SKRIPSI
OLEH:
RASELLA
NPM. 19070262
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji
Ketua,
Anggota,
Anggota,
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Adalah benar hasil karya sendiri, kecuali jika ada pengutipan dari substansi
yang disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan ke instansi manapun,
serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan serta
kebenaran isinya sesuai dengan skripsi yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta berdesia mendapatkan sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
iv
ABSTRAK
Rasella
Pembimbing 1 : Bahrul Ilmi, SKM., M.Kes
Pembimbing 2 : Erwin Ernadi, SKM., M,Kes
v
ABSTRACT
Rasella
Preceptor 1 : Bahrul Ilmi, SKM., M. Kes
Preceptor 2 : Erwin Ernadi, SKM., M. Kes
The use of handscoon is something that is very important in the medical world.
This is useful in protecting both nurses and patients who are receiving treatment
to avoid transmission of the virus. For example in the Puskesmas, especially in
the action poly and dental poly. This research took place at the Cempaka Public
Health Center in Banjarmasin using a qualitative research type using interview
techniques. The purpose of this study was to determine the extent to which the use
of handscoon was used by medical workers at the Cempaka Health Center,
Banjarmasin City. The number of informants in this study were 7 people divided
into key informants, supporting informants and key informants. The results of the
study show that in general medical staff have implemented the use of handscoons
in accordance with Service Operational Standards. As in action poly and dental
poly. Whereas for general polyclinics, the use of handscoon is only for handling
special patients or patients who require special treatment. The research results
are expected to provide material for consideration and input in determining
policy directions related to the use of handscoons at the Cempaka Health Center,
Banjarmasin City.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
TAHUN 2023”. Sholawat serta salam tidak lupa saya ucapkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan orang-
diselesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia
meluangkan tenaga, pikiran dan waktunya. Oleh karena itu penulis turut
1. Prof. Ir. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D., IPU, ASEAN Eng selaku Rektor
Banjarmasin.
Banjarmasin.
vii
4. M. Bahrul Ilmi, SKM., M. Kes selaku pembimbing I Fakultas Kesehatan
Banjarmasin yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta koreksi dalam
Banjarmasin yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta koreksi dalam
9. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Cempaka Kota Banjarmasin yang telah
10. Suami, kedua orang tua, anak, adik, serta keluarga yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta doa kepada penulis dalam membantu kelancaran
penelitian ini.
Skripsi ini tentunya masih terdapat kekurangan untuk itu penulis sangat
terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini bisa lebih
viii
Banjarmasin, Juli 2023
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN........................ iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI……………………………....................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR..................…................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 9
E. Keaslian Penelitian ................................................................ 10
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. 30
C. Sumber Informasi................................................................... 31
D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data........................... 32
E. Instrumen Penelitian............................................................... 33
F. Triangulasi.............................................................................. 34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 66
B. Saran ................................................................................. 67
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 10
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Willayah Puskesmas Cempaka
Kota Banjarmasin................................................................................... 38
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Karyawan di Puskesmas Cempaka Kota
Banjarmasin............................................................................................ 44
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Handscoon.................................................................................... 16
Gambar 2.2 Masker.......................................................................................... 17
Gambar 2.3 Kacamata...................................................................................... 17
Gambar 2.4 Gaun.............................................................................................. 18
Gambar 2.5 Cara 6 Langkah Cuci Tangan....................................................... 19
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir......................................................................... 29
Gambar 2.7 Kerangka Konsep.......................................................................... 29
Gambar 4.1 Denah Alur Pelayanan…………………………………………. 41
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Cempaka Kota Banjarmasin…. 42
Gambar 4.3 Wawancara dengan Informan Poli Umum…………………….. 49
Gambar 4.4 Wawancara dengan Informan Poli Tindakan………………….. 51
Gambar 4.5 Wawancara dengan Informan Poli Gigi……………………….. 52
Gambar 4.6 Wawancara dengan Informan Pendukung Poli Umum……….. 54
Gambar 4.7 Wawancara dengan Informan Pendukung Poli Tindakan…….. 55
Gambar 4.8 Wawancara dengan Informan Pendukung Poli Gigi………….. 57
Gambar 4.9 Wawancara dengan Informan Kunci…………………………. 59
xiii
DAFTAR SINGKATAN
5W+1H = What, Who, When, Why, Where, How / Apa, Siapa, Kapan, Mengapa,
Di mana, Bagaimana
IU 1 = Informan Utama 1
IU 2 = Informan Utama 2
IU 3 = Informan Utama 3
IP 1 = Informan Pendukung 1
IP 2 = Informan Pendukung 2
IP 3 = Informan Pendukung 3
IK = Informan Kunci
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perhatian yang lebih besar pada teknik pengontrolan infeksi (WHO, 2017).
tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Barbara dalam Pratiwi, 2016). Alat
Pelindung Diri pada perawat meliputi sarung tangan, alat pelindung wajah,
penutup kepala, gaun pelindung atau apron, dan alas kaki atau sepatu (Potter
dan Perry, 2005). Penggunaan APD dasar (handscoon & masker), merupakan
1
2
perlindungan diri dan pasien terhadap penularan penyakit (Potter dan Perry,
2005).
Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk dipakai oleh seorang
perawat dalam melaksanakan tugas kesehatan. APD ini digunakan oleh petugas
memiliki dua fungsi yaitu untuk kepentingan penderita dan sekaligus untuk
terjadinya infeksi mikroba merupakan tugas pokok yang dimulai saat penderita
masuk rumah sakit untuk menjalani prosedur tindakan medis serta asuhan
keperawatan sampai tiba saatnya penderita keluar dari rumah sakit (Darmadi,
2008).
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit, mulut, hidung,
atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penghalang memiliki
potensi untuk memblokir penularan kontaminan dari darah, cairan tubuh, atau
sarung tangan ada tiga. Pertama, sarung tangan melindungi tangan jika terdapat
feses, sputum, membran mukosa dan kulit yang tidak utuh. Kedua, sarung
atau dari benda tercemar kepada pasien lain. Sarung tangan harus selalu
dipakai oleh setiap petugas sebelum kontak dengan darah atau semua jenis
precaution bagi perawat yang sering berinteraksi dengan pasien maupun alat-
melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua cairan tubuh, secret,
4
ekskreta, kulit yang tidak utuh , selaput lendir pasien, dan benda yang
tersebut dianggap mubazir atau terkesan berlebihan. Akan tetapi di saat wabah
instruksi langsung dari pusat atau gugus tugas Covid-19 dan Kementerian
poli tindakan merupakan sesuatu hal yang wajib untuk dilakukan. Akan tetapi
karena faktor lupa, pasien takut, dan juga terkadang disebabkan oleh faktor si
perawat itu sendiri dalam kondisi yang kelelahan sehingga kurang fokus dalam
tempat khusus sesudahnya. Namun ada kalanya mereka juga tanpa sengaja
5
diantaranya karena terjadi human error, termasuk diantaranya karena lupa, bisa
sebanyak 38 orang atau 71,69% dan yang tidak patuh sebanyak 15 orang atau
tenaga medis dari kontak cairan infeksius selama perawatan pasien. Sarung
tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC),
nutriline polyuruthane. Sarung tangan yang ideal harus tahan robek, tahan
bocor, biocompatibility (tidak toksik), tidak mengiritasi, bebas tepung dan pas
tangan.
sudah dipakai.
dari sarung tangan yang digunakan. Sarung tangan secara umum terdiri dari
dua jenis yaitu sarung tangan bersih dan steril. Perawat perlu menggunakan
sarung tangan bersih jika akan kontak langsung dengan kulit, luka, atau benda
bedah dan kontak dengan alat-alat steril (Potter & Perry, 2005).
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
7
efektif.
medis. Bahkan ada salah satu poli yang lebih sering tidak menggunakan
bagian dari SOP dalam melakukan penanganan agar tidak perpapar virus dan
lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
2. Pertanyaan Masalah
Bagaimana penerapan pemakaian handscoon para petugas medis
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Instansi
b. Bagi Pembaca
c. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
4 Darmawati, Analisis Faktor Desain Cross Variabel bebas: Faktor Diketahui angka kepatuhan perawat
M. Projo yang Sectional yang mempengaruhi 71 orang atau 69,58% dari total 98
Angkasa dan Mempengaruhi kepatuhan perawat responden, dan yang tidak patuh 27
Isrofah (2015) Kepatuhan Perawat Variabel terikat: tingkat orang atau 30,42%.
