Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS DENGAN

SASARAN ANAK USIA SEKOLAH ( 6-12 TAHUN) DI TAMAN


PENDIDIKAN AL QURAN MASJID NURUL ISLAM PADUKUHAN
SERANGAN, SIDOLUHUR, GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing:
Ns Tri Widyastuti Handayani, S.Kep, M.Kep.Kom.
Bondan Palestin, SKM, M.Kep., Sp.Kep. Kom

Disusun Oleh:
Kelompok VI

Wresni Hidayati  P07120521120

Agustina Sari Tyas Irawati  P07120521122

Teki Kurniawati  P07120521115

Solichin  P07120521121

Sofia Lestari  P07120521105

Retna Nawangmularsih  P07120521107

Slamet Riyadi P07120521109

Sunu Mashuri  P07120521128

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus dengan Sasaran Anak Usia Pra Sekolah (3-
6 tahun) di Taman Pendidikan Al Quran Masjid Nurul Islam Pedukuhan Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman, Yogyakarta, disusun untuk memenuhi tugas Kelompok Praktik Profesi
Ners Stase Keperawatan Komunitas, yang dilaksanakan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat : Dusun Serangan

Pembimbing Akademik 1 Pembimbing Akademik 2

(Ns Tri Widyastuti Handayani, S.Kep, M.Kep.Kom) (Bondan Palestin, SKM, M.Kep., Sp.Kep. Kom)

Pembimbing Lahan

(Hari Mulyani, S.Kep., Ners)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik keperawatan kelompok khusus ini
dengan baik. Laporan ini penulis susun untuk memenuhi tugas kelompok praktik klinik
keperawatan komunitas. Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, dan saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Joko Susilo, SKM, M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2) Bapak Bondan Palestin, SKM, M.Kep, Sp. Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
3) Ibu Ns. Harmilah S.Pd., S.Kep., M.Kep., Sp.MB. selaku Ketua Prodi Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
4) Ibu Ns Tri Widyastuti Handayani, S.Kep, M.Kep.Kom dan bapak Bondan Palestin,
SKM, M.Kep., Sp.Kep. Kom selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5) Ibu Hari Mulyani, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan Dusun Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman.
6) Bapak Syarif selaku kepala dukuh Dusun Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman.

7) Ustadz Aris selaku pengelola Taman Pendidikan Al Quran di Dusun Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman.
8) Seluruh santri Taman Pendidika Al Qur an Masjid Nurul Islam Dusun Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan asuhan keperawatan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan keperawatan ini sehingga kedepannya menjadi
lebih baik.

Yogyakarta, Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari

latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor

yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas

masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang

sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak

usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup

masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas

atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Anak merupakan generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau rapuhnya suatu

negara dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Jika terlahir anak-anak

dengan tingkat kesehatan yang rendah, kondisi bangsa bisa menjadi lemah dan tidak

mampu membangun negaranya secara optimal. Indonesia adalah negara keempat

dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, yaitu 237,6 juta jiwa (Kamil,2016).

Tahap perkembangan anak usia sekolah merupakan waktu yang sangat penting

bagi kelangsungan perkembangan anak. Dukungan orang tua, guru dan masyarakat

merupakan hal yang sangat penting (Depkes RI, 2010) . Masalah-masalah kesehatan yang

sering terjadi pada anak usia sekolah dasar adalah penyakit yang berhubungan dengan

kebersihan diri anak dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci

tangan pakai sabun dan kebersihan diri (Saputra,2013).

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di Taman Pendidikan Al

Qur an Nurul Islam Pedukuhan Serangan yang dilakukan pada tanggal 18

September 2022. Ditemukan sebagian besar anak TPA Nurul Islam yang memiliki
masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup

banyak antara lain dari 22 santri usia sekolah yang bermasalah pada gigi

dengan persentase 59,09 %, Semua santri yang menggosok gigi 2X sehari, namun

tidak menggosok gigi pada malam hari sebanyak 59,09 %, suka mengkonsusmsi

makanan manis (permen, gula-gula, es cream ) sebanyak 68, 2%. 7 santri yang tidak

tidak mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 31,8 %. Dampak negatif

dari perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti

karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti

dengan pemberian asuhan keperawatan.

Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia


anak sekolah di TPA Nurul Islam maka diperlukan adanya peran tenaga
kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.,Perawat komunitas memiliki peran yang
strategis dalam upaya peningkatan kesehatan santri. Peran perawat komunitas
dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat santri tidak terlepas dari
peran tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya. Peran perawat
komunitas adalah sebagai pendidik (educator) dan pemberi asuhan keperawatan.
Perawat komunitas sebagai educator dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat yang beresiko mengalami
masalah kesehatan, dalam rangka upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
satatus kesehatan masyarakat serta sebagai pemberi asuhan keperawatan melalui
pemberian pelayanan keperawatan (Rendy, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan
“Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Dengan Sasaran Anak Usia Sekolah (
Usia 6-12 Tahun ) Di TPA Nurul Islam Di Padukuhan Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman, Yogyakarta”.

B.
C.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada kelompok khusus Anak Usia Sekolah
(Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada kelompok khusus Anak Usia Sekolah
(Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur,
Godean, Sleman, Yogyakarta.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada kelompok khusus Anak Usia


Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
c. Mampu merencanakan intervensi keperawatan pada kelompok khusus Anak
Usia Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada kelompok khusus Anak
Usia Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
e. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada kelompok khusus
Anak Usia Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.

