Menyetujui
Ketua STIKes Alifah
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan
rahmat sehingga tim dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat ini tepat waktu
dengan judul Efektivitas Pendidikan Keluarga Terhadap Keteraturan Berobat Pada Pasien
Pada kesempatan ini tim ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada lembaga
UPPM STIKes Alifah Padang dan Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas Padang yang
telah memberikan kesempatan dan Bantuan Dana kepada kami untuk melakukan
pengabdian masyarakat.
namun sebagai manusia kami pun menyadari akan keterbatasan maupun kekhilafan dan
kesalahan kami. Semoga proposal ini bermanfaat untuk semua dosen dan mahasiswa
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sindrom dan atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
hambatan bagi klien dalam menjalankan fungsi sebagai manusia (UU Kesehatan No.
18 tahun 2014). Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan sejahtera dikaitkan dengan
pendapat menyatakan bahwa kesehatan jiwa bukanlah konsep yang sederhana atau
hanya tentang satu aspek dari perilaku (Keliat, B.A & Pasaribu, 2016). Gangguan
jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis bermakna yang
menyimpang) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Budi Anna Keliat,
dkk 2011).
meningkat dari tahun ke tahun, Menurut WHO menyebutkan tidak kurang dari 450
gangguan jiwa di sebabkan oleh perubahan pola lingkungan, perilaku dan akibat
cintai dapat menjadi salah satu menyebabkan gangguan jiwa, salah satunya yaitu
Klien dengan skizofrenia memerlukan perlakuan yang tepat, agar gejala yang
bicara yang tidak teratur, sikap yang tidak beraturan dan gejala negative lainnya
dan gangguan kemampuan bicara (Keliat, 2011). Kondisi yang biasanya berlangsung
lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita
disfungsi psikobiologis dan bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial atau
kronis dialami dalam waktu yang lama dan sebagian besar dialami seumur hidup dan
pengobatan sesuai dengan jadwal dan tepat waktu. Green(1980) dalam Notoadmodjo
petugas dan rujukan. Sedangkan yang termasuk faktor penguat antara lain sikap dan
perilaku petugas kesehatan dan petugas lainnya, majikan, dan orang tua
(Notoadmodjo, 2007).
pasien skizofrenia yaitu pasien lebih mudah jatuh ke dalam kondisi relaps dan
kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk, keluar masuk rumah sakit berulang kali,
serta peningkatan beban sosial dan ekonomi bagi keluarga pasien (Kazadi et al,
2013). Dampak skizofrenia bagi klien adalah klien kurang semangat, klien sering
mengasingkan diri dari lingkungan, berkata kata tidak wajar (kotor), klien sering
mengamuk dan potensi bunuh diri (Arie Mega Partiwi: Minggu, 2019). Dampak
skizofrenia bagi keluarga antara lain keluarga mengalami beban dalam merawat
keluarga, efek pada kesehatan fisik dan mental. Penderita yang sakit tidak
melakukan kegiatan seperti bekerja, sekolah dan juga membantu keluarga. Sehinga
keluarga banyak menghabiskan waktu untuk mengurus anggota yang sakit, biaya
seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal
indera manusia yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
untuk pasien gangguan jiwa Skizofrenia dalam perawatan. Makin tinggi pengetahuan
Notoatmodjo (2010). Sikap merupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku.
memberikan kontruksi terhadap perilaku positif pada objek yang dikenai perilaku
tersebut (Azwar, 2005). Dalam hal ini apabila seorang keluarga memiliki sikap
yang diketahui tentang pentingnya memberikan dukungan, sehinga bila sikap positif
terhadap klien gangguan jiwa rendah bisa menjadi sedang bahkan bisa menjadi
sesuatu atau perbuatan. Tindakan nampak menjadi lebih konsisten, serasi, sesuai
450 juta orang dewasa yang secara global mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa
penduduk dunia seiring laju moderenisasi semakin meningkat, data dari WHO tahun
2000 memperoleh angka gangguan jiwa yang semula 12 % meningkat menjadi 13%
di tahun 2001 dan 15 % padatahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi
lainnya. Data dari 33Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia
menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta
orang. Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia
mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang
kesehatan dasar, 2007). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa
mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013 ).Data di Provinsi Sumatera Barat, prevalensi
gangguan jiwa skizofrenia sebesar 1,9 permil (17,7%), yang artinya diatas prevalensi
sakit rujukan di provinsi Sumatera Barat, angka kunjungan perbulan pasien rawat
terhitung dari bulan September 2019 sebanyak 1140 orang, Oktober 2019 sebanyak
1288 orang, November 2019 sebanyak 1120 orang, dan Desember 2019 sebanyak
1393 orang, Kemudian pada awal tahun 2020 angka kunjungan di bulan Januari
sebanyak 1183 orang dan bulan Februari sebanyak 1216 orang kunjungan ke Unit
Pelayanan Jiwa (UPJA) RSJ. Prof. Hb.Sa’anin Padang. Data dari Dinas Kesehatan
Kota (DKK) Padang tahun 2020 terdapat tiga puskesmas dengan kunjungan
gangguan jiwa (skizofrenia) tertinggi yaitu Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 754
orang, sedangkan Puskesmas Air Dingin sebanyak 689 dan Puskesmas Andalas
gangguan jiwa skizofrenia yang signifikan di tahun 2019 yaitu Puskesmas Nanggalo.
