Anda di halaman 1dari 37

GAMBARAN PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PENYELENGGRAAN MAKANAN DI UNIT


PENERIMAAN, UNIT PENYIMPANAN, UNIT PENGOLAHAN DAN
DISTRIBUSI DI RSUD MADANI

Proposal Penelitian

Oleh
Ni Wayan Ratna Sari
NIM.PO7131120090

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN GIZI
PRODI DIII GIZI PALU
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Teks proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Gizi

Nama : Ni Wayan Ratna Sari

Nim : PO7131120090

Palu, November 2022

Pembimbing 1

Putu Candriasih, SST.,M.Kes


NIP.196906161995032001

Palu, November 2022

Pembimbing 2

Diah Ayu Hartini,S.KM., M.Kes


NIP.8678788998

Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi

Putu Candriasih, SST.,M.Kes


NIP.196906161995032001

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Teks proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes

Palu Prodi Diploma III Jurusan Gizi

Nama : Ni Wayan Ratna Sari

Nim : PO7131120090

Tim Penguji

Dwi Ermawati Kusuma, SKM,M.Kes Penguji 1


NIP.198204112012122001

Fahmi Hafid, S.GZ, M.Kes Penguji 2


NIP.19790727002121007

Ansar, SKM,M.Kes Penguji 3


NIP.198612272014021001

Mengetahui, Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Gizi

Putu Candriasih, SST.,M.Kes


Nasrul, SKM, M.Kes
NIP.196906161995032001
NIP.19684051988021001

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
A. Konsep Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit..............................................7
B. Konsep Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja...................................9
C. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit................................13
D. Prosedur Keselamatan Dalam Penyelenggaraan Makanan..............................15
E. Kerangka Konsep.............................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................20
A. Jenis Penelitian.................................................................................................20
B. Tempat Dan Waktu Penelitian..........................................................................20
C. Populasi dan sampel.........................................................................................20
D. Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional...................................................20
E. Jenis dan Pengumpulan data.............................................................................24
F. Pengolahan Data...............................................................................................24
G. Analisis data..................................................................................................25
H. Penyajian Data..............................................................................................25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Konsep …………………………………………….18

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Checklist Penelitian

Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data Awal

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut International Labour Organization (Hasibuan et al., 2020)

keselamatan dan kesehatan kerja adalah meningkatkan dan memelihara derajat

tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di

semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari

risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan,

menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai

dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan

kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.

Data International Labour Organization (2019), sekitar 337 juta

kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta

pekerja kehilangan nyawa. Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak hanya

menjadi kepentingan pekerja namun juga menjadi kepentingan dunia usaha

secara global. Di kawasan Asia dan Pasifik 1,8 juta kematian akibat kerja

terjadi setiap tahunnya sedangkan di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang

meninggal setiap tahun akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja selain itu,

terdapat sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal

setiap tahun.

1
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, pada tahun 2019 terdapat

182 ribu kasus kecelakaan kerja dan sepanjang tahun 2020 terdapat 225 ribu

kasus kecelakaan kerja, 53 (lima puluh tiga) kasus penyakit akibat kerja yang

11 (sebelas) di antaranya disebabkan Covid-19. Sepanjang Januari hingga

September 2021 terdapat 82 ribu kasus kecelakaan kerja dan 179 (seratus

tujuh puluh sembilan) kasus penyakit akibat kerja. Usia terbanyak yang

mengalami kecelakaan kerja adalah pada kelompok usia muda 20 sampai 25

tahun (Disnakertrans, 2022).

Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 Tentang Kesehatan

Kerja, khususnya pasal 2 ayat 2 bahwa upaya pencegahan penyakit

dilaksanakan agar Pekerja terbebas dari penyakit dan gangguan kesehatan

serta cedera akibat kerja. Upaya peningkatan kesehatan dilaksanakan untuk

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya pada kondisi sehat, bugar,

dan produktif. Upaya penanganan penyakit dilaksanakan untuk mengobati

penyakit, mencegah keparahan penyakit, mencegah dan menurunkan tingkat

kecacatan, serta mencegah kematian. Upaya pemulihan kesehatan

dilaksanakan untuk memulihkan kondisi Pekerja mencapai kemampuan fisik,

mental, dan sosial yang optimal.

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016

berisi tentang keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit yang bertujuan

untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta

pengendalian penyakit menular atau infeksi di lingkungan rumah sakit, serta

2
penyelenggaraan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Rumah

Sakit, penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit,

termasuk kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat dan bencana.

Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat

berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dapat pula

mengakibatkan kontaminasi terhadap makanan. Kecelakaan tidak terjadi

dengan sendirinya, tetapi dapat dicegah, terjadi dengan tiba-tiba dan tentunya

tidak direncanakan ataupun tidak diharapakan oleh pegawai, yang dapat

menyebabkan kerusakan pada alat-alat, makanan dan melukai pegawai atau

karyawan. Rumah Sakit berisiko terjadinya kecelakaan kerja, salah satunya di

bagian pelayanan gizi, yang merupakan tempat pengolahan makanan,

penyajian makanan, dan penyaluran makanan kepada pasien yang dirawat.

Instalasi Gizi merupakan pelaksana dalam pengolahan makanan yang mentah

menjadi makanan yang siap untuk disajikan bagi pasien rawat inap yang ada

di Rumah Sakit (Bariyah et al., 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Bando dkk (2020)

bahwa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit Advent

Manado sudah berjalan dengan baik, rumah sakit sudah menyediakan APD

berupa helm untuk mencegah terjadinya kebakaran, pengawasan sarana dan

prasarana untuk mengecek ataupun mengontrol sarana yang sudah tidak

memadai dan pengawasan yang dilakukan untuk memantau kesehatan SDM

Rumah Sakit yang bekerja pada area beresiko tinggi dilakukan dengan

3
menjadwalkan pemeriksaan kesehatan. Tetapi ada penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja belum terlaksana dengan baik atau belum sesuai standar

karena beberapa program seperti pembinaan dan pengawasan terhadap

peralatan keselamatan kerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala belum

terlaksana secara optimal.

RSUD Madani merupakan satu-satunya Rumah Sakit jiwa milik

Pemerintah Daerah dengan akreditasi tingkat Madya dan merupakan tempat

rujukan untuk penderita Covid-19 di Sulawesi Tengah . Bagian Instalasi Gizi

Rumah Sakit Madani dengan jumlah Nutrisionis 13 orang dan karyawan

berjumlah 18 orang. Tenaga yang bekerja di ruang penerimaan berjumlah 2

orang, ruang pengolahan berjumlah 8 orang, dan ruang distribusi berjumlah 8

orang. Ahli Gizi dan karyawan RSUD Madani sudah mendapatkan pelatihan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa bahwa penting untuk

mengetahui Bagaimana Gambaran Penerapan Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Penyelenggaraan Makanan di Unit Penerimaan, Unit

Penyimpanan, Unit Pengolahan dan Distribusi di RSUD Madani.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja penyelenggaraan makanan di unit penerimaan, unit penyimpanan, unit

pengolahan dan distribusi di RSUD Madani ?

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran penerapan manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja penyelenggaraan makanan di unit penerimaan, unit

penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi di RSUD Madani.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja penyelenggaraan makanan di unit penerimaan di RSUD Madani.

b) Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

penyelenggaraan makanan di unit penyimpanan di RSUD Madani.

c) Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

penyelenggaraan makanan di unit pengolahan di RSUD Madani.

d) Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

penyelenggaraan makanan di bagian distribusi di RSUD Madani.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Dapat di gunakan sebagai masukan informasi dan evaluasi dalam

peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan makanan di

unit penerimaan, unit penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi di

RSUD Madani.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

5
Dapat menjadi referensi dan daftar studi kepustakaann terkait

dengan keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan makanan.

3. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memberikan

tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan makanan di unit

penerimaan, unit penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

1. Pengertian Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan suatu

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan

pendistribusian makanan kepada pasien. Hal ini termasuk pencatatan dan

evaluasi dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui

pemberian diet yang tepat. Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit

dilaksanakan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik jumlah

yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai

bagi pasien yang membutuhkan (Trisnawati, 2018).

Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasien.

Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan

penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga

pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis

termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan

dan memperpendek hari rawat inap.

7
2. Tujuan Penyelengaraan Makanan Rumah Sakit

Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan

tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai

kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang

membutuhkan. Mutu pelayanan gizi yang baik akan mempengaruhi

indikator mutu pelayanan Rumah Sakit. Semakin baik kualitas pelayanan

gizi rumah sakit semakin tinggi tingkat kesembuhan pasien, semakin

pendek lama rawat inap dan semakin kecil biaya perawatan rumah sakit

(Srinawati, 2018).

