Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

PRAKTIKUM II
PENGAMATAN SEL

DISUSUN OLEH
NAMA : ANA BELINDA SANDY
STAMBUK : P 211 19 050
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : WIDIAWATI

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan


kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma,
dan inti. Membran atau plasmalema menyelubungi sel dengan fungsi
mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan atau menerima rangsang, dan
strukturnya terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang diantara molekul terdapat
pori. Di dalam sel adalah cairan seperti jeli yang disebut sitoplasma yang
berisi organel sel. Organel adalah struktur khusus dalam sel yang melakukan
fungsi sel tertentu. Beberapa organel utama di dalam sel adalah vakuola,
mitokondria, lisosom, ribosom, retikulum endoplasma dan aparatus golgi. Inti
sel berfungsi mengatur kegaiatn sel. Inti sel mengandung asam
deoksiribonukleat, atau DNA, yang merupakan materi genetik
kehidupan.DNA membawa materi genetis yang mengatur bentuk sel saat
terjadi pembelahan sel. Sel hewan dan tumbuhan memiliki nukleus yang
tertutup membran(Yatim,1987).

Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sel
terbagi menjadi dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik
antara dua sel tersebut adalah keberadaan membran yang menyelubungi
nukleus maupun organel lainnya yang memiliki fungsi spesifik, seperti
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi dan lisosom. Sel eukariot
memiliki karakteristik tersebut, sedangkan pada sel prokariot tidak (Nelson,
2004).

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuan Inggris
Robert Hooke, yang telah meneliti irisan gabus melalui mikroskop yang
dirancang sendiri. Kata sel berasal dari bahasa latin, cellula artinya ruangan.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah
sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi (Gilliand, 1985).

Sel merupakan sturuktural terkecil dari suatu organisme hidup, karena


ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa dilihat langsung dengan
mata telanjang akan tetapi bisa dilihat dengan bantuan alat optik berupa
mikroskop. Sel bekerja pada bidangnya masing-masing sesuai dengan bentuk
dan fungsinya.Sel tumbuhan dan hewan memiliki beberapa perbedaan tetapi
banyak mempunyai persamaan (Mubin, 2012).

1.2 Tujuan

1. Menggambarkan bentuk sel tumbuhan,hewan, protozoa dan

mikroorganisme.

2. Menjelaskan struktur sel tumbuhan, hewan, protozoa, dan

mikroorganisme.

3. Mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas dari membran sel.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sel merupakan unit fungsional dari organisme multiseluler. Bagian sel ada yang
disebut sentral yaitu nukleus, dan dikelilingi oleh sitoplasma yang dibatasi oleh
membran inti dan bats terluar dilapisi oleh lapisan tipis dan sulit ditembus yaitu
membran plasma (Hart, 1972).

Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup menyatakan bahwa protoplasma


merupakan dasar fisik kehidupan.Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel,
tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-
reaksi kimia kehidupan.Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan
bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan (Schultze, 1874).

Sejarah penemuan sel bahwa pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua
lensa ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri.
Galileo Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang
mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan abad,
Robert Hooke, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan
tipis gabus suatu kompartemen atau ruang-ruang. Disebut struktur yang dilihatnya
itu dengan nama latin yaitu cellulae (Fita Kurniasari, 2011).

Pada akhir tahun 1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko
bangsa Belanda, dan terampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan
untuk melihat dan mengamati berbagai macam protista, spermatozoa, bakteri dan
organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi 2 abad kemudian (Fita Kurniasari,
2011).

Sel darah merah pada kebanyakan verebrata berbentuk lonjong, berinti dan
bikonfeks.Pada umumnya sel darah merah yang tak berinti mempunyai bentuk
dan ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan sel darah merah yang
berinti.Sel darah merah yang paling besar terdapat pada amphibia.Dari lahir
sampai tua sel darah merah dibuat di sumsum tulang. Jumlah sumsum tulang pada
tubuh manusia berkisar antara 1,5-3,5 kg. Ada dua macam sumsum tulang yaitu
sumsum tulang kuning dan sumsum tulang merah.

Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang
jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh
tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium
kanan.Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di
pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis →
atrium kiri.Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-
paru.Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran
darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus
arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.