Menggunakan Alat kepatuhan perawat
Pelindung Diri
(Handscoon) di
RSUN Bendan
Kota Pekalongan
5 Nazman Studi Deskriptif Variabel Bebas: Diketahui adanya Persepsi perawat
Ranisia Fenomenologi: Kualitatif Pengalaman Perawat yang belum tepat dalam
(2014) Pengalaman Menggunakan Handscoon menggunakan handscoon.
Perawat Dalam Variabel tertutup:
Penggunaan pengalaman di rawat inap
12
TINJAUAN PUSTAKA
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi
tehnis dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi.
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD merupakan cara terakhir
(Mubarok, 2007).
dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi
tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang
mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat
Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya
yang dihadapi serta sesuai dengan bagian tubuh yang perlu dilindungi (Uhud,
2008).
syarat:
langsung).
7) Pemeliharaan mudah.
berikut :
gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang cukup
lama.
peringatan.
pasaran.
10) Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.
mukosa dan kulit yang tidak utuh. Kedua, sarung tangan mengurangi
pasien atau dari benda tercemar kepada pasien lain. Sarung tangan harus
selalu dipakai oleh setiap petugas sebelum kontak dengan darah atau
kacamata, dengan berbagai bentuk yaitu ada yang terpisah dan ada yang
darah dan cairan tubuh lain, termasuk tindakan bedah ortopedi atau
perawatan gigi.
jenis pakaian kerja. Pakaian kerja dapat berupa seragam kerja, gaun bedah,
diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk mencegah
kalau menangani darah, tubuh, sekresi dan ekskresi (kecuali keringat), atau
alat permukaan yang terkontaminasi dan kalau menyentuh kulit non intak atau
tenaga medis dari kontak cairan infeksius selama perawatan pasien. Sarung
tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC),
nutriline polyuruthane. Sarung tangan yang ideal harus tahan robek, tahan
19
bocor, biocompatibility (tidak toksik), tidak mengiritasi, bebas tepung dan pas
tangan.
sudah dipakai.
dari sarung tangan yang digunakan. Sarung tangan secara umum terdiri dari
dua jenis yaitu sarung tangan bersih dan steril. Perawat perlu menggunakan
sarung tangan bersih jika akan kontak langsung dengan kulit, luka, atau benda
bedah dan kontak dengan alat-alat steril (Potter & Perry, 2005).
petugas dan sarung tangan ini disebut sarung tangan pemeriksaan. Agar
dimanfaatkan dengan baik, maka sarung tangan harus steril, utuh, atau
petugas agar gerakan tangan atau jari selama mengerjakan prosedur dan
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
efektif.
tindakan atau mekanisme suatu sistem oleh para petugas medis di Puskesmas
1) Aktivitas
paling dalam.
perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu
keaktifan yang dilakukan secara fisik dan non fisik, sesuatu kebutuhan
yang dapat dirasakan dan bisa diraba seperti rumah dan jembatan.
Sedangkan non fisik sesuatu yang dapat dirasakan tetapi tidak dapat diraba
2) Adanya Aksi
tertentu.
lebih baik. Aksi sosial dalam kamus sosiologi dijelaskan bahwa tindakan
atau perilaku manusia yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam
yang terwujud dengan jelas dan memiliki arti dan manfaat bagi pihak-
pihak yang terlibat. Aksi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
sebagai berikut :
agama.
24
mempunyai tujuan dan arah yang jelas untuk mencapai hasil. Sebagai
ketika melayani seorang pasien. Sehingga tujuan yang akan dicapai akan
yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Tindakan
a) Tindakan terpimpin
c) Tindakan adopsi
Apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
harganya.
kebidanan, tenaga penunjang medis dan lain sebagainya. Ada dua aspek mutu
Menurut Potter & Perry (2005), peran petugas kesehatan antara lain :
1. Customer
pemberian imunisasi kepada bayi yang berusia di bawah lima tahun dan
2. Komunikator
serta pada tahap selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Carl
27
Mundakir (2006) petugas kesehatan secara fisik dan psikologis harus hadir
cukup hanya mengerti teknik komunikasi dan isi komunikasi tetapi yang
3. Motivator
agar menerapkan pola hidup yang sehat guna mencapai tingkat kesehatan
4. Fasilitator
5. Konselor
kebutuhan dan perasaan pasien. Konseling adalah bagian dari peran dan
E. Kerangka Berpikir
Penerapan
( Usman, 2002)
Tindakan atau
Aktivitas Adanya Aksi Mekanisme Suatu
(Chaplin dalam Agusti,
(Anton, 2001) Sistem
2019)
(Notoatmojo, 2010)
F. Kerangka Konsep
kerangka konsep ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel
terikat (dependen). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Aktivitas
Penerapan
Aksi Handscoon
Tindakan
A. Jenis Penelitian
tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam
Martha dan Kresno, 2017). Penelitian kualitatif adalah salah satu metode
1) Lokasi
Selatan.
