Muvarichin
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to determine the relationship between work shift and subjective fatigue of work at
internet cafe operators in Sekaran. Shift work can affect variety of physical and psychological changes in the
people including fatigue. Based on the result preliminary observation conducted on ten workers in internet cafe,
are known to 100% of workers experiencing subjective fatigue. Which means, from 10 samples known to all
workers experiencing fatigue of work. The research type is explanatory, with research method of cross sectional.
The population of this research was 33 people, and by using the total sampling techniques. Research
instruments such as questionneirs, weight scale, and microtoice. The data analysis was done using Fisher’s
Exact Test with α =5%. The conclude of the research is there is not relation between work shift and subjective
fatigue of work at internet cafe operators in Sekaran. Based on these result of the research, the suggestions are
submitted (1) to employees can always apply the occupational health and safety (K3) well. (2) for owner, more
respect to setting work hours and breaks for internet cafe operators,(3) for further researchers, was to try
modifyng research by changing the type or the variables of research.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Muvarichin@gmail.com
8
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
9
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
persewaan kaset, toko buku, pompa/kios istirahat ditempat kerja atau dengan bentuk
bensin, klinik gigi, percetakan/sablon, laundry. istirahat lainnya. Kelelahan kerja adalah gejala
Salah satu usaha & binis tersebut diantaranya yang berhubungan dengan penurunan efisiensi
adalah warung internet (warnet). Menurut kerja, keterampilan, kebosanan, serta
anggapan pemilik (pengusaha), omset bisnis peningkatan kecemasan. Gejala kelelahan kerja
warnet ini menjanjikan dan untuk kedepannya secara subyektif antara lain terlihat gugup, tidak
dinilai prospektif dalam masa mendatang. berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian,
Faktor ekonomi adalah salah satu faktor yang enggan menatap mata orang lain, tidak kuat lagi
menjadi alasan menjamurnya warung internet berjalan.
(Warnet) dan Hot Spot Area (Feri Sulianta, Berdasarkan observasi pada warnet
2007:2). Hasil observasi pendahuluan, ada 10 Sekaran, diketahui sebagian dari penjaga warnet
warung internet serta game online di Kelurahan adalah mahasiswa, beberapa pemilik warnet
Sekaran (Kawasan Banaran dan Sekaran). juga sekaligus sebagai operator (penjaga)
Sebagian besar pengguna internet adalah anak warnet, para pemilik warnet beranggapan omset
kecil, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat bisnis warnet ini menjanjikan dan dinilai
umum. Tujuan dan perilakunya pun sangat prospektif untuk masa mendatang. Sistem
beragam, menurut Feri Sulianta (2007:3), kerjanya tebagi menjadi 2-3 shift kerja, untuk 3
umumnya orang dewasa menggunakan internet shift kerja antara lain shift pagi (Pkl. 08.00-
sebagai bagian dari pekerjaan, tugas serta untuk 16.00), shift siang (Pkl. 16.00-24.00) dan shift
mendapatkan informasi yang berhubungan malam (Pkl. 24.00-08.00), pada 2 shift kerja
dengan pekerjaan, sedangkan anak-anak atau yaitu shift pagi (Pkl. 07.00- 16.00) dan untuk shift
remaja mengakses internet untuk mendengarkan malam (Pkl. 17.00-24.00), masing-masing
musik, bermain game, dan berkenalan dengan penjaga warnet dapat bekerja antara 7 jam
orang-orang baru. Dari hasil observasi diketahui hingga 9 jam. Rata-rata lama kerja operator
beberapa dari pemilik warnet sekaligus juga warnet adalah 8 jam per hari. Berdasarkan
sebagai penjaga warnet. hasil studi pendahuluan pada 4 operator
Berdasarkan United Electrical (UE) News (penjaga warnet) shift pagi dan 6 operator shift
Health and Safety (1998) seperti dikutip dalam malam, dari 2 orang perempuan dan 8 orang
Wijaya dkk, (2006:236), menyatakan bahwa laki-laki, didapatkan semuanya mengalami
dalam jangka waktu yang lama shift kerja dapat lelah, artinya dari seluruh responden penjaga
mengakibatkan gangguan pencernaan, warnet diketahui semua pekerja menderita
gangguan tidur, dan kelelahan. Masalah utama kelelahan.
