DAN SAMPEL
Populasi
Populasi Studi Target
Proses
Sampling
SAMPEL
Kelompok referensi untuk memperkirakan Harus Representatif
karakteristik atau menarik kesimpulan tentang
populasi
Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Dapat menghasilkan Sederhana dan
gambaran karakter mudah dilaksanakan
populasi yang tepat
Dapat memberikan
Dapat menentukan
keterangan sebanyak
presisi (ketepatan) hasil
mungkin dengan
penelitian dengan
biaya yang efisien
menentukan standar
deviasi dari taksiran
yang diperoleh
Kriteria Sampel
Representatif
a. Digunakan asas probabili
tas
b. Besar sampel cukup
c. Ciri-ciri populasi terwak
ili
d. Variansi antar unit popul
asi
dibuat sekecil mungkin
Murah
Spesifik Mudah
Keuntungan
Sampling
Mewakil
i Cepat
populasi
Akurat
Kesalahan dalam Pengambilan Sampel
Menentukan unit
Menentukan
sample yg
populasi sampel
diperlukan
Menentukan jenis
data yg diperlukan Sample Size
Menentukan teknik
sampling
11
Sampel Besar sampel saja tidak menjamin
Representatif bahwa sampel yang kita “ambil” akan
mewakili karakteristik populasinya
tanpa memperhatikan cara
pengambilannya, sebaiknya cara
pengambilan sampel yang menganut
azas probabilitas atau random tidak
dengan sendirinya akan memperoleh
Besar Sampel Cara Pengambilan sampel yang representatif terhadap
Sampel populasinya tanpa memperhitungkan
besar sampel terhadap populasinya.
BESAR
01 SAMPEL
You could enter a subtitle
here if you need it
perlu
Mengapa
e n tu k an besar
me n
sampel ? Tujuan Penelitiian
Contoh :
1. Mengetahui proporsi penyakit ISPA pada balita
2. Mengetahui distribusi frekuensi cakupan konsumsi Fe pada ibu hamil
Pengujian hipotesis untuk membandingkan nilai satu kelompok populasi dengan
kelompok populasi lain
Proporsi ISPA pada balita dari populasi ibu perokok lebih tinggi dibandingkan
dengan dari populasi ibu non-perokok
Cara menguji Hipotesis?
● Suatu penelitian bertujuan menguji hipotesis bahwa terdapat
perbedaan proporsi cakupan ASI ekskusif antara ibu anemia
dengan ibu tidak anemia, maka untuk memastikan bahwa
perbedaan yang ditemukan bukan karena kebetulan, maka
dilakukan uji statistik
● Ditetapkannya :
○ H0 (Hipotesis Nol) tidak ada perbedaan antara parameter
kedua populasi
○ Ha (Hipotesis Alternatif ada perbedaan parameter kedua
populasi
Keputusannya bergantung dari seberapa besar
risiko untuk salah mengambil kesimpulan, yaitu:
01 02 03
Jenis Penelitian Skala Ukur Variabel Derajat ketepatan perkiraan
Dependen yg diinginkan
a. Eksplorasi awal: 1 a. Kategorikal/ Semakin tinggi ~ semakin
percontoh mungkin cukup proporsional besar sampel
b. Generalisasi - harus b. Kontinyu (interval)
representative
Perhitungan besar Sampel Minimal
● Estimasi Proporsi dengan Presisi Mutlak penelitian deskriptif (data kategorik)
( Z1 ) 2 P (1 P )
n= 2
d
● n= Jumlah sampel dibutuhkan
● Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu (99%, 95%, 90%
Nilai 99% = 2,58; 95% = 1,96; 90% = 1,64
Z1
● p= proporsi suatu kejadian (penelitian sebelumnya)
● d= derajat akurasi (presisi) yang diinginkan
Contoh Soal
Kepala Dinas Kabupaten Cianjur ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan informasi pada survei gizi ibu hamil di jawa barat diperoleh prevalensi
anemia pada kehamilan sebesar 62%. Berdasarkan masalah dan informasi yang ada,
berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika kepala dinas menginginkan presisi
mutlak sebesar 10% dengan derajat kepercayaan 90% ?
