Oleh :
ANDI PURNIAWAN
NIM. 1921002
2022
i
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan
Oleh :
ANDI PURNIAWAN
NIM. 1921002
2022
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya bertanda tangan dibawah ini dengaan sebenarnya menyatakan bahwa karya
tulis ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes Hang
Tuah Surabaya.
ANDI PURNIAWAN
NIM. 1921002
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 1921002
bahwa karya tulis ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar :
Pembimbing
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan dewan Sidang Karya Tulis Ilmiah Stikes Hang Tuah
Surabaya, pada :
Dan dinyatakan LULUS dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar AHLI MADYA KEPERAWATAN pada Prodi D-III Keperawatan Stikes Hang
Tuah Surabaya.
Mengetahui,
Stikes Hang Tuah Surabaya
Ka Prodi D-III Keperawatan
v
Tanggal : 14 Februari 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya pada penulis, sehingga penulis dapat meyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran karya tulis bukan hanya
karena kemampuanpenulis, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan dari berbagai pihak,
yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya penulisan, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Kolonel Laut(K) dr. Gigih Imanta J., Sp.PD., Finasim., M.M. selaku Kepala
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang telah memberikan ijin dan lahan praktik
untuk penyusunan karya tulis dan selama kami berada di Sekolah Tinggi Ilmu
2. Dr. AV. Sri Suhardiningsih, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Stikes Hang Tuah
3. Ibu Dya Sustrami, Skep.,Ns., M.Kes., selaku Kepala Program Studi D-III
4. Bapak/ Ibu ……., selaku penguji ketua, yang dengan telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan,
vi
5. Bapak/ Ibu …….., selaku penguji dan pembimbing, yang dengan tulus ikhlas telah
6. Bapak/ Ibu …….., selaku penguji dan pembimbing, yang dengan tulus ikhlas telah
7. Bapak dan Ibu Dosen Stikes Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan bekal
bagi penulis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada seluruh tenaga
administrasi yang tulus ikhlas melayani keperluan penulis selama menjalani studi
dan penulisannya.
Surabaya yang telah memberikan dorongan semangat sehingga karya tulis ilmiah
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya, Penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas amal baik
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya, Penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas amal baik
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
vii
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga karya tuis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Stikes Hang
Tuah Surabaya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................2
2.3.1 Pengkajian....................................................................................................18
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................21
2.3.3 Perencanaan Keperawatan ............................................................................22
2.3.4 Pelaksanaan Keperawatan ............................................................................24
2.3.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................25
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................................60
BAB 5 PENUTUP..........................................................................................................72
x
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................72
5.2 Saran .......................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................75
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Rektum merupakan bagian paling ujung dari usus besar yang berbentuk
lurus (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Rektum dibatasi oleh mukosa
epitel kolumnar yang dipersarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang
berasal dari kata “haima” dan “rheo”, yang dalam medis berarti pelebaran
dimiliki oleh semua orang akan tetapi, bila hemoroid mengalami pelebaran dan
hidup seseorang sehingga penyakit hemoroid ini sudah sejak lama menjadi masalah
berdasarkan letak pleksus hemorrhoidalis yang terkena. Kedua jenis hemoroid ini
sangat sering terjadi dan terdapat pada penduduk pria dan wanita yang berusia
setiap tahunya. Berdasarkan data dari The National Center Of Health Statistics Di
Amerika Serikat referensi hemoroid sekitar 4,4% (Maulana & Wicaksono, 2020).
3
rumah sakit di 33 provinsi terdapat 355 rata-rata kasus hemoroid, baik hemoroid
sayuran per kapita per tahun, angka itu jauh lebih rendah dengan angka konsumsi
Republik Indonesia jumlah pasien hemoroid sendiri terus bertambah yaitu pada
angka 5,7% namun hanya 1,5% saja yang terdiagnosa (Yusmanedi & Mandala,
penulis mendapatkan data mulai bulan Januari 2021 sampai bulan Januari 2022
tekanan dalam perut yang besar, obesitas, obat-obat pencahar seperti supositoria,
perubahan hormonal, kurang minum, diet rendah serat, usia menginjak 45 sampai
dengan 65 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan yang banyak duduk, mengejan
terlalu lama, konstipasi kronik, pelvic malignancy, PPOK dengan batuk kronis,
diare kronis dan berbagai macam penyakit atau sindrom lainnya yang berdampak
pada peningkatan tekanan vena pelvis, selain itu kebanyakan dari mereka dengan
tingkat penemuan yang lebih tinggi dan kemampuan yang lebih besar untuk
mengenali perdarahan, serta perlu dievaluasi dengan seksama agar dapat dicapai
4
yang mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi (Sudarsono,
2015).
