Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 2, Nomor 5, Mei 2014


Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Analisis Pendayagunaan Tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat Di Rumah Sakit


Umum Pusat Dokter Kariadi Kota Semarang Tahun 2013

Mya Rosiana*), Sutopo Patria Jati**), Ayun Sriatmi**)


*)
Mahasiswa Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
**)
Staf Pengajar Bagian Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan dan pemanfaatan serta pengembangan
tenaga kesehatan.Pendayagunaan tenaga kesehatan, utamanya dalam rangka pemerataan tenaga
kesehatan dilaksanakan sesuai dengan rencana kebutuhan tenaga kesehatan.RSUP Dokter Kariadi
adalah rumah sakit pusat yang memiliki banyak tenaga kerja, salah satunya SKM.Kariadi harus
mendayagunakan tenaganya untuk mendapatkan hasil kinerja yang optimal. Namun, terdapat
kesenjangan antara uraian tugas dengan kompetensi SKM, sehingga perlu adanya pendayagunaan
tenaga SKM. Tujuan pendayagunaan SKM adalah mengoptimalkan kinerja SKM agar uraian
tugasdengan kompetensinya sesuai. Tujuan penelitian adalah menganalisis pendayagunaan tenaga
SKM di RSUP Dokter Kariadi Kota Semarang yaitu variabelpenataan struktur organisasi, analisis
jabatan, uraian tugas, persyaratan jabatan, standar kompetensi dan pendayagunaan tenaga SKM.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Jenis Penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi yang diteliti adalah 4 informan utama
terdiri dari Kepala Sumber Daya Manusia dan 3 tenaga SKM serta 1 informan triangulasi Direktur
SDM dan Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penempatan SKM masihdi dasari
pada kebutuhan belum disesuaikan dengan kompetensinya sehingga terjadi ketidaksesuaian uraian
tugas dengan kemampuannya.Saran yang direkomendasikan yaitu: Pendayagunaan tenaga SKM
harus menyesuaikan antara analisis jabatan, yang meliputi syaratjabatan, uraian tugas, kemudian
harus menyesuaikan dengan kompetensi sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Kata kunci : pendayagunaan, tenaga, SKM
Kepustakaan : 27, 1992-2013

315
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN materi IKM dibutuhkan kurikulum untuk tenaga


Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kesehatan yang mengkhususkan kompetensinya
tuntutan pelayanan kesehatan, Departemen dalam materi IKM.1
Kesehatan sejak beberapa dasawarsa terakhir Sarjana Kesehatan Masyarakat memiliki
telah mendidik bermacam-macam jenis profesi kompetensi yang unggul, seperti yang dijelaskan
tenaga kesehatan. Pada awalnya berbagai profesi dalam profil kesehatan masyarakat. Kompetensi
tersebut memang diadakan untuk memenuhi unggul Kesehatan Masyarakat terdiri dari tujuh
kebutuhan program pemerintah dalam poin penting yang biasa disingkat menjadi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. MIRACLE (Manage, Innovator, Role Model,
Namun dalam perkembangannya, kebutuhan Apprentice, Communitarian, Leader dan
akan tenaga kesehatan juga mempertimbangkan Educator).20
tuntutan pasar dan kebutuhan berbagai segmen Dalam penelitian ini, lokasi yang digunakan
masyarakat. Dalam konteks ini, sebagai negara adalah RSUP Dr. Kariadi. RSUP Dr. Kariadi
yang tengah membangun dan mengembangkan merupakan Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah
infrastruktur pelayanan kesehatan, Indonesia Sakit Pendidikan di Jawa Tengah yang
perlu melakukan penataan ulang pendayagunaan terakreditasi sebagai RS tipe A. Sebagai RSUP di
tenaga kesehatan yang telah ada atau yang masih Jawa Tengah, RS Dr. Kariadi memiliki ribuan
akan dikembangkan. pegawai baik yang berlatar belakang medis
Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah maupun non medis. Salah satu pegawainya
upaya pemerataan dan pemanfaatan serta berlatar belakang SKM.
pengembangan tenaga kesehatan. Penempatan lulusan Kesehatan Masyarakat
Pendayagunaan tenaga kesehatan, utamanya di rumah sakit, dapat ditempatkan pada formasi
dalam rangka pemerataan tenaga kesehatan sebagai berikut: area struktural dan fungsional.
dilaksanakan sesuai dengan rencana kebutuhan Tenaga fungsional dapat diposisi sebagai:
tenaga kesehatan, baik untuk memenuhi entomolog kesehatan, epidemiolog kesehatan,
kebutuhan pada fasilitas pelayanan kesehatan sanitarian, penyuluh kesehatan masyarakat,
Pemerintah atau fasilitas pelayanan kesehatan pranata laboratorium kesehatan, administrator
swasta. Pemerataan tenaga kesehatan juga kesehatan dan kesehatan kerja. Sedangkan untuk
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga bagian struktural di posisikan di bagian yang
kesehatan sebagai administrator kesehatan, meliputi bagian pelayanan penunjang medik,
regulator, pendidik, peneliti dan tenaga bagian pendidikan dan pelatihan, bagian
pemberdayaan masyarakat. administrasi umum dan keuangan, bagian sumber
Dalam lingkungan institusi pendidikan daya manusia, bagian sarana medik, serta bagian
tinggi bagi tenaga kesehatan di Indonesia, komite etik dan hukum.
kedudukan materi Ilmu Kesehatan Masyarakat Berdasarkan survey awal, RSUP Dr. Kariadi
(IKM) baik sebagai ilmu maupun pengetahuan memiliki 24 orang SKM, seharusnya bila dilihat
dan teknologi dirasakan semakin penting dari standar kebutuhan untuk RS Tipe A sudah
peranannya. Sebagai ilmu pengetahuan dan melebihi ketentuan. Tetapi pada kondisi di
teknologi, IKM telah dikembangkan dari lapangan kerja, pendistribusian tenaga SKM
induknya yaitu Ilmu Kedokteran. Hal tersebut masih belum sesuai, hal ini dikarenakan SKM
terjadi karena kemajuan konsep IKM dalam memiliki tujuh peminatan, terkadang penempatan
beberapa dekade terakhir, maka dirasa perlu formasi SKM belum disesuaikan dengan
untuk mengembangkan jalur khusus yang bisa kompetensinya. Bahkan terdapat suatu pekerjaan
menampung perkembangan IKM. Dengan yang dilakukan oleh jabatan lain yang bukan
adanya perkembangan pengetahuan tersebut, wilayah kompetensinya. Manajemen sumberdaya
supaya lebih dalam dan lebih luas penguasaan manusia yang tepat harus bisa mengusahakan

