Anda di halaman 1dari 41

POPULASI, SAMPEL &

SAMPLING
Oleh
Antonius Adolf Gebang, S.Kep.,M.P.H
Ilustrasi Populasi dan Sampel
PERHATIAN

Ingat kembali, beberapa hal sebagai berikut


 Populasi merupakan keseluruhan dari kelompok orang,
peristiwa/ objek yang diamati, diteliti.
 Sampel merupakan sebagian peristiwa/ objek yang diamati,
diteliti atau sebagian dari populasi.
 Sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Pengumpulan Data

Sensus Penduduk – Semua Pendudukan


Populasi
di ambil datanya

Pengumpula
n Data

Dari seluruh mahasiswa Keperawatan dipilih


Sampel 20 orang untuk mengikuti pelatihan gawat
darurat.
POPULASI

1. Pengertian Populasi menurut para ahli


a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005).
b. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002).
c. Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti
(Nursalam, 2003).
d. Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas (Usman, 2006).
e. Populasi adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan dikenai
generalisasi (Netra, 1974).
a. Populasi terbatas : mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitif
sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh: Jumlah pasien rawat jalan RS A pada
tahun 2017 adalah 457.924 orang.
b. Populasi tak Terbatas (tak Terhingga) Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya
tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan

Jenis dalam bentuk jumlah.Contoh: Jumlah penduduk Indonesia yang mengalami


pemutusan hubungan kerja pada tahun 2017. Dalam hal ini jumlah penduduk
Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja merupakan populasi tak
terbatas karena tidak semua perusahaan melaporkan kejadian tersebut.

Populasi Sifat a. Populasi homogen Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama dan tidak
perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Contoh: populasi pasien rawat
jalan dengan jenis asuransi yaitu BPJS Kesehatan kelas 3 di RS A pada tahun 2017.
b. Populasi heterogen Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas - batasnya secara kualitatif dan
kuantitatif. Contoh: populasi pasien pasien rawat inap di RS A pada tahun 2017.
Kelompok
a. Populasi Umum Populasi umum adalah dimana sumber datanya seluruh objek
pada lokasi penelitian
b. Populasi Target Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran dalam
mengeneralisasi sebagai kesimpulan sebuah penelitian.
SAMPEL

Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam penarikan sampel, antara lain:
1. Penentuan populasi target.
Contoh: populasi target dalam penelitian adalah pasien rawat jalan BPJS di Rumah Sakit X, tetapi
dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada kelompok pasien kategori BPJS kelas mandiri.
2. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.
Contoh: penelitiannya adalah persepsi pasien rawat jalan BPJS terhadap kepuasan pelayanan dokter,
tetapi angketnya diberikan kepada seluruh pasien rawat jalan baik BPJS maupun non BPJS.
3. Kesalahan menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah pasien rawat jalan BPJS di Rumah Sakit X, tetapi dalam penarikan
sampel hanya dilakukan di poli penyakit dalam saja.
4. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya.
Contoh: Populasi tenaga kesehatan di puskesmas X adalah 400 orang. Namun, sampel yang diambil
untuk penelitian hanya 20 tenaga kesehatan. 5. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.
MENGAPA
Sampling
SAMPLING ???
 Ada Populasi yg anggota individunya
jumlahnya sangat besar
 Menghemat biaya penelitian
 Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk
penelitian
 Meningkatkan ketepatan lebih tinggi
Kegunaan Pengambilan Sampel