harus mampu memberikan asuhan asuhan keperawatan yang efektif dan mampu
ikut serta dalam upaya melakukan perawatan melalui upaya preventif, promotor,
kuratif dan rehabilitif maka dari itu penulis tertarik membahas “Asuhan
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
Surabaya.
Surabaya.
Surabaya.
1.4 Manfaat
Berhubungan dengan tujuan, maka tugas karya tulis ilmiah ini diharapkan
1. Akademis
Hasil karya tulis ilmiah ini merupakan ilmu pengetahuan khususnya terkait
2. Dari segi praktisi, tugas Karya Tulis Ilmiah ini akan bermanfat bagi:
Hasil karya tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat bagi pelayanan di rumah sakit
b. Bagi peneliti
6
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
a. Wawancara
Data ini diambil dialog dengan pasien, keluarga pasien, perawat ruangan
b. Observasi
Data yang diambil dari hasil pengamatan secara visual maupun melalui
c. Pemeriksaan
7
3. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga ataupun orang
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakan yaitu mempelajari buku dan jurnal sumber referensi yang
berhubungan dengan judul Karya Tulis Ilmiah dan masalah yang sedang
dibahas.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam memahami dan mempelajari studi
2. Bagian inti terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut
ini:
BAB 2: Tinjauan Pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut pandang
medis dan asuhan keperawatan pasien dengan asuhan keperawatan pada pasien
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Hemoroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien adalah
keluarnya daging dari anus (dubur) karena buang air besar yang keras dan berulang-
ulang dan sering kali disertai dara karena terluka. Hemoroid merupakan suatau
dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid dibedakan menjadi dua bagian yaitu hemoroid
eksterna dan hemoroid interna berdasarkan letaknya dari garis mukokutan (garis
dentata). Hemoroid eksterna timbul dari pelebaran dan inflamasi vena subkutan (di
bawah kulit) dibawah atau diluar garis dentate dan hemoroid interna timbul dari
dilatasi vena submukosa (di bawah mukosa) di atas garis dentata. Hemoroid
Dinata, 2021)
2.1.2 Etiologi
Etiologi hemoroid disebabkan oleh diet rendah serat dan konstipasi (sembelit).
Konstipasi kronis dan feses yang keras dapat mengakibatkan degenerasi jaringan
pendukung di saluran anus dan pergeseran dari bantalan anal kanal. Mengejan terlalu
lama, kehamilan dan asites juga berpengaruh terhadap etiologi hemoroid dan dapat
9
10
sesuai gradasinya.
6. Persaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan tidak kuat berjalan
lama).
hemoroid interna akibatnya trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan tidak bercampur dengen feses. Sedangkan gejala
melalui dubur, rasa tidak puas waktu buang air besar, dan rasa tidak nyaman
2.1.5 Patofisiologi
kanan, posterior kanan dan sebelah lateral kiri dari lubang anus, selain itu
berbagai jumlah bantalan kecil yang terletak di antara keduanya. Hal ini
pecahnya otot subepitel anal. Selain itu, rekasi inflamasi yang melibatkan
dinding pembuluh darah dan jaringan ikat sekitarnya telah dibuktikan dalam
Pasien yang nyeri hebat secara tiba-tiba pada anusnya, tingkat nyeri
hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah
defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu
didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus. Pada
akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi prolaps menetap dan tidak bisa
1. Karsninoma kolektrum
3. Polip
2.1.7 Komplikasi
1. Perdarahan
2. Trombosis
3. Prolaps
2.1.9 Pencegahan
putih yang cukup, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, agar feses tidak
keras. Dan banyak melakukan olag raga seperti jalan kaki, tidak duduk
2.1.10 Penatalaksanaan
Berupa perubahan diet, pola hidup, serta merubah posisi saat defakasi
Simadibrata, 2021).
