BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
(Lukman,S.Kep,Ners,MM,M.Kep)
NIP
Direktur
(Muhamad Taswin,S.Si,Apt,MM.M.Kes)
NIP.19680301200112100
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Namun berdasarkan. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun
2021 Prevalensi Stunting di Kabupaten Muara Enim masih cukup tinggi yaitu
sebesar 29,7 persen. Melihat angka tersebut tentunya banyak tugas yang harus
dilakukan untuk mencapai target penurunan angka stunting di Kabupaten
Muara Enim.
Oleh sebab itu, melalui penelitian ini marilah kita tingkatkan komitmen
bersama dalam mengawal dan mendukung program percepatan penurunan
stunting melalui kegiatan-kegiatan yang diatur dalam Rencana Aksi PKM
(Program Kreativitas mahasiswa). Semoga dalam penelitian ini kita dapat
mendeteksi dan mencegah terjadinya stunting demi Generasi Emas yang
Berkualitas Bebas Stunting.
Dari data diatas kami dapat mengambil judul “Pemantauan Kenaikan berat
badan Pada Batita (0-3 Th) Untuk mendeteksi dan Mencegah Terjadinya
Stunting” Di Posyandu Muara Lawai Kabupaten Muara Enim Tahun 2023.
2
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
a. Manfaat teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi tenaga kesehatan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan mengenai mendeteksi dan mencegah terjadinya stunting
b. Manfaat praktis
Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan sebagai informasi bagi
orang tua tentang pemenuhan nutrisi pada anak untuk mendeteksi dan
mencegah terjadinya stunting.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
A. Definisi Stunting
Stunting diartikan sebagai perbandingan tinggi badan seorang anak
dengan usia dan jenis kelamin yang berada dibawah standar deviasi. Anak-
anak dikatakan pendek jika tingginya berada dibawah -2 SD dari standar
deviasi WHO. Stunting terjadi oleh karena dampak kekurangan gizi kronis
selama 1000 hari pertama kehidupan.
Stunting dianggap sebagai suatu gangguan pertumbuhan
irreversibel yang sebagian besar dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang
tidak adekuat. Stunting juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
kondisi tubuh bayi kekurangan gizi kronis yang dimana berdampak pada
tubuh anak yang pendek/tinggi tidak sesuai dengan usianya (Candra
MKes(Epid), 2020).
4
Berat badan bayi laki-laki normal pada usia 4-6 bulan berkisar
antara 7,8 kg hingga 8,5 kg, dengan panjang badan sekitar 66 cm –
70 cm. Sementara pada bayi perempuan, berat badan normal
antara 6,8 kg – 8 kg, dengan panjang badan 63,5 cm – 67 cm.
Bayi 7- 12 bulan
Pada bayi laki-laki, berat badan bisa mencapai 9 kg – 10, 3 kg,
dengan tinggi 74 cm – 77 cm. Sementara untuk bayi perempuan,
berat badan normalnya berada pada kisaran 8,2 kg – 9,7 kg,
dengan tinggi badan 72 cm – 76 cm.
2. ASI eksklusif
ASI eksklusif ialah pemberian air susu ibu tanpa memberikan
tambahan atau mengganti makanan atau minuman yang diberikan pada
bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Manfaat dari ASI eksklusif sangat
banyak diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
kecerdasan mental dan emosional, perlindungan terhadap penyakit
infeksi, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan balita serta lebih
ekonimis dan hemat.Batita akan lebih berisiko mengalami stunting jika
pemberian ASI eksklusif dibawah atau diatas 6 bulan dibanding
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
3. Tingkat Pendidikan
Seseorang yang memiliki Pendidikan yang lebih tinggi akan
memiilki wawasan serta pengetahuan yang lebih baik dibanding yang
berpendidikan rendah.
5
C. Dampak Stunting
2. Jangka Panjang
a. Sisi kesehatan : terjadinya peningkatan obesistas serta komorbid
yang berhubungan dengan hal tersebut.
b. Sisi perkembangan : penurunan prestasi belajar
c. Sisi ekonomi : penurunan kapasitas kerja dan produktivitas kerja
D. Klasifikasi Stunting
Penilaian stutus gizi pada batita yang paling sering digunakan
adalah penilaian antropometri. Antropometri merupakan suatu cara untuk
mengukur dimensi tubuh dan massa tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Beberapa indeks antropometri yang digunakan adalah berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang dinyatakan dalam satuan
standar deviasi. Penilaian stunting menggunakan antropomentri yaitu
dengan membandingkan tinggi badan atau panjang badan menurut umur
dan jenis kelaminnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun
2020 maka gizi kurang dikategorikan seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
6
atau Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Berat Badan Menurut Tinggi
Badan (BB/TB) Gemuk >2 SD
Anak Umur 0 – 60 Bulan
Indeks Massa Tubuh Menurut Sangat Kurus < -3 SD
Umur (IMT/U) Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Anak Umur 0 – 60 Bulan Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Indeks Massa Tubuh Menurut Sangat Kurus < -3 SD
Umur (IMT/U) Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Anak Umur 5 – 18 Tahun Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
E. Pencegahan Stunting
Gerakan Nasional Peningkatan Percepatan Gizi yang berfokus pada
kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan, sebagai berikut :
1) Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama kehamilan dan Mencukupi kebutuhan gizi.
