Anda di halaman 1dari 44

CL-3

Metodologi Penelitian Kesehatan


Baby Putri Adria (1906351221)
Naila Adinda Achmad (1906351410)
Dinar Olympia P (1906350225)
Hanifa Hanum (1906350194)
Delicia Salsabila (1906349375)
Tiara Putri Finata (1906350175)
TABLE OF CONTENTS

01 Populasi dan Sampel 04 Case-control

02 Ecological Study 05 Cohort

03 Cross-Sectional 06 Eksperimental

07 Eksplorasi
01
Populasi dan
Sampel
Definisi dan pengertian kriteria
inklusi dan eksklusi
Definisi
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan kita lakukan.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai maupun karakteristiknya kita ukur
dan nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi.
Contoh :
Ingin mengetahui kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil di Kabupaten Tangerang.
● Populasi
Seluruh ibu hamil yang ada di Kabupaten Tangerang
● Sampel
Sebagian dari ibu hamil yang mewakili keseluruhan ibu hamil di Kabupaten
Tangerang

Sabri, L. & Hastono, S. P., 2008. Statistik Kesehatan.


Alasan Penarikan Sampel
1. Adanya populasi sangat besar (infinite population)
Dalam kasus ini, tidak memungkinkan untuk seluruh populasi diperiksa karena akan
memerlukan waktu yang lama.
2. Homogenitas
Tidak perlu semua unit populasi yang homogen diperiksa. (percuma karna variabel
tidak terwakili oleh subjek dan akan membuang waktu)
3. Menghemat biaya dan waktu
4. Ketelitian/ketepatan pengukuran
Meneliti yang lebih sedikit (sampel) akan lebih teliti dibandingkan dalam jumlah
banyak (populasi)
5. Adanya penelitian yang untuk melakukan penelitian tersebut,
Objek penelitian tersebut harus dihancurkan (destruktif)
Contoh : pengambilan darah dari orang yang menjadi objek tidak mungkin dipakai
lagi.
Sabri, L. & Hastono, S. P., 2008. Statistik Kesehatan.
Syarat-syarat Sampel Ideal
1. Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat
2. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian
3. Sederhana dan mudah dilaksanakan
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah
mungkin

Kerangka Sampel (Sampling Frame)


Merupakan daftar semua unsur sampel dalam populasi.
Contoh :
- Jumlah penduduk di suatu daerah kerja puskesmas
- Jumlah penderita AIDS di siatu daerah
Daftar sampel ini harus “up to date”

Sabri, L. & Hastono, S. P., 2008. Statistik Kesehatan.


Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel Pengambilan sampel secara


secara acak tidak acak
(probability sampling) (non probability sampling)

Sabri, L. & Hastono, S. P., 2008. Statistik Kesehatan.


Pengambilan Sampel Secara Acak

1
Acak Sederhana
3
Sampel Strata
Simple Random Sampling
Stratified Random
(SRS)
Sampling

4
2 Klaster
Cluster Sampling
Sistematis
Systematic Random
Sampling
5
Sampel Bertingkat
Multistage Sampling
Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak

1
Purposive
Sampling

3
Quota

2
Insidental
Sampling

Sampling
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
A. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

B. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian.

Rukinah, Rukinah. "Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pencegahan Kanker Payudara di Puskesmas Maccini
Sawah Makassar 2019." Jurnal Farmasi Sandi Karsa, vol. 5, no. 1, 2019, pp. 84-89.
Contoh Penerapannya
● Suatu penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang
Pencegahan Kanker Payudara di Puskesmas Maccini Sawah Makassar. Sampel dipilih
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

Syarat kriteria inklusi :


1. Bersedia diwawancara/menjadi responden.
2. Wanita usia subur yang berkunjung di Puskesmas Maccini Sawah Makassar dalam
masa penelitian.

Penyebab kriteria eksklusi :


3. Subjek menolak berpartisipasi
4. Pengisian karakteristik responden tidak lengkap
5. Subjek tidak menjawab salah satu sari pertanyaan yang diberikan.
(A. Aziz Alimul Hidayat, 2009, hal 69).