Menghemat Biaya

Mempercepat Pelaksanaan Penelitian

Menghemat Tenaga

Memperkecil Ruang Lingkup Penelitian

Memperoleh Hasil yang Lebih Akurat


Syarat Sampel Yang Ideal
Syarat sampel yang ideal:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang tepat karakter populasi.
2. Dapat menentukan presisi(ketepatan) dari hasil penelitian.
3. Sederhana, mudah dilaksanakan
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
serendah mungkin.
Penentuan sampel juga menggunakan kriteria pemilihan sampel, yaitu
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
1. Kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring
anggota populasi menjadi sampel yang memenuhi kriteria secara teori
yang sesuai dan terkait dengan topik dan kondisi penelitian. Atau
dengan kata lain, kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
2. Kriteria eksklusi. Kriteria ekslusi adalah kriteria yang dapat digunakan
untuk mengeluarkan anggota sampel dari kriteria inklusi atau dengan
kata lain ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai
sampel.
Sebagai contoh:
Kita ingin meneliti “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS terhadap
pelayanan di RS X”. Populasi pada penelitian ini adalah pasien BPJS di RS X.
Dalam penentuan sampel, maka kita menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi.
a. Pasien BPJS di RS X pada saat saya melakukan penelitian merupakan
pasien yang telah memanfaatkan pelayanan rawat jalan minimal 1 tahun.
b. Usia pasien 18-55 tahun.
2. Kriteria eksklusi.
Menghitung Besar Sampel

Desain Cross-Sectional
Keterangan:
Jika besar populasi (N) diketahui, maka n: jumlah sampel minimal yang di
dicari dengan menggunakan rumus perlukan
berikut: α: derajat kepercayaan
P: Proporsi Ibu Hamil Anemia
q: 1-p (Prporsi Ibu Hamil tdk
anemia)
d: limit dari error atau presisi
absolut
Ditetapkan α=0,05 atau Z1-α/2 = 1,96
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui maka
besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Contoh Soal:
Suatu penelitian ingin mengetahui penyakit anemia pada ibu hamil.
Untuk mendapatkan nilai p, kita harus melihat dari penelitian yang telah
ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian Suyatno (2011) di daerah
Demak-Jawa Tengah, proporsi Ibu hamil (p) yang diberi menderita
anemia 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q = 1 – p. Dengan
limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka
jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar?

= 219 orang
PROSES MENENTUKAN DESAIN
Sampling
SAMPLING

Mendefinisikan Populasi

Menentukan Kerangka Sampel

Seleksi Teknik Sampling

Menentukan Ukuran Sampel

Pelaksanaan Proses Sampling


KLASIFIKASI TEKNIK
SAMPLING

Non Probability
Sampling
Sampling Probability
Sampling

 Quota Sampling
 Accidental sampling  Simple Random
 Purposive sampling Sampling
 Total sampling  Stratified Sampling
(Jenuh)  Cluster Sampling
 Snowball Sampling  Systematic sampling
Probability Sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING

Pengertian simple random sampling adalah masing-masing


anggota populasi mempunyai kemungkinan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
Contohnya seperti memilih lotre/ undian atau memilih
beberapa obat tablet dari sebuah wadah penyimpanan obat
Probability
Sampling
STRATIFIED SAMPLING

Pengertian stratified sampling adalah proses pengambilan


sampel melalui proses pembagian populasi ke dalam strata,
memilih sampel acak sederhana dari setiap strata, dan
menggabungkannya ke dalam sebuah sampel. Dari populasi
tersebut kemudian dibagi ke dalam strata yang
karakteristiknya sama.
Probability
Sampling
Ilustrasi Stratified Sampling
STRATIFIED RANDOM
SAMPLING

 Sebagai contoh, peneliti ingin mengetahui alasan mahasiswa (populasi) memilih kuliah di
Perguruan Tinggi A. Di dalam perguruan tinggi tersebut terdapat 1000 orang mahasiswa yang
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan perempuan. Kelompok laki-laki
sebanyak 600 orang (60%), dan perempuan sebanyak 400 orang (40%). Jika sampelnya
ditetapkan sebanyak 500 dari 1000 orang mahasiswa, maka dalam sampel itu banyaknya
masing-masing kelompok harus seimbang sama dengan dalam populasi. Kelompok laki-laki
sebanyak 300 orang (60%), dan kelompok perempuan sebanyak 200 orang (40%). Mengenai
penetapan siapa-siapa (individu-individu) dari masing-masing golongan dilakukan secara acak
(random) seperti dalam simple random sampling.