B. Manfaat
1. Bagi kelompok khusus
Mendapatkan pengetahuan terkait cara menggosok gigi dan mencuci tangan yang benar di
Pedukuhan Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
2. Bagi mahasiswa praktek
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok
khusus Anak Usia Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan,
Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
3. Bagi institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan referensi terbaru tentang asuhan keperawatan pada
kelompok khusus Anak Usia Sekolah (Usia 6-12 tahun) di TPA Nurul Islam di Pedukuhan
Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
4. Bagi kader kesehatan
Memberikan motivasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang ada di Anak Usia
Sekolah di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.

C. Cara Pengumpulan Data


1. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab/wawancara secara langsung kepada pengurus TPA
dan para santri di TPA Nurul Islam di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman,
Yogyakarta.

2. Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau secara langsung di TPA Nurul Islam
di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.

3. Studi Pustaka
Teori mengenai asuhan keperawatan dan perilaku hidup bersih dan sehat didapatkan
dari berbagai literatur kepustakaan yaitu bersumber dari beberapa buku dan
jurnal dari internet yang berkaitan dengan topik permasalahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KOMUNITAS ANAK USIA SEKOLAH


1. Pengertian

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan

sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan

masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah

yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan

yang terkait perilaku tidak sehat.

Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai


definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak
yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang
berusia 7-12 tahun.
b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun.

2. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang

masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai

usianya. Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang

dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini

tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan

penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang

membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.


Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

a. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah.

b. Aktivitas fisik anak semakin meningkat

c. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

d. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi

kebutuhan

B. KONSEP PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2011). PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan yaitu di
rumah tangga, di sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah
sekumpulan prilaku yang dipraktikan oleh peserta didik guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujutkan lingkungan sehat (Proverawati, 2012)
a. Manfaat PHBS (Depkes RI 2008)
1) Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas
c) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
2) Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalahmasalah
kesehatan.
c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,
tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans
desa dan lain-lain.

3) Manfaat PHBS bagi TPA/Masjid :

a) Terciptanya TPA/masjid yang bersih dan sehat sehingga santri, pengurus dan
masyarakat lingkungan masjid terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.
b) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar para santri
c) Citra TPA Masjid semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang
tua (masyarakat)

d) Menjadi percontohan TPA/ masjid sehat bagi daerah lain


b. Indikator PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun


Manfaat mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare,
colera, disentri, tifus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA). Dengan mencuci tangan maka tangan menjadi bersih dan bebas dari
kuman (Proverawati, 2012).
Menurut DepKes (2008) cara mencuci tangan yang benar, yaitu:
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
b) Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
c) Bersihkan bagian punggung tangan, sela-sela jari dan kuku
d) Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir
2) Mengkonsumsi jajan sehat
Perilaku anak yang jajan disembarang tempat yang kebersihannya tidak terlindungi
dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat
menjadi sumber penularan infeksi cacingan pada anak. Selain melalui tangan,
trasmisi telur cacing dapat melalui makanan dan minuman terutama jajanan yang
tidak di kemas dan tidak tertutup rapat (Proverawati, 2012)

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


Jamban adalah suatu ruang yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa, atau tampa
leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat yakni tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak terdapat serangga dan tikus, tidak
mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap
air, tersedia air, sabun dan alat pembersih (Proverawati, 2012)
d. Olahraga yang teratur dan terukur
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara
gerak yang berarti mempertahankan hidup dan meningkat kemampuan gerak yang
berarti meningkatkan kualitas hidup. Sehat yang dinamis hanya dapat diperoleh bila
ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui olahraga (DepKes RI,
2008)
e. Memberantas jentik nyamuk
Masjid menjadi bebas jentik dan masyarakat terhindar dari berbagai penyakit yang
ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah.
Memberantas jentik adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air
bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk atau
tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah diantaranya:
a) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (menguras,
menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk)
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit, seperti demam berdarah, demam dengue,
chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
f. Tidak Merokok
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan setidaknya 200
diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah
tar, nikotin, dan karbon monoksida. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus
dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar. Alasan tidak boleh merokok
di sekolah karena rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang
paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan
ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel
paru-paru dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati (DepKes RI,
2008)
g. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup,
yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, dan lain-lain.
Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan meningmbulkan bau dan gas yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran
udara. Agar sampahsampah tidak menyemari lingkungan maka sebaiknya membuang
sampah pada tempatnya. Dapat dibedakan tempat pembuangan sampahnya, seperti
sampah organik (sampah basar), dan sampah anorganik (sampah kering)
(Proverawati, 2012)

8) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan


Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan diantara
sel-sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Proverawati,
2012). Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk
peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan
untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui
melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran
tubuh anak seusia pada umumnya. (DepKes, 2008)

4. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu:
1) Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi atau pendidikan kesehatan
kepada keluarga atau masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat
2) Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu pencegahan risiko
terserang atau terhindar dari berbagai jenis penyakit dengan menerakan perilaku hidup
bersih dan sehat
5. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan berisiko
terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak diterapkan maka
akan berdampak pada timblnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS dapat
menyebabkan:
a. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih
b. Stroke , hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok
c. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan adalah segala bentuk tindakan atau kegiatan pada praktek
keperawatan yang diberikan kepada klien yang sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP). Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu
yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya, budaya dan ekonominya perlu
mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan,
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Asuhan keperawatan kelompok khusus adalah suatu upaya di bidang
keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok-kelompok
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalhan kesehatan
dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara
terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotive dan preventif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada mereka yang
tinggal di suatu kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga
keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap ini
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan kesehatan klien.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait aspek biologis,
psikologis, sosial maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode
wawancara anggota kelompok, observasi fasilitas yang ada di kelompok khusus,
pemeriksaan fisik pada anggota kelompok khusus, dan data sekunder. Hal-hal
yang perlu dikaji dalam kelompok khusus adalah :
1) Pengkajian kelompok
Meliputi nama pelayanan kesehatan, nama kelompok khusus, alamat,
fasilitas ruangan yang ada, jumlah anggota kelompok.