Rukinah, Rukinah. "Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pencegahan Kanker Payudara di Puskesmas Maccini Sawah Makassar
2019." Jurnal Farmasi Sandi Karsa, vol. 5, no. 1, 2019, pp. 84-89.
Hidayat Alimul Aziz. 2007. Menentukan Populasi, Sampel, Dan Tehnik Sampling, Metode Penelitian Tehnik
Analisa Data. Salemba Medika, Jakarta. Hal 51 dan 69.
02
Ecological
study
Cara menghitung besar sampel
minimum
Rumus Besar Sampel Penelitian:

n= Jumlah sampel

Za= Deviat baku alfa

Zb= Deviat baku beta

r= Korelasi minimal yang dianggap bermakna

In= Perhitungan menggunakan kalkulator yang memiliki “menu in”

Oktavia, N., 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish


Contoh Soal
Suatu penelitian ingin mengetahui korelasi antara kolesterol-HDL dengan IMT pada
penderita penyakit jantung koroner di Rumah Sakit A. Diketahui nilai korelasi minimal yang
dianggap bermakna = 0,4, dengan tingkat kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II
sebesar 10%, hipotesis satu arah. Berapa sampel yang diperlukan?

Oktavia, N., 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish


Nilai Z alpha dan beta

Kemenkes, 2017. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Metodologi Penelitian. [online] Kemenkes. Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf
03
Cross-sectional
study
Cara menghitung besar sampel
minimum
Rumus Besar Sampel Untuk Studi Cross-
Sectional
Untuk penelitian survei, rumus yang dapat digunakan adalah dengan rumus estimasi proporsi. Jika
besar populasi (N) diketahui, maka dapat menggunakan rumus berikut:

Keterangan
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Derajat kepercayaan (biasanya pada tingkat 95% = 1,96)
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0,10), 5%
(0,05).
Kementerian Kesehatan. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Contoh Soal
Suatu penelitian cross sectional ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
Kecamatan X untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Jumlah penduduk Kecamatan X diketahui 4500
jiwa. Sedangkan persentase penduduk Kecamatan X yang telah terdaftar BPJS Kesehatan sebesar 38%.
Untuk derajat penyimpangan yang diinginkan peneliti adalah 5% dan nilai Z = 1,96. Berapa sampel
yang dibutuhkan pada penelitian tersebut?

Diketahui:
N= 4500
Z= 1.96
p= 38% = 0.38
d= 5% = 0.05

Jadi, sampel yang dibutuhkan


adalah 88 orang

Kementerian Kesehatan. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.


Rumus Besar Sampel Untuk Studi Cross-
Sectional
Apabila besar populasi (N) tidak diketahui, maka besar sampel dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:

Keterangan
n = Jumlah sampel
Z = Derajat kepercayaan (biasanya pada tingkat 95% = 1,96)
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0,10), 5%
(0,05).

Kementerian Kesehatan. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.


Contoh Soal
Suatu penelitian ingin mengetahui proporsi resume medis yang tidak lengkap pada RS X. Namun
populasinya belum diketahui peneliti. Untuk derajat penyimpangan yang diinginkan peneliti adalah 5%,
maka sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Diketahui:
Z= biasanya 95% = 1.96
p= tidak diketahui (50%) = 0.5
d= 5% = 0.05

Maka, sampel dokumen


resume medis yang
diperlukan adalah 384
dokumen.

Kementerian Kesehatan. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.


