Anda di halaman 1dari 9

1

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian


Volume X Nomor X: XX-XX (20XX)

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian


http://ojs.uho.ac.id/index.php/JMIP
ISSN 2721-5709 (Online)

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Ergonomi pada Proses
Produksi di UKM Meohai

Application of Occupational Safety and Health at Meohai SMEs in Onewila Village,


Ranomeeto District, South Konawe Regency
Suwindyastri Belan Putri1
1
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jalan Poros Bandara Haluoleo, Konawe Selatan 93871, Indonesia
*
email_suwindyastribelanputri@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
ergonomi pada proses produksi di UKM Meohai. Penelitian ini dilakukan di UKM Meohai di Desa Onewila,
Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pada hari Sabtu, 16 April 2022 pukul
10.00 WITA sampai selesai. Jenis dan sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data melalui observasi dengan melihat dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan penerapan K3 dan Ergonomi di UKM Meohai terutama selama proses produksi.
Kemudian dengan wawancara mengajukan pertanyaan kepada pekerja yang berhubungan langsung dengan
penerapan K3 dan Ergonomi di UKM Meohai, sehingga data yang didapatkan lebih akurat. Terakhir studi pustaka
dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data serta informasi melalui beberapa buku dan sumber-
sumber lainnya yang berhubungan dengan penerapan K3 dan Ergonomi. Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan akan menggunakan NVIVO kemudian pemberian solusi bagi UKM dalam penerapan K3 dan
Ergonomi.
Kata kunci: UKM Meohai, Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Ergonomi, Desa Onewila, Kecamatan
Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia

Abstract
This study aims to determine how the application of occupational safety and health (K3) and ergonomics in
the production process at UKM Meohai. This research was conducted at Meohai SMEs in Onewila Village,
Ranomeeto District, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi. On Saturday, April 16, 2022 at 10.00 WITA
until finished. The types and sources of data in this study are primary data and secondary data. The technique of
collecting data is through observation by observing and observing directly the activities related to the
implementation of K3 and Ergonomics in UKM Meohai, especially during the production process. Then by
interviewing workers with questions that are directly related to the implementation of K3 and Ergonomics at
UKM Meohai, so that the data obtained is more accurate. Finally, the literature study was carried out by studying
and collecting data and information through several books and other sources related to the application of K3 and
Ergonomics. The data obtained from the observations will use NVIVO and then provide solutions for SMEs in the
application of OHS and Ergonomics.
Keywordss: UKM Meohai, Implementation of Occupational Safety and Health, Ergonomics, Onewila Village,
Ranomeeto District, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi, Indonesia

PENDAHULUAN

Faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman
bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Kondisi lain adalah, masih kurangnya kesadaran dari sebagian
besar masyarakat perusahaan, bagi pengusaha maupun tenaga kerja akan arti pentingnya K3 merupakan
hambatan yang sering dialami (Tarwaka, 2008). Menurut Ramli (2010) karena setiap perusahaan
memiliki tempat kerja yang selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan.
2
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan
Dalam hal ini aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi sangat penting bagi perusahaan
karena merupakan salah satu faktor pencegahan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Oleh sebab itu
perusahaan menerapkan tahapan-tahapan dan aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga
dapat mengurangi kecelakaan kerja (Fridayanti dan Kusumasmoro, 2016). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menurut Hartatik (2014) sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umunya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Djumena (2006) bahwa K3 belum mendapat tempat atau belum merupakan skala
prioritas, hal ini tercermin dengan banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi, terutama di Usaha Kecil
Menengah (UKM). UKM sangat berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja, hal ini terbukti bahwa
91% dari 169.524 badan usaha di Indonesia adalah UKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 90%.
Pekerj a pada sektor UKM inilah yang perlu mendapat penyadaran tentang Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3) oleh karena mereka sangat rentan terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Jika
perusahaan kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan pekerja, maka
kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan kerugian perusahaan akan meningkat
(Fridayanti dan Kusumasmoro, 2016).
Suatu proses industri merupakan suatu sistem kerja yang saling mendukung satu sama lain dari
tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem kerja yang tidak ergonomis dalam suatu perusahaan
seringkali kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen perusahaan. Sebagai contoh antara lain
cara, sikap, dan posisi kerja yang kurang mendukung. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan
berpengaruh terhadap produktivitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya (Ramdadhani, 2003).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan pekerja adalah dengan memperebaiki
fasilitas kerja yang tidak ergonomis dalam arti desain yang tidak sesuai dengan antropometri pengguna.
Perancangan sistem kerja yang ergonomis pada proses produksi yang melibatkan banyak pekerja dalam
divisi sortir produksi kacang garing, perbaikan ini dilakukan dengan mengukur tingkat kelelahan yang
dilihat dari besarnya denyut jantung dan dalam hubungannya dengan konsumsi energi, dan penyebaran
kuesioner Nordic body map yang yang dip erlukan dalam memberikan informasi untuk merancang
desain meja dan kursi yang ergonomis (Arikunto, 2002).
UKM Meohai adalah usaha pembuatan jahe instan di daerah Ranomeeto yang berdiri sejak tahun
2020. UKM Meohai memiliki 10 jumlah karyawan yang bekerja yang tidak dipungkiri bahwa terdapat
bermacam-macam jenis bahaya yang bisa saja terjadi mulai dari proses awal hingga produksi akhir
sehingga UKM ini menerapkan K3 dan ergonomi dalam proses produksinya sebagai upaya pencegahan.
Oleh karena itu membahas sebuah topik tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Ergonomi di UKM Meohai menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan ergonomi pada proses produksi di UKM Meohai.