2) Jarak untuk mencapai pelayanan kesehatan terdekat

Jarak pelayanan kesehatan terdekat dengan kelompok khusus, cara untuk


mencapai pelayanan kesehatan terdekat.
3) Distribusi penduduk

Meliputi kelompok umur dan jenis kelamin, pendidikan, agama


/ kepercayaan yang dianut oleh anggota kelompok khusus.
4) Biologi kelompok

a) Keadaan kesehatan

Meliputi keluhan dan kondisi kesehatan anggota kelompok pada


pengkajian, riwayat kesehatan terdahulu, dan riwayat kesehatan
keluarga.

b) Kebersihan perorangan
c) Penyakit yang banyak diderita
d) Penyakit kronis / menular
e) Pola makan
f) Pola tidur
g) Kecacatan
5) Psikologi kelompok
a) Keadaan emosi
b) Kebiasaan buruk
c) Pengambilan keputusan
d) Ketergantungan obat / bahan
e) Mencari pelayanan kesehatan
f) Rekreasi
6) Kegiatan sosial kelompok
a) Keadaan ekonomi (rata-rata)
b) Hubungan di luar kelompok
c) Kegiatan organisasi sosial
d) Hubungan antara anggota kelompok
7) Spiritual kelompok
a) Ketaatan beribadah
b) Keyakinan tentang kesehatan
8) Kultural kelompok
a) Adat yang mempengaruhi kesehatan
b) Kebiasaan tabu
9) Kelompok di institusi
a) Keadaan lingkungan dalam
 Penerangan
 Kebersihan dan kerapian
 Sirkulasi udara
 Dapur
 Jamban
 Sumber air minum
b) Keadaan lingkungan halaman
 Pemanfaatan halaman
 Pembuangan air kotor
 Pembuangan sampah
 Sanitasi
 Sumber pencemaran
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah. Diagnosa keperawatan dirumuskan
dengan berpedoman menggunakan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI). Penetapan diagnose keperawatan pada kelompok khusus dilakukan dengan
proses penilaian (skoring) terlebih dahulu.
Tabel 1. Penilaian Diagnosa Keperawatan
Kriteria Skor
A : Sesuai dengan peran perawat komunitas Keterangan pembobotan :
B : Risiko terjadi : Sangat rendah

C : Risiko keparahan : Rendah


: Cukup
D : Potensial untuk Pendidikan Kesehatan
: Tinggi
E : Minat Masyarakat
: Sangat tinggi
F : Kemungkinan diatasi
G : Sesuai dengan program pemerintah
H : Tempat
I : Waktu
J : Dana
K : Fasilitas kesehatan
L : Sumber daya

c. Perencanaan Keperawatan
Menurut Nursalam, perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada
diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan.
Perencanaan keperawatan disusun dengan menggunakan pedoman Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan
atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Hari / Tanggal : Minggu, 18 September 2022

Tempat : Masjid Nurul Islam Serangan

Sumber Data : Santri di Masjid Nurul Islam Serangan


Metode : Wawancara dan observasi
Oleh : Kelompok VI
1. Lokasi pengamatan
Pengamatan dilakukan di Masjid Nurul Islam Serangan.
2. Nama kelompok
Kelompok yang diamati yaitu kelompok khusus Anak Sekolah di TPA Masjid
Nurul Islam Serangan.
3. Alamat
TPA Masjid Nurul Islam terletak di Pedukuhan Serangan, Sidoluhur, Godean,
Sleman, Yogyakarta
4. Fasilitas Ruangan

Terdapat 2 kamar mandi, 2 tempat wudhu, ruang ibadah.

5. Jumlah anggota
Jumlah anggota kelompok khusus anak usia sekolah (6-12 tahun) di TPA Masjid
Nurul Islam terdiri dari 22 santri
6. Distribusi kelompok

a. Kelompok Jenis Kelamin


Data santri berdasar jenis kelamin
Perempuan 8 36,4 %
laki-laki 14 63,6 %
Total 22 100 %
Distribusi kelompok khusus di TPA Masjid Nurul Islam berkisar pada rentang
usia 6-12 tahun dengan jumlah 22 santri yang terdiri dari 8 Santri perempuan
dan 14 santri Laki-laki

b. Pendidikan
Pendidikan terakhir kelompok khusus u s i a s e k o l a h d i T P A
Nurul Islam adalah tingkat SD kelas 1 sampai kelas 6
SD.
c. Agama dan Kepercayaan yang dianut

Semua kelompok santri di TPA Nurul Islam memeluk agama Islam


denganpresentase 100%

7. Pengkajian Biologis Kelompok


a. Keadaan kesehatan
Kelompok khusus usia sekolah di TPA Nurul Islam Dusun Serangan mengatakan
dalam keadaan sehat. Tidak ada yang mengeluh sakit. Tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi, Diabetes Melitus, dll. Sebagian besar santri keadaan giginya
berlubang atau caries.

Keadaan gigi santri TPA Nurul Islam

caries gigi 13 59 %
tidak caries 9 41 %
Total 22 100 %

b. Kebersihan perorangan
Kelompok khusus usia sekolah di TPA Nurul Islam Dusun Serangan mengatakan
mandi 2 kali sehari saat pagi dan sore hari. Mandi menggunakan sabun mandi,
keramas 3 hari sekali menggunakan shampoo dan gosok gigi 2 kali sehari
menggunakan pasta gigi. Namun para santri sebaguan besar tidak melakukan
gosok gigi pada malam hari. Para santri memotong kuku setiap 1 minggu sekali.
Beberapa santri mengatakan sebelum dan sesudah makan mencuci tangan namun
belum mengetahui cara cuci tangan dengan benar. Semua santri (100%)
mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan terkait gosok gigi dan
cuci tangan.

