Anda di halaman 1dari 14

POPULASI, PRINSIP DASAR PENGAMBILAN BESAR SAMPEL,

PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

DI SUSUN OLEH :

Grace Yolanda Sembiring


032017011

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI LIMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang diberikan pada saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Populasi, Prinsip Dasar Pengambilan Besar Sampel, Perhitungan Besar Sampel”, ini tepat
waktu.
Dalam penyusunan makalah ini saya tidak lupa untuk mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Dalam
kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada : Ibu Pomarida Simbolan, S.KM., M.Kes
selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan kesempatan, saran serta masukan
untuk kami dalam mengikuti dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari
teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar dapat memperbaikinya.
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2020

Grace Yolanda S
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2


Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
BAB 1 Materi ................................................................................................................. 4
1.1 Populasi .................................................................................................. 4
1.2 Sampel .................................................................................................... 5
1.3 Prinsip Penarikan Sampel ....................................................................... 7
1.4 Perhitungan Besaran Sampel .................................................................. 8
BAB 2 Kasus .................................................................................................................. 12
BAB 3 Pembahasan ........................................................................................................ 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 14
BAB 1
MATERI

1.1 Populasi
Populasi adalah seluruh objek yang menjadi sasaran penelitian atau
pengamatan dan memiliki sifat-sifat yang sama. Sampel adalah bagian dari populasi
yang diambil untuk dijadikan objek pengamatan langsung dan dijadikan dasar dalam
pengambilan kesimpulan. Dengan kata lain, populasi adalah himpunan keseluruhan
objek yang diteliti, sedangkan sampel adalah bagian yang di ambil dari populasi
(Media, 2017).
Cooper dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Sugiyono (2015)
memberikan pengertian bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda,
gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik
tertentu dalam suatu penelitian (Slamet Riyanto, S.T., 2016).
Populasi adalah keseluruhan kumpulan unsur – unsur objek penelitian yang
sejenis, yang akan dikaji karakteristiknya. Unsur – unsur objek penelitian tersebut
dapat dibentuk manusia, makhluk hidup (tumbuhan, hewan), benda mati (rumah,
sumber air, udara, pasar), benda abstrak (kegiatan, waktu) (Saputra, 2016).
1. Populasi berdasarkan jenis
a) Populasi terbatas
Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya
secara kuantitif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh: Jumlah pasien
rawat jalan RS A pada tahun 2017 adalah 457.924 orang.
b) Populasi tak Terbatas (tak Terhingga)
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan
batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah.Contoh: Jumlah penduduk Indonesia yang mengalami pemutusan
hubungan kerja pada tahun 2017. Dalam hal ini jumlah penduduk Indonesia
yang mengalami pemutusan hubungan kerja merupakan populasi tak terbatas
karena tidak semua perusahaan melaporkan kejadian tersebut.
2. Populasi Berdasarkan Sifatnya
a) Populasi homogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama dan tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Contoh: populasi pasien rawat
jalan dengan jenis asuransi yaitu BPJS Kesehatan kelas 3 di RS A pada tahun
2017.
b) Populasi heterogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda
(bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas - batasnya secara kualitatif dan
kuantitatif.
Contoh: populasi pasien pasien rawat inap di RS A pada tahun 2017.
Menentukan Populasi dapat juga diidentifikasi oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan,
cakupan (scope), dan waktu. Contoh: Suatu penelitian tentang distribusi
penyakit yang pada pasien rawat inap di rumah sakit tingkat Provinsi DKI
Jakarta tahun 2017, maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor
sebagai berikut.
Isi Semua pasien rawat inap
Satuan Rumah Sakit
Cakupan Provinsi DKI Jakarta
Waktu Tahun 2017
3. Populasi Berdasarkan Kelompoknya
a) Populasi Umum
Populasi umum adalah dimana sumber datanya seluruh objek pada lokasi
penelitian
b) Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran dalam mengeneralisasi
sebagai kesimpulan sebuah penelitian.

1.2 Sampel
Sampel menurut Somantri (2006) adalah bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Sugiyono (2015) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” (Slamet Riyanto, S.T., 2016).
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan cara tertentu
untuk dikenai pengukuran. Pengambilan sampeldari keseluruhan populasi biasa
disebut sampling (Saputra, 2016).
1. Alasan Sampling
a) Populasi terlalu besar
b) Percobaan yang merusak
c) Sumber daya yang dimiliki terbatas
2. Besar Sampel
a) Dengan menggunakan rumus
Z 2 . P .q
1) N untuk populasi tak terbatas ata lebih besar dari 10.000
d2
Keterangan :
N : besarnya sampel
Z : nilai standar normal yang berkaitan dengan nilai α
p : probabilitas terjadinya kejadian (bila tidak ada data dibuat
50%)
q : probabilitas tidak terjadinya kejadian (bila tidak ada data
dibuat
50%) q = 1 – p
d : tingkat kecermatan yang diinginkan
2) Untuk populasi kurang dari 10.000