316
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

agar tenaga kerja itu ditempatkan pada posisi HASIL DAN PEMBAHASAN
yang tepat sesuai dengan minat dan Variabel Penataan Struktur Organisasi
kemampuannya. Secara umum informan menyatakan bahwa
Dari survey awal, peneliti menemukan indikator penataan struktur organisasi yaitu
permasalahan. RSUP Dr. Kariadi mengalami adanya hierarki posisi, dimana setiap posisi
kesenjangan antara uraian tugas dengan memiliki tugas, tanggung jawab, akuntabilitas
kompetensi pada tenaga SKM. Contohnya di dan juga syarat untuk menduduki posisi tersebut.
Bagian Hukum Humas dan Pemasaran sub unit Dengan demikian ketika rumah sakit ingin
Koordinator PKRS yang diduduki oleh tenaga mengisi posisi dalam setiap hierarki jabatan tentu
SKM peminatan gizi dengan kompetensi harus melalui pertimbangan, diantaranya adalah
menganalisis segala sesuatu yang berhubungan pendidikan, pengalaman, kinerja, soft skill dan
dengan data gizi, makanan dan dietik serta kompetensi. Tetapi pada jabatan yang diduduki
penunjangnya secara analitik, namun terdapat SKM ada yang kurang sesuai dengan
kesenjangan pada uraian tugasnya yang disini kompetensinya, karena SKM belum memiliki
tercantum uraian tugas koordinator Promosi profesi dan terdiri dari bermacam-macam
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah peminatan yang setiap universitas memiliki
menyusun rencana kerja jangka panjang dan peminatan yang berbeda-beda.
pendek kegiatan PKRS di Rumah Sakit. Jadi Variabel Analisis Jabatan
antara kompetensinya sebagai nutrisionis tidak Secara umum terdapat persamaan
sesuai dengan uraian jabatannya yaitu sebagai pernyataan antara informan utama dan informan
koordinator Promosi Kesehatan Rumah Sakit. triangulasi. Analisis jabatan merupakan dasar
utama dalam menentukan tugas dan kewajiban
METODELOGI PENELITIAN seorang pegawai. Dari analisis jabatan akan
Penulisan ini menggunakan jenis penelitian tumbuh uraian tugas dan persyaratan jabatan.
observasional dan metode pengumpulan data Pembuatan analisis jabatan merupakan tugas
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. seorang Direktur, yang memiliki kewenangan
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara penuh atas ketentuan didalam suatu jabatan.
mendalam.13,14 Alat bantu yang digunakan antara Hasil dari rancangan pembuatan analisis jabatan
lain buku catatan lapangan dan alat perekam. oleh Direktur akan diproses ulang sistematikanya
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi oleh bagian SDM.
Kota Semarang. Waktu pelaksanaan penelitian Dasar pembuatan analisis jabatan adalah
pada bulan Mei-Juni 2013. Variabel yang diteliti Peraturan Pemerintah tentang panduan dalam
adalah penataan struktur organisasi, analisis membuat analisa jabatan. Dengan melihat aspek
jabatan, uraian tugas, persyaratan jabatan, kompetensi, resiko, kompleksitas, tenaga kerja,
standar kompetensi dan pendayagunaan tenaga wewenang, olah harta, kondisi kerja dan
SKM di RSUP Dr. Kariadi Semarang. komunikasi. Pembuatan analisis jabatan harus
Teknik pengambilan sampel menggunakan disesuaikan dengan dasar-dasarnya, karena ini
purposive sampling. Jumlah informan utama ada akan berguna untuk menentukan tugas,
4 orang yaitu Kepala Sumber Daya Manusia dan kewajiban, hak suatu jabatan tertentu.
Tenaga SKM. Uji validitas menggunakan Variabel Uraian Tugas
triangulasi sumber yaitu Direktur SDM dan Terdapat kesamaan keterangan dari
Pendidikan RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang. informan utama dan informan triangulasi bahwa
uraian tugas wajib diberikan kepada setiap
pegawai. Karena menjadi indikator dan patokan
apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi
kewajiban dari jabatan tersebut. Untuk SKM,