dari sisi faal tubuh terhadap penggunaan shift
kerja adalah circadian rhytem individu yang sulit METODE
dirubah. Shift kerja dapat mempengaruhi
berbagai perubahan fisik dan psikologis tubuh Penelitian ini bersifat kuantitatif dan
manusia diantaranya kelelahan. merupakan studi analitik dengan desain studi
Menurut Suma’mur P. K. (1996:190) cross sectional dimana yang menyangkut variabel
faktor penyebab kelelahan kerja umumnya bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam
berkaitan dengan sifat pekerjaan yang monoton waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini
(kurang bervariasi), intensitas kerja dan adalah penjaga warnet sekelurahan sekaran
ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi, yang berjumlah 33 orang. Sampel dalam
keadaan lingkungan kerja (cuaca kerja, radiasi, penelitian ini adalah semua penjaga warnet
pencahayaan, dan kebisingan), sebab-sebab yang berjumlah 33 orang dari 10 warnet yang
mental (faktor psikologis), penyakit dan gizi. berada di kelurahan Sekaran. Teknik
Jadi kelelahan merupakan hasil dari berbagai pengambilan sampel dalam penelitian ini
ketegangan yang dialami oleh tubuh manusia menggunakan total sampling, karena sedikitnya
sehari-hari. Pemulihannya dapat dengan jumlah populasi yang ada pada penelitian ini,
10
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
sehingga semua anggota populasi menjadi hubungan antara shift kerja dengan kelelahan
sampel. kerja subyektif pada penjaga warnet Kelurahan
Variabel independen adalah shift kerja Sekaran Dalam penelitian ini digunakan uji
operator penjaga warnet pada warung internet chi square dan jika tidak memenuhi syarat uji
di Kelurahan Sekaran. Variabel dependen tersebut, maka uji yang dipakai adalah fishers
adalah kelelahan kerja subyektif. Variabel exact test. Syarat uji chi square adalah bila tidak
moderator adalah umur, jenis kelamin, kondisi ada sel nilai observed yang bernilai nol dan tidak
psikologis, riwayat penyakit, status gizi, sikap ada sel yang mempunyai nilai expected kurang
kerja, beban kerja, lama kerja, dan lingkungan dari 5.
kerja. Variabel moderator adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau HASIL DAN PEMBAHASAN
memperlemah) hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat (Sugiyono, 2007:4). Karena Responden dalam penelitian ini yaitu
sedikitnya populasi dan sampel maka semua penjaga warnet Kelurahan Sekaran dengan
variabel yang termasuk kedalam variabel karakteristik individu sebagai berikut: usia
moderator diabaikan. sebagian besar berusia 20-24 tahun (69,7 %)
Instrumen yang digunakan dalam berjumlah 23 orang responden,untukjenis
penelitian ini adalah menggunakan kuesioner, kelamin sebanyak 10 orang responden berjenis
timbangan berat badan, dan microtoice. kelamin wanita (69,7 %) dan untuk jenis
Pengukuran secara langsung dalam penelitian kelamin pria (30,3 %) sejumlah 23 responden.
ini yaitu pengukuran status gizi. Perangkat yang Kemudian status gizi, status gizi terbanyak
digunakan untuk pengukuran status gizi yaitu adalah normal sebanyak 26 orang (78,8 %).
dengan menggunakan timbangan berat badan Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sampai
dan microtoa. Pengukuran dengan menggunakan tabel 3, sebagai berikut dibawah:
KAUPK2 yang disusun oleh Setyawati (1994)
untuk mengukur kelelahan kerja subyektif. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini Umur
adalah explanatory research atau penelitian Umur Frekuensi Prosentase (%)
penjelasan yaitu dengan menjelaskan ada (Tahun)
tidaknya hubungan antar variabel melalui (16-19) 8 24,2
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. (20-24) 23 69,7
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis (25-29) 1 3,03
komparasi yaitu untuk menjawab apakah (30-34) 1 3,03
terdapat hubungan antara shift kerja dengan Jumlah 33 100
kelelahan kerja subjektif pada penjaga warnet di
Kelurahan Sekaran, untuk mengetahui apakah Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
proporsi operator shift pagi yang mengalami sebanyak 24,2% atau 8 orang responden
lelah tidak lebih banyak dari proporsi shift berusia16-19 tahun, untuk usia 20-24 tahun
malam yang mengalami kelelahan. sebanyak 23 responden sebanyak 69,7 %, dan
Pengambilan keputusan dalam penelitian ini, untuk usia 25 sebanyak 1 responden (3,03%)
apabila p value lebih kecil dari alpha (0,05), dan usia 30-34 tahun sebanyak 1 orang
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti responden (3,03%). Sebagian besar dari operator
proporsi penjaga warnet, operator shift pagi yang penjaga warnet adalah mahasiswa dengan umur
lelah lebih banyak dari proporsi operator shift 20-24 tahun.
