Info Artikel : Diterima 11 Oktober 2021 ; Disetujui 2 Februari 2022 ; Publikasi 1 April 2022
ABSTRAK
Latar belakang: Puskesmas membutuhkan SDM yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam
menyelenggarakan kegiatannya. Puskesmas didorong untuk menerapkan skema Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) dalam mengelola sumber dayanya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan permasalahan yaitu
SDM yang tidak diperpanjang kontrak dan diberhentikan oleh Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis proses manajemen sumber daya manusia dalam pengadaan dan pendayagunaan tenaga puskesmas
di Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai BLUD.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif – deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui
wawancara mendalam menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, Puskesmas di Kota Semarang belum merencanakan SDM Non-ASN dengan
baik dan terdapat SDM Non-ASN yang kinerjanya kurang baik. Selain itu, ketersediaan SDM di Kota Semarang
masih belum memenuhi kebutuhan Puskesmas. Sehingga pelaksanaan kegiatan di Puskesmas tidak terlaksana
dengan baik dan beban kerja petugas meningkat.
Simpulan: Proses manajemen SDM dalam pengadaan dan pendayagunaan SDM Non-ASN Puskesmas di Dinas
Kesehatan Kota Semarang sebagai BLUD belum terlaksana secara optimal di 2 (dua) Puskesmas di Kota
Semarang.
ABSTRACT
Title: Procurement and Utilization of Primary Health Care Human Resources as BLUD in Semarang City
Background: Primary Health Care need human resources (HR) consisting from health and non-health workers
in carrying out their activities. Primary Health Care are encouraged to implement the Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) scheme to manage their resources. Based on results of a preliminary study, it was found that the
problem was that the HR weren’t renewed and were dismissed by Primary Health Care. This study aims to analyze
the process of HR management in the procurement and utilization of Primary Health Care personel at the
Semarang City Health Office as a BLUD.
Method: This study was conducted using qualitative – descriptive methods. Data collection was done through in-
depth interviews with purposive sampling technique.
Result: Based on the results of the study, the Primary Health Care in Semarang City has not properly planned
Non-Public Employee HR and there are Non-ASN HR whose performance is not good. In addition, the availability
of HR in the city of Semarang still doesn’t meet the needs of the Primary Health Care. So, the implementation of
activities at Primary Health Care isn’t carried out properly and the workload of officers increases.
Conclusion: The HR management process in the procurement and utilization of Non-ASN HR at the Primary
Health Care at the Semarang City Health Service as a BLUD hasn’t been implemented optimally in 2 (two) Health
Centers in Semarang City
82
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
yang diteliti yaitu terpenuhinya tenaga puskesmas itu, informan triangulasi menyatakan bahwa
sesuai dengan kebutuhan puskesmas di Kota Puskesmas yang menentukan SDM Non-ASN
Semarang. apa saja yang dibutuhkan Puskesmas dan
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi SDM
HASIL DAN PEMBAHASAN Non-ASN Puskesmas yang diselenggarakan
Karakteristik Informan Penelitian oleh Dinas Kesehatan belum sesuai dengan
Pengambilan data saat wawancara mendalam harapan di salah satu Puskesmas.
menggunakan pedoman wawancara. Subjek 2. Deskripsi Aspek Pengorganisasian
penelitian dipilih berdasarkan pengetahuan dan a. Pengembangan SDM Kesehatan
keterlibatan informan dalam pengadaan dan Berdasarkan pernyataan informan utama
pendayagunaan SDM Non-ASN di puskesmas. diketahui bahwa terdapat pelaksanaan
Berikut gambaran karakteristik informan dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi SDM
penelitian ini. Puskesmas, baik ASN maupun Non-ASN,
1. Informan Utama dimana Puskesmas akan mengirimkan SDM
Informan utama pada penelitian ini yang berkaitan dengan pelatihan-pelatihan
berjumlah 6 orang dengan Pendidikan terakhir yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan.
yang terdiri dari 1 orang Akademi Farmasi, 2 Disamping itu, informan triangulasi
orang Strata 1 (S1), dan 3 orang Strata 2 (S2) menyatakan bahwa tidak ada pendidikan dan
dengan masa kerja antara 16 sampai 33 tahun. pelatihan (diklat) khusus bagi SDM Non-ASN
2. Informan Triangulasi di Puskesmas dikarenakan kontrak kerja
Informan triangulasi pada penelitian ini hanya berlaku 1 (satu) tahun.