berobat pada tahun 2019 sebanyak 1569 orang, laki-laki sebanyak 951 orang dan
perempuan sebanyak 618 orang. Pada tahun 2018 kunjungan pasien berobat
sebanyak 983 orang, laki-laki sebanyak 586 orangdan perempuan sebanyak 397
orang. Berdasarkan data base klien gangguan jiwa (Skizofrenia) keluarga yang
survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 4 Mei 2020 di Wilayah Kerja
keluarga tidak teratur dalam berobat, saat di wawancarai keluarga mengatakan tidak
mengerti efek samping jika terputus berobat, 5 dari 7 keluarga mengatakan terlambat
Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan perawat dan keluarga
berikut :
mengalami skizofrenia
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
menerima leaflet ini diharapkan keluarga dan anggota patuh kontrol dan
2. Tujuan Khusus
pelayanan kesehatan
D. Manfaat Kegiatan
mengetahui tentang pentingnya minum obat dan dampak kalau tidak minum
TINJAUAN PUSTAKA
kepribadiannya (Direja, 2014). Kesehatan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku
yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan
dan menimbulkan hendaya pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
otak. Menurut Nancy Andreasen (2008) dalam Broken Brain, The Biological
merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu
meliputi perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor
1. Pertimbangan umum
Penyebab pasti skizofrenia masih belum jelas. Konsesnus umum saat ini
adalah bahwa gangguan ini disebabkan oleh interaksi yang komplek antara
berbagai faktor.
2. Predisposisi genetika
Penelitian yang dilakukan Isaacs (2009) telah berfokus pada kromosom 6, 12,
18 dan 22. Resiko terjangkit skizofrenia bila gangguan ini ada dalam keluarga
jenis ini yang terjadi awal gestasi berperan dalammanifestasi akhir dari
skizofrenia. Faktor-faktor yang terdapat mempengaruhi perkembangan saraf
otak.
6. Proses psikososial
balik. Berikut beberapa teori yang dijelaskan oleh para ahli tentang proses
psikososial.
rendah.
1. Gejala Positif
Halusinasi selalu terjadi saat ransangan terlalu kuat dan otak tidak
atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi
timbul yaitu klien merasakan ada suara dalam dirinya. Kadang suara itu
dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian tetapi kadang suara itu
siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu manusia.
Diajuga tidak mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebagainya.
2. Gejala Negatif
energi dan minat dalam hidup yang membuat klien menjadi orang yang malas
karena klien skizofrenia hanya memiliki energi yangsedikit, mereka tidak bisa
melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang timbul
akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tetapi ini tidak berarti bahwa klien
selalu menjadi bagian hidup klien skizofrenia. Mereka tidak bisa memiliki
perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan yang
lain dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresia dalah sesuatu yang sangat
menyakitkan. Disamping itu, perubahan otak secara biologi juga memberi adil
menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian.
atas. Skizofrenia bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras
1. Skizofrenia Paranoid
a. Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang
perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik atau efek yang datar atau
tidak sesuai.
2. Skizofrenia Terdisorganisasi
Perilaku yang tidak terorganisasi, Afek yang datar atau tidak sesuai, Tidak
3. Skizofrenia Katatonik
5. Skizofrenia Residual
Penatalaksanan pada pasien skizofrenia dapat berupa terapi biologis dan terapi
psikososial.