Perilaku Menggosok Gigi Sebelum Tidur Santri TPA Nurul Islam

Tidak gosok gigi 13 59 %


gosok gigi 9 41 %
Total 22 100 %

Perilaku Cuci tangan sebelum makan

Tidak Cuci Tangan


32%

Cuci Tangan
68%

Cuci Tangan Tidak Cuci Tangan

c. Penyakit kronis atau menular


Kelompok khusus usia anak sekolah TPA Masjid Nurul Islam mengatakan tidak
memiliki penyakit kronis ataupun menular, seperti diabetes melitus dan cacar air.
d. Penyakit yang sering diderita
Kelompok anak usia sekolah TPA Masjid Nurul Islam mengatakan penyakit yang
sering diderita yaitu batuk dan flu.
e. Pola makan
Para santri mengatakan makan sehari 3 kali, yaitu setiap pagi, siang, dan sore.
Menu makanan yang disiapkan bervariasi antara sayur, lauk, dan buah seperti
sayur bayam, sawi, kankung, tahu, tempe, ikan, ayam, telur, pisang, semangka,
pepaya, dll.
f. Pola tidur
Para santri mengatakan rata-rata tidur 6 jam/hari. Malam hari tidur mulai jam
22.00 - 04.00 WIB. Para santri juga mengatakan ada waktu untuk tidur siang
selama 2 jam.
g. Kecacatan
Para santri tidak ada yang memiliki cacat fisik maupun mental.

8. Pengkajian Psikologis Kelompok


a. Keadaan emosi
Kelompok khusus anak usia sekolah di TPA masjid Nurul Islam secara umum
baik, tidak ada hal yang menyebabkan mereka stress atau marah.

b. Kebiasaan buruk
Kelompok khusus usia anak sekolah di TPA masjid Nurul Islam secara umum baik,
kebiasaan buruk mereka adalah suka makan dan minum manis seperti permen, sirup, es
cream.

Perilaku suka makanan manis

tidak suka makanan


manis
32% suka makanan manis
tidak suka makanan manis

suka makanan manis


68%

c. Pengambilan keputusan

Kelompok khusus anak usia sekolah TPA Masjid Nurul Islam mengatakan
mereka mengambil keputusan ketika ada masalah dengan bertanya kepada kedua
orang tua atau orang yang lebih dewasa.

d. Ketergantungan obat / bahan

Kelompok khusus anak usia sekolah TPA Masjid Nurul Islam mengatakan
tidak mempunyai ketergantungan terhadap narkoba atau alkohol.

e. Mencari pelayanan kesehatan

Kelompok khusus anak usia sekolah TPA Masjid Nurul Islam menurut
pengurus TPA menggunakan fasilitas kesehatan Puskesmas Godean 1 atau ke
dokter praktik mandiri.

f. Rekreasi
Kelompok khusus anak usia sekolah TPA Masjid Nurul Islam mengatakan
semenjak pandemic ini mereka tidak pernah pergi main/piknik.

9. Kegiatan Sosial dan Ekonomi


a. Keadaan ekonomi
Kehidupan ekonomi orang tua santri TPA Nurul Islam bervariasi dari yang
berpenghasilan kurang dari 500.000 sampai yang diatas 1.000.000.
b. Hubungan di luar kelompok
Santri mengatakan terkadang turut serta bersama kedua orang tuanya dalam
kegiatan kerja di masyarakat seperti senam dan kerja bakti.
c. Kegiatan organisasi social
Para santri dibiasakan untuk mendonasikan sekedar uang jika ada santri yang sakit.
d. Hubungan antar anggota
Hubungan antara santri harmonis. Tidak ada masalah yang menyebabkan
pertengkaran antar anggota.
10. Spiritual Kelompok
a. Ketaatan beribadah
Santri mengatakan selalu shalat 5 waktu dan mengaji.
b. Keyakinan kesehatan
Santri mengatakan kebersihan pangkal kesehatan.
11. Kultural Kelompok
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada adat yang diyakini santri mempengaruhi kesehatan.
b. Tabu-tabu
Santri mengatakan bahwa kondisi sakit dikarenakan pola hidup yang tidak
tepat,bukan karena terkena guna-guna
B. ANALISA DATA

Hari, tanggal : Minggu, 18 September 2022

Pukul : 17.00 WIB


DATA MASALAH PENYEBAB
DS: Defisit Pengetahuan tentang Kurang terpapar
 Beberapa Santri mengatakan PHBS: cara menggosok gigi informasi
belum mengetahui cara cuci yang benar dan cuci tangan
tangan dengan benar pakai sabun,
 Sebanyak 32 % santri
mengatakan tidak cuci tangan Kategori: Perilaku
sebelum makan. Subkategori: Penyuluhan dan
 Semua santri (100%) Pembelajaran
mengatakan belum pernah
mendapat penyuluhan tentang (SDKI 2017, D.0111-Hal
cuci tangan dan menggosok 246)
gigi.
 Sebanyak 68 % santri
mengatakan suka makanan
manis sperti permen, es cream.
 Sebanyak 59 % santri
mengatakan tidak menggosok
gigi sebelum tidur.
DO:
 Santri yang giginya terdapat
caries gigi dan berlubang
sebanyak 59 %.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Pengetahuan tentang PHBS: menggosok gigi dengan benar dan cuci tangan
pakai sabun, berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan :

1. Beberapa Santri mengatakan belum mengetahui cara cuci tangan dengan benar

2. Sebanyak 32 % santri mengatakan tidak cuci tangan sebelum makan.

3. Semua santri (100%) mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan tentang cuci
tangan dan menggosok gigi.

4. Sebanyak 68 % santri mengatakan suka makanan manis sperti permen, es cream.

5. Sebanyak 59 % santri mengatakan tidak menggosok gigi sebelum tidur.

6. Santri yang giginya terdapat caries gigi dan berlubang sebanyak 59 %.


D. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal : 18 September 2022
Jam : 18.00
NO DX LUARAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Edukasi Kesehatan (I. 12383 hal
tentang PHBS : cara
2 kali pertemuan diharapkan santri dapat 65)
menggosok gigi
dengan benar dan meningkatkan pengetahuan dengan kriteria Observasi:
cuci tangan pakai
Hasil: a. Identifikasi kesiapan dan a. Kesiapan dan kemampuan
sabun,
Tingkat pengetahuan (L.12111 hal 146) kemampuan menerima menerima informasi dapat
dengan kurang
Indikator Sekarang Target informasi menentukan media dan
terpapar informasi
Kemampuan 2 5 teknik untuk melakukan
menjelaskan tentang Terapeutik: pendidikan kesehatan
 Menjelaskan b. Siapkan materi dan media b. Materi dan media
pengertian PHBS pendidikan kesehatan mengenai memudahkan dalam
(cara menggosok cuci tangan pakai sabun dan melakukan pendidikan
gigi yang benar dan cara menggosok gigi yang kesehatan
cuci tangan pake benar.
sabun) c. Jadwalkan pendidikan c. Pendidikan kesehatan yang
kesehatan sesuai kesepakatan terjadwal mencegah
mengganggu aktivitas santri
d. Kesempatan bertanya
memberikan kesempatan
 Mampu d. Berikan kesempatan bertanya santri untuk lebih memahami
mendemonstrasikan materi sacara lebih detail
cuci tangan yang e. Meningkatkan pemahaman
benar Edukasi: santri sehingga dapat
 Mampu e. Berikan penyuluhan cuci tangan berprilaku sehat dan bersih
mendemonstrasikan pakai sabun dan cara menggosok
cara menggosok gigi dengan benar
gigi.
 Mampu menjelaskan
mengenai tujuan
menggosok gigi.

Perilaku sesuai dengan 2 5


pengetahuan
 Menerapkan cuci
tangan 6 langkah
pakai
sabun/handsanitizer
 Membiasakan untuk
gosok gigi malam
sebelum tidur.
B. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas
Hari/Tgl DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI
Defisit Pengetahuan Pukul 16.00 WIB Pukul 16.30 WIB
tentang PHBS: cuci tangan
Minggu, 18 pakai sabun dan cara a. Mengidentifikasi kesiapan dan S :
September menggosok gigi dengan kemampuan menerima informasi - Santri mengatakan siap menerima informasi mengenai PHBS
2022/ benar - Santri mengatakan belum mengetahui dan belum pernah
berhubungan dengan mendapatkan penyuluhan terkait 6 langkah cuci tangan dan cara
Jam 16.00 b. Menyiapkan materi dan media
WIB kurang terpapar informasi menggosok gigi dengan benar
pendidikan kesehatan mengenai - Pengelola pesantren mengatakan santri dapat mengikuti
(Hal 246 D.0116 SDKI penyuluhan pada hari Sabtu tanggal 24 September 2022 sore
2017) cuci tangan pakai sabun dan cara
pukul 16.00 WIB saat tidak ada kegiatan
menggosok gigi dengan benar
O:
- Santri tampak antusias ingin mengikuti penyuluhan yang akan
c. . Menjadwalkan pendidikan
diberikan
kesehatan sesuai kesepakatan - Terdapat beberapa Santri belum mengetahui cara cuci tangan
dengan benar
- Beberapa santri belum mengetahui cara menggosok gigi dengan
benar
A ; Tujuan Tercapai Sebagian
P : Lanjutkan intervensi

- Jelaskan tentang pengertian, manfaat serta indikator PHBS


- Jelaskan dan demonstrasi tentang cuci tangan 6 langkah,
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Siapkan materi dan media pendidikan kesehatan mengenai cuci
dan cara menggosok gigi yang benar.
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

TTD

(Kelompok VI)

-
Sabtu, 24
September Defisit Pengetahuan Pukul 16.00 WIB Pukul 17.30 WIB
2022/ tentang PHBS: cuci tangan 1. Menjelaskan tentang pengertian, S :
16.00 -
dan cara menggosok gigi manfaat serta cara menggosok Santri mengatakan sudah paham mengenai materi yang sudah
selesai WIB gigi dengan benar diberikan yaitru mengenai manfaat dari PHBS, cara cuci tangan 6
dengan benar berhubungan
langkah, dan cara menggosok gigi dengan benar
2. Menjelaskan dan demonstrasi
dengan Santri mengatakan akan menerapkan cuci tangan 6 langkah
tentang cuci tangan 6 langkah,
-
kurang terpapar informasi etika batuk, kebersihan diri,
(Hal 246 D.0116 SDKI O:
2017) - Santri tampak antusias mendengarkan materi yang diberikan
- Santri tampak dapat mempraktikkan ulang cara cuci tangan 6
langkah serta etika batuk dengan benar
- Audience tampak aktif bertranya

