Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEBUTUHAN DOKTER UMUM BERDASARKAN BEBAN

KERJA DENGAN MENGGUNAKAN WORK SAMPLING PADA RUANG


RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN
BUTON UTARA TAHUN 2015

la Ode. Ali imran Ahmad1 Muhammad Arif Maola2


1,2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Korespondensi : imranoder@gmail.com

ABSTRAK
RSUD Kabupaten Buton Utara merupakan salah satu rumah sakit rujukan oleh
BPJS untuk wilayah Kabupaten Buton Utara dengan jumlah kunjungan pasien yang kurang
tiap tahunnya. Salah satu data kunjungan tertinggi di RSUD Kabupaten Buton Utara pada
Tahun 2013 menunjukkan bahwa pada Ruang Rawat Inap Keperawatan Kelas III yaitu
sebanyak 90 orang dan Ruang Rawat Inap Kebidanan yaitu sebanyak 32 orang. Rendahnya
kunjungan pasien tersebut menunjukkan tingkat beban kerja dokter umum dalam hal
memberikan pelayanan kesehatannya juga kurang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui jumlah dokter umum yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja dengan
menggunakan work sampling di Ruang Rawat Inap (Keperawatan Kelas III Dan Kebidanan)
RSUD Kabupaten Buton UtaraTahun 2015. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan work sampling. Subyek penelitian adalah seluruh dokter
umum Ruang Keperawatan Kelas III dan Kebidanan RSUD Kabupaten Buton Utara. Hasil
penelitian menunjukkan aktivitas kedokteran bagi dokter umum Ruang Keperawatan
Kelas III dan Kebidanan tidak mencapai waktu produktif yaitu 8,8% dan 11,4%. Tenaga
yang ada di Ruang Keperawatan Kelas III sebanyak 4 orang dokter umum pelaksana dan
Kebidanan 4 orang dokter umum pelaksana. Berdasarkan perhitungan WISN kebutuhan
dokter umum Tahun 2015 di Ruang Keperawatan Kelas III yaitu 2 orang dokter umum
pelaksana dan di Ruang Kebidanan yaitu 2 orang dokter umum pelaksana. Dalam hal ini
di Ruang Keperawatan Kelas III Tahun 2015 memerlukan pengurangan tenaga dokter
umum sebanyak 2 orang dokter umum pelaksana. Sedangkan, kebutuhan dokter umum
di Ruang Kebidanan telah memerlukan pengurangan tenaga dokter umum sebanyak 2
orang dokter umum pelaksana.

Kata Kunci: Kebutuhan, Dokter Umum, Work Sampling, WISN.

PENDAHULUAN
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025 bahwa
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari 8 (delapan)

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 85
fokus prioritas pembangunan kesehatan dalam kurun waktu 2010 – 2014. Penetapan
pengembangan sumber daya manusia kesehatan sebagai salah satu prioritas adalah
karena Indonesia masih menghadapi masalah tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis,
kualitas maupun distribusinya (Kemenkes 2011).
Laporan WHO telah menghitung saham di seluruh dunia bahwa 59,2 juta tenaga
kesehatan (didefinisikan sebagai dokter, perawat, apoteker) dan dengan menggunakan
standar rasio minimum memperkirakan kekurangan 2,4 juta. Laporan WHO juga
menyebutkan pada tahun 2006 Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara yang
menghadapi krisis tenaga kesehatan, baik jumlahnya yang kurang maupun distribusinya
(Kemenkes, 2011).
Menurut Rachmat, Hapsara Habib (2007), yang dikutip dari situs resmi Lembaga
Kajian Pembangunan Kesehatan (LKPK), meski beberapa indikator kesehatan terlihat
membaik, derajat kesehatan di Indonesia dianggap tertinggal dari negara tetangga, akibat
masih mahal dan belum efisiennya fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga yang belum
sesuai kebutuhan. Lebih jauh lagi menurutnya, secara bertahap pemenuhan kebutuhan
tenaga kesehatan terus dilakukan untuk pemenuhan dan pemerataan tenaga kesehatan
terutama di daerah terpencil, sangat terpencil, dan daerah perbatasan.
Data di Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri pada Tahun 2014 menunjukkan Rasio
dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 18,4 per 100.000 penduduk, dengan
rasio tertinggi di Kota Kendari (32,5) dan rasio terendah di Kabupaten Buton (5,8).
Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54
tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan
kabupaten/kota belum mencapai target (Kemenkes 2014).