2. Medikamentosa
3. Tindakan Non-Operatif
4. Terapi Operatif
putri, 2019).
makanan.
2. Diare berkepanjangan.
tidak lepas dari ilmu bedah. Dengan demikian, ilmu bedah yang
15
1. Pengkajian praoperatif
operasi
(informed consent).
skala nyeri
17
dan
a. validasi identitas
pembedahan,
radiologi
a. Pengkajian respirasi
b. Pengkajian sirkulasi
c. suhu tubuh
d. kondisi luka
e. nyeri
f. gastrointestinal
g. genitourinar
1. Pengkajian
Dalam proses pengkajian ada 2 tahap yang perlu dilalui yaitu pengumpulan
a. Pengumpulan Data
keperawatan.
1) Indentitas
lainnya.
2) Keluhan utama
sebelumnya.
4) Pemeriksaan fisik
konsistensi.
tidak ada.
8. Endokrin
b. Analisa Data
2. Diagnosa keperawatan
kontinuitas jaringan.
pascaoperatif.
23
3. Perencanaan
a. Diagnosa keperawatan 1 :
Intervensi :
b. Diagnosa keperawatan 2 :
Intervensi :
24
istirahatkan pasien.
c. Diagnosa Keperawatan 3 :
Intervensi :
dengan akurat.
d. Diagnosa Keperawatan 4 :
Intervensi :
pispot.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
atau observasi perawat secara langsung kepada pasien, dan yang dirasakan
Kehamilan obesitas
Hipertensi portal
(sirosis hepatis) Peradangan pada pleksus
hemoroidalis
Membesar di luar
Membesar di spinchter rectum
TINJAUAN KASUS
Januari 2022 dengan data pengkajian pada tanggal 19 Januari 2022 pukul
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
dapatkan hasil hemoroid tetapi masih belum aktif. Pada tanggal 3/01/2022
28
29
19/01/2022.
bagian rectum, pasien mengeluh susah tidur dan merasa tidak nyaman
3.1.6 Genogram
18
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
tanda vital tekanan darah 120/76 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36oC,
1. B1 Pernafasan (Breath)
nafas pasien regular, pola nafas spontan, pasien tidak sesak nafas, pasien
tidak batuk, dan tidak ada sputum. Pada pemeriksaan palpasi tidak ada
nyeri tekan pada dada dan pada pemeriksaan perkusi terdapat terdapat
suara sonor. Pada pemeriksaan auskultasi tidak ada suara nafas tambahan,
2. B2 Kardiovaskuler (Blood)
tidak anemis, CRT <2 detik, tidak ada nyeri dada, nadi 80x/menit, akral
teraba hangat kering merah, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening. Pada perkusi suara peka, dan pada pemeriksaan auskultasi irama
3. B3 Persarafan (Brain)
spontan (4), verbal orientasi baik (5), motorik menurut perintah (6), total
15 pasien sadar baik. Refleks fisiologis: biceps +/+, triceps +/+, patella
nervus kranial I: pasien mampu mengenali bau, nervus kranial II: pasien
dapat membaca nama papan perawat, nervus kranial III: pasien mampu
simetris, nervus kranial VIII: pasien dapat mendengar dengan baik, nervus
pasien mampu menelan dengan baik dan tidak kesulitan untuk membuka
mulut, nervus kranial XI: pasien mampu menahan tahanan pada kedua
dengan simetris.
rambut berwarna hitam, tidak mengeluh nyeri kepala, dan tidak ada
paralisis. Bentuk hidung simetris, septum ditengah dan tidak ada polip,
tidak ada kelainan. Mata simetris, pupil isokor, tidak ada kelainan, reflek
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, lapang pandang
pasien normal. Pada pendengaran baik, dan tidak ada gangguan, lidah
33
tampak bersih, uvula di tengah, tidak ada kesulitan menelan, dan pasien
4. B4 Perkemihan (Bladder)
terdapat distensi urin pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan.