2) Melakukan persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli.
3) Pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)dan memberikan Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan.
4) Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6
bulan hingga 2 tahun.
5) Melakukan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A dan melakukan
Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat.
6) Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7
menjadi pendek jika tidak ditangani dengan baik. Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Tiwari yang menyatakan bahwa
anak dengan riwayat kelahiran BBLR berisiko menderita stunting
dibandingkan dengan anak yang tidak menderita BBLR (Tiwari,
2014).Berat badan lahir sangat terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan jangka panjang anak balita, pada penelitian yang
dilakukan oleh (Lidia, 2018) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara berat lahir dengan kejadian stunting pada balita di Pekanbaru.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sartono, 2013) di Yogyakarta tentang
hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting diantaranya
menyatakan hal yang sama bahwa ada hubungan antara berat badan lahir
dengan kejadian stunting (Sartono, 2013).
2) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI yang diberikan sejak bayi
dilahirkan hingga usia bayi enam bulan tanpa memberikan makanan
atau minuman lainnya seperti susu formula, air putih, air jeruk kecuali
vitamin dan obat (Kemenkes RI, 2016). Bayi atau balita dalam praktek
pemberian ASI ekslusif maupun MP- ASI yang kurang optimal dan
terbatasnya makanan dalam hal kualitas, kuantitas dan jenis akan
memberikan kontribusi terhadap stunting (WHO, 2012).
Pada bayi Air Susu Ibu (ASI) sangat berperan dalam pemenuhan
nutrisinya. Konsumsi ASI juga meningkatkan kekebalan tubuh bayi
sehingga menurunkan risiko penyakit infeksi. Kadar mineral pada ASI
tidak dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan status nutrisi
ibu. Mineral dalam ASI lebih mudah diserap dibanding mineral dalam
susu sapi. Mineral utama yang terdapat pada ASI adalah kalsium yang
berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transimi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Hal inilah yang mendukung
pertumbuhan bayi terutama tinggi badan sehingga bayi yang diberikan
ASI juga memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan
kurva pertumbuhan dibandingkan dengan bayi yang diberikan dengan
8
susu formula. Dengan pemberian ASI, bayi dapat terhindar dari resiko
stunting (Rivanaica, 2016).
Menyusui yang berkelanjutan selama dua tahun memberikan
kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting pada bayi (Sandra
Fikawati dkk, 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri di
Sleman terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita dua sampai tiga tahun. ASI merupakan asupan gizi
yang sesuai dengan kebutuhan akan membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Bayi yang tidak mendapatkan ASI dengan cukup
berarti memiliki asupan gizi yang kurang baik dan dapat menyebabkan
kekurangan gizi salah salah satunya dapat menyebabkan stunting (Sri
Indrawati, 2016).
Penelitian yang dilakukan Arifin pada tahun 2012 dengan hasil
penelitian yang menyatakan bahwa kejadian stunting dipengaruhi oleh
berat badan saat lahir, asupan gizi balita, pemberian ASI, riwayat
penyakit infeksi, pengetahuan gizi ibu. balita, pendapatan keluarga,
jarak antar kelahiran namun faktor yang paling dominan adalah
pemberian ASI (Arifin, 2012). Status ekonomi.
3) Status sosial
Ekonomi dapat mempengaruhi terjadinya kejadian stunting, karena
keadaan sosial ekonomi atau keadaan rumah tangga yang tergolong
rendah akan mempengaruhi tingkat pendidikan rendah, kualitas
sanitasi dan air minum yang rendah, daya beli yang rendah serta
layanan kesehatan yang terbatas, semuanya dapat berkontribusi terkena
penyakit dan rendahnya asupan zat gizi sehingga berpeluang untuk
terjadinya stunting (Lainua, 2016).
Tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan yang bermakna
dengan kejadian stunting. Hal ini dikarenakan keluarga dengan
pendapatan yang rendah akan mempengaruhi dalam penyediakan
pangan untuk keluarga. Daya beli keluarga tergantung dengan
9
pendapatan keluarga, dengan adanya pendapatan yang tinggi maka
kemungkinan terpenuhinya kebutuhan makan bagi keluarga (Adriani,
2012).