317
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

uraian tugas tergantung di bagian mana dia tidak hanya berkutat harus sesuai IKM saja,
bekerja. Karena SKM terdapat beberapa tetapi fleksibel dengan disiplin ilmu lainnya.
peminatan dan semua peminatannya memiliki SKM adalah lulusan yang mempunyai fokus
masing-masing kemampuan yang berbeda. dalam bidang manajerial rumah sakit dan bukan
Variabel Persyaratan Jabatan pada profesi. SKM itu dikembangkan sebagai
Secara umum jawaban seluruh informan sarana pendukung dalam pelayanan kesehatan.
sama, yang terdapat dalam syarat jabatan seperti Rumah Sakit Dr. Kariadi tidak sepenuhnya
pada dasar pembuatan jabatan, ada keterampilan, mematok jumlah pegawai sesuai Menpan, karena
kemampuan, kompetensi latar belakang setiap rumah sakit memiliki kebutuhan yang
pendidikannya, persyaratan fisik atau mental berbeda. Di Rumah Sakit Dr. Kariadi ada 24
serta persyaratan umur dan jenis kelamin. orang SKM, saya rasa sudah cukup. Hanya
Persyaratan jabatan sangat berguna dalam terkadang ada SKM yang dimintai tolong tugas
mencocokkan seseorang dengan posisi atau tambahan merangkap kerja tapi sifatnya tugas
jabatan tertentu dan mengidentifikasi pelatihan tambahannya hanya sementara.
dan pengembangan yang dibutuhkan, sehingga si Kurikulum yang digunakan dalam SKM itu
pemegang jabatan diharapkan dapat memberikan adalah untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit
kontribusi dalam mencapai tujuan yang yang bersifat manajerial dan tergantung pula
ditetapkan oleh divisi/unit kerja atau tujuan pada masing-masing kepeminatan. Jika
organisasi secara keseluruhan mengalami kesulitan maka akan dilakukan
Variabel Standar Kompetensi pelatihan dan pengembangan untuk pegawai
Pendapat semua informan tentang standar yang bersangkutan.
kompetensi tidak jauh berbeda, yaitu dalam hal Penataan Struktur Organisasi
penempatan pegawai itu harus sejalur dengan Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Dr.
latar belakang pendidikan, kepeminatan, Kariadi, penataan pegawai didasarkan pada
kemampuan, kemauan dan hal lain yang analisis jabatan sehingga setiap pegawai
mendukung, sebab dalam dunia kerja khususnya mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
di rumah sakit pegawai adalah sebagai pelayan masing. Untuk mengisi struktur organisasi perlu
kesehatan. mempertimbangkan kemampuan, sehingga
Ada beberapa pegawai di rumah sakit yang dilakukan pendistribusian pegawai untuk mengisi
mengalami kesenjangan, salah satunya tenaga jabatan yang telah disesuaikan dengan latar
SKM. SKM memiliki beberapa peminatan yang belakang kompetensinya. Pendistribusian dilihat
masing-masing perguruan tinggi berbeda-beda dari beban kerja per unit, apabila ada unit kerja
jenis peminatannya, sehingga menyulitkan pihak yang mengalami kelebihan tenaga dibandingkan
rumah sakit untuk penempatan SKMnya. Selain dengan beban kerja maka pegawai yang dinilai
itu juga disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kurang berkontribusi akan dipindahkan ke bagian
pada saat itu. lain yang disesuaikan dengan kemampuannya.
Jika terjadi kesenjangan pasti dilakukan Dari hasil evaluasi kinerja, pihak RSUP Dr.
pelatihan, pendidikan dan pengembangan agar Kariadi berintrospeksi dengan sistem penataan
pegawai tersebut mampu menyesuaikan dengan pegawainya. Melihat bahwa pegawai yang
jabatannya. mengalami ketidaksesuaian dengan jabatannya
Variabel Pendayagunaan Tenaga SKM mengalami ketidakoptimalan dalam
Terdapat kesamaan keterangan antara berkontribusi di dalam pekerjaannya, sehingga
informan utama dan informan triangulasi bahwa perekrutan tenaga SKM dari jalur BLU sudah
yang menjadi dasar latar belakang pendidikan didasarkan dengan pertimbangan latar belakang
dan kompetensi yang dimiliki SKM, kemudian di kompetensi dan peminatan seorang SKM,
Rumah Sakit Dr. Kariadi akan dikembangkan, misalnya dibutuhkan seorang S1 Kesmas dengan

