PENYUSUNAN KEBUTUHAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 1
C. DASAR HUKUM 2
BAB II DEFINISI 3
BAB IV PENUTUP 11
DAFTAR PUSTAKA 12
KATA PENGANTAR
dr.Netty Siahaan,M.K.M.MARS
NIP.196104241987112001
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pengembangan rumah sakit sangat ditentukan oleh kualitas Sumber
Daya ManusiaKesehatan dan peran aktif masyarakat sebagai pemakai pelayanan
kesehatan.Peningkatan kualitasSumber Daya ManusiaKesehatan merupakan prioritas
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing sehingga
dapat memberi dampak positif terhadap derajat kesehatan masyarakat disekitarnya.
Kebijakan dan strategi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
haruslah mengedapankan pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi Sumber
Daya Manusia Kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan ini perlu dilakukan
peningkatan dan pemantapan perencanaan pengadaan tenaga kesehatan, pendayagunaan
dan pemberdayaan profesi kesehatan untuk jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang.
B. TUJUAN
Tujuan pedoman penyusunan dan perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
mengacu kepada visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing sebagai berikut
Visi :Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing sebagai Rumah Sakit
pemberi pelayanan terbaik se DKI-Jakarta.
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, ramah dan senyum.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang professional.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang berkualitas yang menunjang kualitas
pelayanan.
4. Meningkatkan disiplin dan kinerja karyawan
5. Menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat dan stake holder.
C. DASAR HUKUM
Dasar hukum perencanaan Sumber Daya ManusiaKesehatan adalah sebagai berikut :
1. Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan Menkes No.850/MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan Pengembangan
Tenaga Kesehatan tahun 2000 – 2010.
5. Keputusan MENKES No. 1277/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
1. Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif
dibidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan formal
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan.
3. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan
cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja
perorangan persatuan waktu.
4. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
5. Menurut Yaslis Ilyas formula hitung kebutuhan SDMK: unit dapat bekerja dengan baik
dengan syarat penanggung jawab pekerjaan dapat menentukan dengan akurat jenis,
jumlah dan waktu transaksi dan tidak terjadi duplikasi kegiatan. Penanggung jawab
dapat menghitung beban kerja dengan mengetahui komponen tersebut dapat di
kembangkan formula perhitungan SDM per hari sebagai berikut :
Selain 4 metode dasar tersebut, terdapat beberapa metode lainnya yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari keempat metode dasar tersebut di atas yaitu :
a. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan Daftar Susunan Pegawai (DSP)
(“authorized staffing list“).
b. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN (Work Load Indikator staf Need /
Indikator Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja).
c. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan SKENARIO / PROYEKSI dari WHO.
d. Penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana.
Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, kebutuhan sumber daya manusia untuk tiap
kegiatan pokok terlebih dahulu di jumlahkan sebelum di tambahkan dengan standar
kelonggaran masing-masing kategori sumber daya manusia.
D. TINDAK LANJUTKETENAGAKERJAAN
Tindak Lanjut Setelah PenyusunanRencanaSetelah dokumen perencanaan tersusun, tahap
selanjutnya yang perlu dilakukan adalah :
G. HUKUMAN DISIPLIN
1. Pelanggaran Disiplin
a. Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan Rumah Sakit yang melanggar
ketentuan yang berlaku di RSUDCilincing adalah pelanggaran disiplin.
b. Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan Rumah Sakit Umum
Daerah Cilincingkaryawan Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran disiplin
dijatuhi hukuman disiplin oleh Pejabat yang berwenang menghukum.
2. Hukuman Disiplin
Jenis hukuman disiplin terdiri dari :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pembebasan dari jabatan.
d. Pemberhentian dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri
e. Pemberhentian tidak dengan terhormat.
3. Pejabat yang berwenang menghukum
Pejabat yang berwenang menghukum adalah Direktur, Kepala Seksi dan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha
4. Tata cara pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin
Sejalan dengan prinsip penyelenggaraan sumber daya manusia kesehatan pada sistem
kesehatan nasional yang saat ini sedang dirancang, maka perencanaan Sumber daya manusia
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Komitmen yang kuat dari berbagai pihak guna terwujudnya perencanaan sumber daya manusia
yang efektif merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi
Sudah barang tentu buku pedoman ini masih banyak kekurangannya, namun demikian
diharapkan ketersediaan sumber daya manusia kesehatan baik jenis, jumlah, kualifikasi, mutu
dan penyebarannya akan sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tujuan pembangunan
kesehatan dapat terwujud di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.