S:
- Santri mengatakan sudah paham mengenai materi yang sudah
3. Memberikan kesempatan santri
diberikan yaitru mengenai manfaat dari PHBS, cara cuci tangan
dan pengelola untuk bertanya
dan cara menggosok gigi dengan benar.
- Santri mengatakan akan menerapkan cuci tangan 6 l a n g k a h
dan menggosok gigi dengan benar.
O:
- Santri tampak antusias mendengarkan materi yang diberikan
Santri tampak dapat mempraktikkan ulang cara cuci tangan

6 langkah serta cara menggosok gigi dengan benar

A : Tujuan Tercapai Sebagian


P:
Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan pengurus TPA untuk mengingatkan
santrinya terkait cuci tangan dan gosok gigi
- Memberikan leaflet kepada santri, pengurus TPA dan kader
terkait. materi/

TTD

(Kelompok VI)
BAB IV ANALISA JURNAL

Judul : Promosi Kesehatan Praktik Mencuci Tangan 6 Langkah


Sesuai Panduan WHO Pada Santri TPA An-Nur Ciputat
Tangerang
Selatan Guna Mencegah Penularan Covid-19
Tahun : 2021
Oleh : Aisyiah, Karmina Mustakima
Link : https://jceh.org/index.php/JCEH/article/view/257/166
Analisa : Jurnal dengan judul Promosi Kesehatan Praktik Mencuci
Tangan 6 Langkah Sesuai Panduan WHO Pada Santri TPA
An-Nur Ciputat Tangerang Selatan Guna Mencegah
Penularan Covid-19. Promosi kesehatan bertujuan untuk
merubah praktek perilaku individu/ masyarakat di bidang
kesehatan, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
bernilai bagi masyarakat, menolong individu agar mampu
secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan
dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu
sanitasi dengan membersihkan jari jemari dengan sabun dan
air oleh manusia agar menjadi lebih bersih dan memutuskan
rantai kuman, mencuci tangan pakai sabun dikenal juga
sebagai pencegahan penyakit (Maryunani, 2017).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil
penelitian sesuai dengan teori stimulus organisme. Teori
tersebut menyatakan bahwa perubahan praktek perilaku
dapat dihasilkan melalui rangsangan yang diberikan kepada
individu. Pada penelitian ini responden diberikan
rangsangan berupa pemberian promosi kesehatan dengan
lembar balik mengenai COVID 19 dan pentingnya mencuci
tangan. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini sejalan
dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Diarti (2020)
mendapatkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian edukasi
kepada masyarakat terhadap pengetahuan, praktek dan
perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan. Penelitian
lain yang dilakukan Zulaekah (2020) didapatkan hasil
bahwa pemberian intervensi booklet kepada anak terbukti
efektif terhadap pengetahuan dan praktek cuci
tangan.Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilakukan pada santri TPA An-Nur di Ciputat Timur
Tangerang Selatan Provinsi Banten didapatkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan atau
praktek pada sasaran kegiatan pengabdian masyarakat
setelah diberikan promosi
kesehatan dan praktek cara mencucui tangan enam langkah
berdasarkan panduan WHO.
DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti, M. G., & Sofia, A. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritaf Orang Tua Dan
Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral.Vol 1 no1
Aisyah & Mustakima, K. (2021). Promosi Kesehatan Praktik Mencuci Tangan 6 Langkah
Sesuai Panduan WHO Pada Santri TPA An-Nur Ciputat Tangerang Selatan Guna
Mencegah Penularan Covid-19. Journal of Community Engagement in Health.
Vol. 4 No. 2 hal: 388-392
Diananda, Amita. (2018). Psikologi Remaja dan Permasalahannya.
Fadillah, Ahmad. (2016). Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika. 1 (2) halaman:
113-122.
Hidayati, K. B., & Farid, M. (Mei 2016). Konsep Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian
Diri pada Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 5, No. 02,, 137 - 144.
Jahja, Y. (2013). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada
Media. Padila. (2017). Buku Ajar Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. APLIKASIA:
Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1, 1-8.
Rendy M. (2019). Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus. Yogyakarta: Nuha Medika.
Titisari, I. dan Utami, E. S. (2013). Hubungan Pengetahuan Remaja Usia 17-20 Tahun
Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap Sikap Berpacaran Sehat di Kelas III
SMK 2 Pawyatan Dhaha Kediri. 2(1).
Zaini, M. (2015). Asuhan keperawatan Di Pelayanan Klinis dan Komunitas. Yogyakarta:
Deepublish.
Jauhari. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi
Covid 19. Jurnal Buah Hati, 7(2), 169-181.
https://doi.org/10.46244/buahhati.v7i2.117
Moudy, J., Syakurah, R. A., & Artikel, I. (2020). Higeia Journal of Public Health. 4(3), 333–
346.
Dwi, P., Ambar, C., & Ridlo, I. A. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat
di Kelurahan Rangkah Kota Surabaya Hygienic and Healthy Lifestyle in the Urban
Village of Rangkah Surabaya. 8(1), 47–58.
https://doi.org/10.20473/jpk.V8.I1.2020.47-58
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan 6 langkah cuci tangan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Masalah               : Kurangnya Informasi Tentang 6 langkah cuci tangan


Pokok Bahasan         : Pengendalian Infeksi
Sub Pokok Bahasan   : 6 Langkah cuci tangan yang benar
Sasaran                 : Santri usia sekolah (usia 6-12 tahun) TPA Nurul Islam
Waktu                        : 15 menit
Tanggal                   : 24 September 2022
Tempat           : Masjid Nurul Islam Pedukuhan Serangan
Media : Leaflet dan video cuci tangan

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan , santri TPA mampu memahami tentang 6 Langkah cuci tangan yang benar