04
Case control
study
Cara menghitung besar sampel
minimum
Rumus Proporsi Kasus dan Kontrol untuk Studi
Case-Control
Keterangan
OR = Odds Ratio
P1 = proporsi kasus
P2 = proporsi kontrol

Dari 3 parameter yang diperlukan cukup ditentukan 2 parameter. Contoh:

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Rumus Besar Sampel untuk Studi
Case-Control Tidak Berpasangan
Untuk estimasi interval kepercayaan rasio odds

Keterangan

n1 = n2 = jumlah sampel
zα = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (a)
P1 = proporsi kasus
P2 = proporsi kontrol
Q1 = 1 - P1
Q2 = 1 - P2
E = tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki
Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Contoh Soal
Dengan menggunakan desain studi status kontrol seorang peneliti ingin mengetahui berapa besar
pengaruh diabetes melitus yang diderita lelaki berumur 40-50 tahun terhadap penyakit jantung koroner.
Diperkirakan OR = 2, proporsi pada kelompok kontrol 0,20 dan tingkat ketepatan yang dikehendaki
20% dengan nilai kepercayaan sebesar 95%. Berapakah subjek yang diperlukan?

Jawab
α = 95% → zα = 1,96
OR =2
P2 = 0,20
Q2 = 1 - P2
= 1 - 0,20
= 0,80
P1 = OR x P2 / (1 - P2)+(OR x P2)
= 2 x 0,20 / (1-0,20)+(2 x 0,20)
= 0,33
Q1 = 1 - P1
= 1 - 0,33
= 0,67
E = 0,20
Rumus Besar Sampel untuk Studi Case-
Control Tidak Berpasangan
Untuk uji hipotesis terhadap rasio odds

Keterangan

n1 = n2 = jumlah sampel
zα = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (a)
zβ = nilai Z berdasarkan kekuatan uji (b)
P1 = proporsi kasus
P2 = proporsi kontrol
Q1 = 1 - P1
Q2 = 1 - P2
P = 1/2 (P1 + P2)
Q =1-P
Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Contoh Soal
Dengan desain kasus kontrol tidak berpasangan peneliti ingin mengetahui pengaruh diabetes melitus
yang diderita lelaki berumur 40-50 tahun terhadap penyakit jantung koroner. OR yang dianggap
bermakna adalah 2, proporsi efek pada kelompok kontrol sebesar 0,20 dengan nilai kemaknaan sebesar
0,05 dan power sebesar 80%. Berapakah perkiraan besar sampel minimal yang diperlukan?

α = 0,05 → zα = 1,96
β = 80% → zβ = 0,842 Q1 = 1 - P1
OR =2 = 1 - 0,33
P2 = 0,20 = 0,67
Q2 = 1 - P2 P = ½ (P1 +P2)
= 1 - 0,20 = ½ (0,33 + 0,20)
= 0,80 = 0,265
P1 = OR x P2 / (1 - P2)+(OR x P2) Q =1-P
= 2 x 0,20 / (1-0,20)+(2 x 0,20) = 1 - 0,265
= 0,33 = 0,735

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Jawab

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Rumus Besar Sampel untuk Studi Case-Control
Berpasangan

Keterangan

n = jumlah sampel
zα = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (a)
zβ = nilai Z berdasarkan kekuatan uji (b)
R = rasio odds
Q =1-P

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Contoh Soal
Dengan desain kasus kontrol berpasangan peneliti ingin mengetahui pengaruh
diabetes melitus terhadap penyakit jantung koroner. Diduga OR = 2 dengan
kemaknaan sebesar 0,05 dan power (kekuatan uji) sebesar 80%. Berapakah
jumlah subjek yang diperlukan?

Jawab
α = 0,05 → zα = 1,96
β = 80% → zβ = 0,842
R =2
P = R/(1+R)
= 2/(1+2)
= 2/3
Q =1-P
= 1 - 2/3
= 1/3

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
05
Cohort study
Cara menghitung besar sampel
minimum
Menghitung Risiko Relatif
Pada studi kohort peneliti bermaksud mencari perbandingan insidens efek pada kelompok dengan
faktor risiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa risiko.

Besar sampel dihitung pada studi kohort dengan pembanding eksternal (studi kohort ganda). Untuk studi
kohort dengan pembanding internal perlu perkiraan pasien yang akan terpajan faktor risiko. Bila
insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko = P1 dan insidens efek pada kelompok tanpa risiko =
P2 maka RR = P1 / P2.