Di Sulawesi Tenggara terdapat beberapa RSUD yakni, diantaranya RSUD Kab.Buton


Utara, Data yang di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton
Utara menyebutkan bahwa total pasien rawat inap yang mendapatkan pelayanan dokter
umum yaitu, unit rawat inap keperawatan kelas III dan unit rawat inap Ruang Rawat Inap
Kebidanan pada tahun 2013 yaitu 90 orang dan 32 orang. Data kunjungan pada tahun
2014 terjadi peningkatan di ruang perawatan kelas III dan Ruang Rawat Inap Kebidanan,
yaitu sebanyak 192 dan 48 orang (RSUD Kabupaten Buton Utara 2014).

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
86 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
Meningkatnya kunjungan pasien tersebut menunjukkan tingkat beban kerja dokter
dalam hal memberikan pelayanan kesehatannya semakin tinggi. Namun jika dibandingkan
dengan target kebutuhan tenaga kesehatan rasio dokter umum, yaitu 40 per 100.000
penduduk (Kemenkes 2014). Jumlah dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton Utara sebanyak 4 orang dengan jumlah pasien pada satu tahun terakhir,
yatu 266 orang pada unit rawat inap yang mendapat pelayanan oleh dokter umum dapat
dikatakan sudah mencapai target bahkan berlebihan. Oleh karena itu, perlu direncanakan
kebutuhan dokter umum pada unit tersebut agar dapat diperoleh kebutuhan dokter
umum yang bertugas secara efektif dan efisien serta memenuhi visi-misi organisasi RSUD
Kabupaten Buton Utara.

Berdasarkan uraian permasalahan yang dipaparkan, peneliti tertarik untuk meneliti


mengenai analisis kebutuhan tenaga dokter umum berdasarkan beban kerja dengan
mengamati dan mencatat dengan pengambilan interval minimum waktu pengamatan
secara acak (5-15 menit) aktivias dokter untuk mengetahui beban kerjanya yang disebut
dengan teknik work sampling pada Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Buton Utara yang
dikhususkan pada Ruang Rawat Inap yang mendapat pelayanan dokter umum, yaitu ruang
rawat perawatan kelas III dan ruang rawat Ruang Rawat Inap Kebidanan. Kemudian data
dianalisis dengan menggunakan rumus WISN untuk memperoleh kebutuhan dokter
umum berdasarkan beban kerja nyata.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum tentang Manajemen Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia
Mengacu kepada SKN tahun 2012, SDM kesehatan merupakan tenaga kesehatan
(termasuk tenaga kesehatan strategis), tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang
terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan.
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang
kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan (Bappenas,
2005)

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 87
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Ansaruddin (2012), manajemen sumber daya manusia merupakan
bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya
manusia, yang bertugas mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja
yang puas akan pekerjaannya.

Profesi Dokter
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran menyatakan bahwa Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter meliputi tujuh area kompetensi
atau kompetensi utama yaitu Keterampilan komunikasi efektif, Keterampilan klinik dasar,
Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktik kedokteran, Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan
pada indivivu, keluarga ataupun masyarakat denga cara yang komprehensif, holistik,
bersinambung, terkoordinasi dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan
Primer, Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi, Mawas diri dan
mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat, Menjunjung tinggi etika, moral dan
profesionalisme dalam praktik. (World Federation for Medical Education, 2003).

Analisis Beban Kerja


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
81/MENKES/SK/I/2004 mendefiniskan beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu
sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan
Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, disebutkan bahwa dalam
perencanaan tenaga kerja baik mikro ataupun makro dihitung berdasarkan beban kerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
88 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
yang kemudian dituangkan dalam rencana tenaga kerja yang disusun dalam jangka waktu
lima tahun. tahunnya dilakukan penilaian untuk menyesuaikan perkembangan kebutuhan
dari masing-masing lembaga ataupun perusahaan. Hasil dari perhitungan analisis beban
kerja sangat bermanfaat sebagai alat ukur terhadap kebutuhan sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi sebagai dasar dalam norma waktu penyelesaian kerja, tingkat
efisiensi kerja, prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai, dan sistem prosedur kerja
(Kemenkes, 2013b).

Workload Indicator Staffing Needs (WISN)


Workload Indicator Statffing Needs (WISN) merupakan rumus perhitungan
kebutuhan SDM yang tertera dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Adapun langkah
perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu : 1)
Menetapkan waktu kerja tersedia; 2) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM; 3)
Menyusun standar beban kerja; 4) Menyusun standar kelonggaran; 5) Perhitungan
kebutuhan tenaga per unit kerja (Kepmenkes, 2004).

Work Sampling
Menurut Barnes (1980) dalam Nengsih (2010), work sampling adalah pengukuran
kegiatan kerja dari karyawan secara pengamatan yang dicatat dengan pengambilan
interval minimum waktu pengamatan secara acak (5-15 menit). Menurut Ilyas (2011) yang
dikutip Prihadini (2012) Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban
kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang, ataupun jenis tenaga tertentu.