2) Waktu
30
31
C. Sumber Informasi
berjumlah 7 orang.
a. Informan Utama
b. Informan pendukung
c. Informan Kunci
berupa data yang diambil dari buku profil di Puskesmas Cempaka Kota
Banjarmasin.
1. Wawancara (Interview)
2. Observasi
3. Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
F. Triangulasi
untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan
atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti
ini dilakukan jika data atau informan yang diperoleh dari subjek atau
satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk
35
subjek penelitian. Namun orang yang diajakmenggali data itu harus yang
agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan baru dari triangulasi.
sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.
metode, triangulasi sumber data, dan triangulasi teori. Sampai data lengkap
A. Hasil Penelitian
Baru Hilir, Kertak Baru Ulu, Mawar Dan Kelurahan Kelayan Luar. Lokasi
37
38
1) Visi
2) Misi
masyarakat.
3) Moto
c. Puskesmas keliling
d. Puskesmas pembantu
a. Rumah bersalin
b. Klinik pratama
c. Klinik utama
d. Balai pengobatan
l. Laboraturium kesehatan
a. Industri farmasi
40
f. Apotik
g. Apotik PRB
h. Toko
i. Obat
j. Toko alkes
1) Loket Kartu
4) Poli Gizi
5) Laboratorium
6) Apotek
8) Tata Usaha
41
Banjarmasin.
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS CEMPAKA KOTA BANJARMASIN
H. Syaipul Nazar,
H. Syaipul Nazar, S.Kep., NS HJ. Taty, S.KM
Hj. Maimunah, A.Md Kes Titin Ekawati, A.Md Trismed Jaya, A.Md Muhammad Juanda, S.Si,
S.Kep., NS NIP. NIP.
NIP. Ked NIP. Apt
NIP. 198409162009031005 197511191999032001
197309071992022001 NIP. - 197503071994301002 NIP. 1977051420100110
198409162009031005 Pelayanan Penerimaan Pengelola ASPAK
UKGM Pealayanna BP. Gunung Satria Audit Internal
PIS PK Pasien Triase
42
dr. Evi Rustanti drg. Dyah Sinda drg. Dyah Sinda
Sudarmaji
43
Tri Sugianto, SKM Rona Mahda Paulia, Norhanayati Primaningrum Primaningrum Sudarmaji
NIP.1979020120090320 NIP.
NIP. A.Md. Kg NIP. NIP. NIP.
02 197002061990031003
19920917201903104 NIP.- 197909012010012011 197909012010012011 197002061990031003
Pemeriksaan Umum Penelola Prasarana &
Promosi Kesehatan UKGS Kesehatan Gigi dan BPG. SD. Manajemen Komplain
Jaringan
Mulut Muhammadiyah 8-10
H. Syaipul Nazar, H. Syaipul Nazar, Siti Aisyah, A.Md. drg. Dyah Sinda Netty Firgiena, AMKL H. Syaipul Nazar,
Netty Firgiena, AMKL
S.Kep., NS S.Kep., NS RMK Primaningrum NIP. S.Kep., NS
NIP.
NIP. NIP. NIP. NIP. 198804152010012008 NIP.
198804152010012008
198409162009031005 198409162009031005 199411192022032005 197909012010012011 Pengelola Lmbah Medis 198409162009031005
Kesehatan Lingkungan
BATRA Gawat Darurat Pelayanan Rujukan TK At -Tibyan & Domestik Manajemen Survey
Masniah, S.Kep., NS
NIP.