Salah satu penelitian di Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur
Kota Padang yang dilakukan oleh (Eko Machmud, 2018) menunjukkan
bahwa tingkat pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor yang
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting pada balita.
Menurut (Khoirun dkk, 2015) status ekonomi keluarga yang rendah
akan mempengaruhi pemilihan makanan yang dikonsumsinya
G. Patofisiologi Stunting
masalah pangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
pada dewasa. Hal ini berarti dalam kondisi pangan melimpah masih
mungkin terjadi kasus kurang gizi pada anak balita. Kurang gizi pada
deficit dalam panjang atau tinggi badan sebesar -2 Z-score atau lebih
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Mengumpulkan data di lapangan.
Meninggalkan lokasi dan menulis laporan penelitian lapangan.
a. Sasaran Kader Posyandu
b. Waktu 120 menit
c. TIU Setelah diberikan materi sasaran memahami tentang
deteksi dini stunting pada batita untuk mengurangi angka
stunting.
d. TIK Setelah diberikan materi sasaran mampu :
Menjelaskan definisi stunting pada batita.
Menjelaskan tujuan deteksi dini stunting.
Menjelaskan bagaimana cara mencegah terjadi
stunting pada anak.
e. Metode Menjelaskan materi stunting dan deteksi dini stunting.
Ibu mengisi lembar kuisioner yang telah disediakan.
Mengumpulkan data dengan melakukan penimbangan
berat badan dan mengukur berat badan pada batita.
f. Media Power point, in fokus, laptop, dan form kuisoner.
g. Urutan Pembukaan
kegiatan Penyampaian materi
Mengisi kuisioner
Pengumpulan data
Penutup dan saran
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Berat Penimbangan berat badan bayi Kuesioner Kuesioner (Di isi oleh >2500 gr Nominal
Badan yang dilakukan setelah bayi orangtua) <2500 gr
Lahir lahir.
Pemberia ASI eksklusif yaitu bayi hanya Kuesioner Kuesioner (Di isi oleh ASI Nominal
n ASI diberikan ASI saja tanpa orangtua) Eksklusif
Eksklusif memberikan makanan maupun ASI +
minuman tambahan lainnya MPASI
seperti susu formula, air putih, Tidak
air jeruk, kecuali vitamin dan memberi
obat hingga usia bayi 6 bulan. kan ASI
sama
sekali
Tinggi Tinggi badan ibu dan ayah Microtoise Alat microtoise Ibu >150 Ordinal
Badan adalah hasil dari pengukuran dipasang pada dinding cm atau
Ibu & tinggi badan saat penelitian dengan ketinggian 200 <150 cm
Ayah cm, kemudian ayah/ibu
12
berdiri membelakangi Ayah
dinding dengan tumit, >162 cm
betis, dan pundak atau
menyentuh dinding. <162 cm
Stunting Perbandingan tinggi badan Microtoise Alat microtoise Tidak Ordinal
seorang balita dengan usia & dan Tabel dipasang pada dinding stunting
jenis kelamin yg berada Antropome dengan ketinggian 200 Stunting
dibawah standar deviasi. tri WHO cm, kemudian ayah/ibu
berdiri membelakangi
dinding dengan tumit,
betis, dan pundak
menyentuh dinding.
Hasil pengukuran tinggi
badan diamasukkan ke
dalam tabel
antopomentri WHO
untuk melihat
perbandingan tinggi
badan menurut usia.
13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Uraian Biaya (Rp)
Timbangan Berat Badan ( 1 bh Rp 150.000) x 1 bh
Alat Pengukur Pita lila ( 1 buah Rp 5.000) x 10 bh Rp 150.000
Peralatan penunjang, ditulis sesuai Alat Pengukur Tinggi badan ( 1 buah Rp 70.000) x
1 1 bh Rp 50.000
kebutuhan (15–25%).
Rp 70.000
ATK
Rp 250.000
Catridge ( 1 bh Rp 250.000) x 1 bh
Rp 150.000
Kertas A4 3 Rim (1 Rim Rp 50.000) x 2 Rim
Bahan habis pakai, ditulis sesuai
2 Tinta ( 2 Paket Rp 200.000) x 1 pkt
dengan kebutuhan (20–35%). Rp 400.000
Buku ( 1 pack Rp 40.000) x 1 pack
Rp 40.000
Pena (1 kotak Rp 20.000) x 1 kotak
Rp 20.000
Snack ( 1 kotak Rp 10.000 ) x 50 org
Rp 500.000
JUMLAH TOTAL Rp 1.360.000
14
4.2 Jadwal
Tabel Kegiatan
Bulan
Jenis Agustus September Oktober
No April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
2023 2023
kegiatan 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perancangan
Konsep dan
keuangan
2. Pembelian
peralatan dan
perlengkapan
3. Pemaparan
Penelitian
4. Pemantauan
Kegiatan dan
Observasi
5. Pembuatan
laporan akhir
KET:
= Jadwal Kegiata
15
Daftar Pustaka
16
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Merty Dwi Sulandari
2 JenisKelamin Perempuan
3 Program Studi Kebidanan
4 NIM PO7124321041
5 TempatTanggallahir Desa Nyiur Sayak,26 Juni 2004
6 Email mertydwisulandari@student.poltekkespalembang.ac.id
7 No. tlp/HP 082179533724
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 110 OKU SMP N 4 OKU SMA N 6 OKU
Jurusan IPA
TahunMasuk-Lulus 2008-2015 2015-2018 2018-2021
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi .Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kewirausahaan.