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan santri dapat :
a. Menyebutkan pengertian dari cuci tangan
b. Menyebutkan alasan dari pentingnya mencuci tangan
c. Meyebutkan manfaat melakukan 6 Langkah cuci tangan yang benar
d. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
e. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah sakit
f. Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan
hand rub

III. Materi Penyuluhan


a. Pengertian mencuci tangan
b. Pentingnya mencuci tangan
c. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
d. 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari

IV. Metode Pembelajaran


a. Metode : Ceramah, diskusi melihat video
b. Langkah-langkah kegiatan      :
1) Kegiatan pra pembelajaran
- Mempersiapkan materi, media dan tempat
- Kontrak waktu
2) Kegiatan membuka pembelajaran
- Memberi salam
- Perkenalan
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
3) Kegiatan inti
- Penyuluh memberikan materi
- Sararan menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaan
- Penyuluh menjawab pertanyaan
4) Kegiatan menutup pembelajaran
- Melakukan post test (memberi pertanyaan secara lisan)
- Menyimpulkan materi
- Memberi salam

V. Media dan Sumber


Media       : Leaflet

VI. Evaluasi
Prosedur                    : Post test
Jenis tes                    : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan    :
a. Sebutkan pengertian mencuci tangan
b. Sebutkan pentingnya mencuci tangan
c. Sebutkan manfaat 6 langkah cuci tangan dengan benar
d. Sebutkan 5 waktu melaksanakan cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari
e. Peragakan 6 langkah cuci tangan yang bena

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN MENCUCI TANGAN


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan
menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan
mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab
utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten
dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah

B. PENTINGNYA MENCUCI TANGAN


Penularan lewat Tangan
- Infeksi fecal-oral: gastroenteritis (virus, kuman, parasit), kolera, disenteri, tifus, cacingan, hepatitis A,
leptospirosis, candidiasis, polio.
- Tak langsung lewat tangan: SARS, flu burung.
- Langsung lewat kuku tangan: bisul, jerawat, makanan tercemar (basi)

C. MANFAAT MENCUCI TANGAN


Hal utama dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
- Sederhana dan efektif mencegah infeksi
- Menciptakan lingkungan yang aman
- Pelayanan kesehatan menjadi aman
- Bila tangan kotor,cuci dengan sabun atau antiseptic di air mengalir
- Bila tangan tak  tampak kotr,bersikamn denga gosok cairan berbasis alcohol atau hand sanitizer
D. WAKTU  PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN SEHARI-HARI
- sebelum memasukan makanan ke dalam mulut
- sebelum mengolah makanan
- sebelum memegang bayi
- setelah menceboki anak
- setelah buang air kecil(BAK) dan buang air besar (BAB)

E. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua pergelangan tangan
secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu
DAFTAR PUSTAKA

A.Potter, Patricia, Pery. 2002. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Mosby : Elsevier Science

Aanfien.wordpress.com. Satuan Acara Penyuluhan Cuci Tangan. diakses April 2017

Semuana.blogspot.com. cara mencuci tangan yang benar. Diakses April 2017


Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) menggosok gigi
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA SANTRI TPA NURUL ISLAM
CARA MENGGOSOK GIGI YANG BENAR

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi untuk makan dan
berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
kebersihan gigi dan mulut. Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung
untuk memilih makanan yang manis seperti cokelat dan permen. Hal ini menjadi faktor utama
meningkatnya anak usia sekolah dengan masalah kerusakan gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
(Depkes, 2008).

II. PENGANTAR
Topik : PHBS
Sub Topik : cara menggosok gigi yang baik dan benar
Sasaran : Santri usia anak sekolah TPA Nurul Islam
Hari/tanggal : Sabtu, 24 September 2022
Waktu : 20 menit
Tempat : Masjid Nurul Islam

III. TUJUAN UMUM


Setelah mendapatkan penjelasan para santri mampu melakukan perawatan gigi dan mulut
dengan baik dan benar
IV. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan para santri dapat menjelaskan kembali dan dapat menerapkan:
a. Mengetahui pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar
b. Mengetahui dan dapat memperagakan cara menyikat gigi yang benar
c. Mengetahui tentang penyebab gigi rusak
d. Akibat bila tidak sikat gigi
e. Mengetahui cara perawatan gigi yang benar

V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Melihat Video

VII. MEDIA
Media yang digunakan dalam penyuluhan :
1. Video
2. Leaflet

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 3 menit Pembukaan:
a) Memberi salam Menjawab salam

b) Perkenalan
Mendengarkan dan
c) Menjelaskan tujuan
memperhatiakn materi yang
penyuluhan
disampaikan
d) Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 10 menit Pelaksanaan / penyampaian
materi: Menyimak dan memperhatikan

a) Pengertian kesehatan gigi


dan mulut
b) Cara menyikat gigi yang
benar
c) Penyebab gigi rusak
d) Akibat bila tidak sikat gigi
e) Cara perawatan gigi yang
benar
3 10 menit Evaluasi
a) Memberi kesempatan untuk Peserta bertanya mengenai
bertanya masalah yang belum dipahami
b) Melakukan Tanya jawab untuk Mendengarkan dan
mengetahui pemahaman memperhatikan
c) Membacakan kesimpulan hasil
penyuluhan
4 2 menit Penutup Peserta menjawab salam
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan terimakasih dan
salam

IX. EVALUASI
1. Bagaimana cara menyikat gigi yang benar?
2. Apa saja penyebab gigi rusak?
3. Bagaimana cara perawatan gigi yang benar?