Contoh:
Keterangan
Bila RR = 2, P1 = 0,80, maka P2 = 0,80 / 2= 0,40
RR = relative risk (risiko relatif)
Bila RR = 1,75, P2= 0,20, maka P1 = 1,75 x 0,20 = 0,35 P1 = insidens efek pada kelompok
dengan faktor risiko
P2 = P1 / RR; P1 = RR x P2 P2 = insidens efek pada kelompok
tanpa risiko

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Rumus Besar Sampel untuk Studi Cohort
Rumus Estimasi Interval Kepercayaan Risiko Relatif

Keterangan

n1 = n2 = jumlah sampel
zα = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (a)
P1 = insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko
P2 = insidens efek pada kelompok tanpa risiko
Q1 = 1 - P1
Q2 = 1 - P2
E = tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Contoh Soal
Dengan desain studi kohort ingin diteliti pengaruh diabetes melitus pada lelaki 40-50
tahun pada kejadian penyakit jantung koroner (PJK). Diperkirakan RR = 1,75,
proporsi PJK pada kelompok kontrol sebesar 0,20 dan ketepatan yang dikehendaki
20% dengan nilai kepercayaan 95%. Berapakah subyek yang diperlukan?

Diketahui Jawab
α = 95% → zα = 1,96
RR = 1,75
P2 = 0,20
P1 = RR x P2
= 1,75 x 0,2
= 0,35
E = 0,20

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Rumus Besar Sampel untuk Studi Cohort
Rumus Uji Hipotesis terhadap Risiko Relatif

Keterangan

n1 = n2 = jumlah sampel
zα = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (a)
zβ = nilai Z berdasarkan kekuatan uji (b)
P1 = insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko
P2 = insidens efek pada kelompok tanpa risiko
Q1 = 1 - P1
Q2 = 1 - P2
P = 1/2 (P1 + P2)
Q =1-P

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
Contoh Soal
Pada studi kohort ingin diketahui pengaruh diabetes mellitus terhadap terjadinya
neuropati diabetika. Bila nilai RR 1,75 dianggap bermakna, proporsi neuropati pada
kontrol 0,20, α = 0,05 dan power 80%, berapa subyek yang diperlukan?

Diketahui Jawab
α = 0,05 → zα = 1,96
β = 80% → zβ = 0,842
RR = 1,75
P2 = 0,20
P1 = RR x P2 = 1,75 x 0,2
= 0,35
Q2 = 1 - P2 = 1 - 0,20= 0,80
Q1 = 1 - P1 = 1 - 0,35 = 0,65
P = 1/2 (P1 + P2)
= 1/2 (0,35 + 0,2)= 0,275
Q = 1 - P = 1 - 0,275= 0,725

Sastroasmoro S and Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 4th ed. 2011. Jakarta: CV Sagung Seto.
06
Studi
Eksperimental
Cara menghitung besar sampel
minimum
● Pada studi eksperimental, masing-masing
grup disarankan memiliki anggota yang tidak
kurang dari 15 subjek. Ukuran sampel yang
dianggap memadai pada studi ini adalah
sebesar 20 sampai dengan 50.
● Besar sampel minimal untuk setiap jenis
penelitian dapat dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel.
Penggunaan rumus besar sampel
membutuhkan nilai Z alpha dan nilai Z beta
sebagai berikut:

Kementerian Kesehatan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta.


Rumus Besar Sampel Untuk Studi Eksperimen

Keterangan
nc = jumlah sampel pada kelompok kontrol
Z1-α = nilai Z berdasarkan derajat kemaknaan (1-a))
Z1-β = nilai Z berdasarkan kekuatan uji (1-b)
Pc = Proporsi insidens rate outcome pada kelompok control
Pt =Proporsi insidens rate outcome pada kelompok treatment
P = (Pc + Pt)/2
Qc = 1 - Pc
Qt = 1- P Kementerian Kesehatan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta.
Contoh Soal
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah proporsi kesembuhan suatu penyakit oleh obat baru G
berbeda dengan proporsi kesembuhan penyakit oleh obat H. Perusahaan obat G menyatakan bahwa
obat tersebut dapat menyembuhkan penyakit tertentu dengan tingkat kesembuhan sebesar 50%
sedangkan kesembuhan oleh obat H adalah 25%. Hitunglah jumlah pasien yang dibutuhkan untuk
mendeteksi perbedaan tersebut dengan α = 0,05 uji hipotesis dua arah dan β=0,2

● P = (Pc + Pt)/2 = (0,25 + 0,5)/2 = 0,375


● Qc = 1 - Pc =1-0.25 = 0.75
● Qt = 1- Pt = 1-0.50 = 0.50
● Q = 1- P = 1-0.375= 0.625

Kementerian Kesehatan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta.