Kerangka Teori
Dokter merupakan SDM yang memerlukan perhatian lebih untuk dikelola, karena
perencanaannya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Serta dalam penentuan
jumlah tenaga yang dibutuhkan, juga perlu ketelitian dan analisis agar tidak terjadi
pekerjaan yang overload atau kelebihan tenaga yang mengakibatkan banyaknya waktu
yang tidak produktif selama bekerja. Sehingga keefektifan dan keefesienan jumlah tenaga
mesti diperhitungkan (Nengsih, 2010).

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 89
Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada teori-teori
yang ada kaitannya terhadap kebutuhan dokter umum berdasarkan beban kerja.

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
90 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan teknik work sampling. Teknik work sampling adalah pengukuran
kegiatan kerja dari karyawan secara pengamatan yang dicatat dengan pengambilan
interval minimum waktu pengamatan selama 5 menit. Analisis kebutuhan tenaga dokter
umum dilakukan dengan menggunakan rumus Workload Indicator Staffing Need (WISN).
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini dikhususkan pada seluruh dokter umum yang bekerja di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Utara yaitu 4 orang. Subjek
penelitian ini adalah seluruh dokter umum yang bekerja di Ruang Rawat Inap
Keperawatan Kelas III dan Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Buton Utara
yaitu 4 orang.

Standar Baban Kerja


Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut
(Kepmenkes RI, 2004) :

Standar Kelonggaran
Standar kelonggaran adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi
jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak
terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok/pelayanan.

Jumlah Kebutuhan Dokter Umum


Adapun rumus perhitungan jumlah kebutuhan dokter umum dengan menggunakan
rumus WISN adalah sebagai berikut (Kepmenkes, 2004):

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 91
Kriteria Objektif:
Cukup : Jika WISN ( rasio = 1 dokter umum).
Lebih : Jika WISN ( rasio > 1 dokter umum).
Kurang : Jika WISN (rasio < 1 dokter umum).

HASIL DAN PEMBAHASAN


RSUD Kabupaten Buton Utara
Kabupaten Buton Utara yang merupakan Kabupaten pemekaran dengan lahirnya
dang-undang RI No. 14 Tahun 2007, pada tahun 2009, pernah membentuk RSUD sebagai
SKPD tersendiri terbukti dengan dicantumkan dalam perda No. 5 Tahun 2008. Kabupaten
Buton Utara disebelah utara berbatasan dengan Selat Wawonii, sebelah timur berbatasan
dengan Laut Banda, selatan berbatasaan dengan Selat Wawonii, sebelah timur
berbatasan dengan berbatasan dengan Selat Buton dan Kabupaten Muna.
Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kabupaten Buton Utara pada Tahun 2015
sebanyak 94 (PNS & CPNS).

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
92 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
Hasil Pengamatan Penggunaan Waktu Kerja Dengan Menggunakan Work Sampling

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 93
Kebutuhan Dokter Umum Dengan Menggunakan WISN (Workload Indicator Staffing Needs)

Unit Kerja dan Kategori SDM

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
94 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
Standar Beban Kerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 95
Standar Kelonggaran Kebutuhan Dokter Umum

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
96 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
PENUTUP
Kesimpulan
1. Waktu kerja tersedia bagi dokter umum Ruang Rawat Inap Keperawatan Kelas III dan
Kebidanan melebihi waktu kerja optimal tetapi sudah sesuai jika disesuaikan dengan
beban kerja dokter umum.
2. Aktivitas kedokteran bagi dokter umum Ruang Rawat Inap Keperawatan Kelas III dan
Kebidanan tidak mencapai waktu produktif. Selain itu, penggunaan waktu untuk
kegiatan pribadi dan non produktif dokter umum di Ruang Rawat Inap Keperawatan
Kelas III dan Kebidanan melebihi standar ILO.
3. Standar beban kerja dokter umum dalam mengerjakan kegiatan pokok di Ruang
Rawat Inap Keperawatan Kelas III dan Kebidanan RSUD Kabupaten Buton Utara
cukup tinggi, namun kenyataannya beban kerja kurang.
4. Standar kelonggaran di unt Keperawatan Kelas III adalah 1,73 menit pertahunnya dan
di unit Kebidanan adalah 1,61 menit pertahunnya..
5. Jumlah dokter umum yang dibutuhkan Tahun 2015 di Ruang Rawat Inap
Keperawatan Kelas III adalah 2 orang dan kebutuhan dokter umum di Ruang Rawat
Kebidanan adalah 2 orang.