318
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

peminatan AKK, maka yang akan direkrut adalah Pengumpulan data dapat digunakan untuk
SKM AKK. Perekrutan tenaga SKM dengan perencanaan analisis jabatan. Dalam analisis
sistem BLU sudah tiga kali dilaksanakan, yaitu jabatan di RSUP Dr. Kariadi terdapat uraian
tahun 2012, Maret 2013 dan Desember 2013. tugas, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang
Akan tetapi hanya pada tahun 2012 SKM banyak dan persyaratan jabatan.
dibutuhkan oleh RSUP Dr. Kariadi, terdapat Uraian Tugas
enam tenaga SKM yang diterima untuk bekerja Berdasarkan hasil peneliian, uraian tugas
di rumah sakit. Distribusi tenaga SKM yang dibuat oleh Direktur dengan tujuan untuk
diterima di RSUP Dr. Kariadi yaitu empat orang memperjelas tugas seorang pegawai dalam
di Bagian Hukum, Humas dan Pemasaran dengan melaksanakan kewajibannya. Dari pengamatan
jabatan sebagai PKRS (Promosi Kesehatan yang dilakukan oleh peneliti, terdapat
Rumah Sakit), satu orang di Bagian Perencanaan ketidaksesuaian antara uraian tugas dengan
dan Evaluasi dengan jabatan sekretariat kompetensi latar belakang tenaga SKM. Padahal
akreditasi dan satu orang lainnya di Bagian jika tidak sesuai dengan kompetensinya, maka
Instalasi Paviliun Garuda sebagai pranata pegawai tersebut akan kesulitan dalam
kesling. mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dengan
Analisis Jabatan pekerjaannya.
Berdasarkan penelitian di RSUP Dr. Persyaratan Jabatan
Kariadi, analisis jabatan merupakan unsur utama Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
dalam perencanaan pegawai. Sesuai dengan dengan wawancara mendalam dari informan
hakekatnya, maka aspek pokok yang dianalisis utama, persyaratan jabatan merupakan
dalam analisis jabatan adalah pelaksanaan kekhususan atau syarat minimal untuk
pekerjaan yang menjabarkan fungsi-fungsi yang menduduki suatu jabatan tertentu. Sehingga
ada di setiap unit kerja. Penjabaran fungsi terlihat dalam syarat minimal tersebut terdapat peraturan
pada pelaksanaan tugas oleh semua pegawai atau standar minimal yang dibutuhkan dari
yang berada di unit kerja tersebut. Selain itu seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan tugas.
aspek lain yang dianalisis antara lain adalah Di syarat jabatan terdapat pangkat/golongan
bahan-bahan yang dipergunakan dalam bekerja minimal menduduki suatu jabatan, pendidkan,
dan peralatan kerjanya, keadaan tempat kerja keterampilan, kemampuan, kursus/diklat,
serta hal-hal lain yang mempengaruhi pengalaman kerja, persyaratan fisik atau mental
kemampuan kerja. Dalam penataan sistem serta persyaratan umur dan jenis kelamin.
manajemen SDM diperlukan informasi dasar Menurut Undang-Undang Republik
yaitu informasi tentang jabatan yang diperoleh Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 13
dari analisis jabatan. Oleh karena itu, langkah Tentang Sumber Daya Manusia Rumah Sakit,
pertama yang harus dilakukan adalah analisis menyebutkan bahwa: Setiap tenaga kesehatan
jabatan. Langkah tersebut bertujuan untuk yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja
memperoleh informasi tentang karakteristik sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
pekerjaan yang ada di setiap unit kerja yang Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang
selanjutnya dirumuskan atau diformulasikan berlaku dan etika profesi. Penempatan lulusan
menjadi jabatan. Kesehatan Masyarakat di rumah sakit, dapat
Analisis jabatan diawali dengan adanya ditempatkan pada formasi sebagai berikut: area
pelaporan kekurangan pegawai dari setiap unit struktural dan fungsional. Tenaga fungsional
kerja. Kemudian dari adanya pelaporan tersebut dapat diposisi sebagai: entomolog kesehatan,
akan dianalisa oleh bagian SDM yang berkaitan epidemiolog kesehatan, sanitarian, penyuluh
dengan beban pekerjaan, sehingga dapat kesehatan masyarakat, pranata laboratorium
digunakan untuk perencanaan rekrutmen. kesehatan, administrator kesehatan dan kesehatan