berjumlah 6 orang dengan Pendidikan terakhir b. Kompensasi SDM Kesehatan
yang terdiri dari 1 orang Akademi Farmasi, 2 Berdasarkan pernyataan informan utama
orang Strata 1 (S1), dan 3 orang Strata 2 (S2) diketahui bahwa ketentuan pendapatan SDM
dengan masa kerja antara 16 sampai 33 tahun Non-ASN disesuaikan dengan UMK dan
peraturan dari Pemerintah Kota (Pemkot)
Hasil Wawancara Penelitian Semarang dan diberikan kompensasi sesuai
1. Deskripsi Aspek Perencanaan dengan jasa pelayanan (jaspel). Disamping
a. Perencanaan SDM Kesehatan itu, triangulasi menyatakan bahwa ketentuan
Berdasarkan pernyataan informan utama dalam mengatur gaji SDM Non-ASN
diketahui bahwa proses perencanaan ditentukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot)
kebutuhan SDM Non-ASN di Puskesmas Semarang dan ketentuan pemberian
sebagai BLUD yaitu Puskesmas membuat kompensasi diluar pendapatan tetap
Analisis Beban Kerja (ABK) dan Rencana disesuaikan dengan jasa pelayanan yang
Kebutuhan (Renbut) lalu diserahkan ke Dinas diberikan oleh masing-masing Puskesmas.
Kesehatan. Tim yang merencanakan yaitu c. Pengintegrasian SDM Kesehatan
Kepala Puskesmas, TU Puskesmas, dan Tim Berdasarkan pernyataan informan utama
Kepegawaian dari Puskesmas. Perencanaan diketahui bahwa untuk menyesuaikan SDM
dilakukan oleh Puskesmas yang setelah itu Non-ASN yang baru direkrut dengan
dimonitoring dan dievaluasi kesesuaian pekerjaan di Puskesmas, diadakan orientasi.
usulannya dengan kebutuhan oleh Dinas Lalu masih terdapat permasalahan
Kesehatan. Disamping itu, informan ketidaksesuaian SDM Non-ASN hanya terjadi
triangulasi menyatakan bahwa Puskesmas di Puskesmas Lamper Tengah dan Puskesmas
yang menyusun perencanaan kebutuhan SDM Ngemplak Simongan. Disamping itu,
Non-ASN di Puskesmas, Puskesmas informan triangulasi menyatakan bahwa SDM
membuat Analisis Beban Kerja (ABK) dan Non-ASN yang dikirimkan ke Puskesmas
Rencana Kebutuhan (Renbut) SDM yang sudah sesuai dengan kebutuhan.
dibutuhkan, setelah itu diusulkan ke Dinas 3. Deskripsi Aspek Pengarahan
Kesehatan. a. Pemeliharaan SDM Kesehatan
b. Pengadaan SDM Kesehatan Berdasarkan pernyataan informan utama
Berdasarkan pernyataan informan utama diketahui bahwa dalam menjaga loyalitas
diketahui bahwa proses pengadaan SDM SDM, Puskesmas menyelenggarakan
Non-ASN di Puskesmas disusun oleh beberapa kegiatan. Disamping itu, informan
Puskesmas lalu diusulkan ke Dinas Kesehatan triangulasi menyatakan bahwa DKK akan
untuk diselenggarakan perekrutan. melakukan monitoring penilaian kinerja SDM
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi SDM Non-ASN.
Non-ASN di Puskesmas hanya boleh 4. Deskripsi Aspek Pengendalian
diselenggarakan apabila terdapat surat resmi a. Kedisiplinan SDM Kesehatan
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Berdasarkan pernyataan informan utama
dengan melibatkan Puskesmas. Disamping diketahui bahwa terdapat peraturan yang
83
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
84
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
melaksanakan perekrutan tenaga bidan. Seiring Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
berjalannya waktu, tenaga bidan yang sudah Indonesia dan pemerintah yang sah:
direkrut diputus kontrak karena puskesmas ingin 2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
melakukan pergantian dengan tenaga akuntansi. 3) Melaksanakan kebijakan yang
Permasalahan ini berkaitan dengan aspek dirumuskan pejabat pemerintah yang
perencanaan, dikarenakan sewaktu melakukan berwenang;
perencanaan pihak puskesmas kurang baik dalam 4) Menaati ketentuan peraturan perundang-
menentukan SDM yang sesuai dengan kebutuhan undangan;
puskesmas. Seharusnya Puskesmas merekrut 5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan
tenaga akuntansi, karena profesi akuntansi lebih penuh pengabdian,kejujuran,kesadaran
dibutuhkan daripada tenaga bidan. Apabila dan tanggung jawab
Puskesmas tidak memiliki tenaga akuntansi, akan 6) Menaati perjanjian kerja
mempengaruhi sistem administrasi Puskesmas. 7) Menaati ketentuan jam kerja
Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam 8) Melaksanakan perintah atau tugas atasan
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, dimana pada pasal 10 Di Kota Semarang, setelah para pegawai Non-
ayat 1 disebutkan bahwa pejabat keuangan dalam ASN direkrut oleh Dinas Kesehatan dan
BLUD memiliki tugas menyelenggarakan puskesmas, tidak ada penjadwalan secara tetap
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.6 oleh Dinas Kesehatan terkait penyelenggaraan
Dalam menjalankannya, pejabat keuangan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi SDM Non-
memerlukan bantuan tenaga akuntansi. Hal ini ASN. Hal ini dikarenakan diklat yang
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan sifatnya
Hasibuan (2016), bahwa perencanaan adalah umum untuk seluruh pegawai di puskesmas, tidak
merencanakan tenaga kerja secara efektif dan hanya bagi SDM Non-ASN, tergantung bidang
efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan apa yang sesuai dengan diklat yang akan
dalam membantu terwujudnya tujuan.8 Hasil diselenggarakan.