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di UKM Meohai di Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten
Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pada hari Sabtu, 16 April 2022 pukul 10.00 WITA sampai selesai.

2. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer diperoleh secara langsung dari hasil observasi dan wawancara. Jenis data yang
diperoleh adalah data primer aktif dan pasif. Data primer aktif diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan pekerja yang berhubungan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan Ergonomi di UKM Meohai. Sedangkan data primer pasif dari hasil observasi atau
pengamatan terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Ergonomi di UKM
Meohai.
b. Data Sekunder diperoleh dari pihak lain yang tidak perlu diolah kembali untuk dapat digunakan
sebagai sumber informasi, berupa data sekunder internal yaitu data yang tersedia di dalam
perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, Standar Prosedur Operasional

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


3
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan
(SOP) beserta tanggung jawab dan wewenang mengenai penerapan (K3) dan Ergonomi di UKM
Meohai.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data melalui observasi dengan melihat dan mengamati secara langsung
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penerapan K3 dan Ergonomi di UKM Meohai terutama
selama proses produksi. Kemudian dengan wawancara mengajukan pertanyaan kepada pekerja yang
berhubungan langsung dengan penerapan K3 dan Ergonomi di UKM Meohai, sehingga data yang
didapatkan lebih akurat. Terakhir studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan
data serta informasi melalui beberapa buku dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan
penerapan K3.
4. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara akan dianalisis menggunakan NVIVO
kemudian pemberian solusi bagi UKM dalam penerapan K3 dan Ergonomi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Proses Produksi
Beberapa proses produksi jahe bubuk yang berkaitan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja pada UKM Meohai yaitu :
a. Proses Pencucian Jahe
Pada proses pencucian ini para pekerja hanya menggunakan tangan kosong tanpa adanya APD
seperti sarung tangan, masker, dan celemek. Sehingga para pekerja sering mengeluhkan bahwa tangan
mereka lecet akibat pencucian jahe yang berulang-ulang kali. Lalu tempat pencucian yang kecil serta
keran air yang hanya ada satu membuat pekerjaan para pekerja menjadi lama.

Gambar 1. Pencucian Jahe

Perbaikan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah memberi para pekerja sarung tangan, masker,
dan celemek sebagai salah satu upaya pencegahan kecelakaan dan penyedian keran yang lebih banyak
dan perluasan tempat pencucian agar mempermudah pencucian jahe serta mempercepat proses tersebut.
Sebuah teori Mangkunegara (2016) menyatakan bahwa K3 memiliki beberapa tujuan diantaranya
adalah agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik, sosial,
maupun psikologis; agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya; agar semua
hasil produksi dipelihara keamanannya; agar meningkatan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja; agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja; dan
agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

b. Proses Pemarutan Jahe


Pada proses pemarutan jahe para pekerja sudah diberi sarung tangan serta alat bantu sendok kayu
agar mencegah tangan para pekerja mengenai alat pemarut, namun para pekerja sering kali tidak
menggunakannya dan hanya memakai tangan kosong sehingga tingkat kecelakaan lebih tinggi sehingga
tangan para pekerja sering terluka.