3. Alur Penyelenggaran Makanan

Pelayanan Perencanaan Pengadaan Penerimaan dan


Makanan Pasien Menu (1) Bahan (2) Penyimpanan
(7) Bahan Makanan (3)

Persiapan dan
Penyajian Pengolahan
Makanan Di Distribusi Makanan (5)
Makanan (4)
Ruangan (6)

Gambar 2.1 Alur Penyelenggaran Makanan

8
B. Konsep Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

1. Pengertian Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tata

kelola atas adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan

agar mereka merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya,

sehingga dapat berkonsentrasi secara penuh, dan mampu bekerja secara

produktif. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dapat

berpengaruh terhadap produktivitas kerja mereka (Syahrawati, 2019).

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang

kegiatan utamanya adalah mengidentifikasi, mensubtitusi, mengeliminasi,

mengevaluasi, dan mengendalikan risiko bahaya. Identifikasi bahaya dapat

dilakukan dengan jalan inspeksi, survey dan monitoring tempat kerja. Untuk

mengidentifikasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja, baik manajemen

maupun teknik, maka perlu dilakukan audit keselamatan dan kesehatan kerja.

Pemerintah dalam upaya memasyarakatkan dan membudayakan keselamatan

dan kesehatan kerja telah memberikan penghargaan kepada perusahaan yang

berprestasi dan mampu mencapai nihil kecelakaan (Zero Accident)

(Alimuddin, 2010).

a. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah kondisi dimana para pekerja merasa

aman dari bahaya maupun risiko kecelakaan kerja. Keselamatan kerja

mencakup tentang kondisi fasilitas yang terdapat dilokasi kerja, seperti

9
kondisi bangunan, peralatan kerja, penggunaan mesin, serta peralatan

keamanan kerja. Keselamatan kerja merupakan bentuk perlindungan yang

dibentuk oleh industri untuk pekerja yang meliputi aspek tentang

perlindungan keselamatan, perlindungan ini memiliki tujuan untuk

menciptakan rasa aman bagi tenaga kerja dalam melakukan aktivitas

dalam bekerja dan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas (Asiah, 2020)

b. Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja adalah suatu upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial

yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,

pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh

kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari

risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan penempatan serta

pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan

dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya (Auliya & Nasution, 2016).

2. Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang

tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang

tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat.

Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau

kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan

10
definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja

yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah

dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan

pengawasan yang ketat. Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya

mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan (Nuraini, 2012).

Tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh lingkungan

3. Manfaat Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) Manfaat langsung:

a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja

b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja

11
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena

tenaga kerja

d. merasa aman dalam bekerja

2) Manfaat tidak langsung

a. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga

membuat umur alat semakin lama

b. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan

perusahaan.

c. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

C. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit adalah kegiatan

untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber

daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, sehingga dibuat

standar perlindungan bagi pekerja yang ada di rumah sakit untuk

mencegah dan mengurangi risiko bahaya. Rumah Sakit sebagai institusi

pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap

mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

12
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Bando et al., 2020).

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Upaya penatalaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit didukung dengan peran dari tenaga kesehatan maupun tenaga non

kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan No. 66 tahun 2016 pada pasal 2, menyatakan adapaun yang

menjadi tujuan pengaturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah

Sakit yaitu terselenggarakannya keselamatan dan kesehatan Kerja di

Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan bagi

seluruh individu di rumah sakit, baik dari tenaga kesehatan, tenaga non

kesehatan dan pasien beserta keluarga pasien (Kholimah, 2020).

Tujuan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Rumah Sakit yaitu (Rahmawati, 2017):

a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal Kesehatan dan

Keselamatan Kerja bagi manajemen, pelaksana dan pendukung

program.

c. Terpenuhinya syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja di

setiap unit kerja.

13
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya Penyakit Akibat

Kerja.

e. Terselenggaranya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

secara optimal dan menyeluruh.

f. Peningatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit.

3. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit

Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit Menurut

Peraturan Mentri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 Dalam rangka pengelolaan

dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamaatn dan kesehatan

di Rumah Sakit agar terciptanya kondisi Rumah Sakit yang sehat, aman,

selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,

pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit, maka

Rumah Sakit perlu menerapkan SMK3 Rumah Sakit. SMK3 Rumah Sakit

merupakan bagian dari sistem manajemen Rumah Sakit secara

keseluruhan.

D. Prosedur Keselamatan Dalam Penyelenggaraan Makanan

1. Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan.

Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :

a. Menggunakan alat pembuka peti/bungkus bahan makanan menurut

cara yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi

tangan pada tempat ke arah bagian alat yang tajam (berbahaya).

14
b. Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan

angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang

tersebut.

c. Pergunakan tutup kotak/tutup panci yang sesuai dan hindari

tumpahan bahan.

d. Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan

penyimpanan bahan makanan.

e. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.

f. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan

kemampuan anda.

g. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat

membahayakan badan dan kualitas barang.

h. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang

penerimaan dan penyimpanan.

2. Ruang Pengolahan Bahan Makanan

Keamanan dan keselamatan kerja di ruang ini akan tercapai bila:

a. Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik,

misalnya gunakan pisau, golok, parutan kelapa dengan baik, dan

jangan bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut.

b. Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan / mengolah bahan

makanan.

15
c. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk

pemakaiannya.

d. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin

sebelumnya.

e. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang

akan dibersihkan.

f. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau

mematikan mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya.

g. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.

h. Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua

alat sudah dimatikan mesinnya.

i. Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan

melebihi porsi yang ditetapkan.

j. Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi

kapasitasnya.

k. Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.

3. Di Ruang Distribusi Makanan di Unit Pelayanan Gizi.

a. Tidak mengisi panci/piring terlalu penuh.

b. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan.

c. Meletakkan alat dengan teratur dan rapi.

d. Bila ada alat pemanas, perhatikan waktu menggunakannya.

16
e. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi

tempat tersebut sampai penuh.

4. Alat Pelindung Kerja.

a. Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas,

tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak

pegawai sewaktu kerja.

b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan

dapur (jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi).

c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya.

d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan

bersih dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dan

sebagainya.

e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat

yang mudah dijangkau.

f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana.

E. Kerangka Konsep

Penyelenggaran makanan Rumah Sakit harus memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja untuk menghindari kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit

sehingga risiko gangguan kesehatan dan penularan penyakit menjadi lebih

17
tinggi. Oleh karena itu, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan

untuk mencegah terjadinya potensi bahaya tersebut. Penerapan keselamatan

dan kesehatan kerja penyelenggaraan makanan diruang penerimaan, ruang

penyimpanan, ruang pengolahan dan bagian distribusi perlu diperhatikan

karena berhubungan dengan makanan dan alat-alat kerja yang ada diruangan

tersebut.

Unit penerimaan

Penyelenggaraan
makanan di RSUD
Unit penyimpanan
Madani

Keselamatan dan
kesehatan kerja Unit pengolahan
Menerapkan Tidak
menerapkan

Unit distribusi

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukan untuk melihat gambaran mengenai penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan makanan di unit

penerimaan, unit penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi di RSUD

Madani.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Madani pada tanggal 10

januari 2023.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Seluruh tenaga kerja penyelenggaraan makanan di unit penerimaan,

unit penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi di RSUD Madani.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah fasilitas penyelenggaraan makanan dan

total populasi yang bertugas di penyelenggaraan makanan di unit

penerimaan, unit penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi di RSUD

Madani

19
D. Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah penerepan keselamatan dan kesehatan

kerja penyelenggaraan makanan di unit penerimaan, unit penyimpanan,

unit pengolahan dan distribusi.

2. Definisi Oprasional

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya

dan tindakan untuk menciptakan keamanan serta menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari resiko

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

a. Keselamatan dan kesehatan kerja di ruang penerimaan adalah

kegiatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja serta upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di ruang

penerimaan dengan memperhatikan barang yang berat diletakkan

di bagian bawah, tidak merokok dalam ruangan, lampu

dimatikan jika tidak digunakan serta tidak ada aktivitas

mengangkat barang berat menggunakan tubuh manusia.

Cara ukur : observasi dan wawancara

Alat ukur : lembar checklist

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur :

- Menerapkan bila skor nilai 100%.

20
- Kurang menerapkan bila skor nilai ˂ 100%.

b. Keselamatan dan kesehatan kerja di ruang penyimpanan adalah

kegiatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja serta upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di ruang

penyimpanan dengan memperhatikan barang yang berat

diletakkan di bagian bawah, tidak merokok dalam ruangan,

lampu dimatikan jika tidak digunakan serta tidak ada aktivitas

mengangkat barang berat menggunakan tubuh manusia.

Cara ukur : observasi dan wawancara

Alat ukur : lembar checklist

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur :

- Menerapkan bila skor nilai 100%.