Apabila tujuan dari penelitian adalah menganalisis keterkaitan antar variabel melalui penelitian
eksperimental di laboratorium atau pengendalian variabel eksternal yang ketat, maka rumus yang
digunakan adalah rumus besar Federer

Rumus Besar Federer

Keterangan
k = Jumlah kelompok
r = Jumlah replikasi per kelompok atau
dapat disebut besar sampel (n) per
kelompok

Kementerian Kesehatan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta.


Contoh Soal
Pada penelitian yang bertujuan ingin menganalisis perbandingan jumlah koloni strepcoccus
mutans pada rongga mulut terhadap perbedaan konsentrasi ekstrak daun kemangi. Pada
penelitian ini terdapat 4 kelompok penelitian, yaitu kontrol, konsentrasi 10%, 5%, dan
2.5%. Maka untuk menentukan berapa jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
pada penelitian di daerah X tersebut adalah sebagai berikut:

Jawab:

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dibutuhkan jumlah


(k-1).(r-1) ≥ 15 sampel minimal untuk masing-masing kelompok penelitian
(4-1).(r-1) ≥ 15 adalah sejumlah 6 sampel.
3r-3 ≥ 15
3r ≥ 15 + 3
r ≥ 18/3
r≥6
Kementerian Kesehatan. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta.
07
Studi Eksplorasi
Cara menghitung besar sampel
minimum
Besar sampel
- Penelitian ini berusaha menjelajah/menggambarkan apa yang terjadi termasuk siapa, kapan, dimana, atau
berhubungan dengan karakteristik suatu gejala atau masalah sosial .
- Penjajakan tidak dilakukan dengan sistematis dan terkontrol → tidak didasarkan atas hipotesis dan sampel
dengan jumlah yang pasti.
- Penjajakan dilakukan dengan teknik snowball sampling.
- Informasi yang diperlukan sangat longgar, fleksibel dan tidak terstruktur
- Sampel tidak terlalu banyak.
- Analisis dari data primer lebih bersifat kualitatif sehingga hasil/output sgt tentatif, umumnya dilanjutkan
penelitian yang bersifat lebih konklusif.

Mudjiyanto, B., 2018. Tipe Penelitian Eksploratif Komunikasi. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 22(1): 65-74
DAFTAR PUSTAKA
● Adventus MRL, S., I Made Merta Jaya, M. & Ns. Donny Mahendra, S., 2019. Antropologi
Keperawatan. pp. 24-25.
● Masturoh, I. and Anggita. P, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. [online]
Bppsdmk.kemkes.go.id. Available at: <
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelit
ian-Kesehatan_SC.pdf
> [Accessed 17 March 2021].
● Irmawartini and Nurhaedah. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
[online] Available at: <http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf> [Accessed 17
March 2021].
● Rukinah, Rukinah. "Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pencegahan
Kanker Payudara di Puskesmas Maccini Sawah Makassar 2019." Jurnal Farmasi Sandi
Karsa, vol. 5, no. 1, 2019, pp. 84-89.
● Kemenkes, 2017. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Metodologi Penelitian. [online]
Kemenkes. Available at: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf
● Sabri, L. & Hastono, S. P., 2008. Statistik Kesehatan.
● Oktavia, N., 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish
● Mudjiyanto, B., 2018. Tipe Penelitian Eksploratif Komunikasi. Jurnal Studi Komunikasi
dan Media, 22(1): 65-74

Anda mungkin juga menyukai