malam, sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan antara proporsi responden shift pagi
mengalami lelah dengan proporsi shift malam
mengalami lelah, yang mana hal ini berarti ada
11
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
12
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
Tabel 6. Tabulasi Silang antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Subyektif
Kelelahan Kerja Subyektif
Shift Kerja Lelah Sangat Lelah Total P Value
F % F % F %
Pagi 17 51,52 2 6,06 19 57,58
0,496
Malam 14 42,42 0 0 14 42,42
Jumlah 31 93,94 2 6,06 33 100
Berdasar tabel 6, responden shift pagi statistik (Ho) ditolak dan hipotesis hubungan
yang menderita lelah sebanyak 17 orang (Ha) diterima.
(51,52%), responden shift pagi yang menderita Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak
sangat lelah sebanyak 2 orang (6,06%), terdapat hubungan antara shift kerja dengan
sedangkan responden shift malam yang lelah kelelahan kerja Subyektif. Hasil uji statistik
sebanyak 14 orang (45,42%) dan responden shift diperoleh nilai p (0,496). Berdasarkan hasil uji
malam yang sangat lelah 0 atau responden fisher menunjukan bahwa nilai p (0,496 dan
(penjaga warnet) shift malam semua mengalami 0,324) > 0,05 maka hipotesis statistik (Ho)
lelah. ditolak dan hipotesis hubungan (Ha) diterima
Dikarenakan ada nilai expected count yang atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan
kurang dari lima (50%) maka tidak layak untuk antara shift kerja dengan kelelahan kerja
menggunakan chi square karena tidak memenuhi subyektif pada penjaga warnet di Kelurahan
syarat, oleh karena itu uji yang digunakan Sekaran. Proporsi responden shift pagi yang
adalah uji alternatif yaitu uji fisher, diperoleh mengalami lelah tidak lebih banyak daripada
nilai p value 0,496 (p< 0,05). Hal ini proporsi responden shift malam yang mengalami
menunjukan bahwa proporsi responden shift lelah.
pagi yang mengalami lelah sama dengan Hasil ini berbeda dengan penelitian
proporsi responden shift malam yang mengalami Taufiq Ihsan (2012) yang menyatakan shift kerja
lelah, sehingga dapat disimpulkan tidak ada memberikan pengaruh terhadap tingkatan
hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kelelahan pekerja. Hal ini juga tidak sesuai
kerja subyektif pada penjaga warnet di dengan teori yang ada, mengatakan bahwa shift
Kelurahan Sekaran. dapat mempengaruhi beberapa perubahan fisik
Pada tahap awal pengujian, uji statistik dan psikologi tubuh manusia diantaranya
yang digunakan uji chi square karena variabel adalah kelelahan. Menurut Wijaya, dkk (2006),
merupakan variabel kategorikal tidak menyebutkan bahwa shift dapat berperan
berpasangan. Namun uji chi square tidak dapat penting terhadap permasalahan pada manusia
dilakukan karena tidak memenuhi syarat (ada yang dapat meluas menjadi ganguan tidur,
sel yang kosong). Oleh karena itu dilakukan gangguan fisik dan psikologi, gangguan sosial
penggabungan sel yang semula 2x3 menjadi serta kehidupan keluarga. Disebutkan bahwa
2x2. Selanjutnya, dilakukan uji chi square untuk dalam jangka waktu yang lama shift kerja dapat
tabel 2x2 namun karena tetap tidak memenuhi menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan
syarat (nilai frekuensi harapan kurang dari 5) tidur, dan kelelahan.
