Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN GIZI
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH : HUKUM KESEHATAN


BOBOT SKS : 2 (DUA)
SEMESTER/TA : V T.A 2021/2022
PENGAJAR : NURJAYA

Petunjuk :
1. Bacalah dengan seksama setiap kasus yang ada disetiap bahan kajian. Setiap bahan kajian
terdapat KASUS dan PERTANYAAN
2. Jawaban anda sudah ada dalam kotak atau isian titik-titik yang disediakan, jangan menjawab diluar
dari kotak atau isian titik-titik yang tersedia

Silahkan anda persiapkan terlebih dahulu :

1. UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


2. PP Nomor 67 tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan
3. Permenkes Nomor 26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga
Gizi,
4. KepMenkes Nomor Hk.01.07/Menkes/342/2020 Tentang Standar Profesi Nutrisionis

BAHAN KAJIAN : PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG TENAGA KESEHATAN

1. KASUS :
Dikutip dari Berita Online Kebijakan Kesehatan Indonesia :

Hasil riset yang dilakukan lembaga riset "The Indonesian Institute" mencatat, ada tiga hal
besar yang masih menjadi persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia.

Yang pertama adalah masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai.
Karena dari sekitar 9.599 puskesmas dan 2.184 rumah sakit yang ada di Indonesia,
sebagian besarnya masih berpusat di kota-kota besar.

"Masih banyak masyarakat di daerah yang tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan
karena tidak adanya fasilitas kesehatan yang disediakan. Alasan lainnya juga karena letak
geografis yang sulit dijangkau," papar Direktur Riset dari "The Indonesian Institute" Lola
Amelia, dalam acara talkshow Beritasatu.com Festival, di Jakarta, Sabtu (23/8).

Persoalan kedua juga menyangkut masalah distribusi yang belum merata, khususnya tenaga
kesehatan. "Beberapa daerah masih banyak yang kekurangan tenaga kesehatan, terutama
untuk dokter spesialis. Memang sudah ada program 'bidan masuk desa', tapi kan mereka
tidak menetap," ujar dia.
PERTANYAAN :

Kasus diatas mengungkap realita tentang masalah dibidang kesehatan. Simak UU Nomor
36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan PP Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan. Tuliskan pasal dan satu ayat yang BELUM sesuai dengan
realita pada kasus diatas

Jawaban anda dapat ditulis pada tabel berikut ini :

Regulasi Pemerintah Pernyataan isi ayat (cukup satu ayat saja)


UU Nomor 36 tahujn 2014 Pasal 13 (betul)

Isi : Pemerintah dan Pemerintah Daerah


wajib memenuhi kebutuhan Tenaga
Kesehatan, baik dalam jumlah, jenis,
maupun dalam kompetensi secara merata
untuk menjamin keberlangsungan
pembangunan kesehatan.

PP Nomor 67 Tahun 2019 Pasal 4 Ayat 1

Isi : Perencanaan Tenaga Kesehatan


diselenggarakan sebagai upaya sistematis
untuk dasar pelaksanaan kegiatan
pengadaan, pendayagunaan, serta
pembinaan dan pengawasan Tenaga
Kesehatan.

2. KASUS
Dikutip dari Berita Online Liputan 6 tanggal 26 Nopember 2013.
Kasus dugaan malapraktik menjerat dr Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak, dan dr Hendy
Siagian, Kasus dugaan malapraktik Dokter Ayu terjadi pada 10 April 2010 silam. Kala itu, seorang
pasien bernama Siska Makatey yang hendak melahirkan dirujuk dari puskesmas ke Rumah Sakit
Kandou Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Dokter Ayu cs menangani Siska. Bayi Siska bisa diselamatkan melalui operasi caesar. Namun nahas,
setelah melahirkan, 20 menit kemudian kondisi Sika memburuk dan akhirnya meninggal.

Kasus ini kemudian digulirkan ke pengadilan. Namun Pengadilan Negeri Manado pada 22
September 2011 membebaskan Dokter Ayu cs. Jaksa tidak terima dan melakukan kasasi. Dan pada
18 September 2012, MA mengabulkan kasasi jaksa dan menghukum ketiga dokter itu dengan 10
bulan penjara.
PERTANYAAN :
Kejadian diatas terjadi sebelum pengesahan UU Nomor 39 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Bagaimanakah regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah menurut UU Nakes
terhadap masalah seperti pada kasus diatas? (simak bab IV tentang ketentuan pidana)

Jawab :
Pada UU Nomor 39 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 84 ayat 2 yang berbunyi
Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap
Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun (betul)

BAHAN KAJIAN : PERATURAN PERUNDANGAN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN

3. KASUS :
Nona X adalah alumni Diploma 3 Gizi yang lulus pendidikan dua tahun yang lalu. Setahun
yang lalu sudah mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) dibidang gizi. Saat in Nn X
bekerja sebagai asisten seorang ahli gizi (Registered Dietesien) disebuah klinik mandiri
swasta. Ahli gizi (RD) memliki pekerjaan utama sebagai ASN di rumah sakit pemerintah,
malam hari bekerja di klinik swasta.