penelitian Rizkiy Shofiah (2019) mengemukakan Kompensasi yang diberikan kepada SDM
bahwa kurangnya komunikasi antara manajemen Non-ASN sudah diatur oleh Pemerintah Kota
puskesmas dengan Dinas Kesehatan dalam Semarang berdasarkan Standar Satuan Harga
perencanaan SDM kesehatan akan menghambat (SSH), yaitu gaji dari tenaga non-ASN
proses pemenuhan kebutuhan SDMK di disesuaikan dengan UMR kota Semarang. Selain
puskesmas.9 Hal ini akan menimbulkan tidak pendapatan tetap, pegawai Non-ASN juga
adanya kesamaan persepsi antara pihak mendapat tunjangan berdasarkan jasa pelayanan
puskesmas, Dinas Kesehatan, atau pihak (jaspel) yang diberikan, sesuai dengan jenjang
pengambil kebijakan. pendidikan dan profesi masing-masing tenaga,
2. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia tetapi juga disesuaikan dengan pendapatan
Kesehatan puskesmas.
Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Setelah dilakukan perekrutan, pihak
Nomor 26 Tahun 2017 tentang Pedoman puskesmas memberikan orientasi kepada pegawai
Pengelolaan Pegawai Non Aparatur Sipil Negara Non-ASN yang baru. Proses orientasi ini meliputi
Pada Badan Layanan Umum Daerah Pusat penjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta
Kesehatan Masyarakat Di Lingkungan Kesehatan sistem kerja di tiap puskesmas. Hal ini bertujuan
Kota Semarang, Pegawai Non ASN memiliki Hak agar pegawai Non-ASN yang sudah direkrut
dan Kewajiban diantaranya:10 memahami hak dan kewajibannya serta tupoksi
a. Hak: yang ada di lingkungan puskesmas.
1) Memperoleh gaji yang besarannya Namun, terdapat permasalahan di Puskesmas
dituangkan dalam perjanjian kerja dan Ngemplak Simongan. Dimana terdapat tenaga
pengklasifikasiannya diatur dalam sanitarian yang tidak melaksanakan tugasnya
keputusan direktur. dengan baik dan kinerjanya kurang baik. Dalam
2) Memperoleh pengakuan pengalaman kerja menindaklanjutinya, Puskesmas telah
sesuai masa kerja memberikan pembinaan dan peringatan secara
3) Memperoleh izin cuti yang tertuang dalam lisan maupun tertulis kepada tenaga yang
perjajian kerja. bersangkutan, namun pada praktiknya tidak
4) Memperioleh kesempatan untuk terdapat perbaikan. Hal ini menyebabkan
peningkatan kompetensi dalam bentuk puskesmas mengusulkan kepada Dinas
kursus/bimbingan teknis/Pendidikan dan Kesehatan untuk dilakukan pemberhentian.
pelatihan Tetapi tenaga sanitarian yang bersangkutan sudah
b. Kewajiban bekerja dalam waktu yang cukup lama di
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang Puskesmas dan mendapat dukungan dari SDM
Undang Dasar Negara Republik Indonesia lainnya, sehingga hal ini sulit untuk dilakukan.