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian

Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi
bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi
dalam kadaan putih dan bersih serta memliki kekuatan yang baik.
2. Menyikat gigi yang benar

a. Waktu menyikat gigi : menyikat gigi sebaiknya dilakukan pada saat setelah makan pagi dan
menjelang tidur pada malam hari.

b. Lamanya menyikat gigi dianjurkan salama 3-5 menit.

c. Menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.

d. Cara menyikat gigi


1) Permukaan luar
Bulu sikat membentuk sudut 45 derajat, dimulai dari batas antara gusi dengan gigi lalu
lakukan gerakan memutar perlahan.

2) Permukaan dalam
Sikat gigi di arahkan ke atas dan gunakan ujung bulu sikat untuk membersihkan bagian
dalam, gigi depan bawah dan kebalikan untuk gigi depan atas. Untuk gigi belakang permukaan
dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan membersihkan permukaan dalam dibersihkan
dengan cara yang sama dengan membersihkan permukaan luar.

3) Permukaan atas
Permukaan oklusal (atas gigi) dibersihkan dengan gerakan maju mundur. Jangan lupa
sikat juga permykaan lidah

3. Penyebab gigi rusak


a. Makan dan minum panas dan dingin secara bergantian dalam satu waktu,
b. Tidak membersihakan gigi setelah makan gula, coklat, cuka

4. Akibat bila tidak rajin sikat gigi


a. Bau mulut

b. Gigi berlubang

c. Sakit gigi

5. perawatan yang baik untuk gigi


a. Sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur
b. Menghindari hal-hal yng merusak gigi
c. Periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: 2008.

Riyanti, E & Saptarini, R. 2012. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Perubahan
Perilaku Anak. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_Upaya-
Peningkatan-Kesehatan-Gigi-dan-Mulut-Melalui-Perubahan.pdf, diakses 19 September 2016.

fitriyani. 2009. “Tingkat Pengetahuan Mengenai Menggosok Gigi Pada Siswa-Siswi Kelas Iv Sd
Kelurahan Cirendeu”. Skripsi. Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lampiran 3. Leaflet cuci tangan
Lampiran 4. Leaflet Menggosok gigi
Lampiran 5. Data PHBS Santri TPA Nurul Islam Pedukuhan Serangan
DAFTAR PHBS ANAK-ANAK TPA MASJID NURUL ISLAM
USIA
PRA
SEKOLAH
CUCI
UM
GOSOK TANGA
UR BB TB PENYULUH
N KEAD GOSOK GIGI N MAKAN/
NA (dal (dal (dal AN GOSOK
O AAN GIGI SEBEL SEBEL MINUM
MA am am am GIGI/CUCI
. GIGI 2X UM UM MANIS
tah kg) cm) TANGAN
TIDUR MAKA
un )
N
Y TID Y TID Y TID TIDA PER BEL
  YA
A AK A AK A AK K NAH UM
16,
1 Ilyas 4 25 103 caries 1     1 1   1     1
Sakh 15,
2 a 5 4 99 caries 1     1 1   1     1
3 Firaz 2 10 80     1   1   1 1     1
alkh
4 alifi 4 15 107 bagus 1     1 1   1     1
5 Safa 4 13 99 caries 1     1   1 1     1
                               

juml
  ah         4 1 0 5 3 2 5 0 0 5
                               
USIA
SEKOLAH
CUCI
UM
GOSOK TANGA
UR BB TB PENYULUH
N KEAD GOSOK GIGI N MAKAN/
NA (dal (dal (dal AN GOSOK
O AAN GIGI SEBEL SEBEL MINUM
MA am am am GIGI/CUCI
. GIGI 2X UM UM MANIS
tah kg) cm) TANGAN
TIDUR MAKA jenis
un )
N kelamin
la
Y TID Y TID Y TID TIDA PER BEL perem ki-
            YA
A AK A AK A AK K NAH UM puan la
ki
29,
1 Kia 8 5 135 caries 1     1 1   1     1 1  
Arsy 28,
2 ah 10 05 133 caries 1     1 1   1     1 1  
Zaid 29,
3 an 12 2 150 bagus 1     1   1   1   1   1
Ferd 29,
4 i 11 2 138 caries 1     1   1 1     1   1
Muh 19,
5 ari 6 1 116 caries 1     1   1 1     1   1
Nov 26,
6 al 9 5 139 caries 1     1 1   1     1   1
63,
7 Fadil 12 5 152 bagus 1   1   1     1   1   1
Bint 28,
8 ang 11 7 143 caries 1     1   1 1     1   1
Raih
9 an 9 25 130 bagus 1   1   1     1   1   1
1 Faiz 28,
0 ah 11 7 140 caries 1     1 1   1     1 1  
1 Aza 26,
1 m 12 7 138 caries 1     1   1 1     1   1
1 Ham 36,
2 zah 12 9 144 caries 1     1 1   1     1   1
1 Ahm
3 ad 8 25 135 caries 1     1   1 1     1   1
1 29,
4 Riza 12 2 135 bagus 1   1   1     1   1   1
1 Kair 35,
5 a 6 5 119 caries 1     1   1 1     1 1  
1 Belv 25,
6 ana 8 25 129 bagus 1   1   1     1   1 1  
1 Anni 52,
7 sa 11 5 150 bagus 1   1   1     1   1 1  
1 Sint
8 a 12 45 150 bagus 1   1   1     1   1 1  
1 Nisw
9 ah 12 43 160 bagus 1   1   1   1     1 1  
2 38,
0 Eka 12 4 160 bagus 1   1   1   1     1   1
2 Yanu 34,
1 ar 12 2 150 bagus 1   1   1   1     1   1
2 rasy 21,
2 a 8 3 116 caries 1     1 1   1     1   1
                                   
Juml 2 1
  ah         2 0 9 13 5 7 15 7 0 22 8 14

Anda mungkin juga menyukai