1600cc/24 jam, warna kuning jernih, pasien buang air kecil ke kamar
5. B5 Bowel/Pencernaan
ada gigi palsu, faring tidak ada peradangan. Sebelum masuk rumah sakit,
frekuensi makan 3x/hari 1 porsi habis, tidak ada pantangan. Pada saat
MRS diit makan nasi biasa , dengan frekuensi makan 3x/hari habis satu
porsi.Tidak ada nyeri abdomen. Tidak ada mual, tidak terpasang NGT,
konsistensi lunak, warna kuning, ketika MRS (setelah post ops) belum
BAB.
6. B6 Bone/Muskuloskeletal
bergerak bebas, ROM bebas, tidak ada kelainan jaringan atau trauma.
34
` 5555 5555
7. Endokrin
8. Seksual-Reproduksi
SMRS MRS
Mandi 1 3
Berpakaian/dandan 1 3
Toileting/eliminasi 1 3
Mobilitas di tempat tidur 1 3
Berpindah 1 3
Berjalan 1 3
Naik tangga 1 3
Berbelanja 1 3
Memasak 1 4
Pemeliharaan rumah 1 4
35
Keterangan :
1: Mandiri
2: Alat bantu
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung/ tdk mampu
11. Istirahat-Tidur
b. Konsep diri
1. Laboratorium
2. Photo Thorax
3.1.10 Penatalaksanaan
1. Terapi
2. Tindakan lain :
tusuk
R= Rektum
S=5 (1-10)
T=Terus menerus
DO :
1. Pasien tampak meringis
2. Bersikap protektif
(waspada, posisi
menhindari
Nyeri)
3. Gelisah
4. Kesadaran Compos mentis
5. TTV :
- TD : 120/76 mmHg
-Nadi: 80x/menit
-RR: 20x/menit
-Suhu: 360C
DO :
1. TTV :
- TD : 120/76 mmHg
-Nadi: 80x/menit
-RR: 20x/menit
-Suhu: 360C
2. Pasien tampak meringis
39
3. DS : Psikologis Konstipasi
1. Defekasi kurang dari 2 kali (SDKI, D.0149, hal. 113)
seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan
sulit
DO :
1. Kelemahan umum
2. Peristaltik usus menurun
(6x permenit)
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018), (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
memperberat rasa
nyeri
b. Fasilitasi
istirahat dan tidur
Edukasi :
a. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
pathogen intervensi selama 3x24 jam a. Monitor tanda dan gejala infeksi
lingkungan setiap pertemuan infeksi c. Agar pasien mengerti cara menjaga
(SDKI, D.0142, diharapkan derajat infeksi Terapeutik : kebersihan dan terhindar dari infeksi
hal.304)
menurun dengan kriteria a. Berikan perawatan kulit
Edukasi :
hasil pada area edema a. Agar pasien dan keluarga pasien mengerti
a. Nafsu makan b. Cuci tangan sebelum tentang tanda dan gejala infeksi
meningkat dan sesudah kontak b. Agar pasien mengerti cara memeriksa
b. Nyeri menurun dengan pasien dan lukanya
c. Kultur area luka lingkungan pasien
membaik c. Pertahankan teknik Kolaborasi :
a. Untuk mengurangi resiko infeksi
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi :
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian imunisasi,
jika perlu
43
Edukasi :
a. Ajarkan
mengatasi konstipasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar, jika perlu
44
Intervensi dilanjutkan
Dx 2 : Risiko Infeksi AP
3 17.30 Memeriksa tanda dan gejala S:
Konstipasi (pasien masih belum bisa Masih keluar darah dari bekas
BAB) operasinya
O:
1,2,3 18.00 Mengganti cairan infus NaCl 0.9% Pasien masih tampak meringis
A:
1,2 18.15 Mengkolaborasi pemberian inj cinam Masalah belum teratasi
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv P:
Intervensi dilanjutkan
1 19.30 Mengajarkan pasien untuk teknik
Untuk mengatasi rasa nyeri (tarik
nafas dalam dan terapi music) Dx 3 : Konstipasi AP
S:
1,2,3 20.00 Membantu menyiapkan ADL pasien Pasien belum bisa BAB
O:
1 20.30 Memposisikan pasien litotomi (untuk TD = 120/76 mmHg
mengurangi rasa nyeri) N = 80x/menit
S = 360C
1,2,3 20.45 Menganjurkan pasien untuk istirahat RR = 20x/menit
dan tidur SpO2 = 98 %
Peristaltik usus masih 6x/menit
1,2,3 21.00 Melaksanakan timbang terima AP A:
dengan perawat jaga shift malam Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
46