Saran
1. Melihat waktu kerja tersedia, standar beban kerja dan standar kelonggaran dokter
umum di unit Keperawatan Kelas III dan Kebidanan , hendaknya pihak RSUD
Kabupaten Buton Utara lebih sering lagi melakukan riset tentang standar waktu
pelayanan sebagai acuan yang dapat digunakan oleh pihak rumah sakit agar
diperolehnya waktu kerja yang efektif bagi dokter umum.
2. Untuk mengatasi masaalah kurang produktifnya aktifitas dokter umum, maka perlu
pendistribusian dokter umum di unit pelayanan lain, seperti UGD dan Poli umum
dengan pembagian shift berdasarkan beban kerja, jumlah kunjungan dan SOP Unit
Pelayanan.
3. Mengingat belum ditetapkannya SOP kedokteran maka diharuskannya dibentuk
komite medik. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
untuk penetapan jumlah sumber daya dokter umum berikutnya di unit pelayanan
lain.
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 97
4. Dalam melaksanakan penghitungan menggunakan WISN sangat bergantung pada
kelengkapan data, selain observasi secara langsung atau work sampling. Untuk itu,
rekomendasi yang dapat diberikan adalah memperbaiki sistem pelaporan agar
memudahkan pengambilan maupun analisis data. Selain itu.
5. Rekomendasi bagi pihak rumah sakit untuk menggunakan WISN pada tahun
berikutnya agar diperolehnya kebutuhan dokter umum berdasarkan beban kerja
nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Penerbit Nuha Medika,


Yogyakarta.

Ansaruddin, I.R. 2012. Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja Bagian Frontliner PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Makassar Kartini
& Cabang Makassar Slamet Riyadi. Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Armen, F., dan V. Azwar. 2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Gosyen
Publishing, Yogyakarta.

Bappenas. 2009. Background Study RPJMN 2010‐2014. Jakarta.

BPPSDMK. 2014. Perlengkapan Kerja WISN. Jakarta.

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askep Tabilitasnya. Penerbit
Erlangga, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Dharmayuda, A.A., NGR., GD. 2015. Analisis beban Kerja Dokter Umum Menggunakan
Metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Di Puskesmas Se-kota
Denpasar. Tesis Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Fitrini, Astiena A.K., & D. Darwin. 2011. Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban
Kerja Di Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat Tahun 2011. Universitas Andalas,
Kabupaten Pasaman Barat.

Guspianto. 2012. Analisis Penyusunan Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan Puskesmas Di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Media Litbang, vol.XX
no 4 tahun 2010, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hagopian, A., Moharty, M.K., Das, A & Haouse, P.J. 2012. Applying WHO’s’workface
indicators of staffing need’ (WISN). Orissa.

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
98 UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8
Ilham, M. 2013. Pengaruh Motivasi, Komitmen Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Wesitan Konsultan Pembangunan Di Makassar. Skripsi Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kemenkes RI. 2004. Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia


Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Jakarta.

Kemenkes RI. 2011. Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025.


Jakarta.

Kemenkes RI. 2011. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2011. Jakarta.

Kemenkes RI. 2014. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014. Jakarta.

Lestari, A.P & Rohmadi. 2013. Prediksi Kebutuhan Tenaga Kerja Di Bagian Pendaftaran
Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Rumus Fulltime Equivalent(Fte) Di Rsud Kota
Surakarta Tahun 2014. Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, Vol.7. No.1, Maret
2013, Hal 1-12. APIKES Mitra Husada Karanganyar.

LKPK. 2007. Derajat Kesehatan Masih Tertinggal. Jakarta. http://lkpk-


indonesia.blogspot.co.id/2007/10/derajat-kesehatan-di-indonesia-masih.html.
Diakses Pada 11 November 2015

Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling. home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING.doc,


Diakses Tanggal 17 September 2015.

Nengsih, Y. 2010. Analisis Kebutuhan Dan Kualifikasi Tenaga Dokter Dan Perawat Di
Pelayanan Rawat Inap RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2010. Tesis
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, Depok.
Oktarina dan Sugiharto, M. 2011. Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Penugasan
Khusus dan Tenaga PTT di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
Tahun 2010. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 14(3): 282–289.
Pajar. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan
Bagian Keperawatan Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71 Tahun 1996. Biro Hukum Lingkungan Departemen
Keuangan. Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996. Biro Hukum dan
Perundang-Undangan. Jakarta
Rusli, Y., Nusri, M & Farich, A. 2013. Analisis Beban Kerja Dokter dan Perawat di Poli Umum
Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung dengan Metode Workload Indicator
Staff Needs (WISN).Jurnal Dunia Kesmas, vol 2 no 1 tahun 2013. Universitas
Malahayati. Bandar Lampung.

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
UNIKAL PRESS ISBN : 978-602-6779-16-8 99

Anda mungkin juga menyukai