PERTANYAAN :
Simak Permenkes Nomor 26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Tenaga Gizi, terutama pada BAB II tentang perizinan. Selain STR, surat
keterangan/sertifikat apa lagi yang harus dimiliki oleh kedua tenaga gizi pada kasus diatas
dan institusi/lembaga yang mengeluarkan surat keterangan tersebut?

Jawaban anda ditulis pada tabel berikut ini :

Kualifikasi tenaga gizi Sertifikat yang diperlukan Institusi/ lembaga yang


mengeluarkan
Nona X (TRD) SIKTGz (betul) Pemerintah daerah
kabupaten/kota (betul)
Ahli Gizi (RD) 1. SIPTGz (betul) Pemerintah daerah
2. SIKTGz (betul) kabupaten/kota (betul)

4. KASUS :
Terdapat 4 (empat) orang lulusan diploma 3 gizi yang mendapat pekerjaan di :
1) Tenaga gizi yang dipekerjakan di katering sebagai pengawas/penyelia produksi
makanan?
2) Tenaga gizi yang bekerja di perusahaan batu bara sebagai accounting
3) Tenaga gizi yang bekerja di instalasi gizi RS Bhayangkara
4) Tenaga gizi yang bekerja di Therapeutic Feeding Center (TFC

PERTANYAAN :
Pada Pasal 14 disebutkan bahwa Tenaga Gizi yang memiliki SIKTGz dapat melakukan
Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa: a.puskesmas; b.klinik; c.rumah
sakit; dan d.Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Manakah dari keempat lulusan D3
diatas yang wajib memiliki SIK (Surat Ijin Kerja)?

Jawaban ditulis pada tabel berikut ini

Profesi Wajib/tidak wajib memiliki SIK


Tenaga gizi yang dipekerjakan di katering
sebagai pengawas/penyelia produksi Tidak wajib memiliki SIK
makanan?

Tenaga gizi yang bekerja di perusahaan Tidak wajib memiliki SIK (betul)
batu bara sebagai accounting

Tenaga gizi yang bekerja di instalasi gizi RS Wajib memiliki SIK (betul)
Bhayangkara

Tenaga gizi yang bekerja di Therapeutic Wajib memiliki SIK (betul)


Feeding Center (TFC)

5. KASUS :
Berikut ini terdapat 4 (empat) kegiatan di sebuah rumah sakit yang dilaksanakan oleh ahli
gizi rumah sakit :
1) Ahli gizi A membahas preskripsi diet dengan dokter penanggungjawab pasien
2) Ahli gizi B merujuk preskripsi diet seorang pasien koma kepada dokter spesialis
3) Ahli gizi C mengobservasi sisa makanan pasien dengan metode Comstock
4) Ahli gizi D memberikan konseling gizi pada pasien lambung

PERTANYAAN :

Berdasarkan Permenkes Nomor 26 tahun 2013, pasal 18, manakah dari keempat kegiatan
diatas, yang merupakan wewenang TRD dan RD?

Jawaban anda ditulis pada tabel berikut ini :

Kegiatan Wewenang
Ahli gizi A Kewenangan Tenaga gizi RD (betul)
Ahli gizi B Kewenangan Tenaga gizi RD (betul)
Ahli gizi C Kewenangan Tenaga gizi TRD (betul)
Ahli gizi D Kewenangan Tenaga gizi TRD
6. KASUS :
Seorang kepala instalasi gizi di sebuah RS pemerintah yang ditunjuk untuk melayani
pasien covid, melakukan protes dengan pihak manajemen rumah sakit karena pihak RS
belum juga menyediakan pakaian hazmat kepada petugas distribusi makanan. Oleh karena
itu kegiatan distribusi ke ruangan perawatan tidak dilakukan tetapi makanan langsung
diambil di instalasi gizi oleh perawat jaga.

PERTANYAAN :
Berdasarkan Permenkes Nomor 26 tahun 2013, pasal 20, manakah hak ahli gizi yang
diabaikan?

Jawab : Hak ahli gizi yang diabaikan adalah memperoleh jaminan perlindungan terhadap
resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. (betul)

7. Seorang ahli gizi di sebuah RS swasta menuntut hak ke pihak manajemen RS karena jasa
konsultasi gizi yang sudah dilakukannya selama satu tahun terakhir tidak dibayarkan.