19/01/2022 20/01/2022
DinasMalam NN
1,2,3 21.00 Perawat timbang terima dari perawat NN 07.00 Dx 1 : Nyeri Akut
jaga shift siang S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
2 22.00 Memberikan inj cinam 1,5 gr/iv operasi
P=Nyeri luka bekas operasi
1,2,3 22.30 Mengobservasi keluhan pasien Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
pasien tampak istirahat R= Rektum
S=5 (1-10)
1,2 04.00 Mengkolaborasi pemberian inj cinam T=terus menerus
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv O:
Pasien tampak meringis kesakitan
1,2,3 05.00 Mengobservasi TTV Gelisah
TD = 120/76 mmHg TD = 120/75 mmHg
N = 80x/menit N = 80x/menit
S = 360C S = 360C
RR = 20x/menit RR = 20x/menit
SpO2 = 98 % SpO2 = 99 %
A:
1,2,3 06.30 Memberikan diit pada pasien Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
1,2,3 07.00 Melaksanakan timbang terima
NN
47
Dx 3 : Konstipasi NN
S:
Pasien belum bisa BAB
O:
TD = 120/76 mmHg
N = 80x/menit
S = 360C
RR = 20x/menit
SpO2 = 98 %
Peristaltik usus masih 6x/menit
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
48
20/01/2022 20/01/2022
Dinas Pagi
1,2,3 07.00 Melaksanakan timbang terima jaga AP 14:00 Dx 1 : Nyeri Akut AP
dari perawat jaga shift malam S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
operasi
3 08.00 Memberikan terapi obat oral lactulac P=Nyeri luka bekas operasi
sirup 60ml Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
R= Rektum
1 09.00 Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, S=5 (1-10)
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas T=terus menerus
nyeri dan skala nyeri (lokasi nyeri di O:
bekas operasi, nyeri seperti ditusuk Pasien tampak meringis kesakitan
tusuk dengan intensitas terus Gelisah
menerus) TD = 120/79 mmHg
N = 80x/menit
1,2,3 10.00 Mengobservasi TTV S = 360C
TD = 120/76 mmHg RR = 20x/menit
N = 80x/menit SpO2 = 98 %
S = 360C A:
RR = 20x/menit Masalah belum teratasi
SpO2 = 98 % P:
Intervensi dilanjutkan
1,2 10.30 Mengkolaborasi pemberian inj cinam
AP
49
20/01/2022 20/01/2022
Dinas siang
1,2,3 14.00 Melaksanakan timbang terima dari NR 21.00 Dx 1 : Nyeri Akut NR
perawat jaga shift pagi S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
1,2,3 15.00 Mengobservasi TTV operasi
TD = 120/76 mmHg P=Nyeri luka bekas operasi
N = 80x/menit Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
S = 360C R= Rektum
RR = 20x/menit S=5 (1-10)
SpO2 = 98 % T=terus menerus
O:
1 16.00 Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, Pasien tampak meringis kesakitan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Gelisah
nyeri dan skala nyeri (lokasi nyeri di TD = 120/76 mmHg
bekas operasi, nyeri seperti ditusuk N = 80x/menit
tusuk dengan intensitas terus S = 360C
menerus) RR = 20x/menit
SpO2 = 97 %
1,2,3 17.00 Mengganti cairan infus NaCl 0.9% A:
Masalah belum teratasi
1,2 18.15 Mengkolaborasi pemberian inj cinam P:
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv Intervensi dilanjutkan
51
20/01/2022 20/01/2022
DinasMalam NN
1,2,3 21.00 Perawat timbang terima dari perawat 07.00 Dx 1 : Nyeri Akut NN
jaga shift siang S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
2 22.00 Memberikan inj cinam 1,5 gr/iv operasi
P=Nyeri luka bekas operasi
1,2,3 22.30 Mengobservasi keluhan pasien Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
pasien tampak istirahat R= Rektum
S=5 (1-10)
1,2 04.00 Mengkolaborasi pemberian inj cinam T=terus menerus
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv O:
Pasien tampak meringis kesakitan
1,2,3 05.00 Mengobservasi TTV Gelisah
TD = 120/76 mmHg TD = 120/76 mmHg
N = 80x/menit N = 80x/menit
S = 360C S = 360C
RR = 20x/menit RR = 20x/menit
SpO2 = 98 % SpO2 = 98 %
A:
1,2,3 06.30 Memberikan diit pada pasien Masalah belum teratasi
P:
1,2,3 07.00 Melaksanakan timbang terima Intervensi dilanjutkan
dengan perawat jaga shift pagi
53
Dx 2 : Risiko Infeksi NN
S:
Masih keluar darah dari bekas
operasinya
O:
Pasien masih tampak meringis
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Dx 3 : Konstipasi NN
S:
Pasien belum bisa BAB
O:
TD = 120/80 mmHg
N = 80x/menit
S = 360C
RR = 20x/menit
SpO2 = 98 %
Peristaltik usus masih 6x/menit
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
54
21/01/2022 21/01/2022
Dinas Pagi AP
1,2,3 07.00 Melaksanakan timbang terima jaga 14.00 Dx 1 : Nyeri Akut AP
dari perawat jaga shift malam S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
Operasi agak berkurang
3 08.00 Memberikan terapi obat oral lactulac P=Nyeri luka bekas operasi
sirup 60ml Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
R= Rektum
1 09.00 Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, S=4 (1-10)
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas T=terus menerus
nyeri dan skala nyeri (lokasi nyeri di O:
bekas operasi, nyeri seperti ditusuk Pasien agak tampak meringis
tusuk dengan intensitas terus TD = 120/81 mmHg
menerus) N = 80x/menit
S = 360C
1,2,3 10.00 Mengobservasi TTV RR = 20x/menit
TD = 120/81 mmHg SpO2 = 98 %
N = 80x/menit A:
S = 360C Masalah sebagian teratasi
RR = 20x/menit P:
SpO2 = 98 % Intervensi dilanjutkan
21/01/2022 21/01/2022
Dinas siang NN
1,2,3 14.00 Melaksanakan timbang terima dari 14.00 Dx 1 : Nyeri Akut NN
perawat jaga shift pagi S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
1,2,3 15.00 Mengobservasi TTV Operasi agak berkurang
TD = 120/76 mmHg P=Nyeri luka bekas operasi
N = 80x/menit Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
S = 360C R= Rektum
RR = 20x/menit S=4 (1-10)
SpO2 = 98 % T=terus menerus
O:
1 16.00 Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, Pasien agak tampak meringis
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas TD = 120/76 mmHg
nyeri dan skala nyeri (lokasi nyeri di N = 80x/menit
bekas operasi, nyeri seperti ditusuk S = 360C
tusuk dengan intensitas terus RR = 20x/menit
menerus) SpO2 = 98 %
A:
1,2,3 17.00 Mengganti cairan infus NaCl 0.9% Masalah sebagian teratasi
P:
1,2 18.15 Mengkolaborasi pemberian inj cinam Intervensi dilanjutkan
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv
Dx 2 : Risiko Infeksi NN
57
21/01/2022 22/01/2022
DinasMalam NR
1,2,3 21.00 Perawat timbang terima dari perawat 07.00 Dx 1 : Nyeri Akut NR
jaga shift siang S:
Pasien mengatakan nyeri luka bekas
2 22.00 Memberikan inj cinam 1,5 gr/iv Operasi agak berkurang
P=Nyeri luka bekas operasi
1,2,3 22.30 Mengobservasi keluhan pasien Q=Pedih, seperti di tusuk tusuk
pasien tampak istirahat R= Rektum
S=4 (1-10)
1,2 04.00 Mengkolaborasi pemberian inj cinam T=terus menerus
1.5gr/iv , inj keterolac 30mg/iv O:
Pasien agak tampak meringis
1,2,3 05.00 Mengobservasi TTV TD = 120/76 mmHg
TD = 120/76 mmHg N = 80x/menit
N = 80x/menit S = 360C
S = 360C RR = 20x/menit
RR = 20x/menit SpO2 = 98 %
SpO2 = 98 % A:
Masalah sebagian teratasi
1,2,3 06.30 Memberikan diit pada pasien P:
NR Intervensi dilanjutkan
1,2,3 07.00 Melaksanakan timbang terima
dengan perawat jaga shift pagi Dx 2 : Risiko Infeksi NR
59
S:
Sudah tidak keluar darah dibekas
luka operasi
O:
Pasien sudah meringis lagi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Dx 3 : Konstipasi NR
S:
Pasien belum bisa BAB
O:
TD = 120/81 mmHg
N = 80x/menit
S = 360C
RR = 20x/menit
SpO2 = 98 %
Peristaltik usus masih 6x/menit
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
60
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antar tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
Surabaya.