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Violin Natasha
17
2 JenisKelamin Perempuan
3 Program Studi D-III Kebidanan
4 NIM PO 7124321034
5 TempatTanggallahir Prabumulih,18 Mei 2003
6 Email Violinnatasha@student.poltekkespalembang.ac.id
7 No. tlp/HP 081273837533
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 30 SMP Negeri 4 SMA Negeri 2
Prabumulih Prabumulih Prabumulih
Jurusan IPA
TahunMasuk-Lulus 2008-2015 2015-2018 2018-2021
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi .Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kewirausahaan.
(Violin Natasha)
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Novita Sari
18
2 JenisKelamin Perempuan
3 Program Studi D-III Kebidanan
4 NIM PO7124322016
5 TempatTanggallahir Sukajadi,16 November 2004
6 Email novitasarimre@student.poltekkespalembang.ac.id
7 No. tlp/HP 085382494085
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 30 Talang SMPN 1 SMAN 2
Kelapa Sembawa Sembawa
Jurusan IPA
TahunMasuk-Lulus 2010-2016 2016-2019 2019-2022
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi .Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kewirausahaan.
( Novita Sari)
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Jamila, S.SiT.,M.Kes
19
2 JenisKelamin Perempuan
3 Program Studi D-III Kebidanan
4 NIP 196904051990032003
5 Tempat Tanggal lahir
6 Email
7 No. tlp/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan IPA
TahunMasuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi .Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kewirausahaan.
(Jamila, S.SiT.,M.Kes)
1. Peralatan penunjang
20
Material Justifikasi Kuantit Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian as Satuan (Rp)
Alat Ukur Sebagai Alat 1 buah Rp 5.000 Rp 50.000
Pita Lila Ukur status
gizi Batita
Alat Ukur Alat Ukur 1 buah Rp 150.000 Rp 150.000
Timbanga Berat badan
n Normal/Abnor
mal Batita
Alat Ukur Sebagai Alat 1 buah Rp 70.000 Rp 70.000
TB Ukur Tinggi
Badan Batita
SUB TOTAL (Rp) Rp 270.000
2. Bahan Habis Pakai
3. Perjalanan
21
Pemakaian Satuan (Rp)
Perjalanan Perjalanan 5 kali Rp 30.000 Rp 150.000
observasi observasi perjalanan
tempat tempat
Perjalanan Perjalanan 2 kali Rp 30.000 Rp 120.000
membeli membeli perjalanan
alat – alat alat – alat
Perjalanan Perjalanan 10 kali Rp 30.000 Rp 900.000
mengambil mengambil perjalanan
data data
responden responden
SUB TOTAL Rp 1.170.000
(Rp)
4. Lain-lain
22
Perbaikan Untuk 100 Rp 250 Rp 50.000
Hasil administrasi Lembar x
kegiatan 2Buah
Fotokopi Untuk 100 Rp 250 Rp 50.000
Hasil administrasi Lembar x
kegiatan 2Buah
Perbaikan Untuk 100 Rp 250 Rp 50.000
proposal Perbaikan Lembar x
proposal 2 buah
Penjilidan Untuk 2 buah Rp 50.000 Rp 100.000
cover administrasi
keras kegiatan
proposal
penelitian
Penjilidan Untuk 2 buah Rp 50.000 Rp 100.000
cover administrasi
keras kegiatan
Laporan
penelitian
Pemberian Untuk tanda 1 buah Rp. 100.000 Rp. 100.000
cindera terima kasih
mata
kepada
bidan
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.520.000
Total(Keseluruhan) Rp .
4.320.000
23
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERALTENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jenderal Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Komplek RSUP Dr. M. Hoesin
Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104
Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : info@poltekkespalembang.ac.id
Pemantauan Kenaikan Berat Badan Pada Batita (0-3 Th) Untuk Mendeteksi Dan
Mencegah Terjadinya Stunting Di Posyandu Muara Lawai Kabupaten Muara
Enim Tahun 2023 Adalah Judul Kegiatan bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga tau sumber dana lain.
Bila mana di kemudian hari ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesuai dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.
Ketua Prodi
24