Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini bisnis jasa sangat berkembang seiring dengan meningkatnya

penghasilan penduduk. Jasa rumah sakit merupakan salah satu dari industri

jasa yang saat ini berkembang cukup pesat. Rumah sakit merupakan suatu

organisasi sosio medis yang padat modal, padat teknologi, padat karya, unik,

kompleks dan padat masalah (Djohan, 2010).

Terbukanya pasar bebas berakibat tingginya kompetisi di sektor

kesehatan. Persaingan antar rumah sakit akan semakin keras untuk merebut

pasar yang semakin terbuka bebas. Di sisi lain masyarakat rumah sakit untuk

dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality services, dimana

seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan yang terkait dengan kebutuhan pasien

harus dapat dilayani rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan

biaya terjangkau. Berbagai tantangan ini menuntut profesionalisme sumber daya

manusia rumah sakit dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya (Ilyas,

2011).

Salah satu hambatan bagi terwujudnya profesionalisme sumber daya

manusia dalam organisasi adalah ketidaksesuaian antara kapasitas staf dengan

pekerjaannya. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh komposisi keahlian

dan keterampilan staf yang belum proporsional ataupun karena pendistribusian

staf masih belum mengacu pada kebutuhan nyata atau beban kerja di lapangan.

Menumpuknya staf di satu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya staf di

unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan tersebut. Salah satu solusi

untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menghitung jumlah optimal

kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja nyata (BKN, 2004).

1
2

Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit

untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun

rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan,

maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif,

kuratif, rehabilitatif, dan promotif (PGRS, 2003).

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

merupakan rumah sakit tipe B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 372 / MENKES / SK / IV / 2008,

pada tanggal 15 April 2008. Kemudian pada tanggal 16 Nopember 2011 RSUD

Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin berdasarkan Kep.Gub Nomor

188.44/0592/Kum/2011 tentang Penetapan RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin Menerangkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD ( PPK-BLUD)

Penuh. RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh didukung dengan berbagai fasilitas

yang cukup lengkap dan berteknologi tinggi.

Instalasi gizi sebagai salah satu unit pelayanan di RSUD Dr.H.Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin dalam kegiatannya bertujuan untuk mendukung

tercapainya tujuan organisasi dalam hal memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien. Dalam kegiatan pelayanan gizi masih banyak permasalahan

yang terjadi di instalasi gizi.

Dari hasil observasi penulis selama menjabat sebagai Kepala Seksi SDM

dan Mutu Penunjang Medik khususnya di instalasi gizi keluhan seringkali datang

baik dari SDM instalasi gizi sendiri mengenai kurangnya tenaga maupun keluhan

dari pasien mengenai mutu pelayanan gizi.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Dr.H. Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin tanggal 30 Desember 2010 kegiatan pokok pelayanan gizi di RSUD

Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin meliputi : penyelenggaraan makanan,


3

asuhan gizi rawat inap, diklat, penelitian dan pengembangan gizi dan suhan gizi

rawat jalan. Namun pada kenyataannya di lapangan berdasarkan observasi

tenaga nutrisionis lebih banyak terpaku pada kegiatan penyelenggaraan

makanan sedangkan kegiatan yang lain kurang dilaksanakan. Padahal

penyelenggaraan makanan secara teknis seharusnya lebih banyak dilaksanakan

oleh tenaga boga. Tenaga nutrisionis sendiri dalam bekerja lebih banyak terpaku

pada pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan tugas pokoknya sebagai tenaga

fungsional berdasarkan Keputusan MenPan Nomor : 23/KEP/M.PAN/4/2001-07-

26 tentang jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya. Selain itu

penerimaan PNS selama ini tidak didasarkan atas beban kerja.

Ketidakseimbangan antara jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia dengan

beban kerja yang ada saat ini dimungkinkan menjadi salah satu penyebab

mengapa fungsi-fungsi tersebut belum berjalan dengan optimal.

Instalasi gizi merupakan unit kerja di rumah sakit yang sarat dengan tugas

dan fungsi penting. Pelaksanaan berbagai tugas dan fungsi tersebut dapat

terganggu jika tingginya beban kerja yang ada tidak diseimbangkan dengan

ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai baik secara jumlah maupun

kualifikasi.

Tabel 1.1 Data Ketenagaan Instalasi Gizi tahun 2012

Jenis Tenaga / Jabatan Keberadaan Kualifikasi Pendidikan


Tenaga
1. Nutrisionis 18 D1 / D3 / S1
2. Tata Boga / distribusi 18 SMK Boga / SMA / SMP
3. Petugas kebersihan 5 SMA
Jumlah 41

Hingga saat ini RSUD dr. H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin belum

pernah melakukan kajian jumlah tenaga nutrisionis pelaksana di instalasi gizi


4

berdasarkan beban kerja. Selama ini rumah sakit dalam penyusunan kebutuhan

tenaga lebih banyak berdasarkan pada tipe rumah sakit.

Tabel 1.2 Standar Kebutuhan Tenaga Rumah Sakit Umum (dalam jumlah orang)

RS RS RS RS RS
JENIS TENAGA
Tipe A Tipe B(P) Tipe B (NP) Kelas C Kelas D
Dokter Spesialis 304 102 36 7 -
Dokter Umum - 11 11 11 3
Dokter Gigi 6 3 3 2 1
Keperawatan 1,240 464 200 80 16
Kefarmasian 24 12 12 3 1
Kesehatan
Masyarakat 6 3 3 2 1
Gizi 24 12 12 3 1
Keterapian Fisik 34 15 15 5 1
Keteknisan Medis 52 23 23 7 2
Non Tenaga
Kesehatan 348 282 282 87 28

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis bermaksud untuk meneliti

kebutuhan tenaga nutrisionis berdasarkan beban kerja sehingga diharapkan

dengan penelitian ini dapat diketahui jumlah tenaga nutrisionis sesuai dengan

beban kerja pada instalasi gizi RSUD dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

1.2 Perumusan Masalah

1. Berapa sebenarnya kebutuhan tenaga nutrisionis berdasarkan beban kerja

nyata ?
5

2. Bagaimana mengukur kesesuaian antara beban kerja nyata dengan kondisi

saat ini ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kebutuhan tenaga nutrisionis di instalasi gizi RSUD Dr.H.Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin

2. Untuk mengukur beban kerja dengan metode Work Load Indicator Staff

Needs (WISN).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak pimpinan rumah sakit dalam pengelolaan sumber daya manusia

khususnya sumber daya manusia di instalasi gizi RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin berdasarkan beban kerja tenaga nutrisionis sehingga dapat :

1. Menghitung kebutuhan saat ini dan masa mendatang

2. Mengidentifikasi seberapa besar beban kerja SDM

3. Melihat apakah tenaga nutrisionis bekerja sudah sesuai dengan

kompetensinya

4. Menyesuaikan jumlah tenaga nutrisionis di instalasi gizi agar sesuai dengan

beban kerja nyata

5. Dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan terkait perencanaan

kebutuhan jumlah tenaga.

Anda mungkin juga menyukai