Jawaban
Diketahui :
Z1 90% = 1,64
p = 62% = 0,62
d = 10%
Tentukan jumlah sampel minimal
Perhitungan rumus sampel minimal :
1- P (1 P )
2
n= z
2
d Jadi, sampel minimum yang
dibutuhkan sebesar 90,47 ibu
1,96 2 x0,62(1 0,62) hamil. Jumlah tersebut dibulatkan
n menjadi 91 ibu hamil, yang berarti
(0,1) 2 91 ibu hamil dibutuhkan sebagai
sampel agar kita percaya 90%
3.84 x0,62(0,38) dalam melakukan estimasi
n prevalensi anemia pada ibu hamil.
0,01
n 90,47
Perhitungan besar Sampel Minimal
● Estimasi Rata-Rata penelitian deskriptif (data numerik)
2
( Z1 ) 2
n= 2
d
● n= Jumlah sampel dibutuhkan
● Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu (99%, 95%, 90%
Nilai 99% = 2,58; 95% = 1,96; 90% = 1,64
Z1
● σ= standar deviasi (penelitian sebelumnya)
● d= derajat akurasi (presisi) yang diinginkan
Contoh Soal
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui asupan energi pada balita di Kabupaten
Lampung Selatan. Dari penelitian di Kabupaten lain, diketahui standar deviasi
asupan energi pada balita adalah 50 kkal. Besar sampel yang harus diambil jika
peneliti menginginkan derajat kepercayaan 95% dan besar simpangan maksimum
dari rata-rata asupan energi adalah 20kkal?
Jawaban
Diketahui :
Z1 95% = 1,96
Σ = 50
d = 20
Tentukan jumlah sampel minimal
2
( Z1 ) 2
n= 2 Jadi, sampel minimum yang
d dibutuhkan sebesar 24,01
1,96 2 x50 2 Balita. Jumlah tersebut
n dibulatkan menjadi 25 balita.
20 2
n 24,01
Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi (two tailed) Crossectional
Uji Hipotesis Beda Proporsi 2 Sisi Penelitian analitik dengan data kategorik
Kategori 1 Kategori 2
( z1 2 PQ z1 p1 q1 p 2 q 2 ) 2
n
( p 2 p1 ) 2
Contoh hasil penelitian dimana persentase dihitung berdasarkan
kolom
Kasus Kontrol
( z1 2 PQ z1 p1 q1 p 2 q 2 ) 2
n
( p 2 p1 ) 2
Contoh hasil penelitian dimana persentase dihitung berdasarkan baris
( z 1- 2PQ + z p q + p q )2
1- 1 1 2 2 Jadi besar sampel
n=
( p - p )2 minimal untuk
1 2 penelitian kohort
(1,96 2 x0,262(1 0,262) 1,28 0,175(1 0,175) 0,35(1 0,35) ) 2 tersebut adalah 122
n pada masing-masing
(0,175 0,35) 2
kelompok.
n 121.33
Uji Hipotesis Beda Rata-Rata Dua Kelompok
Berpasangan
● Pada uji hipotesis beda rata-rata berpasangan (dependen sampel),
peneliti ingin menguji perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
intervensi diberikan.
● Maka rumus yang digunakan
Keterangan :
( Z1 Z1 )
2 2
σ = standar deviasi
n Z=nilai baku distribusi normal
( 1 2 ) 2 µ1= rata-rata pada keadaan sebelum
intervensi
µ2=rata-rata pada keadaan sesudah intervensi
Contoh Soal
2 ( Z1 Z1 ) 2
n
( 1 2 ) 2
Jadi, peneliti membutuhkan
0,25 2 (1,96 1,28) 2 minimal 17 ibu hamil sebagai
n sampel
(0,2) 2
n 17
Uji Hipotesis Beda Rata-Rata Dua Kelompok
Independen
● Penelitian sering ditujukan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata pada kelompok atau populasi
independen.
● Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan rata-rata antara kelompok 1 yang diberikan
intervensi/perlakuan dengan kelompok 2 (diberikan intervensi lain/tidak diberikan intervensi)
● Maka rumus yang digunakan sebagai berikut
2
2 2 ( Z1 Z1 ) 2 Pada umumnya nilai tidak diketahui sehingga
n umumnya diperkirakan berdasarkan varians gabungan
( 1 2 ) 2 dengan rumus sebagai berikut
2 2
Keterangan : 2 [(n1 1) s1 ( n 2 1) s2
Sp
σ = standar deviasi ( n1 1) ( n 2 1)
Z=nilai baku distribusi normal Keterangan :
µ1= rata-rata pada kelompok 1 s1 = standar deviasi pada kelompok 1
2
Rumus jumlah sampel tersebut adalah untuk sampel yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Pada
penelitian survei, pengambilan sampel secara acak sederhana sulit untuk dilakukan sehingga jumlah sampel yang
diperoleh harus dikalikan dengan faktor efek desain (design effect), yang sering digunakan adalah dikali 2
Contoh Soal
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara tinggi badan ibu dengan status gizi anak
balita yang dinyatakan dengan z-score indeks BB/TB atau PB. Peneliti memperkirakan
koefisien korelasi kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,8. berapa jumlah sampel minimal
jika peneliti menghendaki tingkat kemaknaan 1% dan kekuatan uji 90%?
Jawaban
Diketahui :
Koefisien korelasi (r)= 0,8
Kemaknaan 1% , maka nilai Z1-α = 2.58 (dari tabel Z)
Kekuatan uji 90%, maka nilai Z1-β = 1.28 (dari tabel Z)
Maka, perhitungan rumus sampel sebagai berikut
1 r ( z1 z1 )
2
0,5 In
1 r n
3
Jadi, peneliti membutuhkan
1 0,8 2,58 1,28 sampel minimal sebesar 16
0,5 In n 3
1 0,8 1,0986 orang.
1,0986 n 15,35
Teknik
Pengambilan 02
Sampel
Teknik sampling merupakan salah satu elemen yang penting
dalam suatu penelitian. Penelitian yang baik, kecil maupun
besar, baik itu penelitian kuantitatif dan kualitatif, wajib
menentukan dan menerapkan suatu metode sampling dan
menentukan sampel yang akan diambil untuk subjek
penelitian.
Menentukan sampel dalam teknik sampling menjadi hal
yang krusial dalam penelitian. Keakuratannya memengaruhi
tingkat keberhasilan riset Anda.
• “Sampling frame” Daftar yang berisikan setiap
elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel
• Contoh Daftar rumah tangga, Buku petunjuk
telepon, catatan pajak, catatan SIM,dll
• Kerangka sampling yang baik penting untuk
sampling yang akurat
• Kerangka sampling harus “up to date”.
Sampling Frame
Teknik Pengambilan Sampel
Non
Probabilty Probability
Sampling sampling
01 02 03
Peneliti membagi populasi Lalu dari beberapa cluster yang telah
menjadi beberapa dipilih secara acak, peneliti dapat
kelompok/kluster berdasarkan memilih bebeapa subjek dari tiap
kecamatan/kriteria tertentu cluster melalui random sampling
Stratified Random Sampling
● Pada penyampelan jenis ini, anggota populasi
dikelompokkan berdasarkan stratanya, misal
tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dipilih
sampel yang mewakili masing-masing strata
● Elemen populasi dibagi menjadi beberapa
tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter
yang melekat padanya. Dalam stratified random
sampling elemen populasi dikelompokkan pada
tingkatan-tingkatan tertentu dengan tujuan
pengambilan sampel akan merata pada seluruh
tingkatan dan sampel mewakili karakter seluruh
elemen populasi yang heterogen.
Langkah-Langkah Stratified Random
Sampling
01 02
Siapkan “sampling Bagi sampling frame
frame” tersebut berdasarkan
strata yang dikehendaki
03 04
Tentukan jumlah Pilih sampel dari
sampel dalam setiap setiap stratum secara
stratum acak.
Systematic Sampling
• Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki
alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan.
• Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara
sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
• Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal
“keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada
ukuran populasi dan ukuran sampel.
• Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil
adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan
seterusnya adalah 25.
Langkah-langkah Systematic Sampling
1. Susun sampling frame
2. Tetapkan jumlah sampel yang ingin
diambil
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal di
antara kelas interval tersebut secara
acak atau random – biasanya
melalui cara undian saja
5. Mulailah mengambil sampel
dimulai dari angka atau nomor awal
yang terpilih
6. Pilihlah sebagai sampel angka atau
nomor interval berikutnya
Non Probability sampling
Accidental
Snowball Sampling
Sampling
Purposive
Sampling