319
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kerja. Sedangkan untuk bagian struktural di Dalam kaitannya dengan adanya kasus
posisikan di bagian yang meliputi bagian kesenjangan, pelatihan dan pengembangan yang
pelayanan penunjang medik, bagian pendidikan dilakukan dengan diklat, seminar, penyuluhan,
dan pelatihan, bagian administrasi umum dan workshop dan lain-lain ini gunanya untuk
keuangan, bagian sumber daya manusia, bagian mengurangi atau meminimalisir kurangnya
sarana medik, serta bagian komite etik dan pengetahuan dan keterampilan untuk posisi
hukum. jabatan baru bagi pegawai yang ditempatkan
Berdasarkan hasil penelitain di RSUP Dr. pada bagian-bagian tertentu yang tidak sesuai
Kariadi, jabatan fungsional yang diisi SKM dengan latar belakang pendidikannya.
adalah nutrisionis, pranata laboratorium Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim
kesehatan, perawat, pranata kesling/sanitarian Monev RSUP Dr. Kariadi, diketahui bahwa
dan pranata elektromedik. Sedangkan pada pegawai yang mengalami kesenjangan akan
bagian struktural menduduki unit kerja di bagian merasa kesulitan diawal menjabat. Sehingga
hukum, humas dan pemasaran, bagian SDM, perlu adanya perbaikan sistem penempatan
bagian umum, instalasi radiologi, bagian pegawai sesuai dengan kompetensi dan
Perencanaan dan Evaluasi serta bagian Diklat kualifikasi yang dibutuhkan. Untuk itu RSUP Dr.
Litbang. Jabatan yang diduduki oleh SKM yang Kariadi menerapkan pola BLU pada proses
berada pada unit kerja struktural adalah sebagai perencanaan pegawai dimana kebutuhan tenaga
koordinator PKRS, Kasubbag Administrasi yang direkrut sudah diarahkan untuk mengisi
Kepegawaian, Tata Usaha, Koordinator Diklat, suatu jabatan tertentu
Koordinator mutu, sekretariat akreditasi dan
Kassubag Evapol. KESIMPULAN
Sehingga masih terdapat peluang jabatan Posisi yang sesuai untuk SKM disesuaikan
yang belum terisi penuh untuk kebutuhan tenaga dengan spesifikasi jabatan di area struktural dan
SKM berdasarkan kerangka acuan dari RUU fungsional. Tenaga fungsional dapat diposisi
Nakes, yaitu di bagian entomolog kesehatan, sebagai: entomolog kesehatan, epidemiolog
epidemiolog kesehatan dan kesehatan kerja. kesehatan, sanitarian, penyuluh kesehatan
Berdasarkan persyaratan jabatan yang terdapat masyarakat, pranata laboratorium kesehatan,
dalam analisis jabatan, untuk tenaga struktural di administrator kesehatan dan kesehatan kerja.
bagian sarana medik kualifikasi jabatan yang Sedangkan untuk bagian struktural di posisikan
dibutuhkan adalah S1 Kesehatan. Hal ini dapat di bagian yang meliputi bagian pelayanan
menjadi peluang bagi SKM untuk berkontribusi penunjang medik, bagian pendidikan dan
dalam pengembangan kompetensi di Bidang pelatihan, bagian administrasi umum dan
Sarana Medik karena sesuai dengan latar keuangan, bagian sumber daya manusia, bagian
belakang pendidikan SKM khususnya dalam sarana medik, serta bagian komite etik dan
ilmu manajemen pelayanan kesehatan. hokum.
Pendayagunaan Tenaga SKM Terdapat peluang jabatan yang belum terisi
Pendayagunaan pada tenaga SKM yang penuh untuk kebutuhan tenaga SKM berdasarkan
mengalami kesenjangan antara kompetensi kerangka acuan dari RUU Nakes, yaitu di bagian
dengan uraian tugas adalah dilakukannya entomolog kesehatan, epidemiolog kesehatan,
pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan administrator kesehatan dan kesehatan kerja.
disiplin ilmu lainnya. Dalam hal pelatihan dan Berdasarkan persyaratan jabatan yang terdapat
pengembangan ini, pihak rumah sakit dalam analisis jabatan di RSUP Dr. Kariadi,
mempunyai tujuan yaitu mengurangi adanya peluang SKM untuk tenaga struktural ada di
kekurangan keterampilan dan pengetahuan bagian sarana medik kualifikasi jabatan yang
tentang suatu pekerjaan pada jabatan tertentu. dibutuhkan adalah S1 Kesehatan, sesuai dengan