198106162010012011
PERKESMAS
44
Banjarmasin tetap dari tahun sebelumnya, ada yang masuk dan keluar
Tabel 4.2
2. Karakteristik Informan
a. Informan Utama
umum, poli tindakan, dan poli gigi. Biodata informan utama adalah
sebagai berikut:
Kode Informan : IU 1
Kode Informan : IU 2
Kode Informan : IU 3
b. Informan Pendukung
umum, kepala poli tindakan, dan kepala poli gigi. Biodata informan
Kode Informan : IP 1
Kode Informan : IP 2
Kode Informan : IP 3
Banjarmasin
c. Informan Kunci
Kode Informan : IK
48
Puskesmas
Lama bekerja :-
3. Hasil Wawancara
a. Informan Utama
a) Aktivitas
b) Aksi
c) Tindakan
a) Aktivitas
b) Aksi
c) Tindakan
melakukan tindakan.
51
a) Aktivitas
b) Aksi
c) Tindakan
b. Informan Pendukung
a) Aktivitas
b) Aksi
ada.
c) Tindakan
mencuci tangan.
54
a) Aktivitas
sebagainya.
55
b) Aksi
pasien.
c) Tindakan
a) Aktivitas
b) Aksi
c) Tindakan
memakai handscoon.
57
c. Informan Kunci
a) Aktivitas
kita tidak bisa memberikan reward itu secara parsial atau per
b) Aksi
B. Pembahasan
utama, informan pendukung, dan informan kunci tentang aktivitas, aksi dan
1. Aktivitas
handscoon di poli tindakan itu ada dan yang memberikan materi SOP itu
memakai handscoon.
Apalagi kalau pasien ada cairan misalnya darah atau lain sebagainya.
yang khusus hanya untuk pemakaian handscoon masih belum ada, yang
jelas ada pemberian reward kepada tenaga medis yang dinilai baik,
dalam disiplin, jadi kita tidak bisa memberikan reward itu secara parsial
atau per item. Nanti malah terlalu banyak yang diberikan reward,
pokoknya secara global, jadi tidak bisa secara parsial, nanti penilaian cuci
tangan ada reward, cuci tangan ada reward, jadi masuk di penilaian
Operasional).
baik dan benar, di samping itu juga mereka sudah mengetahui dengan baik
oleh Reny Yulita, dkk. (2014) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Kota Banjarmasin yang sudah berada pada level yang baik dalam tingkat
62
2. Aksi
juga sudah ada dan yang memberikan sosialisasinya dari Tim PPI.
termasuk nanti pemakaian handscoon kalau dari Puskesmas itu dari SPO
ada di poli tindakan dan poli gigi, sedangkan untuk poli umum mereka
ini ada relasi dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Widodo, dkk
3. Tindakan
pemakaian handscoon tidak ada di poli umum, akan tetapi kalau khusus
pasien yang terluka menganga atau ada infeksi, maka di poli umum
hanya mencek tensi darah itu tidak menggunakan handscoon sejauh ini,
akan tetapi kalau dengan pasien yang misalnya karena kecelakaan itu
tidak memakai, akan tetapi apabila saat akan melakukan tindakan wajib
juga sudah memakai. Hal ini juga selaras dengan penelitian yang
pengetahuan dan masa kerja yang relatif lama, sehingga sangat selaras
relatif lama.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Aktivitas
2. Aksi
tindakan dan poli gigi, sedangkan untuk poli umum mereka tidak
3. Tindakan
umum sudah dilakukan dengan baik dan benar. Poli yang sangat
pelayanan.
B. Saran
1. Bagi Instansi
Banjarmasin.
68
2. Bagi Pembaca
3. Bagi Peneliti
menambahkan metode penelitian yang lain atau variabel lain yang bisa
Agusti, Siti Sarah. (2019). Aksi Sosial Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu
Indonesia Gerkatin (Jakarta) terhadap Penyandang Disabilitas Rungu.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Anton, Mulyono. (2001). Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama.
Brotodiharjo, Santoso.(2005).Donasi Sumbangan Masyarakat. Yogyakarta:Andi
Offset.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Darmadi. (2008). Infeksi Nasokomial Problematika dan Pengenaliannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Darmawati, A. 2014. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat
Menggunakan Alat Pelindung Diri (Handscoon) di RSUD Bendan Kota
Pekalongan. Jurnal Poltekes Kemenkes Pekalongan. Hal. 165-185.
Pekalongan: Universitas Pekalongan.