Probability
Sampling
CLUSTER SAMPLING

Pengertian Cluster sampling adalah proses pemilihan sampel dimana


peneliti membentuk beberapa cluster/ kelompok dari sebuah
populasi.  Beberapa cluster dari populasi tersebut ini lalu dibentuk
berdasarkan sifat atau karakteristik yang homogen atau identik di
antara individu-individu tertentu dalam sebuah populasi. Artinya
Populasi dibagi menjadi subgroup, kemudian beberapa grup diambil
secara acak untuk dijadikan sampel.
Probability
Sampling
Ilustrasi Cluster Sampling
CLUSTER SAMPLING

Contoh di Indonesia terdapat 30 provinsi. Setelah dipertimbangkan,


besarnya sampel ialah sebanyak 15 Provinsi. 15 Provinsi inilah yang
disebut sebagai cluster sampling.
Sampel yang diambil juga menggunakan sampling lagi di 15
provinsi tersebut

Probability
Sampling
ILUSTRASI
STRATIFIED VS CLUSTER SAMPLING
SYSTEMATIC SAMPLING

Pengertian systematic sampling adalah proses memilih sampel dari


populasi yang dilakukandenganmenggunakan tertentu
secaraberurutan.
Systematic sampling memiliki kemiripan dengan simplerandom
sampling dimana masing-masing anggota populasi memiliki
kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel

Non Probability
Sampling
Ilustrasi Systematic Sampling
SYSTEMATIC SAMPLING

 Contoh 2: Populasi terdiri dari 100 tablet obat maag. Masing-masing diberi nomor dan
didaftarkan/ dituliskan secara berurutan dari nomor 1 sampai nomor 100. Jika diambil
20 dari 100 tablet tersebut, maka , dengan kata lain diambil 1 dari 5. Secara Sistematik
ambilah anggota populasi yang akan menjadi sampel dengan jarak 5. Jika pertama kali
anggota populasi yang terpilih (misal dengan tutup mata/ secara random) untuk
menjadi sampel adalah obat yang nomor urut 15, maka anggota kedua sampai
kesepuluh secara berurutan adalah anggota nomor urut 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55,
60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95, 100, 05, dan 10 (nomor urutnya diulang kembali karena
tidak ada nomor urut di atas 100).
Non Probability
Sampling
Non Probability Sampling
Quota Sampling

Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah kuota yang diinginkan.

Contoh: Peneliti akan melakukan penelitian terhadapa penyakit diabetes melitus tipe 2 di
Rumah Sakit T.C Hillers Maumere. Jumlah sampel yang di tentukan 500 orang. Jika
pengumpulan data belum sampai 500 orang, maka penelitian di pandang belum selesai
karena belom memenuhi kuota yang ditentukan.

Non Probability
Sampling
Accidental Sampling

Teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.

Contoh: Penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dan konsumsi sayur buah dengan
penyakit diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Beru. Sampel yang diambil adalah pasien
yang datang berobat dan dan memenuhi kriteria maka diambil sebagai sampel penelitian.

Non Probability
Sampling
Purposive Sampling

Teknik Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian
atau permasalahan penelitian.
Total Sampling / Sampling Jenuh

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang atau peneliti
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Snowball Sampling

Teknik Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian menjadi banyak. Dalam penentuan awal sampel, pertama dipilih satu atau
dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua sbelumnya. Begitu terus sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
Suatu penelitian memiliki judul “Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RS Bahagia pada Tahun 2016”
memiliki tujuan penelitian untuk menganalisis kelengkapan pengisian
berkas rekam medis pasien rawat inap di RS Bahagia Tahun 2016. Jika
Anda sebagai peneliti, tentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
dalam mendapatkan sampel pada penelitian tersebut!
Tugas:
1) Suatu penelitian memiliki judul “Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam
Medis Pasien Rawat Inap di RS Bahagia pada Tahun 2016” memiliki tujuan penelitian
untuk menganalisis kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap di
RS Bahagia Tahun 2016. Jika Anda sebagai peneliti, tentukan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi dalam mendapatkan sampel pada penelitian tersebut!
2) Sebutkan jenis teknik sampling dan karakteristik dari masing-masing jenis teknik
sampling tersebut!
3) Berikan contoh penerapan teknik sampling menggunakan simple random sampling
dan sistematik random sampling!
4) Jelaskan perbedaan teknik cluster random sampling dengan stratified random
sampling beserta contohnya!
5) Jelaskan perbedaan teknik sampling purposif dengan snowball sampling!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai