• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan merupakan
sumber daya kesehatan yang paling utama.
• Tenaga kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pengelompokan tenaga kesehatan tercantum pada pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, bahwa tenaga kesehatan dikelompokan kedalam :
a. Tenaga medis
b. Tenaga psikologi klinis
c. Tenaga keperawatan
d. Tenaga kebidanan
e. Tenaga kefarmasian
f. Tenaga kesehatan masyarakat
g. Tenaga kesehatan lingkungan
h. Tenaga gizi
i. Tenaga keterapian fisik
j. Tenaga keteknisian medis
Tenaga teknik biomedika
l. Tenaga kesehatan tradisional dan
m. Tenaga kesehatan lain
2. AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIK
Nomenklatur penyebutan Analis Kesehatan terdapat diberbagai peraturan yang di keluarkan oleh Menteri
Kesehatan antara lain pada Pasal 17 Ayat (2) tentang tugas dan tanggungjawab Analis Kesehatan pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. Penyebutan
tersebut juga terdapat di bidang pendidikan baik Sekolah Menengah Analis Kesehatan, Diploma III Analis
Kesehatan maupun Diploma IV Analis Kesehatan.
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
3. kewajiban
2. Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Legislasi
Tenaga Kesehatan
Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia mulai dibangun sejak adanya
Kebijakan Sistem Kesehatan Nasional tahun 1982, Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 374/MENKES/SK/V/2009,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 131/Menkes/SK/II/20014
tentang Sistem Kesehatan Nasional, dan terakhir melalui Peraturan
Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Penetapan SKN dimaksudkan untuk memberikan arah bagi setiap
pelaku upaya atau pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi
lingkungan masing-masing instansi dan institusi. Dalam
pelaksanaannya, seluruh pelaku harus memegang teguh prinsip-prinsip
umum SKN dan prinsip dasar masing-masing subsistemnya, tetapi juga
harus realistis dengan kemampuan sumber daya manusia dan
ketersediaan dana dan sumber daya lainnya, serta kondisi
lingkungannya.
Sistem Kesehatan Nasional menurut Peraturan Presiden Nomor 72
tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya
disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya..
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan
administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan,
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
1. Komponen Pengelolaan Kesehatan Dikelompokkan Dalam
Subsistem
2. Fungsi SKN
3. Tujuan SKN
4. Dasar atau Asas SKN
4. Dasar atau Asas SKN
Dalam penyelenggaraan, SKN harus mengacu pada dasar-dasar atau asas-asas sebagai
berikut:
a. perikemanusiaan;
b. keseimbangan;
c. manfaat;
d. perlindungan;
e. keadilan;
f. penghormatan hak asasi manusia;
g. sinergisme dan
h. kemitraan yang dinamis;
i. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance);
j. legalitas
k. antisipatif dan proaktif;
l. gender dan nondiskriminatif; dan
m. kearifan lokal.
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem sumber daya manusia
kesehatan adalah tersedianya sumber daya manusia kesehatan sesuai
kebutuhan yang kompeten dan memiliki kewenangan yang terdistribusi
secara adil dan merata serta didayagunakan secara optimal dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari: sumber
daya manusia kesehatan, sumber daya pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan, penyelenggaraan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan meliputi upaya perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan
pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan.
Prinsip-prinsip subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:
a. adil dan merata serta demokratis;
b. kompeten dan berintegritas;
c. objektif dan transparan; dan
d. hierarki dalam sumber daya manusia kesehatan.
Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
Hukum kesehatan belum tertata secara sistematis dan harmonis serta belum mendukung pembangunan kesehatan secara
utuh. Peraturan perundang-undangan bidang kesehatan pada saat ini belum cukup, baik jumlah, jenis, maupun efektifitasnya.
Perangkat regulasi dan hukum yang terkait dengan kesehatan masih belum memadai, sementara itu kemampuan pimpinan
tenaga kesehatan dan profesi dalam pemahaman etikolegal dan pembuatan regulasi kesehatan spesifik serta kesadaran
hukum masyarakat masih rendah, dan masih lemahnya penegakan hukum menyebabkan berbagai hambatan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
SISTEM LEGISLASI TENAGA
KESEHATAN
1. Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan
sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Dan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2013 dan Nomor 1/IV/PB/2013 Tentang Uji Kompetensi Bagi
Mahasiswa Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan bahwa untuk memperoleh
pengakuan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan pendidikan tinggi bidang
kesehatan, perlu dilakukan uji kompetensi.
2. Berlakunya SIP
a. Surat Ijin Praktik tenaga kesehatan masing-masing berlaku hanya disatu tempat
b. Surat Tanda Registrasi masih berlaku
c. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum di SIP
d. Khusus SIP-ATLM paling banyak 2 (dua) dan berlaku masing-masing hanya untuk
1 (satu) tempat praktik. SIP-ATLM kedua dapat dilakukan apabila telah memiliki
SIP-ATLM pertama
3. SIP Ahli Teknologi Laboratorium Medik untuk praktik di bidang pelayanan
kesehatan yang ketiga dengan ketentuan;