G.A. Mandriwati.(2008).Buku Pintar Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Araska.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. (2021). Pedoman Penulisan Skripsi.
Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari.
Hudri. (2004). Ensiklopedia Mini (432 istilah) Pekerja Sosial. Bandung: BLTS.
Imam, Khairul. (2022). Hubungan Pengetahuan, Masa Kerja, dan Riwayat
Incident dengan Kepatuhan Tenaga Kesehatan dalam Penggunaan
Handscoon di Puskesmas Martapura 2 Tahun 2022. Jurnal Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Kalimantan MAB.
Katherine, M. & Patricia A. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. St Louis.
Kementerian Kesehatan, R.I. ‘Buletin SDm Kesehatan Edisi Oktober 2019’.
……………………….., RI. (2020). Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD)
Dalam Menghadapi Wabah Covid-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Maja, T. (2009). Precautions Used by Occopational Health Nursing Student
During Clinical Placement. Adelaide: Tswane University of Technology
Martha, Evi dan Sudarti Kresno. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk
Bidang Kesehatan. Depok: Rajawali Pers
Mubarok, Syahrul. (2007). Alat pelindung Diri. Online:
http://www.scribd.com/doc/23928718/ALAT-PELINDUNG-DIRI/,
diakses tanggal 10 April 2023.
Mulyanti, D. (2008). Faktor Predisposing, E
nabling, dan Reinforsing terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam
Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun
2008 (Tesis), Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam pelayanan. Edisi
Pertama, EGC, Jakarta.
Muninjaya. (2009). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC:220-234
Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
70
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Foundamental of Nursing 6th Edition.
Philadelphia: Mosby.
Pratiwi, Seriyati. (2016). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Motivasi
Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar (Handscoon & Masker) pada
Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Samarinda. Skripsi. Samarinda: STIKES Muhammadiyah.
Rahardjo, Mudjia. (2010). Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif. Online:
http://repository.uin-malang.ac.id/1133/, diakses tanggal 15 April 2023.
Ranisia, Nazman. (2014). Studi Fenomenologi:Pengalaman Perawat dalam
Penggunaan Handscoon di Ruang Rawat InapBedah dan Non Bedah di
RSUD Lubuk Sikaping Tahun 2014. Diploma Thesis, Universitas
Andalas.
Rochman, F. (2009). Pembelajaran Biologi Tipe Group Investigation dan Tipe
Think-Pair-Share Ditinjau dari Aktivitas Belajar siswa SMP. Surakarta:
UNS Digital Library.
Rosdahl, C. B., & Merry, K. T. (2008). Texbook of Basic Nursing. (9thed).
Philadelphia: Lippincot.
Santoso, J. (2021). Peran Guru Sebagai Fasilitator Dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Journal of Elementary School Education (JOuESE), 1(2),
57-68.
Sari, RY, Suprapti, E & Solechan, A 2014, ‘Pengaruh Sosialisasi SOP APD
dengan Perilaku Perawat dalam Penggunaan APD (Handscoon, Masker,
Gown) di RSUD Dr. H. Soewondo’, Jurnal ilmu Keperawatan dan
Kebidanan STIK Telogorejo
Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta:
Balai Pustaka.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sriyono. (2019). ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi
Belajar Peserta Didik SMK,’ Journal of Mechanical Engineering
Education 6(2):206-19.
Tarwaka.(2008). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tietjen, Linda., dkk. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas
Pelayanan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Uhud. (2008). Buku Pedoman Pelaksanaan kesehatan dan Keselamatan Kerja
untuk Praktek dan Praktikum. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
UNISKA. (2021). Panduan Penulisan Skripsi. Tim Penyusun Fakultas Kesehatan
Masyarakat: Banjarmasin.
UPT. Puskesmas Cempaka Kota Banjarmasin. (2021). Profil UPT. Puskesmas
Cempaka Kota Banjarmasin Tahun 2021. Banjarmasin: 2021.
Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung:
CV Sinar Baru.
Widodo, Dyah, Susi Milwati, Diah Rika Qorutul. ‘Jumlah Koloni Bakteri Pada
Telapak Tangan Yang Melakukan Tindakan Medis Menggunakan
Handscoon.’ Jurnal Keperawatan terapan (e-journal) 3.2 (2017): 70-79
WHO. (2017). Prevention of Hospital-Accuired Infection. Malta: Department of
Communicable of Disease.
71