Keterangan :
N : besarnya sampel untuk populasi lebih dari 10.000
n : besarnya populasi
nf : besarnya sampel dengan populasi kurang dari 10.000
N . Z 2 . p .(1− p)
3) n
N . d 2 + Z2 . p .(1−p)
Keterangan :
N : besarnya populasi
Z : nilai stadar normal yang berkaitan dengan nilai α
p : probabilitas terjadinya kejadian (bila tidak ada data dibuat
50%)
d : tingkat kecermatan yang diinginkan
n : besarnya sampel

1.3 Prinsip Penarikan Sampel


1. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel merupakan salah satu proses yang penting
melakukan sebuah penelitian. Karena kesalahan dalam penarikan sample dapat
mengakibatkan ketidaksesuaian hasil data penelitian dengan kenyataan. Ada 4
teknik penarikan sampel yang sering digunakan oleh para peneliti :
a) Sampel acak sederhana (Random)

Gambar

Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil sampel


random sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota poipulasi. Hal ini dapat dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen.
Prosedurnya :
1) Susun “sampling frame”
2) Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3) Tentukan alat pemilihan sampel
4) Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
b) Sampel Stratifikasi
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai
anggota/karakteristik yang tidak homogen dan berstrata secara proportional.
Sebagai contoh suatu organisasi mempunyai personil yang terdiri dari latar
belakang pendidikan yang berbeda yaitu: SMP, SMA, S1, dan S2 dengan
jumlah setiap kelas pendidikan juga berbeda. Jumlah anggota populasi untuk
setiap strata pendidikan tidak sama atau bervariasi. Jumlah sampel yang harus
diambil harus meliputi strata pendidikan yang ada yang diambil secara
proporsional.

c) Sampel Sistematik
Teknik sampling ini merupakan teknik penarikan sampel dengan cara
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.atau teknik penarikan sampel yang mengambil setiap unsure ke-k
dalam populasi, untuk dijadikan contoh dengan titik awal di tentukan secara
acak diantara k unsur yang pertama. Sebagai contoh jumlah anggota populasi
sebanyak 200 orang. Anggota populasi diberi nomor urut dari no 1 sampai
nomor 200. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan dengan memilih
nomor urut ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, seperti
bilangan 5 dan lainnya.
d) Sampel Kelompok (Cluster)
Teknik sampling daerah (cluster sampling) digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misalnya penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan. Sebagai
contoh Indonesia terdiri dari 33 propinsi, sampel yang akan diambil sebanyak
5 propinsi, maka pengambilan 5 propisnsi dari 30 propinsi dilakukan secara
random.
Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang ada di
Indonesia juga berstrata, maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi juga
dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Teknik
cluster sampling dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) menentukan sampel
daerah, dan (2) menentukan orang-orang yang ada pada daerah dengan cara
sampling juga.

1.4 Perhitungan Besaran Sampel


Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain
penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasi dengan
menggunakan desain cross sectional akan berbeda dengan case control study dan
kohort. Demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi maka akan
berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data kontinyu. Penelitian di bidang
kesehatan kebanyakan menggunakan desain atau pendekatan cross sectional,
meskipun ada beberapa yang menggunakan case control atau pun kohort. Berikut ini
adalah beberapa metode yang digunakan dalam menentukan ukuran sampel.
1) Rumus Slovin
N
n=
1+ Ne 2

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan dalam penelitian
Rumus Taro Yamane juga menyerupai Rumus Slovin dimana istilah kesalahan
atau e pada Slovin, diganti menggunakan istilah presisi atau d pada Taro Yamane.
Rumus Taro Yamane adalah sebagai berikut:
N
n=
1+ Nd 2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Presisi
Contoh: Dalam suatu penelitian yang memiliki jumlah populasi 120 orang dan tingkat
kesalahan yang diharapkan oleh peneliti adalah sebesar 5%, maka jika menggunakan
rumus slovin, maka didapat sampel sebagai berikut:
N 120
n= 2 = 3
1+ Ne 1+ 120.(0.05)
n = 92
2) Penelitian Cross Sectional
Untuk penelitian survei, rumus yang dapat digunakan adalah dengan rumus
estimasi proporsi. Jika besar populasi (N) diketahui, maka dapat menggunakan rumus
berikut:

Z 2 p (1− p)
n=
de
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Derajat kepercayaan (biasanya pada tingkat 95% = 1,96)
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya,
ditetapkan 50% (0,50)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0,10), 5% (0,05).
Contoh: Suatu penelitian ingin mengetahui proporsi resume medis yang tidak lengkap
pada RS X. Namun populasinya belum diketahui peneliti. Untuk derajat
penyimpangan yang diinginkan peneliti adalah 5%, maka sampel yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
Z 2 p (1− p) 1.962 0.5 (1−0.5)
n= =
de 0.05
0.96
n= =384
0.0 025
Maka, sampel dokumen resume medis yang diperlukan adalah 384 dokumen.
3) Sampel Berstrata
Pada topik sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam pengambilan sampel,
teknik stratifikasi dipilih untuk populasi yang bersifat heterogen. Dari populasi
tersebut kemudian dibagi ke dalam strata yang karakteristiknya sama. Rumus yang
digunakan dalam sampel berstrata adalah sebagai berikut:
Ni
ni = xn
N
Keterangan:
Ni = Jumlah populasi pada stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel pada stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Contoh: Suatu penelitian mengukur evaluasi kinerja dosen dengan subjek penelitian
mahasiswa. Peneliti membuat stratum kelompok mahasiswa sebagai berikut:
Tabel 6.1 Kelompok Mahasiswa Berdasarkan
Nilai Mahasiswa
Nilai Jumlah Mahasiswa Nilai Ujian
0-30 7 Tidak pandai
31-60 15 Sedang
61-80 23 Lumayan
80-100 5 Pandai
Total Siswa 50
Dengan mengggunakan rumus berstrata maka perhitungan adalah sebagai berikut:
a. Cari besaran sampel secara keseluruhan (Bisa menggukan rumus Slovin: dalam
penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan 5%).
b. Hitung sampel tiap stratifikasi.
Maka setelah perhitungan, didapatkan sampel dari tiap populasi seperti berikut:
Tabel 6.2 Sampel Tiap Kelompok Mahasiswa Berdasarkan
Nilai Mahasiswa
Nilai Jumlah Mahasiswa Nilai Ujian Sampel
(Ni) Stratifikasi (ni)
0-30 7 Tidak pandai 6
31-60 15 Sedang 13
61-80 23 Lumayan 20
80-100 5 pandai 4
Total Siswa 50 44
BAB 2
KASUS

2.1 Kasus
a) Populasi
Buatlah contoh dari populasi berdasarkan kelompok :
1. Populasi umum
2. Populasi target
b) Sampel
1. Dalam suatu penelitian yang memiliki jumlah populasi 300 orang dan tingkat
kesalahan yang diharapkan oleh peneliti adalah sebesar 5%. Berapa sampel
yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus slovin?
2. Suatu penelitian cross sectional ingin mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat Kecamatan X untuk menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Jumlah penduduk Kecamatan X diketahui 4500 jiwa. Sedangkan
persentase penduduk Kecamatan X yang telah terdaftar BPJS Kesehatan
sebesar 38%. Untuk derajat penyimpangan yang diinginkan peneliti adalah 5%
dan nilai Z = 1,96. Berapa sampel yang dibutuhkan pada penelitian tersebut?
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Penyelesaian
a) Populasi
 Populasi umum adalah seluruh pasien rawat jalan Rumah Sakit X.
 Populasi targetnya adalah seluruh pasien rawat jalan dengan kepesertaan BPJS
di Rumah Sakit X.
Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi pasien rawat jalan dengan
kepesertaan BPJS di Rumah Sakit X.
b) Sampel
1. Diketahui : N = 300 e = 5%
Maka, perhitungan sampel adalah :

N
n= =
1+ Ne 2

300
=
1+ 300(0.05)2
= 171
Jadi, sampel yang dibutuhkan yaitu 171 orang

2. Diketahui :
N = 4500
p = 0,38
d = 5% (0,05)
Z = 1,96
Maka, perhitungan sampel adalah :

N . Z 2 . p .(1− p)
n=
N . d 2 +Z 2 . p .(1− p)
1,96 2 0,38 ( 1−0,38 ) 4500
¿
0,052 (4500−1)+1,96 2 0,38(1−0,38)
1060,2
=
12,0275
= 88
Jadi, sampel yang diibutuhkan adalah 88 orang
DAFTAR PUSTAKA

Imas Masturoh, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.


Media, S. (2017). Dasar-Dasar Statistik Penelitian (1st ed.).
Saputra, R. (2016). Buku Ajar Biostatistik (p. 162).
Slamet Riyanto, S.T., M. M. (2016). Pengertian Dasar Dalam Statistika. Pengertian Dasar
Dalam Statistika, 1975, 9. http://jurnalhikmah.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/hikmah/article/download/8/11

Anda mungkin juga menyukai