- Kurang menerapkan bila skor nilai ˂ 100%.

c. Keselamatan dan kesehatan kerja di ruang pengolahan adalah

kegiatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja serta upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di ruang

pengolahan dengan tidak menggaruk atau batuk selama

mengolah bahan makanan, menggunakan alat sesuai dengan

peruntukannya, menggunakan serbet atau lap yang bersih,

mengisi panci-panci sesuai ukuran yang semestinya, tidak

berbicara saat menggunakan benda tajam di ruang penggolahan,

21
meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi,

menggunakan alat pemanas dengan hati-hati, mengisi air panas

pada wadah tidak melebihi kapasitas wadah tersebut, dan

membawa makanan dengan baki tidak sampai tumpah.

Cara ukur : observasi dan wawancara

Alat ukur : lembar checklist

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur :

- Menerapkan bila skor nilai 100%.

- Kurang menerapkan bila skor nilai ˂ 100%.

d. Keselamatan dan kesehatan kerja di ruang distribusi adalah

kegiatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja serta upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di ruang

distribusi dengan tidak mengisi panci terlalu penuh, tidak

mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan,

meletakkan alat dengan rapi dan memperhatikan waktu

penggunaan alat pemanas.

Cara ukur : observasi dan wawancara

Alat ukur : lembar checklist

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur :

- Menerapkan bila skor nilai 100%.

22
- Kurang menerapkan bila skor nilai ˂ 100%.

E. Jenis dan Pengumpulan data

Jenis data yang di kumpulkan adalah data primer dan data sekuder

a. Data primer

1. Observasi

Metode observasi di lakukan secara langsung dengan

melihat keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan

makanan di unit penerimaan, unit penyimpanan, unit pengolahan

dan distribusi di RSUD Madani.

2. Wawancara

Wawancara di lakukan kepada tenaga kerja

penyelenggaraan makanan di unit penerimaan, unit

penyimpanan, unit pengolahan dan distribusi dengan

menggunakan instrument penilaian berupa lembar checklist.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapatkan dari RSUD

Madani serta data lain yang di perlukan dalam melakukan penelitian

ini.

23
F. Pengolahan Data

1. Editing

Setelah lembar checklist di isi dengan data penelitian yang

berupa hasil pengamatan dan wawancara di tempat penelitian

kemudian di lakukan editing langsung di tempat penelitian bertujuan

untuk menghindari kesalahan dalam pengisian data.

2. Coding

Setelah checklist penelitian telah di edit, selanjutnya di lakukan

coding dengan mengubah data berbentuk ceklis menjadi data angka

atau bilangan. Misalnya 1 = dilakukan, 0 = tidak dilakukan.

3. Cleaning

Data yang telah dientri dalam komputer kemudian dicek kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan pada saat pengkodean.

G. Analisis data

Data yang ada akan di olah dan analisis, data yang digunakan Dalam

penelitian ini adalah univariat dengan menggunakan rumus.

f
p= x 100
n

keterangan :

p = presentase

f = frekuensi pertanyaan yang dilakukan

n = jumlah pertanyaan

24
100 = angka konstan

H. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

25
LEMBAR CHECKLIS PENELITIAN

GAMBARAN PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA PENYELENGGRAAN MAKANAN DI UNIT
PENERIMAAN, UNIT PENYIMPANAN, UNIT PENGOLAHAN DAN
DISTRIBUSI DI RSUD MADANI

No Parameter Ya Tidak Keterangan


Unit Penerimaan
1 Barang yang berat selalu
ditempatkan dibagian bawah
dan jika barang tersebut
dipindahkan ada kereta
dorong untuk meindahkannya
2 Tidak merokok dalam ruang
penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan
3 Lampu dimatikan bila tidak
dipergunakan/diperlukan
4 Tidak ada aktivitas mengangkat
barang yang berat dengan
menggunakan tubuh manusia
5 Segera membersihkan tumpahan
bahan di lantai
Unit Penyimpanan
1 Barang yang berat selalu
ditempatkan dibagian bawah
dan jika barang tersebut
dipindahkan ada kereta
dorong untuk meindahkannya
2 Tidak merokok dalam ruang
penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan
3 Lampu dimatikan bila tidak
dipergunakan/diperlukan
4 Tidak ada aktivitas mengangkat
barang yang berat dengan
menggunakan tubuh manusia
5 Segera membersihkan tumpahan
bahan di lantai

26
Unit Pengolahan
1 Tidak menggaruk atau batuk
selama mengolah bahan
makanan
2 Menggunakan alat sesuai dengan
peruntukannya
3 Menggunakan serbet atau lap
yang bersih
4 Mengisi panci-panci sesuai
ukuran yang semestinya
5 Tidak berbicara saat
menggunakan benda tajam di
ruang penggolahan
6 Meletakkan alat menurut
tempatnya dan diatur dengan
rapi
7 Menggunakan alat pemanas
dengan hati-hati
8 Mengisi air panas pada wadah
tidak melebihi kapasitas
wadah tersebut
9 Membawa makanan dengan baki
tidak sampai tumpah
Unit Distribusi
1 Tidak mengisi panci/panci terlalu
penuh
2 Tidak mengisi kereta makan
melebihi kapasitas kereta
makan
3 Meletakkan alat dengan teratur
dan rapi
4 memperhatikan waktu
penggunaan alat pemanas

Lampiran

27
DAFTAR PUSTAKA

28
Abdurrozzaq Hasibuan, Bonaraja Purba, Ismail Marzuki Mahyuddin, Efendi Sianturi,

Rakhmad Armus, S. G., Muhammad Chaerul, Efbertias Sitorus, Khariri, Erniati

Bachtiar Andi Susilawaty, J., & Editor: (2020). Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. In yayasan kita menulis.

Alimuddin, F. (2010). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di RSUD Tarakan Tahun 2010 (penelitian kualitatif). Skripsi, 2010.

Asiah, N. (2020). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja

(SMK3) Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 1–9.

Auliya, S., & Nasution, S. (2016). Penerapan , Tujuan , dan Manfaat K3 di Rumah

Sakit Terkait dengan Asuhan Keperawatan.

Bando, J. J., Kawatu, P. A. T., Ratag, B. T., Kesehatan, F., Universitas, M., &

Ratulangi, S. (2020). Gambaran Penerapan Program Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3Rs) Di Rumah Sakit Advent Manado.

Kesmas, 9(2), 33–40.

Bariyah, N., Trisnawati, E., & Suwarni, L. (2018). Work accident analysis of food

processing in nutrition installation rsud dr. soedarso pontianak. Jurnal

Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 9–21.

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index

Kholimah, N. (2020). Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan

29
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (SMK3RS) Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021. Jurnal Kepetawatan, 5p.

Rahmawati, R. (2017). Gambaran Penerapan Program Kesehatan Dan Keselamtan

Kerja Rumah Sakit (K3RS) Pada Perawat Di RSUD Tugurejo Semarang. Ekp,

13(3), 1576–1580.

Srinawati. (2018). Gambaran Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tengah. 3, 1–13.

http://dx.doi.org/10.1186/s13662-017-1121-6%0Ahttps://doi.org/10.1007/

s41980-018-0101-2%0Ahttps://doi.org/10.1016/

j.cnsns.2018.04.019%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.cam.2017.10.014%0Ahttp://

dx.doi.org/10.1016/j.apm.2011.07.041%0Ahttp://arxiv.org/abs/1502.020

Syahrawati. (2019). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (Smk3) Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Di Pt. Triteguh

Manunggal Sejati Kabupaten Gowa. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja

Di Pt. Triteguh Manunggal Sejati Kabupaten Gowa.

Trisnawati, P. I. (2018). Manajemen Penyelenggaraan Makanan Pasien Di Rumah

Sakit Pusat Angkatan Udara DR. S. Hardjolukito Yogyakarta. Tugas Akhir

Skripsi, 1–79.

Nuraini, Linda. 2012. Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi tenaga kesehatan

30
Republik Indonesia. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Rezaee, D. D., & Mohammadi, A. S. (2010). Learning rules from crisp attributes by

rough sets on the fuzzy class sets. In 2010 5th International Symposium on

Telecommunications, IST 2010 (hal. 920–927).

https://doi.org/10.1109/ISTEL.2010.5734154

Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Peringatan Bulan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Nasional Tahun 2022.

https://nakertrans.jogjaprov.go.id/peringatan-bulan-keselamatan-dan-kesehatan-

kerja-k3-nasional-tahun-2022/. Diakses 15 November 2022.

International Labour Organization, (2019) “Menuju Budaya Pencegahan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja yang Lebih Kuat di Indonesia” News and Press Releases.

Availablefrom:https://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_616368/

langen/ind ex.htm. Diakses 15 November 2022.

PP RI. (2019). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019

Tentang Kesehatan Kerja. Pemerintah RI, 24.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/128642/pp-no-88-tahun-2019

31

Anda mungkin juga menyukai