PERTANYAAN :
Berdasarkan Permenkes Nomor 26 tahun 2013, pasal 20, manakah hak ahli gizi yang
diabaikan?

Jawab : Hak ahli gizi yang diabaikan adalah menerima imbalan jasa profesi (betul)

8. Seorang tenaga gizi yang bertugas di puskesmas di wilayah terpencil tidak masuk kantor
selama kurang lebih 1 bulan tanpa konfirmasi kepada pimpinan.

PERTANYAAN :
1) Tindakan administratif awal yang dilakukan oleh pimpinan adalah teguran lisan (betul)
2) Apabila tindakan pertama diabaikan, maka tindakan administratif kedua adalah teguran
tertulis (betul)
3) Apabila tindakan kedua juga diabaikan, maka tindakan administratif ketiga adalah
Pencabutan SIPTGz dan/atau SIKTGz.(betul)

BAHAN KAJIAN : PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG STANDAR PROFESI


NUTRISIONIS

9. Berdasarkan isi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/342/2020 TENTANG STANDAR PROFESI NUTRISIONIS, jawablah pertanyaan
berikut ini :
1) Apakah perbedaan antara nutrisionis dan dietesien?
Jawab :
Nutrisionis :
Nutrisionis adalah seorang yang mempunyai pendidikan dibidang gizi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Lulusan Diploma III Gizi, Sarjana Terapan Gizi,
Sarjana Gizi, Magister Gizi dan Doktoral Gizi) (betul)

Dietesien :
Dietisien adalah sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi dan ujian profesi
serta dinyatakan lulus kemudian diberi hak untuk mengurus ijin memberikan pelayanan
dan menyelenggarakan praktik gizi (betul)

2) Tujuan area kompetensi Nutrisionis :


a. Profesionalitas yang Luhur
b. Mawas Diri dan Pengembangan Diri,
c. Komunikasi Efektif,
d. Pengelolaan Informasi,
e. Landasan Ilmiah Ilmu Gizi, Pangan, Biomedik, Humaniora, dan Kesehatan
Masyarakat, 6
f. Keterampilan Gizi Masyarakat, Penyelenggaraan Makanan (Food Service) dan
Clinical Nutrition,
g. Pengelolaan Masalah Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat (betul)

10. Area kompetensi pertama adalah profesionalitas yang luhur.


Tunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh nutrisionis berikut ini yang sesuai dengan area
kompetensi yang pertama (beri tanda √ )
1) Mendahulukan pelayanan gizi kepada klien yang datang terlebih dahulu (betul)
2) Meningkatkan kompetensi diri dengan cara melanjutkan pendidikan kejenjang lebih
tinggi
3) Datang tepat waktu ke kantor dan melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur (betul)
4) Menciptakan inovasi dan kreatifitas di lingkungan kerja untuk meningkatkan pelayanan
gizi

11. Area kompetensi ketiga adalah komunikasi efektif. Kompetensi yang dicapai adalah Mampu
menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan klien pada semua
usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
Simak dengan seksama kemampuan yang diharapkan dari area kompetensi ini. Apakah
kemampuan yang diharapkan dari area kompetensi ini SEJALAN dengan penjabaran
KEWAJIBAN AHLI GIZI (yang dijabarkan dalam ETIKA PROFESI). Tunjukkan isinya yang
termuat dalam Etika Profesi.
Jawab :
Penjabaran kemampuan yang diharapkan pada area kompetensi Nutrisionis yang ketiga,
sejalan dengan kewajiban ahli gizi, yakni :
a. Berkomunikasi dengan klien sesuai dengan kewajiban terhadap klien
b. Berkomunikasi dengan mitra kerja sesuai kewajiban terhadap teman seprofesi dan
mitra kerja
c. Berkomunikasi dengan masyarakat sesuai kewajiban terhadap masyarakat
(salah semua)
12. Area kompetensi keempat adalah Pengelolaan informasi dimana kompetensi inti yang
dicapai adalah Mampu memanfaatkan teknologi informasi program gizi masyarakat,
penyelenggaraan makanan, dan clinical nutrition.
Sebutkan 1 (satu) teknologi untuk mengolah data yang diperlukan untuk menunjang
validitas dan reabilitas dalam bidang :
a. Program Gizi Masyarakat : e-PPGBM (betul)
b. Penyelenggaraan Makanan (Food Service) : Nutri Survey (betul)
c. Clinical Nutrition (Gizi Klinik) : Nutri-clins (betul)

NAMA : NADYA VANIANTI


NIM : PO7131119032
KELAS : A TINGKAT 3

26 betul x 3,33 = 86,58

Anda mungkin juga menyukai