Protozoa merupakan hewan bersel satu dan memiliki bentuk yang bermacam-
macam, ada yang tetap dan tidak tetap.Pada protozoa yang berbentuk tetap
inidikarenakan karena telah meilikipelliculus(kulit) dan ada beberapa yang
memilikicangkang kapur.Hewan fillum ini sebagian besar memiliki sitoplasma
yang tidak berwarna. Namun padaStentor coereleusberwarna biru
danBlepharisma lateriliaberwarnamerah atau merah muda.Sitoplasma dibagi
menjadi dua bagian, yaituEctoplasma

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini laksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2019 pukul
09.30 sampai dengan selesai.Bertempat di Laboratorium Biosistematika
Tumbuhan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes, silet,
cutter, jarum suntik, lanset, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, cawan
petri, kamera, tusuk gigi, cotton bad dan papan bedah. Sementara bahan yang
digunakan adalah ubi kayu (Manihot esculenta), bawang merah (Allium
cepa), Hydrilla verticilata, ephitelium rongga mulut, darah katak, darah
manusia, alkohol, air got, air, tisu, pewarna metilen blue, pewarna demsa dan
yodium.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pengamatan penampang melintang empulur batang ubi kayu (Manihot
esculenta)
1. Dibuatlah potongan melintang empulur batang ubi kayu setipis
mungkin.
2. Diletakan potongan kecil tersebut pada gelas objek an jangan
sampai terjadi lipatan atau kerutan.
3. Ditambahkan satu atau dua tetes air, kemudian tutup dengan gelas
penutup.
4. Diamatilah di bawah mikroskop dengan pembesaran paling lemah
(10X).

3.3.2 Pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium cepa)

1. Dipotonglah siung bawang merah(Allium cepa)segar.


2. Diambil salah satu lapisan siung yang berdaging, kemudian
patahkan lapisan tersebut sehingga bagian cekung tampak adanya
epidermis tipis.
3. Digunakan silet untuk melepaskan epidermis dari umbinya.
4. Diletakan potongan kecil epidermis pada gelas objek.
5. Ditambahkan satu atau dua tetes air, lalu tutup dengan gelas
penutup.
6. Diamatilah di bawah mikroskop.
7. Diteteskan lagi zat warna yodium, lalu pewarna metilen blue.

3.3.3 Pengamatan struktur sel daun Hydrilla verticilata

1. Diambil selembar daun Hydrilla verticilata yang muda, kemudian


letakan di atas kaca objek dalam posisi bentangan membujur yang
rata lalu tetesi dengan air.
2. Ditutup daun dengan kaca penutup dan jangan sampai membentuk
gelembung udara.
3. Diamati sel tumbuhan dibawah mikroskop.

3.3.4 Pengamatan struktur sel selaput rongga mulut.

1. Digunakan cotton bad untuk mengkeruk epitel pada bagian dalam


dinding pipi.
2. Ditempelkan pada kaca objek epitel yang diperoleh, lalu teteskan
metilen blue pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup.
3. Diamatilah pada mikroskop.

3.3.5 Pengamatan darah katak dan darah manusia.


1. Disediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersikan
menggunakan alkohol.
2. Dimbil darah katak yang telah dibelah dengan menggunakan jarum
suntik.
3. Diteteskan darah tersebut di kaca objek, lalu dikeringkan sekitar 7
menit setelah itu ditetesi dengan alkohol danpewarna demsa.
4. Diamati sediaan tersebut di bawah mikroskop.
Untuk darah manusia lakukan hal sebagai berikut :
1. Dibersikan lanset dan jari telunjuk dengan menggunakan alkohol
2. Ditusuk jari telunjuk dengan hati-hati dan oleskan darah tersebut
pada kaca objek, lalu keringkan selama 7 menit setelah kering tetesi
dengan alkohol dan pewaran demsa.
3. Diamati sediaan tersebut di bawah mikroskop.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Mengharapkan kepada mahasiswa praktikum/praktikan agar memperhatikan


kenyamanan dan konsentrasi praktikan lain pada saat praktikum, terkhusus
kegaduhan yang biasanya sering ditemui di ruangan praktikum, untuk
memperhatikan dan memahami penggunaan mikroskop yang baik, yang
nantinya akan digunakan kembali pada percobaan-percobaan selanjutnya.
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI

N A M A : NURUL KHATIMAH
STAMBUK : P 211 19 068
KELOMPOK : 1V (EMPAT)
ASISTEN : WIDIAWATI

NO. HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF

Anda mungkin juga menyukai