumiayu, yang kemudian dikaji dan diverifikasi oleh
Komite Kredensial, maka diputuskan kepada Staf Medis yang tersebut di bawah ini:
Agar dapat diberi kewenangan klinis untuk melakukan tindakan medik sesuai dengan
kompetensi dokter umum dan Organisasi Profesi Kedokteran Indonesia (IDI). Dokter yang
bersangkutan diyakini telah memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagaimana terlampir
dalam Rincian Kewenangan Klinis.
Demikianlah Surat Pernyataan ini dibuat untuk dilaksanakan secara bertanggung jawab dan
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari timbul perubahan dalam hal
kewenangan klinisnya, maka kesepakatan ini dapat diperbaiki.
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
NOMOR : 015/SK/RSUSA-Ba/I/2022
TENTANG
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA PERAWAT DAN BIDAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
MENETAPKAN
KESATU : Memberlakukan rincian kewenangan klinis perawat dan bidan
RSU Siti Asiyah
KEDUA : Rincian Kewenangan Klinis Perawat Dan Bidan RSU Siti Asiyah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan seperlunya.
Ditetapkan : di Bumiayu
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR
LAMPIRAN
SK DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
NOMOR : 015/SK/RSUSA-Ba/I/2022
Spesifik Tindakan
No ElemenKompetensi Kewenangan Klinik Mandiri Kolaborasi
.
1. Melakukan Persiapan dan • Menerima pasien baru Mandiri
Pengkajian Mandiri
• Mendengarkan keluhan
pasien Mandiri
• Pengkajianpasienbaru
2. Pemeriksaan Fisik pada Ibu • Inspeksi pada ibu hamil Mandiri
hamil • Palpasidengan Leopold Mandiri
• AuskultasidenganStetoskopm Mandiri
onoral
• MengukurTinggiBadan Mandiri
Doppler
• Mengukur lingkar lengan Mandiri
• Edukasipasiendankeluargapas Mandiri
ien
• KonsultasidengandokterSpesi Mandiri
alis.
• Mendampingi Dokter visite Mandiri
• Memasangkatetersementara Kolaborasi
• MemasangkateterMenetap Kolaborasi
• Mengeluarkanfesesdenganjari Kolaborasi
• MengaturposisiGenupektoral Mandiri
• Sterilisasi Mandiri
• Desinfeksi Mandiri
• Memfasilitasi/membantu ibuu
ntukmenyusui sesegera Mandiri
mungkin (IMD)
12. AsuhanPadaBayiBaruLahir • Membersihkanjalannafas, Mandiri
memeliharakelancaranpernafa
san(Suction)
• Menjagakehangatanbayi Mandiri
• Menilai APGAR Score Mandiri
bayibarulahir
• Menimbangberatbadanbayi Mandiri
• Mengukurtinggibadan Mandiri
• Merawattalipusat Mandiri
• Memberiinjeksivit k Mandiri
Mandiri
• Menerimabayidaripetugas OK
Mandiri
• Melakukanpemeriksaanfisik
yang
terfokuspadabayibarulahir.
Mandiri
• Melakukan masage / pijat bayi
Mandiri
• Memandikan bayi
13. Asuhan Ibu Nifas dan KB • Melakukan perawatan Mandiri
perperium
• Melakukan pelayanan Mandiri
kesehatan KB
• Melakukan Perawatan Mandiri
Payudara
• Melakukan Pemasangan IUD Kolaborasi
untuk pasien tanpa masalah
• Melakukan Pelepasan IUD
untuk pasien tanpa masalah Kolaborasi
• Melakukan Pemasangan
Implant untuk pasien tanpa Kolaborasi
masalah
• Melakukan pelepasan Implant Kolaborasi
• PemberianObatTetesTelinga Kolaborasi
• PemberianobatmelaluiRektum
• PemberianObatTopikal Kolaborasi
Kolaborasi
• Pemberianobatmelalui vagina
Kolaborasi
• Pemberianobatmelaluiinjeksi
Kolaborasi
Intra muscular
• PemberianobatmelaluiinjeksiIn
Kolaborasi
tracutan
• PemberianobatmelaluiinjeksiS
Kolaborasi
ubcutan
• PemberianobatmelaluiinjeksiIn
Kolaborasi
travena
hydrotubasi
• Mempersiapkan alat tindakan Mandiri
Mandiri
• Penggunaandanpemeliharaan Mandiri
Suction Mandiri
• PemeliharaanAmbu bag
• PemeliharaanOksigendanflow Mandiri
meter Mandiri
• Pemeliharaan USG
• Pemeliharaan /Penggunaan Mandiri
Doppler
• Pemeliharaan/ Mandiri
PenggunaanLampusorot Mandiri
Ditetapkan di : Bumiayu
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH BUMIAYU
NOMOR : 015/SK/RSUSA-BK/I/2022
TENTANG
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA PERAWAT DAN BIDAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan seperlunya.
Ditetapkan : di Bumiayu
Pada tanggal : 2 Januari 2022
DIREKTUR
KEPERAWATAN IGD
PERAWATAN KLINIK I : GENERAL
Intervensi perawatan untuk mengatasi diagnose keperawatan atau masalah keperawatan
yang sederhana, tanpa penyulit, resiko rendah. Dapat ditangani oleh Perawat PK I
(General) dengan pelatihan singkat/tanpa pelatihan, namun sudah cukup pengalaman.