maka dipilihlah uji fisher sebagai alternatif uji chi Menurut hasil penelitian Wijaya, dkk
square. Hasil uji Fisher menunjukan nilai (2006), yang dilakukan pada perawat di salah
signifikansi (p) sebesar 0,496 (2-sided) dan 0,324 satu Rumah Sakit di Yogyakarta, menunjukan
(1-sided). Berdasarkan ketentuan yang berlaku, bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan
disebutkan bahwa jika p < 0,05 maka hipotesis kerja pada tiap shift kerja. Pada shift pagi dan
shift malam dapat disimpulkan bahwa terdapat
13
Muvarichin / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)
perbedaan tingkat kelelahan kerja antar kedua pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial,
shift, antara shift sore dan shift malam juga akan tetapi penjaga warnet nampaknya sudah
terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja. terbiasa dan memang ada beberapa penjaga
Tingkat kelelahan kerja pada tingkat kelelahan warnet yang memang senantiasa bekerja di
shift pagi lebih rendah daripada shift sore, dan malam hari, sejalan dengan insomnia.
tingkat kelelahan shift sore lebih rendah
daripada shift malam. Dalam penelitian ini, SIMPULAN
proporsi shift pagi dengan shift malam yang
mengalami kelelahan adalah sama, adanya Berdasarkan hasil penelitian dan
hubungan ini lebih disebabkan karena lama pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
kerja operator (penjaga warnet) yang berbeda. berikut: tidak ada hubungan antarashift kerja
Rata-rata lama kerja penjaga warnet adalah 8 dengan kelelahan kerja subyektif pada penjaga
jam per hari. Operator shift pagi lebih lama warnet di Kelurahan Sekaran.
dalam bekerja, bahkan bisa mencapai lebih dari
8 jam, selain itu intensitas kerja operator pada UCAPAN TERIMA KASIH
siang hari maupun sore hari lebih dibandingkan
dengan malam hari terlihat dari kepadatan 1. Dosen beserta staf akademisi Fakultas Ilmu
pengguna warung internet. Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Walaupun ditemukan banyak responden yang telah membantu dalam penyelesaian
penjaga warnet yang mengalami lelah namun penelitian ini.
ternyata operator komputer termasuk penjaga 2. Kepala Kesbangpol Kota Semarang atas
warnet termasuk kedalam beban kerja ringan, rekomendasi ijin penelitian yang diberikan.
pekerjaan operator (penjaga warnet) di warnet 3. Kepala Kelurahan Sekaran atas ijin
tergolong ringan, akan tetapi banyak faktor yang penelitian.
lain yang perlu turut diteliti, yang juga dapat
menyebabkan lelah misal jenis monitor, lama DAFTAR PUSTAKA
melihat ke arah monitor, dan jumlah kedipan.
Kelelahan merupakan suatu perasaan yang BPTIK, 2010, Rencana Strategis Teknologi Informasi
bersifat subyektif. Lelah adalah aneka keadaan dan Komunikasi, Semarang: BPTIK Unnes.
yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan Depkes RI, 2008, Standar Pelayanan Kesehatan Kerja
dalam bekerja. Dasar, Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan
Berdasarkan hasil dari penelitian Masyarakat Departemen Kesehatan RI.
pengukuran kelelahan kerja, yang dilakukan Depkes RI, 2009, Pedoman Pemeriksaan Kesehatan
Bagi Pekerja, Jakarta: Direktorat Bina
oleh Didik Slamet R (2009) dengan KAUPK2
Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI.
dapat diketahui bahwa 28,52% responden
Didik Slamet Riyanto, 2009, Hubungan antara
mengalami pelemahan kegiatan, 32,65% Desain Kursi Kerja dan Penerangan dengan
responden mengalami pelemahan motivasi dan Kelelahan Subyektif pada Tenaga Kerja YAKES
38,83% responden mengalami kelelahan fisik TELKOM Area Jateng & DIY Tahun 2008,
akibat keadaan fisik, dari data tersebut diketahui Skripsi: Unnes.
bahwa prosentase kelelahan fisik akibat keadaan Feri Sulianta, 2007, Cyberworld Ethies, yang Perlu
fisik lebih besar daripada pelemahan kegiatan Remaja dan Orang Tua Ketahui, Yogyakarta:
dan pelemahan motivasi. Oleh karena itu masih Andi Publisher.
banyak faktor lainnya yang perlu untuk diteliti Sugiyono, 2007, Statisik untuk Penelitian, Bandung:
CV. Alfabeta
dalam kelelahan kerja subyektif penjaga warnet.
Suma’mur P. K., 1996, Higene Perusahaan dan
Kerja malam hari adalah kondisi yang
Kesehatan Kerja, Jakarta: Gun
dapat menghambat kemampuan adaptasi
14