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


4
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan

Gambar 2. Pemarutan Jahe

Perbaikan kedua yang harus dilakukan adalah memberikan peringatan bahkan mengadakan denda
bagi pekerja yang tidak memakai APD pada saat bekerja hal ini bisa membuat para pekerja mematuhi
peraturan pemakaian APD saat bekerja. Selain itu, sebaiknya para pekerja diberikan celemek dan
kacamata agar mata tetap terlindungi saat pemarutan jahe.
Sebuah teori yang dikemukakan oleh Suardi (2006) bahwa dalam penerapan K3 terdapat beberapa
manfaat, yaitu perlindungan karyawan, memperlihatkan kepatuhan pada Peraturan dan Undang-undang,
mengurangi biaya, membuat sistem menejemen yang efektif, dan meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan. Prosedur dan instruksi kerja dengan penerapan K3 untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. K3 sangat penting untuk diterapkan guna mencegah terjadinya kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.

c. Proses Pemerasan Sari Jahe


Pada proses pemerasan sari jahe ini para pekerja menggunakan sarung tangan dan masker saat
pekerja namun hal ini tidak mencegah terjadinya kecelakaan seperti sari jahe yang sering muncrat ke
mata dan membuat pedih mata, lalu kadang para pekerja mengeluhkan tangan yang sakit karena
memeras manual menggunakan tangan dan pekerjaan sering terhambat.

Gambar 3. Pemerasan Sari Jahe

Perbaikan ketiga yang dilakukan adalah pemberian celemek agar sari jahe tidak mengenai baju dan
pemberian kacamata agar sari jahe tidak muncrat mengenai mata. Selain itu, untuk mengefisienkan
pekerjaan sebaiknya pengadaan mesin pemeras sari membantu para pekerja selain menjadi lebih cepat
dan pekerja tidak mengeluhkan tangan yang sakit lagi.
Dalam hal ini ergonomi membuat peralatan sesuai dengan pemakai, sehingga memungkinkan
terjadinya sikap kerja yang alamiah pada tenaga kerja. Kondisi ini dapat mengurangi timbulnya
penyakit akibat kerja dan bahaya kecelakaan (Santosa, 2016). Arikunto (2002) menyatakan, ergonomis
dapat mengurangi beban kerja. Hal ini berarti tenaga kerja dapat memaksimalkan sistem kerjanya. Di
samping itu, ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja, misalnya: desain stasiun kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem
kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station).

d. Proses Pemasakan Sari Jahe

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


5
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan
Pada proses ini pekerja diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan dan beberapa pekerja
mengeluhkan pinggang, bokong, dan tangan yang sering kesakitan akibat tempat pemasakan yang
berada dilantai membuat mereka harus sering duduk dan mengaduk sari jahe hingga berbentuk bubuk.