85
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
86
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
apel pagi dimana bila pegawai terlambat akan mentukan apakah kebutuhan SDM sudah
dikenakan sanksi sesuai kebijakan yang telah terpenuhi atau belum. Namun ketersediaan SDM
dibuat oleh kepala puskesmas, dan dalam di Kota Semarang masih belum memenuhi
pelaksanaan pekerjaan, dan kerja sama antar kebutuhan dari puskesmas itu sendiri. Seperti
pegawai dinilai dari keberhasilan kegiatan terdapat permasalahan di Puskesmas Lamper
program yang telah dilaksanakannya.11 Tengah (bidan ke akuntansi) dan Ngemplak
5. Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Simongan (Tenaga Sanitarian). Dinas Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI harus mengakomodir kebutuhan puskesmas
Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman sebagai BLUD, apabila SDM puskesmas masih
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDMK kurang Dinas Kesehatan akan mengajukan
menyatakan bahwa sumber daya manusia pengadaan SDM Non-ASN ke Pemerintah Kota
kesehatan (SDMK) adalah seseorang yang Semarang. Apabila kebutuhan SDM di
bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik Puskesmas tidak terpenuhi, maka kegiatan di
yang memiliki pendidikan formal kesehatan Puskesmas tidak dapat terlaksana dengan baik.
maupun tidak, yang untuk jenis tertentu Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
membutuhkan kewenangan dalam melakukan oleh Hasibuan (2016), salah satu tujuan
upaya kesehatan. Kebutuhan SDMK adalah perencanaan SDM adalah untuk menjamin
jumlah SDMK menurut jenisnya yang dibutuhkan tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa
untuk melaksanakan sejumlah beban kerja yang depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang
ada. Diperlukan perencanaan kebutuhan untuk mengerjakan serta menghindari kekurangan atau
menetapkan jumlah, jenis, dan kualifikasi SDMK kelebihan karyawan.8 Beberapa penelitian
yang dibutuhkan, sesuai dengan kondisi suatu memperlihatkan bahwa kurangnya SDMK akan
wilayah, dalam mencapai tujuan pembangunan mengakibatkan beban kerja petugas yang ada
kesehatan.7 Tidak terpenuhinya kebutuhan menjadi over kapasitas dan produktivitas kerja
SDMK akan berdampak pada inefisiensi dan menjadi rendah.12,13,14
hambatan produktivitas organisasi. Oleh karena
itu, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan SIMPULAN
standar ketenagaan minimal di puskesmas agar Proses manajemen sumber daya manusia dalam
kegiatan di puskesmas dapat terselenggara pengadaan dan pendayagunaan SDM Non-ASN
dengan baik. Hal ini tertuang dalam Peraturan Puskesmas di Dinas Kesehatan Kota Semarang
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Standar belum terlaksana secara optimal di 2 (dua)
ketenagaan puskesmas sebagai berikut:1 Puskesmas, yaitu Puskesmas Lamper Tengah dan
a. Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Ngemplak Simongan. Puskesmas Lamper
Dibagi menjadi 3 kawasan yaitu: Tengah belum melaksanakan kegiatan perencanaan
1) Puskesmas Kawasan Perkotaan yang SDM Non-ASN dengan baik, dimana terdapat
berjumlah 31 orang ketidaksesuaian antara usulan perencanaan SDM
2) Puskesmas Kawasan Pedesaan yang Non-ASN dengan kebutuhan Puskesmas yang
berjumlah 27 orang mempengaruhi sistem administrasi Puskesmas.
3) Puskesmas Kawasan Terpencil dan sangat Puskesmas Ngemplak Simongan belum
terpencil yang berjumlah 27 orang melaksanakan kegiatan pengorganisasian SDM Non-
b. Puskesmas Non Rawat Inap ASN dengan baik dan belum sesuai dengan tujuan
Dibagi menjadi 3 kawasan yaitu; Puskesmas, dimana terdapat SDM Non-ASN yang
1) Puskesmas Kawasan Perkotaan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik dan
berjumlah 22 orang kinerjanya kurang baik sehingga berdampak terhadap
2) Puskesmas Kawasan Pedesaan yang pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. Ketersediaan
berjumlah 19 orang SDM Non ASN di Puskesmas Kota Semarang masih
3) Puskesmas Kawasan Terpencil dan sangat belum memenuhi kebutuhan di Puskesmas Lamper
terpencil yang berjumlah 19 orang Tengah dan Puskesmas Ngemplak Simongan, hal ini
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) menyebabkan kegiatan di Puskesmas tersebut tidak
memuat kebutuhan SDM minimal, tetapi terdapat dapat terlaksana dengan baik dan beban kerja
Analisis Beban Kerja (ABK) sebagai acuan untuk berlebih.
87
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 21(2), 2022
88