1. Terapi Biologis
Pada penatalaksanaan terapi biologis terdapat tiga bagian yaitu terapi
pembedahan bagian otak. Terapi dengan penggunaan obat anti psikosis dapat
haloperidol (Haldol). Obat ini termasuk obat penenang utama. Obat tersebut
dapat menimbulkan rasa kantuk dan kelesuan, tetapi tidak mengakibatkan tidur
yang lelap, sekalipun dalam dosis yang sangat tinggi (orang tersebut dapat
dengan mudah terbangun). Obat ini cukup tepat bagi penderita skizofrenia
(EkoPrabowo 2011).
alasan. ECT ini digunakan diberbagai rumah sakit jiwa pada berbagai
2. Terapi Psikososial
dua bagian yaitu terapi kelompok dan terapi keluarga (Durand, 2007). Terapi
kelompok merupakan salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi ini,
sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Para peserta terapi
khusus dari terapikelompok. Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah
keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama keluarganya. Keluarga
Yang termasuk faktor predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau
minimal 6 bulan sampai dengan 9 bulan. Penderita dikatakan tidak teratur berobat
jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal perjanjian dan
dikatakan DroupOut jika lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak datang berobat
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Dilihat dari bentuk respon
terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo,
2003) :
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering
1. Pengetahuan
a. Pendidikan
dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif
b. Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
hal tersebut.
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.Status ekonomi
d. Lingkungan
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalahnyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
2.6 Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak pada objek tersebut
a. Komponen Kognitif :
b. Komponen Afektif :
c. Komponen Perilaku :
a. Sikap positif
obyek tertentu.
b. Sikap negatif
Sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu :Pengalaman
pribadi, Pengaruh orang lain yang dianggap penting, Pengaruh Kebudayaan, Media
Massa, Lembaga Pendidikan dan lembaga Agama, dan Faktor Emosional (Azwar,
responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
2.7 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overtbehavior). Untuk
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik
tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
tindakan tersebut.
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapatdilakukan secara langsung,
a. Kesadaran (awareness)
c. Evaluasi (evaluation)
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Mencoba (trial)
e. Menerima (Adoption)
BAB III
METODE KEGIATAN
puskesmas padang
6. Pengorganisasian :
7. Setting Tempat
B. Proses Kegiatan Sosialisasi
Tahap
Kegiatan & Kegiatan Kegiatan Responden
Waktu
Pendahuluan Moderator :
Menjawab salam
(5 menit) Mengucapkan salam
Mendengarkan dan
Memperkenalkan anggota penyuluh.
memperhatikan
Membuat kontrak waktu
Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan penyuluh
memperhatikan
Moderator :
Pelaksanaan
Moderator :
penyuluhan memperhatikan
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2020 dengan
keluarga. Selama kegiatan berlangsung penyaji dan Tim dan berbagi tugas demi
penyajian dan sesi Tanya jawab. Kegiatan ini juga dibutuhkan oleh pihak
B. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
minum obat
d. 80 % peserta mampu menyebutkan akibat tidak minum obat
skizofrenia
benar
No Uraian Jumlah
1 Bahan/ Perangkat Penunjang/ Peralatan (ATK, Fotocopy Bahan Rp. 2.000.000,-
Proposal, Leaflet, Spanduk, Buku Kerja
2 Perjalanan Rp. 750.000,-
3 Konsumsi Rp. 1.750.000,-
Jumlah Biaya Rp. 4.500.000,-
Terbilang: Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
2. Konsumsi
No Bahan Volume Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Snack 3x45 Orang @Rp. 12.500,- Rp. 1.750.000,-
Jumlah Rp. 1.750.000,-
3. Perjalanan
No Jenis Volume Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Perjalanan 3 Kali LS Rp. 750.000,-
Jumlah Rp. 750.000,-
Menyetujui
Ketua STIKes Alifah Padang
A. KETUA PELAKSANA
Identitas Diri
4 NIDN 1006088803
6 Email edo.gusdiansyah@gmail.com
7 No Telp/Hp 081374860606
Riwayat pendidikan
Pengalaman Publikasi
No Nama Publikasi Judul Artikel Publikas Waktu dan
Tempat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penelitian
B. ANGGOTA TIM
Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Ns. Welly, S.Kep., M.Kep
Gelar )
4 NIDN 1007118901
Riwayat Pendidikan
S-1 Profesi S-2
1
Hygiene Factors with Nurse Performance in the
hospital of the islamic hospital of Yarsi Bukittinggi
2
Pengalaman Publikasi
C. ANGGOTA TIM
Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp. Kep. J
Gelar )
4 NIDN 1029108504
6 Email ameliaazka@gmail.com
7 No Telp/Hp 081374026024
Pengalaman Publikasi
No Nama Publikasi Judul Artikel Waktu dan Tempat
Publikasi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penelitian