Gambar 4. Pemasakan Sari Jahe

Gambar 5. Bubuk Jahe

Perbaikan keempat yang dilakukan adalah mengganti posisi memasak dengan menempatkan
kompor diatas meja agar pekerja bisa bekerja dengan badan tegak. Menurut Ramadhani (2003) pekerja
yang bekerja dalam posisi tegak, dengan lengan atas dalam posisi santai dan dalam posisi vertikal yang
dekat dengan meja, dan lengan bawah dimiringkan sedikit dari kedudukan horizontal, dengan
ketinggian bangku kerja kira-kira 50 mm dibawah siku. Selain itu, menurut Simpen (2019) tinggi
permukaan meja kerja 58 cm ini untuk mengurangi kelelahanpada otot kaki direkomendasikan meja
kerja ditambah dengan sandaran kaki (foot rest) yang diletakkan di bawah meja 25 cm dari sisi luar
lebar meja dengan tinggi 10 cm dari lantai, sehingga kaki dapat beristirahat sewaktu-waktu apabila telah
terasa lelah akibat posisi duduk yang statis.
Lalu lebar tempat duduk dirancang dengan menggunakan ukuran 95-th persentil lebar pinggul
pekerja yaitu 35,63 cm yang dibulatkan menjadi 36 cm, sehingga pekerja yang memiliki pinggul yang
besar bisa masuk, untuk ukuran panjang tempat duduk dirancang dengan menggunakan 50-th persentil
pantat poplitea pekerja yaitu 38,58 cm yang dibulatkan menjadi 39 cm, sehingga pekerja yang memiliki
bagian paha yang panjang dapat meletakkan paha seluruhnya, dan untuk ukuran sandaran dirancang
menggunakan 95th dari duduk tegak (tdt) pekerja yaitu 78,62 cm yang dibulatkan menjadi 79 cm.
(Simpen, 2019).
Selain itu, perlu diadakannya alat pemadam kebakaran sebagai pencegahan kecelakaan seperti
kebaran dan sebaiknya para pekerja diwajibkan menggunakan celemek tidak mengotori baju pekerja
dan topi agar rambut tidak jatuh ke jahe bubuk.

e. Proses Packing Jahe Bubuk


Pada proses ini para pekerja diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan saat memasukan
jahe bubuk tersebut. Para pekerja mengeluh sering mengeluhkan mata mereka terkena bubuk jahe
tersebut dan menempel di baju para pekerja.

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


6
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan

Gambar 6. Packing Jahe

Perbaikan terakhir yang dilakukan yaitu para pekerja harusnya memakai kacamata agar tidak
terkena bubuk jahe yang dapat merusak mata dan menggunakan celemek agar bubuk jahe tidak
menempel pada pakaian pekerja.
Peranan ergonomi dalam sistem kerja adalah untuk melindungi tenaga kerja dari pengaruh negatif
akibat pemakaian peralatan atau mesin yang tidak serasi dengan gerakan kerja manusia (Ramadhani,
2003). Menurut Santosa (2016), penerapan ergonomi adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan
visual dan postur kerja desain suatu perkakas kerja (handstool) untuk mengurangi kelelahan kerja,
desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses transfer
informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan risiko kesalahan, serta
supaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan hilangnya risiko kesehatan akibat metode kerja yang
kurang tepat.
Penerapan K3 juga pada UKM untuk mengurangi resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Pembagian APD bukan hanya untuk melindungi diri tetapi juga dapat memberikan kesehatan untuk
pemakainya (Fridayanti dan Kusumasmoro, 2016).

KESIMPULAN

UKM Meohai ini merupakan industri yang mempunyai beberapa aspek dalam proses produksi
yang masih perlu diperbaiki, dapat dilihat pada beberapa proses produksi yaitu :
a. Proses pencucian jahe ini, para pekerja hanya menggunakan tangan kosong tanpa adanya APD
seperti sarung tangan, masker, dan celemek. Sehingga para pekerja sering mengeluhkan bahwa
tangan mereka lecet akibat pencucian jahe yang berulang-ulang kali. Lalu tempat pencucian yang
kecil serta keran air yang hanya ada satu membuat pekerjaan para pekerja menjadi lama. Beberapa
perbaikan yang sebaiknya dilakukan adalah memberi para pekerja sarung tangan, masker, dan
celemek sebagai salah satu upaya pencegahan kecelakaan dan penyedian keran yang lebih banyak
dan perluasan tempat pencucian agar mempermudah pencucian jahe serta mempercepat proses
tersebut.
b. Proses pemarutan jahe ini, para pekerja sudah diberi sarung tangan serta alat bantu sendok kayu agar
mencegah tangan para pekerja mengenai alat pemarut, namun para pekerja sering kali tidak
menggunakannya dan hanya memakai tangan kosong sehingga tingkat kecelakaan lebih tinggi
sehingga tangan para pekerja sering terluka. Perbaikan yang harus dilakukan adalah memberikan
peringatan bahkan mengadakan denda bagi pekerja yang tidak memakai APD pada saat bekerja hal
ini bisa membuat para pekerja mematuhi peraturan pemakaian APD saat bekerja. Selain itu,
sebaiknya para pekerja diberikan celemek dan kacamata agar mata tetap terlindungi saat pemarutan
jahe.
c. Proses pemerasan sari jahe ini, para pekerja menggunakan sarung tangan dan masker saat pekerja
namun hal ini tidak mencegah terjadinya kecelakaan seperti sari jahe yang sering muncrat ke mata
dan membuat pedih mata, lalu kadang para pekerja mengeluhkan tangan yang sakit karena memeras