4.1 Pengkajian
penulis telah melakukan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk
pada pasien dan keluarga pasien, melakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan
60
61
Data yang ditemukan pada tinjauan kasus hemoroid pasien bernama Tn.A,
jenis kelamin laki-laki berusia 18 tahun yang masih tergolong usia muda dan
masih remaja. Penulis menemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan
pustaka karena menurut (Goeteng & Purbalingga, 2018) hemoroid ini sangat
sering terjadi dan terdapat pada penduduk pria dan wanita yang berusia lebih dari
berasumsi dengan gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya konsumsi makanan
yang berserat, posisi duduk yang terlalu lama, melakukan latihan fisik yang
1. Keluhan utama
Surabaya dengan keluhan nyeri saat melakukan defekasi, dan merasa ada benjolan
di rektum. Pada tinjauan teori keluhan utama yang sering menjadi alasan pasien
berserat dan posisi duduk terlalu lama yang menyebabkan pasien mengeluh terasa
tetapi masih belum aktif. Pada tanggal 3 Januari 2022 pasien kontrol ke
melalui poli bedah digestive, lalu pindah ke ruang B1 pada pukul 10.48
TD: 120/76 mmHg, nadi: 80x/menit, suhu: 360C, RR: 20x/menit, SPO2:
98%, lalu pasien di pasang infus NS 500 ml. Keluhan didapatakan bersifat
akut. Kondisi nyeri biasa terjadi karena ada pelebaran dan inflamasi
yang berserat dan posisi duduk yang terlalu lama. Penanganan hemoroid
4. Pemeriksaan fisik
pergerakan dada simetris, tidak terdapat otot bantu nafas tambahan,irama nafas
pasien regular, pola nafas spontan, pasien tidak sesak nafas, pasien tidak batuk,
dan tidak ada sputum. Pada pemeriksaan palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada
dan pada pemeriksaan perkusi terdapat terdapat suara sonor. Pada pemeriksaan
auskultasi tidak ada suara nafas tambahan, RR = 20x/menit SPO2 98%. Penulis
tidak menemukan adanya perbedaan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.
anemis, CRT <2 detik, tidak ada nyeri dada, nadi 80x/menit, akral teraba hangat
kering merah, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Pada perkusi suara
peka, dan pada pemeriksaan auskultasi irama jantung reguler, bunyi jantung S1 S2
tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan seperti murmur atau gallop. Penulis
tidak menemukan adanya perbedaan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.
mata membuka dengan spontan (4), verbal orientasi baik (5), motorik
menurut perintah (6), total 15 pasien sadar baik. Refleks fisiologis: biceps
+/+, triceps +/+, patella +/+, refleks patologis: babinsky -/-, burdzinsky -/-.