NO KEWENANGAN KLINIS DIMINTA DISETUJUI DITOLAK
1 Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit
1.1. Memasang infus
1.2. Memberikan
minuman peroral
2 Melakukan pengkajian
keperawatan dan
kesehatan secara
sistematis
2.1.Melakukan
pengkajian fisik
2.2.Melakukan
pengkajian keperawatan
3 Mendokumentasikan
rencana asuhan
keperawatan
3.1.Melakukan
pengkajian keperawatan
3.2.Pencatatan setiap
tindakan dalam rekam
medis
3.3.Melakukan evaluasi
asuhan keperawatan
3.4.Melengkapi resume
pasien pulang
4 Melakukan komunikasi
interpersonal dalam
melaksanakan tindakan
keperawatan
4.1.Komunikasi
teraupetik
4.2.Komunikasi pada
pasien dengan gangguan
bicara
4.3.Komunikasi pada
pasien dengan gangguan
pendengaran
5 Menerapkan prinsip
etika, etiket dalam
keperawatan
5.1.Kepatuhan
menggunakan seragam
5.2.Etika bertelfon
5.3.Hubungan
interpersonal
6.2.Mengukur tekanan
darah
6.3.Mengukur respirasi
rate
6.4.Mengukur suhu
dengan thermometer
forehead
6.5.Melakukan
pengkajian nyeri
7 Menerapkan Prinsip-
prinsip Pencegahan
Infeksi Nosokomial
7.1.Melekukan
dekontaminasi alat
7.2.Melakukan teknik
isolasi sesuai kasus dan
cara penularannya
7.3.Pengelolaan limbah
infeksius dan non
infeksius
7.4.Pengelolaan benda
tajam
8 Mendokumentasikan
rencana Asukan
Keperawatan
9.1.Memberikan obat
oral
9.2.Memberikan obat
subcutan
9.3.Memberikan obat
intra kutan
9.4.Memberikan obat
intramuscular
9.5.Memberikan obat
intravena
9.6.Memberikan obat
topical
9.7.Memberikan obat
inhalasi
9.8.Memberikan obat
tetes mata
9.9.Memberikan obat
tetes telinga
9.10. Memberikan obat
tetes hidung
10 Memenuhi kebutuhan
darah dan prodak darah
secara aman
10.1. Memberikan
tranfusi darah WB
10.2. Memberikan
tranfusi darah PRC
11 Melakukan perawatan
luka
11.1. Melakukan
pengkajian luka
12 Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan
Oksigenisasi
12.3. Memberikan
oksigen dengan nasal
kanul
12.4. Melakukan
resusitasi jantung paru
12.5. Monitoring
respirasi
12.6. Penghisapan
lender oral
12.7. Pencegahan
aspirasi
13 Mengindetifikasi resiko
keamanan/keelamatan
yang nyata dan potensial
terhadap klien/pasien
13.1. Melaksanakan 5
momen cuci tangan
13.5. Restrain
13.8. Posisioning
neurologic
14 Memberikan asuhan
kepada klien/pasien
selama menjalani pre
operatif
14.1. Melakukan
persiapan pasien operasi
15 Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan
eliminasi urine
15.4. Perawatan
kontinensia urine
16 Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan
eliminasi fekal
17 Pemenuhan kebutuhan
rasa nyama
17.8. Distraksi
17.11. Emberikan
kopres hangat
17.12. Memberikan
kompres dingin
17.14. Manajemen
lingkungan
17.16. Membatu
berpakaian
17.17. Membantu
memotong kuku
17.18. Peningkatan
tempat tidur
17.19. Akupresure
17.20. Memfasilitasi
pasien beribadah
17.21. Perawatan
jenazah
18 Mempersiapkan
klien/pasien untuk
prosedur diagnostic dan
penatalaksanaan dengan
menggunakan sumber-
sumber yang
sesuai/tepat
18.11. Melakukan
pemeriksaan GDS
19 Melakukan perawatan
pirenium (perineal care)
20 Memindahkan
klien/pasien dari tempat
tidur ke brankard atau
sebaliknya
21 Mobilisasi klien/pasien
miring kiri, kanan dan
berbaring
22 Melakuka personal
hygiene kepada
klien/pasien
22.1. Memandikan
23 Memenuhi kebutuhn
nutrisi peroral
23.1. Mengkaji
kebutuhan nutrisi
23.4. Menimbang BB
dan mengukur TB
23.5. Memberikan susu
dengan botol
23.6. Membantu
menyusui
24 Membantu nutrisi
parenteral
24.2. Memberikan
makanan melalui NGT
25 Mengajarkn strategi
penguramgi stress
25.1. Pengurangan
cemas
Ditetapkan di : Bumiayu
Pada tanggal : 2 Januari 2022
DIREKTUR
IZIN LINGKUNGAN
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan Izin Lingkungan kepada:
Izin Lingkungan ini telah terpenuhi sesuai ketentuan perundangan-undangan dan berlaku efektif.
Dokumen ini dikeluarkan dari Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan
atas data yang ditampilkan dalam dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi
tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
IZIN LINGKUNGAN
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan Izin Lingkungan kepada:
Izin Lingkungan ini telah terpenuhi sesuai ketentuan perundangan-undangan dan berlaku efektif.
Dokumen ini dikeluarkan dari Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan
atas data yang ditampilkan dalam dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi
tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
IZIN LOKASI
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan Izin Lokasi kepada:
Komitmen izin lokasi telah terpenuhi sesuai ketentuan perundangan-undangan dan berlaku
efektif.
Dokumen ini dikeluarkan dari Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan
atas data yang ditampilkan dalam dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi
tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
IZIN LOKASI
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan Izin Lokasi kepada:
Komitmen izin lokasi telah terpenuhi sesuai ketentuan perundangan-undangan dan berlaku
efektif.
Dokumen ini dikeluarkan dari Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan
atas data yang ditampilkan dalam dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi
tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SITI ASIYAH
NOMOR : 132/KEP/DIR.RSUSA/V/2022
TENTANG
Ditetapkan di Bumiayu
Pada tanggal 1 Februari 2022
Direktur RSU SITI ASIYAH