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


7
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan
manual menggunakan tangan dan pekerjaan sering terhambat. Perbaikan yang perlu dilakukan
adalah pemberian celemek agar sari jahe tidak mengenai baju dan pemberian kacamata agar sari jahe
tidak muncrat mengenai mata. Selain itu, untuk mengefisienkan pekerjaan sebaiknya pengadaan
mesin pemeras sari membantu para pekerja selain menjadi lebih cepat dan pekerja tidak
mengeluhkan tangan yang sakit lagi.
d. Proses pemasakan sari jahe, ini pekerja diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan dan
beberapa pekerja mengeluhkan pinggang, bokong, dan tangan yang sering kesakitan akibat tempat
pemasakan yang berada dilantai membuat mereka harus sering duduk dan mengaduk sari jahe
hingga berbentuk bubuk. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah mengganti posisi memasak dengan
menempatkan kompor diatas meja agar pekerja bisa bekerja dengan posisi badan tegak. Selain itu,
perlu diadakannya alat pemadam kebakaran sebagai pencegahan kecelakaan seperti kebaran dan
sebaiknya para pekerja diwajibkan menggunakan celemek tidak mengotori baju pekerja dan topi
agar rambut tidak jatuh ke jahe bubuk.
e. Proses packing jahe bubuk ini, para pekerja diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan saat
memasukan jahe bubuk tersebut. Para pekerja mengeluh sering mengeluhkan mata mereka terkena
bubuk jahe tersebut dan menempel di baju para pekerja. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu para
pekerja harusnya memakai kacamata agar tidak terkena bubuk jahe yang dapat merusak mata dan
menggunakan celemek agar bubuk jahe tidak menempel pada pakaian pekerja.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini karena
tanpa bantuan dan kerja samanya maka penelitian ini tidak akan selesai tepat waktu.

Daftar Pustaka

Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke-12. Rineka Cipta : Jakarta.

Aztanti Srie Ramadhani. 2003. Ergonomi, Bunga Rampai Hiperkes & KK, Edisi Kedua (Revisi). Universitas
Diponegoro : Semarang.

Erlangga Djumena, 2006 http://www. Kompas.com//utama/news/0601/12/120140.htm, Menakestrans: Angka


Kecelakaan Kerja Masih Tinggi.

Fridayanti, N., dan Kusumasmoro, R. 2016. Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT Ferron Par
Pharmaceuticals Bekasi. Jurnal Administrasi Kantor. 4 (1) : 211-234.

Hartatik, IP. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta : Laksana.

Konradus D. 2006. Keselamatan Kesehatan Kerja Membangun SDM Pekerja Sehat, Produktif dan Kompetitif.
Jakarta : Litbang Danggur & Partners.

Mangkunegara, A. A. A. P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001), Seri Manajemen K3.
Jakarta : PT Dian Rakyat.

Santosa, I. G. 2016. Pengaruh Penerapan Ergonomi Pada Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Pekerja
Pembungkus Dodol Di Desa Penglatan Kabupaten Buleleng. Jurnal LOGIC. 16 (1) : 58-63.

Simpen, I. K. 2019. Pengaruh Penerapan Ergonomi Pada Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Pekerja
Pembungkus Dodol. Jurnal VASTUWIDYA. 1 (2) : 59-66.

Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PPM.

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


8
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan
Tarwaka. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Lampiran

Proses Dokumentasi
Pencucian Jahe

Pemarutan Jahe

Pemerasan menggunakan sarung tangan

Pemasakan Sari Jahe

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)


9
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada UKM Meohai di Desa Onewila Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan

Pengemasan

Dokumentasi bersama pemilik UKM

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, X(X):XX-XX (20XX)

Anda mungkin juga menyukai