320
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

latar belakang pendidikan SKM khususnya Beban Kerja Di Lingkungan Departemen


dalam ilmu manajemen pelayanan kesehatan. Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah.
15. Dessler, Gary. 2005. Manajemen SUmber
DAFTAR PUSTAKA Daya Manusia. Alih Bahasa Ali Tanya.
1. World Health Organization, diakses tanggal Jakarta: PT. Index Kelompok Gramedia.
22 Maret 2013. 16. Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Online),
2. World Health Organization, diakses tanggal (htpp://www.wikipedia.com, diakses tanggal
30 Maret 2013. 29 Mei 2013).
3. Anonymous. 2010. Pedoman Teknis Sarana 17. Profile Kesehatan Masyarakat Nusa
dan Prasarana Rumah Sakit Tipe B. Jakarta: Tenggara Timur. (Online),
Kementerian Kesehatan RI. (http://www.dinkes).
4. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi & 18. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
PT. Asdi Mahasatya. Alfabeta.
5. Lampiran SK MENKES No. 19. Adang, Bachtiar. 2012. Kapasitasi Profesi
922/MENKES/SK/X/2008 Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Aryaduta.
6. Flippo, Edwin. P. 2001. Manajemen 20. Santoso, Dr. Lutdfi. 2006. Pengantar Ilmu
Personalia dan Sumber Daya Manusia, Kesehatan Masyarakat. Semarang: Undip.
Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. 21. Kementerian Pendayagunaan Aparatur
7. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Negara. 2005. Buku LAKIP.
Personalia dan Sumber Daya Manusia, 22. Husna Suad & Heiddjrachman. 1997.
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.
8. Hasibuan, S. P. Malayu. 2002. Manajemen 23. Moekiat. 1998. Analisis Jabatan. Bandung:
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Mandar Maju.
Jakarta: Bumi Aksara. 24. Lampiran I Peraturan Kepala Badan
9. Sukanto Rekkshodiprodjo & T. Hani Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun
Handoko. 1993. Organisasi Perusahaan: 2012 Tentang STANDAR KOMPETENSI
Teori dan Perilaku. Yogyakarta: BPFE. KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN.
10. Heneman III, Herbert G., Timothy A. Judge. 25. Wexley Kenneth N & Yulk Gary. 1992.
2006. Staffing Organization. New York: Perilaku Organisasi dan Psikologi
The McGraw Hill Companies. Personalia. Penerbit Rineka Cipta.
11. Gibson, James L, John M. Ivancevich dan 26. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
James H. Donnelly Jr. 2000. Organizations: Negara Nomor : 37 Tahun 2011.
Behaviour, Structure and Process, Boston: 27. Ernest Dale, Organization, American
McGraw-Hill Companies Inc. Management Associations, New York,
12. Mondy, R. Wayne, and Robert M. Noe. 1967.
2005. Human Resource Management. Ninth
Edition. USA: Prentice Hall.
13. David, FR. 2002. Strategic management.
New Jersey: Prentice Hall.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis

321

Anda mungkin juga menyukai