kranial II: pasien dapat membaca nama papan perawat, nervus kranial III:
pasien mampu membuka kelopak mata, nervus kranial IV: pasien mampu
baik, nervus kranial IX: pasien tidak mengalami kesulitan menelan, nervus
kranial X: pasien mampu menelan dengan baik dan tidak kesulitan untuk
membuka mulut, nervus kranial XI: pasien mampu menahan tahanan pada
rambut berwarna hitam, tidak mengeluh nyeri kepala, dan tidak ada
paralisis. Bentuk hidung simetris, septum ditengah dan tidak ada polip,
tidak ada kelainan. Mata simetris, pupil isokor, tidak ada kelainan, reflek
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, lapang pandang
pasien normal. Pada pendengaran baik, dan tidak ada gangguan, lidah
tampak bersih, uvula di tengah, tidak ada kesulitan menelan, dan pasien
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka, pada pasien tidak didapatkan kelainan
palpasi tidak terdapat distensi urin pada kandung kemih, tidak ada nyeri
65
jam, warna kuning jernih, eliminasi urin MRS frekuensi 6-8x/hari, jumlah
± 1600cc/24 jam, warna kuning jernih, pasien buang air kecil ke kamar
bersih,tidak ada gigi palsu, faring tidak ada peradangan. Sebelum masuk
rumah sakit, frekuensi makan 3x/hari 1 porsi habis, tidak ada pantangan.
Pada saat MRS diit makan buah dan susu , dengan frekuensi makan
3x/hari. Tidak ada nyeri abdomen. Tidak ada mual, tidak terpasang NGT,
tidak ada kelainan abdomen. P=Nyeri luka bekas operasi, Q=Pedih, seperti
pasien susah BAB, SMRS makan pasien teratur dan nafsu makan stabil
pasien hanya mengkonsumsi buah dan susu, pasien tidak mual, tidak
` 5555 5555
tinjauan pustaka.
sedangkan pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien
jaringan.
pada rectal/anus.
muncul, yaitu:
lingkungan
tinjauan kasus atau pada kasus nyata, karena diagnosa keperawatan pada tinjauan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada
Dalam tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada
yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan
68
namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria
penentuan kriteria hasil dan rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien berdasarkan masalah keperawatan yang telah ditemukan, dan pada
lingkungan, yang ditandai dengan keluar darah pada saat dilakukan perawatan
kurang dari 2x/minggu dan pengeluaran feses lama dan sulit. Setelah
4.4 Pelaksanaan
yang spesifik, tujuannya adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang
69
terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan yang paling spesifik
sesuai dengan kebutuhan pasien. Semua tindakan dicatat dalam format yang telah
lingkungan, yang ditandai dengan keluar darah pada saat dilakukan perawatan
pada pasien juga tampak meringis dan dilakukan memberikan perawatan kulit
pada area edema serta memberikan terapi oral untuk mengurangi risiko
infeksi.
kurang dari 2x/minggu dan pengeluaran feses kurang lancer, maka dilakukan
memberikan makanan yang tinggi serat, pemberian obat pencahar agar saat
kasus secara umum sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan
menurun dan gelisah menurun. Karena tindakan yang tepat dan telah berhasil
21 Januari 2022
lingkungan, yang ditandai dengan keluar darah pada saat dilakukan perawatan
perdarahan tidak keluar lagi di sekitar bekas operasi. Karena tindakan yang
kurang dari 2x/minggu dan pengeluaran feses lama dan sulit. Setelah
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerja sama
yang baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lainnya. Hasil evaluasi
pada Tn. A sudah sesuai dengan harapan masalah teratasi dan ada masalah yang
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien Tn. A dengan kasus hemoroid di ruang
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada pasien
berikut :
fokus pasien masih nyeri bekas luka operasi dengan skala nyeri 5
(1-10)
72
73
5.2 Saran
implementasi keperawatan.
lain.
75
DARTAR PUSTAKA
Astana, P. R. W., & Nisa, U. (2018). Analisis Ramuan Obat Tradisional untuk
Ediyanto, A. K. (2019). Studi Kasus: Upaya Penurunan Nyeri pada Klien Post
https://doi.org/10.32584/jikmb.v1i2.189
marishta monicha putri, chanif kurnia sari. (2019). Jurnal Delima Harapan.
Nyoman, N., Indrayani, A., & Arnaya, A. A. (2021). Diagnosa dan Tatalaksana
https://doi.org/10.15562/ism.v12i3.1165
Rohmani, R., Dahlia, D., & Sukmarini, L. (2018). Penurunan Nyeri Dengan
rawat inap departemen bedah rumah sakit umum pusat dr. Mohammad
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/6091
34.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Yusmanedi, & Mandala, Z. (2014). Faktor Risiko Kejadian Hemoroid Pada Supir
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/medika/article/view/1936